Oleh:
NILA HOLIDA
NPM: 220102153
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Pembelajaran Membaca Dan Menulis dengan judul “Pendekatan ddan Metode
Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar”. Disamping itu, saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini.
Demikianyang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap maklah ini agar kedepannya
dapat penulis perbaiki. Karena penulis sadar, maklah yang dibuat ini banyak terdapat
kekurangan.
Nila Holida
ii
DAFTAR ISI
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 3
C. TUJUAN ........................................................................................................................ 3
D. MANFAAT ..................................................................................................................... 3
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 15
B. SARAN ......................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Membaca sangat berfungsi dalam hidup dan kehidupan manusia. Ada ungkapan yang
mengatakan bahwa membaca merupakan kunci menuju gudang ilmu. Orang yang banyak
membaca, berarti orang tersebut akan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman. Bahkan
Allah menyampaikan ayat pertama kepada nabi Muhammad Saw. yaitu berisi suruhan untuk
membaca. Sebagaimana tercantum dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5 yang artinya ” (1) Bacalah
dengan (mengebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. (4) Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di
ketahuinya. (Depag RI, 1997:1079).
Untuk siswa usia sekolah dasar, kemampuan membaca merupakan dasar untuk mereka
menguasai berbagai bidang studi. Jika siswa pada usia sekolah dasar tidak memiliki
kemampuan membaca, maka dia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari
berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Maka dari itu, siswa harus belajar membaca
agar dia mampu membaca untuk belajar. Membaca adalah salah satu inti dari belajar. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19
Tahun 2005 Pasal 21 ayat 2, Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan
mengembangkan budaya membaca dan menulis
Kemampuan membaca seseorang bukan karena kebetulan saja, tapi juga karena
seseorang tersebut belajar dan berlatih. Di sinilah letak pentingnya pembelajaran membaca.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar dinilai sangat penting. Hal ini dikarenakan oleh
kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa, namun lebih jauh yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Namun kenyataanya pembelajaran membaca
yang dilaksanakan di sekolah dasar masih belum memuaskan dan belum sesuai dengan
harapan.
1
menerapkan prosedur pembelajaran membaca yang kurang tepat. Di sisi lain, pengembangan
kemampuan metakognisi siswa melalui penguasaan berbagai macam strategi membaca masih
diabaikan oleh guru. Kondisi tersebut dapat berdampak pada kemampuan membaca siswa yang
dinilai masih cukup rendah. Kondisi ini masih jauh dari tujuan pembelajaran membaca yakni
siswa mampu membaca secara efektif dan fleksibel sehingga memiliki tingkat pemahaman
terhadap bacaan secara baik.
Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan serta meningkatkan
keterampilan berbahasa. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003,
pembelajaran membaca ialah salah satu aspek yang harus ditekankan dalam proses pendidikan.
Kurikulum sekolah dasar menekankan bahwa tujuan pembelajaran membaca di sekolah dasar
dibagi menjadi dua tahap, yaitu menguasai teknik membaca melalui membaca permulaan dan
mampu memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca pemahaman.
Kemampuan membaca adalah salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra,
sehingga penguasaan kemampuan membaca menjadi prasyarat penting bagi penguasaan ilmu
2
pengetahuan bagi para siswa. Namun, berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa masalah
dalam pembelajaran keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD, seperti
rendahnya keterampilan membaca permulaan siswa, lemahnya intonasi dan lafal siswa, serta
kurangnya penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran membaca permulaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian pembelajaran membaca di SD?
2. Apa saja strategi pembelajaran membaca di SD?
3. Apa saja teknik pembelajaran membaca di SD?
C. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui apa itu pembelajaran membaca di SD
2. Agar dapat mengetahui apa saja strategi dalam pembelajaran membaca di SD
3. Agar dapat mengetahui apa saja teknik dalam pembelajaran membaca di SD
D. MANFAAT
Agar guru dapat mengetahui apa saja strategi dan teknik pembelajaran membaca di SD.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SD
Membaca secara umum adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis. Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi
teks dengan bersuara atau dalam hati.
Dapat dipahami bahwa membaca pada dasarnya ialah suatu proses yang kompleks,
yang sejak permulaan abad ini telah banyak dilakukan studi dan penelitian dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda. Membaca merupakan proses mental atau kognitif yang membawa
seorang pembaca untuk mencoba mengikuti dan merespon pesan dari seorang penulis yang
berada jauh dan waktu yang berbeda.
4
menghubungkan tulisan dengan maknanya. Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai
dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi.
5
dilakukan melalui kegiatan membaca nyaring, seperti membacakan dongeng atau
puisi dengan ekspresi dan intonasi yang tepat. Dengan membaca dengan penuh
perasaan, siswa dapat mengembangkan kemampuan membaca yang lebih baik dan
memahami isi bacaan dengan lebih baik pula.
3. Membaca tanpa terbata-bata
Membaca tanpa terbata-bata dalam pembelajaran membaca di SD adalah
kemampuan siswa untuk membaca dengan lancar dan tanpa terhenti-henti. Hal ini
sangat penting dalam pembelajaran membaca di SD karena dapat membantu siswa
untuk memahami isi bacaan dengan lebih baik dan meningkatkan minat baca siswa.
Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca tanpa terbata-bata,
guru dapat menggunakan beberapa strategi, seperti membacakan kalimat sederhana,
memberikan latihan membaca yang terstruktur dan terarah, dan menggunakan
strategi membaca nyaring. Selain itu, pembelajaran membaca di SD juga harus
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan membaca tanpa terbata-bata.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA DI SD
Istilah strategi berasal dari Yunani strategia ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’.
Selanjutnya strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan,
seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan darat atau laut. Strategi dapat
diartikan pula sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal (Hidayat
2000:1).
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik,
taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).
Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan
komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang
6
akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada
siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima komponen umum strategi pembelajaran, yaitu (a)
kegiatan prapembelajaran, (b) penyajian informasi, (c) partisipasi siswa, (d) tes, dan (e) tindak
lanjut. Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat pengertian sebagai berikut
(Suparman 1993:156).
1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi
pelajaran kepada siswa.
2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan
siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah
dalam kegiatan pembelajaran.
Ada beberapa strategi pemebelajaran membaca yang dapat diterapkan di sekolah dasar,
antara lain:
7
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah salah satu
strategi pembelajaran membaca di SD yang melibatkan kerja sama antara siswa
dalam membaca dan menulis teks. Strategi ini melibatkan pembagian siswa ke
dalam kelompok kecil, di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk
membaca dan memahami bagian tertentu dari teks yang diberikan. Setelah itu, siswa
akan berdiskusi dan saling bertukar informasi untuk memastikan bahwa setiap
anggota kelompok memahami seluruh teks. Selanjutnya, siswa akan menulis
ringkasan atau komentar tentang teks tersebut. Tujuan dari strategi CIRC adalah
untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan kerja sama siswa.
Dalam semua aktivitas ini siswa belajar dalam kelompok belajar yang
heterogen. Semua kegiatan melibatkan siklus reguler yang melibatkan presentasi
dari guru, latihan tim, latihan indenpenden, prapenilaian, latihan tambahan, dan tes.
Strategi CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan menulis
reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. Metode CIRC dapat membantu guru
memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan integratif dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca.
2. Strategi turnamen membaca
Strategi ini merupakan pengembangan model pembelajaran kooperataif yang
digagas Slavin. Menurut Slavin (2005) model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamankan adanya kelompok-kelompok.
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda-beda (ada yang tinggi, sedang, dan rendah). Model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas,
struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu
tugas bersama dan harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas
yang diberi guru.
Strategi turnamen membaca merupakan metode pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan
sekaligus mengukur tingkat kinerja kooperatif siswa. Metode ini melibatkan siswa
dalam sebuah kompetisi yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
8
membaca dan memahami informasi yang mereka baca. Dalam strategi ini, siswa
biasanya dibagi ke dalam tim, dan setiap tim akan berkompetisi untuk mencapai
tujuan tertentu dalam membaca dan memahami teks yang diberikan.
Tujuan utama strategi turnamen membaca adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan sekaligus mengukur tingkat
kinerja kooperatif siswa dalam kelompok. Selain itu, metode ini juga bertujuan
untuk mengembangkan karakter sosial dan individual pada diri siswa.
3. Strategi grup investigasi
Strategi pembelajaran membaca kooperatif Grup investigasi pertama kali
dirancang oleh Hebert Thelen. Metode ini kemudian disempurnakan Sharan dan
rekan sejawatnya di Tel Aviv University. Dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca, metode ini sangat tepat digunakan dalam kegiatan membaca ekstensif.
Strategi Grup Investigasi dalam pembelajaran membaca di SD merupakan
metode pembelajaran kooperatif di mana siswa bekerja melalui enam tahapan.
Tahapan ini dimodifikasi dari teori Slavin dan Sharan. Strategi ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui kerja sama dalam kelompok.
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam
belajar, terutama dalam membaca.
Dalam hal ini siswa melakukan investigasi terhadap berbagai macam wacana
guna menemukan hubungan antara wacana tersebut. Tujuan akhirnya adalah siswa
mampu membuat sebuah laporan membaca yang bersumber dari berbagai sumber
bacaan sebagai wujud pemahaman mereka terhadap bahan bacaan yang dibacanya.
4. Strategi jigsaw membaca
Strategi Jigsaw membaca adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui kerja
sama dalam kelompok. Dalam strategi ini, siswa dibagi ke dalam kelompok-
kelompok kecil, di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk
membaca dan memahami bagian tertentu dari teks yang diberikan. Setelah itu, siswa
akan bergabung dengan anggota kelompok lain yang membaca bagian yang sama
untuk berdiskusi dan saling bertukar informasi. Selanjutnya, siswa akan kembali ke
kelompok awal untuk berbagi informasi tentang seluruh teks dan menulis ringkasan
atau komentar tentang teks tersebut. Tujuan dari strategi Jigsaw membaca adalah
untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan kerja sama siswa.
9
Pembelajaran jigsaw membaca adalah salah satu tipe pembelajaran membaca
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. pembelajaran ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara
sehingga selain meningkatkan kemampuan membaca siswa juga dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain.
5. Strategi skema kritis
Strategi pembelajaran membaca ini sebenarnya sebuah model yang
dikreasikan berdasarkan tahapan proses pembelajaran membaca sebagaimana telah
dikemukakan di atas. Strategi membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan
kemampuan membaca kritis.
6. Strategi transformasi persuasif
Strategi transformasi merupakan strategi pembelajaran membaca yang
diakhiri dengan pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya
menjadi jenis genre yang lainnya. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan
strategi ini seyogyanya merupakan wacana bersifat persuasif.
Tujuan utama penerapan strategi ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan
siswa membaca melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah dibacanya.
C. TELNIK PEMBELAJARAN MEMBACA DI SD
Teknik dapat diartikan sebagai cara, metode, atau langkah-langkah yang digunakan
agar bisa mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut para ahli, teknik ialah suatu kumpulan unsur
yang saling terkait dalam suatu antar relasi di antara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Teknik juga dapat berarti cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
suatu metode. Secara singkat, teknik adalah cara sistematis mengajarkan sesuatu, baik dalam
konteks pembelajaran maupun dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknik pembelajaran adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru
untuk melaksanakan pembelajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka
menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran untuk mencapai indikator atau tujuan
pembelajaran.
10
permulaan hingga teknik membaca di depan kelas, diskusi buku, dan menulis cerita atau teks
naratif.
Oleh karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada
tahap pelaksanaan pembelajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang
sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru dan murid itu adalah teknik
mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau
cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang
digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang di gunakan. Dengan kata lain,
pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Oleh karena
itu, teknik yang digunakan guru bisa sangat bervariasi. Untuk metode yang sama dapat
digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemamapuan guru itu
mencari ide atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan
baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya:
1. Situasi kelas
Situasi kelas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik
pembelajaran membaca di sekolah dasar. Berdasarkan penelitian, pengajaran
membaca di kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar sepenuhnya ditekankan pada segi
mekaniknya, artinya keterampilan membaca yang dilatih adalah jenis membaca
teknis dengan tujuan untuk mendidik siswa dari tidak dapat membaca menjadi
pandai membaca. Selain itu, penggunaan metode bermain juga telah terbukti
memiliki pengaruh positif terhadap keterampilan membaca permulaan siswa kelas
1 sekolah dasar. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa penggunaan
metode bermain berdampak positif terhadap keterampilan membaca permulaan
siswa. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang jarang melakukan
aktivitas membaca buku memiliki penguasaan bahasa dan keterampilan membaca
yang tidak berkembang dengan baik, sehingga situasi kelas dan kebiasaan membaca
siswa dapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa.
11
Dengan demikian, situasi kelas, metode pembelajaran, dan kebiasaan
membaca siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik pembelajaran
membaca di sekolah dasar. Oleh karena itu, peran guru dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendukung, memotivasi siswa untuk membaca, dan
menerapkan metode pembelajaran yang efektif sangatlah penting dalam
meningkatkan keterampilan membaca siswa di tingkat sekolah dasar.
2. Lingkungan
Lingkungan di kelas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap teknik
pembelajaran membaca di sekolah dasar. Penelitian menunjukkan bahwa faktor-
faktor penghambat membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar, seperti
kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan melalui
berbagai buku pelajaran, dapat dipengaruhi oleh lingkungan di kelas. Selain itu,
penggunaan metode bermain juga telah terbukti memiliki pengaruh positif terhadap
keterampilan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar
Dengan demikian, lingkungan di kelas, termasuk metode pembelajaran yang
diterapkan, faktor-faktor penghambat, dan minat baca siswa, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap teknik pembelajaran membaca di sekolah dasar.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik
pembelajaran membaca di sekolah dasar. Penelitian menunjukkan bahwa minat
baca siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar membaca
permulaan. Selain itu, emosi dan kepercayaan diri siswa juga dapat mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik
akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta kesulitan
dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan melalui berbagai buku
pelajaran.
Oleh karena itu, peran guru dalam memotivasi siswa untuk membaca dan
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung sangatlah penting dalam
meningkatkan keterampilan membaca siswa di tingkat sekolah dasar. Selain itu,
guru juga perlu memperhatikan kondisi siswa, seperti minat baca dan emosi siswa,
dalam menentukan teknik pembelajaran membaca yang tepat untuk diterapkan di
kelas. Dengan demikian, penggunaan teknik pembelajaran membaca yang tepat dan
disesuaikan dengan kondisi siswa dapat membantu meningkatkan keterampilan
membaca siswa di tingkat sekolah dasar.
12
4. Sifat-sifat siswa
Sifat-sifat siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik
pembelajaran membaca di sekolah dasar. Penelitian menunjukkan bahwa minat
baca siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar membaca
permulaan. Selain itu, emosi dan kepercayaan diri siswa juga dapat mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik
akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta kesulitan
dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan melalui berbagai buku
pelajaran.
Dengan demikian, sifat-sifat siswa, seperti minat baca, emosi, dan
kepercayaan diri, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap teknik pembelajaran
membaca di sekolah sadar. Oleh karena itu, peran guru dalam memotivasi siswa
untuk membaca dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung
sangatlah penting dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa di tingkat
sekolah dasar. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan sifat-sifat siswa dalam
menentukan teknik pembelajaran membaca yang tepat untuk diterapkan di kelas.
Dengan demikian, penggunaan teknik pembelajaran membaca yang tepat dan
disesuaikan dengan sifat-sifat siswa dapat membantu meningkatkan keterampilan
membaca siswa di tingkat sekolah dasar.
13
Membaca bahasa adalah aktivitas membaca yang bertujuan untuk menambah
keterampilan siswa dalam menggunakan makna bahasa. Teknik ini diberikan di
kelas 3, 4, 5, dan 6 sekolah dasar. Melalui teknik ini, diharapkan siswa dapat lebih
mudah memahami isi bacaan dan meningkatkan keterampilan dalam menggunakan
makna bahasa
3. Membaca cepat
Membaca cepat adalah teknik membaca yang dilakukan tanpa bersuara, di
mana mata dilatih untuk bergerak cepat saat membaca dan diusahakan agar dapat
menjangkau banyak kata/kalimat saat membaca. Semakin sering teknik ini
diberikan. Membaca cepat membantu siswa untuk meningkatkan kecepatan
membaca dan pemahaman isi bacaan dengan tetap memperhatikan detail-detail
penting.
4. Membaca bersama
Membaca bersama merupakan metode belajar membaca di SD dengan
membaca bersama-sama untuk meningkatkan semangat anak untuk belajar. Teknik
ini dapat dilakukan dengan cara membaca bersama-sama di kelas atau dengan
membaca bersama-sama di rumah bersama orang tua. Melalui metode ini, siswa
dapat belajar membaca dengan lebih menyenangkan dan meningkatkan
kemampuan membaca mereka.
5. Mewarnai pada bentuk huruf
Mewarnai pada bentuk huruf merupakan salah satu teknik belajar membaca
yang efektif untuk siswa sekoah dasar. Siswa cenderung menyukai kegiatan
mewarnai, sehingga mteknik ini dapat digunakan untuk memperkenalkan huruf-
huruf dan membantu anak mengingat bentuk huruf dengan lebih baik. Melalui
kegiatan mewarnai pada bentuk huruf, siswa dapat belajar huruf-huruf secara
interaktif dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan minat mereka dalam
belajar membaca.
14
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sebagai seorang manusia yang wajib menuntut ilmu tentu membaca adalah kunci
utamanya. Dalam membaca dituntut kepahaman akan simbol-simbol lisan yang dibaca. Selain
kepahaman diperlukan pula daya ingat yang kuat untuk menguasaiilmu. Oleh karena itu,
membacalah dengan seksama dan buatlah cacatan kecil untuk selalu mengingat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, HB (2016). Strategi Pembelajaran Membaca Terpadu dengan Model Konferensi di
Sekolah Dasar. STYLISTICS: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1 (1).
Huda, M. (2018). Strategi Berpikir Integratif dalam Pembelajaran Membaca Lintas Kurikulum
di Sekolah Dasar. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2), 26-34.
16