Anda di halaman 1dari 16

Tuga ke-2

KONSEP DASAR PEMEBLAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI


SD KEADAAN, PERMASALAHAAN DAN SOLUSI PEMBELAJARAN
MEMBACA DAN MENULIS SD

Dosen Pengampu:Zulfadli Hamdi M.pd

Oleh:
Laili Wahdiani
NPM: 220102097

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Membaca dan
Menulis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR(PGSD)

FSKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh

Pertama tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat dan sempat sehingga kita dapat menjalankan proses Pendidikan di
bangku perkuliahan dan berkat Allah SWT makalah ini bisa terselesaikan alhamdulillah.

Kedua kalinya sholawat daan salam tak lupa pula kita curahkan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW yang ttelah membawa umattanya dari zaman kebodahan
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Sebelumnya saya ucapkan terimaksih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah
“Pembelajaran Membaca dan Menulis” yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Wassalamualikum warahmatullahi wabarokatuh.

Pancor, 31 oktober 2023

LAILI WAHDIANI
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Makala............................................................................................................

BAB II PEMAHASAN........................................................................................................

A. Konsep pembelajaran menulis..................................................................................


B. Model pembelajaran menulis.....................................................................................
C. Model rountable.........................................................................................................
D. Model brown..............................................................................................................
E. Model sugesti-imajinasi.............................................................................................
F. Pembelajaran membaca ............................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu


pengetahuan. Pendidikan dilakukan secara sadar dan direncanakan agar manusia
mendapat wawasan dan dapat berubah ke arah yang lebih baik. Pendidikan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu pendidikan non-formal yang dilakukan di rumah
dengan orangtua sebagai pendidik, dan pendidikan formal yang dilakukan di
sekolah. Pendidikan formal lebih teratur daripada pendidikan non-formal, seperti
adanya tenaga pendidik profesional (guru), proses pembelajaran yang terjadwal,
dan peratura-peraturan yang telah ditetapkan. Pada proses pembelajaran terjadi
interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Pada kegiatan tersebut terjadi proses
transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan dari guru siswa. Salah satu kegiatan
yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah membaca. Membaca adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh semua orang. Menurut
Tarigan membaca adalah proses seorang pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan oleh penulis melalui media tulisan (dalam Nurani et al., 2021).
Sedangkan Crawley dan Mountain berpendapat bahwa membaca merupakan
kegiatan yang rumit dan melibatkan beberapa hal seperti melafalkan tulisan,
aktivitas visual, pikiran, psikolinguistik, hingga metakognitif (dalam Rahim,
2018). Dengan membaca seorang siswa akan memperoleh banyak wawasan dan
infomasi sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan saat mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini karena hampir semua materi dan tugas yang diberikan saat
pembelajaran berasal dari teks-teks yang mau tidak mau harus dibaca oleh siswa.
Oleh karena itu, keterampilan membaca harus diajarkan sedini mungkin. Apabila
mereka masih belum mampu membaca, maka kemungkinan besar tidak dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik, mengerjakan tugas pun akan sangat
kesulitan.
B. Rumusan Masaklahh

1. Bagaimana proses membaca dan menulis permulaan pada anak SD ?


2. Apa tujuan pembelajaran membaca dan menulis?
3. Apa saja hambatan proses membaca dan menulis pada anak SD ?
C. Tujuan

1. untuk mengidentifikasi proses membaca dan menulis permulaan pada anak SD


2. untuk mengetahui tujuan pembelajaran membaca dan menulis
3. untuk mengatahui hambatan dalam proses membaca dan menulis pada anak SD
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Konsep Pembelajaran Menulis
Seperti halnya kemampuan membaca, kemampuan menulis diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: untuk menulis surat, menulis pesan,
mengisi formulir menjadi anggota koperasi atau nasabah bank, dan sebagainya.
Demikian pula di sekolah, anak memerlukan kemampuan menulis, misalnya untuk
menuliskan pendapatnya tentang buku yang telah selesai dibacanya, membuat
catatan, membuat ringkasan, menulis laporan setelah selesai melakukan percobaan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau setelah melakukan wawancara menuliskan
pengalaman pribadinya tentang sesuatu hal agar dibaca orang lain. Dengan kata
lain, kemampuan menulis ini mutlak diperlukan oleh anak baik di sekolah maupun
kehidupan sehari-hari.Jadi dapat dikatakan bahwa tulisan itu merupakan
representasi dari sebuah ide atau bahasa lisan, seperti yang dikemukan oleh Brown
(2001:335) bahwa tulisan itu merupakan merupakan hasil pikiran yang dibuat
dalam bentuk draf dan diperbaiki dengan keterampilan khusus yang tidak dimiliki
oleh setiap pembicara secara alamiah.

Di era globalisasi ini, tulis-menulis merupakan salah satu media yang


sangat potensial untuk mentransformasikan ide dan pikiran dalam cakupan yang
sangat luas. Hal ini dinyatakan oleh Saddhono dan Slamet (2014: 201), melalui
jasa internet misalnya informasi apapun bisa diakses setiap orang di belahan dunia
manapun. Melalui media massa cetak, opini siapa saja dengan mudah bisa
mempengaruhi pembaca yang jauh dari jangkauan kemajuan teknologi informasi
sekali pun. Agar informasi yang disampaikan dapat dipahami pembaca dengan
tepat, diperlukan kemampuan menulis yang memadai. Pendapat ini diperkuat lagi
oleh Leonhardt (2001: 27) yang menyatakan bahwa saat ini keberhasilan pada
hampir semua bidang pekerjaan ditentukan salah satunya oleh kemampuan
menulis. Mengingat peran strategi kegiatan menulis seperti dinyatakan di atas,
pihak sekolah harus mengakomodasi dalam proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis. Agar kompetensi menulis tercapai,
pembelajaran menulis sebaiknya dirancang dengan baik dan menggunakan
pendekatan yang tepat. Pembelajaran bahasa diharapkan tidak hanya sekedar
menghafal kaidahkaidah bahasa, tetapi membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi yang bermakna dan kontekstual. Untuk itu, kegiatan berbahasa
yang dilatihkan kepada siswa, utamanya siswa SD adalah kegiatan berbahasa yang
real atau nyata dan bukan artifisial. Pembelajaran yang dilaksanakan harus
melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran menulis idealnya tidak diajarkan
dengan hanya menekankan pada teori dan hafalan tetapi harus bersifat praktik
secara kontekstual. Ditemukan fenomena di Sekolah Dasar Islam Jerapah Kecil,
sekolah yang diistilahkan oleh kepala sekolah dan guru-gurunya dengan “Laskar
Pelangi Jilid 2” ini sangat fokus untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada
dalam diri siswanya termasuk menulis melalui berbagai kegiatan yang melibatkan
siswa secara aktif. Selain itu, sekolah ini juga sangat menekankan pada penanaman
sikap siswanya. Pengembangan kemampuan menulis yang dilakukan secara
kontekstual tidak hanya melalui proses pembelajaran tetapi juga melalui kegiatan
pagi dan berbagai kegiatan sekolah lainnya yang selalu dipadukan dengan kegiatan
menulis. Untuk mengembangkan keterampilan menulis dan menjadikan menulis
sebagai sebuah kegemaran diperlukan kondisi yang mendukung. Kondisi belajar
seperti yang dikemukakan Cambourne (1995: 184) merupakan pengembangan
penelitian linguistik, yaitu studi pemerolehan bahasa. Bila guru dapat memahami
dan mengaplikasikan teori itu, siswa akan memiliki perubahan dalam keterampilan
dan strategi pengembangan keaksaraan. Cambourne (1995:184-187) menjelaskan
bahwa istilah kondisi adalah keadaan tertentu (melakukan, berperilaku,
menciptakan), yang merupakan kesatuan utuh dan bersinergi, yang memengaruhi
dan dipengaruhi antara yang satu dan yang lain. Kondisi-kondisi tersebut adalah
(1) penenggelaman (immersion) (2) pemodelan (demonstration); (3) keterlibatan
(engagement); (4) harapan (expectation); (5) tanggung jawab (responsibility); (6)
penggunaan/ pengkaryaan (employment); (7) penghampiran (approximation); dan
(8) tanggapan (response). Kedelapan kondisi tersebut diuraikan sebagai berikut.
Penenggelaman mengacu pada keadaan yang dipenuhi, diselimuti, dibanjiri,
didalami, atau terusmenerus di dalam objek yang dipelajari. Pemodelan mengacu
pada kemampuan untuk mengamati tindakan, sehingga semua pembelajaran
dimulai dengan demonstrasi dari beberapa tindakan. Selain dari penenggelaman
dan pemodelan kondisi yang diperlukan untuk terjadinya pembelajaran adalah
melibatkan potensi siswa melalui demonstrasi dan berada di tempat
penenggelaman. Harapan merupakan pesan esensial yang signifikan ketika
berkomunikasi dengan siswa. Para siswa didorong untuk dapat membuat keputusan
(bertanggung jawab) dan diberi akses untuk menampilkan kemampuan beraksara,
sehingga penghampiran perlu dilakukan, yang berarti guru harus memberikan
akses secara luas. Penggunaan mengacu pada peluang untuk mengaplikasikan dan
melakukan praktik dari yang telah dipelajari. Tanggapan merupakan umpan balik
atau informasi yang diterima pemelajar, dan biasanya diberikan orang lain yang
berpengaruh dalam kehidupan pemelajar. Cere (1995 : 4) menyatakan menulis
merupakan salah bentuk komunikasi. Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam
komunikasi terdapat empat unsur, yaitu

(1) menulis merupakan bentuk ekspresi diri;

(2) menulis merupakan sesuatu yang umum disampaikan ke pembaca;

(3) menulis merupakan aturan dan tingkah laku; dan

(4) menulis merupakan sebuah cara belajar. Sebagai bentuk dari ekspresi
diri, menulis bertujuan untuk mengkomunikasikan, menyampaikan sebuah ide
melewati batas waktu dan ruang. Artinya, menulis dapat dilakukan kapan saja, dan
di mana saja sesuai dengan keadaan yang terdapat dalam diri penulis.

B. Model pembelajaran menulis

Kemampuan menulis berkorelasi dengan kemampuan membaca. tetapi


sangat menulis cendrung diabaikan dalam pembelajaran.

a. Model Brainstorming,

Langkah-Langkah:

1) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen.

2) Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan topik tulisan dapat didasarkan


tema sentral yang diberikan guru atau memilih tema yang guru berikan.

3) Setelah menemukan terra tulisan dalam kelompoknya, mereka brainstorming


untuk nenentukan topik tulisan per siswa (individu).

4) Brainstorming terus dilakukan dalam tahap prapenulisan, khususnya dalam hal


penggalian dan pengumpulan bahan tulisan.
5) Para siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri).

6) Setelah usai mereka dikelompokkan lagi dalam kelompok semula dan dilakukan
tahap pascamemilis (editing revising Para siswa melakukan brainstorming dalam
mencermati tulis tensun lainnya.

7) Para siswa memperbaiki tulisannya kembali.

8)Tap kelompok menyajikan beberapa atau satu tulisan yang dianggap paling baik
di kelompoknya (dipilih oleh kelompok siswa yang bersangkutan) secara lisan.

9) Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan ternan yang
disajikan.

10) Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.

b. Model Brain writing,

Langkah-langkah:

1) Siswa dan guru mendiskusikan terra tulisan yang akan dituliskan 2) Siswa diberi
kesempatan untuk melakukan proses prapenulisan

secara individu atau kelompok. balk indoor maupun outdoor Jika berkelompok.
hal-hal yang dibicarakan (diskusi) dan berbagai saran gagasan teman harus
dituangkan dalam kartu/ lembar gagasan (boleh secara garis besar). Temuan siswa
dalam kegiatan prapenulisan dituangkan dalam lembar/kartu gagasan.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri- sendiri).

4) Setelah selesai menulis draft. tulisan siswa ditukarkan dengan siswa lain,
berpasangan/acak dan mereka melakukan tahap pascamenulis (editing &revising).
Para siswa melakukan brain writing dalam menyunting tulisan teman lainnya.

5) Siswa diminta memberikan saran, kornentar, gagasan, dan

semacamnya atas tulisan teman yang dibacanya secara tertulis dalam lembar/kartu
gagasan.

6)Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu gagasan, para siswa memperbaiki


tulisannya kembaali.

7) Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya secara lisan.


8) Guru dan siswa lain meretleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan teman yang
disajikan

9) Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru

c. Model Roundtable

Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan kooperatif dan kontekstual.


Tulisan yang paling tepat untuk jenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen. puisi,
drama) dan beberapa tulisan faktual (narasi deskripsi, dan lainnya). Model ini
mengedepankan suatu kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama.
Akan sant-lat baik jika hal ini pun dikompetisikan dalam kelas tersebut. Berikut
langkah menulis dengan model Roundtable:

1) Guru memberi pengarahan model prosedural roundtable dan pengantar


kompetensi yang diarah dalarn pembelajaran.

2) Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok denganjumlah anggota


seimbang (4-5 orang)

3) Siswa dan guru menentukan topik dan tujuan (genre) suatu tulisan bersama-
sama.

4) Jika sudah ditentukan sebuah topik untuk semua siswa maka tiap kelompok
bersiap menulis secara serentak. Tiap siswa menulis di lembarnya masing-masing
dengan batasan tertentu yang disepakati bersama (jumlah kalimat tertentu atau
kurun waktu tertentu yang difasilitatori oleh guru). Aba-aba mulai dan berhenti
dikendalikan oleh guru.

5) Jika dinyatakan berhenti maka kegiatan menulis berhenti. Lalan guru


memerintahkan putar/geser. Artinya, lembar tulisan tiap siswa digeserkan ke siswa
di sebelahnya (dalam kelompok). Ketika guru menyuarakan mulai maka mereka
harus melanjutkan tulisan temannya. Demikian sampai kertas kerja kembali pada
pemiliknya lagi.

6) Tiap siswa mencermati hasil tulisan yang ada.


7) Tiap kelompok menilai tulisan dalam kelompoknya dan boat urutan tulisan dari
yang terbaik sampai yang kurang baik.

8) Semua tulisan siswa dipajang di papan tulis sesuai groupnya.

9) Semua siswa saling melihat dan membaca tulisan teman sekelasnya.

10) Guru dan siswa merefleksi hasil penulisan.

d. Model Brown

Model ini didasari oleh pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu
bagian yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran. Apalagi media
dan alat bantu belajar kian lama kian variatif dan interaktif. Media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran menulis dapat berapa media visual, audio, project
motion, dll. di antaranya adalah garnbar, peta, bagan, grafik, foto, poster iklan
beraneko video, OHP dsh Berikut akan di paparkan Langkah pembelajaran mensils
dengan melia parale gambar.

Langkah langkah:

1) Guru menyiapkan puzzle gambar bersen tentang satu malal

2) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok da mengemukakan kompetenst


vang hendak di capai siwa.

3) Guru membagikan puzzle gambar yang sama kepada semua kelompok.

4)Tiap kelompok diharapkan mengurutkan puzzle gambar bersed sesuai logika dan
argumennya masing-masing.

5) Tiap kelompok menyajikan hasilnya.

6) Dilakukan diskusi atas kerja siswa beserta alasan. Guru sekalig menyampaikan
materi yang relevan.

7) Lalu tiap siswa dalam kelompok ditugasi membuat tulisan berdasar susunan
gambar di kelompoknya dengan pengembangan imajinasi mereka masing-masing

8) Tulisan disunting dalam kelompok secara bergantian dan diperbaiki.

9) Dilakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan. 10) Produk tulisan
dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.
e. Model Sugesti - Imajinasi

Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu proses yang perlu rangsangan
menarik untuk memunculkan ide tulisan hal ini, tetap menggunakan dasar menulis
sebagai sebuah proses. Adapun rangsangan (sugesti) yang dipakai dalam kegiatan
ini dapat bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu
musik, pembacaan puisi. tayangan pementasan drama, cuplikan sinetron, iklan
film, dsb. Berikut proseduralnya dengan media lagu Langkah-langkah:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.

2). Guru memilihkan lagu yang sesuai dengan materi dan pembelajaran.

3) Siwa bersiap menyimak lagu dan membuat catatan bahan penulisannya (langkah
sampai dapat membuat kerangka tulsisan).

4) Siswa membuat tulisan berdasar sugesti imajinasi tersebut.

5) Siswa saling bertukar tulisan untuk menyunting tulisan temannya.

6) Siswa menerima kembali hasil tulisannya beserta suntingan den memperbaiki


tulisan.

7) Dilakukan penilaian tulisan oleh siswa/guru.

8) Guru dan siswa merefleksi pembelajaran secara menyeluruh.

f. Pembelajaran Membaca

Pembelajaran membaca di sekolah dasar dinilai sangat penting. Hal ini


disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya.
Namun kenyataanya pembelajaran membaca yang dilaksanakan di sekolah dasar
masih belum memuaskan dan belum sesuai dengan harapan. Hal tersebut,
disebabkan pembelajaran membaca di sekolah dasar masih belum menitikberatkan
pada pembentukan kebiasaan membaca pada siswa. Selain itu, pembelajaran
membaca masih dianggap membosankan dan monoton. Kondisi ini ditengarai oleh
belum maksimalnya pelaksanaan pembelajaran membaca di sekolah. Sebagian
guru masih menerapkan prosedur pembelajaran membaca yang kurang tepat. Di
sisi lain, pengembangan kemampuan metakognisi siswa melalui penguasaan
berbagai macam strategi membaca masih diabaikan oleh guru. Kondisi tersebut
dapat berdampak pada kemampuan membaca siswa yang dinilai masih cukup
rendah. Melalui tulisan ini ditawarkan beberapa alternatif strategi pembelajaran
membaca yang diharapkan mampu meningkatkan pemebelajaran membaca di
sekolah dasar.

Membaca sangat berfungsi dalam hidup dan kehidupan manusia. Ada


ungkapan yang mengatakan bahwa membaca adalah kunci menuju gudang ilmu.
Orang yang banyak membaca, orang tersebut akan banyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Bahkan Allah menyampaikan ayat pertama kepada nabi Muhammad
Saw. yaitu berisi suruhan untuk membaca. Sebagaimana tercantum dalam surat
al-‘Alaq ayat 1-5 yang artinya ” (1) Bacalah dengan (mengebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3)
Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. (4) Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di
ketahuinya. (Depag RI, 1997:1079). Hal ini menunjukan bahwa membaca
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang harus
menjadi sebuah kebiasaan. Untuk anak usia sekolah dasar kemampuan membaca
merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia
sekolah dasar tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan
mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-
kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat
membaca untuk belajar. Membaca adalah salah satu inti dari belajar. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19
Tahun 2005 Pasal 21 ayat.

2 “ Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya


membaca dan menulis”. Kemampuan membaca seseorang bukan karena kebetulan
saja, tetapi karena seseorang tersebut belajar dan berlatih. Di sinilah letak
pentingnya pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca di sekolah dasar
dinilai sangat penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran
membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak,
namun lebih jauh yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari
mata pelajaran yang lainnya. Namun kenyataanya pembelajaran membaca yang
dilaksanakan di sekolah dasar masih belum memuaskan dan belum sesuai dengan
harapan. Hal tersebut, disebabkan pembelajaran membaca di sekolah dasar masih
belum menitikberatkan pada pembentukan kebiasaan membaca pada siswa. Selain
itu, pembelajaran membaca masih dianggap membosankan dan monoton. Kondisi
ini ditengarai oleh belum maksimalnya pelaksanaan pembelajaran membaca di
sekolah. Sebagian guru masih menerapkan prosedur pembelajaran membaca yang
kurang tepat. Di sisi lain, pengembangan kemampuan metakognisi siswa melalui
penguasaan berbagai macam strategi membaca masih diabaikan oleh guru. Kondisi
tersebut dapat berdampak pada kemampuan membaca siswa yang dinilai masih
cukup rendah. Kondisi ini masih jauh dari tujuan pembelajaran membaca yakni
siswa mampu membaca secara efektif dan fleksibel sehingga memiliki tingkat
pemahaman terhadap bacaan secara baik. Berkaitan dengan hal itu, maka perlu
adaya upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di sekolah
dasar. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memperkenalkan
berbagai starategi pembelajaran membaca yang mampu membentuk perilaku
membaca yang baik dan sekaligus untuk meningkatkan kemampuan membaca
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Membaca sangat berfungsi dalam hidup dan kehidupan manusia. Ada ungkapan
yang mengatakan bahwa membaca adalah kunci menuju gudang ilmu.membaca di
tingkat anak sd perlu di biasakan .
menulis merupakan sebuah cara belajar. Sebagai bentuk dari ekspresi diri, menulis
bertujuan untuk mengkomunikasikan, menyampaikan sebuah ide melewati batas
waktu dan ruang.
Adapun beberapa cara dalam penulisan yang dapat kita gunakan sebagai media
yang terapkan di anak SD agar mudah untuk di lakukan
Model Brainstorming, Model Brain writing, Model Roundtable, Model
Brown, Model Sugesti – Imajinasi

B. Saran

Semoga dengan makalah yang penulis susun ini dapat bernamfaat bagi
pembaca, serta dapat diberikan informasi mengenai pembelajaran membaca dan
menulis.
Daftar Pustaka

Arwanto, J. (2015). “Pengembangan budaya keaksaraan penelitian etnografi di


SMAN 78 Jakarta”. Disertasi. Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta.

Cere, A.R. (1995). Writing and learning. New York: McMillan Publishing
Company.

Isjoni. 2010. Cooperativ Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung


Alfabeta. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Iskandarwassid., & Sunendar, D. (2018). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya. Krissandi, A. D. S., Widharyanto, B., & Dewi, R. P.
(2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD (Pendekatan dan Teknis).
Jakarta: Penerbit Media Maxima.

Anda mungkin juga menyukai