Anda di halaman 1dari 18

Tugas ke 3

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN MEMBACA


SD
Dosen Pengampu: Zulfadli Hamdi, M.Pd

Oleh:

M. RIKI MAHESA PUTRA


NPM: 220102099

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pembelajaran Membaca dan Menulis SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PENDEKATAN DAN METODE

PEMBELAJARAN MEMBACA SD”. Makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas mata kuliah Pembelajaran Membaca Dan Menulis. Penulisan makalah ini

dapat terselesaikan berkat motivasi, bantuan, do’a, dan bimbingan khususnya dari

bapak Zulfadli Hamdi, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran

Membaca Dan Menulis. Selain itu penulis juga menyadari pentingnya akan

sumber bacaan dan refrensi seperti buku-buku, jurnal-jurnal yang telah membantu

dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan di dalam makalah ini.

Untuk kesempurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari pembaca sekalian. Penulis tentunya bertujuan untuk

menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan

pengetahuan yang penulis peroleh, dari berbagai sumber. Semoga semuanya

memberikan manfaat bagi peneliti maupun pembaca. Bila ada kesalahan dalam

penulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat bagi

pembaca.

Pancor, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................3
D. Manfaat...............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4

A. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Membaca SD........................4


B. Pendekatan Pembelajaran Membaca SD Kelas Rendah.....................5
C. Pendekatan Pembelajaran Membaca SD Kelas Tinggi.......................8

BAB II PENUTUP......................................................................................14

A. Kesimpulan ......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Andi Halimah (2014) mengatakan bahwa, Pada awal-awal peserta

didik memasuki lingkungan sekolah, program pembelajaran membaca dan

menulis permulaan (MPP) adalah program utama. Dalam pelaksanaan

pembelajarannya, dikenal bermacam-macam metode pembelajaran MMP,

yakni metode eja, metode bunyi, metode suku kata (silabel), metode kata

(lembaga kata), metode global, dan metode SAS. Pembelajaran MMP

dengan metode bunyi dan metode eja/abjad/alfabet dimulai dengan

pengenalan unsur bahasa terkecil yang tidak bermakna, yakni lambang

lambang huruf. Berbekal pengetahuan tentang lambang-lambang huruf

meningkat ke pengenalan satuan-satuan bahasa di atasnya, yakni suku

kata; lalu menuju pengenalan kata, hingga sampai pada pengenalan

kalimat. Pembelajaran MMP terdiri atas pembelajaran membaca

permulaan dan pembelajaran menulis permulaan. Pembelajaran membaca

permulaan terbagi ke dalam dua tahap, yakni: pembelajaran membaca

tanpa buku dan pembelajaran membaca dengan menggunakan buku.

Terdapat bermacam variasi pembelajaran membaca permulaan, di

antaranya membaca buku pelajaran (buku paket), membaca buku/majalah

anak, membaca bacaan susunan bersama guru-siswa, membaca bacaan

hasil susunan siswa. Sedangkan pembelajaran menulis permulaan terbagi

ke dalam dua tahap, yakni: tahap pengenalan huruf dan pelatihan menulis.

1
Variasi bentuk latihan 1menulis permulaan, di antaranya latihan

pramenulis (memegang pensil dan gerakan tangan), menghubungkan tanda

titik-titik, menyalin, menulis halus/indah, dikte/imla, melengkapi tulisan,

dan mengarang sederhana.

Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca

karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan

bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang

pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca

menjadi dasar yang utama bagi pengajaran bahasa serta pengajaran mata

pelajaran yang lain. Dalam hal ini membaca pemahaman merupakan salah

satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah

dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat

memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan

memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat

memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pendekatan pembelajaran sd?

2. Apa saja cara pendekatan pembelajaran membaca sd kelas rendah

dan tinggi?

3. Apa saja metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

membaca di sd?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran di sd

2. Untuk mengetahui cara pendekatan pembelajaran membaca sd

kelas rendah dan kelas tinggi

3. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran membaca di sd

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran membaca

permulaan dengan melalui metode SAS. Selain itu, dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat menarik minat belajar

membaca siswa, serta dapat meningkatkan mutu bagi sekolah

2. Manfaat praktis

Manfaat teoritis pada makalah ini adalah untuk mengembangkan

keilmuan pada bidang penelitian khususnya pada bidang Pendidikan

tentang penerapan metode pembelajaran SAS dalam meningkatkan

keterampilan membaca permulaan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Membaca SD

1. Pendekatan Pembelajaran Membaca SD

Erwin Harianto (2020) mengatakan bahwa, Pembelajaran membaca di

sekolah menekankan pada tujuan pemahaman, penyerapan pemerolehan kesan

dan pesan atau gagasan yang tersurat. Untuk tujuan tersebut seorang siswa

harus dapat mengenali kata demi kata, pemahaman kelompok kata/frasa,

kalusa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Kegiatan membaca dilaksanakan

di sekolah melibatkan pemikiran, penataran, emosi dan disesuaikan dengan

tema dan jenis bacaan yang dihadapinya. Salah satu aspek elemen dasar

kegiatan pembelajaran bahasa, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan

membaca, yaitu aspek mekanis kegiatan dan kemampuan membaca.

Diharapkan dengan mengenal aspek ini, para instruktur dan tenaga pengajar

bahasa pada semua tingkatan dapat mengambil manfaatnya untuk lebih

mengoptimalkan usaha mereka dalam membantu seseorang belajar bahasa

khususnya pada aspek membaca.

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam

konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi

seperti sekarang ini. Membaca juaga merupakan sebuah jembatan bagi siapa

saja dan di mana saja yang berkeinginan merih kemajuan dan kesuksesan, baik

di lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu

para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca membaca (reading literacy)

merupakan conditio sine quanon (prsayarat mutlak) bagi setiap insan yang

4
ingin beroleh kemajuan. Meskipun demikian untuk memperoleh kemahiran

membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian?

Salah satu jawabannya karena faktor-faktor yang melingkupinya sangat

kompleks. Atau dengan perkataan lain banyak hal yang mempengaruhi

terwujudnya salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut (Kholid A

Harras:2011).

B. Pendekatan Pembelajaran Membaca SD Kelas Rendah

Sebagaimana digariskan dalam kurikulum (paling tidak sejak Kurikulum

Bahasa Indonesia 1987), tujuan akhir dari pengajaran bahasa Indonesia adalah

siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa

tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keempat

keterampilan berbahasa tersebut bersifat hierarkis. Artinya, pemerolehan

keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya. Coba

anda renungkan, apakah ketika anda lahir ke dunia sudah langsung bisa

berbicara atau membaca atau menulis? Tentu tidak, bukan? Hal ini

menandakan bahwa penguasaan keterampilan berbahasa oleh seseorang

bersifat hierarkis. Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak

dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah.

Dua keterampilan berbahasa berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh

seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis

keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama dan

pertama bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal ( Yeti Mulyati: 2011).S

5
Pelajaran membaca di sekolah dasar kelas rendah terdiri dari dua bagian:

membaca awal dan membaca lanjut. Beberapa pendekatan yang dapat

digunakan untuk mengajarkan membaca di SD kelas rendah adalah sebagai

berikut:

1) Metode Eja: Ini mengajarkan siswa membaca dengan mengeja setiap

huruf dalam satu kata

2) Metode Suku Kata: Ini mengajarkan siswa membaca dengan memecah

kata menjadi suku kata dan membaca setiap suku kata secara terpisah.

3) Metode Kata: Metode ini mengajarkan siswa membaca dengan

memulai materi terbuka dengan kata-kata yang dekat dengan mereka,

yang mereka pahami, dan yang sering mereka dengar . Gambar bahan

terbuka dengan nama gambar di bawahnya

4) Metode Global mengajarkan siswa membaca dengan membaca kata

secara keseluruhan tanpa memecahnya menjadi suku kata atau huruf.

5) Metode SAS mengajarkan siswa membaca dengan memecahkan kode

tulisan kalimat pendek, yang dianggap sebagai satuan bahasa utuh.

Selanjutnya pendekatan pembelajaran membaca di SD kelas rendah

harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Bahan-

bahan untuk membaca permulaan harus sesuai dengan bahasa dan

pengalaman siswa. Mereka juga harus diajari mensintesiskan kembali

dari huruf ke suku kata, kata, dan akhirnya kembali ke kalimat.

6
Persiapan membaca didukung dengan pengalaman keaksaraan

seperti membaca buku atau sering menggunakan tulisan maupun simbol

saat pembelajaran.

Pandangan psikologis (ilmu jiwa) menyatakan bahwa:

a) Manusia memahami suatu fenomena berawal dari suatu keseluruhan

sebagai wujud keutuhan.

b) Wujud keutuhan dari suatu keseluruhan dipahami sebagai sebuah

struktur, hasil dari penyusunan, penataan, atau pengorganisasian unsur-

unsur atau bagian dari fenomena.

c) Unsur/bagian dari sebuah struktur dapat membentuk/mewujudkan

(sintesa) sebuah arti/makna baru.

d) Wujud dari unsur/bagian dari suatu struktur dapat dimaknai sebagai

sebuah fenomena baru

e) Manusia dapat menggunakan hasil pemahaman suatu fenomena sesuai

dengan konteks interaksi.

Pandangan ilmu jiwa tersebut dapat dihubungkan dengan membaca, maka

diperoleh 5 pandangan berikut:

(1) Membaca dipahami oleh manusia sebagai suatu fenomena berawal

dari suatu keseluruhan sebagai wujud keutuhan

(2) Membaca dipahami sebagai wujud keutuhan sebagai struktur, hasil

dari penyusunan, penataan, atau pengorganisasian unsur-unsur atau

bagian dari suatu fenomena.

7
(3) Membaca dipahami sebagai unsur/bagian dari sebuah struktur

dapat membentuk/mewujudkan (sintesa) sebuah arti/makna baru.

(4) Membaca dipahami sebagai suatu wujud dari unsur/bagian dari

struktur dapat dimaknai sebagai sebuah fenomena baru

(5) Membaca digunakan oleh hasil pemahaman suatu fenomena sesuai

dengan konteks interaksi.

C. Pendekatan Pembelajaran Membaca SD Kelas Tinggi

Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca

karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan

bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang

pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca

menjadi dasar yang utama bagi pengajaran bahasa serta pengajaran mata

pelajaran yang lain. Dalam hal ini membaca pemahaman merupakan salah

satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah

dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat

memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan

memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat

memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.

Ada banyak pilihan untuk membaca pembelajaran lanjutan di kelas

tinggi SD . Berikut adalah beberapa yang dapat digunakan:

1. Pendekatan rasional Pendekatan ini menggunakan hasil studi pustaka

untuk menentukan strategi pembelajaran membaca lanjutan yang baik

8
dan relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi

yang baik dan relevan

2. Metode Membaca Mandiri

Metode ini digunakan di kelas menengah sekolah dasar, yaitu kelas 4,

5, dan 6. Guru memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih

buku sesuai kegemaran mereka dan kemampuan membaca mereka.

Mereka juga akan membimbing dan mengamati kemampuan

membaca anak. Teknik pemahaman buku dalam Metode Membaca

Mandiri biasanya diterapkan kelompok .

3. Pendekatan berdasarkan konteks

Metode ini mengajar bahasa dengan mengutamakan fungsi bahasa

sebagai alat komunikasi dan menggunakan objek di sekitar siswa

sebagai media pembelajaran membaca.

4. Pendekatan komunikatif, integratif, dan aktif untuk belajar siswa:

Pendekatan ini mengutamakan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi

dan mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran.

Menyimak, membaca, berbicara, dan menulis adalah semua

keterampilan berbahasa yang memerlukan pembelajaran yang

disajikan atau dilakukan secara terpadu. Proses pembelajaran harus

fokus pada satu keterampilan secara bersamaan.

5. Pendekatan berdasarkan Struktur

Metode ini meningkatkan pemahaman siswa tentang pola-pola

kalimat, pola kata, dan suku kata. Dengan menggunakan pendekatan

9
struktural, siswa akan lebih berhati-hati dalam menyusun kalimat

karena mereka memahami pola-pola ini.

Guru harus memahami kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam

pembelajaran membaca di kelas tinggi SD. Mereka juga harus memilih metode

dan pendekatan yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca

siswa mereka.

2. Metode Pembelajaran Membaca SD

Sebagaimana digariskan dalam kurikulum (paling tidak sejak Kurikulum

Bahasa Indonesia 1987), tujuan akhir dari pengajaran bahasa Indonesia adalah

siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa

tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keempat

keterampilan berbahasa tersebut bersifat hierarkis. Artinya, pemerolehan

keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya. Coba

anda renungkan, apakah ketika anda lahir ke dunia sudah langsung bisa

berbicara atau membaca atau menulis? Tentu tidak, bukan? Hal ini

menandakan bahwa penguasaan keterampilan berbahasa oleh seseorang

bersifat hierarkis. Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak

dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah.

Dua keterampilan berbahasa berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh

seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis

keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama dan

pertama bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi

10
keterampilan berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang

dikenal dengan paket MMP (Membaca Menulis Permulaan).

Kemampuan membaca pemulaan bagi siswa di kelas rendah bermanfaat

untuk memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan

intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pembelajaran

membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca

untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan

ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read)

(Hasanudin, 2016). Metode SAS adalah pembelajaran membaca permulaan

menggunakan proses penguraian kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata,

suku kata menjadi huruf/fonem itu kemudian dilanjutkan dengan proses

sintetik. Tujuan metode SAS ini adalah agar anak berusaha menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik. Hal ini dimaksudkan untuk membangun

konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri anak (Halimah, 2014)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

membaca di sd, antara lain:

A. Metode Abjad (Alphabet)

Pembelajaran membaca permulaan dengan merode abjad dimulai

dengan mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf

tersebut dihalalkan dan dilatalkan sesuai dengan bunyinya menurut

abjad

B. Metode Eja (Spelling Method)

11
Metode Eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja

hurut demi huruf. Pendekatan yang dipaki dalam Metode Eja

adalah pendekatan hartian Siswa mulai diperkenalkan dengan

lambang- lambag hurul Pembelajaran Metode Eja terdiri dari

pengenalan huruf A sampai dengan 2 dan pengenalan banyi hurut

atau fonem.

C. Metode Suku Kata (Syllabic Method)

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, bu,

be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Kemudia

suku-suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang

bermakna

D. Metode Kata (Whole Word Method)

Metode ini diawali dengan pengenenalan kata yang bermakna,

fungsional, dan kontekstual Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang

terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu. Metode Kalimat/ Global

(Syntaxis Method)

E. Metode Global adalah cara belajar membaca kelinat secara utuh

Metode Global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya

ialah guru mengajarkan membaca dan menali dengan menampilkan

kalimat di bawah gambar

F. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)

Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa

12
digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca permulaan

bagi siswa pemula

G. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)

Empat langkah dalam pembelajaran membaca permulaan

menurut Steinberg yaitu:

1) Mengenal kata dan maknanya (membaca kata tanpa gambar)

2) Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)

3) Membaca frase atau kalimat

4) Membaca teks atau wacana

13
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Kegiatan membaca dapat diajarkan kepada anak dengan pendekatan proses

yang meliputi beberapa tahapan membaca, yaitu tahapan persiapan

membaca, kegiatan membaca, tahap merespon, tahap mengeksplor bacaan

dan tahapan memperdalam interpretasi. Peningkatan budaya literasi tidak

akan lepas dari tanggung jawab seorang guru untuk mengajarkan siswanya

membaca. Guru dapat mengajarkan anak membaca dengan pendekatan

proses.

B. Saran

Siswa harus banyak berlatih membaca di rumah karena dengan membaca

kita bisa mendapatkan informasi. Guru dapat memberikan tugas kepada

siswa dan membimbing dan memotivasi siswa saat mereka mulai belajar

membaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

APPS Pintar Membaca Sebagai

Bamboo Media GM Games

Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis


Permulaan di SD/MI. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar
Islam, 1(2), 190-200.

Halimah, Andi. 2014. Metode

Harianto, E. (2020). Keterampilan membaca dalam pembelajaran


bahasa. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 9(1), 1-8.

Harras, K. A. (2011). Hakekat Membaca. Jakarta: Depdikbud PPGLTP.

Hasanudin, Cahyo. 2016. Pembelajaran Jurnal Aladuna, 1 (2), 190-200.


Jurnal Pedagogia, 5 (1), 1-12. Karimkhanlooei, Giti & Hadis,
Seifiniya Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media
Aplikasi Menulis Permulaan di SD/MI.

Muhyidin, A., Rosidin, O., & Salpariansi, E. (2018). Metode pembelajaran


membaca dan menulis permulaan di kelas awal. JPsd (Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 30-42.

Mulyati, Y. (2011). Pembelajaran membaca dan menulis


permulaan. Modul. Universitas Pendidikan Indonesia , 1 , 29-35.
Pembelajaran Membaca dan Siswa SD Menghadapi MEA.Upaya
Pembentukan Karakter.

15

Anda mungkin juga menyukai