Anda di halaman 1dari 18

Makalah 3

Pendekatan dan metode pembelajaran membaca sd

Dosen Pengampu :Zulfadli Hamdi, M.Pd

Disusun oleh :

ASSURA BADIA

220102175

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pembelajaran Membaca Dan Menulis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU DAN PENDIDIKAN (FIP)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”Pendekatan
Dan Metode Pembelajaran Membaca SD”.Makalah ini diajukan untuk untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Membaca SD yang diampu oleh bapak
dosen Zulfadli Hamdi,M.Pd

Adapun makalah ini telah penulis usahakan dengan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak,sehingga
memperlancar dan mempermudah proses dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas
dari semua itu,penulis meminta maaf dan menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
bahasa maupun dari segi penulisnya.

Oleh karena itu,penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin


memberikan saran dan kritikan kepada penulis sehingga penulis bisa memperbaiki makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Pancor,7 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................5
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Tujuan................................................................................................6
D. Manfaat..............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................7

A. Analisis Model Pembelajaran SQ3R Dalam Meningkatkan .............7


Membaca Pemahaman Siswa SD.......................................................7
B. Metode pembelajaran membaca dan permulaan di kelas awal..........8
C. Kemampuan membaca permulaan melalui........................................9
pendekatan whole language di sekolah dasar....................................9
D. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman .............................10
siswa melalui model pembelajaran cooperative integrated ..............10
reading and compotion (circ).............................................................12
E. Peningkatan keterampilan membacadan menulis .............................13
permulaan melalui penerapan model pembelajarn picture................13
F. metode reading aloud ........................................................................14
dalam pembelajaran membaca permulaan.........................................14

BAB III PENUTUP.......................................................................................18

A. Kesimpulan........................................................................................18
B. Saran..................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Membaca sangat berfungsi dalam hidup dan kehidupan manusia.Adanya ungkapan


yang mengatakan bahwa membaca adalah kunci menuju gudang ilmu.Orang yang banyak
membaca,orang tersebut akan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Untuk anak usia sekolah dasar kemampuan membaca merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi.Jika anak pada usia sekolah dasar tidak segera memiliki
kemampuan membaca,maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari
berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.Oleh karena itu,anak harus belajar
membaca agar ia dapat membaca untuk belajar,membaca adalah salah satu inti dari belajar.

Pembelajaran membaca di sekolah dasar dinilai sangat penting,hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningktakan
kemampuan berbahasa anak, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk meninhkatkan kempuan siswa
dalam mempelajari mataa pelajaran ytang lainnya. Namun kenyatannya pelajaran membaca
yang di laksanankan di sekolah dasar masih blum memuasakan dan belum slesai dengan
harapan.

Hal tersebut, disebabkan pelajaran membaca di sekolah dasar masih belum


menitipberatkan pada pembentukan kebiasaan pada siswa. Selain itu, pembelajaran membaca
masih di Anggap membosankan. Kondisi ini di tenggarai oleh belum maksimalnya
pelaksanaan pelajaran membaca di sekolah. Sebagian guru masih mengharapkan prosedur
pelajaran membacayang kurang tepat. Di sisi lain, pengebangan kemampuan metakognisi
siswa melaluui pengusaan berbagai macamm strategi membaca masih di abaikan oleh guru.
Kondisi tersebut dapat berdampak pada kemampuan membaca siswa yang di nilai masih
cupuk rendah.

Berkaitan dengan hal itu, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mem aca di sekolah dasar. Salah satu upaya yang perludi lakukan adalah
dengan memperkenalkan berbagai strategi pembelajaan membaca yang mampu membentuk
perilaku membaca yang baik dan sekaligus untuk meningktan kemampuan membaca.

Banyak sekali pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar.Agar diperoleh hasil yang memuaskan diperlukan pendekatan yang tepat untuk
mengajarkan suatu pengetahuan atau materi sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan. Seperti pada tulisan ini ada beberapa metode yang di gunakan dalam pelajaran
membaca di sekolah dasar.

Tujuan akhir dari membaca ialah memahami isi bacaan,tetapi kenyataan yang ada
belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut.Banyak siswa yang dapat membaca
secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut.Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman tersebut. pemahaman
disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain, model dan metode pembelajaran yang


diterapkan guru masih konvensional, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran membaca serta rendahnya minat baca siswa. Dalam pembelajaran
membaca pemahaman, biasanya siswa diberibahan bacaan kemudian masing-masing
disuruh membaca dalam hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan isi bacaan yang diberikan. Dalam hal ini guru hanya
menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya bimbingan dari guru, bahkan
terkadang guru sendiri tidak ikut membaca. Sehingga siswa kurang termotivasi ketika
disuruh membaca sendiri, tidak bersungguh-sungguh dan hanya membaca sekilas saja.
Akibatnya siswa kurang memahami isi bacaan tersebut.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Model Pembelajaran SQ3R Dalam Meningkatkan Membaca Pemahaman


Siswa SD
2. bagaimana Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui metode
pembelajaran
3. bagaimana Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan whole language di
sekolah dasar
4. apa saja Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui model
pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ)
5. Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui penerapan model
pembelajaran picture
6. metode reading alout dalam pembelajaran membaca permulaan
C.Tujuan

1. untuk mengetahui Model Pembelajaran SQ3R Dalam Meningkatkan Membaca


Pemahaman Siswa SD
2. untuk mengetahui Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui
metode pembelajaran
3. Mampu mengetahui Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan whole
language di sekolah dasar
4. untuk mengetahui Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui
model pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ)
5. Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui penerapan
model pembelajaran picture
6. metode reading alout dalam pembelajaran membaca permulaan

D.Manfaat

1. membantu meningkatkan membaca siswa SD melalui metode SQ3R


2. meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui metode pembelajaran
3. meningkatkan Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan whole language
di sekolah dasar
4. meningktkan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui model pembelajaran
cooperative integrated reading and compotion (circ)
5. Membantu Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui
penerapan model pembelajaran picture
6. Membantu pembelajaran membaca permulaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Model Pembelajaran SQ3R Dalam Meningkatkan Membaca Pemahaman


Siswa SD

Membaca bukanlah pelajaran yang mudah dipahami. Banyak faktor pendu


kung keberhasilan anak dalam membaca seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi
pelajaran, serta metode dalam mempelajari materi pelajaran. Faktor terakhir yang dapat
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah penguasaan teknik tekni
membac aAda banyak metode membaca yang dapat diterapkan untuk dapat mencapai
prestasi membaca yang baik. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah metode SQ3R

SQ3R merupakan singkatan dari Survey, Question, Read, Recite, Review. Model
pembelajaran SQ3R dilaksanakan dengan tahapan-tahapan tertentu yakni pertama, menyurvei
bacaan (survey), ke-dua menyusun daftar pertanyaan dari bacaan (question), ke-tiga
membaca bacaan (read), ke-empat, menjelaskan bacaan (recite) ke-lima, meninjau ulang teks
pertanyaan dan jawaban (review).

Model pembelajaran SQ3R menurut Syah pada prinsipnya merupakan langkah


prosedural untuk mempelajari dan memahami isi teks dalam buku, artikel dan sebagainya.
Metode SQ3R dikembangkan oleh Prof. Francis P Robinson, seorang guru besar psikologi
dari Ohio State University sejak tahun 1941. Nurhadi dalam memberi istilah syrtabaku
(survey, tanya, baca, katakana, ulang). Metode ini dirancang menurut jenjang yang
memungkinkan siswa untuk belajar sistematis dan efisien sehingga metode SQ3R lebih tepat
digunakan untuk keperluan studi (Wijiasih, 2013).

Model pembelajaran SQ3R dalam penelitian ini adalah metode membaca yang terdiri
dari lima langkah, yaitu dan survey, question, read, recite, dan review. Langkah pembelajaran
membaca pemahaman yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Tahap survey, siswa membaca secara sekilas teks bacaan yang telah diperoleh.
b. Tahap question, siswa membuat pertanyaan berdasarkan bacaan.
c. Tahap read, siswa membaca secara keseluruhan teks bacaan.
d. Tahap recite, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada tahap
question, mencatat hal penting, dan meringkas atau menceritakan kembali
teks bacaan yang telah dibaca.
e. Tahap review, siswa meninjau ulang teks bacaan, membaca ulang intisari yang
telah didapatkan dan dibuat serta bila diperlukan dapat pula membaca kembali
bahan bacaan.
B. Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas awal

Perubahan paradigma pendidikan menuju abad 21 telah mengubah eskalasi dalam


proses pembelajaran secara signifikan. Perubahan itu antara lain dari pembelajaran satu arah
menjadi interaktif, dari pasif menuju aktif, dari terpusat pada guru menjadi terpusat pada
siswa Usmaedi, Pembelajaran di sekolah dasar kelas awal bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar baca-tulis hitung (calistung), pengetahuan, dan keterampilan dasar yang
bermanfaat dagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Arends (2012: 5)
mengatakan keterampilan baca-tulis dan numerasi dasar merupakan tujuan utama kurikulum
pendidikan abad 21. Kemampuan membaca dan memahami teks pada anak-anak sekolah
dasar merupakan sarana yang sangat mendasar dan penting bagi perkembangan di masa
mendatang untuk memburu, menyerap, dan memanfaatkan informasi guna pengembangan
ilmu dan teknologi ketika kelak mereka sudah mencapai pendidikan yang lebih tinggi.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD meliputi empat aspek yaitu keterampilan


menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis
(Zulela, 2014). Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas awalsekolah dasar dikenaldengan
istiah membaca dan menulis permulaan. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan
yang merupakan bagian pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia menjadi dasar utama
dalam usaha meningkatkan kompetensi budaya membaca dan melulis, serta kompetensi
penguasaan ilmu pengetahuan teknologi ekonomi seni budaya, kompetensi kepribadiarr
mental spiritual, sosial, dan karya peserta didik. Kegagalan penguasaan membaca menulis
permulaan menyebabkan kesulitan dan hambatan proses belajar siswa. Kemampuan
membaca menulis permulaan menjadi pondasi penguasaan ilmu-ilmu di kelas atasnya sampai
perguruan tinggi, bahkan sepanjang hayat (Tukiran, 2007)

Membaca permulaan menurut Slamet Hasanudin, mempunyai kedudukan yang


sangat penting, keterampilan membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap
keterampilan membaca selanjutnya. Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan
berikutnya maka keterampilan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru,
sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca permulaan anak akan mengalami
kesulitan untuk dapat memiliki keterampilan membaca permulaan yang memadai. Meskipun
membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar akademis yang penting, ternyata cukup
banyak siswa sekolah dasar di Indonesia yang belum menguasainya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa sekolah di tingkat sekolah dasar saat ini
memiliki kecenderungan rendah. Hasil survei yang dilakukan Widyana (2006, dalam
Ruhaena, 2008; Dewi 2015) terhadap 17 sekolah dasar di wilayah kota Yogyakarta dan
kabupaten Sleman DIY didapatkan 12% dari 170 siswa sekolah dasar kelas satu dan dua
belum dapat membaca kalimat sederhana dengan lancar. Selain itu, dari penelitian yang
dilakukan oleh Balitbang Depdiknas 2005-2006 (Noor, 2008; Dewi, 2015), ditemukan
beberapa permasalahan berkaitan dengan kemampuan baca tulis siswa seperti untuk siswa
kelas satu masih sulit membedakan ng dan ny, serta masih sulit untuk membaca lancar dan
untuk siswa kelas dua masih kesulitan mengenali suku kata dan merangkainya menjadi kata.
Penelitian awal yang dilakukan penulis di salah satu Sekolah Dasar Negeri diSurabaya juga
menghasilkan temuan adanya sebagian siswa kelas satu yang belum mampu membaca dan
menulis dengan lancar

membaca dan menulis permulaan, guru sering dihadapkan pada siswa yang
mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi huruf, suku kata, kalimat
sederhana, maupun ketidakmampuan siswa memahami isi bacaan. Mengajar anak untuk
dapat membaca dan menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan. Apalagi untuk
mengajar MMP pada anak-anak usia kelas awal yang masih berada dalam usia bermain dan
belum memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi pembelajaran yang serius.
Metode Pembelajaran Membaca Permulaan Pembelajaran membaca permulaan di kelas I
SDN Serang 2 Kota Serang menggunakan beberapa metode diantaranya adalah:

a. metode bunyi
b. metode abjad
c. metode suku kata
d. metode kata

Lembaga Metode bunyi digunakan oleh guru untuk mengenal huruf a sampai dengan
z serta cara pengucapannya. Dalam pelaksanaannya, metode bunyi melalui proses latihan
terus menerus (drill). Contoh metode bunyi: huruf /p/ dilafalkan [ep] /d/ dilafalkan [ed].
Dengan demikian. Kata padi dieja menjadi: /ep-a/ [pa]/ed-i/ [di] dibaca [pa-di]. Pembelajaran
membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan huruf huruf secara
alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya
menurut abjad. Pada huruf-huruf tertentu yang ada kemiripan bentuk, guru membedakan
huruf-huruf /b-d/, /p-q/, /n-u/, dan /mw-v/ dengan cara memberi warna yang berbeda pada
kartu abjad. Kemudian dilatih secara berulang-ulang sampai mengerti.

Metode suku kata ini diawali dengan langkah guru mengenalkan suku kata seperti ba,
bi bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, da seterusnya. Kemudian suku-suku kata
tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang bermakna, misalnya: /ba – bi/, /cu – ci/, /da –
da/. Lalu, dari suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang dimaksud
dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.

Metode kata lembaga merupakan metode peralihan antara metode bunyi dengan
metode global. Guru memulai materi ajar dari kata yang dekat dengan anak, dipahami, dan
sering didengar. Karena dalam konsep seperti ini, maka materi ajar itu dalam bentuk gambar
dan nama gambar di bawahnya. Misalnya gambar seorang anak laki laki bernama Didi atau
gambar bola dan gambar-gambar yang lain. Di bawah gambar anak tersebut tersebut ditulis
nama Didi. Di bawah gambar bola ditulis kata bola. Langkah langkahnya sebagai berikut:

1) kata yang telah dipilih diuraikan menjadi suku kata

2) suku kata diuraikan menjadi huruf-huruf

3) huruf-huruf itu kemudian dirangkaikan menjadi suku kata kembali

4) suku kata itu dirangkaikan menjadi kata.


C. Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan whole language di sekolah
dasar

Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan maksimal maka guru harus


menggunakan pendekatan atau model-model yang efektif dan sesuai dengan
pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan
terpadu dalam pembelajaran bahasa dilandasi pandangan bahasa holistic (whole language)
yang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang bulat dan utuh.
Pada hakikatnya whole language merupakan falsafah pandangan atau keyakinan
tentang hakikat belajar dan bagaimana anak belajar secara optimal(V. Froese,
1991).Satu alternatif langkah inovatif yang dapat dilakukan adalah melalui
pendekatan whole language.Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa
yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah(Goodman, K.S., 1986;
Weaver, 1990). Sedangkan whole language telah dikenal sebagai salah satu
pendekatan pembelajaran, sebuah sistem kepercayaan tentang sifat pembelajaran dan
bagaimana hal itu dapat dipupuk di kelas dan sekolah. Pendekatan whole language
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang diajarkan secara holistik, utuh,
tidak terpisah-pisah antara keempat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses pembelajaran selalu memadukan
keempat keterampilan berbahasa tersebut dan diharapkan selama proses
pembelajaran dapat berpengaruh terhadap membaca anak(Nehru Meha dan Adiyati Fathu
Roshonah, 2015). Dalam kelas whole language akan dipenuhi barang cetak, siswa belajar
secara aktif, siswa bekerja dan belajar sesuai kemampuan, guru berperan sebagai
contoh, dan fasilitator. Suasana kelas dibuat senyaman mungkin sehingga
diharapkan dapat memudahkan siswa untuk membaca. Selain itu, dengan
pendekatan whole language diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan dan keaktifan
membaca siswa baik saat reading aloud, sustained silent reading, share reading, guide
reading, maupun independent reading. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa khususnya aspek membaca menjadi satu
prioritas yang harus dioptimalkan di kelas awal. Hal tersebut akan berimplikasi pada
proses pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran harus berafiliasi pada proses
membaca untuk mengoptimalkan kemampuan membaca yang perlu dikembangkan dan
ditingkatkan juga berdasarkan perkembangan siswa. Hal tersebut dipertegas pada teori
tahap perkembangan peserta didik menurut Piaget dalam William Crain menyatakan
bahwa periode I pada usia 0-2 tahun pada tingkat sensori motorik,periode II pada usia
2-7 tahunpada tingkat pra-operasional, periode III pada usia 7-11 tahun pada tingkat
operasi konkret, dan periode IV pada usia 11 tahun ke atas sudah tingkat operasi
formal(Dixon, L. Q., & Wu, 2014). Oleh karenanya, perlu dipertimbangkan
berbagai hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada siswa awal.Berasumsi dari pemaparan mendalam terkait proses
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pengembangan dan peningkatan
kemampuan membaca permulaan sangatlah urgent hubungannya dengan kemampuan
lanjut yang harus dikuasai oleh siswa di SD. Melalui pendekatan whole language yang
dimodifikasi dan olah proses pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I Sekolah Dasar

C. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui model


pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ)
Untuk mengembangkan keterampilan membaca,pendidikan harus melakukan inovasi
dan kreativitas dalam menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan
pembelajaran keterampilan membaca berlangsung maksimal,salah satu pendekatan yang
biasa digunakan pendidikan adalah pendekatan model pembelajaran koopreatif integrated
reading and compotion (CIRC).Pembelajaran kooperatif adalah metode belajar,siswa bekerja
berpasangan atau berkelompok dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,bagian-bagian
dari materi yang di pelajari.Model pembelajaran circ adalah,model pembelajaran yang cukup
sederhana,mudah,dan praktis untuk melatih kemampuan membaca pemahaman siswa.
Menurut Slavin (dalam Farida, 2005) “tujuan utama CIRC khususnya
dalam menggunakan tim kooperatif ialah membantu siswa belajar membaca
pemahaman yang luas untuk kelas-kelas tinggi SD.” Dalam artian bahwa pembelajaran
tipe CIRC cocok dilaksanakan di kelas IV,V dan VI SD.
Coperative Integrated Reding and Composition (CIRC) termasuk salah satu model
pembelajaran cooperative learningyang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif
terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan
lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah
dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa
tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkandalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi,
dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah,dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi (Putri, Koeswati, & Radia, 2019).
Metode CIRC adalah suatu metode pembelajaran yang dapat menggabungkan
kegiatan menulis dan membaca yang diharapkan dapat meningkatkan kerjasama,
berpendapat dan memberi tanggapan siswa.

D. Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui penerapan


model pembelajaran picture

Salah satu kendala pengembangan pada siswa SD adalah potensi membaca dan
menulis,
khususnya membaca dan menulis permulaan. Membaca dan menulis permulaan bagi siswa
SD sebenarnya bukanlah sesuatu yang sulit, namun karena sistem pembelajaran yang
menyebabkan membaca dan menulis permulaan di SD sangat sulit untuk disajikan. Apalagi
sebagian besar guru menghindar pada proses pembelajaran yang dirasa menyulitkan dalam
penyajiannya. Terjadinya penyatuan kesulitan antara guru dan siswa inilah yang
semakin menyulit kan realisasi pembelajaran membaca dan menulis permulaan di SD. Pada
dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Dalam hal ini, belajar
bahasa menekankan pada empat aspek keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara,
membaca, dan menuli s. Dalam kegiatan membaca dan menulis, yang kita baca dan
tulis adalah lambang, tanda atau tulisan yang bermakna Pelajaran membaca dan menulis
sebenarnya sangat penting diberikan kepada siswa untuk melatih menggunakan bahasa
secara aktif. Seorang siswa harus meningkatkan minat bacanya untuk memerkaya dan
memerluas wawasannya.Di samping itu, keterampilan membaca dan menulis sangat
bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi anak sekolah dasar untuk melatih
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak, namun dalam hal ini guru
bahasa Indonesia dihadapkan pada dua masalah yang sangat dilematis. Interaksi antara
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia memiliki tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dari beberapa pelajaran lainnya, karena manusia bersifat abstrak dan bukan
seperangkat fakta, konsep atau kaidah konkret yang dengan mudah diterima dan dipahami
oleh siswa.
Di satu sisi guru b ahasa harus dapat menyelesaikan target kurikulum yang harus
dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, Sementara di sisi lain porsi waktu yang
disediakan untuk pelajaran membaca dan menulis relatif terbatas. Padahal untuk
pelajaran membaca dan menulis seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup panjang,
karena diperlukan latihan-latihan yang cukup untuk memberikan siswa bacaan yang
dapat mengasah keterampilan
berbahasa dan menulis yang baik. Dari dua persoalan tersebut dibutuhkan kreativitas
guru untuk mengatur sedemikian rupa sehingga materi pelajaran membaca dan menulis
dapat
diberikan secara maksimal dengan tidak mengesampingkan materi yang lain.
E. METODE READING ALOUD DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
PERMULAAN

Era globalisasi disebut juga dengan abad ilmu pengetahuan dimana di dalamnya
terdapat manusia berkualitas. Dwi Sunar Prasetyono (2008: 25) mengatakan manusia
berkualitas adalah manusia yang selalu meningkatkan pengetahuan serta keterampulan dalam
setiap kesempatan. Untuk menjadi manusia yang berkualitas, manusia harus melalui proses
panjang yang disebut proses belajar. proses belajar tidak cukup hanya dilakukan dengan
mendengar dan menerima ilmu dari guru tetapi juga memuat adanya kegiatan membaca.
Beliau menambahkan 80% kemajuan dalam proses belajar ditentukan oleh kemauan untuk
membaca. Jika dalam belajar kegiatan membaca diabaikan, siswa akan mendapat hambatan
kemampuan dalam belajar dan akhirnya dalam kehidupan akan tersingkir dari komunitas
yang berpendidikan. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat seperti
sekarang ini terasa sekali bahwa kegiatan membaca boleh dikatakan tidak dapat terpelas dari
kehidupan manusia. Berbagai informasi sebagian besar disampaikan memalui media cetak,
dan bahkan yang melalui lisan pun bisa dilengkapi dengan tulisan, atau sebaliknya. Oleh
karena itu, di negara kita terdapat kemungkinan suatu saat kegiatan membaca akan menjadi
kebutuhan hidup seharihari seperti yang terdapat di negara-negara maju.

Kegiatan melatih siswa membaca yang dilakukan di sekolah secara terstruktur dimuat
dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan awal membaca diberikan di
kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Kegiatan membaca di kelas ini merupakan kegiatan siswa untuk
mengenal buku, huruf, kata dan kalimat. Pembelajaran membaca awal yang dilakukan di
kelas 1 dan 2 SD ini disebut dengan membaca permulaan. Pembelajaran membaca di sekolah
yang dipandu oleh guru dapat dilakukan dengan berbagai metode. Masing-masing metode
pembelajaran mempunyai daya keefektifan sendiri-sendiri. Namun, guru berperan sebagai
fasilitator hendaknya mencari metode baru agar kegiatan membaca permulaan semakin
efektif dan menarik bagi siswanya.

Kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa pembelajaran membaca permulaan


sering mengalami kesalahan. Dalam pembelajaran membaca permulaan belum semua siswa
diberi kesempatan berlatih membaca. Hal ini menyebabkan ada sebagian siswa yang sudah
lancar membaca dan ada sebagian siswa mengalami kesulitan. Selama proses membaca,
sebagian siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang membaca. Seharusnya guru
menegur siswa yang tidak memperhatikan agar dapat mengerti tentang bacaan tersebut.
Karena hal seperti ini dapat berdampak negatif pada siswa itu sendiri apabila tidak
memperhatikan temannya yang sedang membaca.

Dalam pembelajaran membaca permulaan belum semua siswa diberi kesempatan


berlatih membaca. Hal ini menyebabkan ada sebagian siswa yang sudah lancar membaca dan
ada sebagian siswa mengalami kesulitan. Selama proses membaca, sebagian siswa tidak
memperhatikan temannya yang sedang membaca. Seharusnya guru menegur siswa yang tidak
memperhatikan agar dapat mengerti tentang bacaan tersebut. Karena hal seperti ini dapat
berdampak negatif pada siswa itu sendiri apabila tidak memperhatikan temannya yang sedang
membaca. Dalam pembelajaran membaca permulaan guru tidak pernah memanfaatkan media
pembelajaran. Penggunaan media membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Untuk dapat membuat anak paham akan materi yang akan dipelajari hendaknya guru
memanfaatkan media untuk lebih memperjelas pemahaman, konsentrasi, dan perhatian siswa
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca permulaan siswa sudah menirukan guru
dengan membaca nyaring (Reading Aloud). Namun pada saat membaca secara individual
nada suara siswa masih rendah dan suara tidak terdengar secara jelas. Seharusnya pada saat
membaca secara individual siswa lebih diarahkan lagi untuk membaca nyaring (Reading
Aloud). Reading Aloud atau membaca nyaring merupakan bentuk strategi membaca suatu
teks dengan keras yang dapat membantu memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan dan merancang diskusi. Strategi ini mempunyai efek

pada memusatkan perhatian dan membuat membuat kelompok yang kohesif. Reading
Aloud adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami
informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang (Taringan 2008: 23). Jadi, Reading
Aloud disini membantu siswa untuk suka membaca dan fokus dalam bacaannya. Karena di
reading aloud ini guru meminta siswa secara bergantian untuk membaca secara keras. Dan
apabila siswa tidak fokus maka dia tidak akan tahu dimana dia akan melanjutkan bacaannya.
Dan di setiap paragraf guru juga menanyakan point penting untuk bahan diskusi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulismelalui kata-kata atau bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agarkelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapatdiketahui.

Dari makalah di atas ini dapat di simpulkan bahwa ada beberapa metode untuk
memudahkakn siswa SD untuk Membaca yaitu Analisis Model Pembelajaran SQ3R Dalam
Meningkatkan Membaca Pemahaman Siswa SD, Metode pembelajaran membaca dan
menulis permulaan di kelas awal, Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan
whole language di sekolah dasar, Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
melalui model pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ),
Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui penerapan model
pembelajaran picture, serta metode reading aloud dalam pembelajaran membaca permulaan.

B. Saran
Siswa harus banyak berlatih membaca di rumah karena dengan membaca kita bisa
mendapatkan informasi,dengan adanya metode pemberian tugas guru bisa
memberikan tugas kepada siswa banyak membimbing dan memotivasi siswa dalam
belajar membaca permulaan,sehingga siswa dapat membaca dengan lancar tidak
mengeja lagi,untuk pihak kepala sekolah juga berperan penting dengan menyediakan
buku-buku yang baru untuk sekolah dan selalu memotivasi guru dalam menggunakan
metode-metode pembelajaran dalam proses belajar terutama pembelajaran bahasa
indonesia agar lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar khususnya belajar
dalam membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Muhyidin, Asep, Odin Rosidin, and Erwin Salpariansi. "Metode pembelajaran membaca
dan menulis permulaan di kelas awal." JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 4.1
(2018): 30-42.

Muhyidin, Asep. "Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Bahasa Indonesia


diKelas Awal." BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra 15.2 (2016): 1-13.
Halimah, Andi. "Pengaruh metode sq3r terhadap kemampuan membaca
pemahaman." AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 2.2 (2015): 201-220.
Aisyah, Siti, et al. "Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan whole
language di sekolah dasar." Jurnal basicedu 4.3 (2020): 637-643
Rahmi, Yulia, and Ilham Marnola. "Peningkatan kemampuan membaca pemahaman
siswa melalui model pembelajaran cooperative integrated reading and compotion
(circ)." Jurnal basicedu 4.3 (2020): 662-672.

Anda mungkin juga menyukai