Disusun oleh :
ASSURA BADIA
220102175
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”Pendekatan
Dan Metode Pembelajaran Membaca SD”.Makalah ini diajukan untuk untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Membaca SD yang diampu oleh bapak
dosen Zulfadli Hamdi,M.Pd
Adapun makalah ini telah penulis usahakan dengan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak,sehingga
memperlancar dan mempermudah proses dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas
dari semua itu,penulis meminta maaf dan menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
bahasa maupun dari segi penulisnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................5
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Tujuan................................................................................................6
D. Manfaat..............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................7
A. Kesimpulan........................................................................................18
B. Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk anak usia sekolah dasar kemampuan membaca merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi.Jika anak pada usia sekolah dasar tidak segera memiliki
kemampuan membaca,maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari
berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.Oleh karena itu,anak harus belajar
membaca agar ia dapat membaca untuk belajar,membaca adalah salah satu inti dari belajar.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar dinilai sangat penting,hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningktakan
kemampuan berbahasa anak, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk meninhkatkan kempuan siswa
dalam mempelajari mataa pelajaran ytang lainnya. Namun kenyatannya pelajaran membaca
yang di laksanankan di sekolah dasar masih blum memuasakan dan belum slesai dengan
harapan.
Berkaitan dengan hal itu, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mem aca di sekolah dasar. Salah satu upaya yang perludi lakukan adalah
dengan memperkenalkan berbagai strategi pembelajaan membaca yang mampu membentuk
perilaku membaca yang baik dan sekaligus untuk meningktan kemampuan membaca.
Banyak sekali pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar.Agar diperoleh hasil yang memuaskan diperlukan pendekatan yang tepat untuk
mengajarkan suatu pengetahuan atau materi sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan. Seperti pada tulisan ini ada beberapa metode yang di gunakan dalam pelajaran
membaca di sekolah dasar.
Tujuan akhir dari membaca ialah memahami isi bacaan,tetapi kenyataan yang ada
belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut.Banyak siswa yang dapat membaca
secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut.Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman tersebut. pemahaman
disebabkan oleh beberapa faktor.
B.Rumusan Masalah
D.Manfaat
PEMBAHASAN
SQ3R merupakan singkatan dari Survey, Question, Read, Recite, Review. Model
pembelajaran SQ3R dilaksanakan dengan tahapan-tahapan tertentu yakni pertama, menyurvei
bacaan (survey), ke-dua menyusun daftar pertanyaan dari bacaan (question), ke-tiga
membaca bacaan (read), ke-empat, menjelaskan bacaan (recite) ke-lima, meninjau ulang teks
pertanyaan dan jawaban (review).
Model pembelajaran SQ3R dalam penelitian ini adalah metode membaca yang terdiri
dari lima langkah, yaitu dan survey, question, read, recite, dan review. Langkah pembelajaran
membaca pemahaman yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Tahap survey, siswa membaca secara sekilas teks bacaan yang telah diperoleh.
b. Tahap question, siswa membuat pertanyaan berdasarkan bacaan.
c. Tahap read, siswa membaca secara keseluruhan teks bacaan.
d. Tahap recite, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada tahap
question, mencatat hal penting, dan meringkas atau menceritakan kembali
teks bacaan yang telah dibaca.
e. Tahap review, siswa meninjau ulang teks bacaan, membaca ulang intisari yang
telah didapatkan dan dibuat serta bila diperlukan dapat pula membaca kembali
bahan bacaan.
B. Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas awal
membaca dan menulis permulaan, guru sering dihadapkan pada siswa yang
mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi huruf, suku kata, kalimat
sederhana, maupun ketidakmampuan siswa memahami isi bacaan. Mengajar anak untuk
dapat membaca dan menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan. Apalagi untuk
mengajar MMP pada anak-anak usia kelas awal yang masih berada dalam usia bermain dan
belum memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi pembelajaran yang serius.
Metode Pembelajaran Membaca Permulaan Pembelajaran membaca permulaan di kelas I
SDN Serang 2 Kota Serang menggunakan beberapa metode diantaranya adalah:
a. metode bunyi
b. metode abjad
c. metode suku kata
d. metode kata
Lembaga Metode bunyi digunakan oleh guru untuk mengenal huruf a sampai dengan
z serta cara pengucapannya. Dalam pelaksanaannya, metode bunyi melalui proses latihan
terus menerus (drill). Contoh metode bunyi: huruf /p/ dilafalkan [ep] /d/ dilafalkan [ed].
Dengan demikian. Kata padi dieja menjadi: /ep-a/ [pa]/ed-i/ [di] dibaca [pa-di]. Pembelajaran
membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan huruf huruf secara
alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya
menurut abjad. Pada huruf-huruf tertentu yang ada kemiripan bentuk, guru membedakan
huruf-huruf /b-d/, /p-q/, /n-u/, dan /mw-v/ dengan cara memberi warna yang berbeda pada
kartu abjad. Kemudian dilatih secara berulang-ulang sampai mengerti.
Metode suku kata ini diawali dengan langkah guru mengenalkan suku kata seperti ba,
bi bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, da seterusnya. Kemudian suku-suku kata
tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang bermakna, misalnya: /ba – bi/, /cu – ci/, /da –
da/. Lalu, dari suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang dimaksud
dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.
Metode kata lembaga merupakan metode peralihan antara metode bunyi dengan
metode global. Guru memulai materi ajar dari kata yang dekat dengan anak, dipahami, dan
sering didengar. Karena dalam konsep seperti ini, maka materi ajar itu dalam bentuk gambar
dan nama gambar di bawahnya. Misalnya gambar seorang anak laki laki bernama Didi atau
gambar bola dan gambar-gambar yang lain. Di bawah gambar anak tersebut tersebut ditulis
nama Didi. Di bawah gambar bola ditulis kata bola. Langkah langkahnya sebagai berikut:
Salah satu kendala pengembangan pada siswa SD adalah potensi membaca dan
menulis,
khususnya membaca dan menulis permulaan. Membaca dan menulis permulaan bagi siswa
SD sebenarnya bukanlah sesuatu yang sulit, namun karena sistem pembelajaran yang
menyebabkan membaca dan menulis permulaan di SD sangat sulit untuk disajikan. Apalagi
sebagian besar guru menghindar pada proses pembelajaran yang dirasa menyulitkan dalam
penyajiannya. Terjadinya penyatuan kesulitan antara guru dan siswa inilah yang
semakin menyulit kan realisasi pembelajaran membaca dan menulis permulaan di SD. Pada
dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Dalam hal ini, belajar
bahasa menekankan pada empat aspek keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara,
membaca, dan menuli s. Dalam kegiatan membaca dan menulis, yang kita baca dan
tulis adalah lambang, tanda atau tulisan yang bermakna Pelajaran membaca dan menulis
sebenarnya sangat penting diberikan kepada siswa untuk melatih menggunakan bahasa
secara aktif. Seorang siswa harus meningkatkan minat bacanya untuk memerkaya dan
memerluas wawasannya.Di samping itu, keterampilan membaca dan menulis sangat
bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi anak sekolah dasar untuk melatih
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak, namun dalam hal ini guru
bahasa Indonesia dihadapkan pada dua masalah yang sangat dilematis. Interaksi antara
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia memiliki tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dari beberapa pelajaran lainnya, karena manusia bersifat abstrak dan bukan
seperangkat fakta, konsep atau kaidah konkret yang dengan mudah diterima dan dipahami
oleh siswa.
Di satu sisi guru b ahasa harus dapat menyelesaikan target kurikulum yang harus
dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, Sementara di sisi lain porsi waktu yang
disediakan untuk pelajaran membaca dan menulis relatif terbatas. Padahal untuk
pelajaran membaca dan menulis seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup panjang,
karena diperlukan latihan-latihan yang cukup untuk memberikan siswa bacaan yang
dapat mengasah keterampilan
berbahasa dan menulis yang baik. Dari dua persoalan tersebut dibutuhkan kreativitas
guru untuk mengatur sedemikian rupa sehingga materi pelajaran membaca dan menulis
dapat
diberikan secara maksimal dengan tidak mengesampingkan materi yang lain.
E. METODE READING ALOUD DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
PERMULAAN
Era globalisasi disebut juga dengan abad ilmu pengetahuan dimana di dalamnya
terdapat manusia berkualitas. Dwi Sunar Prasetyono (2008: 25) mengatakan manusia
berkualitas adalah manusia yang selalu meningkatkan pengetahuan serta keterampulan dalam
setiap kesempatan. Untuk menjadi manusia yang berkualitas, manusia harus melalui proses
panjang yang disebut proses belajar. proses belajar tidak cukup hanya dilakukan dengan
mendengar dan menerima ilmu dari guru tetapi juga memuat adanya kegiatan membaca.
Beliau menambahkan 80% kemajuan dalam proses belajar ditentukan oleh kemauan untuk
membaca. Jika dalam belajar kegiatan membaca diabaikan, siswa akan mendapat hambatan
kemampuan dalam belajar dan akhirnya dalam kehidupan akan tersingkir dari komunitas
yang berpendidikan. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat seperti
sekarang ini terasa sekali bahwa kegiatan membaca boleh dikatakan tidak dapat terpelas dari
kehidupan manusia. Berbagai informasi sebagian besar disampaikan memalui media cetak,
dan bahkan yang melalui lisan pun bisa dilengkapi dengan tulisan, atau sebaliknya. Oleh
karena itu, di negara kita terdapat kemungkinan suatu saat kegiatan membaca akan menjadi
kebutuhan hidup seharihari seperti yang terdapat di negara-negara maju.
Kegiatan melatih siswa membaca yang dilakukan di sekolah secara terstruktur dimuat
dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan awal membaca diberikan di
kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Kegiatan membaca di kelas ini merupakan kegiatan siswa untuk
mengenal buku, huruf, kata dan kalimat. Pembelajaran membaca awal yang dilakukan di
kelas 1 dan 2 SD ini disebut dengan membaca permulaan. Pembelajaran membaca di sekolah
yang dipandu oleh guru dapat dilakukan dengan berbagai metode. Masing-masing metode
pembelajaran mempunyai daya keefektifan sendiri-sendiri. Namun, guru berperan sebagai
fasilitator hendaknya mencari metode baru agar kegiatan membaca permulaan semakin
efektif dan menarik bagi siswanya.
pada memusatkan perhatian dan membuat membuat kelompok yang kohesif. Reading
Aloud adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami
informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang (Taringan 2008: 23). Jadi, Reading
Aloud disini membantu siswa untuk suka membaca dan fokus dalam bacaannya. Karena di
reading aloud ini guru meminta siswa secara bergantian untuk membaca secara keras. Dan
apabila siswa tidak fokus maka dia tidak akan tahu dimana dia akan melanjutkan bacaannya.
Dan di setiap paragraf guru juga menanyakan point penting untuk bahan diskusi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulismelalui kata-kata atau bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agarkelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapatdiketahui.
Dari makalah di atas ini dapat di simpulkan bahwa ada beberapa metode untuk
memudahkakn siswa SD untuk Membaca yaitu Analisis Model Pembelajaran SQ3R Dalam
Meningkatkan Membaca Pemahaman Siswa SD, Metode pembelajaran membaca dan
menulis permulaan di kelas awal, Kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan
whole language di sekolah dasar, Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
melalui model pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ),
Peningkatan keterampilan membacadan menulis permulaan melalui penerapan model
pembelajaran picture, serta metode reading aloud dalam pembelajaran membaca permulaan.
B. Saran
Siswa harus banyak berlatih membaca di rumah karena dengan membaca kita bisa
mendapatkan informasi,dengan adanya metode pemberian tugas guru bisa
memberikan tugas kepada siswa banyak membimbing dan memotivasi siswa dalam
belajar membaca permulaan,sehingga siswa dapat membaca dengan lancar tidak
mengeja lagi,untuk pihak kepala sekolah juga berperan penting dengan menyediakan
buku-buku yang baru untuk sekolah dan selalu memotivasi guru dalam menggunakan
metode-metode pembelajaran dalam proses belajar terutama pembelajaran bahasa
indonesia agar lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar khususnya belajar
dalam membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Muhyidin, Asep, Odin Rosidin, and Erwin Salpariansi. "Metode pembelajaran membaca
dan menulis permulaan di kelas awal." JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 4.1
(2018): 30-42.