MAKALAH
1
KATA PENGANTAR
Dengan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun
maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas KKNI mata
kuliah Dasar Pendidikan MIPA di Universitas Negeri Medan. Selain itu, Makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode pembelajaran IPA
bagi para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Feri Andi Syuhada
S.pd., M. Pd sebagai dosen pengampu yang telah membimbing dan membagikan
pengetahuannya. Demikian makalah ini kami sajikan, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan segenap hati.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan pembaca.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................5
D. Identitas Buku .........................................................................................5
E. Identitas Jurnal.........................................................................................6
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................8
A. Metode Ceramah ....................................................................................8
B. Metode Eksperimen.................................................................................9
C. Metode Diskusi......................................................................................10
D. Metode Kerja Kelompok........................................................................12
E. Metode Demonstrasi..............................................................................13
BAB III. PENUTUP .......................................................................................14
A. Kesimpulan ............................................................................................14
B. Saran......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sains dan teknologi yang demikian pesat pada era informasi
kini, menjadikan pendidikan IPA sangat penting bagi semua individu. Di Sekolah
Menengah Pertama, pelajaran IPA dianggap momok yang menakutkan oleh
sebagian besar siswa. Akibatnya siswa enggan untuk mempelajarinya bahkan
cenderung menghindari pelajaran IPA. Tidak jarang muncul keluhan bahwa
pelajaran IPA hanya membuat pusing mereka. Seolah mereka tidak peduli akan
arti penting dan fungsi IPA dalam kehidupannya.
Salah satu penyebab pandangan dan sikap negatif siswa terhadap pelajaran
IPA akibat metode tradisional pengajaran IPA yang digunakan secara terus
menerus. Guru terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan selama ini. Oleh
karena itu, selama pembelajaran berlangsung sebagian siswa hanya pasif, enggan
berfikir, menerima begitu saja materi pelajaran yang disampaikan guru. Bahkan
ada kesan siswa menunggu saja penjelasan dari guru dalam menyelesaikan soal-
soal yang dihadapi, tanpa mencoba menghubungkan dan menerapkan konsep yang
sudah disampaikan oleh guru sebelumnya. Padahal jika diperhatikan lebih jauh,
mereka bukan termasuk siswa dengan kesulitan belajar.
Pembelajaran yang monoton dapat menyebabkan siswa merasa bosan
mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran siswa hanya
mendengar dan menyaksikan penjelasan dari guru dan mencatat apa yang ditulis
guru di papan tulis. Padahal partisipasi aktif selama proses pembelajaran dapat
mempengaruhi sejauh mana pemahaman tentang konsep yang dipelajarinya.
Sehingga guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan mempunyai
tanggungjawab yang lebih luas sebagai pengajar dan pendidik. Tugas guru
diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, yaitu
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pembelajaran harus dapat menciptakan pola pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi siswa tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotor. Selain itu pola pembelajaran yang baik harus bisa
mendorong siswa mempelajari IPA secara optimal. Pengembangan aspek afektif
4
terutama sikap antara lain kemampuan untuk mendengar, menerima atau
mempelajari informasi yang diterima, kemampuan memberi tanggapan secara
positif dan kemampuan memberikan pertimbangan berupa nilai dan keyakinan.
Adapun sikap-sikap yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA di
sekolah antara lain jujur, obyektif, rasa ingin tahu, teliti, dan dapat menghargai
pendapat orang lain. Sedangkan aspek psikomotor dapat tumbuh dan berkembang
jika siswa diberi kesempatan mendemonstrasikan kemampuan dan keterampilan
melakukan kegiatan fisik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan yaitu, apa
saja metode-metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran IPA dan contoh
pengaplikasiannya dalam belajar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui apa itu metode pembelajaran IPA
2. Mengetahui metode-metode dalam pembelajaran IPA
3. Mengetahui pengertian dari metode-metode pembelajaran IPA
4. Mengetahui metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA
D. Identitas Buku
Buku I
5
Buku II
E. Identitas Jurnal
Jurnal I
Jurnal II
6
Jurnal III
Jurnal IV
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Ceramah
8
4. Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.
Kekurangan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah adalah
sebagai berikut:
1. Metode ceramah memaksa peserta didik untuk menjaga konsentrasinya
dengan menggunakan indra telinga yang terbatas.
2. Metode ceramah membuat peserta didik sulit menemukan gagasan baru
yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluasi.
3. Metode ceramah membuat guru bersifat otoriter dan suasana kelas menjadi
monoton.
4. Metode ceramah yang disampaikan oleh guru yang tidak pandai bertutur
kata akan membuat kelas menjadi membosankan.
B. Metode Eksperimen
9
diberikan guru sehingga kelas akan bersuasana belajar, bermain, berdiskusi, tukar
pendapat dan membuat kesimpulan bersama-samadengan menggunakan metode
eksperimen suasana kelas menjadi lebih baik karena dengan metode ini siswa lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa terlibat langsung dalam melakukan
percobaan membuat kaca pembesar.
Adapun kelebihan dari metode eksperimen antara lain menurut Hamdayana
(2016): a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku. b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
menjelajahi, c) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang
ilmuwan, karena di dalam metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di
mana siswa melakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2012: 80).
Menurut Hamdayana(2016) langkah-langkah metode eksprimen sebagai
berikut :
1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi
ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa yang terjadi saat
eksperimen berlangsung.
3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
4. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan selanjutnya dapat
melaporkan hasilnya.
5. Aplikasi konsep, merupakan kegiatan memberikan contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan teori dan percobaan yang sudah dipelajari.
C. Metode Diskusi
Metode pengajaran yang paling umum digunakan adalah tanya jawab (Q&A)
format. Penggunaan metode tanya jawab merupakan cara yang paling mudah bagi
guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan
dan metode diskusinya yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah antara
guru dan siswa. Guru melakukan tanya jawab metode dan diskusi menggunakan
10
Zoom, Google Classroom, dan PowToon. Guru juga menggunakan metode
ceramah karena keterbatasan waktu dan masalah lain seperti sinyal internet yang
buruk, dan kondisi kelas virtual yang kurang kondusif dalam pembelajaran. Situasi
ini memaksa guru untuk menggunakan metode pengajaran yang cepat dan mudah.
Guru menggunakan alternatif seperti tugas offline dan kuis dengan batas waktu
yang telah ditentukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Tentang ini, 10
guru mengatakan,
“Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran
yang lebih menarik siswa menyukai di dalam kelas karena kondisinya
tidak memungkinkan. Semuanya terbatas, termasuk ketersediaan kuota,
kadang buruk sinyal, dan siswa belum siap. Jadi, saya menggunakan
tanya jawab metode untuk mengetahui apakah siswa familiar dengan
materi itu saya serahkan (10 Guru).”
Pada diskusi, guru harus bisa menggunakan waktu yang terbatas, yang
otomatis mempengaruhi kecepatannya pembelajaran, tujuan pengajaran, dan
penilaian pembelajaran. Waktu pengajaran yang guru biasanyaigunakan dalam satu
pertemuan sebelum diskusi adalah 1,5-2 jam, namun pada saat diskusi, waktunya
lebih singkat karena campur tangan orang tua, serta terbatasnya penggunaan waktu
penerapan. Ketika siswa mengerjakan tugas atau mengerjakan tanya jawab dengan
guru, orang tua membantu dengan memberi jawaban sehingga mereka dapat
dengan cepat menjawab pertanyaan. Jadi, penggunaan aplikasi online
menyebabkan guru harus melakukan hal tersebut hanya menyampaikan pokok-
pokok penting materi pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Penggunaan
Waktu pembelajaran yang berubah-ubah pada setiap pertemuan juga
mempengaruhi langkah-langkah pembelajaran, diantaranya adalah kedisiplinan
siswa dalam pembelajaran berikutnya. Disiplin melibatkan penyerahan tugas tepat
waktu dan tidak menunda penyelesaian tugas yang ada, sehingga siswa harus
mempelajari materi agar tidak mengalami keterlambatan waktu pembelajaran.
Tentu saja tersedianya fasilitas pembelajaran seperti Handphone/laptop dan kuota
data internet dari orang tua sangat menentukan dalam pelaksanaannya sedang
belajar. Perubahan tujuan dan langkah pembelajaran secara otomatis juga akan
mempengaruhi cara dan cara bentuk penilaian pembelajaran bagi siswa.
Menggunakan metode pembelajaran yang beragam membuat siswa tidak
mudah bosan ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini perlu dilakukan
guru untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Setiap metode pembelajaran tentu mempunyai kelebihan dan nilai
tersendiri bagi siswa. Jika Anda senang dengan metode diskusi, tak ada salahnya
11
Anda mengajak siswa untuk berdiskusi. Karena ada beberapa kelebihan metode
diskusi, di antaranya sebagai berikut:
1. Merangsang Siswa Kreatif Memberikan Gagasan atau Ide
2. Berani Mengungkapkan Pendapat
3. Dapat bertukar pikiran
4. Bekerjasama dengan baik
5. Belajar menjadi pemimpin
12
e. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai
dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarisifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
E. Metode Demonstrasi
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
4. Tidak metode yang bisa dikatakan paling unggul. Setiap metode memiliki
keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Namun, dalam situasi atau
kondisi tertentu, ada suatu metode yang sangat diunggulkan atau lebih
dominan dipakai daripada metode yang lain.
B. Saran
Melalui makalah ini, kami berharap pembaca dapa lebih mengerti tentang
metode-metode dalam pembelajaran IPA, terutama bagi calon guru supaya mampu
mengapikasikannya dalam mengajar ke depannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16