Anda di halaman 1dari 16

DASPEN MIPA/MAKALAH/ PSPK 23 C

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN IPA


(CERAMAH, EKSPERIMEN, DISKUSI, KERJA KELOMPOK,
DEMONSTRASI)
DOSEN PENGAMPU :
Feri Andi Syuhada S.pd., M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 7


Anggota :
1. Elit Manaman Gulo (4231131029)
2. Ririn Denita Sinaga (4233131090)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun
maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas KKNI mata
kuliah Dasar Pendidikan MIPA di Universitas Negeri Medan. Selain itu, Makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode pembelajaran IPA
bagi para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Feri Andi Syuhada
S.pd., M. Pd sebagai dosen pengampu yang telah membimbing dan membagikan
pengetahuannya. Demikian makalah ini kami sajikan, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan segenap hati.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan pembaca.

Medan , Oktober 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................5
D. Identitas Buku .........................................................................................5
E. Identitas Jurnal.........................................................................................6
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................8
A. Metode Ceramah ....................................................................................8
B. Metode Eksperimen.................................................................................9
C. Metode Diskusi......................................................................................10
D. Metode Kerja Kelompok........................................................................12
E. Metode Demonstrasi..............................................................................13
BAB III. PENUTUP .......................................................................................14
A. Kesimpulan ............................................................................................14
B. Saran......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan sains dan teknologi yang demikian pesat pada era informasi
kini, menjadikan pendidikan IPA sangat penting bagi semua individu. Di Sekolah
Menengah Pertama, pelajaran IPA dianggap momok yang menakutkan oleh
sebagian besar siswa. Akibatnya siswa enggan untuk mempelajarinya bahkan
cenderung menghindari pelajaran IPA. Tidak jarang muncul keluhan bahwa
pelajaran IPA hanya membuat pusing mereka. Seolah mereka tidak peduli akan
arti penting dan fungsi IPA dalam kehidupannya.
Salah satu penyebab pandangan dan sikap negatif siswa terhadap pelajaran
IPA akibat metode tradisional pengajaran IPA yang digunakan secara terus
menerus. Guru terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan selama ini. Oleh
karena itu, selama pembelajaran berlangsung sebagian siswa hanya pasif, enggan
berfikir, menerima begitu saja materi pelajaran yang disampaikan guru. Bahkan
ada kesan siswa menunggu saja penjelasan dari guru dalam menyelesaikan soal-
soal yang dihadapi, tanpa mencoba menghubungkan dan menerapkan konsep yang
sudah disampaikan oleh guru sebelumnya. Padahal jika diperhatikan lebih jauh,
mereka bukan termasuk siswa dengan kesulitan belajar.
Pembelajaran yang monoton dapat menyebabkan siswa merasa bosan
mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran siswa hanya
mendengar dan menyaksikan penjelasan dari guru dan mencatat apa yang ditulis
guru di papan tulis. Padahal partisipasi aktif selama proses pembelajaran dapat
mempengaruhi sejauh mana pemahaman tentang konsep yang dipelajarinya.
Sehingga guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan mempunyai
tanggungjawab yang lebih luas sebagai pengajar dan pendidik. Tugas guru
diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, yaitu
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pembelajaran harus dapat menciptakan pola pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi siswa tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotor. Selain itu pola pembelajaran yang baik harus bisa
mendorong siswa mempelajari IPA secara optimal. Pengembangan aspek afektif
4
terutama sikap antara lain kemampuan untuk mendengar, menerima atau
mempelajari informasi yang diterima, kemampuan memberi tanggapan secara
positif dan kemampuan memberikan pertimbangan berupa nilai dan keyakinan.
Adapun sikap-sikap yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA di
sekolah antara lain jujur, obyektif, rasa ingin tahu, teliti, dan dapat menghargai
pendapat orang lain. Sedangkan aspek psikomotor dapat tumbuh dan berkembang
jika siswa diberi kesempatan mendemonstrasikan kemampuan dan keterampilan
melakukan kegiatan fisik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan yaitu, apa
saja metode-metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran IPA dan contoh
pengaplikasiannya dalam belajar?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui apa itu metode pembelajaran IPA
2. Mengetahui metode-metode dalam pembelajaran IPA
3. Mengetahui pengertian dari metode-metode pembelajaran IPA
4. Mengetahui metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA

D. Identitas Buku
Buku I

1. Judul Buku : Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


2. Penulis : Naniek Kusumawati
3. Penerbit : AE MEDIA GRAFIKA
4. Kota Terbit : Magetan, Jawa Timur
5. Tahun Terbit : 2022
6. ISBN : 978-623-5516-72-1

5
Buku II

1. Judul Buku : Peningkatan hasil belajar IPA melaui


Metode Demonstrasi
2. Penulis : Roni Hariyanto Bhidju
3. Penerbit : CV Multimedia Edukasi
4. Kota Terbit : Malang, Jawa Timur
5. Tahun Terbit : 2020
6. ISBN : 978-623-7531-85-2

E. Identitas Jurnal

Jurnal I

Judul Artikel Jurnal : Studi Komprasi Penerapan Metode


Active Learning Model Reading Aloud
Dan Metode Konvensional Model
Ceramah Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab Dan Pengaruhnya Terhadap
Respon Siswa Kelas V MI Ma’arif 01
Pahonjean Majenang
Nama Jurnal : Jurnal Tawadhu
Nama Penulis : Siti Uswatun Hasanah
Tahun Terbit : 2019
Volume : 3(1)
ISSN : 2580-8826

Jurnal II

Judul Artikel Jurnal : Pengaruh Metode Pembelajaran Dan


Sikap Siswa Pada Pelajaran IPA
Terhadap Hasil Belajar IPA
Nama Jurnal : Jurnal Formatif
Nama Penulis : FATWA PATIMAH NURSA’ADAH
Tahun Terbit : 2014
Volume : 4(2)
ISSN : 2088-351X

6
Jurnal III

Judul Artikel Jurnal : The Perceptions of Primary School


Teachers of Online Learning during the
COVID-19 Pandemic Period: A Case
Study in Indonesia
Nama Jurnal : Journal of Ethnic and Cultural Studies
Nama Penulis : Rasmitadila, Rusi Rusmiati Aliyyah,
Reza Rachmadtullah, Achmad
Samsudin, Ernawulan Syaodih,
Muhammad Nurtanto, Anna Riana
Suryanti Tambunan
Tahun Terbit : 2020
Volume : 7(2)
ISSN : 2149-1291

Jurnal IV

Judul Artikel Jurnal : Upaya Meningkatkan Pemahaman


Konsep Siswa Melalui Penerapan
Metode Demonstrasi Pada Mata
Pelajaran IPA
Nama Jurnal : Jurnal Cakrawala Pendas
Nama Penulis : Dede Salim Nahdi, Devi Afriyuni
Yonanda, Nurul Fauziah Agustin
Tahun Terbit : 2018
Volume : 4(2)
ISSN : 2579-4442

7
BAB II
PEMBAHASAN

Metode pembelajaran adalah rangkaian tindakan sistematis yang dilakukan


oleh guru dalam mengajar suatu materi pelajaran. Dalam tataran unsur-unsur
proses pembelajaran, unsur pendidik menempati posisi yang sangat penting. Unsur
tersebut berperan menjadi penengah dan pengarah antara peserta didik dan materi
belajar. Jalannya suatu proses pembelajaran dinahkodai oleh pendidik, sehingga
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh keberhasilan
pendidik membawakan perannya. Sedangkan metode merupakan lingkaran yang
menyatukan antara pendidik, peserta didik, dan mater belajar. Pendidik dapat
mentransfer isi materi kepada peserta didik dengan menggunakan suatu metode,
tetapi dengannya pula kesimpulan atau hasil mengajar dapat berbeda, manakala
metode yang digunakan berbeda, sekalipun buku dan materinya sama.
Berikut adalah metode-metode dalam pengajaran IPA:

A. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,


karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini
lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap
tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam
pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan, yang kekurangan
fasilitas.
Metode ceramah Dalam proses pembelajaran IPA merupakan metode yang
sampai saat ini sering digunakan oleh guru IPA. Metode cara merupakan metode
yang dianggap banyak orang merupakan metode yang praktis tidak memerlukan
banyak waktu, biaya, dan persiapan.
Metode ceramah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode
ini adalah:
1. Metode ceramah sangat baik untuk materi yang belum tersedia dalam
bentuk hard copy sehingga dapat dilaksanakan di sekolah yang memiliki
keterbatasan buku ajar.
2. Guru mampu mengontrol dan merencanakan waktu penyampaian materi
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
3. Metode ceramah dapat digunakan dalam kelas besar.

8
4. Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.
Kekurangan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah adalah
sebagai berikut:
1. Metode ceramah memaksa peserta didik untuk menjaga konsentrasinya
dengan menggunakan indra telinga yang terbatas.
2. Metode ceramah membuat peserta didik sulit menemukan gagasan baru
yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluasi.
3. Metode ceramah membuat guru bersifat otoriter dan suasana kelas menjadi
monoton.
4. Metode ceramah yang disampaikan oleh guru yang tidak pandai bertutur
kata akan membuat kelas menjadi membosankan.

B. Metode Eksperimen

Menurut Sutikno (2014:51) Metode eksperimen dapat diartikan sebagai cara


belajar mengajar dan melibatkan peserta didik dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan tersebut. Hal ini sejalan dengan
pendapat Syaiful Bahri(2010) metode eksperimen adalah Cara penyajian pelajaran,
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai cara belajar
mengajar dan melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan
sendiri proses dan hasil percobaan tersebut. Metode eksperimen dapat dilakukan
secara perseorangan maupun kelompok. Dalam metode ini siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Metode eksperimen dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Menurut Djamrah(2016) Dengan metode eksprimen memungkinkan peserta didik
melakukan percobaan untuk membuktikan peserta didik melakukan percobaan
untuk membuktikan sendiri suatu pernyataan atau hipotesis yang dipelajari.),
metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses proses
belajar mengajar dengan metode eksperiman, siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Menurut Hamalik (2010) penggunaan media dalam pembelajaran adalah
untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya
memahami materi yang disajikan oleh guru. Suasana kelas dengan metode
eksperimen Pembelajaran yang guru berikan didalam kelas dengan menggunakan
metode eksperimen dapat membuat suasana kelas yang mengasikkan karena
dimana siswa yang melakukan percobaan langsung terhadap apa yang tugas

9
diberikan guru sehingga kelas akan bersuasana belajar, bermain, berdiskusi, tukar
pendapat dan membuat kesimpulan bersama-samadengan menggunakan metode
eksperimen suasana kelas menjadi lebih baik karena dengan metode ini siswa lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa terlibat langsung dalam melakukan
percobaan membuat kaca pembesar.
Adapun kelebihan dari metode eksperimen antara lain menurut Hamdayana
(2016): a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku. b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
menjelajahi, c) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang
ilmuwan, karena di dalam metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di
mana siswa melakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2012: 80).
Menurut Hamdayana(2016) langkah-langkah metode eksprimen sebagai
berikut :
1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi
ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa yang terjadi saat
eksperimen berlangsung.
3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
4. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan selanjutnya dapat
melaporkan hasilnya.
5. Aplikasi konsep, merupakan kegiatan memberikan contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan teori dan percobaan yang sudah dipelajari.

C. Metode Diskusi
Metode pengajaran yang paling umum digunakan adalah tanya jawab (Q&A)
format. Penggunaan metode tanya jawab merupakan cara yang paling mudah bagi
guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan
dan metode diskusinya yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah antara
guru dan siswa. Guru melakukan tanya jawab metode dan diskusi menggunakan

10
Zoom, Google Classroom, dan PowToon. Guru juga menggunakan metode
ceramah karena keterbatasan waktu dan masalah lain seperti sinyal internet yang
buruk, dan kondisi kelas virtual yang kurang kondusif dalam pembelajaran. Situasi
ini memaksa guru untuk menggunakan metode pengajaran yang cepat dan mudah.
Guru menggunakan alternatif seperti tugas offline dan kuis dengan batas waktu
yang telah ditentukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Tentang ini, 10
guru mengatakan,
“Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran
yang lebih menarik siswa menyukai di dalam kelas karena kondisinya
tidak memungkinkan. Semuanya terbatas, termasuk ketersediaan kuota,
kadang buruk sinyal, dan siswa belum siap. Jadi, saya menggunakan
tanya jawab metode untuk mengetahui apakah siswa familiar dengan
materi itu saya serahkan (10 Guru).”
Pada diskusi, guru harus bisa menggunakan waktu yang terbatas, yang
otomatis mempengaruhi kecepatannya pembelajaran, tujuan pengajaran, dan
penilaian pembelajaran. Waktu pengajaran yang guru biasanyaigunakan dalam satu
pertemuan sebelum diskusi adalah 1,5-2 jam, namun pada saat diskusi, waktunya
lebih singkat karena campur tangan orang tua, serta terbatasnya penggunaan waktu
penerapan. Ketika siswa mengerjakan tugas atau mengerjakan tanya jawab dengan
guru, orang tua membantu dengan memberi jawaban sehingga mereka dapat
dengan cepat menjawab pertanyaan. Jadi, penggunaan aplikasi online
menyebabkan guru harus melakukan hal tersebut hanya menyampaikan pokok-
pokok penting materi pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Penggunaan
Waktu pembelajaran yang berubah-ubah pada setiap pertemuan juga
mempengaruhi langkah-langkah pembelajaran, diantaranya adalah kedisiplinan
siswa dalam pembelajaran berikutnya. Disiplin melibatkan penyerahan tugas tepat
waktu dan tidak menunda penyelesaian tugas yang ada, sehingga siswa harus
mempelajari materi agar tidak mengalami keterlambatan waktu pembelajaran.
Tentu saja tersedianya fasilitas pembelajaran seperti Handphone/laptop dan kuota
data internet dari orang tua sangat menentukan dalam pelaksanaannya sedang
belajar. Perubahan tujuan dan langkah pembelajaran secara otomatis juga akan
mempengaruhi cara dan cara bentuk penilaian pembelajaran bagi siswa.
Menggunakan metode pembelajaran yang beragam membuat siswa tidak
mudah bosan ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini perlu dilakukan
guru untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Setiap metode pembelajaran tentu mempunyai kelebihan dan nilai
tersendiri bagi siswa. Jika Anda senang dengan metode diskusi, tak ada salahnya

11
Anda mengajak siswa untuk berdiskusi. Karena ada beberapa kelebihan metode
diskusi, di antaranya sebagai berikut:
1. Merangsang Siswa Kreatif Memberikan Gagasan atau Ide
2. Berani Mengungkapkan Pendapat
3. Dapat bertukar pikiran
4. Bekerjasama dengan baik
5. Belajar menjadi pemimpin

D. Metode Kerja Kelompok


Werkani (2003) mengemukana bahwa metoda kelompok belajar dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan oleh dua orang atau lebih dalam mencari
atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap atau kemampuan pada
umumnya yang dilakukan bahwa istilah kerja kelompok dipakai atau merangkum
pengertian dimana anak didik dalam satu kelompok dipandang sebagai suatu
kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu tujuan pelajaran yang tertentu dengan
bergotong royong. Alipandie dalam Werkani (2003) mengatakan bahwa metoda
kerja kelompok ialah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan
membentuk kelompok kerja kumpulan beberapa orang siswa untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran tertentu secara gotong royong. Hisyam dalam Werkandi
(2003) mengatakan bahwa untuk belajar yang paling baik adalah dengan
mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan metode kerja
kelompok sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam
menyerap/ menerima pelajaran.
Jika metode kerja kelompok diterapkan, maka langkah-langkah yang harus
ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Pilihlah materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa
secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen
materi)
b. Bagilah para siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen, sebanyak
sub-submateri yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar
dalam setiap kelompok.
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu submateri, setiap
kelompok dipandu oleh siswa yang pandai.
d. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan submateri sesuai dengan
tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.

12
e. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai
dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarisifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

E. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan


atau mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan (Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82).
Adapun menurut Senjaya (2012: 85) metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Menurut Huda (2014:233) bahwa ‘metode demonstrasi memiliki
beberapa kelebihan diantaranya membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna dan memudahkan dalam memusatkan perhatian dan merangsang siswa
untuk aktif dalam pembelajaran’.
Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan oleh guru kepada siswa.
Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses interaksi belajar
mengajar dikelas dan siswa dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang
diberikan. Selain itu siswa dapat berpatisipasi aktif dan memperoleh pengalaman
langsung serta dapat mengembangkan kecakapnnya sehingga siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran yang diajarkan dengan baik.
Dalam menerapkan metode pembelajaran demonstrasi guru harus
memperhatikan beberapa langkah-langkah diantaranya pada tahap persiapan
sebelum demonstrasi dilakukan guru harus menyusun tujuan, langkah-langkah
demonstrasi dan melakukan uji coba terlebih dahulu untuk menghindari kegagalan
pada saat demonstrasi. Tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan dimana pada
tahap pelaksanaan demonstrasi guru mengataur tempat duduk agar ketika
melaksanakan demonstrasi semua siswa dapat memperhatiakan dan mengamati
proses demonstrasi, pada tahap pelaksanaan setiap siswa tugas-tugas apa yang
harus dilakukan seperti mencatat, dan langkah terakhir demonstrasi guru
memberikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan kegiatan demonstrasi
yang telah dilakukan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Materi pembelajaran IPA mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan,


metode, dan teknik analisis ilmiah dalam pengajian berbagai fenomena dan
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat.Mata
pelajaran IPA dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dipahami
oleh siswa sehingga mengurangi minat mereka dalam mempelajarinya.
Metode pembelajaran berfungsi sebagai salah satu penunjang dan daya
dukung terjadinya keefektifan proses pembelajaran, sehingga dapat
menambah minat belajar serta mempermudah siswa dalam belajar yang pada
akhirnya siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan
2. Metode-metode pembelajaran IPA terdiri atas metode ceramah, Metode
eksperimen, metode diskusi, metode kerja kelompok, dan metode
demonstrasi.
3. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode
eksperimen dapat diartikan sebagai cara belajar mengajar dan melibatkan
peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan tersebut. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperdebatkan masalah berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama melalui saling mengadu
argumentasi secara rasional dan objektif. Metode Kerja kelompok adalah
cara yang digunakan oleh dua orang atau lebih dalam mencari atau
meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap atau kemampuan pada
umumnya yang dilakukan bahwa istilah kerja kelompok dipakai atau
merangkum pengertian dimana anak didik dalam satu kelompok dipandang
sebagai suatu kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu tujuan pelajaran
yang tertentu dengan bergotong royong dan Metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan.

14
4. Tidak metode yang bisa dikatakan paling unggul. Setiap metode memiliki
keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Namun, dalam situasi atau
kondisi tertentu, ada suatu metode yang sangat diunggulkan atau lebih
dominan dipakai daripada metode yang lain.

B. Saran

Melalui makalah ini, kami berharap pembaca dapa lebih mengerti tentang
metode-metode dalam pembelajaran IPA, terutama bagi calon guru supaya mampu
mengapikasikannya dalam mengajar ke depannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, S. U. (2019). Studi Komparasi Penerapan Metode Active Learning


Model Reading Aloud Dan Metode Konvensional Model Ceramah Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Dan Pengaruhnya Terhadap Respon Siswa
Kelas V Mi Ma’arif 01 Pahonjean Majenang. Jurnal Tawadhu, 3(1), 804-
822.
Nursa'adah, F. P. (2015). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Sikap Siswa Pada
Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar IPA. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 4(2).
Nahdi, D. S., Yonanda, D. A., & Agustin, N. F. (2018). Upaya meningkatkan
pemahaman konsep siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada
mata pelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(2), 9-16.
Arfiah, S. (2017). Penerapan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas VC SD Negeri 004 Tembilahan kecamatan
Tembilahan. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(1), 267-
275.
Rasmitadila, R., Aliyyah, R. R., Rachmadtullah, R., Samsudin, A., Syaodih, E.,
Nurtanto, M., & Tambunan, A. R. S. (2020). The perceptions of primary
school teachers of online learning during the COVID-19 pandemic
period. Journal of Ethnic and Cultural Studies, 7(2), 90-109.
Okpatrioka, O., & Nusantari, A. (2022). Penerapan Metode Eksperimen Pada Mata
Pelajaran IPA Materi Sifat Cahaya Sekolah Dasar. Educenter: Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 1(3), 174-183.
Bhidju, R. H., & Press, A. (2020). Peningkatan hasil belajar ipa melalui metode
demonstrasi. Ahlimedia Book.
Wedyawati, N., & Lisa, Y. (2019). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Deepublish.

16

Anda mungkin juga menyukai