Anda di halaman 1dari 14

Tugas makalah

Mata Kuliah PPKn kelas rendah SD/MI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PPKn DI KELAS 1 SD/MI

OLEH:

Kelompok IV:

1. Nur Umi Sela


2. Martina Amelia Rambe
3. Siti Ramlia Hasibuan
4. Yusril Ihza Mahendra Siregar

Dosen Pengampu:

Maulana Arafat Lubis, M.Pd.

NIDN. 2003099101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Salam shalawat semoga tetap tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir
zaman.

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan


kigigihan dan keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui
sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya tidak kami ketahui. Juga tak lupa
kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan sederhana mungkin dan jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padangsidimpuan, 13 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN:
A. Pengertian Pendekatan Saintifik...................................................... 2
B. Langkah-Langkah Pembelajaran PPKn Dengan Pendekatan Saintifik
.......................................................................................................... 2
C. Model Pembelajaran PPKn Berbasis Pendekatan Saintifik............. 3
BAB III PENUTUP:
A. Kesimpulan...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan
ilmiah atau pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran menjadi
bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini.
Penerapan pendekatan saintifik menjadi tantangan guru melalui
pengembangan aktivitas yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan.
Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan
daripada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek
belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar.
Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada
banyak komponen yang melekat pada kurikulum tahun 2013 ini. Hal yang
paling menonjol adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. Hal ini
perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran lama menuju
pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan
pada kurikulum Tahun 2013.
Diperkenalkannya kurikilum 2013 ini banyak pihak berharap
bahwa dunia pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan semakin
maju. Dengan sistem pembelajaran saintifik yang di dalamnya banyak
terkandung berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
peserta didik. Di sini yang mendominasi seluruh pembelajaran adalah
peserta didik, peserta didik diharapkan aktif dan bersifat memberi ilmu
pengetahuan juga kepada teman yang lain, jadi tidak hanya menerima saja.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga
ranah (sikap, pengetahuan dan keterampilan) secara utuh atau holistic,
artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan yang
lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh melahirkan

1
kualitas pribadi yang mencerminkan kebutuhan penguasaan sikap
pengetahuan, dan keterampilan yang terintergrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan saintifik ?
2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PPKn ?
3. Bagaimana model pembelajaran PPKn berbasis pendekatan saintifik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan saintifik
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn
3. Untuk mengetahui model pembelajaran PPKn berbasis pendekatan
saintifik
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca memahami pendekatan saintifik dan bisa
menerapkannya dalam pembelajaran MI/SD terutama dibidang
pembelajaran PPKn dan agar nantinya pembaca mengetahui cara dan
metode atau pendekatan apa yang yang harus dilakukan untuk
pembelajaran di SD/MI. Agar anak-anak lebih mudah memahami materi
yang disampaikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat
kepada siswa, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator.
Pendekatan saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar
siswa mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan,.
Pendekatan saintifik dilahirkan atas munculmya kurikulum 2013. 1
Menurut A. Machin dalam publikasinya menyebut bahwa
pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan suatu proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif membangun
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan, atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi , dan bukan hanya diberi tahu.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses, pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi 5M,
yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk
semua mata pelajaran. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (saintifik),
perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian
(discovery/ inquiry learning). 2
Hal-hal yang dibahas dalam metode ilmiah merujuk pada: adanya
fakta, sifat bebas prasangka, sifat objektif, dan adanya analisa. Dalam
1
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah,(Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari, 2019), hlm.138
2
Ika Maryani & Laila Fatmawati, Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), hlm. 2-3

3
pelaksanaan kurikulum 2013, pendekatan saintifik menjadi hal yang baru
bagi guru. Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik ini lebih efektif
hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari
guru sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 25%,. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi
informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan
pemahaman kontekstual sebesar 50%-70%.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran PPKn Dengan Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik dalam pembelajaran terdiri dari tahap
observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar),
experimenting (menacoba), dan networking (membentuk jejaring).
Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini.3
Gambar langkah-langkah dalam pendekatan saintifik:

(sumber: caturyogam.info)

1. Mengamati

3
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 15

4
Kegiatan mengamati,mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaning full).kegiatan ini memiliki keunggulan
tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata,peserta didik
senang dan terantang ,dan mudah pelaksanannya .tentu saja kegiatan
mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang,biaya dan tenaga relatif
banyak,dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta
tujuan pembelajaran.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti beriku ini ;
1. Menentukan objek apa yang akan di observasi.
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang
akan di observasi.
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu di observasi, baik
primer maupun skunder.
4. Menentukan dimana tempat objek yang akan di observasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan di lakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan malakukan pencatatan atas hasil
observasi,seperti menggunakan buku catatan, camera, tape
recorder, video perekam dan alat-alat tulis lainnya.
2. Menanya
Guru yang propesional mampu menginsfirasi peserta didik
untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanyak pada saat itu pula dia
membimping atau memandu peserta didiknya belajar dengan
baik.ketika guru menjawab pertanyaannya peserta didiknya, ketika itu
pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi menyimak dan
pembelajar yang baik.4

a. Funsi bertanyak
4
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 23

5
Kegiatan bertanyak memiliki beberapa fungsi ,antara lain;
1) membangkitkan rasa ingin tau, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar,serta mengembangkan pertanyaan dari untuk dirinya
sendiri.
3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
4) menstruktukan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada pesetar didik untuk menunjukkkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannnya atas substansi pembelajaran yang di
berikan.
5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) mendorong partisifasi peserata didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik kesimpulan.
7) membangun sikap keterbukaan untu saling memberi dan
menerima pandapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
siap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.5
b. Kriteria pertanyaan yang baik
1) Singkat dan jelas
2) Menginspirasi jawaban
3) Memiliki fokus
4) Bersifat probing atau divergen
5) Bersifat validatif atau penguatan
5
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 18

6
6) Member kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
7) Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang
bisa menjawab dengan baik, sangat dianjurkan guru
mengubah pertanyaannya.
8) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
9) Merangsang proses interaksi

3. Menalar
1) Esensi menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalm kurikulum 2013,
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku
aktif.
2) Cara menalar
Seperti telah dijelaskan dimuka, terdapat dua cara menalar,
yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena
atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik
simpulan dari pertanyaan-pertanyaan atau fenomena yang bersifat
umum menuju pada hal yang bersifat khusus.6
4. Mencoba
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancer maka: guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan
peserta didik, guru bersama peserta didik mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan, perlu memperhitungkan tempat dan
waktu, guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan
peserta didik, guru membicarakan masalah yang akan dijadikan
eksperimen, membagi kertas kerja kepada peserta didik, peserta didik
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru dan guru

6
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), hlm.20

7
mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu di diskusikan secara klasikal.
5. Membentuk jejaring (pembelajaran kolaboratif)
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal,
lebih dari sekedar teknik pembelajaran di kelas-kelas formal.
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup
manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai
struktur interaksi yang dirancang secara baik dan di sengaja rupa untuk
memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C. Model Pembelajaran PPKn Berbasis Pendekatan Saintifik


1. Project Based Learning
Project based learning adalah pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik melalui kegiatan penelitian untuk menyelesaikan suatu
proyek pembelajaran tertentu.
2. Problem Based Learning
Problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar.
3. Discovery Learning
Discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.
4. Learning Cycle
Leraning cycle adalah model pembelajaran yang dirancang khusus
untuk merangsang peserta didik mampu mengobservasi fenomena-
fenomena yang terjadi di dunia, mampu mencari tahu suatu masalah,
mampu memecahkan masalah tersebut, dan mencari masalah berbeda
yang terjadi di tempat lain.7

7
Musfiqon & Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2015), hlm.53

8
1. Contoh guru yang mengajar dengan pendekatan saintifik

(sumber: metodepembelajaran10.blogspot.com)

2. Contoh pendekatan saintifik dengan metode diskusi

(sumber: kurikulum2013kelas6.wordpress.com

BAB III

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mangajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti: mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengolah, menyimpilkan, menyajikan, dan mengomunikasikan. Dalam
melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan
tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin
bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Dalam model pembelajaran saintifik, peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai
baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan.
B. Saran
Bagi pengajar yang terpenting adalah mengubah mindset dan
memahami serta mampu menerapkan pendekatan dan model pembelajaran
yang diterapkan pada kurikulum 2013 ini dengan baik, sesuai dengan
standar proses yang telah dipersyaratkan sesuai dengan peraturan yang
diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA

10
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah,
Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari, 2019
Ika Maryani & Laila Fatmawati, Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran
di Sekolah Dasar, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015
B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Lefudin, Belajar & Pembelajaran, Palembang:Deepublish, 2017
Musfiqon & Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Sidoarjo:
Nizamia Learning Center, 2015
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta:
Gava Media, 2014

11

Anda mungkin juga menyukai