Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Sains”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Sains SD

Dosen Pengampu:
Santy Dinar Permata, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Diah Sekar Rahmawati (20011015)
2. Diana Jihan Panduwinata (20011016)
3. Hany Setya Putri (20011036)
4. Maulita Tri Pamungkas (20011049)
5. Mustiko Setyaning Budi (20011053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MODERN
NGAWI
2022
MAKALAH
“Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Sains”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Sains SD

Dosen Pengampu:
Santy Dinar Permata, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Diah Sekar Rahmawati (20011015)
2. Diana Jihan Panduwinata (20011016)
3. Hany Setya Putri (20011036)
4. Maulita Tri Pamungkas (20011049)
5. Mustiko Setyaning Budi (20011053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MODERN
NGAWI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Sains”. Adapun
tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai simbol untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran Sains SD. Semoga tugas ini dapat diterima
oleh Ibu Santy Dinar Permata, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Sains SD.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras penyusun
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam pengerjaan tugas
selanjutnya agar hasilnya menjadi lebih baik. Penyusun berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Ngawi, 27 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan .............................................................................. 2
D. Manfaat Penyusunan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran ................... 3
B. Macam Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Sains ............... 5
C. Konsep Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Sains dalam
Kurikulum 2013 ................................................................................. 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 21
A. Simpulan ........................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan meliputi keseluruhan tingkah laku manusia yang
dilakukan demi memperoleh kesinambungan, pertahanan, dan peningkatan
hidup. Untuk menghasilkan pendidikan yang baik, tentunya harus mengetahui
pendekatan, model, dan metode yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar (pembelajaran). Oleh karena itu, penetapan pendekatan, model, dan
metode yang relevan merupakan suatu keharusan.
Pendidikan dikatakan bermutu jika dapat mengembangkan kompetensi
peserta didik secara menyeluruh, baik penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (kognisi), kepribadiannya (afeksi) maupun keterampilannya
(psikomotorik) secara optimal. Untuk mencapai ini salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah menerapkan pendekatan, model, dan metode yang tepat.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang
bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dengan peserta didik,
antara sesama peserta didik, serta antara peserta didik dengan lingkungannya.
Interaksi edukatif ini terjadi secara dua arah. Interaksi ini perlu dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan tentunya ada berbagai hal yang perlu dilakukan. Misalnya,
memilih pendekatan, model, dan metode yang tepat. Untuk dapat memilih
mana pendekatan, model, dan metode yang tepat, tentunya kita terlebih dahulu
harus mengumpulkan, mengenali, dan memahami materi yang berkaitan
tentang hal tersebut. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya proses
pembelajaran yang optimal serta tujuan pembelajaran yang diharapkan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang
akan dikaji sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pendekatan, model, dan metode pembelajaran?
2. Apa saja macam pendekatan, model, dan metode pembelajaran sains?
3. Bagaimana konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran sains dalam
kurikulum 2013?

C. Tujuan Penyusunan
Bertolak dari masalah di atas maka tujuan penyusunan tugas ini adalah
untuk:
1. Mengetahui pengertian pendekatan, model, dan metode pembelajaran.
2. Mengetahui macam pendekatan, model, dan metode pembelajaran sains.
3. Mengetahui konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran sains dalam
kurikulum 2013.

D. Manfaat Penyusunan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menambah pengetahuan
pembaca pada umumnya mengenai pendekatan, model, dan metode
pembelajaran sains dan mengetahui penjelasan mengenai pengertian, macam-
macam, serta konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran sains dalam
kurikulum 2013 pada khususnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pengertian Pendekatan
Dilansir dari web www.blog.unnes.ac.id, pendekatan pembelajaran
merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran
yang di dalamnya, mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan menurut
prosesnya menurut Percival dan Ellington (1984) meliputi hal sebagai
berikut.
a. Pendekatan yang berorientasi pada guru
Sistem pembelajaran yang konvensioanl di mana hampir semua
kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Guru
mengkomunikasikan pengetahuannya kepada peserta didik melalui
metode ceramah tatap muka berdasarkan tuntutan silabus.
Kelebihannya guru memiliki kebebasan untuk mengatur alokasi
waktu dan fasilitas pembelajaran untuk menyelesaikan tuntutan silabus.
Kelemahannya peserta didik cenderung pasif dan hanya terjadi
komunikasi satu arah sehingga siswa menjadi bergantug pada materi
yang disajikan guru dan pengalaman yang diperoleh dalam belajar
menjadi terbatas.
b. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik
Sistem pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selama pembelajaran guru
hanya berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pemimpin.
Kelebihan pendekatan ini, yaitu peserta didik memperoleh
kebebasan yang bertanggungjawab dalam menentukan pengalaman
belajarnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada.

3
Selain itu kompetensi yang dicapai luas dan mendalam serta tidak mudah
dilupakan, karena siswa menkontruksikan sendiri yang dipelajari dengan
bimbingan dan arahan guru. Kelemahannya alokasi waktu yang kurang
efisien dan guru tidak dapat mengetahui kompetensi yang diharapkan,
serta tuntutan silabus yang sulit dipenuhi sesuai dengan waktu yang
ditetapkan dalam kalender akademik.
2. Pengertian Model
Dilansir dari web www.blog.unnes.ac.id, model pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran mencakup suatu
pendekatan pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Model pembelajaran
memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi yang penting.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi dan prosedur tertentu. Keempat ciri tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan pembelajaran yang kondusif agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Dalam suatu model pembelajarannya terdapat sintaks yang
menggambarkan keseluruhan langkah yang pada umumnya dikuti oleh
serangkaian kegiatan pembelajaran. Suatu sintaks pembelajaran
menunjukkan dengan jelas kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru dan
siswa, urutan kegiatan, dan tugas-tugas khusus yang harus dilakukan siswa.

4
3. Pengertian Metode
Dilansir dari web www.amongguru.com, metode pembelajaran
merupakan upaya atau cara untuk mengimplementasikan rencana yang telah
disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tersebut dapat
tercapai secara optimal. Metode pembelajaran digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan dan merupakan cara yang tepat
untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian, suatu strategi dapat dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode.

B. Macam Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Sains


1. Macam Pendekatan
Lufri (2020) menyebutkan, pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran sains antara lain sebagai berikut.
a. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
dimulai dari yang khusus sampai atau menuju pada yang umum, atau
mulai dari contoh-contoh sampai pada suatu kesimpulan. Misalnya:
hewan akan mati, manusia akan mati, tumbuhan akan mati maka
kesimpulannya adalah setiap makhluk hidup akan mati (karena semua
yang disebutkan di atas adalah makhluk hidup).
b. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan
induktif, yaitu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang umum
sampai atau menuju pada yang khusus, atau dimulai dari kesimpulan
sampai kepada contoh-contoh. Misal kesimpulannya adalah: setiap logam
bila dipanaskan akan memuai maka uraiannya adalah: besi bila
dipanaskan akan memuai, tembaga bila dipanaskan akan memuai, emas
bila dipanaskan akan memuai, perak bila dipanaskan akan memuai, seng
bila dipanaskan akan memuai, dan seterusnya (karena semua yang
disebutkan di atas adalah termasuk logam).

5
c. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik untuk menemukan pengetahuan, ide, dan
informasi melalui usaha sendiri. Kata kunci pendekatan inkuiri adalah
menemukan sendiri. Pendekatan inkuiri mempunyai tahapan kerja,
sebagaimana para ahli menggunakan pendekatan ini dalam melakukan
eksperimen. Tahapan kerja inkuiri sering juga dikenal dengan langkah-
langkah metode ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1) melakukan observasi (observation)
2) mengajukan pertanyaan (questioning)
3) mengajukan jawaban sementara (hypothesis)
4) mengumpulkan data (data gathering)
5) menarik kesimpulan (conclusion).
d. Pendekatan Diskoveri
Seifer (1991) mengemukakan bahwa diskoveri merupakan suatu
pendekatan pembelajaran atau pendidikan yang menuntut peserta didik
menemukan ide-ide dan informasi melalui usaha belajar sendiri dari
materi yang telah diberikan kepada mereka. Sulit memang membedakan
secara tajam antara inkuiri dan diskoveri, dan sulit pula dipisahkan satu
sama lainnya, sehingga sering orang menggandeng kedua istilah ini
dengan sebutan pendekatan inkuiri.
e. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan yang pendekatan
mengarahkan peserta didik memanfaatkan lingkungan sebabai sumber
belajar. Lingkungan artinya segala sesuatu yang berada di luar kita, baik
berupa lingkungan hayati maupun berupa lingkungan non hayati. Dalam
pelaksanaan pendekatan lingkungan umumnya peserta didik dibawa
belajar keluar kelas untuk mengamati langsung apa yang terjadi di alam
sekitar peserta didik.

6
f. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang mengarahkan
peserta didik untuk menguasi konsep secara benar. Pendekatan ini sangat
penting untuk menghindari peserta didik salah konsep (misconception).
Materi sains yaitu biologi sangat kaya dengan konsep. Oleh karena itu,
pendekatan konsep ini boleh dikatakan merupakan suatu keharusan
dalam pembelajaran biologi. Seorang guru atau calon guru harus
memahami makna konsep sehingga mampu mengidentifikasi konsep-
konsep yang ada dalam materi biologi yang dibahas, yang selanjutnya
dapat menggunakan pendekatan konsep dalam pembelajaran.
g. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan yang berorientasi kepada
proses bukan kepada hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan
benar-benar menguasai proses. Misalnya, peserta didik harus menguasai
bagaimana terjadinya proses pencernaan makanan mulai dari mulut
sampai ke anus, bagaimana terjadinya proses pernafasan, bagaimana
terjadinya proses fotosintesis, bagaimana terjadinya proses respirasi,
bagaimana terjadinya proses fertilisasi, dan sebagainya.
Pendekatan proses penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir, dan melatih psikomotor peserta
didik. Dalam pendekatan proses, peserta didik tidak hanya memahami
proses tetapi juga dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan
melakukan percobaan.
Bila peserta didik sudah dapat melakukan proses suatu percobaan
dengan baik dan benar diasumsikan akan dapat menemukan hasil yang
tepat. Untuk evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses, yang
mencakup: kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam
bekerja dan sebagainya.

7
h. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin bidang
studi atau bidang ilmu yang berpusat atau berfokus pada suatu masalah,
topik, atau projek, baik teoritis maupun praktis. Pendekatan terpadu
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara
terintegrasi.
Pendekatan terpadu tidak hanya memadukan berbagai bidang studi,
tetapi juga memadukan berbagai macam pendekatan dan metode
pembelajaran, serta memadukan antara teori dan praktik. Contoh masalah
dalam Sains yang dapat digunakan pendekatan terpadu adalah masalah
pencemaran air. Masalah pencemaran air ini dapat dibahas secara terpadu
dari bidang kajian biologi, kimia, dan fisika.
i. Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA) merupakan
suatu pendekatan yang menekankan kepada peserta didik untuk belajar
secara aktif. Jika peserta didik belajar aktif bukan berarti pula guru tidak
perlu aktif atau bersifat pasif saja. Sesungguhnya baik peserta didik
maupun guru adalah sama-sama aktif, peserta didik aktif belajar
sementara guru aktif merancang pembelajaran yang tepat, aktif
memfasilitasi dan membimbing, serta mengevaluasi peserta didik
sehingga terjadi proses pembelajaran yang optimal. Jika pembelajaran
berjalan optimal maka diprediksi tujuan pembelajaran akan dicapai dan
hasil belajar yang diperoleh juga diharapkan optimal. Sebenarnya banyak
pendekatan ataupun metode pembelajaran yang berorientasi pada
pendekatan CBSA, di antaranya adalah pendekatan problem solving dan
pendekatan inkuiri.
j. Pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang
mengarahkan atau melatih peserta didik untuk mampu memecahkan
masalah dalam bidang ilmu atau bidang studi yang dipeserta didiki.
8
Masalah adalah perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang
diinginkan dengan kenyataan yang terjadi sehingga timbul keinginan
untuk memecahkannya atau mencarikan solusinya. Suatu masalah
muncul bila suatu keadaan tidak dapat dijelaskan atau diramalkan
berdasarkan prinsip-prinsip dan teori yang ada.
Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar
yang harus dikembangkan dalam diri setiap peserta didik. Keterampilan
ini dapat dikembangkan melalui latihan. Peserta didik yang terampil
dalam memecahkan masalah akan dapat menjadi manusia yang
bertanggung jawab, berkemampuan tinggi, kreatif, kritis, serta mandiri.
Kemampuan memecahkan masalah ini diharapkan dapat ditransfer dalam
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik
tidak mendapat kesulitan dalam menghadapi kehidupanya.
2. Macam Model
Lufri (2020) menyebutkan model pembelajaran sains adalah sebagai
berikut.
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bercirikan struktur tugas, tujuan dan
penghargaan kooperatif. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua
atau lebih individu bekerjasama, saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman untuk mencapai suatu tujuan. Ciri-ciri pembelajaran
kooperatif yang lain adalah sebagai berikut.
1) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan bahan pelajaran.
2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah.
3) Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, jenis
kelamin berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Roger dan David (1994) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap cooperative learning.
9
Ada lima unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
sebagai berikut.
1) saling ketergantungan positif.
2) tanggungjawab perorangan.
3) tatap muka.
4) komunikasi antar anggota.
5) evaluasi proses kelompok
Trianto (2017) menyebutkan bahwa terdapat beberapa variasi dari
model pembelajaran kooperatif, namun prinsip dasar dari pembelajaran
kooperatif tersebut tidak berubah. Beberapa variasi model pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Jigsaw
3) Kelompok Investigation (GI)
4) Think-Pair-Share
5) Numbered-Head-Together
b. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Science Technology and Society
Pendekatan STM merupakan gabungan antara pendekatan konsep
pendekatan keterampilan proses, CBSA, inkuiri, dan diskoveri, serta
lingkungan. Pendekatan STM berangkat dari isu-isu yang berkembang di
masyarakat akibat dampak kemajuan sains dan teknologi. Filosofi yang
mendasari pendekatan STM adalah filosofi konstruktivisme, yaitu peserta
didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Ada enam ranah
yang dikembangkan melalui STM, yaitu sebagai berikut.
1) konsep (concepts)
2) proses (process)
3) hubungan atau keterkaitan (connections)
4) aplikasi (applications)
5) kreativitas (creativity)
6) sikap (attitude)
10
c. Model Pembelajara dengan Pendekatan Konstruktivistik
Pendekatan pembelajaran konstruktivistik pada dasarnya
menekankan pentingnya peserta didik membangun sendiri pengetahuan
mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Sebagian
besar waktu proses pembelajaran berlangsung dengan berbasis pada
aktivitas peserta didik.
Pada dasarnya peserta didik tidak membawa kepala kosong ke
sekolah, tapi mereka sudah memiliki pengetahuan atau konsep tentang
sesuatu berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin mereka sudah melihat, mendengar, membaca, mengamati suatu
hal, sehingga berdasarkan penglihatan, pendengaran, pembacaan,
pengalaman itu mereka sudah punya konsep tentang hal itu. Misalnya
mereka sudah mendengar atau membaca istilah cloning hanya saja kita
belum tahu sampai di mana kebenaran konsep yang mereka miliki.
Dengan pembelajaran konstruktivistik, peserta didik secara aktif
mencoba membangun sendiri konsep atau pengetahuan itu secara
bertahap, mungkin dengan bertanya kepada guru, berdiskusi dengan
teman, atau membaca buku sehingga anak menemukan konsep yang
benar atau hampir benar berdasarkan konsep yang sudah dimilikinya.
d. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan mereka. CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi,
transfer pengetahuan lintas disiplin akademik, dan pengumpulan,
penganalisisan, pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber
titik pandang.

11
e. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving
Model pembelajaran problem solving ini termasuk model
pembelajaran yang sudah tua, tapi sampai sekarang masih termasuk
model pembelajaran yang sangat penting atau sangat dianjurkan
digunakan dalam pembelajaran. Karena sudah hasil banyak penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving ini dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
f. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau direct intruction (DI) mempunyai ciri
sebagai berikut.
1) adanya tujuan pembelajaran.
2) adanya pengaruh model terhadap peserta didik.
3) adanya prosedur penilaian hasil belajar.
4) adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
5) adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar.
3. Macam Metode
Lufri (2020) menyebutkan metode pembelajaran sains adalah sebagai
berikut.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah sering juga disebut dengan metode konvensional
atau tradisional. Sampai saat ini metode ceramah ini masih digunakan
dalam pembelajaran sebagai alat komunikasi guru dan peserta didik
dalam membahas materi di kelas. Meski metode ini lebih banyak dikritik
karena guru yang aktif sementara peserta didik pasif, tetapi tetap tidak
bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap
diperlukan atau metode ini masih punya keunggulan dalam kondisi
tertentu. Misalnya, dalam pelaksanaan pembelajaran di pedesaan yang
kekurangan guru dan fasilitas belajar, metode ceramah menjadi penting.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan peserta
didikan melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh peserta didik.
12
Di samping itu, guru juga memberi peluang untuk bertanya kepada
peserta didik, kemudian peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan temannya. Apabila tidak ada peserta didik yang
dapat menjawab maka guru dapat mengarahkan atau memberikan
jawaban.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan
atau menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam materi
pembelajaran. Masalah adalah kesenjangan atau perbedaan antara yang
diinginkan dengan kenyataan yang terjadi. Masalah dapat berupa sebuah
pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, dimana, dan kapan. Melalui metode
diskusi dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
d. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperlihatkan suatu proses, mekanisme atau cara kerja suatu alat yang
berkaitan dengan peserta didik. Pada metode ini adakalanya guru lebih
aktif daripada peserta didik tetapi dapat juga peserta didik yang diminta
guru untuk mendemonstrasikan suatu cara kerja, prosedur atau
mekanisme kerja suatu alat di bawah bimbingan guru, atau peserta didik
yang sudah dilatih sebelumnya.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang memberi kesempatan
kepada peserta didik baik secara perorangan atau kelompok untuk
melakukan suatu percobaan di laboratorium atau di lapangan, guna
membuktikan teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan baru.
Metode eksperimen sering dilakukan pada saat kegiatan praktikum.
Dalam melakukan eksperimen, peserta didik bisanya dipandu dengan
lembaran kerja atau dikenal juga dengan penuntun praktikum.

13
Dengan metode ini peserta didik dilatih menggunakan metode
ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1) melakukan pengamatan.
2) merumuskan masalah atau pertanyaan.
3) menyusun hipotesis.
4) menguji hipotesis atau melakukan percobaan.
5) menarik kesimpulan.
f. Metode Pemberian Tugas atau Resitasi
Metode pemberian tugas (resitasi) merupakan metode yang
menugaskan kepada peserta didik untuk mengerjakan sesuatu dengan
tujuan memantapkan, mendalami, dan memperkaya materi yang sudah
dipahami atau menemukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang relevan atau sesuai sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
Guru harus merancang tugas sebaik mungkin sehingga mereka
merasakan manfaat yang besar dari tugas yang dilakukannya. Setiap
tugas yang dibuat peserta didik harus dihargai oleh guru, diberikan
umpan balik, misalnya dikoreksi, dikomentari, dan dinilai. Di samping
itu, tugas yang diberikan kepada setiap peserta didik harus jelas dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
g. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan disebut juga metode training atau metode drill,
yaitu suatu metode atau cara mengembangkan kompetensi atau skill
peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor,
sehingga peserta didik menjadi terampil dalam bidang yang dilatihkan.
Latihan biasanya diberikan setelah peserta didik memiliki suatu masalah
atau topik atau setelah guru menjelaskan materi tersebut.
Latihan juga diberikan untuk tujuan mencapai suatu keterampilan
atau skill tertentu. Misalnya calon guru harus berlatih untuk terampil
menjadi guru. Tanpa latihan peserta didik tidak akan menjadi terampil
atau skill dalam bidang atau aspek apapun. Oleh karena itu, metode
latihan menjadi sangat penting dalam pembelajaran.
14
h. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan bercerita atau
menyampaikan suatu kisah atau peristiwa yang sangat penting bagi
peserta didik untuk dipetik hikmahnya atau peserta didikan dari cerita
tersebut. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode
ceramah, karena informasi disampaikan melalui penuturan atau
penjelasan lisan dari seorang kepada orang lain, bedanya pada metode
cerita ada penekanan terhadap suatu kisah atau peristiwa yang
mengandung pesan atau hikmah atau peserta didikan tertentu. Misalnya
guru bercerita tentang kisah penemuan listrik, penemuan sel, penemuan
atom dan sebagainya.
i. Metode Karyawisata
Metode karyawisata ialah suatu cara mendapatkan pengetahuan
para peserta didik dengan jalan membawa mereka langsung ke alam yang
terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Mereka dapat
mengamati atau mengalami secara langsung. Metode karyawisata
diterapkan antara lain terhadap objek yang akan dipelajari terdapat di
tempat tertentu. Metode karyawisata berfungsi pula memberikan hiburan
kepada peserta didik karena juga bersifat rekreatif.
j. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah suatu cara penguasaan melalui
pengembangan dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan oleh peserta didik dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini
akan membuat peserta didik lebih meresapi perolehannya.
k. Metode Projek
Metode projek adalah cara penyajian peserta didik yang bertitik
tolak dari suatu masalah atau tugas, kemudian dibahas dari berbagai segi
yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan. Projek
merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan peserta didik di dalam atau
di luar kelas secra berkelompok atau individu.
15
Projek juga dapat berupa perancangan model-model yang menunjukkan
bagaimana cara kerja suatu alat yang dirancang peserta didik. Metode
projek merupakan suatu cara dalam pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit
kehidupan sehari-hari sebagai bahan peserta didikannya. Pembelajaran
melalui metode projek dilakukan dengan cara menghubungkan sebanyak
mungkin fakta atau fenomena dengan pengetahuan yang telah diperoleh
peserta didik. Metode ini dapat memantapkan pengetahuan yang
diperoleh peserta didik,. menyalurkan minat, serta melatih peserta didik
menelaah suatu materi peserta didikan

C. Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Sains dalam Kurikulum 2013


Supriyati (2015) menyebutkan bahwa kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik dalam
pembelajaran karena proses pembelajaran dipadankan dengan suatu proses
ilmiah. Proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik (empiris).
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang
dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar dengan pendekatan
saintifik melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
16
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning),
model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), dan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning).
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 lampiran IV tentang
Pedoman Umum Pembelajaran dinyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah
membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi yang dikembangkan dengan mengamati adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang dengan adanya objek yang diamati, dan mudah
pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran
ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan
tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna
serta tujuan pembelajaran yang dilakukan.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

17
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan dengan menanya adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Fungsi dari tahapan menanya adalah sebagai berikut.
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
b. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
e. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
f. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

18
h. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahap mengumpulkan informasi
adalah sebagai berikut.
a. melakukan eksperimen.
b. membaca sumber lain selain buku teks.
c. mengamati objek/kejadian/aktivitas.
d. wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan
informasi/eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah
informasi sebagai berikut.
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/
mengolah inofrmasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

19
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan
dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan penilaian. Penilaian
(assesment) merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
yang berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian autentik
memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah. Penilaian autentik
atau penilaian responsif dapat berupa penilaian kinerja, penilaian portofolio,
dan penilaian proyek. Penilaian autentik mencoba untuk menggabungkan
antara kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi, dan
keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesungguhnya model yang dimaksudkan dalam pembelajaran adalah
suatu pola atau contoh pembelajaran yang sudah didesain dengan
menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran yang lain, serta
dilengkapi dengan langkah-langkah (sintaks) dan perangkat pembelajarannya.
Suatu model pembelajaran mungkin terdiri dari satu atau beberapa pendekatan,
satu atau beberapa metode, atau perpaduan antara pendekatan dengan metode.
Bila dibandingkan antara model dengan pendekatan dan metode pembelajaran,
model pembelajaran lebih bersifat operasional, artinya model siap untuk
diimplementasikan karena sudah jelas langkah-langkahnya (sintaks)nya serta
perangkat pembelajaran yang digunakan. Pendekatan dan metode dapat berada
(include) dalam model pembelajaran.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar dengan pendekatan
saintifik menjadikan peserta didik produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Lima pengalaman belajar pokok pada pendekatan saintifik adalah mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

B. Saran
Memahami pendekatan, model, dan metode pembelajaran adalah langkah
yang baik untuk peserta didik (siswa) maupun pendidik (guru). Diharapkan
dari materi pendekatan, model, dan metode pembelajaran sains ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan demikian,
pembelajaran yang baik akan dapat diterapkan dan akan menambah semangat
peserta didik untuk meraih ilmu serta semangat pendidik untuk berbagi ilmu.

21
DAFTAR PUSTAKA

Lufri, dkk. (2020). Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model,


Metode Pembelajaran. Purwokerto: CV IRDH.
Supriyati. (2015). Pembelajaran Sains untuk Anak SD/MI dengan Pendekatan
Saintifik. Elementary, 1(2), 45-51.
(2017). Model, Pendekatan, Strategi, dan Model dalam Pembelajaran. Diakses
pada 25 September 2022 dari
https://blog.unnes.ac.id/wiwinwahyu99/2017/12/02/model-pendekatan-
strategi-dan-model-dalam-pembelajaran/
(2018). Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran. Diakses pada 25 September 2022 dari
https://www.amongguru.com/perbedaan-pendekatan-strategi-metode-teknik-
taktik-dan-model-pembelajaran/

22

Anda mungkin juga menyukai