Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA SISWA

Strategi Pembelajaran Matematika


Dosen pengampu:
Prof. Dr. Suradi tahmir, M.S

Oleh :

Kelompok 6
A. Fatima M/1711041016
Danial Fanzeka/1711041020
Sri Ashrini AR/1711041022

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Maha suci Allah SWT yang menganugrahkan dan maha indah karunia-Nya yang telah
membekali masing-masing insan dengan potensi yang beraneka rupa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “metode pembelajaran yang berpusat pada siswa”. Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa kehadirannya tidak sesempurna yang
diharapkan pembaca oleh karena terbatasnya kemampuan keterampilan yang dimiliki.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah bersudi hati meluangkan waktu untuk
memperbaiki diri kita, serta semoga makalah ini menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.

Makassar, 29 agustus 2018

Penyusun
Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah. ............................................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
A. Pengertian metode pembelajaran yang berpusat pada siswa ............................................ 5
B. Macam macam metode pembelajaran yang berpusat pada siswa ..................................... 5
1. Metode penemuan terbimbing ................................................................................. 5
2. Metode Resitas ........................................................................................................ 6
3. Metode penyelidikan (Inquiry) ................................................................................ 6
4. Metode Permainan (Games method) ....................................................................... 9
C. Kelebihan dan kekurangan setiap metode pembelajaran ................................................ 10
1. Metode penemuan terbimbing ............................................................................... 10
2. Metode resitasi ....................................................................................................... 10
3. Metode Penyelidikan (Inquiry) .............................................................................. 11
4. Metode Permainan (Games Method) ..................................................................... 12
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah proses belajar
mengajar yang diberikan di kelas pada umumnya hanya mengemukakan konsep-konsep
dalam suatu materi. Proses belajar mengajar yang dilakukan adalah satu arah (teaching
directed). Model pembelajaran tersebut dianggap kurang mengeksplorasi wawasan dan
pengetahuan siswa.
Perubahan paradigma dalam proses yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan
perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh
kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan
memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu kualitas siswa. Peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa
adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru memfasilitasi proses pembelajaran di kelas.
Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitas.

B. Rumusan masalah.
Dalam penulisan makalah ini permasalahan yang akan kami bahas adalah:
1. Apa pengertian metode pembelajaran berpusat pada siswa ?
2. Apasajakah metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa ?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dari masing-masing metode tersebut ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pembelajaran

C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan mampu untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran berpusat pada siswa
2. Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa
3. Untuk mengetahui cara belajar dengan metode pembelajaran yang berpusat pada
siswa
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran yang berpusat
pada siswa.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian metode pembelajaran yang berpusat pada siswa
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang disusun
secara sistematis untuk mengembangkan potensi belajar peserta didik. Kemudian jika kita
spesifikkan kedalam metode pembelajaran matematika maka dapat diartikan bahwa
metode pembelajaran matematika yaitu suatu cara mengajarkan matematika yang disusun
secara sistematis dan logik ditinjau dari segi hakekat matematika dan segi psikologiknya.
(hudojo, 1990)
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah suatu metode
pembelajaran yang mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran. Metode ini harus memberikan ruang kepada siswa untuk belajar menurut
keterkaitannya, kemampuan pribadinya dan gaya belajarnya.

Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif,
sehingga para siswalah yang melakukan kegiatan belajar, mereka yang harus mencari dan
memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-conoh, mencoba keterampilan-
keterampilan dan melakukan tugas-tugas pembelajaran yang harus dicapai

Mengapa aktivitas belajar harus aktif ? Karena untuk mempelajari sesuatu dengan
baik, belajar secara aktif akan membantu siswa dalam meningkatkan teknik dan
kemampuan mendengar, mengamati, mengajukan pertanyaan, dan mendiskusikan materi
pelajaran yang depelajari dengan siswa lain.

B. Macam macam metode pembelajaran yang berpusat pada siswa

1. Metode penemuan terbimbing


metode penemuan terbimbing sebagai suatu metode mengajar yang
bermanfaat untuk pembelajaran matematika. Didalam metode ini siswa didorong
untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum, berdasarkan bahan
yang difasilitasi oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada
kemampuannya dan pada materi yang dipelajari
Langkah langkah pembelajaran metode penemuan terbimbing:
urutan langkah-langkah didalam pembelajaran matematika dengan pendekatan
penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :
1) Guru merumuskan masalah yang akan dihadapkan kepada siswa, dengan data
secukupnya. Perumusan harus jelas, dalam arti tidak menimbulkan salah tafsir,
sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

5
2) Dari data yang diberikan, siswa menyusun, memproses, mengorganisasikan dan
menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh
yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah ke arah yang tepat. Misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.
Kuranglah tepat bila guru memberi informasi sebanyak-banyaknya sekaligus.
3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
4) Bila perlu konjektur di atas diperiksa oleh guru. Ini perlu dilakukan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa.
5) Bila telah diperoleh kepastian kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi
konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Sesudah
siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal tambahan
untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

2. Metode Resitas
Roymond (simamora, 2009) mengemukakan pengertian metode resitasi,
menurutnya metode pembelajaran resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri
Resitasi berasal dari bahasa inggris “to cite” yang artinya mengutip “re” yang
artinya kembali. Jadi resitasi artinya siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian
bagian pelajaran itu dari buku tertentu lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai
siap sebagaimana mestinya.
Langkah langkah pelaksanaan Metode resitasi :
1) Fase pemberi dengan tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan : tujuan yang akan dicapai, jenis tugas, tugas sesuai dengan
kemampuan murid, sediakan waktu yang cukup dan ada sumber yang dapat
membantu pekerjaan siswa.
2) Fase pelaksanaan tugas. Fase ini siswa diberikan bimbingan dan pengawasan oleh
guru dan diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, diusahakan dikerjakan
sendiri oleh siswa tidak menyuruh orang lain.
3) Fase pertanggungjawaban tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase ini : laporan
siswa, ada tanya jawab atau diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas siswa.

3. Metode penyelidikan (Inquiry)


Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan menuntut guru untuk
membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari berbagai
sumber agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa.
Pengalaman ini akan berguna dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
dalam kehidupannya.
metode inquiry berarti rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,

6
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Langkah langkah pelaksanaan metode Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation
dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk
mengkondisikan agar siswa tiap menerima pelajaran , pada langkah orientasi
dalam SPI , guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
strategi pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa
kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini
adalah
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai
dengan merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu. Dikatakan teka
teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu
melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian,
teka teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting
dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan masalah, diantaranya:
1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah

7
yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan
sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik
yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki yang
jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada,
tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh
melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah
memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan
masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya,
manakalaia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan
masalah.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki
sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap
individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu
permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan
sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab
itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu
harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh kedalaman wawasan yang
dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektal. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran

8
gutu dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering
terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakal siswa tidak apresiatif terhadap pokok
permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala
ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala
semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan
kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara
merata kepada seluruh siswa sehingga meraka terangsang untuk berpikir.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan
merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak
focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data
mana yang relevan.

4. Metode Permainan (Games method)


Dari penjelasan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa metode bermain
adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan
konsep abstrak dalam Matematika yang lebih menyenangkan (mencegah ketakutan
siswa terhadap pelajaran Matematika) agar siswa lebih paham dan lebih lama
mengingatnya.
Metode permainan dalam pembelajaran matematika adalah cara untuk
menyampaikan pelajaran matematika dengan sarana bermain. Metode permainan
dalam pembelajaran dapatmemberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung
dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap matematika (trianto,
2007)

Langkah– Langkah Pelaksanaan Metode Permainan (Prosedur)

1) Merumuskan tujuan instruksional


9
2) Memilih topik (sub topik) yang akan dipakai sebagai permainan
3) Merinci kegiatan belajar – mengajar
4) Menyiapakan alat–alat atau sarana yang akan dipakai sebagai alat permainan

C. Kelebihan dan kekurangan setiap metode pembelajaran

1. Metode penemuan terbimbing


Metode penemuan terbimbing sebagai metode mengajar yang bermanfaat
untuk pembelajaran matematika memiliki kelebihan dan kekurangan. kelebihan
dan kekurangan metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :
1) Kelebihan metode terbimbing
a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan)
c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.
d. Memberikan wahana interaksi antarsiswa, maupun siswa dengan guru.
Dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
tahan lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.

2) Kekurangan metode terbimbing


a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di
lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan
metode ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya
topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangakan
dengan metode penemuan terbimbing.

2. Metode resitasi
Kelebihan dan Kekurangan metode resitasi antara lain sebagai berikut.
1) Kelebihan metode resitasi
1. Tugas lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu di
kelas maupun di luar kelas. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian
siswa yang diperlukan kehidupan kelak.
2. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas pandanagan tentang apa yang
dipelajari.
3. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi.
4. Metode ini dapat membuat siswa semangat dalam belajar karena kegiatan
belajar dapat dilakukan dimana saja.

10
2) Sedangkan kekurangan metode resitasi adalah:
1. Siswa sulit dikontrol apa benar mengerjakan tugas ataukah dikerjakan oleh
orang lain.
2. Tidak mudah memberikan tugas sesuai dengan perbedaan individu siswa.
3. Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan.

3. Metode Penyelidikan (Inquiry)


Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Inkuiri
Di dalam pembelajaran inkuiri ini, terdapat beberapa keunggulan dan juga
kelemahan dalam penerapannya. Adapun keunggulan dan kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Kelebihan metode penyelidikan
Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak
dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
2. Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3. Strategi pembelajarn inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
2) Kekurangan metode penyelidikan
1. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.

11
4. Metode Permainan (Games Method)
Dalam metode permainan terdapat kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut
1. Kelebihan metode permainan :
a. Keterampilan siswa dalam bidang matematika seperti menghitung dan
menganalisis semakin meningkat.
b. Konsep – konsep matematika akan lebih mantap untuk dipahami.
c. Kemampuan manemukan dan memecahkan masalah meningkat.
d. Siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika.
2. Kelemahan metode permainan adalah
a. Tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan makin tinggi
tingkatnya makin sukar disajiakan, disamping itu permainan pun harus kita
buat sendiri (tidak dalam bentuk siap pakai)
b. Memakan banyak waktu
c. Permainan mungkin akan mengganggu ketenangan kelas–kelas yang lain.

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa materi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah suatu metode pembelajaran yang
mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
Metode ini harus memberikan ruang kepada siswa untuk belajar menurut
keterkaitannya, kemampuan pribadinya dan gaya belajarnya. Dengan menggunakan
metode yang berpusat pada siswa ini memberikan banyak manfaat dan banyak
kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain walaupun masih ada
kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang dimiliki metode ini tetapi
itu bisa diminimalisir dengan menjalankan langkah-langkah metodenya dengan baik
dan sistematis serta yang terpenting yaitu kemampuan dan kesiapan mental siswa
dalam menghadapi metode ini jika diterapkan.

B. Saran
Metode-metode pembelajaran yang kami paparkan mengenai metode yang
berpusat pada siswa ini hanya sebagian kecil dari sekian banyak metode pembelajaran
yang ada. Walaupun beberapa metode telah kami jelaskan disini tetapi jika kita ingin
menjadi pengajar yang berkompeten dan berkualitas sebaiknya kita banyak-banyak
membaca buku mengenai metode-metode pembelajaran sehingga nantinya kita bisa
memperoleh serta memahami metode yang terbaik untuk kita gunakan nanti pada saat
mengajar.

13
DAFTAR PUSTAKA
hudojo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Surabaya: Penerbit IKIP Malang.
simamora, R. H. (2009). Buku ajar pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: EGC.
trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientas Konstruktivistik. Jakarta:
prestasi pustaka.
https://antik2006.wordpress.com/metode-penemuan-terbimbing/
http://alhafizh84.wordpress.com/metode-pemberian-tugas-resitasi/download
http://nurmarifa8.blogspot.com/2014/12/metode-pembelajaran-inkuiri.html
https://www.maringngerrang.com/2016/10/games-learning-method.html
https://ipungsunaryo.wordpress.com/2010/10/13/metode-pembelajaran-dengan-pendekatan-
bermain/
https://fortugaskuliah.wordpress.com/2013/01/16/makalah-tentang-metode-tugas-dan-
metode-permainan/

14

Anda mungkin juga menyukai