Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

DISUSUN OLEH:

1. Angelica Bakkara (210101035)

2. Anggie Pitaloka Munthe (210101036)

3. Bungatiur Englis Samosir (210101037)

4. Christian E H Sihite (210101038)

Dosen Pengampu:Damayanti Nababan,M.Pd.K

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukuraya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya
tugas makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada
pembina mata kuliah Ibu Damayanti Nababan,M.Pd.K. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh
mahasiswa. Penulis memohon kepada ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini, baik dari segi bahasanya
maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih
baiknya karya tulis yang akan datang.

Tarutung,1 Maret 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
2.1 Apa itu Strategi Pembelajaran Discovery Learning.....................................................4
2.2 Prinsip Metode Discovery Learning...............................................................................4
2.3 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning....................................................................5
2.4 Langkah-langkah Penerapan Metode Discovery Learning..........................................5
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Discovery Learning...................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan saat ini guru dituntut bekerja lebih keras dalam meningkatkan hasil belajar siswa
ini berhubungan dengan bagaimana guru menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Cara
penyampaian materi dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan berbagai macam model,
pendekatan dan strategi yang dapat digunakan dalam merancang pembelajaran.

Menurut Suyanto dan Asep metode mengajar merupakan cara mengajar atau cara
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Metode mengajar adalah
salah satu komponen penting dalam proses belajar dan mengajar, oleh sebab itu guru harus
memiliki kemampuan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Sunhaji mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara mengajar yang


dipergunakan guru atau instruktur, atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar,
atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual maupun
secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik.

Sedangkan apabila ditinjau dari pengertian kata discovery, menurut Oemar Hamalik discover
berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan. Discovery juga dapat definisikan
sebagai menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui
pengamatan atau percobaan. Oemar mengatakan bahwa Discovery paling baik dilaksanakan
dalam kelompok belajar yang kecil. Namun dapat juga dilaksanakan dalam kelompok belajar
yang besar. Meskipun tidak semua siswa dapat terlibat dalam proses Discovery, namun
pendekatan Discovery dapat memberikan manfaat bagi siswa yang belajar.

Ciri utama dari model discovery learning adalah; 1) mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2) berpusat
pada siswa; 3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada. Model discovery learning membiarkan siswa-siswa mengikuti minat mereka sendiri untuk
mencapai kompeten dan kepuasan dari keingintahuan mereka. Guru sebaiknya mendorong siswa
untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka sendiri daripada mengajar mereka dengan
jawaban-jawaban guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Strategi Pembelajaran Discovery Learning
2. Prinsip Metode Discovery Learning
3. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
4. Langkah-langkah Penerapan Metode Discovery Learning
5. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Discovery Learning

4
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Apa itu Strategi Pembelajaran Discovery Learning
2. Bagaimana Prinsip Metode Discovery Learning
3. Apa Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
4. Bagaimana Langkah-langkah Penerapan Metode Discovery Learning
5. Apa saja Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Discovery Learning
1.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Strategi Pembelajaran Discovery Learning

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri, yaitu siswa sebagai peserta didik didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri
kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka
pahami dalam suatu bentuk akhir atau dalam sebuah kesimpulan.

Metode Discovery Learning merupakan salah satu metode yang memungkinkan para anak
didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga mampu menggunakan proses
mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain,
landasan pemikiran yang mendasari pendekatan belajar-mengajar ini bisa lebih mudah dihafal
dan diingat, melekat, serta mudah ditransformasikan dalam menghadapi segala kehidupan yang
nyata.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Discovery Learning adalah suatu proses pembelajaran
yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan
yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri. Penerapan metode Discovery Learning ingin mengubah kondisi belajar yang
pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student
oriented. Mengubah modus ekspository siswa yang hanya menerima informasi secara
keseluruhan dari guru ke modus discovery siswa menemukan informasi sendiri, sehingga
informasi maupun pengetahuan yang diperoleh siswa akan mudah diingat, melekat pada dirinya,
dan tidak akan mudah terlupakan. Peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai pembimbing
maupun fasilitator bagi siswa.

2.2 Prinsip Metode Discovery Learning

Menurut B. Suryosubroto para pendidik selalu berusaha memilih metode mengajar yang
setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya sehingga
kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu menjadi milik murid. Dalam hal ini
Metode Penemuan (Discovery Learning) dianggap paling efektif karena guru dapat
mengembangkan cara belajar siswa aktif.
Beberapa prinsip yang perlu di ketahui seorang guru dalam menerapkan Metode Penemuan
(Discovery Learning) yaitu:
1) Guru Sebagai Diagnosis. Guru di harapkan berusaha mengetahui kebutuhan siswa dan
kesiapan siswa sebelum menerapkan Metode Penemuan (Discovery Learning).
2) Guru Sebagai Fasilitator. Dalam Metode Penemuan (Discovery Learning) guru di
wajibkan menguasai bahan pembelajaran dan menyiapkan pembelajaran sebagai berikut :
menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klasifikasi
permasalahan, menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat belajar yang diperlukan, memberi
kesempatan pelaksanaan, menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan siswa, membantu
siswa agar dapat merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya.
3) Guru Sebagai Dinamisator. Di dalam kelas tugas guru juga memastikan adanya interasi
baik antara siswa dengan siswa juga siswa dengan guru sebagai fasilitator di kelas. Selain itu
sebagai dinamisator guru juga di harapkan merangsang membesarkan hati siswa untuk lebih

6
bergairah dalam kegiatan-kegiatannya dengan cara memberi motivasi . Hal lain yang harus
dilakukan guru sebagai dinamisator adalah merangsang terjadinya kemandirian analisis siswa
(Self Analysis) hal ini juga bertujuan untuk membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil penemuannya.

2.3 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan menurut Bell, yaitu: 1) dalam
penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika
penemuan digunakan; 2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar
menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga peserta didik banyak meramalkan
(extrapolate) informasi tambahan yang diberikan; 3) Peserta didik juga belajar merumuskan
strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan; 4) Pembelajaran dengan penemuan membantu
peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. 5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan
bahwa keterampilanketerampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui
penemuan lebih bermakna. 6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam
situasi belajar yang baru.

Penggunaan metode pembelajaran Discovery Learning ini akan meningkatkan kemampuan


penemuan diri peserta didik. Model pembelajaran Discovery bertujuan untuk mengubah kondisi
belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran dari teacher center
(berpusat pada guru) kepada student center (berpusat pada peserta didik)

Selanjutnya menurut Azhar tujuan model pembelajaran Discovery adalah sebagai berikut: 1)
Kemampuan berfikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analisis dan
logis), 2) Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu, 3) Mengembangkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik, 4) Mengembangkan sikap, keterampilan kepercayaan murid
dalam memutuskan sesuatu secara tepat dan objektif. Tujuan lainnya dari pembelajaran
Discovery Learning ini adalah agar guru memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk
menjadi problem solver dan seorang scientist. Hamalik mengungkapkan tujuan dari pembelajaran
dengan penemuan (Discovery Learning), yakni sebagai berikut: 1) Dalam penemuan peserta
didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. 2) Melalui
pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret
maupun abstrak, juga peserta didik banyak meramalkan informasi tambahan yang diberikan. 3)
Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. 4) Pembelajaran
dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling
membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. 5) Terdapat beberapa
fakta yang menunjukkan bahwa keterampilanketerampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna. 6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi
belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan
diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

2.4 Langkah-langkah Penerapan Metode Discovery Learning

Menurut Sinambela (2017) langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Discovery


learning yaitu:

7
Pertama, Stimulation (pemberian rangsangan). Siswa diberikan permasalahan di awal
sehinga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan untuk menyelidiki hal tersebut. Pada
saat itu guru sebagai fasilitator dengan memberikan pertanyaan, arahan membaca teks, dan
kegiatan belajar terkait discovery.
Kedua, problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah). Tahap kedua dari
pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin kejadian-kejadian dari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah)
Ketiga, data collection (Pengumpulan Data), berfungsi untuk membuktikan terkait
pernyataan yang ada sehingga siswa berkesempatan mengumpulkan berbagai informasi yang
sesuai, membaca sumber belajar yang sesuai, mengamati objek terkait masalah, wawancara
dengan narasumber terkait masalah, melakukan uji coba mandiri.
Keempat, data processing (Pengolahan Data), merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang sebelumnya telah didapat oleh siswa. Semua informai yang didapatkan semuanya
diolah pada tingkat kepercayaan tertentu.
Kelima, verification (Pembuktian) yaitu kegiatan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah diketahui, dan dihubungkan dengan
hasil data yang sudah ada.
Keenam, generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Tahap ini adalah menarik
kesimpulan dimana proses tersebut menarik sebuah kesimpulan yang akan dijadikan prinsip
umum untuk semua masalah yang sama Berdasarkan hasil maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisas

2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Discovery Learning


Hosnan Menyatakan tentang kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning:

1). Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan


proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya,

2). Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan transfer,

3). Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil,

4). Model pembelajaran ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri,

5). Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri,

6). Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.

Sedangkan Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana mengemukakan bahwa keunggulan dari
Metode Discovery Learning yakni: 1). Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan
serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif; 2). Peserta didik memperoleh pengetahuan
secara individual sehingga dapat di mengerti dan mengendap dalam pemikirannya; 3). Dapat

8
membangkitkan motivasi dan gairanh belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi; 4).
Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-
masing; 5). Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendri dengan proses menemukan
sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru sebagai fasilitator.

Selain kelebihan menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran adapun


Kekurangan metode discovery learning menurut Kurniasih (2014:67) meliputi;

1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi;

2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya;

3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama;

4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan
emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian;

5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa;

6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru

Dengan demikian untuk dapat mengatasi kekurangan metode Discovery Learning yaitu guru
harus membagi sama rata dalam kelompok yang kemampuan lebih dan yang kurang dicampur
agar yang kemampuannya kurang bisa dibimbing oleh yang kemampuannya lebih. Selain itu
untuk dapat mengatasi kekurangan tersebut maka diperlukan bantuan guru yang dimulai dengan
mengajukan beberapa pertanyaan dan guru memberikan informasi secara singkat yang dapat
dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran
dimulai, serta guru harus menjelaskan langkah-langkah metode Discovery Learningkepada siswa
melalui LKS yang telah dipersiapkan, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan atau
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses dan kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan
aspek psikologis seseorang yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri sendiri dan faktor yang
berasal dari luar. Bagi seorang siswa peranan guru dalam menyampaikan materi dengan baik
merupakan salah satu pemicu motivasi tumbuh dalam diri siswa.

Penerapan model discovery learning sangat membantu dalam upaya guru meningkatkan hasil
belajar siswa. Tidak hanya itu model ini juga membantu dalam meningkatkan keaktifan guru dan
siswa, kepercayaan diri siswa, dan kemampuan bekerja mandiri dalam pemecahan masalah. Selain itu
model ini tidak hanya dapat diterapkan di sekolah dasar melainkan juga di tingkat pendidikan yang
lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). guru harus
mengetahui prinsip dalam menerapkan Metode Penemuan (Discovery Learning) agar dapat mencapai
hasil maksimal yaitu : 1) Guru memahami karakteristik dan kondisi siswa, 2) Guru menjadi fasilitator
bagi siswa dan 3) Guru sebagai dinamisator yang mampu menguasai kelas dan siswa dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaan, K. P. D. (2013). Model pembelajaran penemuan (discovery learning).

Illahi Mohammad Takdir. Pembelajaran Discovery Learning dan Mental Vovational Skill.
Yogyakarta:Diva Press, 2012

11

Anda mungkin juga menyukai