Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

SUKMAWATI A24120043

JUMRIA A24120003

WAODE TIRTA MURLINA A24121014

LISDAWATI A24121025

FITRA A24121079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Model Pembelajaran Discovery Learning ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Ibu Gustina, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Fisika. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk guna lebih
mengetahui Model Pembelajaran Discovery Learning bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat


kekurangan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas
segala kekurangan yang ada dalam makalah ini, dan mengharapkan kritik serta
saran yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 14 Februari 2023


Penyusun

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning.........................................4
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning Menurut Para Ahli 5
2.2 Tujuan dan Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning...........................6
2.2.1 Tujuan Model Discovery Learning................................................................6
2.2.2 Fungsi Model Discovery Learning.................................................................7
2.3 Ciri Serta Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning..................7
2.3.1 Ciri-ciri discovery learning.............................................................................7
2.3.2 Karakteristik discovery learning....................................................................8
2.4 Prinsip dalam Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning................8
2.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning..........................10
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning..........12
2.6.1 Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning.................................12
2.6.2 Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning...............................13
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Discovery Learning adalah salah satu metode dalam pengajaran teori
kognitifdengan mengutamakan peran guru dalam menciptakan situasi belajar
yang melibatkansiswa belajar secara aktif dan mandiri. Metode pembelajaran
discovery(penemuan) adalahmetode mengajar yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yangsaling berhubungan satu dengan yang lain. Maka
posisi discovery di sini sangat pentingdan harus diperhatikan oleh guru dalam
menjalankan pembelajarannya ke peserta didikuntuk menjadikan suatu
pembelajaran yang efektif.

Melalui konsep belajar penemuan (discovery learning) pada dasarnya


menjelaskan mengenai proses pembentukan belajardengan jalan menggali dan
mencari sendiri pengetahuan, pemahaman, pengertian dankonsep-konsep
secara mandiri. Konsep belajar penemuan (discovery learning) pada
penerapannya dapat diterapkan pada pembelajaran.Dengan mengaplikasikan
metode discovery learning secara berulang-ulang dapatmeningkatkan
kemampuan penemuan dari indifidu yang bersangkutan. Penggunaan metode
discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif
dankreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student
oriented. Merubahmodus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara
keseluruhan dari guru kemodus Discoverysiswa menemukan informasi
sendiri.

Discovery Learning mempunyai peranan atau arti penting dalam


pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas yaitu kegiatan atau pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupasehingga siswa dapat menemukan konsep-

3
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam
menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,
membuatdugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk
menemukan beberapa konsepatau prinsip. Pada discovery masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalahyang direkayasa oleh guru,
sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran danketerampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu (Budiningsih,2005:39).

Maka metode pembelajaran dengan discovery learning penting dibahas


karenaakan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru
selama pembelajaran berlangsung. Setiap guru atau pendidik mempunyai
alasan-alasan mengapaia melakukan kegiatan dalam pembelajaran dengan
menentukan sikap tertentu. Makadalam menggunakan metode discovery
learning guru berperan sebagai pembimbingdengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus
dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuaidengan
tujuan (Sardiman, 2005:145). Dengan demikian seorang guru dalam
aplikasimetode discovery learning harus dapat menempatkan siswa pada
kesempatan-kesempatandalam belajar lebih mandiri. Bruner mengatakan
bahwa proses belajar akan berjalandengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untukmenemukan suatu konsep, teori,
aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Discovery Learning?


2. Apa saja tujuan dan fungsi model pembelajaran Discovery Learning?
3. Apa itu ciri serta karakteristik model pembelajaran Discovery Learning?
4. Bagaimana prinsip model pembelajaran Discovery Learning?
5. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning?
6. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Discovery Learning?

4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian model pembelajaran Discovery


Learning.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fufngsi model pembelajaran
Discovery Learning.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ciri serta karakteristik model pembelajaran
Discovery Learning.
4. Mahasiswa dapat mengatahui Prinsip dari model pembelajaran Discovery
Learning.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Langkah-Langkah model pembelajaran
Discovery Learning
6. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Discovery Learning

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning


Discovery Learning merupakan pembelajaran berdasarkan penemuan
(inquiry- based), konstruktivis dan teori bagaimana belajar. Model
pembelajaran yang diberikan kepada siswa memiliki skenario pembelajaran
untuk memecahkan masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk
memecahkan masalah mereka sendiri. Dalam memecahkan masalah mereka
karena ini bersifat konstruktivis, para siswa menggunakan pengalaman
mereka terdahulu dalam memecahkan masalah. Kegiatan mereka lakukan
dengan berinteraksi untuk menggali, mempertanyakan selama bereksperimen
dengan teknik trial and error. Children love being in charge of their own
learning it gives them the sense of self worth. It makes the learning more
desirable and attainable. Teachers give a problem to their students and set
their students free to solve it on their own, discovering as they go. Often these
classroom can look unorganized or chaotic but, a discovery learning
classroom in fact is organized. It is set up in away for learning to happen with
projects, real-life problems and the learner figuring out. Pernyataan tersebut
menyebutkan bahwa para siswa memiliki gairah dalam belajar. Guru
memberikan masalah kepada para siswa dan memfasilitasi siswa untuk
memecahkannya sendiri. Memang bisa terjadi suasana kelas agak gaduh
karena seperti tidak terkendali, namun sebenarnya mereka dalam kegiatan
yang terorganisasi. Pembelajaran diarahkan sedemikian rupa supaya siswa
menyelesaikan suatu proyek tentang masalah nyata untuk dipecahkan oleh
para siswa sendiri.

Pengertian model discovery learning merujuk pada Permendikbud


Nomor 22 Tahun 2016 adalah pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk
mengembangkan instrumen penilaian proyek berbasis model discovery
learning yang layak digunakan dan sebagai salah satu inovasi pengembangan

6
penilaian proyek secara lebih operasional. Discovery learning dirancang
dengan kegiatan eksperiensial dan interaktif. Eksperiensial memiliki arti
instruktur mampu mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan
dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara
langsung. Instruktur harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual,
dan teknik yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu peserta. Selain itu,
instruktur juga mengarahkan peserta didik dalam cara berpikir, bertindak, dan
refleksi yang baru. Teknik dalam penerapan model discovery learning bisa
beragam, tetapi tujuannya selalu sama bagi peserta didik, yaitu untuk bisa
mencapai hasil akhirnya melalui pengalaman langsung dan proses
pembelajaran mandiri. Dengan mengeksplorasi dan memanipulasi situasi atau
dengan melakukan eksperimen, peserta didik lebih mungkin untuk mengingat
konsep dan pengetahuan baru pun diperoleh.

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning Menurut Para


Ahli
1. Model pembelajaran discovery learning menurut Alma dkk (2010:59) yang
juga disebut sebagai pendekatan inkuiri bertitik tolak pada suatu keyakinan
dalam rangka perkembangan murid secara independen. Model ini
membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Hal ini
sejalan juga dengan pendapat yang menyatakan bahwa anak harus
berperan aktif dalam belajar di kelas seperti yang terdapat pada kutipan
berikut. “Discovery Learning can be defined as the learning that takes
place when the student is not presented with subject matter in the final
form, but rather is required to organize it himself” (Lefancois dalam
Emetembun, 1986:103 dalam Depdikbud 2014).
2. Menurut Borthick dan Jones (2000) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran discovery, peserta belajar untuk mengenali masalah, solusi,
mencari informasi yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan
melaksanakan strategi yang dipilih. Dalam kolaborasi pembelajaran
penemuan, peserta tenggelam dalam komunitas praktek, memecahkan
masalah bersama-sama.

7
3. Hoffman (2000) Belajar discovery adalah ajaran instruktur strategi yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan dan relevansi siswa.
Ada lima belajar penemuan yang terdiri dari: pembelajaran berbasis kasus;
belajar insidental; belajar dengan menjelajahi; belajar dengan refleksi; dan
pembelajaran simulasi berbasis sendiri, atau dalam kombinasi, yang dapat
diterapkan untuk kegiatan dan pengajaran keterampilan.
4. Selanjutnya Depdikbud (2014: 14) juga menyebutkan bahwa Discovery
Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri(inquiry). Tidak
ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery
Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam
masalah yang direkayasa olehguru, sedangkan pada inkuiri masalahnya
bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran
dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam
masalah itu melalui proses penelitian.
5. Menurut Alma, dkk (2010:61) Model Discovery Learning ini memiliki
pola strategi dasar yang dapat diklasifikasikan ke dalamempat strategi
belajar, yaitu penentuan problem, perumusan hipotesis, pengumpulan dan
pengolahan data, dan merumuskan kesimpulan.

2.2 Tujuan dan Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning


2.2.1 Tujuan Model Discovery Learning
Tujuan dari discovery learning adalah peserta didik dapat merancang
eksperiman mereka sendiri dan menyimpulkan sendiri serta mereka benar-
benar membangun pengetahuan sendiri. Oleh karena itu, kegiatan
konstruktive, diasumsikan agar mereka memahami sesuatu lebih dari
pengetahuan ysng diajarkan oleh pendidik. Selain itu tujuan model
pembelajaran Discovery Learning ada 5 yaitu :

8
1. Di dalam proses penemuan, peserta didik memiliki kesempatan untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga partisipasi banyak didik
dalam pembelajaran meningkat.
2. Pelalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan
pola dalam situasi konkrit maupun abstrak.
3. Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu
dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat dalam menemukan.
4. Pembelajaran dengan penemuan akan membantu peserta didik membentuk
cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
5. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam
beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan
diaplikasilkan dalam situasi belajar yang baru.

2.2.2 Fungsi Model Discovery Learning


Adapun fungsi dari model pembelajaran discovery learning adalah
sebagai berikut:

1. Membangun komitmen peserta didik dalam belajar yang diwujudkan


dalam keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan
menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.
2. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
3. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuan.

2.3 Ciri Serta Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning


2.3.1 Ciri-ciri discovery learning
Model discovery learning memiliki ciri tersendiri sehingga dapat
ditemukan perbedaan dengan model pembelajaran lainnya, berikut tiga ciri

9
utama belajar dengan model pembelajaran discovery learning atau
penemuan yaitu:

1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,


2. menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
3. Berpusat pada peserta didik
4. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.

2.3.2 Karakteristik discovery learning


Model Pembelajaran ini memiliki karakter yang dapat ditemukan
Ketika pembelajaran berlangsung, berikut tiga karakter tersebut:

1. Peran guru sebagai pembimbing


2. Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan
3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan
kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis,serta membuat kesimpulan

2.4 Prinsip dalam Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


Discovery learning mengintegrasikan lima prinsip dalam
penerapannya antara lain:

1. Pemecahan masalah

Pelatih, instruktur atau guru akan membimbing dan memotivasi


peserta untuk mencari solusi dengan menggabungkan informasi yang ada.
Kemudian informasi tersebut disederhanakan. Langkah tersebut menjadi
kekuatan pendorong agar bisa membuat para peserta didik harus menjadi
lebih aktif dalam kegiatan belajar dan meningkatkan pengalaman
kemandirian belajar mereka. Peserta pun terlatih dengan kegiatan seperti
mencari solusi atau penyelidikan.

10
2. Manajemen belajar mengikuti siswa

Instruktur harus mengizinkan peserta untuk bekerja sendiri atau


dengan orang lain. Dalam discovery learning, peserta belajar dengan
kecepatan masing-masing. Adanya fleksibilitas dalam pembelajaran membuat
belajar menyenangkan. Peserta tidak merasa stres atau tertekan harus
mengikuti ritme orang lain.

3. Mengintegrasikan dan menghubungkan

Instruktur harus memiliki keterampilan untuk mengajar. Discovery


learning sendiri adalah metode mengajar yang menekankan pada bagaimana
instruktur dapat menggabungkan pengetahuan sebelum dan informasi baru
yang dimiliki peserta. Kemudian memberi kesempatan kepada mereka untuk
terhubung ke dunia nyata. Peserta terlatih untuk menghubungkan informasi
yang dimilikinya dengan pengetahuan baru, atau teori belajar terhadap hasil
belajar. Sehingga hal ini dapat membuat peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan menemukan penyelesaian masalah
secara mandiri.

4. Analisis dan intrepretasi informasi

Discovery learning berorientasi pada proses dan didasarkan pada


asumsi bahwa pembelajaran bukan hanya sekumpulan fakta. Strategi pada
pembelajaran ini menekankan bahwa peserta didik pada hakikatnya belajar
untuk menganalisis dan menafsirkan informasi atau konsep yang diperoleh,
daripada menghafal jawaban atau bahan ajar dari berbagai sumber.

5. Kegagalan dan umpan balik

Belajar tidak hanya terjadi ketika Anda menemukan jawaban yang


benar. Peserta juga bisa belahar dari kegagalan. Discovery learning tidak
berfokus pada menemukan hasil akhir yang tepat, tetapi hal-hal baru yang
bisa ditemukan dalam prosesnya. Selanjutnya, instruktur berkewajiban untuk
memberikan umpan balik atas informasi yang diperoleh selama pembelajaran.

11
2.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Sintak discovery learning adalah pedoman dalam menentukan
langkah-langkah penerapan discovery learning. Sintaks merupakan
keseluruhan alur atau urutan kegiatan pembelajaran. Sintaks berisi petunjuk
umum dalam menentukan jenis-jenis tindakan guru, urutannya, dan tugas-
tugas untuk peserta didik.

Sintaks discovery learning dikenal sebagai langkah-langkah dalam


model pembelajaran discovery learning. Adapun sintak discovery learning
sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Pembelajaran


 Menentukan tujuan pembelajaran.
 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya).
 Memilih materi pelajaran.
 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik.
 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran


 Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang


menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi

12
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyadiakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.

 Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru


memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

 Data Collection (pengumpulan data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada


para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tudaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.

 Data Processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi


yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.

13
 Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya.

 Generalization (mearik kesimpulan atau generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah


kesimpulan yang dapat dijadikan prrinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirimuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning


2.6.1 Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran yang beragam tentunya memiliki kelebihan dan
kekurang yang berdeda pula kelebihan discovery learning yakni:

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan


keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuhkarena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
4. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri.
5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

14
6. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses
belajar yang baru.

2.6.2 Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning


Disamping kelebihan dalam menggunakan model pembelajaran,
tentunya akan memiliki kekurangan pula dalam aspek yang lain, berikut
kekurangan model pembelajaran discovery learning:

1. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar
bagi siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan abstrak atau
berpikir, mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah lainnya.
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini akan kacau jika
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
4. Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan
peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin
disampaikan dalam pembelajaran.

Adapun fungsi dari model pembelajaran discovery learning yaitu


Membangun komitmen peserta didik dalam belajar yang diwujudkan
dalam keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan
menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, Membangun sikap aktif,
kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran, Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap
hasil temuan.

Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran Discovery Learning yaitu


Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
Menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan, Berpusat pada
peserta didik, Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.

Model Pembelajaran Discovery Learning memiliki karakter yang


dapat ditemukan Ketika pembelajaran berlangsung yaitu Peran guru
sebagai pembimbing, Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang
ilmuwan, Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik
melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis,serta membuat kesimpulan.

Adapun Prinsip dalam penerapan model pembelajatan Discovery


Learning yaitu Pemecahan Masalah, Manajemen belajat mengikuti siswa,

16
Mengintegrasikan dan menghubungkan, Analisis dan intrepretasi
informasi, Kegagalan dan umpan balik

Sintaks Discovery Learning atau langkah-langkah pada Model


Pembelajaran Discovery Learning terbagi atas 2 yaitu pada tahap
persiapan pembelajaran dan pada tahap Pelaksanaan pembelajaran

Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning yaitu Membantu


siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif, Pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan
transfer, Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil, Metode ini memungkinkan siswa berkembang
dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. Menyebabkan siswa
mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri, Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
lainnya, Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan, Membantu siswa menghilangkan
skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti, Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih
baik, Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.

Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning yaitu Model ini


menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar bagi siswa
yang kurang pandai akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir,
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi, Model ini tidak
efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya, Harapan-harapan yang terkandung dalam
model ini akan kacau jika berhadapan dengan siswa dan guru yang telah

17
terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama, Lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

3.2 Saran
Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, maka untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membanguan dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Balim, A.G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students Succes and
Inquiry Learning Skill. Egitim Arastirmalari-Eurasia Journal of
Educational Research. Vol 3(5), 1-20

Borthick, F. dan Jones, Donald R. (2000) Motivation for Collaborative Online


Learning Invention and Its Application in Information Systems Security
Course. Issues in Accounting Education, Vol. 15, No. 2, pp. 181-210.

Ihdi S.P, Rita J, dan Ilan N.L. (2017) Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Siswa. Vol.6 No.2
pp.91-94

Hafid, W, Mardiyanan, Budi U, (2016). Eksperimentasi Model Pembelajaran


Problem Based Learning dan Discovery Learning dengan Pendekatan
Saintifik Siswa. Vol.4 No.3 pp. 258-268

Tracy Bicknell-, Paul Seth Hoffman, (2000) "elicit, engage, experience, explore:
discovery learning in library instruction", Reference Services Review, Vol.
28 Iss: 4, pp.313 – 322

19

Anda mungkin juga menyukai