Anda di halaman 1dari 13

i

PENGEMBANGAN KURIKULUM DENGAN MODEL-MODEL


PENGEMBANGAN DARI PARA AHLI

Penulis :

1. Ayu Farisda Faiz 1913053034

2. Gisella Adinda Putri Panjaitan 1913053044

3. Intan Novalia Amara 1913053113

4. Rahayu setia resmi 1913053047

5. Sarah Azizah 1953053008

Kelompok : 5 (Lima)

Kelas : 7A

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum SD

Dosen Pengampu : 1. Dra.Nelly Astuti,M.Pd.

2. Amrina Izzatika,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ii

PRAKATA

Puji syukur atas ke hadirat Allah Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul
Pengembangan Kurikulum Dengan Model-Model Pengembangan Dari Para Ahli
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum SD.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.Nelly
Astuti,M.Pd.dan Ibu Amrina Izzatika,M.Pd.. yang telah memberikan tugas ini dan
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Metro, 15 September 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan kurikulum Model Rogers ................................................ 2


2.2 Pengembangan kurikulum Hilda Taba ..................................................... 3
2.3 Pengembangan Kurikulum Administratif ................................................ 4
2.4 Pengembangan Kurikulum Beaucamp ..................................................... 5

BAB III PENUTUP

3,1 Kesimpulan .............................................................................................. 7


3.2 Saran ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

SOAL ......................................................................................................................... 9

KUNCI JAWABAN ................................................................................................. 10


1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan asal katanya atau terminologi, kurikulum berasal dari bahasa


Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curere
yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak
yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak antara start
dan finish ini yang disebut curere. Atas dasar tersebut pengertian kurikulum
diterapkan dalam bidang pendidikan.

Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pengertian kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan


kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan kurikulum menurut model Rogers.

2. Bagaimana pengembangan kurikulum menurut Hilda Taba.

3. Bagaimana pengembangan kurikulum menurut Administratif.

4. Bagaimana pengembangan kurikulum menurut Beaucamp.

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum menurut model Rogers.

2. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum menurut Hilda Taba.

3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum menurut Administratif.

4. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum menurut Beaucamp.


2

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan kurikulum Model Rogers

Terdapat tahap pengembangan kurikulum dengan model Rogers


Ada empat langkah pengembangan kurikulum model rogers diantaranya
adalah:

1. Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran


2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru
3. Pengembangan satu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu
kelas atau unit pelajaran.
4. Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif.

Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada


rencana pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan
interaksi dalam pengembangan kelompok intensif yang terpilih.

Tahap pertama yang dilakukan yaitu memilih target yang akan ikut serta
dalam kelompok intensif dari sistem pendidikan, selanjutnya guru
berpartisipasi dalam pengalaman guru. Pengalaman yang ada
dikembangkan pada masing-masing kelas. Dibutuhkan pula partisipasi
orang tua dalam kegiatan kelompok.Akan tetapi dalam tahapan model
ini tidak semua orang tua ikut serta dalam menyusun kurikulum. Orang tua
memiliki peran lebih besar pada saat pelaksanaan kurikulum. Karena
dalam proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga
dirumah, sehingga orang tua ikut mendampingi dan mengawasi
kegiatan belajar siswa di rumah. Orang tua juga dapat turut
berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti
diskusi, pertemuan dengan guru dan pelaporan hasil belajar.

Dari kegiatan tersebut dapat menjadi umpan balik untuk


menyempurnakan kurikulum.Proses pengembangan kurikulum dengan
model rogers lebih memperhatikan subyek yang berpegaruh dalam
pelakasanaan kurikulum.
3

2.2 Pengembangan kurikulum Hilda Taba

Proses pengembangan kurikulum menurut taba dapat dilakukan dengan


lima langkah. Dimulai dengan Mengadakan unit-unit eksperimen bersama
guru-guru Didalam unit ini diadakan studi yang seksama tetang hubungan
antara teori dan praktik. Perencanaan didasarkan atas teori yang kuat,
dan pelaksanaan eksperimen didalam kelas menghasilkan data-data yang
untuk menguji landasan teori yang digunakan.

Hilda Taba mengembangkan lima langkah dalam kurikulum secara berurutan,


yaitu:

1. Kelompok guru terlebih dahulu menghasilkan unit-unit kurikulum


untuk dieksperimenkan. Untuk menghasilkan unit-unit itu ditempuh
cara mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, memilih
materi, mengorganisasikan materi, memilih pengalaman belajar,
mengorganisasikan pengalaman belajar, mengevaluasi, dan mengecek
keseimbangan dan urutan materi,
2. Uji coba unit-unit eksperimen untuk menemukan validitas dan
kelayakan pembelajaran,
3. Merivisi hasil uji coba dan mengkonsolidasikan unit-unit kurikulum,
4. Mengembangkan kerangka kerja teoritis. Dasar pertimbangannya
adalah apakah ide-ide dan konsep-konsep pokok secara berurutan telah
cukup dalam memperhatikan perimbangan keluasan dan
kompleksitasnya ?. apakah pengalaman belajar telah memberikan
kesempatan dalam meningkatkan perkembangan keterampilan
intelektual dan pemahaman emosional ?
5. Pengesemblingan dan desiminasi hasil yang telah diperoleh. Oleh
sebab itu, perlu persiapan guru-guru untuk mengikuti sosialisasi
melalui seminar, penataran, pelatihan, lokakarya dan lain sebagainya

Ada 8 langkah dalam kegiatan unit eksperimen menurut Taba yaitu:

1. Mendiagnosis kebutuhan
2. Merumuskan tujuan-tujuan khusus
3. Memilih isi
4. Mengorganisasi isi
5. Memilih pengalaman belajar
6. Mengorganisasi pengalaman belajar
7. Mengevaluasi, melihat sekuens dan keseimbangan
8. Menguji unit eksperimen
4

Selanjutnya menguji unit eksperimen, kegiatan ini dilaksanakan tidak


hanya pada kelas ekperimen tetapi di uji juga pada kelas atau tempat
lain sehingga dapat diketahui tingkat validitas dan juga dapat
memperoleh data untuk penyempurnaan. Data yang diperoleh dari tahapan
pengujian kemudian digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Selain melakukan revisi atau perbaikan juga diadakan konsolidasi,
pada kegiatan ini dilakukan penarikan kesimpulan mengenai hal yang
bersifat umum, karena unit eksperimen yang telah digunakan belum tentu
valid untuk sekolah yang lain.setelah melakukan kegiatan revisi dan
konsolidasi, kemudian mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.

Pada tahapan ini dilaksanakan pengkajian oleh ahli kurikulum,


tujuannya untuk mengetahui konsep dan landasan yang digunakan seusia
atau tidak. Kemudian kurikulum baru diterapkan pada daerah yang lebih
luas tidak hanya sekolah yang digunakan untuk eksperimen. Sehingga
dengan langkah ini dapat diketahui masalah yang dihadapi, baik yang
berkaitan dengan pendidik, fasilitas hingga pembiayaan

2.3 Pengembangan Kurikulum Administratif

Merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling


banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para
administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan
wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah
pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para
ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia
kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar,
landasanlandasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan
kurikulum.

Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli


pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-
guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang
lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah
5

digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih


operasional, memilih sekuens materi, memilih strategi pembelajaran dan
evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi
guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji
ulang oleh Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat
yang kompeten.

Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik,


administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut.
Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut juga model Top – Down.
Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan.
Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.

2.4 Pengembangan Kurikulum Beaucamp


Model ini dikembangakan oleh George A. Beuchamp (1975 dalam Arifin
2011: 140), seorang ahli kurikulum. Menurut Beauchamp, proses
pengembangan kurikulum meliputi lima tahap yaitu :
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup kurikulum,
apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten propinsi atau bahkan
seluruh negara. Penetapan wilayah ditentukan oleh pihak yang
memiliki wewenang pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan
kurikulum, serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
2. Menetapkan personalia yang akan turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang dapat
dilibatkan yaitu : (a) para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada
pusat pengembangan kuruikulum/pendidikan dan para ahli bidang
ilmu dari luar; (b) para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau
6

sekolah dan guru-guru terpilih; (c) para profesional dalam sistem


pendidikan; dan (d) profesional lain dan tokoh masyarakat.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan yaitu berkenaan dengan
prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan
tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta
kegiatan evaluasi dan dalam menentukan desain kurikulum.
Beauchamp membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah,
yaitu : (a) membentuk tim pengembang kurikulum; (b) mengadakan
evaluasi atau penelitian terhadap kurikulum yang berlaku; (c) studi
penjajagan kemungkinan penyusunan kurikulum baru; (d)
merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru; dan (e)
penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
4. Implementasi kurikulum merupakan langkah mengimplementasikan
atau melaksanakan kurikulum yang sesungguhnya bukanlah hal
sederhana, sebab membutuhkan kesiapan menyeluruh, baik guru,
peserta didik, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan
manajerial dan pimpinan sekolah atau administrator setempat.
5. Evaluasi kurikulum, pada langkah ini minimal mencakup empat hal
yaitu: (a) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru; (b)
evaluasi desain; (c) evaluasi hasil belajar peserta didik; dan evaluasi
dari keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh digunakan
untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
7

III. PENUTUP

3,1 Kesimpulan

Berdasarkan asal katanya atau terminologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani
yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curere yang berarti
jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh
mulai dari start sampai dengan finish.

Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rencana


pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan interaksi dalam
pengembangan kelompok intensif yang terpilih.

Tahap pertama yang dilakukan yaitu memilih target yang akan ikut serta dalam
kelompok intensif dari sistem pendidikan, selanjutnya guru berpartisipasi dalam
pengalaman guru.

Proses pengembangan kurikulum menurut taba dapat dilakukan dengan lima


langkah. Dimulai dengan Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru
Didalam unit ini diadakan studi yang seksama tetang hubungan antara teori dan
praktik. Perencanaan didasarkan atas teori yang kuat, dan pelaksanaan
eksperimen didalam kelas menghasilkan data-data yang untuk menguji landasan teori
yang digunaka

3.2 Saran

Penulis berharap dengan adanya makalah ini para pembaca umumnya dan kami
sebagai penulis khusunya dapat dijadikan acuan sebagai acuan bahan pembelajaran,
oleh karena nya penulis juga berharap kepada semua pihak yang membaca makalah
ini, kiranya dapat memberi masukan, kiritik dan saran yang sifatnya membangun
guna perbaikan penyusunan makalah penulis selanjutnya. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
8

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.


Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Fajri, K. N. (2019). Proses pengembangan kurikulum. Islamika, 1(2), 35-48.


9

SOAL

1. Simaklah pilihan dibawah ini.

a) Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran

b) Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru

c) Pengembangan satu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau
unit pelajaran.

d) Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif.

Pilihan di atas merupakan tahap pengembangan kurikulum menurut…

A. Menurut Model Rogers

B. Menurut Hilda Taba

C. Menurut Administrasi

D. Menurut Beaucamp

2. Gagasan pengembangan kurikulum yang datang dari para administrator pendidikan


dan menggunakan prosedur administrasi merupakan pengembanagan kurikulum
menurut…

A. Menurut Model Rogers

B. Menurut Hilda Taba

C. Menurut Administrasi

D. Menurut Beaucamp

3. Simaklah pilihan di bawah ini

1). Menetapkan arena

2). Mengembangkan kerangka berpikir


10

3). Implementasi kurikulum

4). Evaluasi kurikulum

5). Uji coba kurikulum

Manakah dari pilihan di atas yang bukan tahapan pengembangan kurikulum menurut
Beauchamp…

A. 1 dan 2

B.1,3,dan 4

C. 2,3, dan 4

D. 3 dan 4

4. Ada berapa langkah pengembangan kurikulum menurut Hilda Taba…

A. 2

B. 3

C. 4

D. 5

Kunci Jawaban

1. A

2. C

3. B

4. D

Anda mungkin juga menyukai