Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL-MODEL & STRATEGI PEMBELAJARAN


“Macam-Macam Model Pembelajaran”
Dosen pembimbing : H. Mustamin Gau, S.Pd., M.Pd

Oleh :

KELOMPOK II
RUANGAN I
ANDI NURIA
NADIA HIDAYAT
SITI RAHMAH MARDINAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BULUKUMBA


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Tanpa adanya pertolongan Allah kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Macam-Macam Model Pembelajaran“ ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Model-Model & Strategi Pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum memenuhi kriteria sebagai makalah
yang sempurna. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila banyak kekurangan
dalam penulisan serta penyusunan makalah ini.
Kami mengharapkan saran dan kritik agar dapat menghasilkan karya tulis
yang lebih baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terutama bagi kami makalah ini merupakan sebuah pembelajaran untuk
memperdalam pengetahuan.

Bulukumba , 27 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran. ............................................................ 2
B. Macam-Macam Model Pembelajaran ..................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni,


agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar
bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu
komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan
komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip


atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari
model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan
menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum
prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang
diharapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Yang Dimaksud Model Pembelajaran?
2. Jelaskan Macam-Macam Model Pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di


gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan
lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta
didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran


adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan
parapengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian,
aktivitas peembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata
secara sistematis.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus
yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan


pembelajaran yang akan di capai).

3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di


laksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat


tercapai.

2
3

Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model


pembelajaran untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktisi untuk
memvalidasi model pembelajaran yang di kembangkan. Sedangkan untuk aspek
kepraktisan dan evektivitas di perlukan suatu peerangkat pembelajaaran untuk
melaksanaakan model pembelajaraan yang di kembangkan. Sehingga untuk
melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk
suatu topic tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di
kembangkan. Selain itu dikembangkan pula instrument penelitian yang sesuai
dengan tujuan yang di inginkan.

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih


model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pembelajaraan, tingkat
perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, shingga
tujuan peembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar
untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model peembelajaran yang
telah diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka
seorang guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam
proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang di harapkan.

B. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning) merupakan


konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
4

Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa


melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan
menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari,
yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang


memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan
kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,
melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak
sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.

Pada intinya penngembangan setiap komponen CTL tersebut dalam


pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar


lebih bermkna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri,
dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterangan baru yang akan
dimilikinya.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang


diajarkan.

3) Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-


pertanyaan.

4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok


berdiskusi, tanya jawaban, dan lain sebagainya.

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,


model, bahkan media yang sebenarnya.

6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan


pembelajaran yang telah dilakukan.

7) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang


sebenarnya pada setiap siswa.
5

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Konsep Dasar pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk


pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada
hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Nurulhayati,
mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu:

1) Ketergantungan yang positif,

2) Pertanggungjawaban individual,

3) Kemampuan bersosialisasi,

4) Tatap muka,

5) Evaluasi proses kelompok.

Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni :

1) Cooperative task atau tugas kerja sama.

2) Cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja sama.

b. Model-model Pembelajaran Kooperatif

1) Model Student Teams Achievement Division (STAD)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di


Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan
sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan sisa-siswa di dalam
kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai
pelajaran tersebut.

Slavin memaparkan bahwa: “gagasan utama dibelakang STAD adalah


memacu siswa agara saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
6

menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. STAD merupakan suatu


metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran
kooprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan materi mereka sendiri
untuk menambah atau mengganti materi-materi ini.

2) Model Jigsaw

Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-
temannya di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw
adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja
kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.

b. Tiap orang dalam tim diberi matrri tugas yang berbeda.

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli).

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal


dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka
kuasai.

e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

f. Pembahasan.

g. Penutup.

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Strategi belajar kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan


Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan
kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model
pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian
7

tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi


menuju pembentukan manusia sosial.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation


adalah :

a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecilyang terdiri dari ± 5 siswa.

b. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.

c. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan


kelompok secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang
disepakati.

4) Model Struktural

Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan, bahwa terdapat eman


komponen utama di dalam pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural
diantaranya, yaitu:

a. Struktur dan Konstruktur yang berkaitan

b. Prinsip-prinsip Dasar

Empat prinsip dasar dalam model struktural, yaitu: intrraksi serentak,


partisipasi sejajar, interdependensi positif, dan akuantibilitas
perseorangan.

3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam


kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
kompleksitas yang ada. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah
sebagai berikut :

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.


8

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia


nyata yang tidak terstruktur.

c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,


dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan


evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama


pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan.

i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari


sebuah proses belajar.

j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses


belajar.

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan suatu


negara. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi dapat meningkatkan martabat
Indonesia di mata dunia. Peningkatan dan pembaharuan di dalam bidang
pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan utama dari pendidikan nasional
Indonesia dapat tercapai. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dalam bidang
pembaharuan model pembelajaran maupun pembaharuan dalam bidang teknologi
media pembelajaran yang digunakan.
9

Proses pembelajaran sampai saat ini masih memiliki banyak permasalahan.


Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas.
Ketidaktertarikan pada mata pelajaran, siswa yang merasa cepat bosan karena
metode pembelajaran yang kurang menarik, partisipasi siswa yang kurang dalam
kegiatan-kegiatan pembelajaran dan tidak adanya variasi dalam penyampaian
materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut guru dapat
menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat dipadukan dengan
media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa.

Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media


moviemendorong siswa untuk menganalisis masalah, mencari informasi,
menyusun hipotesis, serta memecahkan masalah dengan bantuan tayangan video
maupun film dalam mengidentifikasi suatu permasalahan.

Kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie yang diadaptasi


dari Ibrahim dan Nur yaitu mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran, mendorong kerjasama dalam menyelesaikan masalah, mendorong
siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain, melibatkan siswa
dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan siswa untuk
menjelaskan serta membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena
tersebut. Selain itu, kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie
adalah membantu siswa untuk pembelajaran mandiri. Bimbingan guru kepada
siswa secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri.
Dengan begitu siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri
dalam kehidupan kelak.

5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam


pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi
pembelajaran. Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya
ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan
10

seseorag melakukan proses belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-


prinsip didaktik-metodik tersebut.

Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes
terhadap kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut
adalah:

a. Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan empat


kemungkinan jawaban, dengan satu diantaranya dalah kemungkinan
jawaban yang benar.

b. Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif
jawaban yang benar dari satu soal.

c. Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang


ditekan adalah alternatif jawaban yang benar, maka pada layar display
akan muncul soal tersebut. Tetapi bila salah, maka akan memberikan
respon dengna cara tidak memunculkan soal berikutnya.

d. Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar


kognitif model pemrosesan informasi (information processing model),
yang mulai berkembang pada tahun 60 sampai 70-an. Model ini
memuncukan konseptualisasi dari sistem memori pada komputer.

6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam


bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan
pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipasif,
aktif, kreatif dan ,menyenagkan.

Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat
11

karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri,
bukan dari gurunya.

7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran dilakukan dengan


memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh
yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran
berbasis web. Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan
dan tidak terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan
belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan di mana
saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak, dan waktu
tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di


ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah
desain intruksional sebagai model belajar yang mengudang sejumlah (sama
banyak dengan kegiatan di ruang kelas) peserta didik untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan belajar.

8. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalamanbermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena
dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari mulai pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pelajaran tematik terletak pada
proses yang ditempu siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari


suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di


gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan
lain-lain.

Adapun macam-macam model pembelajaran meliputi:


1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).

2. Model Pembelajaran Kooperatif.

3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer

6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)

7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)

8. Model Pembelajaran Tematik

B. SARAN

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Tulisan ini


dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan dan untuk menanamkan
pemahaman tentang Model-model Pembelajaran kepada pembacanya.

Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi
kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://iainpspblog.blogspot.com/2019/01/makalah-model-
pembelajaran.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai