Penyusun:
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1. Latar belakang................................................................................................................4
2. Maksud dan tujuan.........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
LAPORAN KEGIATAN...........................................................................................................6
1. Bentuk Kegiatan.............................................................................................................6
2. Pelaksanaan kegiatan.....................................................................................................7
3. Hasil kegiatan.................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
1. Kesimpulan..................................................................................................................12
2. Saran.............................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi,
dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang dimaksud meliputi
aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai
Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen
digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu,
asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi peserta didik. Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang menjadi
intrakurikuler.
mengembangkan alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal
pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dokumen ini juga memuat perencanaan serta
pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
4
intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila
yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda. Cara yang berbeda,
dan penugasan serta penilaian yang berbeda, serta dapat faham bagaimana cara mereka
menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras
Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas,
sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda kelas tetap dapat berjalan
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan
murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu
5
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
1. Bentuk Kegiatan
Webinar ini yang diadakan oleh Komnasdik Wil. Lampung mengangkat tema "
Seminar nasional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Komnas Wil. Lampung
menggunakan offline.
2. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan seminar nasional ini dilaksanakan di :
6
4. Dr. Rinde Riyana, M.Pd
3. Hasil kegiatan
Dalam kegiatan seminar ini Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd menjelaskan mengenai
data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
siswa yaitu :
1. Jenis assessment
3. Asesmen Diagnostik
Dalam kegiatan seminar ini Zulkifli Anas, M.Pd menjelaskan mengenai guru untuk
kehidupan (Sosok pribadi yang tangguh, mendidik berbasiskan kekuatan Iman dan Qalbu
dalam menghadapi tantangan di Era Millennial) serta mempelajari materi sebagai berikut:
1. Kurikulum
2. Kompetensi
3. Karakter
6. Kurikulum Merdeka
7
Dalam kehidupan seminar ini Dr. Rinde Riyana, M.Pd menjelaskan mengenai
2. KARAKTER
3. Problematika GURU
4. Problematika Siswa
6. Konsep belajar
Dalam kehidupan seminar ini Dr. Maria Ulfa, M.Pd menjelaskan mengenai Pembelajaran
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan
terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
8
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk
dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel,
harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan
peserta didik.
pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini, pendidik
diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; (3)
menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;
dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan lebih
lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen
formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta
didik.
diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen
dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal
pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran
formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi
9
terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan
pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas.
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi
maupun dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas
sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis.Namun de
mikianuntuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerin
tah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip ases
pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif.
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan
pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3
tahun.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran:
10
Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat
panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk
Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta
didik menunjukkan
Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar
materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum
tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang
Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas,
misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
Saat merencanakan pembelajaran diawal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi
dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar
sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan
guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir
di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan
terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel,
12
harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan
peserta didik.
pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini, pendidik
diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; (3)
menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;
dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan lebih
lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen
formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta
didik.
diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen
dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal
pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran
formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi
terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan
pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah
13
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas.
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi
maupun dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas
sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis.Namun
melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis,
dan inovatif.
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan
waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish,
pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3
tahun.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran:
Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu
dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus
14
pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya. Pembelajaran yang sesuai
dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan
Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar
materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum
tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang
Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas,
misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
Saat merencanakan pembelajaran diawal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi
dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar
sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan
guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir
di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan
2. Saran
Setelah kegiatan seminar ini diadakan semoga para peserta semua dapat menerapkan apa
yang sudah dipaparkan oleh para narasumber dan saya selaku penulis memohon maaf
apabila terdapat banyak kesalahan kata pada makalah ini. Kami selaku penulis meminta
kritik saran yang semoga dapat membangun untuk pembuatan makalah kedepannya.
15