Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PRINSIP - PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Desain dan Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu : Miswandi Tendrita, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

Kelompok V :

Alda Safitri (181421314)

Dandi (181431326)

Fianti (181411332)

Nulfaltina (181421344)

Sari (181421370)

Sri Suci Dewi (181431366)

Suwilda Puspita Sari (181421370)

Yumi Isma (191420988)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah DESAIN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM tentang
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Miswandi Tendrita, S.Pd.,M.Pd,


selaku dosen pengampu mata kuliah Desain dan Pengembangan Kurikulum yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Kolaka , 4 Oktober 2021

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..………………………………………………………..…ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1

A. Latar Belakang …………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………….….1

C. Tujuan …………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….…2

A. Prinsip Umum ………………………………………………………….3-5

B. Prinsip Khusus …………………………………………………………5-8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………..…9

A. Kesimpulan …………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting


dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang
tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan. Akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
Oleh karena itu begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum.

Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti fondasi


sebuah bangunan. Layaknya membangun sebuah gedung, maka menyusun
kurikulum juga harus didasarkan pada fondasi yang kuat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Prinsip-Prinsip umum Pengembangan Kurikulum?

2. Apa saja Prinsip-prinsip khusus Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum.

2. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum.


BAB II

PEMBAHASAN

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua


pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filasafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam
proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh
siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.

Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di


sana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru
diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata
dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut
seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan
dan keberhasilan kurikulum. Dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan
pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum diharapkan memberikan
landasan, isi, dan, menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara
optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.

Pengembangan kurikulum mencakup perencanaan, penerapan dan evaluasi.


Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum
atau biasa disebut implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. Adapun evaluasi kurikulum merupakan
tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan hasil pembelajaran,
tingkat ketercapaian program yang telah direncanakan, dan hasil kurikulum.

Pinsip-prinsip pengembangan kurikulum secara garis besar dibagi menjadi


dua: Prinsip-prinsip Umum dan Prinsip-prinsip Khusus.
A. Prinsip-Prinsip Umum.

Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yaitu:

1. Prinsip Relevansi

Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi
internal dan relevansi eksternal.

Relevansi Internal yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi antara


komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan
penilaian. Dan yang dimaksud dengan relevansi eksternal yaitu tujuan, isi, dan proses
belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relavan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.

Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum harus memiliki sifat lentur atau
fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang
ada.

2. Prinsip fleksibilitas

Memiliki dua sisi: pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya guru perlu
diberikan kebebasan dalam menjabarkan tujuan-tujuan, dan memilih materi pelajaran
yang sesuai, juga memilih strategi dan metode yang harus dikembangkan dalam suatu
kegiatan pembelajaran, dan membuat kriteria yang objektif rasional dalam melakukan
dan memberikan penilaian kepada para siswa. Kedua, Selain itu, prinsip fleksibilitas
juga terkait dengan adanya kebebasan bagi siswa dalam memilih program studi yang
dipilih. Artinya, di sini adalah pengembangan kurikulum atau sekolah harus mampu
menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa. Siswa di berikan kebebasan dalam
memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhannya.

3. Prinsip Kontinuitas,

Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya


kesinambungan bahan/materi kurikulum pada jenis dan jenjang program pendidikan.
Bahan atau materi kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai
dari jenjang SD, SLTP, SMU/SMK sampai ke PT.
Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Untuk itu
dalam pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek
kesinambungan, yaitu (1) materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah (tingkat)
yang ada diatasnya harus sudah diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada
dibawahnya dan (2) materi yang sudah diajarkan/diberikan pada sekolah (tingkat)
yang ada dibawahnya tidak perlu lagi diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada
diatasnya. Dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum,
yang dapat mengakibatkan kebosanan pada siswa dan atau ketidaksiapan siswa untuk
memperoleh materi di mana mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang
memadai.

4. Prinsip Praktis.

Mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga


murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efesiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan
mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatsan-keterbatasan, baik
keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus
ideal tetapi juga praktis.

5. Prinsip Efektivitas, prinsip efektivitas

mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa


kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. Pertama,


efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Kedua, efektivitas kegiatan siswa
dalam melaksanakan kegiatan belajar. Evektivitas kegiatan guru berhubungan
dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun. Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam satu caturwulan atau
satu semester harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5
program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai
contoh apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai
sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa,
maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.

6. Prinsip Integritas

Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya, pengembangan


kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini
menekankan bahwa kurikulum harus dirancang agar mampu membentuk manusia
yang utuh, pribadi yang integrated. Artinya, manusia yang berkemampuan selaras
dengan lingkungan hidup sekitarnya, mampu menjawab berbagai macam persoalan
yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat
mengembangkan berbagai keterampilan hidup (life skills). Yang dapat dipilah
menjadi lima kategori, yaitu:

1. Keterampilan mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal


(personal skill)

2. Keterampilan berpikir rasional (thinking skill)

3. Keterampilan sosial (social skill)

4. Keterampilan akademik (academic skill)

5. Keterampilan vokasional ( vocational skill).

B. Prinsip-Prinsip Khusus.

Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum.


Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan
penilaian.

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan.

Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.


Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada:
1. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-
dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk
didalamnya pendidikan;

2. Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang
dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka;

3. Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun


melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa;

4. Survai tentang manpower;

5. Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama;

6. Penelitian.

b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan.

Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.

1. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil


belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar
dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar;

2. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

3. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga
ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan
dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru
yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara
lebih mendetail.

c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar.

Pemilihan proses belajar mmengajar yang digunakan hendaknya


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan


bahan pelajaran?

2. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga


dapat melayani perbedaan individual siswa?
3. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-
tingkat?

4. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan


kognitif, afektif, dan psikomotor?

5. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru


atau kedua-duanya?

6. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?

7. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah


dan dirumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan
dimasyarakat?

8. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan


“learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.

d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran.

Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media


dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.

1. Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah


tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?

2. Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan


bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya,
waktu pembuatan?

3. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah


dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?

4. Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?

5. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.


e. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran.

1. Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah


sebagai berikut: Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraikan kedalam bentuk tingkah-
tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran.
Tuilskan butir-butir test.

2. Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:

 Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan


di test?

 Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?

 Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?

 Berapa banyak butir test perlu disusun?

 Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?

3. Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai


berikut:

 Norma apa yang digunakan didalam pengolahan hasil test?

 Apakah digunakan formula quessing?

 Bagaimana pengubahan skor kedalam skor masak?

 Skor standar apa yang digunakan?

 Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua


pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filasafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya


mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi.

Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika


pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.

Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan


kurikulum, antara lain prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip kontinuitas, prinsip
fleksibilitas, dan prinsip integritas.

Untuk membentuk manusia yang utuh, kurikulum diharapkan dapat


mengembangkan keterampilan hidup (life skills) yang meliputi (a) keterampilan
mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal skill), (b)
Keterampilan berpikir rasional (thingking skill), (c) Keterampilan sosial (social skill),
dan (d) keterampilan akademik (academic skill), serta (e) keterampilan vokasional
(vocational skill).
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Hamdani. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: CV Pustaka


Setia, 2012.

Herry, Asep Hermawan. Pokok Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008.

Syaodih, Nana Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997.

Anda mungkin juga menyukai