Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampuh :
Eka Indah Nurlaili, S.Pd.,M.Pd
NIP. 199304162020122015

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Moh. Rangga Choirul Azhar 2023B_NIM.23080554078
2. Afiana Efendi 2023B_NIM.23080554108
3. Arifah Putri Tatia Ningsih 2023B_NIM.23080554155
4. Ayu Diah Riswaningsih 2023B_NIM.23080554028
5. Nur Hida Rahmadani 2023B_NIM.23080554082
6. Elysa Shinta Nirmala 2023B_NIM.23080554076
7. Riska Dwi Hidayat 2023B_NIM.23080554007
8. Nourma Tri Muchafida V 2023B_NIM.23080554008
9. Aswalizatus Safitri 2023B_NIM. 23080554142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Tugas Makalah Desain
Pengembangan Kurikulum“ tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Kurikulum Sekolah yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat tersusun secara sistematis dan teratur.
Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran kami butuhkan sebagai pembangun inovasi baru bagi kami. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan serta
senantiasa menjadi pendamping dalam belajar untuk meraih prestasi setinggi-tingginya.

Surabaya, 17 Maret 2024


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum adalah perangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik
selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Kurikulum dirancang untuk dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat
bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah
orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang
dalam suatu kurikulum resmi (Fujiawati, 2016).

Desain pengembangan kurikulum adalah susunan atau rancangan model kurikulum


yang dirancang sesuai dengan visi dan misi sekolah yang dalam pengembangannya melalui
proses validasi, implementasi dan evaluasi. Langkahlangkah yang perlu diperhatikan pada
saat mendesain pengembangan kurikulum yakni mengidentifikasi misi lembaga pendidikan
dan kebutuhan para pengguna pendidikan, penilaian kebutuhan pembelajar, menetapkan
tujuan pendidikan, pemilihan strategi pendidikan, mengimplementasikan kurikulum yang
baru, melakukan evaluasi dan umpan balik guna memperbaiki kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu desain kurikulum?

2. Mengapa perlu adanya pengembangan desain kurikulum?

3. Bagaimana prinsip – prinsip desain kurikulum?

4. Apa saja bentuk desain kurikulum ?

5. Bagaimana cara menerapkan desain kurikulum tersebut?

1.3 Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah kurikulum sekolah

2. Untuk memperluas materi dan wawasan


3. Untuk bekal sebagai calon pendidik

4. Melatih pemahaman tentang materi tersebut

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

Agar kami dapat melengkapi tugas dari dosen pengampuh mata kuliah, kami
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan kuikulum agar pembaca
dapat mengetahui dan melatih keterampilan tentang bagaimana desain kurikulum dapat
diterapkan dengan baik kepada peserta didik. Sehingga makalah ini sangat bermanfaat bagi
calon pendidik maupun peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Kurikulum


Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian dari seluruh komponen
pendidikan (tujuan,isi,serta proses belajar) yang akan menjadi pedoman pelaksanaan
pendidikan oleh sekolah yang akan diikuti siswa pada berbagai tahan perkembangan
pendidikan dengan kata lain, ini adalah cara bagi guru untuk merencanakan
pengajaran. Ketika guru merancang kurikulum, mereka mengidentifikasi apa yang
akan dilakukan,siapa yang akan melakukannya, dan menjadwalkan apa yang harus
diikuti. Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah salah
satu komponen pendidikan yang sangat penting. Kurikulum dapat mencakup lingkup
yang luas dan lingkup yang sempit. Kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan yang ada dalam masyarakat.

Beberapa pengertian desain kurikulum menurut para ahli, di antaranya adalah

(Masdiono, 2019) :

 Menurut Oemar Hamalik, pengertian desain adalah suatu petunjuk yang


memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan
melaksanakan kegiatan.
 Menurut Longstreet. Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang
berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang
berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan
juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk
pengembangan itelektual siswa.
 Menurut Nana S. Sukmadinata, desain kurikulum adalah menyangkut pola
pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain
kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan
vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens
bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
2.2 Prinsip Dalam Desain Kurikulum
Penjabaran prinsip-prinsip umum dalam desain kurikulum sebagai berikut :
 Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi).
 Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting
terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar
diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan.
 Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan.
 Prinsip efisiensi
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat
diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang
ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan
program pembelajaran lain karena upaya itu diperlukan agar dalam
pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan yang
ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
 Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip
ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa.

Glasgow menguraikan 7 prinsip desain kurikulum, sebagai berikut :

1. Tantangan dan Kesenangan (Challenge and Enjoyment)


Pembelajar harus menemukan tantangan dan motivasi belajar mereka.
Kurikulum harus memberikan aspirasi dan ambisi bagi seluruh siswa. Pada
semua tingkat, pembelajar dengan kemampuan dan bakat yang dmilikinya
harus mengalami tantangan dengan tingkat yang tepat, sehingga
memungkinkan mereka untuk mengasah potensi mereka. Pemebelajar harus
aktif dalam pembelajaran dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
dan mendemonstrasikan kreatifitas mereka. Harus ada dukungan yang
memungkinkan pembelajar untuk meningkatkan usaha mereka.
2. Luas (Breadth)
Pembelajar harus memperoleh mendapatkan kesempatan untuk kesempatan
dengan rentang bobot yang sesuai dan luas jangkauannya. Kurikulum harus
diorganisir sehingga pembelajar dapat belajar dan berkembang melalui variasi
konteks, baik di kelas maupun di aspek lain dalam kehidupan.
3. Kemajuan (Progression)
Pembelajar harus mengalami kemajuan yang berkelanjutan pada pembelajaran
mereka dalam satu kerangka pembelajaran. Setiap tingkat harus dibangun
berdasarkan pengetahuan dini. Pembelajar harus dapat berkembang pada
tingkat dimana kebutuhan dan bakat mereka bisa dipenuhi, dan harus tetap
membuka kesempatan sehingga perkembangan anak tidak terhenti pada usia
dini.
4. Kedalaman (Depth)
Harus ada kesempatan bagi pembelajar untuk mengembangkan kemampuan
mereka secara maksimal dalam berbagai tipe cara berpikir dan belajar. Dalam
perkembangannya, mereka harus mengembangkan dan mengaplikasikan
kekuatan intelektual, menarik elemen lain dari pembelajaran dan
mengeksplorasi dan menmperoleh pemahaman yang lebih tinggi.
5. Personalisasi dan Pilihan (Personalisation and Choice)
Kurikulum harus merespon kebutuhan individual dan mensupport bakat
tertentu yang dimiliki pembelajar. Kurikulum juga harus memberikan
kesempatan yang besar agar pembelajar dapat berlatih untuk menentukan
pilihan yang bertanggungjawab, ketika pembelajar mulai memasuki jenjang
sekolah. Saat pembelajar memperoleh tingkat pencapaian yang sesuai dari
rentang jenjang pendidikan yang luas, pilihan tersebut harus dibuka sesegera
mungkin. Harus ada penjamin yang dapat menjamin bahwa pilihan itu
mengarah pada kesuksesan.
6. Koherensi (Coherence)
Secara keseluruhan, aktivitas pembelajaran pembelajar harus utuh untuk
membentuk pengalaman yang berhubungan satu sama lain.
7. Relevansi (Relevance)
Pembelajar harus memahami tujuan pembelajaran. Mereka harus melihat nilai
dari pelajaran yang mereka pelajari dan relevansi pelajaran tersebut dalam
hidup mereka saat ini dan masa depan.

Sementara itu, Saylor dalam Oemar Hamalik (2007) mengemukakan delapan prinsip
sebagai acuan dalam desain kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:

a) Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta


pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian
prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
b) Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka
merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa
yang belajar dengan bimbingan guru.
c) Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk
menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan
mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah.
d) Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan
kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.
e) Desain harus mendorong guru untuk mempertimbangkan berbagai
pengalaman belajar anak yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya
dengan kegiatan belajar di sekolah.
f) Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar
kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan
terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.
g) Kurikulum harus didesain agar dapat membantu siswa mengembangkan
watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai
kultur.
h) Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

2.3 Macam – Macam Desain Kurikulum


A. Subject Centered Design
Pola desain kurikulum ini merupakan pola desain tertua dan paling popular
karena paling banyak digunakan. Pola desain ini sebenarnya merupakan pola
perkembangan dari konsep lama yang lebih menekankan pada pengetahuan,
keterampilan dan nilai yang ingin diturunkan pada generasi berikutnya.
Karena pola SCD ini berfokus pada pengetahuan alias bahan ajar sehingga
polanya bersifat mata pelajaran yang terpisah-pisah (Separated subject
curriculum) juga karena pola ini lebih mengutamakan isi bahan pelajaran
maka organisasi kurikulumnya disebut subject academic.
B. Learned Centered Design
Sebagai usaha untuk menyempurnakan beberapa kelemahan pola desain
kurikulum sebelumnya, maka lahirlah pola kurikulum Learner Centered
Design ini jika pola desain SCD lebih berfokus pada mata pelajaran dan
berkeinginan untuk mempertahankan dan menurunkan budaya masa lalu, lain
halnya dengan pola desain LCD ini yang lebih berfokus pada peserta didik.
Pola desain ini berlandaskan pada teori modern yang mengatakan bahwa
dalam proses belajar mengajar seyogyanya berfokus pada upaya-upaya yang
akan dilakukan sehingga dapat mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, sedangkan guru dalam hal ini memiliki peran sebagai fasilitator
yang nantinya akan membimbing sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Peserta didik merupakan makhluk hidup yang juga memiliki daya dan
memiliki potensi untuk berbuat, berperilaku dan berkembang sendiri. Terdapat
dua hal mendasar yang menjadi ciri utama LCD yang membedakannya dengan
pola desain kurikulum SCD. Pertama, pola desain LCD berfokus pada
pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, bukan pada konten bahan
pembelajaran. Kedua, pola desain LCD dikembangkan Bersama yakni oleh
guru dan peserta didik, jadi LCD memiliki sifat not preplanned (kurikulum
tidak diorganisasikan sebelumnya). Pengorganisasian kurikulum didasari atas
minat, kebutuhan, dan tujuan peserta didik.
C. Problem Based Design
Problem Center Design merupakan desain kurikulum yang berpusat pada
problem atau masalah manusia. Desain ini berlandaskan pada filsafat yang
mengutamakan peran manusia (man centered). Jika learner centered design
berfokus pada anak (peserta didik) secara individual, problem center disusun
sebelumnya (pre planned) isi kurikulum lebih menekankan pada problem
manusia dalam kesatuan suatu masyarakat seperti perubahan dan problem
sosial yang dihadapi peserta didik sesuai zamannya yakni masa kini maupun
yang akan datang. Para pendidik memiliki asumsi bahwa sebagai makhluk
sosial manusia selalu hidup bersama dan berdampingan, mereka berinteraksi,
berkooperasi dalam memecahkan problem sosial yang mereka hadapi yang
nantinya ditujukan untuk meningkatkan kehidupan mereka. Konsep ini juga
yang menjadi dasar landasan pengembangan kurikulum ini. Sekuensinya
disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan peserta didik.
2.4 Penerapan Desain Kurikulum Di Kelas

DAFTAR PUSTAKA
Fujiawati, F. S. (2016). Pemahaman konsep kurikulum dan pembelajaran dengan peta konsep
bagi mahasiswa pendidikan seni. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, 1(1), 16–28.

Masdiono, M. (2019). Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar. Bada’a: Jurnal


Ilmiah Pendidikan Dasar, 1(1), 44–53. https://doi.org/10.37216/badaa.v1i1.243

Website :

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195201281982031-
WAWAN_DANASASMITA/TUGAS_MAHASISWA/BAB_II-PRINSIP_DAN_ISU.pdf

file:///C:/Users/HP/Downloads/692-Article%20Text-1620-1-10-20200517.pdf

https://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/2082/2015/11/Desain-
Kurikulum-Resume.pdf

https://id.scribd.com/doc/314833619/DESAIN-KURIKULUM-doc

https://id.scribd.com/document/435247522/Pengertian-Desain-Kurikulum

https://despengkur.wordpress.com/2015/10/16/pengertian-desain-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai