Anda di halaman 1dari 24

KONSEP UMUM DESAIN DAN PERENCANAAN

PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perencanaan dan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Sofiyulloh, M.Pd

Disusun Oleh:

Seyla Dwi Noviska 4011722065


Halimatus Sa’diyah 4011722054
Putri Nur Aulia Dina 4011422040

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SALAHUDDIN PASURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan limpahan rahmat dan
hidayah Nya. Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal
mungkin. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW. Makalah ini memuat materi tentang “Konsep Umum
Desain dan Perencanaan Pembelajaran”, walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tetapi juga memiliki detail yang cukup
jelas bagi pembaca .

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI). Dan kami juga berharap makalah ini bermanfaat bagi kami,
teman-teman dan juga para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih kepada Bapak
Sofiyulloh, M.Pd selaku dosen pengampu. Tidak ada manusia yang terluput
dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf sebesar-
besarnya atas kekurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki
makalah-makalah selanjutnya.

Pasuruan, 14 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Latar belakang................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................

C. Tujuan Masalah..............................................................................................

D. Pengertian,......................................................................................................

E. I4

F. Kesimpulan.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

ii
1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berperan penting dalam membentuk manusia dan
mempersiapkan mereka menghadapi tantangan era globalisasi. Dalam
dinamika pendidikan modern, perencanaan dan desain pembelajaran telah
menjadi elemen kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna dan efektif bagi siswa. Pendidikan bukan lagi sekedar transfer
ilmu pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan pengembangan
keterampilan, pemahaman konsep dan motivasi belajar. Dalam hal ini
perencanaan dan desain pembelajaran memegang peranan penting dalam
merancang pengalaman belajar yang mempertimbangkan kebutuhan,
minat, dan gaya belajar siswa. Konsep dasar perencanaan kurikulum,
seperti menetapkan tujuan yang terukur, menggunakan metode pengajaran
yang berbeda dan membedakan pembelajaran, menjadi dasar bagi guru
untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif.
Selain itu, perkembangan teknologi membawa dimensi baru dalam
perencanaan pembelajaran dan memungkinkan integrasi sumber daya
digital dan platform pembelajaran online untuk memperkaya pengalaman
belajar siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki
pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep kunci tersebut guna
menghadapi tantangan dan peluang untuk mendukung proses
pembelajaran inklusif yang mengarah pada hasil pembelajaran yang
optimal. Oleh karena itu, artikel ini mengeksplorasi konsep-konsep
tersebut secara lebih mendalam dan mengidentifikasi praktik terbaik
untuk merencanakan dan merancang pembelajaran.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep umum dalam desain dan perencanaan


pembelajaran ?
2. Bagaimana peran teknologi dalam mengubah paradigma desain dan
perencanaan pembelajaran ?
3. Bagaimana pengaruh kontekstual terhadap desain dan perencanaan
pembelajaran inklusif ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui konsep umum dalam desain dan perencanaan


pembelajaran.
2. Untuk mengetahui peran teknologi mengubah paradigma desain dan
perencanaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengaruh kontekstual terhadap desain dan
perencanaan pembelajaran inklusif.

D. Pengertian Desain Pembelajaran


Menurut Syaiful Sagala (2005:136), desain pembelajaran adalah
pengembangan sistematis pengajaran yang secara khusus
menggunakan teori-teori pembelajaran untuk menjamin mutu
pembelajaran. Pernyataan tersebut mempunyai arti bahwa dalam
menyusun kurikulum harus berpedoman pada konsep-konsep
pendidikan dan pembelajaran yang diterima dalam kurikulum yang
digunakan. Secara konseptual desain pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai Rencana aksi terpadu meliputi komponen tujuan, metode dan
penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan
3

(Briggs), Proses untuk menentukan kondisi pembelajaran dengan


tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk dan tujuan mikro
untuk membuat pembelajaran atau modul atau prosedur yang terdiri
atas analisis, perencanaan, pengembangan, penjelasan dan evaluasi
hasil pembelajaran (Seels dan Richey AECT 1994). 1 Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah praktik
pengorganisasian media dan konten teknologi komunikasi untuk
memfasilitasi pertukaran informasi yang efektif antara guru dan siswa.
Proses ini melibatkan penetapan dasar pemahaman siswa, perumusan
tujuan pembelajaran, dan perancangan media untuk membantu transisi.
Idealnya, proses ini didasarkan pada teori pembelajaran yang telah
teruji secara pedagogis dan dapat terjadi pada siswa secara individu, di
bawah pengawasan guru, atau dalam masyarakat.

E. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran

1. Partisipasi Aktif
Memastikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran baik melalui
diskusi, praktik, atau pengalaman langsung, yang meningkatkan
pemahaman dan retensi pengetahuan.

2. Relevansi
Penyajian materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat
dan konteks siswa untuk meningkatkan motivasi dan penerapan ilmu.

3. Tujuan pembelajaran yang jelas


Menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) untuk memberikan arah
yang jelas dalam proses pembelajaran.

1
Sri Andayani, ‘Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan Dan Ilmu Keislaman Vol. 7, No. 1 Januari-Juni
2021’, Bermain Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, 7.1 (2021), 1–10.
4

4. Perbedaan
Menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran, sumber daya dan
aktivitas untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda dan
memperkaya proses pembelajaran.

5. Umpan Balik yang Konstruktif


Memberikan siswa umpan balik yang konstruktif dan berkelanjutan
atas kinerja mereka untuk memahami dan meningkatkan keterampilan
mereka

6. Koneksi dan integrasi


Menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan siswa yang sudah
ada serta mengintegrasikan materi pembelajaran ke dalam konteks
nyata.

7. Keterbukaan dan Transparansi


Ciptakan lingkungan belajar yang terbuka dan mendorong di mana
siswa dapat berbagi pendapat, mengajukan pertanyaan, dan
bereksperimen.

8. Kontinuitas dan Keteraturan


Memastikan konsistensi penyampaian materi pembelajaran,
penggunaan terminologi dan penilaian untuk mengurangi
kebingungan dan meningkatkan pemahaman.

9. Keterlibatan Teknologi
Menggunakan teknologi pendidikan secara efektif untuk
meningkatkan aksesibilitas, interaktivitas, dan fleksibilitas dalam
pembelajaran.

10. Evaluasi Berkelanjutan


Melakukan evaluasi terus menerus terhadap proses dan hasil
pembelajaran untuk mengidentifikasi keberhasilan, kelemahan dan
5

area perbaikan yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.


6

F. Komponen Utama Desain Pembelajaran

Komponen Utama Desain Pembelajaran Menurut Benny A. (Bintari


Kartika Sari 2017) adalah:

1. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompeten-


si yang akan dikuasai oleh pembelajar.

2. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui


meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.

3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau


materi yang akan dipelajari.

4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun


satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada
pembelajar.2

5. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi


yang sudah dikuasai atau belum.

G. Teori-Teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran


penting untuk memahami bahwa setiap teori memberikan
pandangan yang berbeda tentang bagaimana orang belajar. Teori-teori
ini menjadi dasar dalam merancang pengalaman belajar yang efektif.
Berikut adalah beberapa teori penting :

1. Teori Behaviorisme

2
Brent L Iverson and Peter B Dervan, ‘No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健
康関連指標に関する共分散構造分析 Title’, 7823–30.
7

Teori behaviorisme mendefinisikan belajar sebagai interaksi


antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Stimulus ialah
dorongan atau rangsangan yang digunakan oleh guru untuk
mempengaruhi tingkah laku anak, sedangkan tanggapan adalah
tanggapan atau kemampuan (pikiran, perasaan, atau tindakan) yang
ditunjukkan oleh anak sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang
diberikan oleh guru. Teori ini berfokus pada pengukuran karena
pengukuran merupakan langkah penting untuk mengetahui apakah
perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak. Implementasi
dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar
sehingga mereka dapat mensetting harapan-harapan mereka dan
menentukan apakah dirinya telah mencapai outcome dari
pembelajaran online atau tidak.
b. Pembelajar harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome
pembelajaran atau tidak. Tes dilakukan untuk mencek tingkat
pencapaian pembelajar dan untuk memberi umpan balik yang
tepat.
c. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan
belajar. Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke
yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui
dan dari pengetahuan sampai penerapan.
d. Pembelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat
mengetahui bagaimana melakukan tindakan koreksi jika
diperlukan.

2. Teori Kognitivisme
Sebenarnya, istilah "kognitif" berasal dari bahasa latih Cogitare,
yang berarti "berfikir", dan juga berarti pengetahuan untuk
mengorganisasikan, memperoleh, dan menggunakan pengetahuan
8

tersebut.3 Ketahui memiliki banyak kesamaan dengan sertame.


Kognitif juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir yang
dimiliki seseorang untuk memahami ide dan keterampilan baru dan
menyelesaikan masalah. Menurut teori ini juga, pemahaman
seseorang tentang situasi yang ada dan kaitannya dengan tujuan
sangat memengaruhi tingkah lakunya.4 Kognitif mengatakan bahwa
belajar adalah kombinasi elemen kognitif dan persepsi untuk
memperoleh pemahaman. Ini digunakan dalam pendidikan.Selain
itu, teori pembelajaran kognitif adalah jenis pembelajaran yang
menekankan kemampuan seseorang untuk berpikir lebih kompleks
dan memecahkan masalah dalam situasi tertentu daripada hanya
menguasai pengetahuan umum melalui hafalan atau
latihan.Menurut teori kognitif Jerome Brunner, pembelajaran harus
dapat menciptakan situasi. Sebagai contoh, prinsip-prinsip ini dapat
diterapkan dalam desain media pembelajaran:

a. Materi pelajaran harus mencakup berbagai aktivitas gaya belajar,


sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang sesuai dengan
kecenderungan gaya belajar mereka.

b. Siswa dengan gaya belajar berbeda harus memiliki dukungan


yang cukup untuk melakukan aktivitas tersebut. Misalnya,
asimilator lebih suka kehadiran guru yang tinggi, sementara
akomodator lebih suka kehadiran guru yang rendah.

c. Informasi harus disajikan dengan cara yang berbeda untuk


menerima perbedaan individu selama proses dan memudahkan
transfer ke memori jangka panjang.

3
Nurhadi, ‘Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran’, 2 (2020), 77–95.
4
M Miftah, ‘Abstrak: Mobile Learning Mempermudah Belajar Dan Interaksi Antara Peserta Didik
Dengan Materi Pelajaran. Penulis Artikel Ini Menawarkan Solusi Dengan Mengaplikasikan
Pondasi Teori Bidang Pendidikan Untuk Perancangan Materi’, Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan, 2013, 46–56.
9

d. Jika siswa tidak dimotivasi untuk belajar, mereka tidak akan


belajar.

e. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk merenungkan apa


yang mereka pelajari selama proses pembelajaran.

3. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme bersifat membangun. Konstruktivisme dalam
filsafat pendidikan, didefinisikan sebagai upaya untuk membangun
tata susunan hidup yang berbudaya di era modern. Berdasarkan
penjelasan di atas, konstruktivisme adalah teori tentang membangun
kemampuan dan pemahaman dalam proses pembelajaran. Sebab,
dengan sifat membangun, diharapkan siswa akan lebih aktif. Seperti
yang dinyatakan oleh Shymansky, konstuktivisme adalah jenis
aktivitas aktif di mana siswa mengembangkan pengetahuan mereka
sendiri, menemukan makna dari apa yang mereka pelajari, dan
menyelesaikan ide-ide baru menggunakan kerangka berpikir yang
sudah mereka miliki.5 Berdasarkan pendapatnya di atas, dapat
dipahami bahwa konsturktivisme adalah cara untuk mengaktifkan
siswa dengan memberikan mereka ruang yang seluas-luasnya untuk
memahami apa yang mereka pelajari dengan menerapkan konsep-
konsep.
Konstruktivis menekankan pada situasi belajar, yang
menganggap belajar sebagai kontekstual. Dalam desain media
pembelajaran, aktivitas belajar yang memungkinkan siswa
mengkontekstualisasi informasi harus dimasukkan. Jika informasi
harus diterapkan dalam berbagai konteks, pembelajar harus dapat
memahaminya dalam berbagai konteks. menggunakan informasi ini
secara luas. Belajar adalah transformasi dari pembelajaran
5
Suparlan Suparlan, ‘Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran’, Islamika, 1.2 (2019), 79–88
<https://doi.org/10.36088/islamika.v1i2.208>.
10

konvensional ke penciptaan dan penemuan pengetahuan.


Sebagai contoh, ini digunakan untuk pembelajaran online :

a. Belajar harus menjadi suatu proses aktif, Menjaga siswa tetap


aktif dalam aktivitas yang bermanfaat menghasilkan proses
tingkat tinggi yang memudahkan pembentukan makna pribadi.

b. Siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dari guru, mereka


membuat pengetahuan mereka sendiri dengan berpartisipasi
dalam pembelajaran interaktif.

4. Teori Humanistik
Dalam teori belajar humanistik, peran pendidik sebagai
fasilitator sangat ditekankan. Salah satu pendidik yang hebat adalah
yang dapat mengubah siswanya menjadi diri mereka sendiri. Salah
satu tujuan dari aliran humanistik adalah untuk meningkatkan
kapasitas dan pemahaman kita sendiri sehingga kita dapat
menangani tantangan yang ada di seluruh dunia. 6 Dalam proses
pembelajaran, guru memberikan bimbingan yang membebaskan
secara positif pada siswa. Untuk memastikan bahwa nilai atau
norma diterima secara universal, mereka menunjukkan perilaku
yang baik dan yang buruk. Pendekatan psikologi yang dikenal
sebagai teori humanistik menekankan potensi individu untuk
tumbuh dan berkembang secara positif.

Teori ini berpusat pada pemahaman bahwa setiap orang

6
Sri Yulia Sari, Aris Dwi Nugroho, and Meira Dwi Indah Purnama, ‘Implementasi Teori Belajar
Humanistik Dalam Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak’, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1.1 (2022), 19–26
<https://doi.org/10.25134/prosidingsemnaspgsd.v1i1.7>.
11

memiliki kebutuhan, keinginan, dan dorongan yang berbeda. Dalam


pendidikan humanistik, tujuan utama adalah untuk mendorong
siswa untuk menjadi kreatif dan tertarik dengan seni, mengambil
tanggung jawab atas pendidikan mereka, menjadi mandiri dan
independen, dan memahami dunia sekitar mereka. Dengan
demikian, dasar pendidikan humanistik digambarkan sebagai
berikut:
1. Siswa harus memiliki kebebasan untuk memilih pelajaran apa
yang mereka inginkan.
2. Guru humanistik percaya bahwa tujuan pendidikan harus
mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar mereka
cara belajar.
3. Pendidik humanistik percaya bahwa hanya evaluasi diri (self-
evaluation) yang penting dan ssw`iswa harus dimotivasi untuk
belajar sendiri. Siswa didorong untuk belajar untuk mencapai
tingkat tertentu, bukan untuk mencapai kepuasan pribadi.

H. Model-model Desain Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang


dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran
dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model
berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan
7
model melingkar. Beberapa contoh dari model-model diatas akan
diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

1. Model Dick and Carrey


Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick
and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural.
Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey :
7
Ina Magdalena, Amalita Aziah Septiarini, and Siti Nurhaliza, ‘Penerapan Model-Model Desain
Pembelajaran Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat’, PENSA : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial, 2.2 (2020), 241–65 <https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa>.
12

a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran

b. Melaksanakan analisi pembelajaran

c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa

d. Merumuskan tujuan performansi

e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan

f. Mengembangkan strategi pembelajaran

g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran

h. dan melaksanakan evaluasi formatif

i. Merevisi bahan pembelajaran

j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Perhatikan tahapan-tahapan model Dick & Carey pada gambar


berikut: 8

2. Model kemp
Secara singkat, model ini mengatakan bahwa ada beberapa langkah

8
Iverson and Dervan.
13

dalam pembuatan bahan ajar yaitu:


a. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan
pembelajaran umum untuk setiap topik.
b. Menganalisis karakteristik siswa, untuk siapa pembelajaran
tersebut di desain.
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku siswa.
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap
tujuan
e. Mengembangkan prapenilaian/penilaian awal untuk menentukan
latar belakang siswa dan memberikan evaluasi.

3. Model Assure
Model ASSURE adalah contoh dari model Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) atau model berorientasi kelas. Sebagaimana
dinyatakan oleh Heinich et al. (2005), model ini terdiri dari enam
langkah operasi, yaitu: Analyze Learners (Menganalisis peserta
didik), States Objectives (Menyatakan tujuan), Select Methods
(Memilih metode), Media (Media), and Material (Materi). 9

4. Model Addie
Model Addie, yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda pada
tahun 1990-an, adalah model desain pembelajaran yang lebih
umum.ADIDE berfungsi sebagai pedoman untuk membangun
perangkat dan infrastruktur yang efektif, dinamis, dan mendukung
kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan lima tahap
pengembangan, yaitu:
a. Analisa (analisis)
b. Desain (desain/perancangan)
9
Rozi Iskandar and Farida F, ‘Implementasi Model ASSURE Untuk Mengembangkan Desain
Pembelajaran Di Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 4.4 (2020), 1052–65
<https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.468>.
14

c. Pengembangan (pengembangan)
d. Implementasi (implementasi/eksekusi)
e. Evaluasi (evaluasi/umpan balik).

5. Model Hanafin and Peck


Model Hannafin dan Peck adalah model desain pengajaran
berorientasi produk. Ini terdiri dari tiga fase: analisis kebutuhan,
desain, dan pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck
1988). Penilaian dan pengulangan harus dilakukan selama setiap fase.

I. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian perencanaan pembelajaran
Kata "perencanaan pembelajaran" biasanya terdiri dari dua kata:
"perencanaan" dan "pembelajaran." Perencanaan didefinisikan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai proses, cara, perbuatan
merencanakan (merancangkan), sedangkan pembelajaran
didefinisikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar (Ida rindaningsih 2019). Perencanaan
mencakup penentuan apa yang akan dilakukan, termasuk sumber
belajar, metode, media, dan evaluasi. 10
Selain itu, perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai proses
penetapan dan pemanfaatan seluruh sumber daya untuk mendukung
berbagai kegiatan dan upaya yang dilakukan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan. Dengan mempertimbangkan berbagai
definisi, dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah
proses menyusun kegiatan pembelajaran dengan melihat standar
kompetensi, tujuan pembelajaran, dan kemampuan peserta didik
untuk memilih metode, stategi, dan media yang tepat untuk proses
10
Rokhmawati, Diyah Mahmawati, and Kurnia Devi Yuswandari, ‘Perencanaan Pembelajaran
(Meningkatkan Mutu Pendidik)’, Joedu: Journal of Basic Education, 02.01 (2023), 1–16
<https://ejournal.stitmiftahulmidad.ac.id/index.php/joedu>.
15

pembelajaran.

2. Dimensi perencanaan pembelajaran


Dimensi perencanaan pembelajaran berbasis karakter terkait
dengan lingkup dan karakteristik dari berbagai elemen yang
digunakan dalam perencanaan pembelajaran. Dengan demikian,
perencanaan pembelajaran berbasis karakter dapat dilaksanakan
secara menyeluruh, yang mencakup:
a. Signifikansi
Perencanaan pembelajaran berbasis karakter harus
mempertimbangkan elemen atau tingkat signifikansinya. Ini terkait
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, dan signifikansi
dapat ditentukan dengan menggunakan standar yang dibuat selama
proses perencanaan pembelajaran.
b. Feasibilitas
Perencanaan pembelajaran berbasis karakter harus didasarkan pada
kepraktisan dalam hal biaya.
c. Relevansi/ Kepentingan
Konsep relevansi berkaitan dengan keyakinan bahwa
perencanaan pembelajaran berbasis karakter memungkinkan
penyelesaian masalah yang lebih spesifik pada waktu yang tepat,
yang memungkinkan pencapaian tujuan tertentu dengan cara yang
paling efektif.
d. Kepastian
Diharapkan bahwa konsep kepastian dapat membantu
mengurangi jumlah kejadian yang tidak terduga yang tidak
diantisipasi. Sebisa mungkin, rencana dilaksanakan. Perencanaan
yang baik adalah yang benar benar diterapkan.

e. Ketelitian
Dua prinsip utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa
16

perencanaan pembelajaran berbasis karakter harus dibuat dengan


mudah dipahami dan bahwa hubungan yang jelas antara berbagai
komponen harus diperhatikan.
f. Adaptabilitas
Perencanaan karakter siswa harus dinamis, sehingga mereka
harus terus mencari informasi sebagai umpan balik. Berbagai
proses memungkinkan perencanaan yang fleksibel atau fleksibel
dan dirancang untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
g. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu termasuk validasi dan
kredibilitas analisis yang digunakan, keterlibatan perencanaan
dalam memprekdisi masa depan, dan kapan untuk menilai
kebutuhan kependidikan saat ini dan masa depan.
h. Pengawasan
Pengawasan adalah proses mengembangkan standar untuk
memastikan bahwa komponen pembelajaran berfungsi dengan
baik.11
Isi perencanaan berbicara tentang apa yang akan direncanakan.
Perencanaan pembelajaran yang baik harus mencakup hal hal
berikut:
a) Tujuan yang diinginkan, atau bagaimana mengorganisasi
aktivitas belajar dan layanan pendukungnya.
b) Program dan layanan, atau bagaimana mengorganisasi
aktivitas
belajar dan layanan pendukungnya.
c) Tenaga manusia, atau bagaimana mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, kompetensi, dan kepuasan siswa.
d) Keuangan yang mencakup rencana pengeluaran dan
penerimaan.
11
Happy Fitria dan Nurkhalis Yopi Aprida, ‘Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah’, Journal of
Education Research, 4.2 (2020), 160–64 <httpsmedia.neliti.commediapublications73422-ID-
pengaruh-supervisi-kepala-sekolah-dan-mo.pdf>.
17

e) Bangunan fisik, yang mencakup penggunaan pola distribusi


dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f) Struktur organisasi, yang mencakup bagaimana operasi
diorganisasikan dan diawasi, serta bagaimana program dan
kegiatan pendidikan diawasi.
g) Konteks sosial atau aspek lain yang harus dipertimbangkan
saat mengatur pembelajaran.

3. Manfaat Perencanaan
Perencanaan memiliki keuntungan bahwa ada berbagai pilihan
yang selalu tersedia untuk mencapai hasil yang optimal. Ketika kita
menyusun perencanaan, kita pasti akan memilih pilihan mana yang
terbaik agar proses pencapaian tujuan berjalan secara efektif. Oleh
karena itu, ada banyak keuntungan yang dapat kita petik dari
pembuatan perencanaan pembelajaran, di antaranya adalah:
a. Kita akan menghindari keberhasilan kebetulan melalui proses
perencanaan yang matang. Artinya, kita dapat memprediksi tingkat
keberhasilan hanya dengan perencanaan yang matang dan akurat.
b. Sebagai metode penyelesaian masalah. Seorang perencana yang
baik dapat mengetahui masalah apa yang akan dihadapi siswa saat
mempelajari materi pelajaran tertentu. Perencanaan yang tepat
akan membantu guru mengantisipasi berbagai masalah.
c. Menggunakan berbagai sumber belajar dengan benar. Seiring
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, semakin banyak sumber belajar yang berisi berbagai
jenis informasi. Siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam
memilih sumber belajar yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran mereka.12

12
Sri Putrianingsih, Ali Muchasan, and M. Syarif, ‘Peran Perencanaan Pembelajaran Terhadap
Kualitas Pengajaran’, Inovatif, 7.1 (2021), 206–31.
18

d. perencanaan memiliki kemampuan untuk membuat pembelajaran


berlangsung secara sistematis. Ini berarti bahwa pembelajaran
tidak akan berlangsung secara spontan, tetapi akan berlangsung
secara sistematis dan terarah.

J. Peran Teknologi dalam Mengubah Paradigma Desain dan


Perencanaan Pembelajaran
Saat ini, baik institusi pendidikan negeri maupun swasta sedang
dalam proses mengatur ulang sistem pendidikan mereka. Banyak
program sekolah, tergantung pada jurusan dan status sekolah, seperti
SSN, unggul, model, internasional, akselerasi, dan sarana. Perubahan
sekolah yang diperlukan untuk beradaptasi dengan dunia modern jelas
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sumber
daya manusia ini harus memiliki kemampuan untuk merancang desain
pendidikan, memberikan saran manajemen yang efektif, dan tidak
memiliki gagap terhadap pendidikan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dan
inovasi pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Teknologi pendidikan dan inovasi adalah subjeknya. Teknologi harus
dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah karena diciptakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Karena itu,
teknologi pendidikan dianggap sebagai proses dan produk. Teknologi
membantu bekerja sama dan membuat makna lebih mudah dipahami
seperti:
1. Membangun jaringan komunikas kolaboratif antara guru, dosen,
siswa, dan sumber belajar adalah beberapa tujuan yang dapat
digunakan teknologi untuk. Beberapa aplikasi online yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi adalah Skype, Yahoo Messenger,
Facebook, Zoom, Gopglemeet, dan jaringan lainnya.
19

2. Menyediakan berbagai lingkungan penyelesaian masalah yang


kompleks, dapat diandalkan, dan aman. Software proyek dan
hypermedia adalah teknologi yang dapat digunakan untuk membuat
lingkungan yang nyaman.
3. menggunakan internet untuk mencari riset terbaru, foto, dan video
untuk membangun dan membentuk makna. Hal ini dapat membantu
siswa bukan hanya menikmati penelusuran, tetapi juga membantu
mereka belajar lebih banyak dan menjadi lebih sadar tentang apa
yang mereka pelajari.

K. Pengaruh Konstekstual Terhadap Perencanaan dan Desain Pembelajaran


Inklusif
20
21

Anda mungkin juga menyukai