penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. latar belakang
B.Rumusan masalah
a. Apa saja dasar-dasar desain pembelajaran
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui dasar-dasar desain pembelajaran
BAB II
Pembahasan
A. Dasar-dasar desain pembelajaran
a. Analisis masalah dan tujuan
Masalah dalam praktik kependidikan, misalnya dalam pembelajaran,
bukanlah masalah yang sederhana yang dapat diselesaikan dengan
pendekatan terisolasi (fokus pada variabel tertentu dan mengabaikan
variabel lainnya), melainkan masalah yang kompleks dan penuh dengan
dinamika. Hal ini disebabkan karena masalah dalam praktik pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor (variabel) yang sama-sama memberikan
pengaruh dan juga melibatkan berbagai komponen (teori, bidang, pihak,
media dan sebagainya), dimana komponen yang satu dengan yang lainnya
saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga menciptakan masalah
dengan kompleksitas yang tinggi.
Design Research merupakan pendekatan penelitian yang dirancang untuk
merumuskan solusi atas kompleksitas masalah yang muncul dalam praktik
pendidikan, dimana masalah tersebut belum memiliki solusi yang tepat atau
belum ada pedoman yang jelas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Secara lugas, Design Research dipandang sebagai kajian yang sistematis yang
terdiri atas kegiatan perancangan, pengembangan, dan evaluasi intervensi
pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
kegiatan atau program pendidikan.1
Design Research dapat digolongkan sebagai pendekatan penelitian
pengembangan yang memiliki ciri khas yang bebeda dengan pendekatan
pengembangan lainnya terutama pada karakteristik proses pelaksanaanya.
Selain ciri khasnya untuk menyelesaikan masalah praktis dalam dunia
pendidikan, Van den Akker dkk. menyimpulkan 5 karakteristik penelitian
pengembangan pendidikan pada Design Research, yaitu:
1
Susilahudun Putrawangsa, Desain Pembelajaran: Design Research Sebagai Pendekatan Desain
Pembelajaran, ed. by Uswatun Hasanah, 1st edn (Mataram: CV. Reka Karya Amerta, 2018).
1. Pengembangan intervensi (Interventionist), yaitu Design Research
bertujuan untuk merancang dan mengmbangkan intervensi pendidikan
(misalnya: program, materi dan strategi pembelajaran, produk dan
sistem pendidikan) dalam suasana konteks yang natural (real world
setting), bukan suasana artifisial atau laboratorik yang membatasi
variabel-variabel tertentu.
2. Berorientasi pada teori (Theory oriented), yaitu selain berorientasi
pada pengembangan intervensi untuk menyelesaikan masalah praktis
dalam dunia pendidikan, Design Research juga berorientasi pada
merumuskan prinsip-prinsip intervensi (teori intervensi) yang
mendasari efektivitas dan efisiensi serta kepraktisan intervensi tersebut
dalam
menyelesaikan masalah. Teori intervensi ini dapat menjadi rujukan
orang lain dalam menyelesaikan masalah dengan karakteristik yang
serupa di tempat lain (generalisasi).
3. Proses yang berulang (Iterative), yaitu pengembangan intervensi
tersebut dilakukan dalam serangkaian siklus kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang hingga mendapatkan kualitas intervensi yang
sesuai dengan harapan (practical dan theoritical). Siklus kegiatan
tersebut secara umum terdiri atas kegiatan: analisis; perancangan dan
pengembangan; dan evaluasi dan perbaikan. Karakteristik pengulangan
ini pun dapat terjadi dalam setiap kegiatan tersebut atau antar dua
kegiatan.
4. Berorientasi pada proses (Process oriented), yaitu Design Research
sangat menekakan pada proses memahami bagaimana intervensi bekerja
dalam menyelesaikan masalah (prinsip-prinsip intervensi),
dan bagaimana meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari intervensi
tersebut, bukan sekedar pada menemukan jawaban akhir apakah
intervensi berhasil atau tidak berhasil dalam menyelesaikan masalah,
meskipun ini juga bagian dari orientasi Design Research, menyelesaikan
masalah pendidikan. Dalam hal ini, McKenney dan Reeves mengaskan
bahwa Design Research dirancang untuk mengeksplorasi kompleksitas
yang ada dalam situasi pengajaran dan pembelajaran dalam konteksnya
yang natural (real world setting), bukan membatasi variabelvariabel yang
terkait, guna mendapatkan pemahaman yang utuh tentang objek kajian.
Pemahaman ini dibentuk dan sangat dipengaruhi oleh keahlian
pelaksana, literatur, dan juga data yang didapatkan dari uji coba
lapangan.
5. Berorientasi pada penggunaan (Utility oriented), yaitu kemudahan
pelaksanaan dan penggunaan intervensi dalam situasi nyata oleh pihak
pengguna intervensi menjadi salah satu penekanan dalam
pengembangan
intervensi pada Design Research. Hal ini terkait dengan isu kepraktisan
intervensi. Intervensi yang baik tidak hanya mudah diimplementasikan
oleh pengembang intervensi, akan tetapi hal itu juga mudah dilakukan
oleh sasaran pengguna intervensi tersebut.2
Sedangkan tujuan pendidikan, menurut Robert F. Manager, Tujuan
pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu. Menurut
Eduard L. Dejnozka dan David E. Kapel, Tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan
hasil belajar yang diharapkan.3
Setelah memahami manfaat desain tujuan pembelajaran dan arti tujuan
pembelajaran, selanjutnya dapat dirumuskan cara-cara penilaian yang tepat
sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat. Artinya penilaian
tersebut harus betul-betul akan mengukur isi dari tujuan pembelajaran.
Untuk melihat betapa pentingya peranan tujuan pembelajaran.
2
Putrawangsa.
3
S. Arif and Yanawati, Pengantar Desain Pembelajaran, 2018.
Taksonomi di sini diartikan sebagai salah satu metode klasifikasi tujuan
instruksional secara berjenjang dan progresif ke tingkat yang lebih tinggi.
Taksonomi ini disusun oleh satu tim yang diketuai oleh Benyamin S. Bloom
dan D. Krathwool. Disini tujuan instruksioni diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok atau kawasan di pecah lagi menjadi beberapa tingkat yang lebih
khusus. Berdasarkan tingkat yang khusus itulah dikembangkan tujuan
pembelajaran secara umum dan khusus, sehingga memudahkan dalam
mengukur tingkat kererhasilan atau prestasi belajar seseorang. Ini berarti
setiap kawasan membahas berbagai pendidikan yang berbeda-beda. Sampai
saat ini taxonomi tersebut banyak dipakai sebagai dasar pengembangan
tujuan pembelajaran diberbagai kegiatan latihan dan pendidikan.4
Seperti contoh tujuan pendidikan agama islam secara umum yaitu untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.5
4
Arif and Yanawati.
5
Syaiful Anwar, ‘Desain Pendidikan Agama Islam Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Di Sekolah’ (Yogyakarta: Idea Press, 2014), p. 260.