Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

“Model Pengembangan Kurikulum”

DISUSUN OLEH :

FENIA TAHIRA FITRI

19075074

DOSEN PENGAMPU :

Ezi Anggraini, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
Model Pengembangan Kurikulum ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Tujuan...............................................................................................................................1

1.3. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1. Prinsip Pengembangan Kurikulum.......................................................................................2

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum.....................................................6

2.3. Artikulasi dan hambatan strategi pengembangan kurikulum..............................................10

BAB III PENUTUPAN..............................................................................................................11

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11

3.2. Saran................................................................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengambangan kurikulum merupakan bagian yang sangat penting dalam system
pendidikan dan pelatihan. Dalam mengembangkan kurikulum, pengembang kurikulum utamanya
bukan ingin menghasilkan bahan pelajaran/muatan pelatihan namun lebih dari itu adalah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan. Adapun proses pengembangan kurikulum
pendidikan dan pelatihan memerlukan model yang dijadikan acuan teroritis untuk melaksanakan
suatu pengembangan tersebut. Model atau konstruksi merupakan ulasan teroritis tentang suatu
konsepsi dasar, yang bisa diperguanakn untuk mengembangkan kurikulum menuju proses belajar
mengajara untuk mencapai dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pelaksanaan kurikulum di
lapangan biasanya menggunakan model yang dianggap cocok untuk diterapkan sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan. Terdapat banyak model- model pengembangan kurikulum yang dapat
digunakan dalam implementasi kurikulum di lapangan.

Dalam makalah ini akan dibahas materi tentang model pengembangan kurikulum .

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah krurikulum
pendidikan teknologi kejuruan, dan tujuan lain dari pembuatan makalah ini adalah supaya
penulis dan pembaca bisa memahami materi sejarah kurikulum diindonesia.

1.3. Rumusan Masalah


1. Prinsip Pengembangan Kurikulum
2. Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
3. Artikulasi dan hambatan strategi pengembangan kurikulum

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan
macam, antara lain:

1. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan


Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak
dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya
untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. .
2. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus
relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
3. Prinsip Efisiensidan Efektifitas.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan
dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang
optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung
pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga
terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan
pembelajaran yang diperlukan. demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
4. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis
atau kaku.
5. Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi,
dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain
memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur
dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas

6
alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan fungsional
antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan antara aspek-
aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori
dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
7. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan
terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya.
Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah
maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi
yang bulat dan utuh. Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses
pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek
8. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan
belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur
berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.

Sementara Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata membedakan prinsip pengembangan


kurikulum dalam dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.

Prinsip-prinsip umum meliputi :

1. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses
belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang
menunjukkan keterpaduan kurikulum
2. Fleksibilitas

7
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan
antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian
dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan

8
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah
metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah
penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong
berkembangnya kemampuan baru.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media
apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman
bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari
perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes
Dari beberapa pendapat para ahli tentang prinsip pengembangan kurikulum maka didapatkan
kesimpulan dari pendapat kurikulum Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto
mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan, yaitu
meliputi;
1. Relevansi
Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan hidup
murid, relevansi dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan datang, serta
relevansi dengan tuntutan dunia kerja.
2. Efektifitas

9
Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar
murid.
3. Efisiensi
Prinsip efisiensi perlu diperhatikan utamanya terkait dengan efisiensi waktu, tenaga,
peralatan yang akan menghasilkan efisiensi biaya.
4. Kesinambungan dan fleksibilitas
Kesinambungan terkait dengan dua hal yaitu adanya kesinambungan antara berbagai
tingkat sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang studi. Sedangkan fleksibilitas
terkait dengan pemilihan program pendidikan, dan dalam pengembangan program
pendidikan.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum.


Dalam Sukmadinata (2006 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum, yaitu :

1. Pergururan Tinggi

Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah.

Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
diperguruan tinggi umum. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan
mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Kurikulum
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum,
terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang
dihasilkannya.

Kedua,Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta
kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan
implementasi kurikulum di sekolah.

2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan
anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Masyarakat yang ada di
sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen.

10
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai
sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha
3. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan
tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri
dari berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan
kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan
tidak sama.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai
yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :

a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat


b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d. Menghargai nlai-nilai kelompok lain
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada

Berdasarkan analisis, maka faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengembangan


kurikulum, diantaranya :

1. Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat
tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang
dikembangkan.
a) Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.

11
b) Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna.
c) Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan
tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri.
d) Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik
aktif.
e) Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di
samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya.
2. Psikologis
Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan
kurikulum. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar,
serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat
dijadikan sebagai bahan.Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi,
yaitu :
a. Motif.sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b. Bawaan. yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi
atau informasi.
c. Konsep diri. yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.

12
d. Pengetahuan. yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang.
e. Keterampilan. yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
3. Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu
rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi
bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan
kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan
pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing
dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih
mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Nilai-nilai tersebut dapat
bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan
perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut
berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan
dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
4. Politik
Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A
Guide to Practice’ turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan
pengembangan kurikulum. Hal ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum
dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu
bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum pendidikan berubah.
5. Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia

Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan


perkembangan dunia. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan dunia.

6. Ilmu dan Teknologi (IPTEK)


Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat.
Berbagai penemuan teori teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan

13
kedepannya akan terus semakin berkembang Akal manusia telah mampu menjangkau
hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Kemajuan cepat dunia
dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh
pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi
dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar dalam mengakses, memilih
dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian.

2.3. Artikulasi dan hambatan strategi pengembangan kurikulum


Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama trletak
pada guru. Pertama kurang waktu. Kedua kekuranga sesuaian pendapat, baik antara sesama guru
maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan mauoun dalam memberikan umpan balik terhadap
sisitem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari
sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,
serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat. Hambatan lain yang di hadapi oleh pengembang
kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk
kegiatan eksperimen baik metode,isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang
sering tidak sedikit.
Artikulasi dalam pendidikan berati kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar.
untuk meralisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh,
membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi
pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. bila artikulasi dilaksanakan
dengan baik akan terwujud kesinambungan pengalaman belajar sejak TK sampai perguruan
tinggi, juga antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya secara horizontal. Untuk
menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagi pihak yaitu para administrator
pendidikan, kepala sekolah, TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang
pendidikan, orang tua murid, dan tokoh-tokoh masyarakat.

14
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Prinsip pengembangan kurikulum ada 2 yaitu prinsip khusus dan prinsip umum. Pihak
yang terlibat dalam pengembangan kurikulum yaitu

a. Peranan para administrator pendidikan


b. Peranan para ahli
c. Peranan orangtua murid
d. Peranan guru

Factor yang mempengaruhi penembangan kurikulum

a. Perguruan tinggi
b. Masyarakat
c. System nilai

3.2. Saran
makalah ini jauhlah dari kata sempurna , maka dari itu penulis meminta maaf jika ada
kesalahan , dan penulis meminta saran kepada pembaca, dan dosen pengampu mata kuliah
kurikulum pendidikan teknologi kejuruan

15
DAFTAR PUSTAKA

http://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html

https://dewkunt.wordpress.com/prinsip-pengembangan-kurikulum/

https://sites.google.com/site/putraandesnata/faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-
kurikulum https://prosiding.iainkediri.ac.id/index.php/pascasarjana/article/view/48#:~:text=Ada
%20beberapa%20faktor%20yang%20mempengaruhi,Ilmu%20dan%20Teknologi%20(IPTEK).

https://www.academia.edu/40586806/Artikulasi_dan_Hambatan_Pengembangan_Kurikulum

http://akhyar13.blogspot.com/2014/10/bab-i-pendahuluan-1_14.html

16

Anda mungkin juga menyukai