Anda di halaman 1dari 15

MENGENAL KURIKULUM, PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

DAN SEJARAH KURIKULUN DI INDINESIA

Dosen Pengampu:
Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si

Disusun Oleh:
Alimudin Siregar (5233342002)
Elsya Mawaddah Sitio (5233142037)
Rizkan Maulana (5231142009)
Suci wati kesuma (5231142016)

Kelas B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
MARET 2024

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “Desain Pembelajaran”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karena itu penulis dengan rendah hati menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca dan
penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Permasalahan........................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian kurikulum.......................................................................................................2
2.2 Prinsip Pengembangan Kurikulum...................................................................................3
2.3 Sejarah Kurikulum di Indonesia.......................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUPAN............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Kritik dan Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu, dewasa ini
berkembang sangat pesat, baiksecara teoretis maupun praktis. Jika dahulu kurikulum
tradisional lebih banyak terfokus pada mata pelajaran dengansistem penyampaian penuangan,
maka sekarang kurikulum lebih banyak diorientasikan pada dimensi-dimensi baru,seperti
kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industry, era globalisasi,
dengan berbagai permasalahannya, politik, bahkan dalam praktiknya telah menyentuh
dimensi teknologi informasi dan komunikasi.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum
yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa
serta mencetak lulusan yang terbaik
Sejarah kurikulum di Indonesia mengalami banyak pergantian, mulai dari kurikulum
1974 “Rentjana Pelajaran 1947” hingga kurikulum 1994. Kemudian hadir kurikulum 2004-
2006, Kurikulum 2013, dan kurikulum Merdeka Belajar yang sudah banyak diterapkan di
berbagai institusi pendidikan. Untuk menguatkan pendidikan karakter terhadap guru dan
siswa perlu adanya pembenahan kurikulum yang efektif melalui prinsip pengembangan
kurikulum. Prinsip pengembangan ini terus diperbarui sesuai tujuan, materi, hingga hasil
evaluasi yang nantinya tetap digunakan atau perlu dikaji kembali.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kurikulum?


2. Apa saja prinsip-prinsip dari pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana sejarah kurikulum diindonesia?

1.3 Tujuan Permasalahan

1. Mengenal lebih dalam tentang kurikulum dan pengembangan kurikulum


2. Mengetahui apasaja prinsip-prinsip dari pengembangan kurikulum
3. Mengetahui bagaimana sejarah kurikulum diindonesia.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting


dan strategis di dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Di dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pemerintah mengungkapkan definisi kurikulum
yakni sebagai berikut: “ Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” Kurikulum sendiri disusun untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta
didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan
jenjang masing- masing satuan pendidikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kegiatan
pendidikan yang akan berlangsung dapat sesuai dengan perkembangan-perkembangan
tersebut.
Menurut Daniel Tanner Dan Laurel Tanner Kurikulum adalah pengalaman
pembelajaran yang terarah dan terencana secara terstuktur dan tersusun melalui proses
rekontruksi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan
lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum
yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa
serta mencetak lulusan yang terbaik. Pengembangan kurikulum yang dimaksud pada
hakekatnya adalah sebuah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang
harus dipelajari beserta cara mempelajarinya. Pengembangan kurikulum pun juga dapat
dikatakan sebagai sebuah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk
menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelengaraan
pembelajaran oleh para pengajar.
Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum memiliki empat
dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan.
Keempat dimensi tersebut, yaitu:

2
1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya
dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai
suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku
atau kemampuan tertentu dari para peserta didik

2.2 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Berikut ini macam macam prinsip pengembangan kurikulum:


1. Prinsip Relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi (relevansi epistomologis). Tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis).
2. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau
kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri
dan pertanian. Pelaksanaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dilaksanakan program keterampilan pendidikan industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa
ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaan
masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam
rangka pelaksanaan kurikulum.
3. Prinsip Kontinuitas
Kurikulum dirancang secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek,
materi pembelajaran, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas,
melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan
jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan

3
prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga
mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4. Prinsip Efisiensi
Yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber daya manusia lain yang ada secara optimal, cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip Efektivitas
Efektivitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan
pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta
penilaian dengan kebijakan sistem pemerintahan dalam bidang pendidikan.

2.3 Sejarah Kurikulum di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia yakni kurikulum
1947 sampai kurikulum2013, kurikulum tersebut mengalami pembaruan-pembaruan
mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakinmodern dan tentunya karena faktor
perkembangan zaman. Berikut kurikulum dari dulu sampai sekarang.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikannasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,1975, 1984, 1994, 2004, dan
yang sekarang 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosialbudaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab,kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkansecara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
dimasyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945. Perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikanyang berbeda-
beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuantertentu yang ingin dicapai
untuk memajukan pendidikan nasional kita.Perubahan kurikulum di dunia pendidikan
Indonesia beserta tujuan yang ingin dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Rentjana pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasa
Belanda leer plan artinyarencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah

4
curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah pendidikanlebih bersifat politis, dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan
ditetapkanPancasila. Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana
Pelajaran 1947, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut
sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.Bentuknya memuat dua hal
pokok:
a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
b. Garis-garis besar pengajaran.
Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi
ini.
Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak,kesadaran bernegara,
dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran.Materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatianterhadap kesenian, dan pendidikan jasmani. Mata pelajaran
untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikanbahasa
daerah. Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, BahasaDaerah, Berhitung, Ilmu Alam,
Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah,Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan,
Pekerjaan Keputrian,Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti,
danPendidikan Agama. Pada awalnya pelajaran agama diberikan mulai kelasIV, namun sejak
1951 agama juga diajarkan sejak kelas 1.

2) Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini
lebih merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatusistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952. Pada masa itu juga dibentuk kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat
5
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan tujuannya agar
anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.
3) Kurikulum 1964
Rentjana Pendidikan 1964 Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana
Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa,
karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional
praktis. Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana Pendidikan 1964.
Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yangmenjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyaikeinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan padaprogram
Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa,karsa, karya, dan moral. Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam limakelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan(keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih
menekankan padapengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4) Kurikulum 1968
Kurikulum ini memiliki ciri materi dari jenjang pendidikan rendah memiliki korelasi
dengan jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan utama kurikulum ini adalah untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Pada Kurikulum 1968
ini pula, sistem penjurusan dimulai pada kelas 2 SMU atau kelas 11.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendidikan dariPancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar,dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan
dariperubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dankonsekuen.Dari segi
tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwapendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasilasejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilanjasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikandiarahkan

6
pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,serta mengembangkan fisik yang
sehat dan kuat.

5) Kurikulum 1975
Kurikulum ini mulai digunakan setelah program Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) tahap pertama di masa pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menekankan
pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Kurikulum 1975 juga lebih merinci metode, materi,
dan tujuan pengajaran dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sehingga
memunculkan istilah satuan pelajaran (rencana pelajaran setiap satuan bahasan). Namun
penerapan kurikulum ini ramai dikritik, karena guru menjadi lebih sibuk untuk menuliskan
rincian tiap kegiatan pembelajaran. Beberapa mata pelajaran akhirnya mengalami perubahan
nama seperti mata pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat diubah menjadi Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Mata pelajarn ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi Matematika.
Muncullah kurikulum 1975 dimana matematika saat itumempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a. Membuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yangmuncul adalah
himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistemnumerasi kuno, penulisan lambang
bilangan non desimal.
b. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna danberpengertian dari pada
hafalan dan ketrampilan berhitung.
c. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebihkontinyu.
d. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur.
e. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yangkemampuannya hetrogen.
f. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
g. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
h. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan,memecahkan masalah dan
teknik diskusi.
i. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.

6) Kurikulum 1984
Di tahun 1984 terjadi lagi perubahan kurikulum di Indonesia, karena kurikulum
sebelumnya dianggap lambat dalam merespons kemajuan di kalangan masyarakat. Dalam
kurikulum 1984, ditambahkan juga mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB).
7
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruhterhadap matematika
dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu
kurikulum tahun 1984.Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain,
adanyasarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segiteknologi, adanya
perbedaan kesenjangan antara program kurikulum disatu pihak dan pelaksana sekolah serta
kebutuhan lapangan dipihak lain,belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap
kemampuan anak didik.Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu
melekat erat dalam kurikulum tersebut. Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasardiberi
materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah menengahatas diberi materi baru
seperti komputer. Hal lain yang menjadi perhatiandalam kurikulum tersebut.Langkah-langkah
agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalahmelakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
b. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakankalkulator dan
computer
c. Sinkronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dansekolah
lanjutan
d. Pengevaluasian hasil pembelajaran
e. Prinsip CBSA di pelihara terus

7) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999


Kedua kurikulum ini dibuat dari hasil kombinasi Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984.
Pada praktiknya, kurikulum ini banyak mendapatkan kritikan dari praktisi pendidikan hingga
orangtua pelajar. Karena materi pembelajaran dianggap lebih berat dan padat. Kurikulum ini
juga menambahkan mata pelajaran muatan lokal seperti bahasa daerah, kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.
Dalam Kurikulum ini pula terjadi perubahan sistem pembagian evaluasi pembelajaran
dari semester ke caturwulan. Selain itu terjadi perubahan singkatan dan nama SMP (Sekolah
Menengah Pertama) menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), serta SMA (Sekolah
Menengah Atas) menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Mata pelajaran PSPB
dihapuskan pada penerapan kuriulum ini dan penjurusan SMA dibagi menjadi tiga program,
yakni IPA, IPS, dan Bahasa.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyaikarakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologiperkembangan anak, materi keahlian
seperti komputer semakinmendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan
8
disajikandalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat
itumengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-halkontekstual yang berkaitan
dengan materi. Soal cerita menjadi sajianmenarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini
diberikan denganpertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan
kehidupanyang dihadapi sehari-hari.

8) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


Setelah 10 tahun Kurikulum 1994 berjalan, kurikulum ini digantikan oleh KBK di
tahun 2004. Dengan berlakunya KBK, sekolah diberi kuasa untuk menyusun dan
mengembangkan komponen kurikulum yang mulanya berbasis materi menjadi kompetensi,
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah serta peserta didiknya.
Kurikulum ini menekankan 3 unsur pokok kompetensi, yaitu pemilihan kompetensi,
indikator-indikator evaluasi dalam penentuan keberhasilan pencapaian, serta pengembangan
pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pengajar. Dalam Kurikulum 2004 ini, pemerintah
mengubah kembali nama SLTP menjadi SMP dan SMU menjadi SMA kembali.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengannama kurikulum berbasis
kompetesi. Secara khusus model pembelajaranmatematika dalam kurikulum tersebut
mempunyai tujuan antara lain:
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,dan penemuan
dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingintahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
d. Mengembangkan kemapuan menyampaikan informasi ataumengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.

9) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006


Kurikulum ini mulai digunakan sejak berlakunya Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijelaskan dengan lebih rinci dalam Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun 2003. Meskipun kurikulum ini hampir mirip dengan KBK 2004,
9
pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian tenaga
pengajar bisa mengembangkan silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah serta kebutuhan
peserta didik di masing-masing daerah.

10) Kurikulum 2013 (K-13)


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan pemerintah menggantikan
KTSP 2006. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran berbasis kompetensi dan
pendekatan saintifik. Tujuan kurikulum 2013 adalah membentuk siswa yang aktif, kreatif,
inovatif, dan mampu menghadapi tantangan abad ke-21. Ada 4 aspek penilaian dalam K-13
ini antara lain, aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku.

11) Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka diperkenalkan oleh Kemendikbudristek pada bulan Februari 2022
sebagai langkah untuk mengatasi krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama.
Selain itu, kondisi ini diperparah akibat pandemi Covid-19 yang banyak mengubah proses
pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Kurikulum ini berfokus untuk
mengasah minat dan bakat anak sedini mungkin. Sehingga peserta didik memiliki waktu
untuk memahami konsep dan menguatkan kompetensi. Akibatnya terjadi adaptasi besar-
besaran oleh semua elemen sistem pendidikan.

10
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Perkembangan kurikulum di Indonesia merupakan cerminan dari dinamika dan evolusi


pendidikan dalam menghadapi berbagai perubahan zaman dan tuntutan global. Pembaruan
kurikulum yang terus menerus diperlukan untuk menjaga relevansi dan kualitas pendidikan.
Dalam menghadapi tantangan masa depan, pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan keterampilan, keberagaman, partisipasi stakeholder, dan pemahaman terhadap
sejarah perkembangan kurikulum menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan yang lebih
berkualitas dan berdaya saing.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentu akan menemui banyak kesalahan baik sengaja
maupun tidak. Maka dari itu, kami selaku penulis makalah tentu sangat mengharapkan kritik
serta saran yang baik untuk acuan makalah yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Model-Model Pengembangan Kurikulum. (online) http://wulanendang.blogspot.com/model-


model-pengembangan-kurikulum Diakses 13 November 2013
Pengertian Menurut Para Ahli. (online) http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-
kurikulum-menurut-para-ahli.html Diakses 13 November 2013
Sejarah perkembangan kurikulum diindonesia. (online) https://guruinovatif.id/artikel/sejarah-
perkembangan-kurikulum-di-indonesia-transformasi-menuju-pendidikan-yang-lebih-
berkualitas#
Idi, Abdullah. 2011, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik : Ar-Ruzz Media.
Jogjakarta

12

Anda mungkin juga menyukai