Anda di halaman 1dari 15

MODEL-MODEL KURIKULUM PTK (PENDIDIKAN TEKNOLOGI dan

KEJURUAN)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Dosen Pengampu : Dr. Irwanto, S.Pd. T., MT., MM., M.Pd., M.Si. M.Psi., MA

Disusun Oleh :

Nidaur Rahmah 2283180008

Maulana Malik Akbar 2283180030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena kehadirat-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan
Kejuruan dengan tepat waktu. Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini untuk
mengetahui model-model kurikulum PTK.

Kami juga mengucapkan bayak terima kasih kepada bapak Dr. Irwanto, S.Pd. T., MT.,
MM., M.Pd., M.Si. M.Psi., MA sebagai dosen Mata Kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan
Kejuruan yang telah mengajari kami mengenai pendidikan teknologi dan kejurian yang ada
di Indonesia, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Saya juga
mengucapkan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi untuk
tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu, kami memngharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Serang, 27 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Pengertian Model Konsep Kurikulum dan Model Pengembangan Kurikulum..............6

B. Model Konsep Kurikulum...............................................................................................7

C. Model Pengembangan Kurikulum..................................................................................9

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model-model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dalam
kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku pendidikan
di lapangan terutama guru, kepala sekolah, pengawas bahkan anggota komite sekolah
jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan urgensi setiap model–
model pengembangan kurikulum. Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi
masyarakat adalah menyiapkan peserta didik untuk kehidupan di kemudian hari. Oleh
karena itu ada beberapa ciri dasar yang dapat disimpulkan atas penyelenggaraan
kurikulum dan pendidikan yaitu sadar akan tujuan, orientasi ke hari depan, dan sadar
akan penyesuaian.
Pemahaman tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi
paedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi paedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada peserta didik yang salah
satunya kemampuan pengembangan kurikulum.
Pada tahun 2013 pemerintah menerapkan pemberlakuan tentang kurikulum
baru, yang berlaku sebagai pengganti kurikulum 2006 yaitu Kurukulum 2013.
Kurikulum ini merupakan inovasi dan penyempurnaan dari kurikulum KTSP tahun
2006 dalam bidang kurikulum pendidikan di Indonesia, karena dengan adanya
kurikulum 2013, siswa menjadi lebih aktif dan menjadi fokus pembelajaran
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju cepat,
menuntut kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan juga berkembang, untuk
itu pemerintah melalui guru berusaha mewujudkan sumber daya manusia yang
kompeten sebagai produk hasil dari proses pendidikan. Maka dari itu perlu adanya
pengembangan kurikulum sebagai modal dasar agar pembelajaran dapat berjalan
lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan kurikulum ?
2. Bagaimana model konsep kurikulum ?
3. Bagaimana model pengembangan kurikulum ?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan
kurikulum.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep kurikulum.
3. Untuk mengetahui bagaimana model pengembangan kurikulum.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Konsep Kurikulum dan Model Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam menjamin keberhasilan
proses pendidikan, artinya tanpa kurikulum yang baik dan tepat akan sulit mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan yang dicitacitakan. Istilah kurikulum berasal dari
bahasa Yunani Kuno yaitu“curir” yang artinya pelari dan “curere” yang artinya
tempat berpacu. Kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah
kurikulum tersebut berkembang kemudian diterapkan dalam pendidikan. Kurikulum
dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah (Fujiawati, 2016).
Banyak ahli kurikulum mendefinisikan pengertian kurikulum di antaranya
seperti yang dikemukakan oleh Hilda Taba (1962) dalam (Munir, 2008: 27) yang
mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan mengungkapkan, bahwa a
curriculum is a plan for learning. Dengan kata lain, kurikulum adalah rencana
pendidikan atau pembelajaran. Senada dengan hal itu, Nana Syaodih Sukmadinata
(2010) mengatakan bahwa Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi
pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Keberadaan
kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan berada pada posisi yang strategis
dimana peran utamanya sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pendidikan yang diharapkan dapat berjalan dengan baik harus memperhatikan kondisi
kurikulumnya, karena pengalaman yang akan diberikan di dalam kelas pada
pelaksanaan pendidikan akan mengacu pada kurikulum. Kurikulum menempati posisi
sentral dalam proses pendidikan. Kiranya bukanlah sesuatu yang berlebihan jika
dikatakan bahwa proses pendidikan dikendalikan, diatur, dan dinilai berdasarkan
kriteria yang ada dalam kurikulum. Dari beberapa konsep yang dikemukakan di atas
dapat disimpulkan bahwa konsep kurikulum terdiri atas tiga yaitu kurikulum sebagai
substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi.
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Suatu kurikulum
dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi peserta didik di sekolah,
atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat
menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat
digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para

6
penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan dengan masyarakat. Suatu
kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten,
provinsi, ataupun seluruh negara.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum.
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,
bahka (Munir, 2008)n sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyempurnakannya. Hasil dari suatu
sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi
kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu
tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
Silvern (AECT, 1986:82-83) menjelaskan model adalah konseptualisasi dalam
bentuk persamaan, peralatan fisik, uraian, atau analogi grafik yang menggambarkan
situasi (keadaan) yang sebenarnya, baik merupakan keadaan apa adanya maupun
keadaan yang seharusnya. Meskipun tidak mengambarkan sesuatu persis seperti
kenyataan yan sebenarnya, namun dipandang sebagai replikasi asli, semakin jelas
replikasi itu maka semakin baik suatu model tersebut. Karena model itu sebagai
gambaran mental, maka akibatnya akan terdapat banyak model sesuai dengan
kemampuan pembuat model dalam menuangkan suatu fenomena baik dalam wujud
miniature, bagan, atau deskripsi langkah-langkah proses dari suatu benda atau
peristiwa.
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan suatu istilah yang
komperhensif di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan penilaian. Kaena
pengembangan kurikulum memiliki implikasi terhadap adanya perubahan dan
perbaikan maka istilah pengembangan kurikulum terkadang juga disamakan dengan
istilah perbaikan kurikulum. Meskipun pada banyak kasus sebenarnya perbaikan itu
merupakan akibat dari adanya pengembangan (Olivia, 1992).
B. Model Konsep Kurikulum
1. Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu, semua ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi

7
pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budayamasa lalu tersebut.
Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha
menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah
orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan
atau disiapkan oleh guru. Pola organisasi isi kurikulum subjek akademis
antaralain :
a. Correlated curriculum, adalah pola orrganisasi materi atau kosep yang
dipelajari dalam suatu pelajarandikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
b. Concentrated curriculum, adalah pola organisasi bahan pelajarantersusun
dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dan berbagai
pelajaran disiplin ilmu.
c. Integrated curriculum, adalah bahan ajar diintegrasikan dalam suatu
persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
d. Problem solving curriculum, adalah pola organisasi isi yang berisi topic
pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai
mata pelajaran atau disiplin ilmu.
2. Kurikulum Humanistik
Kurukulum humanistik adalah kurikulum yang mengikuti aliran pendidikan
pribadi. Kurikulum humanistik ini memandang bahwa setiap peserta didik
memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang. Pendekatan dalam
kurikulum humanistik ini berpusat padapeserta didik dan mengedepankan
pembimbingan manusia secara utuh, sehingga pengalaman belajar peserta didik
ditunjukan pada minat, kebutuhan dan kemampuan. Langkah penyusunan
pembelajaran.
a. Mendesain pembelajaran yang mengasah minat, sikap, dan perhatian peserta
didik terhadap hal tertentu.
b. Menyampaikan dan mengenalkan topik-topik, bahan, dan kegiatan belajar.
c. Peserta didik dibekali pengalaman yang menyenangkan baik pengalaman
terkait gerakan dan penghayatan.
d. Pembahasan hasil yang telah dicapai sehingga dapat dilakukan
penyempurnaan terhadap hasil untuk dapat dilakukan upaya tindak lanjut.
3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

8
Kurikulum rekonstruksi sosial ini mengikuti aliran pendidikan interaksional
dimana kurikulum ini menganggap manusia adalah makhluk sosial, sehingga
kurikulum ini menekankan pada permasalah-permasalahan yang dihadapi dalm
kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran dalam kurikulum ini menekankan
interaksi antar guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan masyarakat di lingkungannya, serta dengan sumber belajar
lainnya. Kurikulum ini akan mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dilingkungan masyarakat sehingga kehidupan dalam
masyarakat menjadi lebih baik.
Perubahan masyarakat akan mempengaruhi tujuan da nisi kurikulum, sehingga
tujuan da nisi kurikulum tersebut akan berubah mengikuti perubahan dan
perkembangan di masyarakat.
4. Kurikulum Teknologis
Kurikulum teknologis dikembangkan berdasarkan teknologi pendidikan,
sehingga peserta didik ditekankan untuk membuat dan menguasai
kompetensi.kurikulum teknologis ini menekankan pada teknologis masa sekarang
dan yang akan datang. Kurikulum ini diarahkan bukan pada pemeliharaan dan
pengawetan ilmu tersebut, tetapi pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi
yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit/khusus dan akhirnya
menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau diukur.

C. Model Pengembangan Kurikulum


Pendidikan bertujuan mempersiapkan generasi penerus dan pengembang
dimasa yang akan datang untuk siap menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.
Tantangan kehidupan di masa datang menuntut peserta didik bersaing secara global.
Sekolah salah satu tempat peserta didik menempuh pendidikan
berkewajibanmempersiapkan bekal peserta didik menghadapi tantangan-tantangan
dimasa depannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
memberikan dampak positif dan negatif pada msayarakat. Dampak positif
perkembagan IPTEK salah satunya adalah adanya lapangan pekerjaan. Dampak
negatif salah satunya adalah adanya pergeseran etika dan norma masyarakat
(Permana, 2020)
Pendidikan berperan dalam mempersiapkan bekal generasi pembangun bangsa
agar terhindar dari dampak negatif perkembangan IPTEK serta globalisasi salah

9
satunya adalah dengan perencanaan pendidikan yang relevan tuntutan kebutuhan
masyarakat. Perencaan pendidikan tersebut diwujudkan dalam pengembangan
kurikulum. Perkembangan kurikulum perlu dirancang memenuhi perkembangan
kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat untuk saat ini dan masa datang.
Kurikulum tersebut dapat menjadi pengembang kebutuhan peserta didik saat ini di
masa datang karena kurikulum adalah suatu perencanaan menyeluruh terkait
pelaksanaan pendidikan. Pengembangan kurikulum yang dirancang untuk
menyiapkan bekal peserta didik menghadapi tuntutan saat ini dan masa datang
menunjukan bahwa kurikulum bersifat tidak kaku dan sintetis (fleksibel).
Fleksibelnya kurikulum tersebut agar kurikulum dapat disesuaikan pada keadaan,
tuntutan dan nilai-nilai yang berkembang saat ini serta masa datang (Permana, 2020).
Pengembangan kurikulum harus dikembangkan sebaik-baiknya dengan
memperhatikan berbagai aspek. Proses keseluruhan pengembangan kurikulum dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Proses Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum tersebut menunjukan titik tumpu pengembangan


kurikulum adalah tujuan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan berada diawal
kegiatan pengembangan kurikulum dan evaluasi berada diakhir kegiatan untuk
melihat bagaimana keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Selain tujuan,
pengembangan kurikulum dimulai dengan kegiatan evaluasi terhadap masyarakat
untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam masyarakat dan kualitas hidup
masyarakat saat ini. Hasil identifikasi tersebut dijadikan sebagai dasar perbaningan

10
dengan kualitas yang diinginkan masyarakat sehingga menghasilkan rumusan arah
pendidikan yang harus dikembangkan dalam kurikulum. Jadi pengembangan
kurikulum tersebut dimulai dengan evaluasi tehadap masyarakat. Pencapaian tujuan
kurikulumpun dikur dengan keberhasilan lulusan dimasyarakat. Ide-ide yang telah
ditentukan tersebut diruuskan secara tertulis sehingga dihasilkan dokumen kurikulum,
yang memuat tujuan, isi, proses, dan evaluasi yang akan dilaksanakan (Permana,
2020).
Beauchamp (dalam Thomas Y, 1976) menyatak bahawa “pengembangan
kurikulum atau curriculum engineering adalah semua proses penyusunan,
pengembangan, pengimplementasian, dan penilaian kurikulum hingga dihasilkan
sebuah kurikulum yang baru”. Prose pengebangan kurikulum dalam aplikasi saat ini
harus memperhatikan factor-faktor eksternal dan internal. Berbagai model dalam
pengembangan kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut:
1. Model Administratif
Model administratif diistilahkan juga garis staf atau top down, dari atas
kebawah. Artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaanya
dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam
pengembangan kurikulum.
2. Model dari bawah (grass roots)
Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem
pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi sedangkan model
grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi
3. Model Demonstrasi
Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (grass
roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang
selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering
mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu.
4. Model Terbalik Hilda Taba
Model terbalik ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas dasar data induktif yang
disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oleh
konsep-konsep yang datangnya dari atas secara deduktif. Sebelum melaksanakan
langkah-langkah lebih lanjut,terlebih dahulu mencari data dari lapangan dengan

11
cara mengadakan percobaan, kemudian disusun teori atas dasar hasil nyata, baru
diadakan pelaksanaan.
5. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers
Menurut Roger’s manusia berada dalam proses perubahan (becoming,
developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk
berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia
membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat
perubahan tnersebut. Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya untuk
membantu memperlancar dan mempercepat perubahan tersebut. Guru serta
pendidik lainnya bukan pemberi informasi apalagi penentu perkembangan anak,
mereka hanyalah pendorong dan pemelancar perkembangan anak.
6. Model penelitian tindakan
Model ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, dan Shores, berdasarkan asumsi
bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, yaitu proses yang
melibatkan berbagai kepribadian orang tua, peserta didik, guru, struktur sistem
sekolah, dan hubungan individu serta kelompok, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Fungsi pengembangan kurikulum adalah agar pendidikan tidak tertiggal dari
perkembangan di masyarakat. Sedangkan peranan pengembang kurikulum antara lain
adalah peranan konversatif, kritis, evaluative, dan kreatif.
1. Peranan konversatif, adalah pengembangan kurukulum yang berperan sebagai
salah satu instrument untuk mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial
budaya kepada peserta didik atau generasi muda.
2. Peranan krititis dan evaluative, kurikulum memiliki peranan kritis dan evaluative
maksudnya yaitu kurikulum dapat dengan kritis menilai dan mengevaluasi
keberadaan kebudayaan nenek moyangnya untuk mengetahui nilai-nilai yang
terkandung dalam kebudayaan tersebut.
3. Peran kreatif, pengembang kurikulum juga mengemban kreatif maksudnya yaitu
kurikulum harus mampu menciptakan kresi-kreasi baru dalam kaiatannya,
misalnya dengan kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat sehingga
kebudayaan tersebut lebih sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan
masyarakatnya.

12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagai berikut ini :
1. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam
rangka mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan mengevaluasi
(evaliation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum
harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang
dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
Yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau
prosedur sistematis dalam proses penyususnan suatu kurikulum.
2. Model konsep kurikulum dikembangkan oleh para ahli dikaji empat macam model
konsep kurikulum berdasrakan pada urutan kajian paling tradisional sampai
dengan kajian yang dianggap cukup modern yaitu kurikulum subjek akademis,
humanistik, rekontroksi sosial dan teknlogis.
3. Model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan meliputi model
administrasi, model grass root, model demonstrasi, model Beauchamp, model
hubungan Interpersonal dari Roger, model Tyler, serta model Inverted dari Taba.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas wawasan
keilmuan kita  sebagai pembaca yang haus  akan ilmu pendidikan. Marilah kita
menjadikan diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan yang
terdidik,berbudi pekerti yang baik serta dan bermoral yang berpegang teguh pada
agama.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fujiawati, S. F. (2016). Pemahaman Konsep Kurikulum dan Pembelajaran dengan Peta


Konsep Bagi Mahasiswa Pendidikan Seni. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1
No.2, 2503-4626.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:


Alfabeta.

Olivia, P. (1992). Developing Currikulum . New York: Harper Collin Publisher.

Permana, H. (2020). Telaah Kurikulum . Malang : UMMPress.

Anda mungkin juga menyukai