Kelompok 2
Rifka Izatul Lutfia 1886206203
Nicken Novita Sari 1886206215
Nur Herni Hernawati Dewi 1886206217
Ayu Anjani 1886206220
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Kurikulum
yaitu berupa penyusunan makalah yang berjudul “ Model Konsep Kurikulum “ ini meskipun
dengan sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Model Konsep Kurikulum...............................................................................................5
B. Kurikulum Akademis......................................................................................................6
C. Kurikulum Humanistik....................................................................................................8
D. Kurikulum Rekonstruksi Sosial....................................................................................10
1. Pengertian Rekonstruksi Sosial.................................................................................10
2. Tokoh-Tokoh dan Pemikiran Dalam Kurikulum Rekonstruksi Sosial......................11
E. Kurikulum Teknologis..................................................................................................15
1. Pengertian Kurikulum Teknologis............................................................................15
2. Karakteristik Kurikulum Teknologis.........................................................................16
3. Implementasi Kurikulum Teknologis........................................................................16
4. Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum Teknologis...................................................17
F. Kurikulum Dinamik......................................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hlm.130) kurikulum “prescribes (or at least
anticipates) the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan. disamping itu juga kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh
para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan
landasan-landasan teoretis bagi pengembangan kurikulim berbagai instirusi pendidikan.
Mengenai konsep kurikulum, ternyata kurikulum memiliki berbagai macam konsep
yang dapat digunakan dalam proses pengajaran, maka dari itu, pembuatan makalah ini
difokuskan pada konsep-konsep kurikulum, yang mana hal ini menjadi bagian penting dari
kurikulum itu sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertin model konsep kurikulum ?
2. Apa yang dimaksud kurikulum akademis ?
3. Apa yang dimaksud kurikulum Humanistik ?
4. Apa yang dimaksud kurikulum rekonstruksi sosial ?
5. Apa yang dimaksud kurikulum teknologis ?
6. Apa yang dimaksud kurikulum dinamik ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui pengertian model konsep kurikulum
2.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kurikulum Akademis
Kurikulum akademis ini merupakan model yang pertama dan tertua, sejak sekolah
berdiri kurikulumnya seperti ini, bahkan sampai sekarang walaupun telah berkembang
tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini. Karena nya sangat
praktis, mudah disusun dan mudah digabungkan dengan tipe-tipe lain. Kurikulum
akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang
berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh
para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya
masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.
Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil
dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan
yang diberikan atau disiapkan oleh guru. Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu.
Sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli, masing-masing telah mengembangkan ilmu
secara sistematis, logis dan solid. Para guru dan pengembang kurikulum tidak perlu susah
payah menyusun dan mengembangkan bahan sendiri. Mereka tinggal memilih bahan
materi ilmu yang telah dikembangkan para ahli disiplin ilmu, kemudian mereorganisasikan
secara sistimatis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang
akan mempelajarinya.
Guru sebagai penyampai bahan ajar memegang peranan penting. Mereka harus
menguasai semua pengetahuan yang ada dalam kurikulum. Ia harus menjadi ahli dalam
bidang-bidang studi yang diajarkan. Lebih jauh guru dituntut bukan hanya menguasai
materi pendidikan, tetapi ia juga menjadi model bagi para siswanya. Apa yang
disampaikan dan cara penyampaiannya harus menjadi bagian dari pribadi guru. Guru
adalah yang digugu dan ditiru (diikuti dan dicontoh). Karena Kurikulum akademis sangat
mengutamakan pegetahuan, maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Kurikulumnya
tidak hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara
berangsur-angsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang
dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran
tersebut.
Jerome Bruner dalam The Process of Education sebagaimana di kutip S. Nasution
menyarankan bahwa desain kurikulum hendaknya didasarkan atas struktur disiplin ilmu.
Selanjutnya, ia menegaskan bahwa kurikulum suatu mata pelajaran harus didasarkan atas
pemahaman yang mendasar yang dapat diperoleh dari prinsip-prinsip yang mendasarinya
dan yang memberi struktur kepada suatu disiplin ilmu. Sekurang-kurangnya ada tiga
pendekatan dalam perkembangan kurikulum akademis: Pertama, adalah melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan
menguji fakta-fakta dan bukan sekedar mengingatnya. Kedua, adalah studi yang bersifat
integratif. Pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang
menuntut model-model pengetahuan yang lebih komprehensif terpadu. Pelajaran tersusun
atas satuan-satuan pelajaran, dalam satuan-satuan pelajaran tersebut batas-batas ilmu
menjadi hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-
fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Ketiga, pendekatan
yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar
berdasarkan mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:
1. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan
sekedar mengingatnya.
2. Studi yang bersifat integratif
Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena
alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka,
dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated
curriculum). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:
Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying
theme)
Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
Menyatuka berbagai cara/metode belajar.
3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk pemberian ide pengetahuan yang solid serta melatih para
siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
2. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3. Materi/ide-ide diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi oleh siswa
sampai terkuasai, dengan proses sebagai berikut: konsep utama disusun secara
sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai masalah penting,
kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis diantaranya
sebagai berikut:
1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep suatu
pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2. Unifyied atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan
pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi
dari berbagai pelajaran displin ilmu.
3. Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan unifyied curriculum, namun
yag membedakan pada integrated curriculum tidak nampak lagi displin
ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi
kehidupa tertentu.
4. Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik
pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai
displin ilmu.
Untuk evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang
bervariasi, namun lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay) dari pada tes
objektif.
C. Kurikulum Humanistik
Model Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik.
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran-aliran pribadi yaitu John Dewey (pendidikan
progresif) dan J. J. Rouseau (pendidikan rumantis). Aliran ini lehih memberikan termpat
utama kepada anak didik. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak didik adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan.
Anak didik adalah subjek yang menjadi pusat kegatan utama dalam pendidikan,
mereka percaya bahwa anak didik mempunyai potensi, kemampuan dan kekuatan untuk
berkembang. Para pendidik humanis juga berpegang pada 130 konsep gestalt, bahwa
individu alau anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan pada
membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan intelektual juga segi sosial dan
afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain sebagainya). Pandangan mereka
berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual
dengan peran utama yang dipegang oleh pendidik.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks,
dan akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar anak didik (mendorongnya)
dan bagaimana merasakan atau berşikap terhadap sesuatu. Tugas pendidik adalah
menciptakan situasi yang permisif dan mendorong anak didik untuk mengembangkan diri
sendiri, Tujuan membangun adalah mengembangkan kesadaran diri sendiri dan
mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Evaluasi kurikulum
humanistik lebih memberi jaminan pada proses yang dilakukan. Pendekatan kurikulum
humanistik melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk anak didik di masa kontrak.
Namun di samping itu pengembangan kurikulum bertolak dari ide manusia.
Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Ia adalah subjek yang
menjadi pusat kegiatan pendidikan. Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional
yang baik antara guru dengan murid. Guru harus mampu memberikan materi yang
menarik dan mampu menciptakan situasi yang memperlancar proses belajar. Kurikulum
ini berpendapat bahwa siswa mempunyai potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk
berkembang. Kurikulum ini terus berkembang dan lebih menekankan segi intelektual
dalam hal ini. Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang hangat
dan menyenangkan selain itu juga menjadi sumber belajar agar memperlancar proses
belajar dikelas. Sesuai konsep yang dituntut, kurikulum humanistik menekankan integrasi,
yaitu kesatuan perilaku bukan hanya yang bersifat intelektual, Tetapi juga emosional dan
tindakan. Dalam evaluasi kurikulum ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil.
Meyakini agar anak berkembang menjadi manusia yang dapat mengembangkan potensi,
mandiri dan terbuka.
Model Kurikulum Humanistik jiwa pengembangan kepribadian siswa secara utuh dan
seimbang, antara perkembangan segi intelektual, afektif dengan psikomotor. Kurikulum
Humanistik menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan memperhatikan
minat dan kebutuhan siswa. Pembelajarannya berpusat pada siswa, student centered atau
student based teaching, siswa menjadi subyek dan pusat kegiatan. Pembelajaran segi-segi
sosial, moral dan afektif mendapat perhatian utama dalam kurikulum model ini.
Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu:
1. Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi, individu harus
merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan),
terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak
menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu aliran yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity
training, yoga, meditasi,dan sebagainya.
Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan proses dari pada hasil,
dan tidak memiliki kriteria pencapaian. Sasaran kurikulum ini adalah perkembangan
anak agar menjadi manusia yang lebih terbuka dan lebih mandiri.
E. Kurikulum Teknologis
F. Kurikulum Dinamik
Dalam model dinamik yang dikembangkan oleh Walker dan Skilbeckini, proses
kurikulum tidak mengikuti pula urutan tertentu. Pengembangan kurikulum dapat dimulai
dengan unsur kurikulum apapun dan diproses dalam urutan atau susunan apapun.
Walker berpendapat bahwa para pengembang berjalan melalui 3 fase dalam persiapan
alamiah kurikulum, yaitu:
a. Melaui gagasan, peferensi, sudut pandang, keyakinan, dan nilai.
b. Deliberasi atau pertimbangan mendalam, yang merhupakan sekumpulan interaksi
kompleks dan acak, yang pada akhirnya mencapai suatu jumlah karya latar belakang
sebelum kurikulum di desain
c. Pengembangan kurikulum mengambil keputusan-keputusan mengenai berbagai
komponen proses (unsur kurikulum).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat berupa realisasi dari
masing-masing model kurikulum hal dapat disesuaikan berdasarkan kebijakan yang
diputuskan pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu model kurikulum atau
berdasarkan gabungan dari setiap model kurikulum yang tercermin dari landasan filosofis,
tujuan, materi, kegiatan belajar, mengajar dan smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiap kurikulum yang digunakan pada setiap jenjang pendidikan tidak
sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan dengan karakterisitik dari setiap
jenjan pendidikan, baik itu pendidikan didasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan
tinggi dan penyesuaian juga harus dilakukan terhadap karakter perkembangan
pesertadidik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap penggunaan setiap
kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan yang diharapkan dan in terjadi pada
pendidikan vokasional, pendidikan profesi, dan pendidikan akademik.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran yang baik, dan semoga kita
semua lebih memahami tentang pengembangan kurikulum. Penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca supaya penulis bisa memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya Wina. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori Dan Praktek KTSP). Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Chamisijatin Lise dan Hardian Permana Fendy. 2019. Telaah Kurikulum. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Syahrul Mubaroq. Konsep Kurikulum Rekontruksi Sosial .... Halaman 95-100 Volume 3,
No. 1, Februari 2018 https://core.ac.uk/download/pdf/229216911.pdf (Diakses pada
tanggal 20 Oktober pukul 20.00)
http://raynamutia.blogspot.com/2015/05/kurikulum-teknologis.html
http://auliaagustina.blogspot.com/2011/03/macam-macam-model-konsep-kurikulum.html?
m=1
Tim pengembangan ilmu pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan aplikasi pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.