D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................5
C. Tujuan penulisan.........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian Model Konsep Kurikulum dan Model Pengembangan
Kurikulum............................................................................................................6
B. Model Konsep Kurikulum...........................................................................7
1. Kurikulum Subjek Akademis..................................................................7
2. Kurikulum Humanistik.........................................................................10
3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial............................................................16
4. Teknologi dan kurikulum......................................................................17
C. Model-Model Pengembangan Kurikulum...................................................18
1. Model Administratif..............................................................................18
2. Model dari Bawah (Grass-Roats).........................................................19
3. Model Demonstrasi...............................................................................20
4. Model Beaucham..................................................................................21
5. Model Terbalik Hilda Taba...................................................................22
6. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers.........................................23
7. Model penelitian tindakan.....................................................................24
BAB III..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
A. Kesimpulan...............................................................................................25
B. Saran..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Model–model pengembangan kurikulum memegang peranan penting
dalam kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku
pendidikan di lapangan terutama guru, kepala sekolah, pengawas bahkan anggota
komite sekolah jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan
urgensi setiap model–model pengembangan kurikulum.
Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi masyarakat adalah
menyiapkan peserta didik untuk kehidupan di kemudian hari. Oleh karena itu ada
beberapa ciri dasar yang dapat disimpulkan atas penyelenggaraan kurikulum dan
pendidikan yaitu sadar akan tujuan, orientasi ke hari depan, dan sadar akan
penyesuaian.
Pemahaman tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur
kompetensi paedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi
paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada
peserta didik yang salah satunya kemampuan pengembangan kurikulum.
Pada tahun 2013 pemerintah menerapkan pemberlakuan tentang kurikulum
baru, yang berlaku sebagai pengganti kurikulum 2006 yaitu Kurukulum 2013.
Kurikulum ini merupakan inovasi dan penyempurnaan dari kurikulum KTSP
tahun 2006 dalam bidang kurikulum pendidikan di Indonesia, karena dengan
adanya kurikulum 2013, siswa menjadi lebih aktif dan menjadi fokus
pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju
cepat, menuntut kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan juga
berkembang, untuk itu pemerintah melalui guru berusaha mewujudkan sumber
daya manusia yang kompeten sebagai produk hasil dari proses pendidikan. Maka
dari itu perlu adanya pengembangan kurikulum sebagai modal dasar
agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah
1. Apa pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana model konsep kurikulum?
3. Bagaimana model pengembangan kurikulum?
C. Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
1. Agar mengetahui pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan
kurikulum
2. Agar mengetahui model konsep kurikulum dan model pengembangan kurikulum.
3. Agar mengetahui macam-macam model konsep kurikulum dan model
pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kurikulum Humanistik
a. Konsep dasar
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi
(personalized education) yaitu John Dewey (progressive Education) dan J.J.
Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama
kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, punya
kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanis juga
berpegang pada konsep Getsalt, bahwa individu atau anak merupakan satu
kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang
utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan efektif (emosi,
sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).
Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang
lebih menekankan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru.
Pendidikan humanistik menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu
upaya untuk menciptakansituasi yang permisif, rileks, akrab. Berkat situasi
tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa
(mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi
kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran yang
termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan Konfluen, Kritikisme
Radikal, dan Mitikisme modern.
Pendidikan konfluen menekankan kebutuhan pribadi, individu harus
merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan), terhadap
kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.
Kritikisme Radikal bersumber dari aliran naturalisme atau romantisme
Rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak
menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
Pendidikan merupakan upaya untuk menciptakan situasi yang memungkinkan
anak berkembang optimal. Pendidik adalah ibarat petani yang berusaha
menciptakan tanah yang gembur, air dan dan udara yang cukup, terhindar dari
berbagai hama, untuk tumbuhnya tanaman yang penuh dengan berbagai potensi.
Dalam pendidikan tidak ada pemaksaan, yang ada adalah dorongan dan
rangsangan untuk berkembang.
Mitikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity
training, yoga, meditasi, dan sebagainya.
b. Kurikulum konfluen
1) Partisipasi
2) Integrasi
3) Relevansi,
4) Pribadi anak
5) Tujuan
Dasar dari kurikulum konfluen adalah Psikologi Gestalt yang menekankan
keutuhan, kesatuan, keseluruhan. Teori yang mendukung pandangan ini adalah
Eksistensialisme yang memusatkan perhatiannya pada apa yang terjadi sekarang
di tempat ini. Apa yang menjadi isi kurikulum diukur oleh apakah hal itu
bermanfaat bagi kita sekarang? Apakah hal itu akan memperbaiki kehidupan kita
sekarang.
Prinsip pengajarannya menerapkan prinsip terapi Gestalt, yang
menekankan keterbukaan, kesadaran, keunikan, dan tanggung jawab pribadi. Hal-
hal di atas sangat esensial dalam perkembangan individu yang sehat, yang matang.
Pengajaran lebih menekankan kepada tanggung jawab pribadi daripadi kompetisi.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pengajaran konfluen. Melalui
latihan kesadaran/kepekaan perkembangan yang sehat akan tercapai, karena
dengan cara itu ia lebih sadar akan eksistensinya dan kemungkinannya untuk
berkembang.
Kurikulum konfluen menyatukan pengetahuan objektif dan subjektif,
berhubungan dengan kehidupan siswa dan bermanfaat baik bagi individu maupun
masyarakat. Hal itu sesuai dengan konsep Gestalt bahwa sesuatu itu dikatakan
berarti (penting-red) apabila bermanfaat bagi keseluruhan. Pendidikan konfluen
sangat mengutamakan kesatuan dari keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur
dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan
mengevaluasi (evaliation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem
perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan dalam pendidikan. Yang dimaksud dengan model pengembangan
kurikulum yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyususnan suatu
kurikulum.
Model konsep kurikulum dikembangkan oleh para ahli dikaji empat
macam model konsep kurikulum berdasrakan pada urutan kajian paling
tradisional sampai dengan kajian yang dianggap cukup modern yaitu kurikulum
subjek akademis, humanistik, rekontroksi sosial dan teknlogis.
Model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan meliputi model
administrasi, model grass root, model demonstrasi, model Beauchamp, model
hubungan Interpersonal dari Roger, model Tyler, serta model Inverted dari Taba.
Model administrasi rencananya berasal dari pejabat, model grass root serta
demonstrasi memiliki kemiripan dengan rencana yang berasal dari pendidik,
model Beauchamp menelaah erdasarkan langkah-langkah tertentu, model
hubungan Interpersonal dari Roger menitikberatkan pada kegiatan kelompok
campuran, model Tyler berdasar pada empat pertanyaan pendidikan, dan model
Inverted dari Taba menekankan pada kesederhanaan prosedur.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas
wawasan keilmuan kita sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan.
Marilah kita menjadikan diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan
yang terdidik,berbudi pekerti yang baik serta dan bermoral yang berpegang teguh
pada agama masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta.
Prestasi Pustaka.
Hamid, Hamdani, dkk. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung. Pustaka
Setia.