Anda di halaman 1dari 12

Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model-Model Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu :
Dr. Rusman, M.Pd.
Dr. Laksmi Dewi, M.Pd.

Disusun oleh :

Aulia Rachma Febriani 1807458


Ilham Akbar Aziiz 1801725
Melda Yulianti 1807042
Muhamad Ilham Fauzan 1807607
Muhammad Rizki Kamaluddin 1808113
Nanda Dwi Zulviani 1806928
Ranadya Szalsza Fachnurrulita 1806835
Rizal Fiqri Khoerudin 1808010
Tria Nisrina 1802455

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Bapak Dr. Rusman, M.Pd. dan Ibu Dr. Laksmi Dewi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Model-model Pengembangan Kurikulum yang telah menyerahkan kepercayaannya guna
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan.
Makalah ini menjelaskan mengenai “Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Model-Model Pengembangan Kurikulum. Kami juga
sadar bahwa pada makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang desain kurikulum berorientasi pada
siswa ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Bandung, 15 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
2.1. Desain Kurikulum ................................................................................................................ 5
2.3. Jenis Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa................................................................ 7
2.3.1. Activity Design atau Experience Design ....................................................................... 7
2.3.2. Humanistic Design ........................................................................................................ 8
2.4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Kurikulum Berorientasi Siswa ............ 8
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa ............................ 9
2.5.1. Kelebihan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa ................................................ 9
2.5.2. Kekurangan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa ............................................. 9
2.6. Penilaian dalam Kurikulum Berorientasi Siswa................................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai suatu program atau rencana,Kurikulum dan pembelajaran,merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Apabila tidak diimplementasikan kurikulum akan terkesan tidak
bermakna dalam bentuk pembelajaran. Hal ini juga demikian apabila tanpa kurikulum yang
jelas juga sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Pengembangan kurikulum menjadi persoalan yang bukanlah hal yang mudah,dan tidak
sederhana yang kita bayangkan. Dalam skala makro, kurikulum sendiri berfungsi sebagai
suatu pendoman untuk mengantar peserta didik sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin
dicapai.oleh karena itu mendesain dan merancang kurikulum diharuskan memperhatikan
sistem nilai yang berlaku serta juga kultur masyarakat yang berubah ubah. Selain itu juga
kurikulum juga harus berfungsi mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik
sesuai bakat dan minat dari peserta didik masing-masing, maka pengembangan kurikulum
juga harus mempertimbangkan aspek yang terdapat pada siswa.
Kurikulum sendiri harus sering diperhatikan dan dievaluasi dan dikembangkan agar
isi nya dan muatanya tetap relevan dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan pengetahuan pendidikan dan teknologi.
Perkembangan kurikulum di Indonesia yang menuntut suatu desain kurikulum yang
berorientasi pada siswa dan teknologi. Oleh karena itu sangat penting bagi kita sebagai guru
dalam mengetahui desain-desain kurikulum.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Desain Kurikulum ?


2. Bagaimana perspektif dari model desain kurikulum yang berorientasi pada siswa ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Desain Kurikulum
2. Untuk mengetahui Model Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Desain Kurikulum


Dalam bahasa Inggris design (desain)memiliki arti pola, rancangan, atau model.
Sedangkan kurikulum merupakan kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman oleh pendidik untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Maka
pengertian desain kurikulum adalah menyusun rancangan atau model kurikulum sesuai
dengan visi dan misi yang ingin dicapai oleh instansi, terutama instansi pendidikan (sekolah).
Seorang desain kurikulum harus dapat menentukan model kurikulum yang akan digunakan,
kemudian membangun serta mengimplementasikan yang telah dirancang. Tujuan dari desain
kurikulum ini ialah untuk mencapai sebuah solusi yang terbaik dan tepat untuk memecahkan
suatu masalah dengan memanfaatkan sejumlah data dan informasi yang didapat.
Menurut Nana S. Sukmadinata menyatakan bahwa desain kurikulum adalah
menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Dalam menyusun
desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan dimensi
vertikal. Dimensi horizontal berkaitan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum.
Sedangkan dimensi vertikal berkaitan dengan penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan
tingkat kesukaran.
2.2. Desain Kurikulum Berorientasi Siswa
Asumsi landasan kurikulum ini yaitu bahwa pendidikan diselenggarakan untuk
membantu peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan
peserta didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan kepada siswa sebagai isi
kurikulum. Segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum tidak boleh terlepas dari kehidupan
siswa sebagai peserta didik. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa, Alice
Crow menyarankan hal-hal berikut:

1. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan siswa.


2. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
3. Siswa hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk belajar
sendiri. Artinya, siswa harus didorong untuk melakukan berbagai aktivitas belajar,
bukan hanya sekedar menerima informasi dari guru.
4. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
perkembangan mereka. Artinya, apa yang seharusnya dipelajari bukan ditentukan
dan dipandang baik dari sudut guru atau dari sudut orang lain akan tetapi
ditentukan dari sudut siswa itu sendiri.
Terdapat dua perspektif yang berkaitan dengan desain kurikulum yang berorientasi
pada siswa, yakni perspektif kehidupan anak di masyarakat dan perspektif psikologi.

1. Perspektif Kehidupan Anak di Masyarakat (The Child in Society Perspective)


Francis Parker menganjurkan siswa sebagai sumber kurikulum percaya bahwa
hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara nyata dari kehidupan
mereka di masyarakat, sebagaimana dimulai dari apa yang pernah dialami siswa
seperti pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial mereka,
serta dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka. Parker juga mengemukakan bahwa
desain dalam perspektif ini berbeda dengan kurikulum yang konvensional, yang
mana proses pembelajarannya menghafal dan menguasai materi yang ada di buku
cetak, tetapi siswa harus belajar mengetahui secara sadar bagaimana kehidupan
nyata di masyarakat. Contohnya seperti belajar Geografi, siswa tidak hanya dituntut
untuk membaca dan menghafal sejumlah data, tetapi siswa juga harus memahami
data-data Geografi melalui karya wisata. Demikian pula dengan belajar tata bahasa,
siswa tidak perlu menghafal aturan bahasa, tetapi bagaimana aturan tata bahasa
diterapkan dalam percakapan sehari-hari.

2. Perspektif Psikologi (The Psychological Curriculum Perspective)


Perspektif psikologi dalam desain kurikulum yang berorientasi pada siswa sering
diartikan sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang muncul sebagai reaksi
terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual. Menurut
para ahli dalam perspektif ini, tugas dan tanggung jawab pendidikan di sekolah
bukan hanya mengembangkan segi intelektual, tetapi mengembangkan seluruh
pribadi siswa sehingga dapat membentuk manusia yang utuh. Aliran humanis pun
percaya bahwa fungsi kurikulum adalah menyediakan berbagai pengalaman belajar
yang menyenangkan untuk setiap siswa sehingga dapat membantu pengembangan
pribadi siswa secara utuh dan menyeluruh. Tujuannya adalah mengembangkan
proses pertumbuhan yang ideal, integritas, dan otonomi pribadi, sehingga tujuan
intinya yaitu aktualisasi diri. Terdapat tiga hal yang dilakukan oleh guru dalam
mengimplementasikan kurikulum ini:
a. Mendengarkan secara menyeluruh berbagai ungkapan siswa;
b. Bersikap lemah lembut dan kasih sayang terhadap siswa; dan
c. Bersikap wajar dan alami terhadap siswa serta jangan berpura-pura.

Kriteria keberhasilan dalam kurikulum ini ditentukan oleh perkembangan anak


supaya menjadi manusia terbuka dan berdiri sendiri, dan mengevaluasi berbagai
kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah kegiatan tersebut mampu memberikan
nilai untuk kehidupan masa yang akan datang. Maka proses pembelajaran menurut
kurikulum ini adalah ketika memberikan kesempatan kepada siswa untuk tumbuh
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pada pembelajaran yang
terdapat pada kurikulum yang berorientasi pada peserta didik tidak hanya
berorientasi pada keaktifan peserta didik secara fisik namun terkait pula dengan
keaktifan secara mental yakni ketika adanya peserta didik mencurahkan pemikiran
dan belajar menggunakan pengalaman ilmu yang didapat dalam pemecahan
masalah.
2.3. Jenis Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
2.3.1. Activity Design atau Experience Design

Terdapat beberapa ciri yang dimiliki activity atau experience design yaitu :

1. Struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa. Dalam


implementasinya pendidik harus menemukan minat serta kebutuhan peserta
didik.
2. Karena kurikulum ini berorientasi pada siswa, maka kurikulum tidak dapat di
susun jadi sebelumnnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.
3. Desain kurikulum yang menekankan pada prosedur pemecahan masalah,
artinya dalam pembelajaran pasti terdapat masalah dan dalam activity design
perlu mempunyai solusi untuk dapat memecahkan masalah tersebut.
2.3.2. Humanistic Design

Menekankan pada fungsi perkembangan siswa melalui pemusatan pada hal-hal


subjektif, perasaan, pandangan, penghargaan dan pertumbuhan. Kurikulum humanistik
berusaha mendorong penangkapan sumber daya dan potensi pribadi untuk memahami
sesuatu dengan pemahaman mandiri, konsep sendiri, serta tanggung jawab sendiri.
Menurut Gage dan Berliner, mereka berpendapat bahwasannya ada lima tujuan
yang mendasar diterapkannya desain humanistik dalam pendidikan, yakni:

1. Mengembangkan pengarahan pada diri sendiri yang positif dan kemandirian


pada diri peserta didik.
2. Membangun kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah
peserta didik pelajari.
3. Membangun kreativitas secara mandiri.
4. Membangun minat terhadap pelajaran.
5. Membangun rasa semangat keingintahuan terhadap pelajaran.

2.4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Kurikulum Berorientasi Siswa
Adapun untuk membuat pendidikan bermakna, para tokoh psikolog humanistik Comb
dan lainnya (Abraham Maslow; Carl Roger) menyarankan personalisasi kurikulum atau
desain yang berpusat pada siswa. Desain yang berpusat pada siswa harus memperhitungkan
hal hal berikut :
1. Karakteristik Sosial,
2. Gaya Komunikasi,
3. Kepribadian,
4. Kemampuan Kognitif,
5. Garis - Gaya Guistic,
6. Latar Belakang Akademis.
Atribut pribadi ini diperoleh melalui masa-masa perkembangan, dan mereka
membentuk persepsi batin anak-anak tentang diri mereka sendiri dan dunia tempat mereka
tinggal, tantangan desain yang berpusat pada siswa adalah mengembangkan kurikulum itu
fleksibel dan mudah beradaptasi dengan persepsi batin masing-masing siswa. Berpusat pada
siswa desain bukanlah tugas yang mudah. Ini membutuhkan waktu persiapan yang sangat
lama, tepat model pengajaran, alat yang beragam, dan pengetahuan yang mendalam.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa


2.5.1. Kelebihan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

1. Karena program kurikulum ini berorientasi pada siswa, maka tidak banyak kendala
dalam merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.
2. Pengajaran memperhatikan individual
3. Kegiatan-kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan
pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.

2.5.2. Kekurangan Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

1. Perbedaan minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.


2. Kurikulum tidak mempunyai pola karena sumber pemikiran berasal dari siswa.
3. Kurikulum ini tidak dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan ahli general
education dan ahli psikologi perkembangan dan human relation.

2.6. Penilaian dalam Kurikulum Berorientasi Siswa

Menurut Alexander, dkk. Dalam bukunya Student-Oriented Curriculum: Asking the


Right Questions, penilaian dalam kurikulum berorientasi siswa dapat dirancang dengan
beberapa patokan sebagai berikut:

1. Seharusnya tidak ada perbedaan antara pengajaran, pembelajaran, dan penilaian.


2. Penilaian harus berkelanjutan dan berkelanjutan. Ini harus menjadi bagian
terintegrasi dari setiap hari sekolah, bukan sesuatu yang hanya terjadi di akhir unit.
3. Penilaian seharusnya tidak ada untuk menunjukkan kelemahan siswa, tetapi harus
menjadi kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan
menemukan kekuatan mereka.
4. Penilaian harus berpusat pada siswa. Siswa adalah juri terbaik untuk pekerjaan
mereka sendiri. Jika mereka ingin menjadi bertanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri, mereka juga harus bertanggung jawab untuk penilaian
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Desain kurikulum merupakan suatu rancangan atau model kurikulum. Dari dasar kata
tersebut bisa disimpulkan bahwa mendesain kurikulum yaitu menyusun model kurikulum
sesuai dengan tujuan lembaga tersebut. Desain kurikulum yang berorientasi pada peserta didik
dapat dilihat minimal dari dua perspektif, yaitu perspektif kehidupan anak di masyarakat serta
perspektif paikologi. Adapun jenis desain kurikulum berorientasi pada siswa, yaitu Activity
(experience) Design dan Humanistic Design. Desain yang berpusat pada siswa harus
memperhitungkan hal hal seperti karakteristik sosial, gaya komunikasi, kepribadian,
kemampuan kognitif, garis - gaya guistic, dan latar belakang akademis. Kurikulum ini pun
memiliki kelebihan serta kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah. Desain Kurikulum. 2011. https://hasanah.files.wordpress.com/2012/03/desain-


kurikulum-3.pdf. Diakses 15 Oktober 2015

Sanjaya,Wina. (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Gillani, B. B. (2000). Using the web to create student-centered curriculum. Issues in web-
based pedagogy: A critical primer, 161-181.

Abidin, Zainal (Ed.), 1980, Pengembangan Program Pembelajaran, Jakarta; Depdikbud.

Nugraha, A. (2019). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan


Pendekatan Metakognitif Berbasis Humanistik Untuk Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa Pada
Materi Himpunan Kelas VII. Metatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 1-17.

Pangesti, F. T. P., & Retnowati, E. (2017). Pengembangan bahan ajar geometri SMP
berbasis Cognitive Load Theory berorientasi pada prestasi belajar siswa. Pythagoras, 12(1), 33-46.

Idi, Abdullah. (2013). Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai