Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Salsabila (23004153)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunianya penulis mampu
menyelesaikan makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah dasar dasar
kurikulum.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran pasti disusun oleh kurikulum yang terus berusaha
dikembangkan supaya bisa menyesuaikan dengan para peserta didik, dan tentunya
pada pengembangan kurikulum ini menmpunyai model-model yang berperan penting
sehingga para warga sekolah selain peserta didik diharuskan memahami dengan baik
terkait keberadaan, kegunaan dan urgensi setiap model-model ini.
Perkembangan yang maju dan cepat pada bidang teknologi dan ilmu pengetahuan
membuat tuntutan terhadap kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan yang
juga berkembang, dengan melalului guru atau peendidik maka akan diupayakan
membentuk sumber daya manusia yang kompeten. Sehingga dengan begitu
diperlukannya model-model ini dalam kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep model kurikulum?
2. Apa saja model-model kurikulum?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model-model kurikulum?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari model-model kurikulum
2. Mengetahui model-model kurikulum
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model-model kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum pengertian kurikulum adalah alat atau pedoman yang berisikan
tujuan, isi, proses dan hasil, yang dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan
proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu. Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan jika bagimanapun bentuk kurikulum
haruslah sesuai dengan tujuan awal pendidikan dan perkembangan zaman.
Model merupakan konstruksi yang bersifat teoritis diri konsep. Sehingga model
konsep kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan kurikulum atau dijelaskan
bahwa Jadi, model konsep kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan
kurikulum. atau dengan kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan
atas konsep-konsep kurikulum yang ada.
Kehidupan manusia yang kian lama kian maju dan semakin canggih, oleh
karenanya akan tidak relevan menggunakan kurikulum tradisional ditengah zaman
modern seperti sekarang ini. Untuk itu terbentuklah model kurikulum berdasarkan
perkembangan zaman. Minimal ada empat model kurikulum yang banyak diacu
dalam pengembangan kurikulum, yaitu model kurikulum subjek Akademis,
Humanistik, Rekonstruksi Sosial dan Kompetensi (Sukmadinata, 2009).
2
berorientasi pada masa lau, bahwa semua ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai
budaya telah ditemukan oleh para ahli di masa lalu.
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan
tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Yang mana pada tujuan ini yaitu
memberikan sebuah pengetahuan dan ide-ide dengan begitu para siswa akan memiliki
cara-cara yang dapat dikembangkan bagi masyarakat luas.
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis
adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi
(dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sistematis,
dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang
diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara
pemecahannya.
Melalui proses tersebut para siswa akan menemukan, bahwa kemampuan
berpikir dan mengamati digunakan dalam ilmu kealaman, logika digunakan dalam
matematika, bentuk dan perasaan digunakan dalam seni dan koherensi dalam sejarah.
Mereka mempelajari buku-buku standar untuk memperkaya pengetahuan, dan untuk
memahami budaya masa lalu dan mengeti keadaan masa kini.
Sebagai pengembang kurikulum tinggal memilih bahan-bahan materi ilmu yang
telah dikembangkan oleh para ahli disiplin ilmu, kemudian mengorganisasinya secara
sistematis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan peserta didik.
Guru sebagai penyampai bahan ajar harus menguasai semua pengetahuan yang
menjadi isi kurikulum.
Ada beberapa pola organisai isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis.
Pola-pola organisasi yang terpenting menurut Sukmadinata (2009) diantaranya
sebagai berikut.
a. Correlated curriculum, merupakan pola organisasi materi atau konsep yang
dipelajari dalam suatu peajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
3
b. Unfied atau concentrated curriculum, merupakan pola organisasi bahan
peajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi
dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.
c. Integrated curriculum, kalau dalam unified masih tampak warna disiplin
ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu tersebut sudah
tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan
atau segi kehidupan tertentu.
d. Problem solving curriculum, merupakan pola organisasi yang berisi topik
pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampian yang diperoleh dari berbagai
mata pelajaran atau disiplin ilm
2. Kurikulum humanistic
Pembelajaran segi-segi social, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam
model kurikulum ini. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student
centererd). Kurikulum humanistik merupakan kurikulum yang lebih mementingkan
proses dari pada hasil. Sasaran utama kurikulum jenis ini adalah bagaimana
memaksimalkan perkembangan anak supaya menjadi manusia yang mandiri.
4
3. Kurikulum rekonstruksi social
Pada kurikulum ini lebih memusatkan kepada problem yang dihadapi dalam
masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan instruksional. Menurut
mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, sehingga
adanya interaksi, kerja sama antara keseluruhan masyarakat atau orang-orang yang
berada dilingkugan yang sama atau sekitarnya. Dengan adanya interaksi dan kerja
sama maka akan teebentuknya usaha untuk memecahkan masalah dalam masyarakat.
5
pendekatan pembelajaran yang cocok adalah pendekatan pembelajaran kooperatif,
bukan kompetitif (Widyastono, 2000).
Apabila ingin mengetahui kurikulum rekonstruksi sosial ini lihat saja apakah ada
asumsi tujuan utamanya yang menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman,
hambatan- hambatan atau gangguan- gangguan yang dihadapi manusia, atau adanya
masalah-masalah sosia yang mendesak, dan juga pola-pola organisasi yang nantinya
tema terpilih akan dibahas secara pleno yang kemudian di rangkum menjadi satu
kesatuan sebagai bingkai.
Pada kurikulum rekonstruksi sosial ini juga memiliki komponen-komponen
yangsama dengan model kurikulum lain, namun isi dan bentuk-bentuknya berbeda.
Komponen-komponen tersebut adalah :
a. Tujuan dan isi kurikulum, bahwa tujuan serta isi kurikulum selalu mengalami
perubahan setiap tahunnya hal ini disebabkan demi mengikuti perkembangan
jaman serta kecanggihan teknologi yang ada.
b. Metode, digunakan mementingkan minat dan bakat alami yang dimiliki oleh
siswanya
c. Evaluasi, pelibatan siswa dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang
akan diujikan
4. Kurikulum kompetensi
6
Selanjutnya, berdasarkan kajian dari literature. Widyastono (2013) merumuskan
kompetensi adalah pengetahuan (kognitif) yang setelah dimiliki seseorang, harus
diwujudkan dalam bertindak (spikomotor) dan bersikap (afektif). Seseorang
dikatakan kompeten dibidang tertentu, apabila ia memiliki pengetahuan dibidang itu,
kemudian pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bertindak dan bersikap dalam
kehidupan sehari-hari.
Misalnya, kita tau bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan, tetapi masih ada
diantara kita hobi nya merokok. Nah, orang yang hobi nya merokok itu, dapat
dikatakan baru sekadar memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, tetapi belum
memiliki kompetensi atau belum kompeten dibidang kesehatan karena
pengetahuannya belum diwujudkan dalam bertindak dan bersikap.
7
1. Model Tradisional
8
- Kekurangan: Membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup untuk
merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah.
Evaluasi yang dilakukan mungkin lebih subjektif.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11