Disusun Oleh :
1. Amelia (1811060398)
2. Anita Iska Maulida (1811060411)
3. Tri Padzila Ulya (1811060203)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang model
dan konsep kurikulum. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah
membantu memberikan arahan dan bimbingannya hingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas, baik
dari segi metodelogi penulisanm isi dan referensi penulisan makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini, semoga dapat bermanfat bagi pembaca.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan, atas saran yang diberikan kami ucapkan
terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b. Menghormati individu peserta didik; dan
c. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.4
3. Model Teknologi
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum
adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam
pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan
penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system
technology)7
4. Model Subyek
Akademik Kurikulum subyek akademik merupakan model kurikulum
yang menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin
ilmu. Ilmu dipandang sebagai konsep yang selalu berkembang, karenanya
kurikulum hendaknya mengacu pada disiplin ilmu yang ada. Keberadaan
kurikulum model ini banyak dipengaruhi pemikiran klasik, seperti
Perenialisme dan Esensialisme, berorientasi kepada masa lalu. Kurikulum ini
4
Ibid.hlm 95
5
Ibid.hlm 96
6
Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Bandung:Remaja
Rosdakarya.2005).hlm 84
7
Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Bandung:Remaja
Rosdakarya.2005).hlm 91
6
lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai isi
atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya.8
8
Fauzan.kurikulum dan pembelajaran.(Tanggerang:GP Press.2017).hlm 98
7
kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi
kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan
hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.9
1. Model Administratif
Model administratif diistilahkan juga garis staf atau top down, dari atas
kebawah.10 Artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaanya
dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam
pengembangan kurikulum.11
Dengan wewenang administrasinya membentuk suatu komisi atau tim
pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya terdiri dari pejabat di bawahnya,
para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia
kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar,
landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan
kurikulum.
Selanjutnya administrator membentuk tim kerja terdiri dari para ahli
pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-
guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih
operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah
digariskan oleh Tim pengarah seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih
operasional, memilih sekuen materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi,
serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikiulum bagi guru. Setelah
Tim kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim
Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
9
Nur Ahid. Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan .( No 1. Vol 1.2006).Hlm 13-
14
10
Dakir, Op.Cit., h.95
11
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., h.81
8
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik,
administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena
datangnya dari atas, maka model ini disebut juga Model top-down. Dalam
pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah
berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi. 12 Model model pengembangan
kurikulum ini sering mendapat kritikan, karena dipandang tidak demokratis, dan
kurang memperhatikan inisiatif para guru. Di Indonesia model ini digunakan
alam penerapan kurikulum 1968 dan kurikulum 1975.13
3. Model Demonstrasi
Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (grass roots).
Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang
selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering
mendapat tantangan atau ketidak setujuan dari pihak-pihak tertentu. Menurut
Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini.
12
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono dan Tatik Elisa, Strategi Pembelajaran
Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h.187
13
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.100
14
Dakir, Op.Cit., h.96
15
Dakir, Loc.Cit.
9
Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan
ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum.
Unit-unit ini melakukan suatu proyek melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk menghasilkan suatu model kurikulum. Hasil dari kegiatan
penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat digunakan pada lingkungan
sekolah yang lebih luas.
a. Pengembangan model ini biasanya diprakarsai oleh pihak Departemen
Pendidikan dan dilaksanakan oleh kelompok guru dalam rangka inovasi
dan perbaikan suatu kurikulum.
b. Dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum
yang sudah ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan
mengadakan pengembangan secara mandiri. Pada dasarnya guru-guru
tersebut mencobakan yang dianggap belum ada, dan merupakan suatu
inovasi terhadap kurikulum, sehingga berbeda dengan pengembangan
kurikulum yang berlaku, dengan harapan akan ditemukan pengembangan
kurikulum yang lebih baik dari yang ada.
Hal penting dari model demontrasi adalah adanya keterbukaan komunikasi
antara percobaan yang dilakukan guru dengan percobaan-percobaan yang
dilakukan secara lembaga. Di samping itu model demontrasi dapat dikembangkan
oleh setiap guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas (classroom action
research).16
4. Model Beaucham
Model ini dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964). Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas,
diperluas disekolah, disebarkan disekolah-sekolah didaerah tertentu baik
berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembangan yang terdiri atas ahli kurikulum, para
ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumer lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi, dan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
16
E. Mulyasa, Op.Cit., h.102
10
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.17
5. Model Terbalik Hilda Taba
Model terbalik ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas dasar data induktif
yang disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului
oleh konsep-konsep yang datangnya dari atas secara deduktif. Sebelum
melaksanakan langkah-langkah lebih lanjut,terlebih dahulu mencari data dari
lapangan dengan cara mengadakan percobaan, kemudian disusun teori atas dasar
hasil nyata, baru diadakan pelaksanaan.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan, menentukan materi,
menemukan Penilaian, memperhatikan antara luas dan dalamnya bahan,
kemudian disusunlah suatu unit kurikulum.
b. Mengadakan try out.
c. Mengadakan revisi atas dasar try out.
d. Menyusun kerangka kerja teori.
e. Mengemukakan adanya kurikulum baru yang akan didesiminasikan.18
6. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers
Menurut Roger’s manusia berada dalam proses perubahan (becoming,
developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk
berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia
membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat
perubahan tersebut. Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya untuk membantu
memperlancar dan mempercepat perubahan tersebut. Guru serta pendidik lainnya
bukan pemberi informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanyalah
pendorong dan pemelancar perkembangan anak.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Diadakannya kelompok untuk dapatnya hubungan interpersonal di tempat
yang tidak sibuk
17
Dakir, Op.Cit., h.97
18
Dakir, Loc.Cit.
11
b. Kurang lebih dalam satu minggu para peserta mengadakan saling tukar
pengalaman, dibawah pimpinan staf pengajar.
c. Kemudian diadakan pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas lagi
dalam satu sekolah, sehingga hubungan interpersonal akan menjadi lebih
sempurna.
d. Selanjutnya penemuan diadakan dengan mengikutsertakan anggota yang
lebih luas lagi, yaitu dengan mengikutsertakan para pegawai administrasi
dan orang tua peserta didik. Dalam situasi yang demikian diharapkan
masing-masing person akan saling menghayati dan lebih akrab, sehingga
memudahkan berbagai pemecahan problem sekolah yang dihadapi.
e. Model penelitian tindakan
Model ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, dan Shores, berdasarkan asumsi
bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, yaitu proses yang
melibatkan berbagai kepribadian orang tua, peserta didik, guru, struktur sistem
sekolah, dan hubungan individu serta kelompok, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Kurikulum muncul dalam konteks pengharapan dari masyarakat. Setiap orang
berharap bahwa setiap perilaku haruslah sesuai dengan profesinya, apa itu dokter,
pengusaha, ibu, wiraswastawan, maupun seorang guru. Dalam hal terakhir, setiap
orang mempunyai sesuatu ide tentang apa dan bagaimana seharusnya anak didik,
serta peran apa yang harus dijadikan kurikulum. Jadi program pengembangan
kurikulum yang efektif berusaha memperhatikan berbagai perasaan, pengharapan,
dan ide yang dimiliki orang terhadap kurikulum serta selalu dikaitkan dengan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam model ini ialah:
a. Penelaahan berbagai masalah kurikulum, dengan cara: menemukan fakta-
fakta secara luas untuk dijadikan sesuatu masalah, mengidentifikasi
berbagai faktor, kekuatan serta syarat yang harus diambil jika masalah
tersebut perlu dipecahkan.
b. Penerapan berbagai keputusan yang berhubungan dengan masalah
pertama. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mencari data atau fakta. Untuk
itu, perlu menyediakan data untuk penilaian, memberi pandangan baru
12
untuk suatu perencanaan kurikulum, menemukan data tambahan untuk
perubahan
BAB III
PENUTUP
13
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur
dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan
mengevaluasi (evaliation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem
perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan dalam pendidikan. Yang dimaksud dengan model pengembangan
kurikulum yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyususnan suatu
kurikulum.
Model konsep kurikulum dikembangkan oleh para ahli dikaji empat
macam model konsep kurikulum berdasrakan pada urutan kajian paling
tradisional sampai dengan kajian yang dianggap cukup modern yaitu kurikulum
subjek akademis, humanistik, rekonstruksi sosial dan teknologis.
Model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan meliputi model
administrasi, model grass root, model demonstrasi, model Beauchamp, model
hubungan Interpersonal dari Roger, model Tyler, serta model Inverted dari Taba.
Model administrasi rencananya berasal dari pejabat, model grass root serta
demonstrasi memiliki kemiripan dengan rencana yang berasal dari pendidik,
model Beauchamp menelaah erdasarkan langkah-langkah tertentu, model
hubungan Interpersonal dari Roger menitikberatkan pada kegiatan kelompok
campuran, model Tyler berdasar pada empat pertanyaan pendidikan, dan model
Inverted dari Taba menekankan pada kesederhanaan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
14
Fauzan. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Tanggerang : GP Press.
Nur Ahid. 2006. Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan . No 1.
Vol 1.
15