Dosen Pengampu:
Muhammad Nur.M.Pd.I
Disusun Oleh:
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Wassalamualaikum wr.wb.
Tanjungpinang,15Oktober 2021
Penyusun
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
.......................................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................12
3.1 Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
akademis.
4
2. Untuk mengethaui dan mampu memahami tentang kurikulum
humanistik.
3. Untuk mengetahui dan mampu memahami kurikulum reskontruksi
sosial.
4. Untuk mengetahui dan mampu memahami kurikulum teknologi.
5
BAB II
MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM.
6
3. Integrated curriculum
4. Problem solving curriculum.
7
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi (
personalized education) yaitu john dewey (progressive education) dan J.J
Rousseau (romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama
kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan.
Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan
suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh
karena itu, peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.
2. Menghormati individu peserta didik,
3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.
8
2. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta
didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman
peserta didik.
3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat
secara keseluruhan.
4. Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang
terhubungkan.
9
1. Desain kurikulum rekonstruksi social
Ciri dari desain kurikulum ini adalah,
a. Asumsi
b. Masalah-masalah sosial yang mendesak
c. Pola-pola organisasi
10
keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi
dan teori.
Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar,
yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta
didik .Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu.
Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk membangun
kurikulumdalam bentuk latihan terprogram.
11
lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara
pandang masyarakat sangat kurang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat berupa
realisasi dari masing-masing model kurikulum hal dapat disesuaikan berdasarkan
kebijakan yang diputuskan pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas
pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu model
kurikulum atau berdasarkan gabungan dari setiap model kurikulum yang
tercermin dari landasan filosofis, tujuan, materi, kegiatan belajar, mengajar dan
smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiap kurikulum yang digunakan pada setiap jenjang
pendidikan tidak sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan dengan
karakterisitik dari setiap jenjang pendidikan, baik itu pendidikan dasar,
pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi dan penyesuaian juga harus
dilakukan terhadap karakter perkembangan peserta didik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap penggunaan
setiap kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan yang diharapkan dan
ini terjadi pada pendidikan vokasional, pendidikan profesi, dan pendidikan
akademik.
3.2 SARAN
12
Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, Saya sarankan juga untuk
membaca referensi-referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
13