Oleh :
MITA CAHYANI
INDAH SRIHAYU
Dosen Penganmpu :
FAKULTAS TARBIYAH
2014
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah, dan InayahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
untuk pendalaman pengetahuan teruatam pengetahuan islam yang dapat menambah keutuhan
Maklah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbaga pihak, karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang bersangkutan,
2
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI v
KATA PENGANTAR vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengetian Wahyu 2
B. Cara-cara Turunnya Wahyu 5
C. Macam-macam Wahyu yang turun kepada Nabi SAW 6
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
C. Daftar Pustaka 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Al- Qur’an dan Al Hadist adalah pedoman yang merupakan perwujudan dari
segala upaya Tuhan dalam memberikan pertolongan kepada manusia melalui rencana
rencanaNya diluar kemampuan manusia itu sendiri. Al-Qur’An dan Al Hadist
merupakan wahyu yang di turunkan secara berangsur-angsur untuk mempersiapkan
kekuatan insaniyah pada seorang utusan dari kabilah Quraisy yaitu Muhammad SAW.
Karena kedua hal ini merupakan hadiah yang luar biasa berat bagi manusia bahkan
kepada Muhammad sekalipun.
Dewasa ini permasalahan yang tidak kita sadari adalah penerimaan segala dalil
tanpa pengetahuan tentang sejarah Al- Qur’an itu sendiri. Karena pengetahuan tentang
asal usul turunnya (wahyu) itu sendiri adalah ilmu untuk memperdalam keimanan dan
pengetahuan manusia.
Dari uraian di atas, pemakalah tertarik untuk membahas hal hal yang berkaitan
tentang turunnya (wahyu) Al-Qur’an baik yang berkaitan dengan pengertian, cara-
cara turunnya, dan macam-macam wahyu itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengetian dari Wahyu ?
2. Bagaimana Macam-macamCara-cara Turunnya Wahyu ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wahyu
Telah di ketahui bahwa Al Qur’an itu adalah kitab Allah yang di wahyukan kepada
Rosulullah dengan cara berangsur-angsur dan di riwayatkan dengan cara mutawatir.
Maka persoalan yang timbul sekarang adalah: Apakah wahyu itu dapat terjadi ? Bisakah
manusia ( Nabi dan Rosul ) yang bersifat materi dan berdiam di alam syahadah
menangkap wahyu dari Allah yang bersifat Maha Ghoib ? Seandainya bisa, bagaimana
cara turunnya wahyu kepada Rosulullah SAW ? untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti
pembahasan berikut ini:
Pengertian Wahyu pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu etimologi (Bahasa) dan
terminologi ( Istilah )
ً ُ َ َ ْ
.ض ُزخ ُرف الق ْو ِل غ ُرورا ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ ّ َو َكذل َك َج َع ْل َنا ل ُك ّل َنب ّي َع ُد َّوا َش َياط َين اإل ْنس َو
ٍ الج ِن يو ِحى بعضهم ِإلى بع
ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
1
Prof. TM. Hasby Ash- Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an/ Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1974,
24
5
سولى ً َ ُ ْ َ َ ّ َ َ َ َ ْ َ َْ َ َ
ِ وإذا اوحيت ِإلى الحو ِر ِيين ان ِامنوا ِبى و ِبر
“Dan ingatlah tatkala Aku wahyukan ( Perintahkan ) kepada pengikut Isa,
yaitu berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rosul-Ku.
4. Wahyu berarti : “ Ilham “. Seperti dalam surat Al Qashash ayat 7
َ َّ َ َ ُ ّ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ
رض ِع ْي ِه
ِ ِإلى أ ِم موسى ان اVواوحينا
“ Dan telah Kami wahyukan ( ilhamkan ) kepada ibu Musa; susukanlah dia.
b. Pengertian Wahyu Secara Terminologi ( Istilah )
Menurut Istilah pengertian wahyu terbagi menjadi tiga yaitu :
ُ \االيح
1. Wahyu dalam arti اء ُ االنز َ ْ َْ
ِ ال ِ : memberi wahyu
َ ْ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ُ اَل َ َ ْ ْ َ ً ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ّ َ ُ ُ اَّل
وحى ِب ِاذ ِن ِه َما َيش ُاء اب او ير ِسل رسو في
ٍ وما كان ِلبش ٍر ان يك ِلمه هللا ِا وحيا او ِمن ور ِاء ِحج
“ Tidak ada manusia yang di ajak bicara oleh Allah secara langsung, kecuali
dengan perantara wahyu (ilham) atau di balik tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat), kemudian ia di beri wahyu dengan izin Allah apa-apa yang di
kehendaki.
2
Masyfuk Zuhdi, Drs. Pengantar Ulumul Qur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1980 halamn 7
6
ُ
2. Wahyu dalam arti هVِ بVِ و َحىVْ V املartinya : yang di wahyukan terbagi menjadi dua
macam, yaitu : 1) Al-Qur’an 2) Al Hadist Nabi Muhammad SAW, Dalil
bahwa hadist termasuk wahyu ialah :
Artinya: “ Jibril as. Turun pada Rosulullah dengan membawa sunnah (hadist)
sebagaimana ia turun padanya dengan membawa Al-Qur’an, dan ia
mengajarkan sunnah pada Nabi sebagaimana ia mengajarkan Al-Qur’an
padanya”.5
3. Menurut berbagai ulama
a. Syech Muhammad Abduh mendefinisikan bahwa wahyu adalah
pengetehuan yang di peroleh seseorang dari dalam dirinya sendiri disertai
dengan keyakinan, bahwa hal itu dari sisi Allah, baik dengan perantaraan
atau tidak dengan perantaraan.”6
b. Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah pemberitahuan
Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hambaNya
mengenai berbagai petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak
diberitahuakannya teteapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia.
3
Al-Qur’an Surat An Najm ayat 3-4
4
Hadist Riwayat Abu Daud dan Turmudzi.
5
Masyfuk Zuhdi, Drs, Pengantar Ulumul Qur’an, Bina Ilmu, Surabaya,1980 halaman 8
6
Abdul Djalal, Prof, Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya,1990 halaman 68
7
Pengertian wahyu yang terakhir inilah yang paralel dengan arti wahyu dalam
ayat-ayat sebagai berikut yang artinya adalah:
a. Surat Al-An’am ayat 19, Artinya : Dan telah di wahyukan kepadaku Al Qur’an ini
supaya aku memberi peringatan kepadamu dengannya dan kepada orang-orang
yang Al-Qur’an sampai kepadanya.
b. Surat Al-Kahfi ayat 110, Artinya : Katakanlah, sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya
Tuhan kalian itu hanya Tuhan Yang esa”.
c. Surat An najm ayat 4, Artinya : Perkataan itu tiada lain hanyalah wahyu yang di
wahyukan”.
Sedangkan definisi pertama itu mirip dengan pengertian wahyu menurut kaum
orientalis, yang menuduh bahwa wahyu itu hanyalah berupa angan-angan dari dalam
diri Nabi sendiri. Tuduhan tersebut tidak tepat. Sebab, wahyu itu yang benar adalah
berupa pemberitahuan dari Allah SWT kepada Nabi, sehingga berupa bisikan dari luar
Nabi bukan angan-angan dari dalam diri Nabi.
Adapun cara-cara turunya wahyu-wahyu itu pada pokoknya melalui tiga cara
seperti yang di identifikasikan Alqur’an surat As-Syura 51:
“ Tidak ada manusia yang di ajak bicara oleh Allah secara langsung, kecuali
dengan perantara wahyu (ilham) atau di balik tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat), kemudian ia di beri wahyu dengan izin Allah apa-apa yang di
kehendaki.
Dari keterangan ayat tersebut, adapatlah di ketahui bahwa cara-cara turun wahyu
adalah sebagai berikut:
8
menolaknya dan tidak sedikitpun meragukan kebenaranya. Cara ini sering di
sebut dengan ra’yu ash-shalihah atau impian nyata diperolehnya dengan jalan
mimpi dalam tidur, kemudian menjadi kenyataan. Contohnya seperti impian
Nabi Ibrahim ketika menerima wahyu supaya menyembelih puteranya
Ismail.
b. Dengan cara penyampaian dari balik tabir, yakni suara bisikan wahyu di
sampaikan kepada Nabi SAW dari celah-celah gemeerincingnya suara
lonceng/bel. Jadi , yang di jadikantabir menutup pendengaran para sahabat
adalah gemuruhnya bunyi lonceng, yang menghalangi telinga mereka
mendengar bisikan suara wahyu ayat yang di turunkan. Tetapi telinga Nabi
tetap mendengar bidikan suara wahyu itu dari balik tabir suara lonceng
tersebut.
c. Dengan cara perantaraan malaikat Jibril a.s. sebagai pembawa wahyunya.
Hal ini sebagaimana sudah di isyaratkan oleh Al-Qur’an. Sebagaimana
terkandung dalam surat Asy-Syura ayat 193-194. Jadi, malaikat jibril
membacakan wahyu ayat-ayat yang di turunkan, baik dia itu tetap dalam
bentuk aslinya dalam alam rohani, dan Nabi Muhammad SAW ang
melepaskan diri dari bentuk tubuh jasmani menjadi bentuk rohani.
C. Macam-macam wahyu yang turun kepada Nabi SAW
Adapun macam-macam wahyu yang telah dialami Nabi SAW yaitu :
a. Malaikat datang kepada Nabi seperti gemerincing lonceng
b. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang di maksudkan, sebagaimana
Nabi SAW telah bersabda bahwaasanya Ruh Quddus telah menghembuskan
(meresapkan) perkataan yang di maksudkan kedalam jiwanya.
c. Malaikat datang menyerupai seorang laki-laki lantas dia bicara kepada Nabi.
d. Malaikat datang kepada nabi sewaktu Nabi sedang tidur. Contohnya seperti
turunnya surat Al-Kautsar.
e. Bahwa Allah berbicara kepada nabi dari belakang hijab (tabir) baik dalam
keadaan nabi sadar (terjaga) seperti dalam malam isra, atau dalam keadaan Nabi
tidur.
f. Israfil turun membawa beberapa kalimat dan wahyu, sebelum jibril datang
membawa wahyu Qur’an.7
7
Prof. TM. Hasby Ash- Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an/ Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1974,
31
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian dari wahyu
A. Pengertian secara etimologi
10
a. Wahyu berarti : “ isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu isyarat yang
dilakukan bukan dengan tangan.
b. Wahyu berarti :” Memberi tahu dengan tersembunyi.”
c. Wahyu berarti : “ Perintah “.
d. Wahyu berarti : “ Ilham “.
B. Pengertian secara terminologi
Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah pemberitahuan Allah
SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hambaNya mengenai berbagai
petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahuakannya teteapi
dengan cara yang tidak biasa bagi manusia.
2. Cara – cara Turunnya Wahyu
a. Dengan cara pemberitahuan langsung ( secara wahyu )
b. Dengan cara penyampaian dari balik tabir
c. Dengan cara perantaraan malaikat Jibril a.s.
3. Macam-macam wahyu yang turun kepada Nabi SAW
a. Malaikat datang kepada Nabi seperti gemerincing lonceng
b. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang di maksudkan,
c. Malaikat datang menyerupai seorang laki-laki lantas dia bicara kepada Nabi.
d. Malaikat datang kepada nabi sewaktu Nabi sedang tidur.
e. Bahwa Allah berbicara kepada nabi dari belakang hijab (tabir) baik dalam
keadaan nabi sadar (terjaga) seperti dalam malam isra, atau dalam keadaan
Nabi tidur.
f. Israfil turun membawa beberapa kalimat dan wahyu, sebelum jibril datang
membawa wahyu Qur’an
B . SARAN
C. DAFTAR PUSTAKA
Ali Ash Shaabuniy, Dr, Prof, Studi Ilmu Qur’an,Bandung: Pustaka Setia,2008
Anwar Rosihon, Dr, Prof, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2009
11
Anwar Rosihon, Dr, Prof, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2007
Djalal Abdul, Dr, Prof, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Islam, 2013
Apakah wahyu turun kepada nabi saja atau tidak, dan jik a tidak di sebut apa?
12