Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Opthalmoscope
Dosen Pengampu : Ir.Gunawan, S.T .,M.T

Disusun Oleh :

Nama :IRENIUS RIKARDO BONGO

RIFKY ANZU ADITYA LENGKIYO

ZAINUL FAHMI

UNIVERSITA M.H THAMRIN

FAKULTAS KESEHATAN

TEKNIK ELEKTROMEDIS

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada penulis sehingga tugas membuat
makalah dari mata kuliah Keperawatan Medikal – Bedah I yang bertemakan
pemeriksaan sistem pengindraan funduscopy ini dapat selesai dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata


kuliah ini dalam hal ini dr.Eko Sugihanto,Sp.Pd yang telah memberikan tugas ini
untuk diselesaikan agar dapat melatih penulis untuk tetap berkarya dan dapat
bermanfaat bagi orang lain.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


yang perlu untuk diperbaiki, maka dari itu penulis bersedia menerima saran dan
kritik dari pembaca yang membangun demi perbaikan pembuatan tugas
kedepannya.

Pati, 09 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................. 2
C. Manfaat Penelitian................................................................ 2
D. Manfaat Penulis.................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian funduscoy.......................................................... 3
B. Tujuan funduscopy............................................................... 3
C. Alat yang digunakan............................................................. 3
D. Prosedur Pelaksanaan funduscopy3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saraf-saraf kecil pada retina merasakan sinar dan mengrimkan gelombang


saraf kepada saraf optikus, yang akan membawa gelombang saraf tersebut ke otak.
Kelainan di sepanjang saraf optikus dan percabangannya, maupun kerusakan pada
otak bagian belakang (yang mengolah rangsangan visuil) bisa menyebabkan
gangguan penglihatan.

Oftalmoskop adalah alat ayng memencarkan seberkas sinar kedalam mata,


memungkinkan dokter memeriksa retina atau bagian belakang bola mata melalui
pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan
ini merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang
komprehensif.

Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan


adanya retina lepas, glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus,
tumor otak dan penyakit-penyakit lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis membuat pembahasan kasus referat ini mengenai kelainan syaraf optikus
dan pemeriksaan Funduskopi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud funduscopy?


2. Apa tujuan funduscopy?
3. Apa alat yang di gunakan funduscopy?
4. Bagaimana prosedur funduscopy?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan mahasiswa tentang hal – hal apa saja yang perlu dipahami
mengenai tindakan funduscopy dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai tindakan funduscopy, serta lain-lain yang bisa berdampak positif
bagi penulis dan para pembaca yang utamanya ditujukan untuk para tenaga
kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian funduscopy.


b. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan funduscopy.
c. Mahasiswa mampu mengetahui alat funduscopy.
d. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur funduscopy.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah wawasan pembaca mengenai hal-hal apa saja yang perlu
dipahami mengenai funduscopy
2. Dapat melaksanakan tindakan funduscopy sesuai dengan prosedur
3. Dapat menyelesaikan masalah yang muncul dari tindakan funduscopy

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan Funduscopy adalah pemeriksaan untuk menilai keadaan
papil saraf optik,untuk menilai keadaan papil saraf optik,makula dan retina.
Funduscopy merupakan tes untuk melihat dan menilai kelainan dan
keadaan pada fundus okuli.Cahaya yang dimasukkan kefundus akan
memberikan rifleks fundus dan gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus
di berikan sinar.

B. Tujuan funduscopy
Tujuan untuk melihat dan menilai kelainan pada fundus okuli.

C. Alat funduscopy
Alat yang di perlukan adalah oftalmoskop dan obat melebarkan pupil
(tropicamide 0.5% - 1%(mydriacly) / fenilefrin hidroklorida 2.5%(kerja lebih
cepat).
D. Tehnik funduscopy

Prosedur :
1. Periksa oftalmoskop terlebih dahulu, sesuaikan dengan kelainan refraksi
pemeriksan dengan kekuatan dioptri pada oftalmoskop.
2. Berdiri dengan sopan disamping pasien, beritahu apa yang akan
dikerjakan.
3. Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa.
4. Teliti segmen posterior yang diperiksa

Oftalmoskopy direk

3
1. Mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, mata kiri pasien dengan
mata kiri pemeriksa kecuali bila pasien dalam keadaan tidur dapat
dilakukan dari atas.
2. Mula-mula diputar roda lensa aftalmoskop sehingga
menunjukkan2wangka 12+ D .
3. Oftalmoskop diletakan 10 cm dari mata pasien.pada saat ini fokus terletak
pada kornea atau pada lensa.
4. Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat bayangan
yang hitam pada dasar yang jingga.(aftalmoskop jarak jauh)
5. Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan roda lensa
aftalmoskop diputar ,sehingga roda lensa menunjukkan angka mendekati
nol.
6. Sinar difokuskan pada papil saraf optik.
7. Diperhatikn warna tepi,dan pembulu darah yang keluar daari papil saraf
optik.
8. Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang di pegang
pemeriksa,dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula lutea pasien.
9. Dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retina.

Oftalmoskopy Indirek

1. Pemeriksaa menggunakan kedua mata.


2. Alat diletakan tepat didepan kedua mata dengan bantuan pengikat di
sekeliling kepala.
3. Pada celah oftalmoskop dipasang lensa konveks +4D yang menghasklkan
bayangan jernih bila akomodasi diistirahatkan
4. Jarak dengan penderita kurang lebih 400 cm.
5. Pemeriksaan juga membutuhkan suatu lensa tambahan,disebut lensa
pbjektif yang berkekuatan S+13D.ditempatkan 7-10cm didepan mata
penderita.
6. Bila belum memperoleh bayangan yang baik,lensa objektif ini digeser.

4
Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata kelainan yang
dapat dilihat.

a. Pada papil saraf optik

1. Papiledema (normal C/D ratio 0,3-0,5)


2. Hilangnya pulsasi vena saraf optik
3. Ekskavasi papil saraf optik pada glaukoma
4. Atrofi saraf optik

b. Pada retina

1. Perdarahan subhialoid
2. Perdarahan intra retina, lidah api, dots, blots
3. Edema retina
4. Edema macula

c. Pembuluh darah retina

1. Perbandingan atau rasio arteri vena (normal=2:3)


2. Perdarahan dari arteri atau vena
3. Adanya mikroaneurisma dari vena

Hasil Pemeriksaan Funduskopi:

1. Gambaran media (termasuk Vitreus posterior)


2. Gambaran Papil N. Optik, pembuluh darah, Retina, makula dan fovea
3. Lakukan pada kedua mata

5
6
7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungsi utama mata adalah untuk memfokuskan berkas cahaya dari
lingkungan ke sel-sel batang dan kerucut, sel fotoreseptor retina. Fotoreseptor
kemudian mengubah energy cahaya menjadi sinyal listrik untuk disalurkan ke
SSP.
Bagian retina yang mengandung fotoreseptor sebenarnya adalah
perluasan dari SSP dan bukan merupakan suatu organ terpisah. Bagian dari
saraf retina terdiri dari tiga lapisan:(1) lapisan paling luar mengandung sel
batang dan sel kerucut;(2) sebuah lapisan tengah neuron bipolar;(3) lapisan
bagian dalam sel ganglion. Akson sel ganglion menyatu membentuk saraf
optikus, yang keluar dari retina sedikit di luar titik tengah. Titik di retina
tempat keluarnya saraf optikus dan tempat lewatnya pembuluh darah adalah
diskus optikus. Daerah ini sering disebut sebagai bintik (titik) buta.
Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum
mencapai fotoreseptor di semua daerah retina kecuali fovea. Bayangan benda
yang kita lihat jatuh trfokus di fovea. Daerah tepat disekitar fovea, yaitu
macula lutea, juga memiliki konsentrasi sel kerucut yang tingi dan memiliki
ketajaman yang cukup besar. Namun ketajaman macula lutea lebih rendah
daripada ketajaman fovea karena adanya sel-sel ganglion dan bipolar di atas
macula.

8
DAFTAR PUSTAKA

Froetscher M & Baehr M. Duus Topical Diagnosis in Neurology. 4th edition.


2005. Stuttgart : Thieme. p 130 – 137.

Mardjono Mahar & Sidharta Priguna. Neurologi klinis dasar. Edisi V. jakarta :
dian rakyat. 2004. p 116 – 126.

Guyton AC, Hall JE. Neurofisiologi Penglihatan Sentral. Dalam : Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. 1997. Jakarta : EGC. p 825.

Lumbantobing S. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI. 2006. P 25 – 46.

Ilyas Sidharta. Pemeriksaan Pupil. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI. p 31 – 33.

Gilroy Jhon. Abnormalities of Pupillary Light Reflex. In : Basic Neurology. Third


edition. New York : Mc Graw-Hill. 2000. p26 – 27.

Riordan-Eva Paul and Whitcher John P. The Optic Nerve. In : Vaughan &
Asbury’s General Ophthalmology 17th Edition. New York : Mc Graw-
Hill Lange. 2007.

Anda mungkin juga menyukai