Anda di halaman 1dari 8

REFERAT

ANATOMI MATA

Pembimbing:
dr. Nanda Lessi Hafni Eka Putri, SpM-KVR

Disusun Oleh:
Rahma Dinda Pangesti (406212070)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA


PERIODE 13 JUNI 2022 - 16 JUNI 2022
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
LEMBAR PENGESAHAN

Nama  / NIM : Rahma Dinda Pangesti / 406212070


Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Tarumanagara
Bidang Pendidikan : Program Studi Profesi Dokter Periode
Kepaniteraan Klinik  : 13 Juni – 16 Juli 2022  
Judul Referat : Anatomi Mata
Diajukan : 15 Juni 2022

Pembimbing : dr. Nanda Lessi Hafni Eka Putri, Sp.M-KVR

Telah diperiksa dan disahkan tanggal : 15 Juni 2022

Mengetahui,

Ketua SMF Mata                                              Pembimbing

dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M        dr. Nanda Lessi Hafni Eka Putri, Sp.M-KVR
KORNEA

Kornea merupakan jaringan transparan serta avaskular di bagian


tengahnya membentuk ⅙ bagian depan bola mata. 1 Pada permukaan
kornea licin karena merupakan komponen utama sistem optik mata
dimana 70% pembiasan sinar dilakukan dan mempunyai pembiasan sinar
terkuat sebesar 40 dioptri.2 Bagian kornea kaya dengan serabut sensorik
yang berasal dari saraf siliar yang merupakan cabang oftalmik cabang
trigeminus. Ukuran normal kornea pada orang dewasa sekitar 11- 12
mm.3
Secara makroskopik, area dipinggir kornea dapat dikenali sebagai
limbus, yang merupakan daerah peralihan dari sklera ke kornea. Struktur
limbus terdiri dari lapisan sel punca pluripotent yang berperan pada
regenerasi epitel kornea. Pada limbus terdapat arteri sirkulus limbus,
pembuluh darah yg tumbuh secara radier, yg berperan memberikan nutrisi
kepada kornea bagian perifer. Inflamasi pada kornea atau struktur mata di
dalamnya ditandai dengan pelebaran pembuluh darah ini. 1

Gambar 1 : Gambaran Anatomi Mata.3

Secara mikroskopik, lapisan kornea dapat dibagi menjadi lima, yaitu


:
1,2,3

1. Lapisan Epitel Kornea


Tebalnya 50 μm, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih, satu sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
mempunyai daya regenerasi.
2. Membran Bowman
Bagian stroma kornea dan membentuk membran tipis yang
homogen. tidak mempunyai daya regenerasi
3. Stroma
Bagian kornea paling tebal/ 90% dari kornea yang terdiri atas sel
stroma atau keratosit dan serat kolagen yang tersusun sangat
teratur, tidak mempunyai daya regenerasi bila terjadi kerusakan
akan membentuk jaringan parut yang keruh pada kornea.
4. Membran Descemet
Membran descement memiliki kemampuan regenerasi sepanjang
hidup.
5. Lapisan Endotel Kornea
Terdiri atas selapis sel berbentuk heksagonal, endotel dan
membrane descement merupakan lapisan yang penting untuk
mengatur kadar air kornea, yg harus terjaga untuk
mempertahankan kejernihannya

Gambar 2 : Lapisan Kornea Secara Mikroskopik

TEAR FILM

Permukaan kornea dan konjungtiva bulbar ditutupi oleh lapisan air


mata prekornea yang memilik 3 lapisan : 3,4
1. Lipid dihasilkan dari kelenjar meibom
2. Aqueous dihasilkan dari kelenjar lakrimal
3. Musin dihasilkan terutama dari sel goblet konjungtiva
Gambar 3 : Anatomi Tear Film pada Mata.4
Tear film memiliki fungsi sebagai :
1. Memberikan pelumasan untuk kornea dan konjungtiva
2. Memfasilitasi pertukaran zat terlarut, termasuk oksigen
3. Berkontribusi pada pertahanan antimikroba pada permukaan mata
4. Berfungsi sebagai media untuk menghilangkan kotoran
5. Tear film pada permukaan kornea merupakan elemen refraksi
utama mata

CAMERA OCULI ANTERIOR/ COA

Camera Oculi Anterior merupakan ruang di antara kornea dan iris


yang berisi aqueous humor diproduksi oleh epitel siliaris di bilik
posterior.COA dibatasi oleh permukaan posterior kornea, di sebelah
belakang oleh iris dan kapsul anterior lensa. Sedangkan camera oculi
posterior merupakan ruang diantara iris dan lensa yang berisi aqueos
humor.2,3
Sudut COA dibentuk oleh jaringan korneosklera dengan pangkal iris
dengan humor aquosus mengaliri dari camera oculi posterior ke anterior.
Drainase humor aquosus yang tidak memadai akan menyebabkan
peningkatan tekanan intra-ocular yang dapat menyebabkan glaucoma. 1,3
Camera oculi anterior sempit terdapat pada kelainan mata glaucoma
sudut tertutup, hypermetropia, blockade pupil, katarak intumesen, dan
sinekia posterior perifer.2

Gambar 4 : Sudut Camera Oculi Anterior dan Camera Oculi


Posterior
PUPIL

Pupil terletak pada celah iris berfungsi untuk mengatur


jumlah sinar masuk ke dalam mata. Ukuran pupil akan membesar
(midriasil) pada tempat gelap yang dipersarafi oleh saraf III simpatis
(m. dilatator pupil). Sedangkan pada tempat yang terang pupil akan
mengecil (miosis) yang dipersarafi oleh saraf ke III parasimpatis (m.
sfingter pupil).

Gambar 5 : Pupil pada Mata


Reflek Cahaya pada Pupil2
Refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang memasuki
mata. Intensitas cahaya yang lebih besar membuat pupil menjadi lebih
kecil, sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah membuat pupil
menjadi lebih besar.
Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari:
• Refleks cahaya langsung→ mengecilnya pupil (miosis) pada mata
yang disinari cahaya.
• Refleks cahaya tidak langsung (konsensual) → mengecilnya pupil
pada mata yang tidak disinari cahaya.

Pemeriksaan RAPD (Relative Afferent Pupil Defect)5


Suatu kondisi dimana kedua pupil berespon secara berbeda
terhadap stimulus cahaya pada suatu waktu. Tes ini dapat sangat berguna
untuk mendeteksi penyakit retina atau saraf optik unilateral atau asimetris.
Pada (gambar 6) Jalur aferen ditandai oleh warna merah, bila
cahaya disanari pda mata impuls saraf akan dihantarkan dari pupil ke otak
tengah (nucleus pretectal) sepanjang nervus optikus. Sedangkan Jalur
eferen yang ditandai oleh warna biru, pada nucleus pretectal menstimulus
kedua nucleus Edinger Westphal dan Kembali dihantarkan ke kedua pupil
melalui ciliary ganglion dan N. oculomotor sehingga menyebabkan kedua
pupil berkonstriksi, walaupun hanya satu bola mata yang distimulasi
dengan cahaya.1,5
Gambar 6 : Jalur Reflek Cahaya Pupil

Cara melakukan tes RAPD dengan cara Swinging light test :


1. Pasien diperiksa pada ruangan dengan cahaya redup
2. Kita minta pasien untuk fiksasi pada objek jauh.
3. Letakan sumber cahaya pada jarak yg sama di kedua mata untuk
memastikan stimulus cahaya sama terangnya
4. Gunakan senter arahkan cahaya pada mata kanan selama 2-3
detik seperti pada refleks cahaya kemudian lihat respon pupil
langsung dan konsensual mata kanan.
5. Gerakan senter ke mata kiri, lalu lihat respon pupil langsung dan
konsensual pada mata kiri, apakah pupil konstriksi,diameter pupil
tetap, atau dilatasi.
6. Ulangi gerakan ini beberapa kali. Normalnya pupil akan
berkonstriksi, dilatasi pupil dianggap tidak normal.

Gambar 7 : (A) Respon pupil normal, dimana kedua mata


menunjukan konstriksi pupil yang sama. (B) Respon pupil
menunjukan adanya RAPD pada mata kiri
DAFTAR PUSTAKA

1. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi. Edisi
1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017.
2. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata, edisi 5. Jakarta:Badan Penerbit
FKUI;2015.
3. American Academy of Ophthalmology, 2020- 2021. Fundamentals and
Principles of Ophthalmology. San Fransisco: Basic and Clinical Science
Course.
4. Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 3,
Edisi 23, EGC, Jakarta
5. Broadway DC, How to Test for a Relative Afferent Pupillary Defect (RAPD).
Community Eye Health. 2012; 25(79-80): 58-59. PubMed Central.

Anda mungkin juga menyukai