Anda di halaman 1dari 13

Referat

PEMERIKSAAN STATUS OPHTHALMOLOGY


SEGMEN POSTERIOR

Oleh:
Riska Nia Andriani, S.Ked.
71202045

Pembimbing:
dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Referat

Judul:
PEMERIKSAAN STATUS OPHTHALMOLOGY
SEGMEN POSTERIOR
Oleh:
Riska Nia Andriani, S.Ked
71202045

Telah dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.

Palembang, Maret 2021


Pembimbing

dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp.M

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “PEMERIKSAAN STATUS
OPHTHALMOLOGY SEGMEN POSTERIOR” sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp.M selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik
Senior di SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, yang
telah memberikan masukan, arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian
referat ini.
2. Rekan-rekan co-assistensi dan perawat atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua dan perkembangan
ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1. Anatomi dan Fisiologi Mata ..................................................................... 2
2.2. Pemeriksaan Status Ophthalmology Segmen Posterior............................ 3
BAB III. KESIMPULAN ...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Mata merupakan salah satu anggota tubuh yang paling penting sebagai
penglihatan manusia. Diperlukan adanya pencegahan dini dan pengobatan terhadap
penyakit mata dengan melakukan pemeriksaan mata. Salah satu peralatan kesehatan
mata yang penting guna memeriksa bagian retina mata yaitu oftalmoskopi atau
funduskopi.1
Ophthalmoscopy atau disebut juga fundoscopy adalah cara untuk memeriksa
mata bagian posterior. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat dan menilai diskus
optikus, pembuluh darah retina dan makula. Oftalmoskopi terdiri dari dua jenis
yaitu, oftalmoskopi direk dan indirek.1,2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Mata


Kelopak mata mempunyai lapis kulit yang sangat tipis pada bagian depan
sedangkan di bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir tarsus yang disebut
konjungtiva tarsal. Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24mm.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu : sklera, jaringan uvea dan retina.
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Jaringan uvea merupakan
jaringan vaskular. Retina terletak pada bagian paling dalam dan mempunyai
susunan sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.3
Sklera adalah bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea
merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Kornea adalah selaput bening
mata, bagian mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup
bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yakni : epitel, membran bowman,
stroma, membran descement dan endotel.3

Gambar 2.1 Lapisan Kornea

2
Uvea merupakan lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri dari iris,
badan siliar dan koroid. Iris terdiri dari bagian pupil dan bagian tepi siliar. Iris dapat
mengatur secara otomatis masuknya sinar kedalam bola mata, dimana reaksi ini
merupakan indikator dari fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis)
pupil. Badan siliar terletak diantara iris dan koroid. Pada badan siliar terdapat 3 otot
akomodasi yakni longitudinal, radiar dan sirkular. Retina merupakan bagian mata
yang mengandung reseptor yang menerima cahaya dan berbatas dengan koroid
dengan sel pigmen epitel retina.3

2.2. Pemeriksaan Status Ophthalmology Segmen Posterior


Oftalmoskopi atau funduskopi merupakan salah satu peralatan kesehatan
mata yang penting guna memeriksa bagian retina mata. Ophthalmoscopy atau
disebut juga fundoscopy adalah cara untuk memeriksa mata bagian posterior.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat dan menilai diskus optikus, pembuluh
darah retina dan makula. Oftalmoskopi terdiri dari dua jenis yaitu, oftalmoskopi
direk dan indirek. Ophthalmoscopy yang dilakukan secara langsung (direct
ophthalmoscopy) dengan menggunakan oftalmoskop genggam atau dengan lensa
genggam yang digabungkan dengan biomicroscope slit lamp. Oftalmoskopi tidak
langsung (indirect ophthalmoscopy) dapat dilakukan dengan menggunakan
oftalmoskop yang dipasang di kepala dengan lensa genggam. Untuk non-
ophthalmologists (bukan dokter spesialis mata), pada umumnya ophthalmoscope
langsung (direct ophthalmoscopy) adalah instrumen pilihan yang dilakukan untuk
pemeriksaan retina. Sedangkan untuk ophthalmologists (dokter spesialis mata),
pada umumnya ophthalmoscope tidak langsung (indirect ophthalmoscopy) adalah
instrumen pilihan yang dilakukan untuk pemeriksaan retina.1,2,4,6
Pada dasarnya cahaya dimasukkan kedalam fundus akan memberikan reflex
fundus dan gambaran fundus mata akan terlihat bila diberi sinar.5 Indikasi dari
pemeriksaan ini apabila ada kecurigaan klinis yakni peningkatan tekanan
intrakranial, penyumbatan pembuluh retinal, dan ablasi retina serta hilangnya
penglihatan secara tiba-tiba atau perubahan penglihatan.6 Sebelum melakukan
pemeriksaan, pasien akan diberikan tetes midriatil yakni tropicamide 0.5%-1% atau
fenilefrin hidroklorida 2.5%/10% untuk melebarkan pupil agar memudahkan

3
pemeriksaan. Tetes mata ini dapat memicu serangan glaukoma sudut tertutup akut,
oleh karena itu tekanan bola mata sebelum dilakukan pemeriksaan harus
diperhatikan terlebih dahulu. Apabila tekanan bola mata pasien tinggi (>20), maka
penggunaan obat pelebar pupil tidak disarankan. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan pupil dilebarkan kecuali bila pasien dideteksi adanya bilik mata yang
dangkal, pasien dengan tanda pupil yang sedang diobservasi setelah trauma kepala,
implan fiksasi di iris, pasien pulang mengendarai mobil sendiri, karena akan
memberikan perasaan silau akibat midriasis dan pasien menderita glaukoma sudut
sempit, yang sangat berbahaya karena dapat memberikan serangan glaucoma.5,6
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan
berupa :5
- Oftalmoskop
- Obat pelebar pupil : tropicamide 0.5%-1% atau fenilefrin hidroklorida
2.5%/10%
b. Persiapan Pasien
Menjelaskan kepada pasien mengenai prosedurnya dan kemungkinan ada
rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh cahaya terang yang bersinar ke mata pasien.
Minta pasien untuk duduk, dengan kaki tidak disilangkan. Jika pasien
menggunakan kacamata maka minta pasien untuk melepaskan kacamatanya.
Penggunaan lensa kontak tidak akan mempengaruhi pemeriksaan.6
c. Teknik
Teknik pemeriksaannya adalah sebagai berikut :5
1. Beritahu pasien untuk mengambil posisi duduk yang nyaman. Dengan
cahaya ruangan yang diturunkan, instruksikan pasien untuk melihat satu
titik pada tembok di depannya, usahakan untuk tidak menggerakan bola
mata.
2. Atur roda fokus pada +8. Roda apertur pada cahaya besar, bulat dan
putih.
3. Mulailah dengan melihat mata kanan dengan jarak kurang lebih 1 kaki
dari pasien. Gunakan mata kanan dengan ophtalmoskop di tangan kanan.

4
Lihatlah lurus ke arah pupil, sejajar dengan garis penglihatan pasien,
makan reflex fundus akan terlihat.
4. Letakkan tangan kiri pada dahi atau bahu pasien untuk menopang dan
menstabilkan tubuh kita.
5. Perlahan-lahan mendekat ke arah pasien dengan derajat 15 derajat ke
arah temporal dari garis penglihatan pasien. Usahakan untuk tetap
melihat pupil. Putar roda fokus ke arah negatif menyesuaikan dengan
keadaan refraksi pasien dan pemeriksa untuk mendapatkan fokus pada
retina.
6. Saat pembuluh darah retina sudah terlihat, ikuti sampai pembuluh darah
terlihat melebar ke arah diskus optik, yang letaknya ke arah nasal dari
tengah retina.
7. Periksa dengan urutan diskus optik, pembuluh darah retina, latar
belakang retina dan macula.
8. Ulangi pemeriksaan untuk mata kiri, dengan tangan kiri memegang
ophtalmoskop dan melihat dengan mata kiri.
9. Nilai. Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata.
d. Penilaian Hasil Pemeriksaan
Adapun penilaian hasil pemeriksaannya adalah sebagai berikut :5
1. Refleks Fundus :
Refleks fundus yang normal berwarna orange kemerahan tanpa ada
bayangan atau apapun yang menghalangi di depannya.
2. Diskus Optik :
Untuk hasil pemeriksaan normal yang bisa dilihat adanya diskus optik
berbentuk bulat sedikit oval dengan warna pink karena adanya kapiler yang
sangat kecil. Tepi diskus harus tajam (tegas) dan dibagian tengah ada
cekungan yang disebut physiologic cup. Perbandingan antara diskus dengan
cup di tengahnya pada keadaan normal berkisar antara 0.3-0.4 yang disebut
cup disc ratio.
3. Retina :
Pembuluh darah retina harus terlihat bercabang ke arah 4 kuadran retina.
Hal yang paling penting untuk dilihat adalah perbandingan ukuran antara

5
Vena dan arteri adalah 3:2 dengan posisi yang saling sejajar tidak
bersilangan. Dengan tekstur halus tidak ada penggembungan di bagian
manapun. Retina normal akan berwarna orange kemerahan karena pigmen
yang dimiliki.

Gambar 2.2 Retina Normal


4. Makula :
Refleks makula terletak di temporal diskus optikus.
Adapun kelainan-kelainan yang dapat ditemukan adalah :5
1. Pada Papil saraf optik
a. Papiledema
b. Hilangnya pulsasi vena saraf optik
c. Ekskavasi papil saraf optik pada glaukoma
d. Atrofi saraf optik.
2. Pada retina
a. Pendarahan subhialoid
b. Pendarahan intra retina, flame shape, dots, blots
c. Eksudat
d. Edema retina
e. Edema macula.
3. Pada Pembuluh darah retina
a. Perbandingan atau rasio arteri vena

6
b. Perubahan bentuk/pola arteri vena
c. Adanya mikroanerisma dari vena.

7
BAB III
KESIMPULAN

1. Mata merupakan salah satu anggota tubuh yang paling penting sebagai
penglihatan manusia, sehingga adanya pencegahan dini dan pengobatan
terhadap penyakit mata dengan melakukan pemeriksaan mata diperlukan.
2. Ophthalmoscopy (fundoscopy) adalah cara untuk memeriksa mata bagian
posterior dengan melihat dan menilai diskus optikus, pembuluh darah retina
dan makula. Oftalmoskopi terdiri dari dua jenis yaitu, oftalmoskopi direk
dan indirek.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprilia FW dan Kuswanto D. 2018. Desain Alat Periksa Mata Fundus Portable
Berbasis Rapid Prototyping untuk Mendukung Diagnosa Secara Telemedicine
di Indonesia. Jurnal Sains dan Seni ITS. 7(1):2337-3520.
2. Onua AA dan Fiebai B. 2016. Knowledge and Practice of Funduscopy among
Medical Doctors in Port Harcourt, Nigeria. Open Journal of Ophthalmology.
6(3):164-169.
3. Ilyas S dan Yulianti SR. 2018. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima Cetakan ke-
6. Jakarta: FKUI.
4. Khazaeni LM. Evaluation of the Ophthalmologic Patient. (Online) Maret 2019
di https://www.msdmanuals.com/en-nz/professional/eye-disorders/approach-
to-the-ophthalmologic-patient/evaluation-of-the-ophthalmologic-patient.
[diakses tanggal 28 Maret 2021].
5. Budhiastra P, Sutyawan IWE, Djelantik AAAS, Andayani A, Kusumadjaja
IMA, Juliari IGAM, et al. 2017. Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar: Udayana
University Press.
6. Liu Y, Wu F, Lu L, Lin D dan Zhang K. 2015. Examination of the Retina. New
England Journal of Medicine. 373(8):e9(1)-e9(3).

Anda mungkin juga menyukai