Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

G3P1AI HAMIL 36-37 MINGGU DENGAN PEB INPARTU KALA 1 FASE


LATEN JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI BOKONG

Oleh
Azka Nabila Hani, S.Ked
71 2021 085

Pembimbing:
dr. Ary Rinaldzy, Sp.OG (K)

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Judul:

G3P1AI HAMIL 36-37 MINGGU DENGAN PEB INPARTU KALA 1 FASE


LATEN JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI BOKONG

Oleh:
Azka Nabila Hani, S.Ked
71 2021 085

Telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Palembang, September 2022


Dokter Pembimbing Klinik

dr. Ary Rinaldzy, Sp.OG (K)

PAGE \* MERGEFORMAT
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“G3P1A1 Hamil 36-37 minggu dengan PEB Inpartu kala 1 fase laten Janin
Tunggal Hidup Presentasi Bokong” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. Ary Rinaldzy, Sp.OG (K) selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik
Senior di SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang, yang telah memberikan masukan, arahan,
serta bimbingan dalam penyelesaian laporan kasus ini
2. Rekan-rekan co-assistensi dan perawat atas bantuan dan kerjasamanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini


masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Palembang, September 2022

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Manfaat 2

BAB II. LAPORAN KASUS 4

BAB III. ANALISA KASUS 13

BAB IV. PENUTUP 17

4.1 Kesimpulan 17

4.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

PAGE \* MERGEFORMAT
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut WHO (Word Health Organization) angka kejadian sectio
caesarea meningkat di negara-negara berkembang. WHO menetapkan
indikator persalinan sectio caesarea 10-15% untuk setiap negara, jika tidak
sesuai indikasi operasi sectio caesarea dapat meningkatkan risiko morbilitas
dan mortalitas pada ibu dan bayi. Menurut Menurut SKDI (survei demografi
dan kesehatan indonesia) tahun 2017, menunjukkan bahwa angka kejadian
persalinan dengan tindakan sectio caesarea sebanyak 17% dari total jumlah
kelahiran di fasilitas kesehatan. Hal ini membuktikan terdapat peningkatan
angka persalinan sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah sebelum
waktunya, sebesar 13,6% disebabkan oleh faktor lain diantaranya yaiut
kelainan letak pada janin, preeklamsi, dan riwayat sectio caesarea.`1
Menurut Riskesdas, angka
kelahiran operasi caesar di Sumatera Selatan yaitu 9,39%, dengan komplikasi
persalinan pada perempuan usia 10-54 tahun pada 2018 yaitu ketuban pecah
sebelum waktunya sebesar 2,59%, hipertensi sebesar 2,07%, posisi janin
melintang sebesar 1,10%, perdarahan sebesar 1,97%, kejang sebesar 0,23%,
partus lama sebesar 2,90%, lilitan tali pusat sebesar 1,96%, plasenta previa
sebesar 0,46%, plasenta tertinggal sebesar 0,48%, dan lain-lainnya sebesar
1,93%.2 Salah satu komplikasi pada kehamilan yang memerlukan terminasi
kehamilan dengan tindakan sectio caesarea yaitu ketuban pecah sebelum
waktunya yang merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau sebelum fase aktif. 3
Ketuban pecah sebelum waktunya
disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban
pecah karena di daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang
menyebabkan selaput ketuban inferior menjadi rapuh. Penyebab dari
perubahan biokimia yang membuat terjadinya ketuban pecah sebelum
waktunya ini memang belum diketahui secara pasti, namun dari sekian
banyak faktor penyebabnya, multigravida merupakan salah satu penyebab

PAGE \* MERGEFORMAT
3
yang ditemukan, bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan
membahayakan kondisi janin. Saat kondisi air ketuban semakin sedikit atau
sudah terkontaminasi benda asing yang mengakibatkan infeksi, maka perlu
dilakukan terminasi kehamilan dengan cara sectio caesarea (SC).4
Jumlah kematian Ibu yang dihimpun dari pencatatan
program kesehatan keluarga di kementerian kesehatan pada tahun 2020
menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Berdasarkan penyebabnya,
sebagian besar kematian Ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.1 Hipertensi
dalam kehamilan, yang sering dijumpai yaitu preeklamsi
dan eklamsi. Preeklamsi merupakan hipertensi setelah
kehamilan 20 minggu dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmhg diukur dua kali dengan interval 4 jam disertai
dengan proteinuria melebihi 300 mg dalam urin
selama 24 jam atau pemeriksaan kualitatif +1 atau +2.5
Berdasarkan uraian pendahuluan di atas
maka penulis tertarik untuk membahas kasus mengenai “G2P1A0 Hamil
aterm dengan KPSW + preeklamsi belum inpartu janin tunggal hidup
presentasi kepala dengan riwayat SC 1 kali".

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat memahami kasus
mengenai KPSW dan preeklamsi.
2. Diharapkan bagi semua dokter muda muncul pola berfikir yang kritis
setelah dilakukannya diskusi dengan dosen pembimbing klinik tentang
kasus KPSW dan preeklamsi.
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu obstetrik dan
ginekologi terutama tentang kasus KPSW dan preeklamsi.

PAGE \* MERGEFORMAT
3
b. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan laporan kasus ini dapat
menjadi landasan untuk penulisan laporan kasus selanjutnya.
1.3.2. Manfaat Praktis
a. Bagi dokter muda, diharapkan laporan kasus ini dapat diaplikasikan
pada kegiatan kepaniteraan klinik senior (KKS) dalam penegakkan
diagnosis kehamilan dengan KPSW dan preeklamsi yang
berpedoman pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap
dan runut.
b. Bagi dokter umum, diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi
bahan masukan dan menambah pengetahuan dalam mendiagnosis
kehamilan dengan KPSW dan preeklamsi yang selanjutnya
melakukan rujukan pada dokter spesialis yang berkompeten.
c. Bagi pasien dan keluarga, diharapkan laporan kasus ini dapat
memberi informasi mengenai KPSW dan preeklamsi serta
komplikasi yang mungkin terjadi apabila tidak segera dilakukan
tindakan.

PAGE \* MERGEFORMAT
3
BAB II
LAPORAN KASUS

3.1 Identifikasi
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Tanggal lahir: 16 Juli 1989
Usia : 33 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lorong Samiaji, Nomer 377
Agama : Islam
MRS : Jumat, 25 Agustus 2022
No. RM : 60-30-94
B. Identitas Suami
Nama : Tn. D
Usia : 36 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : Lorong Samiaji, Nomer 377
Agama : Islam

3.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 26 Agustus 022
A. Keluhan Utama
Os mengeluh mules sejak 8 jam SMRS
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien berinisial Ny. S berusia 33 tahun datang ke PONEK RSMP
pada tanggal 26 Agustus 2022 pukul 04.00 WIB dengan keluhan mules
sejak 8 jam SMRS. Pasien juga mersakan keluar lendir dan darah. Pasien
tidak merasakan adanya keluhan keluar air-air dari jalan lahir.

4
Sebelumnya pasien berobat ke klinik dokter spesialis kandungan di
Palembang terlebih dahulu dan diberitahu bahwa letak dari bayi adalah
letak lintang. Keluhan tidak disertai nyeri ulu hati (-), mual dan muntah
(-), pandangan mata kabur (-), nyeri kepala hebat (-), kejang (-). Os
mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin masih dirasakan ibu.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-), Alergi obat dan makanan (-), Kejang-kejang saat hamil (-),
Penyakit Hipertensi kehamilan (+) pada anak kedua, Penyakit Hipertensi
(-), Penyakit Diabetes Melitus (-), Penyakit Jantung (-), Penyakit Ginjal
(-), Penyakit TBC (-), Penyakit Hepar (-), penyakit SLE (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Asma (-), Alergi obat dan makanan (-), Kejang-kejang saat hamil (-),
Penyakit Hipertensi (-), Penyakit Diabetes Melitus (-), Penyakit Jantung
(-), Penyakit Ginjal (-), Penyakit TBC (-), Penyakit Hepar (-), penyakit
SLE (-)
E. Riwayat Menstruasi
Usia menarche         : 15 Tahun
Siklus haid               : 28 hari/ Teratur
Lama haid : 7 hari
Keluhan  saat haid : Nyeri perut
HPHT : 2 November 2022
TP : 9 September 2022
F. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali (tahun 2015)
Lama pernikahan : 7 tahun
Usia menikah : 25 tahun

4
G. Riwayat Kontrasepsi
-
H. Riwayat ANC
- Trimester I : 2x di bidan
- Trimester II : 2x di bidan, 1x dokter
- Trimester III : 2x di dokter
I. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- 2016/Lk/3100/normal/bidan
- 2018/kuretase pada usia 9 minggu
- Hamil ini

3.3 Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 190/100 mmHg
Nadi : 83 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 22 x/menit, reguler
Suhu : 36,5 °C
Tinggi Badan : 157cm
BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat hamil : 53 kg

B. Pemeriksaan Spesifik

Kepala : Normocephali, rambut hitam, mudah dicabut (-)


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edema
periorbital (-/-), mata cekung (-/-), pupil isokor, refleks
cahaya (+/+)
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Sekret (-), deviasi septum (-), epitaksis (-), polip (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-), bibir pucat (-),
tonsil (T1/T1),ronsil hiperemis (-), nyeri saat menelan

5
(-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-),
simetris, JVP 5-2 cmH2O, bruit (-)
Thorax : Inspeksi : simetris, retraksi intercostae(-)
Palpasi : stem fremitus (+/+) sama kanan dan kiri
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Cor : Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+/+) normal, regular, HR:
88x/menit, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Inspeksi: perut membesar karena kehamilan, luka bekas
operasi (-), linea gravidarum (+), striae gravidarum (+)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : hepar dan lien sulit dinilai
Genitalia : Bloody show (+), lendir (+), lesi (-), keputihan berbau (-),
pembengkakan vulva (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, Edema (-)

C. Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
- Inspeksi : Perut membesar, striae gravidarum (+), linea nigra (+),
bekas operasi (-)
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah processus xhypoideus (35 cm)
teraba bulat keras dan melenting perut ibu kesan kepala.
- Leopold II : teraba bagian keras memanjang di kiri perut ibu dan
bagian kecil lunak dibagian kanan perut ibu
- Leopold III : Teraba bagian janin bagian janin bulat lembut tidak
melenting kesan bokong.
- Leopold IV : Konvergen (bagian terbawah belum masuk PAP)

6
- TBJ : (31-13) X 155 = 2790 gram
- DJJ : 134 x/menit
Pemeriksaan dalam
- Posisi portio: Anterior
- Konsistensi : Lunak
- Pembukaan : 2 cm
- Ketuban : Positif
- Pendataran : 40 %
- Penunjuk : sacrum
- Molase :-

3.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan urin :

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Darah Rutin :
Hemoglobin 12.7 g/Dl 12,0-14,0
Leukosit 13.0 ribu/uL 5-10
Trombosit 275 ribu/uL 150-400
Hematokrit 35.5 % 35-47
Hitung jenis Leukosit :
▪ Eusinofil 0.2 % 1-3
▪ Basofil 0.2 % 0-1
▪ Neutrofil 79.8 % 40-60
▪ Limfosit 15.9 % 20-50
▪ Monosit 3.9 % 2-8
▪ Ratio N/L 5.0 % < 3.13
Golongan Darah A (+)
Laju Endap Darah:
LED 1 jam 19 ml/jam < 20
HEMOSTASIS
Clotting time 8 Detik < 15

7
Bleeding time 2 Detik <6
KIMIA KLINIK
SGOT 13 U/L 0-35
SGPT 7 U/L 0-35
Ureum 15 mg/dL 10-50
IMUNOLOGI
Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif

URIN RUTIN
Makroskopik:
Warna Kuning muda Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Ph 6,5 4,5-7,5
Berat jenis 1.025 1-1,05
Glukosa Negatif Negatif
Protein ++ Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 6-8 /lpk <3
Leukosit 3-4 /lpb <5
Epitel 4 /lpb Negatif
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif

3.5 Diagnosis Kerja

8
G3P1A1 hamil 36-37 minggu dengan dengan PEB Inpartu kala 1 fase laten
Janin Tunggal Hidup Presentasi Bokong
3.6 Tatalaksana
Tatalaksana tanggal 26 Agustus 2022, Pukul 04.00 WIB
● Observasi keadaan umum, tanda vital Ibu, DJJ.
● IVFD RL 500 cc gtt 20x/menit
● Injeksi MgSO4 40% 8mg (4mgboka/4mg boki) lanjut per 6 jam
● Injeksi Dexamethasone 2 x 6 mg selama 2 hari
● Nifedipine 3x10 mg/oral
● Cek laboratorium darah lengkap, urin rutin dan SWAB antigen SARS
COV 2
● Rencana USG

3.7 Follow Up Pasien


26/08/202 S/ Mules ● Observasi keadaan umum,
2 O/ KU : baik tanda vital Ibu, DJJ.
06.00 WIB Sens : compos mentis ● IVFD RL 500 cc gtt
TD : 170/100 mmHg 20x/menit
HR : 88x/menit ● Injeksi MgSO4 40%
RR : 24 x/menit boka/boki lanjut per 6 jam
Suhu : 36,7 oC ● Injeksi Dexamethasone 2
TFU : 31cm x 6 mg selama 2 hari
Kontraksi (+) Nifedipine 3x10 mg/oral
DJJ 148x/menit ● Cek laboratorium darah
Vt : 2cm lengkap, urin rutin dan
SWAB antigen SARS
A/G3P1A1 hamil 36-37 minggu COV 2
dengan dengan PEB Inpartu kala 1 fase ● Rencana USG
laten Janin Tunggal Hidup Presentasi
Bokong

26/08/202 S/ Mules dan Pusing ● Observasi keadaan umum,

9
2 O/ KU : baik tanda vital Ibu, DJJ.
08.30 WIB Sens : compos mentis ● IVFD RL 500 cc gtt
TD : 200/100 mmHg 20x/menit
HR : 86x/menit ● Drip MgSO4 40%
RR : 22 x/menit ● Nifedipine 3x10 mg/oral
Suhu : 36,5 oC ● Dopamet 3 x 250 mg
TFU : 31cm ● Pasien dipindahkan Ke
Kontraksi (+) VK
DJJ 140x/menit ● Rencana SC jam 10.00
Vt : 4cm WIB
A/G3P1A1 hamil 36-37 minggu
dengan dengan PEB Inpartu kala 1 fase
laten Janin Tunggal Hidup Presentasi
Bokong

26/08/202 S/ Mules dan Pusing ● Observasi keadaan umum,


2 O/ KU : baik tanda vital Ibu, DJJ.
09.00 WIB Sens : compos mentis ● IVFD RL 500 cc gtt
TD : 180/120 mmHg 20x/menit
HR : 86x/menit ● Drip MgSO4 40%
RR : 20 x/menit ● Nifedipine 3x10 mg/oral
Suhu : 36,5 oC ● Dopamet 3 x 250 mg
TFU : 31cm ● Persiapan pertolongan
Kontraksi (+) persalinan
DJJ 136x/menit
Vt : 10cm
A/G3P1A1 hamil 36-37 minggu
dengan dengan PEB Inpartu kala 1 fase
laten Janin Tunggal Hidup Presentasi
Bokong

10
3.8 Laporan Persalinan
Persiapan persalinan, Rabu 26 Agustus 2022 Pukul 09.00 WIB
Pada pukul 09.00 WIB os tampak ingin mengedan kuat. Pada pemeriksaan
dalam didapatkan portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban jernih,
bau (-) penunjuk sacrum. Kemudian dilakukan pimpinan persalinan.
Persalinan dilakukan dengan metode teknik ekstraksi kaki. Tangan
dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari kaki depan dengan menelusuri
bokong, pangkal paha sampai lutut kemudian melakukan abduksi dan fleksi
pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Setelah itu tangan yang
diluar mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi,
pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar
dari vagina sampai batas lutut. Kedua ibu jari memegang belakang betis janin
sejajar sumbu panjang betis dan jari-jari lain didepan betis, kaki ditarik curam
ke bawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang setinggi
mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha , sejajar sumbu panjang paha
dan jari-jari lain didepan paha. Kemudian pangkal paha ditarik curam
kebawah sampai trochanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan
pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trochanter belakang lahir dan
bokong lahir. Setelah bokong lahir badan janin dipegang secara femuro-
pelviks dan sambal dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian
sambal melakukan traksi, badan janin diputar kembali kearah yang
berlawanan setengah lingkaran, demikian seterusnya bolak-balik, sehingga
bahu belakang tampak dibawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
Kemudian badan bayi diletakkan pada tangan penolong, jari tengah kanan
ditaruh pada mulut bayi, dan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla..
Kemudian dengan tangan lainnya melakukan dorongan suprapubic pada
kepala melalui perut ibu.Pada pukul 09.30 WIB lahir neonatus hidup jenis
kelamin perempuan BB 2800 gram PB 50 cm LK 34 cm LD 31 cm, LP 30cm
APGAR score 8/9. Bayi langsung menangis dan gerakan bayi aktif.
Kemudian dilakukan manajemen aktif kala III dengan menyuntikkan
oksitosin 10 IU IM dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi. Setelah

11
pemotongan tali pusat, pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm
dari vulva. Kemudian satu tangan diletakkan diatas abdomen ibu tepat diatas
symphysis pubis untuk meraba kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat
melakukan penegangan tali pusat dengan satu tangan, yang lain menekan
uterus kearah dorsokranial secara hat-hati. Ketika mulai ada kotraksi, tali
pusat ditegamgkan kearah bawah dan dilakukan tekanan dorsokranial hingga
tali pusat semakin panjang dan korpus uteri bergerak ke atas yang
menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan Ibu diminta meneran
sambal penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas mengikuti poros jalan lahir dan tetap lakukan dorsokranial sampai
plasenta lahir lengkap. Pada pukul 09.45 WIB plasenta lahir lengkap dengan
BP 400 gr dan PTP 50 cm. Pada pukul 09.50 WIB dilakukan pemantauan
persalinan kala IV selama kurang lebih 2 jam pasca melahirkan. Laporan
selesai.

3.9 Follow Up
26/08/202 S/ Pusing ● Observasi keadaan umum,
2 O/ KU : baik perdarahan.
14.00 WIB Sens : compos mentis ● IVFD RL 500 cc gtt
TD : 170/110 mmHg 20x/menit
HR : 93 x/menit ● Nifedipine 3x10 tab/oral
RR : 22 x/menit ● Dopamet 3x 250mg/oral
Suhu : 35,6 oC ● Cefadroxyl 2x1 mg/oral
TFU : 1 jari di bawah umbilikus ● Inbion 1x1 tab/oral
Kontraksi uterus baik

A/ P2A1 Post Partus Spontan dengan


PEB + Presentasi bokong
27/08/202 S/ Pusing ● Observasi keadaan umum,
2 O/ KU : baik tanda vital

12
07.00 WIB Sens : compos mentis ● IVFD RL 500 cc gtt
TD : 150/90 mmHg 20x/menit
HR : 81x/menit ● Nifedipine 3x10 tab/oral
RR : 23x/menit ● Dopamet 3x 250mg/oral
Suhu : 36,8 oC ● Aff Infus
TFU 2 jari di bawah umbilikus ● Rencana Pulang Hari Ini
Kontraksi uterus baik

A/ P2A1 Post Partus Spontan dengan


PEB + Presentasi bokong
26/08/202 S/ Nyeri luka operasi ● Observasi keadaan umum,
2 O/ KU : baik tanda vital ibu.
14.00 WIB Sens : compos mentis ● Nifedipine 3x10 tab/oral
TD : 130/80 mmHg ● Dopamet 3x 250mg/oral
HR : 88 x/menit ● Rencana pulang hari ini
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 oC
TFU 3 jari di bawah umbilikus
Kontraksi uterus baik

A/ P2A1 Post Partus Spontan dengan


PEB + Presentasi bokong

13
BAB III

ANALISA KASUS

Pada kasus di dapatkan seorang wanita berusia 36 tahun datang dengan


keluhan mules ingin melahirkan. Keluhan dialami sejak 8 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengatakan bahwa terdapat keluar lendir dan darah dan
berbau amis. Keluar air-air tidak ada. Pasien mengatakan gerakan janin masih
dirasakan. Pasien mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan ketiga, anak
pasien yang pertama berjenis kelamin laki-laki dan hamil kedua pasien
mengalami abortus. Pasien memiliki riwayat hipertensi pada kehamilan
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah pasien 190/100
mmHg dan hasil pemeriksaan yang lainnya normal. Pada pemeriksaan status
obsteri di dapatkan hasil yang menunjukan bahwa terdapat kelainan letak
persentasi yaitu persentasi bokong. Dan pada hasil lab di dapatkan hasil positif
pada pemeriksaan protein yang dapat menjadi indikator penegakan diagnosis
pasien. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium dapat disimpulkan bahwa diagnosis pasien adalah G3P1A1 Hamil
36-37 Minggu inpartu + PEB Janin Tunggal hidup presentasi Bokong.
Tatalaksana awal pada pasien ini meliputi, observasi keadaan umum, tanda vital
ibu, DJJ, His, pemberian IVFD RL 500 cc gtt 20x/menit, injeksi MgSO4 40%
boka/boki lanjut per 6 jam, injeksi Dexamethasone 2 x 6 mg, Nifedipine 3x10
mg/oral, cek laboratorium darah lengkap, urin rutin dan SWAB antigen SARS
COV 2 dan rencana USG. Pada USG didapatkan persentasi bokong.
Permasalahan
1. Apakah diagnosis sudah tepat ?
Jawab :
Pada kasus ini, berdasarkan anamnesa yang dilakukan di dapatkan keluhan
pasien datang dengan keluhan mules ingin melahirkan. Keluhan dialami sejak
8 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengatakan bahwa terdapat
keluar lendir dan darah dan berbau amis. Berdasarkan keluhan yang dialami
pasien, pasien telah mengalami tanda-tanda inpartu. Inpartu adalah suatu
keadaan ibu mau melahirkan yang ditandai dengan perut mules menjalar

PAGE \* MERGEFORMAT
17
sampai kepinggang disertai dengan keluar lendir, darah (bloody show) atau
air-air dengan his minimal 1x dalam 10 menit lamanya minimal 20 detik
untuk primigravida dan his minimal 2x dalam 10 menit lamanya minimal 20
detik untuk multigravida disertai adanya pendaratan dan pembukaan serviks. 1
Pasien mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan ketiga, anak pasien
yang pertama berjenis kelamin laki-laki dan hamil kedua pasien mengalami
abortus. Pasien memiliki riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya.
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien mengaku hari pertama haid terakhir
pasien adalah kali pada 2 November 2021 dan berdasarkan tafsiran persalinan
dari rumus Johnson, tafsiran persalinan pasien pada tanggal 9 September
2022, dengan usia kehamilan 36-37 minggu.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah
pasien 190/100 mmHg. Dan pada hasil lab di dapatkan
hasil positif pada pemeriksaan protein, hal ini dapat
menjadi penegekan diagnosis dari preeklamsia berat.
Dimana preeklampsia berat adalah kondisi hipertensi
pada ibu hamil dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg
disertai dengan proteinuria ≥5g atau ≥+3 pada 2 sampel
urin setiap 6 jam (tidak lebih dari 1 minggu) atau
oliguria (urin < 500ml/24 jam) atau trombositopenia
(trombosit <100.000/mm3) atau nyeri epigastrik perut
quadran kanan atas atau edema pulmonal atau gangguan
otak persisten atau gangguan visual.2
Pada pemeriksaan status obsteri di dapatkan hasil yang menunjukan bahwa
terdapat kelainan letak persentasi yaitu persentasi bokong. Presentasi bokong
merupakan presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu
memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong berada di bawah kavum uteri. Resiko janin dalam hal kematian
perinatal cukup besar dalam persalinan bokong pervaginam. Dua pertiga
kematian ini adalah hasil dari kelainan bawaan atau infeksi dan satu per tiga
dari trauma dan asfiksia.

PAGE \* MERGEFORMAT
17
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan juga
berdasarkan teori dapat dirumuskan bahwa diagnosis pasien ini adalah
G3P2A1 Hamil 36-37 minggu inpartu kala 1 fase laten + PEB janin tunggal
hidup presentasi bokong. Dengan demikian, diagnosis awal pada kasus ini
sudah tepat.

2. Apakah tatalaksana sudah tepat ?


3. Bagaimana perhitungan indeks Zatuchini-Andros pada kasus
ini ?
4. Apakah terdapat hubungan antara paritas ibu dengan
kelainan persentasi ?
5. Pada kasus ini pasien pernah mengalami hipertensi pada
kehamilan sebelumnya. Apa penyebab terjadinya hipertensi
berulang ?
6. Apakah pasien PEB harus dilakukan tindakan section caesarea
apa indikasi sectio caesaria pada pasien PEB ?
7.

Apakah diagnosis sudah tepat ?


Pada kasus pasien seorang wanita berusia 43 tahun yang didiagnosis
G2P1A0 hamil aterm belum inpartu dengan KPSW + preeklamsia janin
tunggal hidup presentasi kepala dengan riwayat sectio caesarea satu kali.
Penulisan diagnosis pada pasien ini sudah tepat apabila ditinjau dari penulisan
diagnosis obstetri, diawali dengan diagnosis ibu dan komplikasi, diagnosis
kehamilan, diagnosis persalinan, dan terakhir diikuti diagnosis janin dan
komplikasinya.
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien berinisial Ny. H berusia 43 tahun
datang ke PONEK RSMP pada tanggal 22 Juli 2022 pukul 02.03 WIB dengan
keluhan keluar air-air sejak 8 jam SMRS. Keluhan lendir dan darah tidak ada.
Sebelumnya pasien berobat ke klinik dokter spesialis kandungan di
Palembang terlebih dahulu dan dianjurkan untuk dirawat di Rumah Sakit.
Keluhan disertai nyeri ulu hati (+) sejak 2 hari SMRS , mual dan muntah (-),

PAGE \* MERGEFORMAT
17
pandangan mata kabur (-), nyeri kepala hebat (-), kejang (-). Os mengaku
hamil anak kedua dengan cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan ibu.
Mengenai keluhan yang dirasakan, pada pasien belum terdapat tanda
inpartu. Inpartu adalah suatu keadaan ibu mau melahirkan yang ditandai
dengan perut mules menjalar sampai kepinggang disertai dengan keluar lendir,
darah (bloody show) atau air-air dengan his minimal 1x dalam 10 menit
lamanya minimal 20 detik untuk primigravida dan his minimal 2x dalam 10
menit lamanya minimal 20 detik untuk multigravida disertai adanya
pendaratan dan pembukaan serviks.6
Pasien mengeluh keluar air-air sejak 8 jam SMRS. Keluar air-air tidak
dapat ditahan, berwarna jernih dan tidak berbau. Hal ini merupakan tanda dari
ketuban pecah sebelum waktunya, hal ini sesuai teori bahwa ketuban pecah
sebelum waktunya adalah pecahnya selaput amnion baik dalam kehamilan
maupun dalam persalinan sebelum fase aktif atau masih dalam fase laten.6
Dari riwayat mentruasi diketahui HPHT pasien 3 Oktober 2021, dengan
TP 10 Juli 2022 dan dapat dilihat dari tinggi fundus uteri, maka kehamilan
pasien saat datang ke PONEK RSMP adalah 39 minggu 4 hari (aterm).
Pasien mengaku memiliki riwayat persalinan dengan sectio caesarea
satu kali yaitu pada anak pertama. Menurut teori, sectio caesarea adalah
proses kelahiran janin melalui tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina untuk
melahirkan janin dalam rahim. Adanya riwayat sectio caesarea merupakan
salah satu indikasi maternal untuk dilakukan SC pada kehamilan selanjutnya. 7
Pertimbangan lainnya dihitung skor VBAC (vaginal birth after cesarean)
menurut Flamm dan Geiger, didapatkan skor 3 dengan angka keberhasilan 59-
60%, sehingga untuk mengurangi komplikasi yang mungkin terjadi dilakukan
persalinan dengan sectio caesaea.8
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan urin
rutin didapatkan pasien mengeluh nyeri ulu hati sejak 2 hari SMRS, tekanan
darah 150/100 mmHg dan protein urin positif satu, sehingga dapat ditegakkan
diagnosis preeklamsi. Menurut teori kriteria minimal preeklampsia yaitu:9

PAGE \* MERGEFORMAT
17
1. Tekanan darah >140/90 mmHg yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan
pada wanita dengan tekanan darah yang sebelumnya normal.
2. Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin >+1.
3. Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti dengan salah
satu tanda gejala di bawah ini:
a) Gangguan ginjal: keratin serum 1,2 mg/dL atau didapatkan peningkatan
kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal
lainnya
b) Gangguan liver: peningkatan konsentrasi traminas 2 kali normal dan
atau adanya nyeri epigastrum/region kanan atas abdomen
c) Trombositopenia: trombosit <100.000/microliter
d) Didapatkan gejala neurologis: nyeri kepala, stroke, dan gangguan
penglihatan.

Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan leopold I, TFU 3 jari dibawah


processus xiphoideus bagian fundus ibu teraba bagian janin bulat lembut tidak
melenting. Pada leopold II, teraba bagian keras memanjang di kiri perut ibu.
Pada leopold III didapatkan kesan kepala dan di leopold IV didapatkan hasil
kepala belum masuk pintu atas panggul. Tafsiran berat janin 3410 gram dan
DJJ 134 x/menit. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan bahwa konsistensi
porsio lunak, posisi posterior, belum ada pembukaan, ketuban positif,
pendataran 0%. Dari hasil pemeriksaan obstetri didapatkan janin tunggal
hidup dengan presentasi kepala.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
diagnosis pasien ini sudah tepat yaitu G2P1A0 hamil aterm dengan KPSW +
preeklamsia belum inpartu janin tunggal hidup presentasi kepala dengan
riwayat SC satu kali.

4.2 Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah adekuat ?


Secara keseluruhan, penatalaksanaan yang diberikan pada pasien sudah
adekuat. Pada saat di PONEK, pasien dilakukan observasi keadaan umum,
tanda vital Ibu dan DJJ dan direncanakan cek laboratorium darah lengkap,

PAGE \* MERGEFORMAT
17
kimia darah dan urin rutin serta SARS COV-2, pasien diberikan IVFD ringer
laktat 500 cc gtt 20 x/menit, injeksi ceftriaxone 2x1 gr/iv dan diberikan
nifedipine 4x10 mg/oral, pasien direncanakan tindakan sectio caesarea pada
hari Jumat tanggal 22 Juli 2022 pukul 08.00 WIB.
Pemberian IVFD ringer laktat 500 cc gtt 20x/menit sebagai penambah
elektrolit tubuh untuk pengembalian keseimbangan tubuh. Pasien diberikan
antibiotik ceftriaxone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin
generasi ketiga yang memiliki efek bakterisidal. Pemberian nifedipine 4x10
mg/oral merupakan obat anti hipertensi golongan calsium channel
blocker. Nifedipine adalah salah satu obat yang paling efektif untuk
preeklamsi dengan kerja singkat yang dapat menurunkan tekanan darah.10
Penatalaksanaan post SC, diberikan metronidazole 3x500 mg/iv (kocor)
yaitu antibiotik sebagai profilaksis infeksi anaerob terutama setelah operasi.
Diberikan ceftriaxone yang merupakan antibiotik sebagai profilaksis
terjadinya infeksi pada bekas operasi. Indikasi digunakan kombinasi antibiotik
ini untuk pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu
jenin mikroba. Clonek 3x500 mg/oral merupakan obat yang memiliki
kandungan asam traneksamat yang berfungsi untuk membantu menghentikan
perdarahan pada pasien post operasi, paracetamol 3x1 tab/oral merupakan obat
analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk meredakan nyeri, nifedipine
4x10 tab/oral obat anti hipertesi untuk menurunkan tekanan darah ,inbion 1x1
tab/oral adalah suplemen yang mengandung fe glukonat, magnesium sulfat,
vitamin c, asam folat, vitamin B12, sorbitol dan copper sulfat. Fungsi dari obat
ini adalah untuk pasien dengan kekurangan zat besi selama masa kehamilan
dan pasca persalinan ibu hamil yang banyak kehilangan darah selama proses
persalinan.10

PAGE \* MERGEFORMAT
17
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penegakan diagnosis kasus ini sudah tepat. Pada kasus didapatkan
perempuan usia 43 tahun G2P1A0 hamil aterm dengan KPSW +
preeklamsia belum inpartu janin tunggal hidup presentasi kepala dengan
riwayat sectio caesarea 1 kali.
2. Penatalaksanaan pada kasus sudah adekuat.

5.2 Saran
Berdasarkan uraian tersebut, adapun saran yang bisa diberikan yaitu:
Pada pasien hamil dengan KPSW dan preeklamsi hendaknya segera dibawa ke
rumah sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin dan ibu.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat


Statistik, Kementerian Kesehatan RI, dan ICF International. 2017. Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta: BKKBN, BPS,
Kementerian Kesehatan dan ICF International.
2. Kemenkes. RI. 2019. Laporan Provinsi Sumatera Selatan: Riskesdas 2018
3. Puspitasari, R. N. 2019. Korelasi Karakteristik dengan Penyebab Ketuban
Pecah Dini Pada Ibu Bersalin di RSU Denisa Gresik. Indonesian Journal
for Health Sciences. 3(1): 24
4. Rahayu, B. & Sari, A. N. 2017. Studi Deskriptif Penyebab Kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Ibu Bersalin. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia, 5(2): 134-138
5. Nugroho dkk. 2022. Determinan Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 13 (2)\
6. Universita Sriwijaya. Protap Obgyn. Palembang: Universitas Sriwijaya
7. Ayuningtyas, D. dkk. 2018. Etika Kesehatan Pada Persalinan Melalui
Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis. Jurnal MKMI. 14 (1).
8. Ratnasari, D. 2019. Faktor yang Memengaruhi Keputusan Sectio Caesaea
(SC) Pada Ibu Bersalin di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan.
9. Sulistyowati, S. 2017. Early and Late Onset Preeclamsia: What did really
Matter. Journal of Gynecology and Womens Health, 5(4), pp. 7–9. doi:
10.19080/jgwh.2017.05.555670.
10. Prawiroharjo, S. 2016. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihorharjo.

PAGE \* MERGEFORMAT
23

Anda mungkin juga menyukai