Oleh:
Nurisma Maulisa, S.Ked
NIM : 712020001
Pembimbing:
dr. Didi Askari Pasaribu, Sp.OG (K)
Oleh
Nurisma Maulisa, S.Ked
712020001
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang Bari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“G3P2A0 hamil aterm inpartu kala 1 janin tunggal hidup letak lintang” sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu
Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. Didi Askari Pasaribu, Sp.OG(K), selaku pembimbing Kepaniteraan
Klinik Senior di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang Bari Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang, yang telah memberikan masukan, arahan,
serta bimbingan dalam penyelesaian laporan kasus ini.
2. Rekan-rekan co-assistensi dan perawat atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................2
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat memahami kasus ibu
hamil atas indikasi letak lintang.
2. Diharapkan munculnya pola berfikir yang kritis bagi semua dokter
muda setelah dilakukannya diskusi dengan dosen pembimbing klinik
tentang kasus ibu hamil atas indikasi letak lintang.
3. Diharapkan dokter muda dapat mengaplikasikan pemahaman yang
didapat mengenai kasus ibu hamil atas indikasi letak lintang selama
kepaniteraan klinik dan seterusnya.
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu obstetrik dan
ginekologi terutama tentang kasus abortus inkompletus.
b. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan laporan kasus ini dapat
menjadi landasan untuk penulisan laporan kasus selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Abortus
2.1.1 Definisi
Letak lintang adalah suatu letak janin dengan sumbu panjang
janin memotong tegak lurus atau hampir tegak lurus terhadap sumbu
ibu.1
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang
didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu, sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain.4
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang
lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat
berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior), di atas
(dorsosuperior), di bawah (dorsoinferior).5
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi letak lintang menurut Mochtar, 2012 dapat dibagi
menjadi 2 macam, yang dibagi berdasarkan :
1) Letak kepala
2) Letak Punggung
3
b) Jika punggung terletak di sebelah belakang ibu, disebut dorso-
posterior.
2.1.4 Patofisiologi
Distosia bahu disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu
untuk melipat ke dalam panggul yang disebabkan oleh fase aktif dan fase
persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala
yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan
lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami
pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung
menyebabkan uterus beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi
sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan
terjadinya posisi oblik atau melintang. Letak lintang atau letak miring
kadang-kadang dalam persalinan terjadi dari posisi longitudinal yang semula,
dengan berpindahnya kepala atau bokong ke salah satu fosa iliaka.
Pada proses persalinan, setelah ketuban pecah apabila ibu dibiarkan
bersalin sendiri, bahu bayi akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan
yang sesuai sering menumbung. Setelah penurunan, bahu berhenti sebatas
pintu atas panggul dengan kepala di salah satu fosa iliaka dan bokong pada
fosa iliaka yang lain.
Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit di bagian atas
panggul. Uterus kemudian berkontraksi dengan kuat dalam upayanya yang
sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut. Setelah beberapa saat akan terjadi
cincin retraksi yang semakin lama semakin tinggi dan semakin nyata.
Keadaan seperti ini disebut sebagai letak lintang kasep. Jika tidak cepat
diatasi, dan ditangani secara benar, uterus akan mengalami ruptura dan baik
ibu maupun janin dapat meninggal.2,6
2.1.5 Diagnosis
1) Pemeriksaan luar :
- Inspeksi : perut terlihat melebar kesamping
- Palpasi
Leopold 1 : Tinggi fundus uteri lebih rendah dibandingkan
dengan umur kehamilan (diskonkrusi negatif)
Leopold II : Teraba bokong atau kepala pada salah satu sisi
Leopold III & IV : Denyut jantung janin terdengar jelas
disekitar pusat.1
2) Pemeriksaan dalam :
Setelah ketubah pecah, pada pemeriksaan dalam akan
mudah diraba :
a. Sisi dada : Tulang iga sebagai garis-garis
b. Skapula atau akromion sebagai penunjuk
c. Klavikular : Arah penutupan aksila menunjukkan posisi
kepala. Kadang-kadang tangan kanan atau kiri menumbung
ke dalam vagina dan keluar dari vulva
d. Ultrasonografi dan radiologi : Hanya dilakukan apabila
dengan pemeriksaan dalam ditemukan kesulitan.1
2.1.6 Tatalaksana
1. Versi luar : Hanya dilakukan bila tidak ada kontra indikasi,
sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan diatas 32 minggu.
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,
sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan
versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus melakukan
pemeriksaan dengan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam
panggul, atau plasenta previa yang dapat membahayakan janin dan
meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali.
2.1.7 Prognosis
Suami Pasien
Nama : Yanto
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana Strata 1 (S1)
Agama : Islam
Alamat : RT 001 RW 001 Dusun I Tebat Gabus
3.2. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 03 November 2020
A. Keluhan Utama
Ibu MRS dengan keluhan sakit perut ingin melahirkan.
C. Riwayat Menstruasi
Usia Menarke : 12 tahun
Sikluas Haid : 28 hari
Lama Haid : 7 hari
Keluhan Saat Haid : Tidak ada
HPHT : 19 September 2019
D. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : 1x
Lama Menikah : 5 bulan
Usia Menikah : 24 tahun
E. Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan IUD
F. Riwayat ANC
4 kali di Puskesmas Kayuagung
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva anemi (-/-), sklera ikterik (-/-) edema
periorbital (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)
Thorax : Inspeksi : simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi: stem fremitus (+/+) sama kanan dan kiri
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+/+) normal, regular.
Murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Inspeksi: cembung, skar operasi (-), striae gravidarum
(-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi: hepar lien tidak teraba pembesaran
Genitalia : discharge (-)
Ekstremitas : akral dingin (-/-) edema (-/-)
B. Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
1. Inspeksi : Perut tampak sedikit cembung, striae gravidarum
(-), luka bekas SC (-)
2. Palpasi : TFU teraba 2 jari dibawah pusat, nyeri tekan pada
perut bawah (+)
Pemeriksaan Dalam
3. Inspekulo: Warna portio livide, OUE terbuka dan terdapat
beberapa jaringan dan darah yang keluar dari OUE, tidak
ditemukan erosi, laserasi atau polip serviks, fluksus (+) darah.
Pemeriksaan Serologi/Imunologi
HbsAG - Negatif
3.6 Penatalaksanaan
Observasi keadaan umum, tanda vital dan perdarahan
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan EKG
IVFD Ringer Laktat gtt 20x/menit
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV
Rencana SC dengan dr. Didi Askari Pasaribu, Sp. OG (K) 04 November
2020 pukul 10.00 WIB
3.9 Follow Up
Hari/Tanggal Follow Up
Rabu, 04 November
S/Mengeluh nyeri perut hilang timbu, keluhan
2020 Pukul 08.00
keluar darah (-), air-air (-), lendir (-) , pusing (-),
WIB
mual dan muntah (-)
13
hidup letak lintang
16
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Simpulan
1. Menurut protap letak lintang adalah suatu letak janin dengan sumbu
panjang janin memotong tegak lurus atau hampir tegak lurus terhadap
sumbu ibu.
2. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang penulisan diagnosis pada kasus sudah tepat yaitu G3P2A0
hamil aterm inpartu kala I janin tunggal hidup letak lintang
3. Penatalaksanaan pada kasus ini sudah sesuai baik pada
penatalaksanaan awal dan juga pada penatalaksanaan post seksio
sesaria.
5.1 Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlu dilakukannya anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan
riwayat penyakit dahulu yang lebih mendalam untuk mengetahui
gejala-gejala tambahan lain yang mendukung ke arah diagnosis dan
faktor risiko guna untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA