Preseptor :
Dr. Yusni, Sp. M
Identitas pasien :
Keluhan Tambahan :
• Mata merah, berair, perih,
Riwayat pengobatan :
• Disangkal
• Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Tampak kesakitan
• Kesadaran : compos mentis
• Vital sign :
• Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan
• Nadi : 89 x/menit
• Pernafasan : 20x/ menit
• Suhu : 36,7 C
• Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi Sinistra
Visus - 1
Parase/ Paralysis Gerakan bola mata bebas ke Gerakan bola mata ke segala
segala arah arah
Ortophoria ortophria
Diagnosa kerja
Ocular dextra ; 1. Laserasi konjungtiva okuli dextra
2. Hifema okuli Dextra
Penatalaksanaan ;
1. Laserasi Konjungtiva oculi dextra
1. Observasi luka
2. Pemberian antibiotik
3. Repair Laserasi Konjungtiva dengan benang vicryl 8-0
2. Hifema oculi dextra
1. Perawatan dirumah sakit, tidur dengan posisi 30 derajat pada
kepala,
2. Pemberian steroid sebagai anti inflamasi, dan sikoplegik untuk
mencegah sinekia anterior
Prognosis
Apabila dalam seminggu tidak terdapat komplikasi maka prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationum ( sembuh) : bonam
Quo ad fungsionium : bonam
Laserasi konjungtiva yang sudah di jahit
• Hifema derajat 1
Tinjauan Pustaka
Anatomi mata
• Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola
mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang
lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang
berbeda.
Trauma okuli
• Trauma okuli atau trauma bola mata dan jaringan sekitarnya adalah
mortilitas, moriditas dan keterbatasan fisik pada seseorang. trauma okuli
menjadi kasus tertinggi penyebab kehilangan penglihatan unilateral yang
sering terjadi pada anak usia dewasa muda
• Klasifikasi trauma berdasarkan mekanisme trauma
▫ Trauma mekanikal
▫ Trauma Radiasi
▫ Trauma Kimia
• Klasifikasi trauma berdasarkan Birminghamm Eye Trauma
Terminology (BETT)
▫ Close globe injury
▫ Open globe injury
Aktivator
kaskade
koagulasi
Darah bergerak ke Hasil degradasi bekuan
arah BMD dan Plasminogen diubah
darah keluar dengan sisa
mengotori permukaan menjadi plasmin
debris peradangan da n
dalam kornea kelar mealui trabecular
dan jalur uveoskleral
Pembekuan darah
Aktivasi mekanisme (4-7 hari)
homeostasis dan Sebagian darah di
fibrinolisis absorbsi oleh
permukaan iris
Gejala klinis
• Gejala
▫ Pandangan kabur karena adanya hifema ataupun karena adanya kerusakan
struktur intraokuli,
▫ Merasakan nyeri di sekitar mata ketika terjadi peningktan IOP
▫ Diplopia apabila terjadi fraktur orbital
• Tanda
▫ Sel darah merah bersirkulasi dalam aqueous humor yang disebut microhifemia
▫ Tampak sel darah merah di bagian bawah, yang dapat diukur tingginya
▫ Tanda iritasi dari konjungtiva dan pericorneal, pupil dilatasi, dan terjadi
pewarnaan darah pada pupil
▫ Tanda- tanda kerusakan intraoculi lainnya (edema kornea, kerusakan iris,
resesi sudut, dehiscence zonular yang dapat menyebabkan sublukasi atau
dislokasi, dialysis retina, ablasi vitreous, rupture choroid, dll)
Diagnosa Banding
• Rubeosis Iridis
• Neoplasma maligna
• Xanthogranuloma juvenil
• Lensa intraokular (terutama bila bilik mata depan atau iris
terfiksasi)
• Apabila terdapat perdarahan spontan, kecurigaan kedaerah
abnormalitas factor pembekuan darah dan trauma terbuka
tersembunyi harus difikirkan.
DIAGNOSA
Pemeriksaan
Anamnesa penunjang
Pemeriksaan fisik
(pemeriksaan mata
anterior dan posterior)
• Anamnesis, yang perlu ditanyakan saat anamesis adalah :
▫ Mekanisme trauma ( arah dan kekuatan)
▫ Apakah terdapat pelindung ketika terjadi trauma
▫ Tanyakan pada pasien apakan terdapat obat antikoagulan yang
dikonsumsi pasien sebelumnya, seperti aspirin, NSAID,
warfarin
▫ Riwayat keluarga dengen penyakit sickle cell
Refleks cahaya (-)
Perdarahan subkonjungtiva
Injeksi siliar
Injeksi konjungtiva
Adanya hifema
• Pemeriksaan, pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan
pada setiap kasus. Harus dicurigai adanya kerusakan mata bagian
anterior ataupun posterior . setiap kontrol, visus, kerusakan
jaringan, luas hifema dan TIO harus dicatat.
• Indikasi pembedahan
▫ Dibutuhkan pada 5% kasus. Indikasi tradisionalnya berupa:
peningkatan TIO >50mmHg selama 5 hari atau >35 mmHg
selama 7 hari untuk menghindari kerusakan saraf optik,
peningkatan TIO >25 mmHg selama 5 hari pada kasus hifema
total/hampir total untuk mencegah pewarnaan kornea oleh
darah, atau bekuan stagnan yang besar dan bertahan ≥10 hari
untuk mencegah sinekia anterior perifer.
Komplikasi
• Perdarahan berulang
• Glaukoma sekunder
• Corneal blood staining
Prognosis
• Bonam: Hifema dengan darah sedikit dan tanpa glaukoma
• Dubia : Hifema dengan glaukoma