“M”
OKTOBER 2021
Laporan Komprehensif
Oleh :
NURFAZIRA
NPM : 1810070130029
2021
i
TIM PENGUJI LAPORAN KOMPREHENSIF 28 MINGGU
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Pembimbing
Penguji I
ii
INFORMED CONSENT
Nama : Ny “M”
Umur : 42 Tahun
Istri dari
Nama : Tn ”A”
Umur : 36 tahun
dosen dan bidan sebagai pemberi arahan dan asuhan. Jika terjadi hal-hal yang
mahasiswa tersebut.
( Ny
“M” )
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah
kepada:
1. 1.Bapak Prof, Dr. Amri Bachtiar, M.DESS, S. Apt selaku Dekan Fakultas
2. 2.Ibu Oktavia Sari, Dipl. Rad, S.Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. 3.Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas
4. 4.Ibu Hendri Devita,S. KM. M. Biomed selaku Ketua Program Studi DIII
5. 5.ibu Elya Nova S.ST Sebagai pembimbing Klinik yang telah banyak
iv
6. 6.Terimakasih buat ayah dan mama tercinta yang telah banyak memberi
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga laporan ini dapat
Penulis
(Nurfazira)
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………...i
INFORMED CONSENT…………………………………………………....ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................6
2.1 Kehamilan Dengan Partus Prematurus Iminens.................................6
a. Pengertian.......................................................................................20
b. Etiologi dan Faktor Predisposisi.....................................................30
c. Patofisiologi....................................................................................49
d. Tanda – tanda Persalinan Prematur.................................................
e. Pemerikaan Penunjang.....................................................................
g. Penatalaksanaan / pengobata............................................................
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................128
A.Pengkajian..............................................................................................128
B.lntepretasi data.......................................................................................130
C.Diagnosa Potensial.................................................................................134
D.Tindakan Segera....................................................................................134
E.Rencana Tindakan..................................................................................135
F.Pelaksanaan............................................................................................135
vi
G.Evaluasi..................................................................................................136
BAB V PENUTUP..........................................................................................138
5.1 Kesimpulan.........................................................................................138
5.2 Penutup................................................................................................138
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................140
vii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum
2
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif pada ibu
hamil dengan Partus Prematurus Iminens (PPI)
2. Mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu hamil
dengan Partus Prematurus Iminens (PPI )
3. Mampu mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa pada ibu hamil
dengan Partus Prematrus Iminens (PPI)
4. Mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil dengan
Partus Prematurus Iminens (PPI)
5. Mampu mengembangkan rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil
dengan Partus Prematurus Iminens (PPI)
6. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil
dengan Partus Prematurus Iminens (PPI).
7. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. "M usia kehamilan 33-34 minggu
dengan ibu Partus Prematurus Iminens (PPI).
c.Memberikan pelayanan dan Tenaga kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan
standar pada klien dengan kehamilan patologi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur dapat
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran
dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid
terakhir.
Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu)
atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Partus preterm adalah kelahiran
setelah 20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu dari hari pertama menstruasi
terakhir (Benson, 2012). Menurut Rukiyah (2010), partus preterm adalah persalinan
pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara 500-2499
gram. Sedangkan “imminens” berarti “dalam waktu dekat” atau sebentar lagi.
Ancaman keguguran tersebut ditandai dengan kemunculan flek kecoklatan akibat
perdarahan vagina, ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Gejala tersebut juga
disertai oleh gumpalan darah dan sakit perut atau kram.
4
Perkembangan dan keadaan hamil dapat meningkatkan terjadinya partus prematurus
iminens diantaranya :
1) Kehamilan dengan hidramnion, kehamilan ganda, pre-eklampsia
2) Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio plasenta, plasenta previa,
pecahnya sinus marginalis
3) Kehamilan dengan pecah ketuban dini : terjadi gawat janin, temperatur tinggi
4) Kelainan anatomi rahim
5) Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini : serviks inkompeten
karena kondisi serviks, amputasi serviks
6) Kelainan kongenital rahim
7) Infeksi pada vagina asenden (atas) menjadi amnionitis
Menurut Oxorn (2010), etiologi terjadinya partus prematurus iminens adalah :
1) Iatrogenik
a) Sectio cessarea ulangan yang dikerjakan terlalu dini
b) Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini karena alasan bahwa bayi lebih baik
dirawat di bangsal anak dari pada dibiarkan dalam rahim. Termasuk keadaan
seperti diabetes maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan,
erythroblastiosis dan retardasi pertumbuhan intrauterine.
2) Spontan
yaitu 50% idiopatik, ketuban pecah dini, inkompetensi cervix, insufisiensi plasenta,
overdistensi uterus karena kehamilan kembar, polyhidramnion, janin yang besar.
Perdarahan dalam trimester ketiga seperti plasenta previa, abrubtio plasenta dan
vasa previa. Abnormalitas uterus yang mencegah ekspansi seperti hipoplasia uteri,
uterus septata atau bicornuata, synechiae intrauterine dan leimyoma. Trauma
karena jatuh, terpukul pada perut dan tindakan pembedahan. Penyakit pada ibu
seperti toksemia, anemia, penyakit ginjal yang kronis dan penyakit demam yang
akut. Faktor-faktor yang menyertai misalnya status sosial-ekonomi yang rendah,
merokok, bakteriuria, perawatan prenatal yang buruk.
Menurut Benson (2012), yang menyebabkan peningkatan resiko terjadinya
partus prematurus iminens meliputi riwayat partus preterm dalam kehamilan
terdahulu, merokok lebih dari setengah bungkus sehari, terpapar DES dalam uterus
dan anamnesis biopsi konus (pengangkatan sentral serviks untuk mendeteksi
kondisi premaligna atau maligna).
5
Menurut Winkjosastro (2010), kondisi selama kehamilan yang beresiko
terjadinya partus prematurus iminens adalah :
1) Janin dan plasenta seperti terjadinya perdarahan trimester awal, perdarahan
antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa plasenta), ketuban pecah
dini, pertumbuhan janin terhambat, kehamilan gameli dan Polyhidramnion
2) Pada ibu seperti penyakit berat pada ibu, diabetes melitus,
pre-eklamsi/hipertensi, infeksi saluran kemih, penyakit infeksi dengan demam
stress psikologik, kelainan bentuk uterus / serviks, riwayat persalinan preterm /
abortus berulang, inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1cm),
pemakaian obat narkotik, trauma, perokok berat (lebih dari 10 batang perhari),
kelaianan imunologi / kelainan rhesus dan usia.
Menurut Nugroho (2010), faktor yang mempengaruhi prematuritas adalah
umur ibu, suku, bangsa, sosial dan ekonomi, bakterinuria, BB ibu sebelum
hamil dan sewaktu hamil, kawin dan tidak kawin (tidak sah 15% prematur,
kawin sah 13% prematur), prenatal (antenatal) care, anemia, penyakit jantung,
jarak persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil.
Faktor resiko prematuritas menurut ( Nugroho, 2010 ) :
1) Mayor seperti keadaan dengan kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus,
serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar
atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus
pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, iritabilitas
uterus.
2) Minor seperti penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam setelah
kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang
perhari. riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih
dari 2 kali.
c. Patofisiologi
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan
atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membebani
jalur persalinanan normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara dini.
Empat jalur terpisah telah dipaparkan, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan
(Norwintz, 2007).
6
d. Tanda – tanda Persalinan Prematur
Menurut Manuaba (2009), jika proses persalinan berkelanjutan akan terjadi tanda
klinik sebagai berikut :
1) Kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam
2) Terjadi perubahan progresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm, perlunakan
sekitar 75-80 % bahkan terjadi penipisan serviks.
Kriteria partus prematurus iminens menurut Saefuddin (2009) antara lain kontraksi
yang teratur dengan jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lendir
kemerahan atau cairan pervaginam dan diikuti salah satu berikut ini :
1) Pada periksa dalam : pendataran 50-80 % atau lebih dan pembukaan 2 cm atau
lebih
2) Mengukur panjang serviks dangan vaginal probe USG : jika panjang serviks
kurang dari 2 cm pasti akan terjadi persalinan prematur
Sedangkan kriteria untuk menentukan diagnosis partus prematurus iminens menurut
Wiknjosastro (2010) yaitu :
1) Terjadi pada usia 22-37 minggu
2) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali dalam
waktu 10 menit
3) Adanya nyeri pada punggung bawah
4) Perdarahan bercak
5) Perasaan menekan daerah serviks
6) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm dan
penipisan 50-80 %
7) Presentasi janin rendah sampai mencapai spa isiadika
8) Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan prematur
e. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nugroho (2010) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Laboratorium
a) Pemeriksaan kultur urine
b) Pemeriksaan gas dan pH darah janin
c) Pemeriksaan darah tepi ibu : jumlah leukosit
7
d) C-reactive protein. CRP ada pada serum penderita infeksi akut dan
dideteksi berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi fraksi
polisakarida somatik non spesifik kuman pneumococcus yang disebut
fraksi C. CRP, dibentuk di hepatosit sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6,
TNF.
2) Amniosintesis :
hitung leukosit, pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis, kultur, kadar IL-1,
IL-6, kadar glukosa cairan amnion
3) Pemeriksaan ultrasonografi
a) Oligohidramnion : berhubungan dengan korioamnionitis dan koloni bakteri
pada amnion.
b) Penipisan serviks : bila ketebalan serviks < 3 cm (USG), dapat dipastikan
akan terjadi persalinan preterm..
c) Kardiotokografi : kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi
d) Sonografi seviks transperineal dapat menghindari manipulasi intravagina
terutama pada kasus KPD dan plasenta previa
F. Komplikasi Partus Prematurus Iminens
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus iminens yang terjadi
pada ibu adalah terjadinya persalinan prematur yang dapat menyebabkan infeksi
endometrium sehingga mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka
episiotomi. Sedangkan pada bayi prematur memiliki resiko infeksi neonatal lebih
tinggi seperti resiko distress pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan
perdarahan intraventikuler.
Menurut Benson (2012), terdapat paling sedikit enam bahaya utama yang
mengancam neonatus prematur, yaitu gangguan respirasi, gagal jantung kongestif,
perdarahan intraventrikel dan kelainan neurologik, hiperilirubinemia, sepsis dan
kesulitan makan.
Sedangkan menurut Oxorn (2010), prognosis yang dapat terjadi pada persalinan
prematuritas adalah :
1) Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur
2) Gangguan respirasi
3) Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya tulang tengkorak dan
8
immaturitas jaringan otak
4) Perdarahan intracranial 5 kali lebih sering pada bayi prematur dibanding bayi aterm
5) Cerebral palsy
6) Terdapat insidensi kerusakan organik otak yang lebih tinggi pada bayi prematur
(meskipun banyak orang–orang jenius yang dilahirkan sebelum aterm).
g. Penatalaksanaan / pengobatan
Menurut Benson (2012), pengobatan utama terdiri atas dua modalitas yaitu istirahat
baring dan obat – obatan.
1) Istirahat baring
Terdapat berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa istirhat baring bermanfaat
baik dalam pencegahan maupun membantu penghentian partus yang telah
berlangsung disertai dengan obat–obatan. Hidrasi intravena sering dianjurkan
sebagai bentuk awal intervensi, sebelum mulai dengan obat-obat farmakologik.
2) Obat farmakologik
a) Beta – simpatomimetik
Dinamakan demikian karena lebih merangsang reseptor beta – adrenergik, dua
obat yang paling sering digunakan adalah ritodrine dan terbutaline. Reaksi
kerja obat ini yaitu dapat menurunkan tonus otot polos uterus, bronkiolus dan
vaskulator, output urine juga berkurang dan glikogenolisis dan pembebasan
insulin kedua – duanya meningkat, nadi meningkat, tekanan darah diastolik
menurun, frekuensi jantung cepat.
Prosedur pemberian ritodrine :
(1) Usahakan pemeriksaan darah lengkap dengan platelet, elektrolit serum,
dan glukosa
(2) Mulai infus IV kemudian mulai obat dengan kecepatan 50 – 100 / menit,
harus menggunakan infussion pump
(3) Naikkan dosis dengan 50 / menit setiap 15 menit sampai kontraksi lebih
kecil dari empat kali / jam atau sampai dosis maksimum 350 / menit
(4) Pertahankan dosis selama 6 – 12 jam, pemantauan fetus terus dilakukan
dan pasien tetap diobservasi sampai menjadi stabil dengan medikasi oral
(5) Ubah menjadi pengobatan oral dengan pemberian 10 – 20 mg ritodrine
peroral satu jam sebelu menghentikan medikasi IV. Tindak lanjuti dengan
10 – 20 mg ritodrine peroral setiap 2 – 4 jam sesuai keperluan.
b) Magnesium Sulfat
9
Mekanisme kerja magnesium yaitu menurunkan kalsium bebas intraselular
yang perlu untuk kontraksi otot polos, namun magnesium memiliki efek ini
pada semua otot.Salah satu efek samping yang sangat mengganggu adalah
disforia dimana dilukiskan perasaan bagai terperangkap awan gelap.
Prosedur pemberian Magnesium Sulfat :
(1) Magnesium merupakan pilihan yang baik bagi pasien dengan diabetes, perdarahan
dan gangguan jantung.
(2) Usahakan pemeriksaan darah lengkap dengan platelet, elektrolit serum, dan
glukosa
(3) Berikan dosis awal 4g selama 10 – 20 menit dan kemudian infus magnesium
dengan kecepatan 1 – 3 g / jam. Dosis magnesium tidak boleh melebihi 4 g / jam
karena kadar toksik mungkin tercapai
(4) Naikkan dosis sebanyak 0,5 g setiap 15 menit sampai kontraksi uterus sama atau
kurang dari 4 per jam
(5) Frekuensi pernafasan dan refleks tendon dalam harus imonitor dengan seksama
(6) Setelah relaksasi uterus tercapai, sejumlah ahli kebidanan akan menganti obat
dengan beta – simpatomimetik oral.
Menurut Nugroho (2010), pada kasus amnionitis yang tidak mungkin ditangani
ekspektatif, harus dilakukan intervensi yaitu dengan :
1) Akslerasi pematangan fungsi paru
a) Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betamethasone 12 mg IM, 2 kali
selang 24 jam, atau dexamethasone 5 mg tiap 12 jam IM sampai 4 dosis
b) Thyrotropin releasing hormone 400 IV, akan meningkatkan kadar tri–
iodothyronine yang dapat meningkatkan produksi surfaktan
c) Suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen membran
fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.
2) Pemberian antibiotika
a) Pemberian antibiotika yang tepat dapat menurunkan angka kejadian
koriomnionitis dan sepsis neonatorum
b) Diberikan 2 gram ampicillin IV tiap 6 jam sampai persalinan selesai
c) Peneliti lain memberikan antibiotik kombinasi untuk kuman anaerob
d) Setelah itu dilakukan deteksi dan penanganan terhadap faktor resiko
persalinan prematur, bila tidak ada kontra indikasi, diberi tokolitik.
3) Pemberian tokolitik
10
a) Nifedipine 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam.
Umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3x10 mg
b) Golongan beta – mimetik : salbutamol per infuse : 20 – 50 / menit atau
salbutamol per oral : 4 mg, 2 – 4 kali / hari
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata
1. Nama Ibu : Ny. "M"
2. Umur : 42 Tahunahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : Alahan Panjang
-Keluhan Utama
12
Perut terasa kenceng-kenceng sejak jam 16.00
-Riwayat Kesehatan
Pasien tidak pernah menderita penyakit, seperti jantung, diabetes militus, ginjal,
hipertensi/hipotensi, hepatitis, anemia, TORCH, TBC, dan asma.
Tidak ada riwayat penyakit turunan (asma, diabetes militus, haemophili, keturunan
kembar dan penyakit kronis.
1. Alasan Kunjungan : Masalah dari kasus Ny. M adalah ibu merasa cemas
karena perutnya terasa kencang-kencang tapi belum waktunya untuk melahirkan.
Kebutuhan yang diperlukan Ny. M yaitu memberi support mental kepada ibu agar
ibu tidak cemas dalam menghadapi persalinan.
13
l Bidan mpua
n
50/28
00
gram
2 Ini
14
- Rasa Nyeri / Panas Waktu BAK : tidak ada
- Rasa Panas Pada Vulva / Vagina : tidak ada
- Pengeluaran Cairan Pervaginam : tidak ada
- Nyeri, Kemerahan, Tegang Pada Tungkai : tidak ada
- Edema : tidak ada
Perubahan Makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : tidak ada
- Eliminasi
BAK
Konsistensi : lembek
Frekuensi : 1 x sehari
- Aktifitas
- Higiene
15
Kebersihan Ibu : bersih
Frekuensi : 2x seminggu
- Sosial Budaya
b. Psikologis
Perasaan Ibu dan Keluarga terhadap kehamilan : senang
Hubungan Ibu dengan Suami dan Keluarga : baik
c. Sosial Ekonomi
Spiritual : ibu tetap menunaikan ibadah shalat 5 waktu
16
a. Merokok : ibu tidak merokok
b. Minum Alkohol : tidak ada
c. Obat – obatan : tidak ada
10. Riwayat Sosial :
a. Perkawinan : Pertama
b. Kehamilan Ini : direncanakan
c. Perasaan Tentang Kehamilan Ini : bahagia
d. Status Perkawinan : sah
e. Kawin : 1 kali
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) :
1. Status Emosional : CMC
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/76 mmhg
b. Denyut Nadi : 81x/menit
c. Pernafasan : 20x/menit
d. Suhu : 36,5 ‘ C
e. BB Sebelum Hamil : 60 kg
f. BB Sekarang : 70 kg
g. Tinggi Badan : 150
h. LLA : 29 cm
3. Pemeriksaan Khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (Periksa Pandang) :
- Jalan : Normal
- Bentuk Badan : lordosis
- Rambut : bersih, hitam, sedikit beminyak
- Mata
Conjungtiva : tidak anemis
Skelera : tidak ikterik
- Muka
Cloasma Gravidarum : ada
Edema : tidak ada
- Mulut
Caries : tidak ada
Hygiene : 1-2 x/sehari
17
Stomatistis : tidak ada
- Leher
Kelenjer Tiroid : tidak ada
Kelenjer Limfe : tidak ada
Hyperpigmentasi : ada
- Mamae
Pembesaran : simentris kiri dan kanan
Areola Mamae : coklat kehitaman
Putting Susu : menonjol
Kolostrum : ada
- Abdomen
Bekas Operasi : tidak ada
Membesar : sesuai ukuran kehamilan
Linia nigra / Alba : ada
Strie Livide / Albikan : ada
Gerakkan Anak : ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi) :
Perineum : tidak dilakukan
Tanda Chadwick : tidak dilakukan
Varices : tidak dilakukan
Edema : tidak dilakukan
Flour Albus : tidak dilakukan
Pengeluaran dari Vagina : tidak dilakukan
Hygiene : tidak dilakukan
- Ekstremitas
Varices : tidak ada
Edema : tidak ada
Kelainan-kelainan : tidak ada
- Palpasi Uterus
18
Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil kemungkinan ekstermitas janin, pada bagian kiri perut
teraba keras, panjang dan memapan kemungkinan punggung janin.
Leopold III : bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras,
melenting kemungkinan kepala janin.
Leopold IV : Kepala Sudah Masuk PAP
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 28cm TBA(TFU-12) x 155 = 2.480 gr.
b. Auskultasi :
- DJJ : (+) positif
- Frekuensi Teratur / Tidak : 142x /menit teratur
- Punctum Maximum : kuadran kiri bawah perut ibu.
c. Perkusi :
- Reflek Patela Ki / Ka : (+) positif
d. Pengukuran Panggul :
D. Uji Diagnostik :
1. HB : 11, 5 gr%
2. Golongan darah. :(A)
3. Glukosa urine : (-)
4. Protein Urine : (-)
19
3.2 Dokumentasi SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY“M”G2P1A0H1USIA KEHAMILAN 33-34 MINGGU ATAS
INDIKASI PPI (PARTUS PREMATURUS IMMINENS)
20
HPHT 30-01-2021 Lila: 29 cm Dasar:
- ibu mengatakan hamil BB sebelum 1.ibu mengatakan ini 2.menginformasikan tanda-tanda persalinan
anak kedua nya. hamil: 60 kg kehamilan Kedua. kepada ibu dan keluarga:
-Ibu Mengatakan saat BB sekarang: 2. ibu mengatakan HPHT 07- Keluar lender bercampur darah dari
di berikan obat tubuh 70kg 11-2021 kemaluan
ibu terasa gatal. Tb: 150 cm 3. Djj: 148x/i Sakit pinggang menjalar ke ari-ari
Pemeriksaan headtotoe: 4. teraba 2 bagian. Keluar cairan yang banyak dari kemaluan.
Inspeksi 5. tidak nyeri pada saat E: ibu dan keluarga telah mengetahui tanda-tanda
-Jalan: normal palpasi. persalinan.
-Bentuk badan: lordosis 6. Leopold II: PUKI.
- Rambut: bersih 7. Leopold III: Let-kep U 3.Ibu bedrest total istirahat cukup.
- Mata: conjungtiva 8.Jalan lahir normal Ibu makan 3 kali sehari nutrisi bergizi daging
tidak anemis, sklera tidak berdasarkan riwayat ayam ikan sayur dan susu serta buah.porsi nya 2
- muka: cloasma 9. TTV dalam batas Evaluasi : ibu sudah istirahat cukup.dan nutrisi
21
tidak ada pembesaran, pemeriksaan. hilang dengan sendirinya.
kelenjar limfe tidak ada 2. informasikan tanda-tanda 6.Kolabosasi dengan dokter SpOG.
pembesaran. persalinan pada ibu Rencana USG pada jam 16:00 wib
- mamae: putting susu 3.Anjurkan ibu istirahat Terpasang infus RL
menonjol, colostrum cukup , dan nutrisi guna Memberikan terapi sesuai dengan indikasi dan
tidak ada. menambah berat badan janin instruksi dokter
- abdomen: bekas operasi agar pertumbuhan nya cepat Misalnya pemberian : - Advis oper dr Sulung
tidak ada, membesar dan lengkap. SpOG :
sesuai usia kehamilan. 4.Pantau ttv dan DJJ - Inj. dexa 2x 16 mg / 24 jam
- vulva: pengeluaran 5Menjelaskan tentang efek - Inj. Cefo 3 x 1 gr
pervaginam keluar lender samping obat. - Inf RL drip nairet 1 amp
bercampur darah 6.kerja sama dengan dokter - Profecom 2 tab/ rect (k/p)
- ekstermitas: varices dpjp./dokter penanggung a) Kortikosteroid untuk pematangan paru
tidak ada, edema tidak jawab praktek. (1) Betamethason : 12 mg selang 2x24 jam
ada. (2) Dexamethason : 5 mg tiap 12 jam, IM,
sampai 4 dosis
Palpasi
-leopold I: TFU b) Antibiotik : 2 g ampicilin, IV
pertengahan pusat c) Memberikan tokolitik
dengan PX, pada fundus (1) Kalsium antagonis: 10 mg nifedipin, diulang
teraba bulat, lunak tidak tiap 5 menit maksimm 40 mg / 6 jam
melenting kemungkinan
22
kepala janin. (2) Golongan beta-mimetik
- leopold II: pada bagian Salbutamol : 20-50 µg / menit, salbutamol
kanan teraba tonjolan- per oral 4 mg, 2-4 kali sehari
tonjolan kecil
kemungkinan ekstermitas Evaluasi: sudah dilakukan
janin, pada bagian kiri
teraba keras Panjang
memapan kemungkinan
punggung janin.
- leopold III: pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bulat, keras, melenting
kemungkinan kepala
janin.
- leopld IV: kepala sudah
masuk PAP.
Auskultasi
-DJJ: (+)
- frekuensi: 148x/menit
- irama: teratur
- kuadran kiri bawah
23
perut ibu.
Perkusi
-reflek patella ki/ka: +/+
Pemeriksaan penunjang
-Hb: 11,1 gr %
- protein urine: Negative
- glukosa urine: Negatif
24
25
Subjektif Objektif Assasment Planning
Tanggal: 15-10-2021
Pukul: 11:00 Wib Ku: Baik 1.menginformasikan kepada ibu tentang hasil
-ibu Mengatakan keluar Status Emosional: CMC pemeriksaan ibu dan janin:
TP: 07-11-2021 Assesment TD: 120/80 mmhg
darah dari pervaginam
TTV: Dx: Ny”M” .G2P1A01 uk N: 81x/i
Sedikit
TD: 110/80mmhg 33-34mg dengann PPI + P: 20x/i
-Ibu Mengatakan perut nya
N: 80x/i PPM (usg dr. sulung) S: 36,5 C
Terasa Kencang
HPHT 30-01-2021 P: 22x/i Djj: 148x/i
Dasar:
- ibu mengatakan hamil S: 36,6 C Kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal.
1.ibu mengatakan ini
anak kedua nya. Lila: 29 cm E: ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
kehamilan Kedua..
- ibu Mengatakan masih BB sebelum hamil: 60 kg
2. ibu mengatakan HPHT 2.menginformasikan tanda-tanda persalinan kepada ibu
merasa kan cemas Dengan BB sekarang: 70kg
07-11-2021 dan keluarga:
kehamilan nya. Tb: 150 cm
3. Djj: 148x/i Keluar lender bercampur darah dari kemaluan
Pemeriksaan headtotoe:
4. teraba 2 bagian. Sakit pinggang menjalar ke ari-ari
Inspeksi
5. tidak nyeri pada saat Keluar cairan yang banyak dari kemaluan.
-Jalan: normal
palpasi. E: ibu dan keluarga telah mengetahui tanda-tanda
-Bentuk badan: lordosis
6. Leopold II: PUKI. persalinan.
- Rambut: bersih
7. Leopold III: Let-kep U
- Mata: conjungtiva tidak
8.Jalan lahir normal 3.Memberikan dukungan emosional kepada ibu beri
anemis, sklera tidak
berdasarkan riwayat semangat bahwa ibu pasti bisa melaluinya dan
ikterik.
persalinan yang lalu kehamilan ibu akan sehat baik- baik saja.
- muka: cloasma
9. TTV dalam batas Evaluasi:ibu sudah mulai tenang dan tidak cemas lagi.
gravidarum tidak ada,
normal dari hasil
edema tidak ada.
pemeriksaan.
- mulut: caries tidak ada, 4.Ibu bedrest total istirahat cukup .
hygine bersih, stomatitis Masalah: Perut Terasa ibu makan 3 kali sehari nutrisi bergizi daging ayam ikan
tidak ada. Kencang. sayur dan susu serta buah.porsi nya 2 kali lebih banyak
- leher: kelenjar tiroid Kebutuhan: minum +- 2 liter.
tidak ada pembesaran, 1.informasikan hasil Evaluasi : ibu sudah istirahat cukup.dan nutrisi
kelenjar limfe tidak ada pemeriksaan. tercukupi
pembesaran. 2. informasikan tanda-tanda
26
- mamae: putting susu persalinan pada ibu 5.Pantau dan kontrol rutin TTV ibu dan DJJ Janin.
menonjol, colostrum tidak 3.Beri dukungan emosional. Evaluasi:TTV dan DJJ dalam batas normal.
ada. 4.Anjurkan ibu istirahat
- abdomen: bekas operasi cukup dan nutrisi guna 6.kerja sama dengan dokter SpOG.
tidak ada, membesar menambah berat badan
sesuai usia kehamilan. janin agar pertumbuhan nya Terpasang infus RL
- vulva: pengeluaran cepat dan lengkap. - Advis oper dari dr Sulung SpOG :
pervaginam keluar lender 5.Pantau TTV dan DJJ. - Inj. dexa 2x 16 mg / 24 jam
bercampur darah 6.Kolaborasi dengan dokter - Inj. Cefo 3 x 1 gr
- ekstermitas: varices tidak dpjp./dokter penanggung - Inf RL drip nairet 1 amp
ada, edema tidak ada. jawab praktek. - Profecom 2 tab/ rect (k/p)
27
- leopld IV: kepala sudah
masuk PAP.
Auskultasi
-DJJ: (+)
- frekuensi: 148x/menit
- irama: teratur
- kuadran kiri bawah perut
ibu.
Perkusi
-reflek patella ki/ka: +/+
Pemeriksaan penunjang
-Hb: 11,1 gr %
- protein urine: Negative
- glukosa urine: Negatif
28
Subjektif Objektif Assasment Planning
Tanggal: 16-10-2021
Pukul: 11:00 Wib Ku: Baik Dx: Ny”M” .G2P1R01 uk 1.menginformasikan kepada ibu tentang hasil
-ibu Mengatakan perutnya Status Emosional: CMC 33-34 mg dengann PPI + pemeriksaan ibu dan janin:
Yang Terasa kencang TP: 07-11-2021 PPM (usg dr. sulung) TD: 120/80 mmhg
mulai sedikit menghilang. TTV: N: 81x/i
-Ibu Mengatakan perut nya TD: 120/80 mmhg Dasar: P: 20x/i
Terasa Kencang N: 81x/i 1.ibu mengatakan ini S: 36,5 C
HPHT 30-01-2021 P: 20x/i kehamilan pertama. Djj: 148x/i
- ibu mengatakan hamil S: 36,6 C 2. ibu mengatakan HPHT Kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal.
anak kedua nya. Lila: 29 cm 22-01-2021 E: ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
BB sebelum hamil: 60 kg 3. Djj: 148x/i
BB sekarang: 70kg 4. teraba 2 bagian. 2.menginformasikan tanda-tanda persalinan kepada ibu
Tb: 150 cm 5. tidak nyeri pada saat dan keluarga:
Pemeriksaan headtotoe: palpasi. Keluar lender bercampur darah dari kemaluan
Inspeksi 6. Leopold II: PUKI. Sakit pinggang menjalar ke ari-ari
-Jalan: normal 7. Leopold III: Let-kep U Keluar cairan yang banyak dari kemaluan.
-Bentuk badan: lordosis 8.Jalan lahir normal E: ibu dan keluarga telah mengetahui tanda-tanda
- Rambut: bersih berdasarkan riwayat persalinan.
- Mata: conjungtiva tidak persalinan yang lalu
anemis, sklera tidak 9. TTV dalam batas
normal dari hasil 3.Ibu bedrest total istirahat cukup.
ikterik.
pemeriksaan. Ibu makan 3 kali sehari nutrisi bergizi daging ayam ikan
- muka: cloasma
sayur dan susu serta buah.porsi nya 2 kali lebih banyak
gravidarum tidak ada,
Masalah: Perut Terasa minum +- 2liter.
edema tidak ada.
Kencang. Evaluasi : ibu sudah istirahat cukup.dan nutrisi
- mulut: caries tidak ada,
Kebutuhan: tercukupi.
hygine bersih, stomatitis
tidak ada. 1.informasikan hasil
- leher: kelenjar tiroid pemeriksaan.
2. informasikan tanda-tanda
29
tidak ada pembesaran, persalinan pada ibu 4.Pantau dan kontrol rutin TTV ibu dan DJJ Janin.
kelenjar limfe tidak ada 3.Anjurkan ibu istirahat Evaluasi:TTV dan DJJ dalam batas normal.
pembesaran. cukup , dan nutrisi guna
- mamae: putting susu menambah berat badan 5.Memberitahu ibu sudah boleh pulang karena kondisi
menonjol, colostrum tidak janin agar pertumbuhan nya ibu sudah membaik dan stabil,dan tetap anjurkan ibu
ada. cepat dan lengkap. untuk menjaga kesehatan pada masa kehamilan nya.dan
- abdomen: bekas operasi 4.Pantau TTV dan DJJ. apabila ada masalah pada kehamilan ibu untuk segera
tidak ada, membesar 5.Memberitahu ibu sudah datang ke faskes terdekat.
sesuai usia kehamilan. boleh pulang. Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan menjaga
- vulva: pengeluaran 6.Kolaborasi dengan dokter kesehatan nya.
pervaginam keluar lender dpjp. / dokter penanggung
bercampur darah jawab praktek. 6.kolaborasi dengan dokter SpOG.
- ekstermitas: varices tidak
Terpasang infus RL , lepaskan RL yang Terpasang.
ada, edema tidak ada.
- Advis operan dr Sulung SpOG :
Palpasi -Pasien rawat jalan
-leopold I: TFU - Pasien diperbolehkan pulang karena keadaan sudah
pertengahan pusat dengan membaik
PX, pada fundus teraba
bulat, lunak tidak
melenting kemungkinan
kepala janin.
- leopold II: pada bagian
kanan teraba tonjolan-
tonjolan kecil
kemungkinan ekstermitas
janin, pada bagian kiri
teraba keras Panjang
memapan kemungkinan
punggung janin.
- leopold III: pada bagian
terbawah perut ibu teraba
30
bulat, keras, melenting
kemungkinan kepala
janin.
- leopld IV: kepala sudah
masuk PAP.
His 1x10
Auskultasi
-DJJ: (+)
- frekuensi: 148x/menit
- irama: teratur
- kuadran kiri bawah perut
ibu.
Perkusi
-reflek patella ki/ka: +/+
Pemeriksaan penunjang
-Hb: 11,1 gr %
- protein urine: Negative
- glukosa urine: Negatif
31
BAB IV
PEMBAHASAN
kasus dengan teori – teori. Teori yang disajikan dapat mendukung atau bertentangan
dengan kasus di lahan. Sehingga dari hal itu penulis dapat mengetahui kelebihan dan
A. Pengkajian
Menurut teori Pengkajian adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber,
baik sumber primer (pasien) maupun sumber sekunder (anggota keluarga atau
Pada data subyektif didapatkan keluhan utama ibu kenceng- keceng .Pada
langkah ini tidak terdapat kesenjang antara teori dan praktik dilahan.
Pada data obyektif menurut teori pada kasus hamil dengan partus
antara teori dan praktik dilahan yaitu berat badan tidak turun.
Pada kasus Ny. M lingkaran perut tidak mengecil, TFU tidak mengalami
penururnan, DJJ dalam keadaan normal. Pada langkah ini terdapat kesenjangan
antara teori dengan praktik dilahan yaitu lingkaran perut tidak mengecil, TFU
tidak mengalami penurunan dan DJJ dalam keadaan normal yaitu 140x/menit.
32
Pada pemeriksaan penunjang menurut teori dilakukan pemeriksaan USG
(Nugroho, 2012). Pada kasus Ny. M dilakukan pemeriksaan USG. Pada langkah
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilahan yaitu tidak
B. Interpretasi Data
interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan (Sulistyawati,
2009).
Masalah dari kasus Ny. M adalah ibu merasa cemas karena perutnya terasa
diperlukan Ny. M yaitu memberi support mental kepada ibu agar ibu tidak cemas
dalam menghadapi persalinan. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara
C. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap – siap apabila hal tersebut benar –
benar terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
33
1. Infus RL drip nairet 1 amp
2. Inj. dexa 2 x 16 mg/ 24 jam j 19.30
3. Inj. cefo 3 x 1 gr j 3.30
4. Profecom sup 2/ rec
34
Berdasarkan teori yang ada diagnosa potensial yang ditemukan pada kasus ibu
bersalin dengan induksi atas indikasi kehamilan serotinus, pada ibu akan terjadi
rupture uteri atau partus lama, pada bayi terjadi fetal distress dan IUFD
(Prawirohardjo, 2011).
Pada kasus Ny. M dengan kehamilan PPI diagnosa potensial pada ibu perdarah
pada bayi terjadi fetal distress dan IUFD.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus dilahan.
D. Tindakan Segera
oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
Menurut teori tindakan segera pada ibu hamil dengan PPI adalah kolaborasi
Pada kasus Ny. S tindakan segera yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi adalah melakukan pemantauan keadaan ibu dan janin setiap 15 menit dan
E. Rencana Tindakan
35
F. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik
G. Evaluasi
36
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1. Untuk Bidan
37
Bidan sebagai tanaga kesehatan sangat berperan dalam menurunkan angka kematian
ibu, oleh karena itu bidan perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
2. Untuk klien
Diharapkan pasien dalam keadaan baik.
3. Untuk Institusi
Perlu peningkatan pembelajaran di laboratorium khususnya penanganan induksi
persalinan sehingga dapat melakukan suatu tindakan penanganan pada kasus
tersebut karena prakrek laboratorium sangatlah bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
professional.
38
DAFTAR PUSTAKA
Benson. Raloh C dan Pernoll. Martin L. 2012. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi. EGC.
Jakarta
Farrer Helen. 2010. Perawatan Maternitas (Maternity Care) Edisi 2. EGC. Jakarta. Hal
14 - 32
Hariadi. R. 2004. Ilmu Kedokteran. Surabava : Himpunan Kedokteran Fetomaternal
Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi. Indonesia
http://documents/laporan-pendahuluan-partus-prematurus-imminens.html (diakses
tanggal 15 Juni 2016, pukul 20:30)
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana. EGC.
Jakarta. Hal 61 – 68
Nugroho Taufan.2011. Buku Ajar Obsetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Nuha Medika.
Yogyakarta. Hal 45 - 55
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta
Varney, dkk. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Volum 1 Edisi 4. EGC. 2007. Jakarta. Hal
29 – 39
Winkjosastro.2007. Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
Yatim.2008. Penyakit Kandungan. Pustaka Populer Obor. Jakarta
Zuyina, dkk. Anatomi, Fisiologi, dan Obsgyn untuk Kebidanan. Nuha Medika.
Yogyakarta. Hal 249 - 253
39