Anda di halaman 1dari 142

MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.

“E”G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 34-35 MINGGU DAN


IBUBERSALIN NY. “Y” G1P0A0H60 NIFAS, BAYI
BARU LAHIR DIBPM HENNY FITRISYA
TANGGAL 2- 11 NOVEMBER 2021

Laporan 28 minggu

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata


Kuliah Praktek Klinik kebidanan

Oleh :

Nama : MIKI MAINAWATI


NPM : 1910070130025

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2021
LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny “Y“G2P1A0H1Usia


Kehamilan 34-35Minggu dan Ibu Bersalin Ny “Y” Nifas, Bayi Baru Lahir di BPM
Henny Fitrisya,Amd.Keb Tanggal 2Novembers/d 11November 2021 telah disetujui,
diperiksa dan siap untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(vitri Yuli Afni Amran,S.ST.M.Keb) (Putri Engla Pasalina, S.ST, M. Keb)

Mengetahui :

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Hendri Devita,SKM,M.Keb)
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY “E” G2P1A0H1


USIA KEHAMILAN 34-35 MINGGU DAN IBU BERSALIN
NY “Y” NIFAS,BESERTA BAYI BARU LAHIR
DI BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 02 NOVEMBER 2021

Oleh:
MIKI MAINAWATI
1910070130025

Telah Dipertanggung Jawabkan Dihadapan Penguji


Mengesahkan

Moderator

(PUTRI ENGLA PASALINA,S,ST,M.Keb)

Penguji I Penguji II

(SUKMAYENTI,SKM,M.Keb) (NIRMALA SARI,S,ST,M.Keb

iii
INFORMED CONSENT

Bersama ini saya menyatakan bahwa :


Nama : Ny “Y”
Umur : 26 tahun
Alamat : Silungkang
Istri dari
Nama : Tn ”F”
Umur : 30 tahun
Alamat : Silungkang

Bersedia menjadi pasien pada bimbingan Asuhan Kehamilan Trimester III


dari mahasiswa kebidanan yang bernama “MIKI MAINAWATI” yang didampingi
oleh dosen dan bidan sebagai pemberi arahan dan asuhan. Jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, saya tidak meminta pertanggung jawaban penuh pada mahasiswa
tersebut.

Solok, November 2021

( Ny“Y”)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik
yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Ny “Y“ G1P0A0H0Usia
Kehamilan 37-38 Minggu dan Ibu Bersalin Ny “Y” Nifas, Bayi Baru Lahir di
BPM Yetti LatifTanggal 2 Novembers/d 11 November 2021

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk rnemenuhi Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan pada Jurusan DIII Kebidanan Universitas Baiturahmah
Padang.

Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan


dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah
2. Ibu Hendri Devita,SKM,M.Keb selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.
3.Ibu vitri Yuli Afni Amrans.S.ST,M.KebSselakuPembimbing I yang dalam
kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
4.Ibu Putri Engla Pasalina,S.ST,M.Kebselaku Pembimbing II yang dalam
kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan
5. Ibu Henny fitrisya,Amd.Keb selaku Pembimbing Klinik yang telah
banyakmemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama di
Lapangan.

iii
6. Teristimewa buat Ibuku dan Ayahku tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya
kepada penulis
dalam mencapai cita-cita.

7.Kepada Rekan-rekan Sejawat yang telah memberikan dorongan dan


semangat dalam pembuatan Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat Laporan ini masih banyak


kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis karena itu penulis
mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan Laporan ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga Laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.

Solok ,November 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB IPENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................3
BAB IITINJAUAN TEORITIS.....................................................................6
2.1 Kehamilan...........................................................................................6
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan..........................................................22
2.3 Persalinan............................................................................................28
2.4 Bayi Baru Lahir..................................................................................46
2.5 Nifas....................................................................................................53
BAB IIITINJAUAN KASUS.........................................................................68
3.1 Asuhan kebidanan kehamilan..............................................................68
3.2 Pendokumentasian SOAP....................................................................85
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir....................................................117
3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas...............................................................128
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................135
4.1 Kehamilan...........................................................................................135
4.2 Persalinan.............................................................................................136
4.2 Bayi baru lahir.....................................................................................137
4.2 Nifas.....................................................................................................137
BAB V PENUTUP..........................................................................................138
5.1 Kesumpulan........................................................................................138
5.2 Penutup................................................................................................138

v
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................140

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai
pada saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. (Prawirohardjo, 2018).
Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah
menurunkan angka kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang di sebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas taupun pengelolaan, bukan karena
sebabsebab lain seperti kecelakan di setiap 100.000 kelahiran hidup.(Profil
Kesehatan Indonesi, 2017).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka
kematian ibu (AKI) mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, dan 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) hasil SDKI 2017 menunjukan
penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000
per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Sedangkan target SDGs
pada 2030 mengurangi angka kematian ibu sehingga di bawah 70 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2017 dan Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

kasus kehamilan ibu meliputi kematian ibu selama kehamilan, persalinan,


dan ibu nifas atau pengelolaan tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dll disetiap 100.000 kelahiran hidup.(profil Kesehatan
Kota Padang 2020)

tahun 2020 ditemukan sebanyak 21 kasus, jumlah ini naik jika


dibandingkan tahun 2019 (16 orang). Adapun rincian kematian ibu ini terdiri
dari kematian ibu hamil 9 orang, kematian ibu bersalin 3 orang, dan kematian

1
2

ibu nifas 9 orang. Sementara jika dilihat berdasarkan umur pada ibu umur <
20 tahun sebanyak 1 orang, umur 20-34 tatun sebanyak 11 orang dan diatas
35 tahun sebanyak 9 orang. Trend kasus kematian ibu setiap tahun
bervariasi,kematian ibu hamil meningkat dan tertinggi dalam 5 tahun terakhir,
kematian ibu bersalin juga meningkat,sedangkan kematian ibu nifas turun 1
kasus.(Profil Kesehatan Kota Padang 2020)

Dalam rangka mempercepat pencapaian kesehatan ibu yang optimal,


selain program ANC yang sudah lama berjalan, diperlukan peran serta baik
dari perseorangan maupun terorgansasi. Peran serta ini melibatkan ibu hamil
itu sendiri dalam kegiatan kelas ibu hamil. .Manfaat kelas ibu hamil adalah
dapat melakukan deteksi dini secara mandiri, peningkatan manfaat
penggunaan buku KIA oleh ibu, interaksi antara ibu-ibu dan ibu-tenaga
kesehatan sehingga hubungan terjalin dengan baik. Diharapkan dengan
kegiatan ini setiap ibu hamil dapat melewati kehamilan, persalinan dan nifas
dengan aman dan selamat sehingga akan menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi. Selain itu, dalam kelas ibu hamil, bidan menjalankan
peran sebagai pemberi promosi kesehatan sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh bidan dalam hal kesehatan kehamilan.
Dengan demikian, ibu hamil dapat melakukan sendiri deteksi dini
ketidaknormalan yang mungkin terjadi pada dirinya (Royal College of
Midwives, 2015)
Untuk mengurangi angka kematian ibu pemerintah mempunyai program
pemberian supleman penambah darah yang wajib di minum sebanyak 90 butir
selama 3 bulan, dan juga harus melakukan suntik imunisasi TT untuk
mencegah terjadinya infeksi pasa saat proses persalinan. (Rismalinda, 2015).
Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB adalah salah
satunya dilakukan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang sudah dimulai sekitar tahun 2010. Pelaksanaan P4K
dengan stiker yang ditempelkan di rumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil
akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Data Riset Kesehatan
Dasar(RISKESDAS) tahun 2018 mencatat bahwa kepemilikan P4K dengan
3

stikerhanya 23,4 %. Pelaksanaan fokus kegiatan P4K oleh masyarakat masih


rendah. (Prawirohardjo, 2016)
Dalam rangka menjamin ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar, setiap ibu bersalin diharapkan melakukan persalinan dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pada tahun 2018, terdapat 90,32 % persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan. Sementara itu, ibu hamil yang menjalani persalinan dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 86,28
%. Dengan demikian, masih terdapat 16 % persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
(Kemenkes, 2018).

1.2 Batasan Masalah


Menajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.F G1P0A0H0 usia
kehamilan35-38 kehamilan trimester III dengan menerapkan manajemen asuhan
kebidanan, penulis hanya melakukan pembinaan kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir normal, nifas di BPM HENNY FITRISYA,Amd,Keb

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan

Setelah melakukan pembinaan, penulis, diharapkan mampu mendeteksi


resiko secara dini sehingga ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, dengan aman. Penulis juga diharapkan mendapat pengalaman nyata
dan dapat menerapkan serta mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan
menajemen kebidanan kepada klien dengan kehamilan normal.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu


hamil Ny. Eusia kehamilan 34-35minggu dengan ibu bersalin Ny. Y
serta nifas, bayi baru lahir di BPM Henny Fitrisya,Amd.Keb pada
tanggal 2November - 11November 2021
4

2. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah aktual pada


Ny. Eusia kehamilan 34-35minggu dengan ibu bersalin Ny. Y serta
nifas, bayi baru lahir di BPM Henny Fitrisy,Amd.Keb pada tanggal
02November - 11November 2021

3. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah potensial


pada Ny. Eusia kehamilan 34-35minggu dengan ibu bersalin Ny. Y
serta nifas, bayi baru lahir di BPM Henny Fitrisya,Amd.Keb pada
tanggal 02November–11 November 2021

4. Mampu melakukan tindakan segera pada Ny. Eusia kehamilan 37-38


minggu dengan ibu bersalin Ny. Y serta nifas, bayi baru lahir di
BPM Henny Fitrisya,Amd.Keb pada tanggal 02 November -
10November 2021

5. Mampu melakukan penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh


pada Ny. Eusia kehamilan 37-38 minggu dengan ibu bersalin Ny.
Yserta nifas, bayi baru lahir di BPM Henny Fitrisya,Amd.Keb pada
tanggal 02 November - 10November 2021

6. Mampu melakukan tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada


Ny. Eusia kehamilan 34-35 minggu dengan ibu bersalin Ny. Y serta
nifas, bayi baru lahir di BPM Henny Fitrisya,Amd.Keb pada tanggal
02-11 November 2021

7. Mampu melakukan evaluasi padaNy. Eusia kehamilan 34-35 minggu


dengan ibu bersalin Ny. Y serta nifas, bayi baru lahir di BPM Henny
Fitrisya,Amd.Keb pada tanggal 02-11 November 2021

1.3.3 Manfaat Penulisan


Berpedoman dari hasil penerapan menajemen kebidanan yang dilakukan
penulis terhadap klien dengan kehamilan normal, maka penulis mengharapkan
dapat : meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam menerapkan proses
menajemen kebidanan.
5

a. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan mencari


pemecahan masalah tersebut.
b. Memberikan sumbangan keluar pikiran pada instritusi pendidikan sebagai
menajemen, kebidanan pada klien dengan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir.
c. Memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan standar pada klien
dengan kehamilan normal.
1.3.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode studi kasus yang
dilaksanakan terhadap klien dengan kehamilan normal.
1.3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara langsung dengan klien dan keluarga menggunakan format
pengkajian
b. Pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan langsung pada klien meliputi
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan alat yang digunakan adalah tensi
meter, stetoskop, termometer, timbangan, reflek hammer.

1.3.6 Sumber Data


a. Primer
Sumber data yang diperoleh langsung dari klien.
b. Sekunder
Sumber data yang diperoleh dari keluarga, internet dan berbagai sumber data yang
ada.
6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kehamilan
2.1.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari


spermatozoa dan ovum, dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
ke-40) (Prawirohardjo, 2016).

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi


sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan


adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
lamanya berkisar 40 minggu.
7

1. Tanda – tanda kehamilan


a. Tanda Dugaan hamil menurut (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015)

1) Amenore (berhentinya menstruasi) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

2) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

3) Syncope (pingsan)

4) Kelelahan

5) Payudara tegang

6) Sering miksi

7) Konstipasi atau obstipasi


8) Pigmen kulit
6
9) Epulis
10) Varices

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan pembesaran uterus.


Pada pemeriksaan dalam dijumpai (Sari, Aggrita, dkk.2015):

1) Tanda Hegar
2) Tanda Brackston Hicks
3) Tanda Piscasek
4) Tanda Goodell
5) Tanda Chadwicks
6) Tanda Balotement

c. Tanda Pasti Kehamilan

1) Teraba bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin


2) Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
8

3) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin


4) Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin. (Sari,
Anggrita, dkk. 2015)

2.1.2 Perubahan Fisiologis pada masa kehamilan Trimester I , II dan III

a. Trimester I

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima hasil


konsepsi sampai nanti persalinan. Pada usia kehamilan 12 minggu uterus
berukuran kira-kira seperti buah jeruk besar. (Prawirohardjo, 2010).

2) Serviks

Serviks merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang


mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
menjadi kebiruan. Seviks bersifat seperti katub yang bertanggung jawab
menajadi janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama
kehamilan. Selama kehamilan serviks tetap tertutup rapat, melindungi
janin dari kontaminasi eksternal, dan menahan isi uterus. Panjang uterus
tetap sama yaitu kurang lebih 2,5 cm selama kehamilan tetapi menjadi
lebih lunak karna adanya peningkatan estrogen dan prpgesteron dan
menjadi berwarna kebiruan dikarenakan peningkatan vaskularitas.
(Prawirohardjo, 2010).

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan


folikel baru juga ditunda hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
9

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron


dlam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).

4) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan


persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan
hipertrofi sel otot polos.Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi,
dimana sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6
yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen
yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidophilus (Prawirohardjo, 2010).

5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya


menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya
dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan
lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning
bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan
estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-
laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis
lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu
(Prawirohardjo, 2010).

b. Trimester II

1) Uterus

Pada trimester ini uterus akan membesar sehingga uterus akan


menyentuh dinding abdominal dan hamper menyentuh hati, mendoorong
10

usus ke sampig dan ke atas. Pada trimester kedua ini kontraksi dapat di
deteksi dengan pemeriksaan bimanual. (Rimalinda, 2015). Perubahan
bentuk dan ukuan uterus :

1) Pada kehamilan 16 minggu, tingginya rahim (uterus) setengah dari


jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak 3 jari dibawah
pusat sedangkan pada umur 24 minggu tepat ditepi atas pusat.
3) Pada kehamilan 28 minggu, tingginya fundus uteri sekitar 3 jari
diatas pusat atau sepertiga antara pusat dan prosesus xifoideus.
(Manuaba, 2010)

a. Vagina

Pada kehamilan trimester ke dua ini terjadinya peningkatan cairan


vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada
saat ini biasanya agak kenytal dan mendekati persalianan menjadi cair.
Yang terpenting adalaha tetap menjaga kebersihan. Hubungi dokter atau
bidan ataupun tenaga kesehatan lainnya bila cairan berbau, terasa gatal,
dan berwarna kehijauan. (Rismalinda, 2015).

2) Payudara

Pada trimester kedua ini, payudara akan semakin membesar dan


mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut dengan colostrum.
Keluarnya kolostrum ini adalah makanan bayi pertama kali yang kaya
akan protein, colostrum akan keluar bila putting di pencet. Aelora
payudara makin hitam karena hiperpigmentasi. (Rismalinda 2015)

c. Trimester III

1) Uterus

Perubahan bentuk dan ukuran uterus :


11

a. Pada kehamilan 32 minggu, tingginya fundus setengah jarak prosesus


xifoideus dan pusat.
b. Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari dibawah
prosesus xifoideus. Kepala bayi belum masuk Pintu Atas Panggul
(PAP).
c. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi 3 jari dibawah
prosesus xifoideus, karena kepala janin sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP). (Manuaba, 2010)

2) Serviks

Pembukaan serviks merupakan mekanisme yang terjadi saat


jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara progresif melunak
dan memendek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak sejajar os
serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban. (Manuaba,
2010)

3) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan


persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatkan ketebalan mukosa. Peningkatan volume secret vagina
juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan menebal, dan PH
antar 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat
glokogen yang dihasilkan ileh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillius acidopillus. (Manuaba, 2010)

2.1.3. Perubahan adaptasi psikologis Ibu pada masa kehamilan

a. Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)

Pada awal kehamiln sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil
merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil. Ambivalen dapat
terjadi sekalipun kehamilan ini direncanakan dan sangat diharapkan.
12

Gambaran respon terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal
kehamilan apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu
untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional yaitu perasaan yang
mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat
timbul perasaan khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau
tidak sehat, khawatir akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual
dan sebagainya (Widatiningsih & Dewi, 2017).

b. Trimester II (Periode sehat)

Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih
baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan
fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan
ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang
kehamilannya. Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan
informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan
kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).

c. Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.


Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan
gambaran diri yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian kusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan
dukungan yang lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Widatiningsih &
Dewi, 2017).

2.1.4. Kebutuhan Ibu Pada Masa Kehamilan


13

a) Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim (Nugroho,dkk,
2014).
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim
yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2
yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan berhubungan
dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi
kebutuhan O2ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–
kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di
pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian
tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak orang.
Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan jalan–jalan
dipagi hari, duduk–duduk di bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang
ventilasinya cukup.

b) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu seibang.
Contoh: nasi tim dari empat sendok makan beras, ½ hati ayam, satu potong tahu,
wortel parut, bayam, satu sendok teh minyak goreng dan 400 ml air
(Nugroho,dkk, 2014).

c) Vitamin (B1, B2, dan B3)

Vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisme sistem


pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin B1
sekitar 1,2 mg per hari, vitamin B2 1,2 mg per hari dan vitamin B3 11 mg per
hari. Sumber vitamin tersebut yaitu: keju, susu, kacang– kacangan, hati, dan telur
(Nugroho,dkk, 2014).

d) Personal hygiene
14

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu hamil.
Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali sehari
(Nugroho,dkk, 2014).

e) Pakaian

Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah dikenakan


dan nyaman. Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu
menyangga seluruh payudara, tidak menggunakan sepatu tumit tinggi
(Nugroho,dkk, 2014).

f) Eliminasi

Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III dengan
frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil akan
sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga menganggu tidur, sebaiknya
intake cairan sebelum tidur dikurangi (Nugroho,dkk, 2014).

g) Seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya


sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan. Pilihlah posisi yang
nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan usahakan gunakan
kondom karena prostaglandin yang terdapat pada semen dapat menyebabkan
kontraksi (Nugroho,dkk, 2014).

h) Senam hamil

Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental (Nugroho,dkk, 2014).

i) Istirahat atau tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup. Kurang
istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, lesu dan kurang
15

gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1
jam (Nugroho,dkk, 2014)

j) Traveling

Umumnya perjalanan jauh pada enam bulan pertama kehamilan dianggap


cukup aman, bila ingin melakukan perjalanan jauh pada tiga bulan terakhir
kehamilan sebaiknya dirundingkan dengan dokter (Nugroho,dkk, 2014).

i) Stimulasi pengungkit otak (brain boster).

Pemberian stimulasi diberikan dengan menggunakan musik pada periode


kehamilan yang bertujuan meningkatkan intelegensia bayi yang dilahirkan
(Kemenkes RI, 2015)
2.1.5. Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh

Pada trimester I seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami


penambahan berat badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah,
sekitar 1-2 kg karena pada masa ini sat dimana otak, alat kelamin, dan panca indra
janin sedang di bentuk.(Rismalinda, 2015)

Pada trimester ke II seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan


beratbadan yang lebih banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada
trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Berikut adalah beberapa
hal yang yang menjadi pertimbangan untuk menambah berat badan selama hamil :

a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan
berat badansebaiknya 9-12 kg
b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan berat
badan cukup 6-9 kg.
c. Jika berat badan sebelum hamil kurang, sebaiknya penambahan berat
badan 12-12 kg.
d. Pada trimester 2 dan 3 pada wanita dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebanyak 0,4 kg, sementara pada
16

wanita dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat


badan perminggu masing-masing sebanyak 0,5 dan 0,3 kg

Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg. oleh
karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan 70.000 – 80.000
kalori saat hamil.( Rismalinda, 2015).

2.1.6. Ketidak Nyamanan dan Penanganan pada masa kehamilan

a. Trimester I

1) Mual muntah
Diakibatkan karna meningkatnya kadar HCG, estrogen / progesterone.
Penanganan : hindari bau yang menyengat dan faktor penyebab, makan
sedikit tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berbumbu yang
merangsang.
2) Keputihan
Hyperplasia mukosa vagina, meningkatnya produksi lendir dan kelenjar
endocervikal sebagai akibat dan peningkatan kadar estrogen.
Penanganan: menajaga kebersihan vulva, memakai pakaian dalam yang
terbuat dari bahan katun, hindari pakaian dalam yang terbuat dari bahan
nilon.
b. Trimester II
1) Kram kaki
Karna adanya tegang pada otot betis dan otot telapak kaki, diduga adanya
ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan
pada system persyarafan otot-otot tubuh.
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur karna senam hamil dapat
memperlancar aliran darah dalam tubuh, meningkatkan komsumsi
makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium seperti sayuran
serta susu.
2) Sembelit
Karna peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus
menjadi lambat. Penyerapan air di dalam kolon meningkat karan efek
17

samping dari penggunaan zat besi.Penanganan : tingkatkan intac cairan,


serat di dalam menu makanan , istirahat yang cukup, senam hamil,
membiasakan BAB secara teratur.
c. Trimester III
a. Sering buang air kecil
Adanya tekanan pada kandung kemih akibat semakin besar ukuran janin.
Penanganan : perbanyak minum pada siang hari dan mengurai minum
pada malam hari.
b. Sesak Nafas
Karna semakin besar ukuran janin di dalam uterus sehingga menekan
diafragma. Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur
2.1.7. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan lanjut


adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri
(Pantiawati, 2015).

1) Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga


menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah
fundus uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala yang terpenting
adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja,
bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati PAP dan ukuran
panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai
kelainan letak.

2) Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara


normal plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya
perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang
18

plasenta. (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam). Perdarahan disertai


nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri
makin lama makin naik dan denyut jantung bayi biasanya tidak ada.

b. Sakit kepala yang berat sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.

c. Penglihatan kabur karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu


dapat berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan
kabur dan berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan
sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan bengkak bisa menunjukkan adanya


masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.

e. Keluar cairan pervaginam keluarnya cairan berupa air-air dari vagina


normalnya terjadi pada trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini
(KPD) jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37
minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah
pada akhir kala I atau awal kala persalinan, bisa juga belum pecah saat
mengedan.

f. Gerakan Janin Tidak Terasa Normalnya ibu mulai merasakan gerakan


janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
19

g. Nyeri abdomen yang hebat nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan


masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.

2.1.8.Asuhan Kehamilan

a. Pengertian Asuhan Kehamilan

Asuhan kehamilan adalah suatu program yang terencana berupa


observasi edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan
(Walyani, 2015) . kunjungan pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4x
kunjungan dalam kehamilan dengan distribusi sekali dalam usia kehamilan
sebelum minggu ke 16, sekali dalam usia kehamilan antara 24-28 minggu dan
dua kali dalam usia kehamilan antara 30-32 dan 36-38 minggu.

A. Tujuan Asuhan Kehamilan

1. Memfasilitasi ibu hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi
dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.

2. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang


anak sehat.

3. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil


(penyakit umum, keguguran, pembedahan)

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,


ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu, agar masa nifas berjalan normal dan pemberian


ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi


agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Membantu ibu mengambil keputusan klinik.Dalam melaksanakan


pelayanan antenatal care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus
20

dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T.


Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T menurut Kemenkes tahun
2016 adalah sebagai berikut:

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

b. Ukur tekanan darah.

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).

d. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid


(TT) bila diperlukan.

g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

h. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),


pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi) yang pemberian
pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.

i. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.

j. Temu wicara (konseling) (Permenkes, 2016).

b. Langkah-Langkah dalam Melakukan Asuhan Kehamilan Normal

1. Pengkajian

a. Data subjektif

Data subjektif adalah data yang di ambil dari hasil anamnesa/pertanyaan


yang diajukan kepada klien sendiri atau keluarga. Dalam anamnesa hal yang perlu
dikaji adalah sebagai berikut :
21

1) Biodata meliputi nama ibu dan suami, umur, suku/bangsa, agama,


pendidikan, pekerjaan, dan alamat dan no. telepon yang bisa
dihubungi.

2) Alasan kunjungan dan kunjungan keberapa

3) Keluhan Utama

4) Riwayat keluhan utama

5) Riwayat kebidanan meliputi riwayat menstruasi, gangguan


reproduksi alat reproduksi, riwayat kontrasepsi dan riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, riwayat seksual, riwayat keluarga,
riwayat sosial.

6) Pola kehidupan sehari-hari; meliputi pola makan, minum, istirahat,


aktivitas sehari-hari, personal hygiene, dan aktivitas seksual

b. Data objektif

Pemeriksaan umum seperti :

1) Keadaan umum/kesadaran umumnya juga composmentis, postur


tubuh,tinggi badan, berat badan IMT, LLA normal 23,5 cm jika
seorang ibu hamil memiliki LiLA kurang dari 23,5 cm maka dianggap
status gizinya kurang dan mengalami KEK.apabila KEK dialami oleh
seorang ibu hamil maka akan berdampak buruk bagi ibu dan janinnya.
Ibu hamil yang KEK berisiko untuk mengalami berbagai komplikasi
kehamilan seperti, keguguran, pertumbuhan janin tidak maksimal,
kesulitan saat melahirkan, bayi lahir cacat, bayi lahir dengan berat
badan yang rendah, bahkan kematian bayi saat lahir. (Kementrian
Kesehatan RI 2018).
2) Tanda-tanda vital (TTV) seperti :
a) Tekanan darah
Tekanan darah ibu hamil bervariasi sesuai usia juga faktor-faktor
tambahan seperti posisi ibu, kecemasan dan ukuran manset. Selama masa
22

pertengahan kehamilan tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 sampai


10mmHg. Hal tersebut kemungkinan terjadi vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal selama kehamilan. Selama trimester ketiga tekanan darah kembali
seperti trimester pertama (Padila, 2015).
Tekanan darah normal pada ibu hamil umumnya sama dengan tekanan
darah pada kondisi normal lainnya, yaitu berkisar antara 110/70–120/80 mmHg..
Angka pertama (110 atau 120) menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan ketika
jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka kedua (70 atau
80) menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan ketika jantung berada dalam
kondisi istirahat dan menerima aliran darah balik dari seluruh tubuh. (Who 2018)
b) Denyut Nadi
c) Pernafasan
d) Suhu badan
3) Kepala meliputi rambut bagaimana warna, kebersihan, pertumbuhan,
warna, dan mudah rontok atau tidak.
4) Muka: ada/tidak kloasma gravidarum dan tidak sembab
5) Mata: bagaimana sklera putih/ikterus, konjuntiva merah atau
pucat,odema/tidak, serta gangguan penglihatan atau tidak.
6) Hidung: bagaimana kebersihannya, ada polip/tidak.
7) Telinga: bagaimana kebersihannya, gangguan pendengaran atau tidak.
8) Mulut: adakah sariawan, stomatitis, lidah bersih/tidak, gigi
caries/berlubang.
9) Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjat tyroid, limfe, dan
bendungan vena jugularis.
10) Dada: simetris atau tidak, bentuk payudara, areola mammae
hiperpigmentasi atau tidak, nyeri tekan atau tidak, kolostrum, putting
susu menonjol atau masuk kedalam, dan kebersihannya.
11) Abdomen: ada bekas operasi atau tidak, bentuknya simetris atau tidak,
striae, linea.
12) Genetalia: ada/tidak varices, tidak odema, tidak ada condyloma
akuminata. bagaimana kebersihan, pengeluaran cairan pervaginam,
tanda- tanda infeksi vagina.
23

13) Anus : hemoroid dan kebersihan.


14) Ekstremitas:oedem atau tidak, kelainan, ada varises atau tidak dan
reflex pada patella.
2. Pemeriksaan Kebidanan

a. Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang


berada di fundus. Pada keadaan normal TFU sesuai dengan usia
kehamilan, serta pada fundus teraba bagian lunak dan bulat.

b. Leopold II : untuk mengetahui bagian apa yang berada di sisi kiri


dan kananperut ibu. Pada letak yang normal, teraba bagian
punggung janin di satu sisi perut ibu dan sisi perut yang lain teraba
bagian ekstremitas janin.

c. Leopold III : untuk mengetahui presentasi /bagian terbawah janin


yang ada di symfisis ibu. Pada keadaan normal teraba bagian yang
bulat, keras, dan melenting (kepala)

d. Leopold IV : untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah


masuk ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) atau belum

e. DJJ normal biasa terdengar di bawah pusat ibu (baik di bagian kiri
atau kanan) atau kuadran bagian punggung 3 jari dibawah pusat ibu.
DJJ yang normal 120-160 kali/menit

f. Tafsiran berat badan janin (TBJ) berguna untuk mengetahui TBJ


pada saat usia kehamilan trimester III dan dapat digunakan rumus
Johnson Toshack yaitu:

(TFU – n)x155=.....gr.n =11 jika kepala belum masuk PAP


n =12 jika kepala berada diatas PAP
n=13 jika kepala sudah masuk PAP

g. Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi distansia


spinarum yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan
kanan (24cm-26cm),distansia cristarum yaitu jarak antara crista
24

iliaka kiri dan kanan (28cm-30cm) dan conjugata eksterna yaitu


jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung prosessus spina (18-
20 cm).

1. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui golongan darah
ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan Kadar Hb
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada
trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Untuk kadar
normal HB ibu hamil yaitu perempuan dewasa tidak hamil 12-15.8gr/dl, hamil
trimester pertama 11.6-13.9gr/dl, hamil trimester kedua 9.7-14.8gr/dl, hamil
trimester ketiga 9.5-15.0gr/dl.(who 2018)
c. Pemeriksaan Protein Urin
Pemeriksaan dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas indikasi.
Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre eklampsiapada ibu
hamil.
2. Diagnosa

Diagnosa kehamilan normal ditandai dengan ibu sehat, tidak ada riwayat
obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal.

3. Perencanaan

Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan


ibu mencakup komponen:
25

a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes


penunjang lain untuk menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.

b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.

c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi ulang diet dan


intervensi.

d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya


terapi lain.

e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih


aktif dalam perencanaan perawatan.

f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.


Kunjungan ulang bagi wanita yang mengalami perkembangan normal
selama kehamilan biasanya dijadwalkan sebagai berikut hingga usia
kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4 minggu, antara
minggu ke-28 hingga ke-36, setiap 2 minggu, antara minggu ke-36
hingga persalinan dilakukan setiap minggu.

6. Perlaksanaan

Dalam pelaksanan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun


dilaksanakan dengan efisien dan aman meliputi:

a. Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi


pada kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada
klien dan menurunkan kecemasan serta membantu penyesuaian
aktivitas perawatan diri. Masalah yang mungkin muncul pada
kehamilan trimester III seperti nyeri punggung, varises pada kaki, susah
tidur, sering BAK, hemoroid, konstipasi, obstipasi, kram pada kaki dan
lain sebagainya.

b. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) seperti :


26

1) Nutrisi ibu hamil Kebutuhan nutrisi Ibu hamil harus mengonsumsi


makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan
(menu seimbang) seperti kentang, kacang- kacangan, sayuran hijau dan
minum air putih.

2) Hygiene selama kehamilan Menjaga kebersihan berguna untuk


mengurangi kemungkinan infeksi. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok
gigi dan ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari serta menjaga
kebersihan daerah genetalia.

3) Hubungan seksual Memilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan


nyeri bagi ibu hamil, sebaiknya menggunakan kondom karena
prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi,
lakukanlah dalam frekuensi yang wajar

4) Aktivitas dan istirahat Mengusahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur


siang ± 1 jam. Karena tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi
rileks, bugar dan sehat.

5) Perawatan payudara dan persiapan laktasi dan menjaga kebersihan


payudara.

6) Tanda-tanda persalinan yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar ke


perut, sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya
makin besar, keluar lendir bercampur darah dan keluar banyak cairan
dari jalan lahir.

7) Persiapan yang diperlukan untuk persalinan yaitu perlengkapan ibu dan


bayi :

a) Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan


segera datang ke tenaga kesehatan apabila mengalami
tanda-tanda bahaya seperti berikut perdarahan pervaginam
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang
pandangan kabur nyeri abdomen bengkak pada wajah dan
27

tangan serta kaki gerakan bayi berkurang atau sama sekali


tidak bergerak.

b) Memberikan suplemen penambah darah seperti tablet Fe


untuk meningkatkan persediaan zat besi selama kehamilan
dan diminum sekali sehari pada malam hari dengan air putih
bukan dengan teh atau sirup.

c) Memberikan imunisasi TT 0,5 cc apabila ibu belum


mendapatkan.Pada ibu hamil imunisasi TT diberikan 2 kali
dengan selang waktu 4minggu.

d) Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimester


III setiap 2 minggu dan jika setelah 36 minggu kunjungan
ulang setiap minggu sebelum persalinan.

7. Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah


diberikan kepada pasien harus sesuai dengan :

a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan


mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani
kehamilannya dengan rasa aman dan percaya diri.

b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji


respon pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.

c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan


kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan.

8. Pendekatan Varney
28

Pendekatan varney adalah pendekatan dan kerangka pikir yang


digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis,


dan tertulis. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis
pasien sebagai catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan
perkembangan pasien.

Langkah – langkah dalam pembuatan dokumentasi soap :

1. Data Subjektif

Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien melalui anamnese yang
berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Data subjektif selain
diperoleh dari hasil bertanya langsung dari pasien, juga dapat diperoleh dari suami
atau keluarga.

2. Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan


menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.

3. Asessment

Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan


kerangka masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang
akan dilakukan kepada pasien.

4. Penatalaksanaan
29

Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa


atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua
perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi
perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai
apa yang di inginkan dan tidak di inginkan pasien.

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.
Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan
di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil
sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan
di luar rahim bagi bayi baru lahir. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan
berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap. Pengalaman
persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau lebih
(multi). (Fauziah, 2015).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Puspita, 2014).
2.2.2 Etiologi Persalinan
Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Yanti (2010), yaitu :
a. Penurunan Kadar Progesteron
30

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen


meninggikan kerentanan otot Rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan progesterone menurun sehingga timbul his.

b. Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.

1) Keregangan Otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya


teregangoleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot- otot rahim makin rentan.

2) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang


peranan oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa.

3) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu


sebabpermulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atauE2 yang diberikan secara intravena, intra adan
extramnial menimbulkan kontraksimyometrium pada setiap umur kehamilan.
Hal ini juga disokong dengan adanya kadarprostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibuhamil sebelum
melahirkan atau selama persalinan.

2.2.3 Tanda dan Gejala dimulainya Proses Persalinan

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), terdapat 2 macam tanda dan gejala
dimulainya persalinan, yaitu :
31

a. Tanda-tanda palsu

His dengan interval tidak teratur, frekuensi semakin lama tidak mengalami
peningkatan, rasa nyeri saat kontraksi hanya bagian depan, tidak keluar lendir dan
darah, tidak ada perubahan serviks uteri, dan bagian presentasi janin tidak
mengalami penurunan.

b. Tanda-tanda pasti

His dengan interval teratur, frekuensi semakin lama semakin meningkat baik
durasi maupun intensitasnya, rasa nyeri menjalar mulai dari bagian belakang ke
bagian depan, keluar lendir dn darah, serviks uteri mengalami perubahan dari
melunak, menipis, dan berdilatasi, dan bagian presentasi janin mengalami
penurunan.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power/Tenaga

Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh


kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu. (Aspiani, 2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2015), kontraksi uterus atau his yang normal
mempunyai sifat simetris, fundus dominan, relaksasi, involuntir atau terjadi diluar
kehendak, intermitten(terjadi secara berkala), terasa sakit, dan terkoordinasi.

b. Passage (Jalan Lahir)

Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya. (Aspiani,
2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2015), passage terdiri dari :


32

1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :

a. Os. Coxae (Os. Illium, Os. Ischium, dan Os. Pubis)

b. Os. Sacrum = promontorium

c. Os. Coccygis.

2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul

a. Pintu Atas Panggul (PAP) = disebut inlet dibatasi oleh


promontorium, lineainominata dan pinggir atas symphisis.

b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica disebut


middlet.

c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkuspubis disebut


outlet.

d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet


dan outlet.
Adapun bidang-bidang hodge menurut Kuswanti (2014), yaitu :

a. Hodge I yaitu bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
(PAP) dengan bagian atas symphisis dan promontorium.

b. Hodge II yaitu sejajar dengan hodge I, terletak setinggi bagian bawah


symphysis.

c. Hodge III yaitu sejajar dengan hodge I dan II, terletak setinggi spina
ischiadica kanan dan kiri.

d. Hodge IV yaitu sejajar dengan hodge I, II, III, terletak setinggi


oscoccygis.
3) Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang
paling penting adalah kepala janin selainitu disertai dengan plasenta
selaput dan cairan ketuban atau amnion. (Aspiani, 2017)
33

4) Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak


terpenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya
terkena akibat yang merugikan. (Aspiani, 2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2015), psikologis meliputi :

a) Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan intelektual

b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya

c) Kebiasaan adat

d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu


5) Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan. ( Shofa Ilmiah, 2015).
2.2.5 Tahapan Persalinan

a. Kala I (Pembukaan)

Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga
kala pembukaan. Secara klinis partusdimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloodyshow) yang berasal dari lendir
kanalisservikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar. (Shofa Ilmiah,
2015)

Menurut Aspiani (2017), kala I dibagi menjadi 2 fase,


yaitu :

1) Fase Laten
Dimulainya sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
34

2) Fase Aktif

Dapat dibedakan menjadi 3 fase :

(1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2


jam

(2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam

(3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2


jam.
2) Kala II (Kala Pengeluaran)

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. (Aspiani, 2017)

Menurut Aspiani (2017), tanda gejala kala II yaitu :

a) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi.

b) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau


vaginanya.

c) Perineum terlihat menonjol

d) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

3) Kala III ( Kala Uri)

Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundusuteria agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya (6 hingga 15 menit) setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan sedikit tekanan pada bagian fundusuteri. Lepasnya plasenta dan keluarnya
dari dalam uterus biasanya disertai dengan pengeluaran darah. (Wagiyo dan
Putrono, 2016)
35

4) Kala IV (Kala dimulai dari lepasnya plasenta selama 1 jam)

Dimulai dari saat lairnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.


Observasi yang harus dilakukan pada kala ini adalah :

a) Tingkat kesadaran ibu.

b) Pemeriksaan tanda – tanda vital

c) Kontraksi uterus.

d) Jumlah perdarahan.

e) Tinggi fumdusuteri.

f) Kandung kemih.

langkah – langkah pertolongan persalinan normal, adalah sebagai berikut


:

A. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua


1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfinger ani membuka
B. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir .
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan:
a. Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat.
b. 3 handuk/ kain bersih dan kering ( termasuk ganjal bahu bayi).
c. Alat penghisap lendir.
d. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu :

a. Menggelar kain di perut bawah ibu .


36

a. Menyiapkan oksitosin 10 unit .


b. Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakian celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4. Melepaskan dan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik ).
C. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin
7. Membersihkan vulva dan perrineum, menyekanya dengan hati-hati dari
anterior ( depan) ke posterior ( belakang) menggunakan kapan atau kasa
yang dibasahi air DTT Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke
belakang.
a. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam sarung
tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%.
b. Pakai sarung tangan DTT/steril untuk melaksanakan langkah selanjutnya.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap, maka
lakukakan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci
tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu tutup kembali
partus set.
37

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi)untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal ( 120 – 160
kali / menit ).
a Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua
temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf.
D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu ibu dalam proses meneran.

11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik.
a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang
ada.
b. Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran secara
benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat:
a Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai.
c Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
f Berikan cukup asupancairan per-oral (minum).
g Menilai DJJ setiapkontraksi uterus selesai
38

h Segera rujuk jika bayi belum lahir atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2 jam) pada
primigravida atau ≥ 60menit (1 jam) pada multigravida.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.

E. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.

17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
F. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
Lahirnya Kepala
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan belakang kelapa untuk mempertahankan
posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, segera lanjutkan proses kelahiran bayi. Perhatikan!
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat
bagian atas kepala bayi.
b. JikaJika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
19. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan.
Lahirnya Bahu

20. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental.
Anjurkan untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala
39

kearah bawah dan distal hingga bahu depan mucul di bawah arkuspubis
dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk meliharakan bahu
belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
21. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta
menjaga bayi terpegang baik.

22. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
dengan jari telunjuk).

G. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

23. Lakukan penilaian (selintas):


a Apakah bayi cukup bulan?
b Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernapas tanpa kesulitan?
c Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut kelangkah resusitasi
pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun belajar resusitasi
pada bayi asfiksia)
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke -26
24. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
(kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan baduk atau kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
aman di perut bagian bawah ibu.

25. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukaan kehamilan ganda (gemeli)
26. Beritahu ibu ia akan disuntik oksitosin agar uteris berkontraksi baik.
40

27. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan akspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
28. Setelah 2 menit semenjak bayi baru lahir (cukup bulan), jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan
jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu, dan
klem tali pusat pada sekitar 2cm distal dari klem pertama.
29. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
b Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikan tali pusat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
c Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
30. Letakkan bayi tengurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berdpadiantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
susu atau areola mamae ibu.
a Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
b Biarkan bayi melakukan kontak kulit-ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
c Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
d Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
H. MANEJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN

31. Pindahkan klem tali pusat singga berjarak 5-10 cm dari vulva.
41

32. Letakkan satu tanggan di atas kain, pada perut bawah ibu(di atas simpisis),
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memengang klem untuk
menegangkan tali pusat.
33. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-cranial).
Secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lepas
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu kontraksi
berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami untuk melakukan
stimulasi putting susu.
Mengeluarkan Plasenta

34. Bila pada penekanan bagian bawah, dinding depan uterus kearah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutan
dorongan kearahcranial, hingga plasenta dapat dilahirkan.
a Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secra kuat terutama jika uterus tida berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir( kearahbawahsejajar lantai-atas).
b Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hinggga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahiran plasenta.
c Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menengangkan tali pusat :
1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung
kemih penuh
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Ulangi tekanan dorso-cranial dan penegangan tali pusat 15
menit berikutnya.
5) Jika plasenta lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segeralakukan tindakan plasenta manual.
35. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tanggan. Pengang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahir dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
42

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

36. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masese uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukakuan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus terba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan (ompresibimanual internal, kompresi
aorta abdominalis, tampon kondom-kateter) jika uterus tida berkontraksi
dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase. (lihat penatalaksanaan
atoniauteri)
I. MENILAI PERDARAHAN
37. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 dan atau
menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
38. Periksa kedua sisi plasenta (maternal- fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
J. ASUHAN PASCA PERSALINAN
39. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
40. Pastikan kandung kemih kosong jika penuh, lakukan kateterisasi.
K. Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air
DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.


43

47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(4060x/menit) • Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi
dan segera merujuk ke rumah sakit.

Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke rumah sakit
Rujukan • Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibubayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.

L. Kebersihan dan keamanan

48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air
DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu
berbaring. Menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.

50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.

51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan salep mata profilaksis
infeksi, vitamin k1 (1 mg) intramuskuler di paha kiri bawah lateral dalam 1
jam pertama.
44

56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi
baik (pernafasan normal 40-60 kali/menit dan temperatur tubuh normal 36.5
- 37.50C) setiap 15 menit.

57. Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu dapat disusukan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissueatau handuk pribadi yang bersih dan kering.

M. Dokumentasi

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang).


2.2.6 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai catatan autentik atau
semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Sedangkan dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2015).
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap keadaan atau kejadian yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti, 2015).
Menurut Sudarti (2015) dokumentasi dalam asuhan kebidanan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
a. Tahapan Varney dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
Helen Varney mengungkapkan alur berpikir bidan pada saat menghadapi
klien meliputi tujuh langkah menurut Sudarti (2015), yaitu:
a. Langkah I (pengumpulan data dasar)
45

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui proses


pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara
lengkap.
Langkah pengumpulan data dasar meliputi:
1. Identitas (nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat
baik istri maupun suami).
2. Anamnesa (alasan kunjungan, keluhan utama, riwayat perkawinan, riwayat
haid, riwayat obstetrik, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan sekarang, pola kebutuhan sehari-hari, personal hygiene, data
psikologis, data sosial, yang menanggung biaya ANC dan persalinan).
3. Data objektif (pemeriksaan umum atau TTV, pemeriksaan khusus atau
pemeriksaan fisik, pemeriksaan leopold, pemeriksaan TFU dan DJJ,
pemeriksaan panggul luar, dan reflekpatella).
b. Langkah II (interpretasi data dasar)
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data secara benar terhadap diagnosis atau
masalah kebutuhan pasien, masalah atau diagnosis yang spesifik.

c. Langkah III (identifikasi diagnosa atau masalah potensial)


Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis
masalah yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila
memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien
membutuhkan tindakan segera.
Misalnya diagnosa potensial dari ibu hamil yang mengalami anemia ringan
adalah IUGR dan BBLR.
d. Langkah IV (identifikasi tindakan segera)
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditemukan.
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan
rujukan. Misalnya melakukan kolaborasi dengan pihak gizi untuk melakukan
konseling tentang mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi,
seperti bayam, kangkung, telur dll.
46

e. Langkah V (perencanaan asuhan secara menyeluruh)


Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan
secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada. Dalam proses
perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa
data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.

f. Langkah VI (pelaksanaan asuhan atau implementasi)


Tahap ini merupakan tahap pelaksana dari semua rencana sebelumnya,
baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang diputuskan. Pelaksanaan ini
dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri ataupun kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.

g. Langkah VII (evaluasi)


Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan terus menerus untuk
meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan
kondisi atau kebutuhan klien.
47

b. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang


harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan
kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta respons
pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi
kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disampingkan itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi
dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk
mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan (Yulistina, 2017).

Dokumentasi asuhan kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan


kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan
keterampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang
mutlak bagi setiap tenaga kebidanan agar mampu membuat dokumentasi
kebidanan secara baik dan benar (Yulistina, 2017).

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang


digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah-langkah
dalam manajemen merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah dan
mengambil keputusan klinis (Yulistina, 2017).

Model SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien dengan


cara penulisannya menurut Yulistina (2017) sebagai berikut:

a. S (Subjektif)
Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien yang diperoleh dari hasil
anamnesa dan merupakan langkah I Varney. Misal pasien mengatakan nyeri
ari -ari.
b. O (Objektif)
Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga
kesehatan lain dan merupakan langkah I Varney.
c. A (Assessment)
48

Kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi dari data subjektif dan data
objektif merupakan langkah II,III, dan IV Varney.
d. P (Planning)
Rencana tindakan yang akan dilakukan dan merupakan langkah V, VI, dan
VII Varney.
c. Partograf (Wagiyo dan Putrono, 2016)

Partograf adalah alat pencatatan persalinan untuk menilai keadaan ibu,


janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika
ada penyimpangan dari persalinan, sehingga untuk menjadi partus abnormal dan
memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan. Partograf
merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan
berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Gambaran partograf
dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu
(horizontal).

Daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi. Daerah


diantara garis waspada dan garis bertindak merupakan daerah perlu pertimbangan
untuk merujuk atau mengambil tindakan sedangkan daerah disebelah kanan garis
tindakan adalah daerah harus segera bertindak.

2.3 Bayi Baru Lahir

2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan lebih dari satu atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir
2500 sampai 4000 gram. (Jannah, 2014)
Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) berat. (Mutmainah, 2017)
2.3.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir :
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500-4000 gram
3. Panjang badan 48-52cm
4. Lingkar dada 30-38cm
49

5. Lingkar kepala 33-35cm


6. Lingkar lengan 11-12cm
7. Frekuensi jantung 120-160 x/menit
8. Pernafasan 40-60 x/menit
9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
10. Rambut lanugo tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
11. Kuku agak panjang dan lemas
12. Nilai Apgar >7
13. Gerak aktif
14. Bayi lahir langsung menangis
15. Reflek Rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada dan
daerah mulut) sudah terbentuk
16. Reflek Sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17. Reflek Moro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
18. Reflek Gasping atau menggenggam sudah baik
19. Genetalia
-Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora
-Laki laki: Testis sudah turun,skrotum sudah ada
20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24jam
pertama berwarna hitam kecoklatan
2.3.3 Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
Menurt Fitriana (2018), Perubahan pada bayi baru lahir adalah
a. Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama
sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,
selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas
dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus
biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam
tarikan belum teratur

b. Perubahan Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah karena paru-
paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut memerlukan darah dalam
50

jumlah minimal. Pemasangan klem pada tali pusat akan menutup sistem tekanan
darah dari plasenta ke janin. Aliran darah dari plasenta berhenti, sistem sirkulasi
bayi baru lahir akan mandiri, tertutup dan bertekanan tinggi. Efek yang muncul
segera akibat tindakan pemasangan klem tali pusat adalah kenaikan resistensi
vaskular sistemik. Kenaikan resistensi vaskular sistemik ini bersamaan pada
pernapasan pertama bayi baru lahir.

c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat perubahan suhu
lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh sendiri. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang bersuhu rata-rata 370C kemudian bayi
masuk ke dalam lingkungan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui
empat mekanisme yaitu :

1. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dinginakan cepat mengalami
kehilangan panas.
2. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung).
3. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas bayi melalui mekanisme konduksi apalagi bayi di letakan
di atas benda-benda tersebut.
4. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas cepat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera di keringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat di mandikan
dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan di selimuti.
51

d. Glukosa

Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60-70% dari kadar darah ibu.
Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim, seorang janin yang sehat
mencadangkan glukosa sebagai glukogen terutama di dalam hati. Sebagian
penyimpanan glukogen berlangsung pada trimester III. Pada saat tali pusat di
klem, bayi baru lahir harus mendapat cara untuk mempertahankan glukosa yang
sangat di perlukan untuk fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir,
glukosa darah menurun dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).

2.3.4 Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 jam Pertama


a. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau
masa gestasinya cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. Asuhan yang dilakukan
adalah melakukan penilaian awal, menjaga kehangatan bayi, melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, pemberian salaf mata, pemberian vitamin
K dan melakukan bounding attachment.

b. Pemotongan Tali Pusat


Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat harus segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat digunting
dengan menggunakan gunting tali pusat steril dan diikat dengan benang umbilikal
steril (umbilikal cord). (Sondakh, 2013)

Menurut Astutik (2015) Teknik memotong tali pusat dan mengikat tali
pusat sebagai berikut:

1) Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit bayi lahir.


2) Tali pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 sampai 5 cm dari
perut bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
52

kemudian didorong isi tali pusat ke arah ibu. Kemudian jepit tali
pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan.
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting tali pusat yang steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian
melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan kedalam larutan
klorin 0,5%.
6) Kemudian letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu untuk
inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu dalam 1 jam pertama setelah lahir.
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi menyusu


sendiri setelah proses kelahiran.

1) Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi


Manfaat kontak kulit bagi ibu dan bayi pada saat IMD bagi bayi
yaitu :22
a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung bayi.
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi lebih baik
dibandingkan inkubator.
c) Memperbaiki dan membuat pola tidur bayi lebih baik.
d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat
dan efektif.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
f) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
g) Mengurangi tangis bayi.
53

h) Mengurangi infeksi pada bayi dikarenakan adanya


kolonisasi kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu
dengan kulit bayi.
i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga
menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
j) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.

2) Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini


a) Letakkan bayi di atas perut ibu
b) Tengkurapkan bayi di atas perut ibu
c) Biarkan simulasi terjadi
d) Bayi akan mencari putting susu
e) Kemudian bayi akan menyusui
3) Manfaat IMD untuk bayi
Manfaat IMD untuk bayi yaitu :
a) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan
kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
b) Mengurangi infeksi dengan kekebalan aktif maupun pasif
melalui kolostrum.
c) Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah.
d) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif,
membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan
dan napas.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
f) Mencegah bayi hipotermi.
4) Keuntungan IMD bagi ibu
Keuntungan IMD bagi ibu yaitu :
a) Pengaruh oksitosin
(1) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan
resiko perdarahan pasca persalinan.
(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI.
54

(3) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa


lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan
prosedur pasca persalinan lainnya.
b) Pengaruh prolaktin
(1) Meningkatkan produksi ASI.
(2) Menunda ovulasi.
d. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K (Phytomenadione) injeksi
1 mg intramuscular setelah proses IMD untuk mencegah perdarahan pada otak
bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dialami oleh sebagian bayi baru
lahir. Jika menggunakan sediaan 10 mg/L suntikkan secara intramuscular di paha
kiri anterolateralsebanyak 0,1 ml, sedangkan jika menggunakan sediaan 2 mg/L
maka suntikkan vitamin K sebanyak 0,5 ml. (Fitriana, 2015)

e. Pemberian Salaf Mata


Salaf mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD
dan bayi telah selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung
tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. (Armini, 2017)

f. Pemberian Imunisai Hepatitis B


Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi hepatitis B
diberikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject), disuntikkan
secara intramuscular di paha kanan. (Indriyani, 2018)

2.4 Nifas

2.4.1 Pengertian
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).
55

Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).
Menurut Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early
puerperium) dan remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di
mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-
24 jam Postpartum). Dalam agama islam dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana
pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna
secara bertahap terutama jika selama masa kehamilan dan
persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu untuk sehat bisa
berminggu-minggu, bulan bahkan tahun.
2.4.2 Perubahan Fisiologis masanifas
Perubahan Fisiologis pada masa nifas: (Walyani, 2015).
1. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah
melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan
beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai
volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
2. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr
56

2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
pusat dengan berat uterus 750gr
3. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan
pusat simpisis dangan berat uterus 500gr
4. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
simpisis dengan berat urterus 350gr
5. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan
berat uterus 50gr
b. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea:
Tabel 2.1
Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna
Lochea Waktu Warna Ciri ciri
rubra 1-3 hari post Merah Berisi darah segar dan
(cruenta) partum sisa sisa selaput
ketuban,sel sel
desidua,verniks
kaseosa,lanugo,dan
meconium
sanguinolenta 3-7 hari post Berwarna Berisi darah dan lendir
partum merah
kekuningan
Serosa 7-14 hari post Merah jambu Cairan serum ,jaringan
partum kemudian desidua,leukosit,dan
kuning eritrosit
Alba 2 minggu post Berwarna putih Cairan berwarna putih
partum seperti krim terdiri dari
leukosit dan sel sel
desidua
Purulenta Terjadi infeksi ,keluar
cairan seperti nanah
berbau busuk
Locheastatis Loche tidak lancar
57

keluarnya
Sumber.soleha,2013
c. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan
setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun demikian, selesai
involusi, ostium eksternum tidak sama seperti sebelum hamil (Rukiyah, 2011).
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol. (Walyani, 2015).
e. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu produksi
susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan
payudara tumbuh menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi
baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada
lagi untuk menghambat kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon
laktogenik). Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus
posterior pituitary untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang
reflek let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan
karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk
menghasilkan ASI lebih banyak (Saleha, 2013).
3. Perubahan Sistem Pencernaan
58

Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi


progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan
defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka
episiotomi (Bahiyatun, 2016).
4. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Dieresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah 4
minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,
kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat
kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan.
Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung
dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).
5. Perubahan Tanda-tanda Vital
Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa, yaitu: (Nurjanah, 2013)
a) Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC-
38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan (dehidrasi)
dan kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik. Apabila keadaan
normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi
karena adanya pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak, berwarna merah
karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi
endometrium, mastitis, tractus genetalis atau system lain.
b) Nadi Denyut
Nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau 50-70
kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Denyut
nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan postpartum.
c) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan 10
mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
59

kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi pada masa postpartum.
d) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas contohnya penyakit
asma. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan
ada tanda-tanda syok.
6. perubahan Sistem Kardiovaskular
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari
pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum
(Bahiyatun, 2016).
2.4.5 Perubahan Psikologis masa Nifas
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu: (Bahiyatun, 2016).
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta
aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan,
ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah, 2013).
a) Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya
difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
b) Masa Taking On (Fokus pada Bayi)
60

Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu
dalam merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitive sehingga
mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
c) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa Bantuan
NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung
jawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
ketergantungan bayinya dan terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya meningkat pada fase ini.
2.4.3 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
1. Nutrisi Dan Cairan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet.
Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa bila
ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui harus
lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui bayinya.
Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk produksi ASI
dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.
Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang
dikonsumsi ibu berguna untuk melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan
dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang
dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus seimbang ,
porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
yang seimbang mengandung unsure-unsur , seperti sumber tenaga, pembangunan,
pengatur dan perlindung.
1. Sumber Tenaga (Energi) Sumber tenaga yang diperlukan untuk membakar
tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber
energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-
61

padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain.
Lemak bias diambil dari hewani dan nabati.lemak hewani yaitu mentega
dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur
dan margarine.
2. Sumber Pembangun (Protein) Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan
pergantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh
dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, udang kering, susu dan keju. Sedangkan protein nabati
banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
3. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber
zat pengatur bias diperoleh dari semua jenis sayur dan buahbuahan segar.
Beberapa mineral yang penting, antara lain :
a. Zat kapur untuk membentuk tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran berdaun hijau.
b. Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu,
keju dan daging.
c. .Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari
kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
d. Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya
berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
e. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
f. Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus meminum sedikitnya 3
liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum setiap kali menyusui) Kebutuhan
pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk produksi ASI dan
memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan
kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi
ibu berguna untuk melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh,
62

proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu
memenuhi syarat, seperti susunanya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta
bahan pengawet dan pewarna.
Menu makanan yang seimbang mengandung unsureunsur , seperti sumber
tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung. Anjurkan makanan dengan menu
seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup,
memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan
mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengonsumsi makanan yang
mengandung alcohol. Minum air mineral 2 liter setiap hari. Tablet zat besi
diminum minimal 40 hari pasca persalinan.
2. Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera
bangun dari tempat tidur dan segera bergerak , agar lebih kuat dan lebih baik.
Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat
bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka
(jika ada luka). Jika tidak ada kelainan , lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu
dua jam setelah persalian normal. Ini berguna untuk memepercepat sirkulasi darah
dan mengeluarkan cairan vagina (lochea). Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus
istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-
miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari
ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan,nifas dan sembuhnya luka.
3. Menjaga Kebersihan Diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi,
baik pada luka jahitan maupun kulit.
1) Kebersihan alat Genitalia Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi
agak bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau
episiotomi. Anjuran :
63

a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan air


dan sabun, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum
memakai pembalut wanita, setiap kali setelah bunag air besar atau kecil,
pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
b. Cuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan sesudah
membersikan daerah genetalia.
c. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daeran disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, baru kemudian membersikan daerah sekitar anus. Bersihkan
vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d. Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
telah dikeringkan dibawah matagari atau disetrika.
e. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan
sesudah membersikan daerah kelaminnya.
f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci
menggunakan sabun.
4. Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca
persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam,
ibu boleh miring kekiri atau kekanan untuk mencegah trombisis. Ibu dan bayi
ditempatkan pada satu kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan
senam. Pada hari ketiga umumnya sudah dapat duduk, hari keempat berjalan dan
hari kelima sudah dapat dipulangkan. Makanan yang diberikan harus bermutu
tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan banyak buah. Anjurkan untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang
cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Memintah bantuan suami atau keluarga
ketika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik disaat ibu dan
bayi sedang istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
5. seksual
64

Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang
tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun segera setelah
ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan
melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan aspek lain
dalam kehidupannya yang juga penting. Secara fisik, aman untuk melakukan
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu merasakan aman
untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang
mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah
40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan
yang bersangkutan.

2.4.4 Asuhan nifas


Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu segera
setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari masa nifas
adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera
setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehanilan, dalam
persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan
adalah terlaksanakanya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum termasuk
melakukan pengkajian, membuat diagnose, mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial, tindakan segera
serta merencanakan asuhan.

Tabel 2.2
Jadwal Kunjungan masanifas(Saleha, 2013).
Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
65

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa


nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
2 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
persalinan berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda -tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, ciaran,
dan istirahat 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik,
dan tidak memperlihatkan tanda - tanda penyulit
5.Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan
bayi sehari –hari
3 2 minggu 1. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalianan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit
setelah -penyulit yang ia alami atau bayinya
persalinan 2. Membrikan konseling KB secara dini
3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke
posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi

2.4.5 Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas


adapun tujuan dari asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
berikut
1. menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. mendeteksi masalah,mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayi
66

3. memberikan pendidikan kesehatan tentangperawatan diri,nutrisi,cara dan


manfaat menyusui,imunisasi,serta perawatan bayi sehari hari
4. memberikan pelayanan KB
5. memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu
seperti berikut.
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara
c) Apabila payudara lecet oelskan asi yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selesai menyusui
d) Melakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadi nya bendungan
asi
2.4.6 Tanda bahaya Masa Nifas
Ada beberapa tnda bahaya masa nifas yang harus di perhatikan oleh bidan
atau tenaga kesehatan itu sendiri
1. Demam lebih dari 37,5°C
2. Pendarahan aktif dari jalan lahir
a) Pendarahan vagina yang luar biasa atau pergantian pembalut 2 kali dalam
setengah jam
b) Pendarahan vagina yang tiba tiba bertambah banyak
c) Bekuan darah yang banyak
3. Muntah
4. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur
5. Rasa sakit saat buang air kecil/berkemih
6. Lochea berbau,yakni pengeluaran vagina yang bau nya busuk
7. Sulit dalam menyusui atau peyudara yang berubah menjadi merah
,panas,atau terasa sakit
8. Sakit perut yang hebat
2.4.7 Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik dan psikologis
2. Melaksanakan adanya skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadinya komplikasi pada ibu maupun
bayinya
67

3. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia


melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
4. Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga Berencana, menyusui , imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana
6. Mempercepat involusi alat kandungan (Risa, Rika, 2014)
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas Bidan memilik perang
yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan
tanggung jawab bidan dalam masa nifas: Memberikan dukungan secara
berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
1) Sebagai promotor hubungan ibu dan bayi serta keluarga
2) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
3) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
4) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
5) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mecegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,menjaga gizi yang
baik, serta mempratekkan keberhasilan yang aman.
6) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
7) Memberikan asuhan secara profesional (Susilo,Feti, 2016)
2.4.8 Perawatan Dalam Masa Nifas (Post Partum)
1. Mobilisasi
Karena lelah habis bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang selama 8 jam
pasca persalinan kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan
68

duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau lima sudah diperbolehkan
pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaik-baiknya makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus spinchter ani selama persalinan, juga karena oleh
adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi,

4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi buang air besar keras dapat diberikan
obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum dilakukan klisma

5. Perawatan payudara (mamae)


Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Anjurkan
supaya ibu menyusukan bayinya, karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

6. Laktasi
Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis
yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise.
Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah
involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan bahan makanan
utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk
menjelmakan kasih sayang antara ibu dan anaknya (Mochtar R, 2012).

2.4.9 Komplikasi Nifas


Dalam persalinan persalinan kita juga sering mendengar istilah komplikasi.
Pengertian komplikasi kebidanan/pengertian komplikasi kehamilan adalah kondisi
kegawat daruratan obstetrik yang bisa menyebabkan kehamilan pada ibu dan
69

bayinya. Salah satu komplikasi nifas adalah proses involusi yang tidak berjalan
dengan baik, yang di sebut dengan sub involusi yang akan mengakibatkan
perdarahan dan kematian ibu.
Maka dari itu upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah
peran bidan dalam masa nifas adala memberikan dukungan secara terus-menerus
selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk memberikan pelayanan
yang berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan ibu serta dalam mempererat
hubungan ibu dan bayi. Salah satu peran bidan dalam masa nifas adalah
memastikan uterus ibu berinvolusi (Saleha, 2009).
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas (postpartum) yaitu
hipertensi, preeklamsi, infeksi masa nifas dan kelainan psikologis. Komplikasi
masa nifas yang mengalami gejala gangguan psikologis pada saat kehamilan akan
berdampak mengalami depresi postpartum (Khamidah, Isnaeni, 2016).
Komplikasi yang dapat terjadi pada mas nifas adalah perdarahan, pervanigam,
infeksi nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, pengalihatan kabur, pembengkakan di
wajah dan ekstremitas, demam, muntah, rasa sakit waktu berkamih, payudara
yang berubah menjadi merah, panas dan sakit, kehilangan nafsu makan dalam
waktu lama, merasa sedih dan merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan
dirinya (Manuaba, 1998).
68

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan kebidanan kehamilan


MENAJEMENASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. EG2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 34-35MINGGU
DI BPMHj. YETTI LATIF S.ST
TANGGAL 02NOVEMBER 2021

1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata
1. Nama ibu : Ny. E
2. Umur : 29 tahun
3. Suku / kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat :VI suku

1. Nama Suami : Tn. J


2. Umur : 30tahun
3. Suku/kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : VI suku

68
69

B. Anamnesa (Data Subjektif)


Tanggal Anamnesa : 02 November 2021
1. Alasan kunjungan : Rutin
2. Keluhan Utama : Tidak ada
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid Pertama : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Teratur / tidak : teratur
f. Sifat darah : Encer dan ada gumpalan
g. Warna darah : Merah gelap
h. Disminorhea : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
G:2 P:1 A: 0 H: 1

N Tgl Usia Jenis Temp Penol Bayi/PB/B Kea Nifas/l Kea


O lahir/ keha persa at ong B/JK daan aktasi daan
umur milan linan persa persa
linan linan
1 05- 39-40 Spont BPM bidan 3400/48/pe Baik baik baik
07- ming an rempuan
2018 gu
2 Ini

Alat kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada


5. Riwayat kehamilan sekarang :
a. Haid pertama Haid Terakhir : 30-09-2021
b. Tafsiran Persalinan :07 -07-2021
c. Keluhan :
Trimester I : Mual Muntah
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : sering BAK
70

d. Pergerakan pertama kali : Usia kehamilan 16 minggu


e. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam terakhir : >20x
f. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
 Rasa Lelah : Tidak ada
 Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
 Nyeri perut : Tidak ada
 Panas dan menggigil : Tidak ada
 Sakit kepala berat : Tidak ada
 Penglihatan kabur : Tidak ada
 Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
 Rasa panas pada vulva / vagina : Tidak ada
 Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
g. Imunisasi TT1 : Ada
Imunisasi TT2 : Ada
6. Pola Kebiasaan sehari-hari :
a. Biologis :
- Nutrisi : Menu makanan sehari-hari
 Pagi : 1 porsi nasi goreng+Telur+buah
 Siang : 1 porsi nasi + ikan + sayur
 Malam : 1 porsi nasi + ikan + sayur
 Minum : 8 gelas/hari air putih
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) :
Tidak ada
- Eliminasi : BAK : Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : Kuning jernih
BAB : Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek

- Aktifitas
71

Senam hamil : Tidak ada


Istirahat (tidur,siang,malam) : 1 jam siang 7-8 jam malam
Pekerjaan : Tidak mengganggu
kehamilan
- Higiene :
Mandi : 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari
Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain
Merokok : Tidak ada
Minum alcohol : Tidak ada
Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksualitas selama kehamilan :-
- Sosiaal budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan: Tidak ada
b. Psikologis
 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Social Ekonomi : Cukup
Spiritual : Ibu menjalankan ibadah sesuai
kepercayaan
7. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita :
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma : Tidak ada
d. TBC Paru : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Diabetes melitus : Tidak ada
g. Dan lain-lain : Tidak ada
8. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
72

c. Diabetes melitus : Tidak ada


d. Keturunan kembar : Tidak ada

9. Perilaku Kesehatan :
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alcohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada

10. Riwayat Perkawinan :


a. Perkawinan : Pertama
b. Status Perkawinan : Kawin SAH
c. Perasaan tentang kehamilan ini : Senang
C. Pemeriksaan Fisik Data Objektif
1. Status Emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 110/70 mmhg
b. Denyut Nadi : 85x/i
c. Pernafasan : 21x/i
d. Suhu : 36,6 ℃
e. BB sebelum hamil : 40 kg
f. BB sekarang : 55 kg
g. Tinggi Badan : 155 cm
h. LLA : 24 cm
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Normal
- Bentuk badan : Lordosis
- Rambut : Bersih
- Mata :
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Skelera : Tidak ikterik
- Muka :
73

 Cloasma Gravidarum : Tidak ada


 Edema : Tidak ada
- Mulut :
 Caries : Tidak ada
 Hygiene : Bersih
 Stomatitis : Tidak ada
- Leher
 Kelenjer Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
 Kelenjer Limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe
 Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
 Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
 Areola : Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol
 Kolostrum : Belum ada
- Abdomen
 Bekas operasi : Tidak ada
 Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
 Linia nigra/alba : Linia nigra
 Strie livide / albikan : Tidak ada
 Gerakan anak : Aktif
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi)
 Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Tanda chadwik : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Flour albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan
74

 Hygiene : Tidak dilakukan pemeriksaan


- Ekstremitas
 Varices : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Kelainan-kelainan : Tidak ada
- Palpasi uterus
 Leopold I : TFU : TFU pertengahan px-pusat
Teraba bundar, lunak tidak melenting kemungkinan
bokong janin.
 Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin
pada bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan kemungkinan punggung janin.
 Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu, teraba bulat,
keras melenting kemungkinan kepala janin.
Kepala belum masuk PAP.
 Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 31 cm TBA : 3100 gram
b. Auskultasi
- DJJ : 145x/i
- Frekuensi teratur / tidak : Teratur
- Punctum maximum : Kuadran kiri bawah perut
ibu
c. Perkusi
- Reflek patella ki/ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata eksternal : tidak dilakukan pemeriksaan
- Distansia spinarum : tidak dilakukan pemeriksaan
- Lingkar panggul : tidak dilakukan pemeriksaan
D. Uji Diagnostik
1. HB : 11,gr%
75

2. Golongan Darah :O
3. Protein urine : Negatif
4. Glukosa Urine : Negatif
5. HBsAg : Negatif
6. HIV : Negatif
7. Sifilis : Negatif
3.2 Pendokumentasian SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. EG2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 34-35 MINGGU
DI BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 02 NOVEMBER 2021

S O A P
Tanggal:02-11- Tp: 27-11-2021 Dx : Ibu G2P1A0H1, uk 34-35 1. Menginformasikan kepada ibu tentang
2021 Ku : Baik minggu, janin hidup, tunggal, hasil pemeriksaan ibu dan janin yaitu :
Pukul:09.00 Status Emosional : stabil intrauterine, pu-ki, letkep  TD : 110/70mmhg
- Ibu mengatakan TTV : U,keadaan jalan lahir normal,ku  N : 85x/i
ingin  TD : 110/70mmhg ibu dan janin baik.  P : 21x/i
memeriksakan  N : 85x/i Dasar :  S : 36,6℃
kehamilannya  P : 21x/i 1. Ibu mengatakan ini
 DJJ : 145x/i
- Ibu mengatakan  S : 36,6℃ kehamilan kedua
Kondisi ibu dan janin saat ini dalam
HPHT:15- 2. ibu mengatakan HPHT :
 BB sebelum hami : 40kg keadaan normal
032021 15-03-2021
 BB sekarang : 55 kg E : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
- Ibu mengatakan 3. terdengar DJJ 145 x/i
 Tinggi Badan : 155 cm
hamil anak 4. teraba 2 bagian besar,1
 LLA : 24cm 2. Menjelaskan kepada ibu tentang
kedua kepala dan 1 bokong
kebutuhan nutrisi ibu hamil, ibu

76
- Ibu mengatakan Pemeriksaan headtotoe dalam 5. saat dipalpasi ibu tidak membutuhkan 300 kalori/hari lebih
pergerakan batas normal merasa nyeri banyak dibandingkan saat normal.
janinnya aktif Mata : 6. leopoid II Makanan yang dikonsumsi ibu,
- Conjungtiva : tidak 7. Leopoid III diperlukan untuk kebutuhan ibu, janin,
anemis 8. Berdasarkan riwayat plasenta, payudara, metabolisme tubuh.
- Sklera : tidak ikterik persalinan Ibu sebaiknya mengonsumsi makanan
Muka : 9. Vital sign dalam batas seperti :
- Closma gravidarum : normal. a. 1 porsi nasi putih+2potong ikan + tahu +
tidak ada Masalah : tidak ada tempe + 1 mangkok kecil sayur
- Edema : tida ada Kebutuhan : b. Minum : susu 2 gelas/hari (1gelas pagi
Mulut : 1. Informasikan hasil hari, dan 1 gelas malam hari)
- Caries : tidak ada pemeriksaan c. Banyak makan ssayuran berwarna hijau.
- Hygiene : bersih 2. Jelaskan kepada ibu Agar zat besi yang diperlukan oleh ibu
- Stomatitis : tidak ada tentang kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Leher : 3. Anjurkan ibu istirahat E : Ibu mengerti dengan yang dijelakan
- Kelenjar tiroid : tidak ada yang cukup mengenai kebutuhan nutrisi selama hamil
pembesaran kelenjar 4. Anjurkan ibu untuk
tiroid melakukan senam hamil 3. Menjanjurkan ibu istirahat yang
- Kelenjar limfe : tidak ada 5. Beritahu ibu tanda-tanda cukup7-8 jam pada malam hari, dan

77
pembengkakan kelenjar persalinan 1-2 jam siang hari
limfe 6. Beritahu ibu untuk
Mamae : mempersiapkan E : Ibu ibu mengerti dengan penjelasan
- Putting susu : menonjol kebutuhan untuk yang diberikan
- Kolostrum : tidak ada persalinan 4. Menganjurkan ibu melakukan
Abdomen : 7. Anjurkan ibu untuk senam hamil.dimana senam hamil
- Bekas operasi : tidak ada melakukan kunjungan berguna untuk memperkuat dan
- Membesar sesuai dengan ulang 1 minggu lagi juga mempertahankan kelenturan
usia kehamilan tanggal 09 November dari dinding perut,otot-otot dasar
Ekstremitas : 2021 panggul yang nantinya akan
- Varices : tidak ada Diagnosa potensial : tidak ada mempermudah proses persalinan
- Edema : tidak ada Tindakan segera : belum normal.caranya
Palpasi : dilakukan a.melatih teknik pernafasan
Leopold I : TFU pertengahan px- b.atau melakukan jalan pagi
pusat Teraba bundar, lunak tidak dirumah
melenting kemungkinan bokong e:ibu tau cara melakukan senam
janin. hamil
Leopold II : Pada bagian kanan 5. memberitahu ibu tanda-tanda
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan persalinan seperti:

78
kecil kemungkinan ekstremitas a.sakit pinggang menjalar keari-ari
janin. pada bagian kiri perut ibu b.keluar lender bercampur darah
teraba keras, memanjang seperti e: ibu mengetahui apa saja tanda
papan kemungkinan punggung bahaya persalinan
janin. 6. memberitahu ibu untuk
Leopold III : Pada bagian mempersiapkan keperluan untuk
terbawah perut ibu, teraba bulat, persalinanseperti
keras melenting kemungkinan biaya,transportasi,tempat
kepala janin. Sudah masuk PAP. bersalin,penolong
Leopold IV : Divergent persalinan,transportasi darah
Auskultasi e:ibu tahu dan akan menyiapkan
 DJJ : (+) semua keperluan
 Frekuensi : 152x/i 7.memberitahu jadwal kunjungan

 Irama : teratur ulang 1 minggu lagi tanggal 9-11-

 Kuadran kiri bawah perut 2021

ibu E:ibu bersedia datang kunjungan

Perkusi : ulang

 Reflek patella ki/ka : +/+


Pemeriksaan Penunjang :

79
 Hb : 11, gr/dl
 Gol. Darah : O
 Protein urin : negatif
 Glukosa Urine :negatif
 HBsAg : Negatif
 HIV : negative
 Sifilis : negatif

80
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY E G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 35-36 MINGGU DI BPM HENNY
FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 09 NOVEMBER 2021
S O A P
Tanggal:09-11- Tp: 27-11-2021 Dx : Ibu G2P1A0H1, uk 34-35 1. Menginformasikan kepada ibu
2021 Ku : Baik minggu, janin hidup, tunggal, tentang hasil pemeriksaan ibu
Pukul:11.00 WIB Status Emosional : stabil intrauterine, pu-ki, letkep dan janin yaitu :
- Ibu mengatakan TTV : U,keadaan jalan lahir normal,ku  TD : 110/70mmhg
ingin  TD : 110/70mmhg ibu dan janin baik.  N : 85x/i
memeriksakan  N : 85x/i Dasar :  P : 21x/i
kehamilannya  P : 21x/i 1. Ibu mengatakan ini  S : 36,6℃
- Ibu mengatakan  S : 36,6℃ kehamilan kedua
 DJJ : 145x/i
HPHT:15-03 2021 2. ibu mengatakan HPHT :
 BB sebelum hami : 40kg Kondisi ibu dan janin saat ini dalam
- Ibu mengatakan 15-03-2021
 BB sekarang : 55 kg keadaan normal
hamil anak kedua 3. terdengar DJJ 145 x/i
 Tinggi Badan : 155 cm E : Ibu sudah mengetahui hasil
Ibu mengatakan 4. teraba 2 bagian besar,1
 LLA : 24 cm pemeriksaan
pergerakan janinnya kepala dan 1 bokong
Pemeriksaan headtotoe dalam
aktif 5. saat dipalpasi ibu tidak
batas normal 2. Menjelaskan kepada ibu tentang
merasa nyeri
Mata : kebutuhan nutrisi ibu hamil, ibu
81
- Conjungtiva : tidak anemis 6. leopoid II membutuhkan 300 kalori/hari
- Sklera : tidak ikterik 7. Leopoid III lebih banyak dibandingkan saat
Muka : 8. Berdasarkan riwayat normal. Makanan yang
- Closma gravidarum : tidak persalinan dikonsumsi ibu
ada 9. Vital sign dalam batas normal kebutuhan ibu, janin, plasenta,
- Edema : tida ada Masalah : tidak ada payudara, metabolisme tubuh. Ibu
Mulut : Diagnosa potensial : tidak ada sebaiknya mengonsumsi makanan
- Caries : tidak ada Tindakan segera : belum seperti :
- Hygiene : bersih dilakukan a.1 porsi nasi putih+2potong ikan +
- Stomatitis : tidak ada kebutuhan tahu + tempe + 1 mangkok kecil sayur
Leher : 1. Informasikan hasil b.Minum : susu 2 gelas/hari (1gelas
- Kelenjar tiroid : tidak ada pemeriksaan pagi hari, dan 1 gelas malam hari)
pembesaran kelenjar tiroid 2. Jelaskan kepada ibu c.Banyak makan ssayuran berwarna
- Kelenjar limfe : tidak ada tentang kebutuhan nutrisi hijau. Agar zat besi yang diperlukan
pembengkakan kelenjar 3. Anjurkan ibu istirahat oleh ibu terpenuhi.
limfe yang cukup E : Ibu mengerti dengan yang dijelakan
Mamae : 4. Anjurkan ibu untuk mengenai kebutuhan nutrisi selama
- Putting susu : menonjol melakukan senam hamil hamil
- Kolostrum : tidak ada 5. Beritahu ibu tanda-tanda
82
Abdomen : persalinan 3. Menjanjurkan ibu istirahat yang
- Bekas operasi : tidak ada 6.Beritahu ibu untuk cukup7-8 jam pada malam hari,
- Membesar sesuai dengan mempersiapkan kebutuhan untuk dan 1-2 jam siang hari
usia kehamilan persalinan
Ekstremitas : 7.Anjurkan ibu untuk melakukan E : Ibu ibu mengerti dengan penjelasan
- Varices : tidak ada kunjungan ulang 1 minggu lagi yang diberikan
- Edema : tidak ada 4. Menganjurkan ibu melakukan
Palpasi : senam hamil.dimana senam
Leopold I : TFU pertengahan px- hamil berguna untuk
pusat Teraba bundar, lunak tidak memperkuat dan juga
melenting kemungkinan bokong mempertahankan kelenturan dari
janin. memberitahu ibu tanda-tanda
Leopold II : Pada bagian kanan persalinan seperti:
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan a.sakit pinggang menjalar keari-
kecil kemungkinan ekstremitas ari
janin. pada bagian kiri perut ibu b.keluar lender bercampur darah
teraba keras, memanjang seperti E: ibu mengetahui apa saja tanda
papan kemungkinan punggung bahaya persalinan
janin. 5. memberitahu ibu untuk
83
Leopold III : Pada bagian terbawah mempersiapkan keperluan untuk
perut ibu, teraba bulat, persalinan seperti
biaya,transportasi,tempat
bersalin,penolong
persalinan,transportasi darah
E:ibu tahu dan akan menyiapkan
semua keperluan bersalin
7.Memberitahu ibu jadwal
kunjungan ulang 1 minggu lagi
E: ibu bersedia datang kunjungan
ulang sesuai jadwal

84
3.2 Pendokumentasian SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMILNY. EG1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 35-36 MINGGU
DI BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 09 NOVEMBER 2021

S O A P
Tanggal: 11-11- Ku : Baik Dx : Ibu G1P0A0H0, uk 30-31 1. Menginformasikan kepada ibu
2021 Status Emosional : stabil minggu, janin hidup tunggal, tentang hasil pemeriksaan ibu
Pukul :01.00 wib TTV : intrauterine, pu-ki, letkepU,ku ibu dan janin yaitu :
 TD : 110/70mmhg dan janin baik.  TD : 110/70mmhg
- Ibu mengatakan  N : 81x/i Dasar :  N : 81x/i
ingin  P : 22x/i 1. Ibu mengatakan ini  P : 22x/i
memeriksakan  S : 36,7℃ kehamilan pertama  S : 36,7℃
kehamilannya 2. ibu mengatakan HPHT :
 BB sebelum hami : 50kg  DJJ : 143x/i
- Ibu mengatakan 10-02-2021
 BB sekarang : 56,3 kg Kondisi ibu dan janin saat ini
HPHT : 10-02- 3. Ibu mengatakan janinya
 Tinggi Badan : 149 cm dalam keadaan normal
2021 bergerak kuat disebelah
 LLA : 24cm E : Ibu sudah mengetahui hasil
- Ibu mengatakan kiri
Pemeriksaan headtotoe dalam pemeriksaan
hamil anak 4. Djj terdengar kuat jelas

85
pertama batas normal dan teratur 2. Menjelaskan kepada ibu tanda
- Ibu mengatakan Mata : 5. Ibu merasakan Gerakan tanda persalinan yaitu : sakit
pergerakan - Conjungtiva : tidak anemis janin kuat dan tidak pinggang menjalar ke ari-ari,
janinnya aktif - Sklera : tidak ikterik merasakan nyeri perut keluar lendir bercampur darah,
Muka : 6. Palpasi leopold III teraba ketuban pecah, adanya kontraksi
- Closma gravidarum : tidak kepala janin, kepala sudah yang teratur.
ada PAP E: Ibu sudah mengetahui
- Edema : tida ada 7. Vital sign dalam batassan tentang tanda persalinan
Mulut : normal. 6. memberitahu ibu untuk
- Caries : tidak ada Masalah : tidak ada mempersiapkan keperluan untuk
- Hygiene : bersih persalinanseperti
- Stomatitis : tidak ada biaya,transportasi,tempat
Leher : bersalin,penolong
- Kelenjar tiroid : tidak ada persalinan,transportasi darah
pembesaran kelenjar tiroid e:ibu tahu dan akan menyiapkan
- Kelenjar limfe : tidak ada semua keperluan
pembesaran kelenjar limfe
Mamae :
- Putting susu : menonjol

86
- Kolostrum : tidak ada
Abdomen :
- Bekas operasi : tidak ada
- Membesar sesuai dengan
usia kehamilan
Ekstremitas :
- Varices : tidak ada
- Edema : tidak ada
Palpasi :
Leopold I : TFU : 3 jari diatas
pusat
Teraba bundar, lunak tidak
melenting kemungkinan bokong
janin.
Leopold II : Pada bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan
kecil kemungkinan ekstremitas
janin. pada bagian kiri perut ibu
teraba keras, memanjang seperti

87
papan kemungkinan punggung
janin.
Leopold III : Pada bagian
terbawah perut ibu, teraba bulat,
keras melenting kemungkinan
kepala janin. Kepala sudah masuk
PAP.
Leopold IV : Divergent
Auskultasi
 DJJ : (+)
 Frekuensi : 143x/I
 Irama : teratur
 Kuadran kiri bawah perut
ibu
Perkusi :
 Reflek patella ki/ka : +/+
Pemeriksaan Penunjang :
 Hb : 11,2 gr/dl
 Gol. Darah : B

88
 Protein urin : negatif
 Glukosa Urine :negatif
 HBsAg : Negatif
 HIV : negatif
 Sifilis : negatif

89
90

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan


MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBUBERSALIN PADA
Ny. “Y” GRAVID 39-40 MINGGU KALA 1 FASE AKTIF
DI BPM HJ YETTI LATIF S.ST
TANGGAL 10 NOVEMBER2021

I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny.”Y”

Umur :42 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerajan : IRT

Alamat : Jln Basung batu anai

Nama Suaami : Tn. “A”

Umur : 43 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerajan : Wiraswasta

Alamat :Jln Basung batu anai


1B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Tanggal Anamnesa :11-11-2021

1. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan merasa seperti ingin melahirkan.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah.
3. Tanda – tanda Persalinan

Kontraksi Uterus : (+) Ada

Frekuensi : 4x 10 menit lamanya 30 detik

Kekuatan : Kuat

Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 tahun
b.Siklus : 28 hari
c.Banyaknya : 4-5 x ganti pembalut/hari
d.Warnanya : Merah gelap
e.Lamanya : 5-7 hari
f. Konsistensi Darah : Encer
g.Teratur/tidak teratur : Teratur
h.Disminorrhoe : Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


a HPHT : 22-01-2021
b TP : 10-11-2021
c Keluhan : Trimester 1 : Mual, Muntah
Timester 2 : Tidak ada

Trimester 3 : Tidak ada

d Pergerakan anak pertama dirasakan ibu : usia kehamilan + 20 minggu

91
e Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu: 20-
40x

f Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)

2) Rasa : letih, lesu, lemah dan lunglai : Tidak ada

3) Mual dan muntah yang lama : Tidak ada

4) Nyeri perut : Tidak ada

5) Panas menggigil : Tidak ada

6) Sakit kepala (berat/ringan/terus – menerus/sewaktu –


waktu) : Tidak ada

7) Penglihatan kabur : Tidak


ada

8) Rasa nyeri dan panas sewaktu BAK : Tidak ada

9) Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : Tidak


ada

10) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

11) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai: Tidak ada

12) Edema (ditungkai, tibia, muka dan jaringan tangan) :


Tidak ada

g.Imunisasi TT : Lengkap

6. Pola Makan :
a Makan dan Minum terakhir : Sore
b Jenis : Nasi + Air putih

92
c Masalah : Tidak ada

7. Pola Eliminasi
a BAK
Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : Gelap
Konstipasi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
8. Aktivitas Sehari - hari :
a. Pekerjaan : Tidak mengganggu kehamilan
b. Seksualitas : tidak ada keluhan
9. Pola Istirahat dan Tidur : siang 1 jam, malam 6-7 jam
Istirahat Terakhir : Siang
10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G: 1 P:0 A: 0 H: 0
N Persalinan Nifa
o s
Tan Usia Jenis Peno Kompl J B P Lakt Komp
ggal Keham Persali long ikas K B B as likas
lahir ila n nan I I I
1 Ini

11. Riwayat Kontrasepsi : Tidak ada

12. Riwayat Kesehatan :


a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :
1) Jantung : Tidak ada
2) Ginjal : Tidak ada
3) Asma/ TBC Paru : Tidak ada

93
4) Hepatitis : Tidak ada
5) Diabetes Melitus : Tidak ada
6) Hipertensi : Tidak ada
7) Epilepsy : Tidak ada
8) PMS : Tidak ada
b. Riwayat Alergi : Tidak ada
c. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada
d. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada

13. Riwayat Kesehatan Keluarga :

a. Riwayat Penyakit Keluarga


1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Ginjal : Tidak ada
4) DM : Tidak ada
5) Asma : Tidak ada
6) TBC : Tidak ada
7) Epilepsy : Tidak ada
8) Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada
9) Gamelli : Tidak ada
14. Keadaan Sosial :
a. Perkawinan
1) Status Perkawinan : Sah
2) Perkawinan Ke : Pertama
b. Kehamilan
1) Direncanakan : ya tidak
2) Diterima : ya tidak
c. Status emosional : Stabil
d. Hubungan dengan Keluarga : Baik
e. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
g. Rencana saat Persalinan :

94
1) Tempat : BPM Hj Yetti Latif S.ST
2) Pendamping : Suami
h. Keadaan Ekonomi : Cukup
i. Kegiatan Spritual : tidak terganggu

C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB Sebelum Hamil : 52 kg
d. BB Sekarang : 61,5kg
e. TB : 155 CM
f. LLA : 26 cm
2. Tanda – tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 82x/i
P : 22x/i
S : 36,7°C
3. Pemeriksaan Khusus :
a. Inspeksi
i. Kepala :
a) Rambut : bersih, hitam, tidak ada kelainan.
b) Mata : simetris, sklera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak enemis.
c) Muka : tidak ada oedem, tidak pucat, tidak
hiperpigmentasi.
d) Mulut : bibir simetris, tidak stomatitis.
e) Gigi : tidak caries.

ii. Leher :
a) Kalenjer Limfe : tidak ada pembengkakan.
b) Kalenjer Tyroid : tidak ada pembengkakan.

95
iii. Dada
a) Mamae : simetris, hiperpigmentasi, puting
menonjol, tidak ada massa.
b) Benjolan : tidak ada
c) Kelenjer Montgomery : tidak ada
d) Colostrum : Ada
e) Rasa Nyeri / Masalah : tidak ada

iv. Abdomen
Inspeksi :
a) Bekas luka : tidak ada
b) Pembesaran Perut : sesuai dengan usia
kehamilan
c) Oedema : tidak ada
d) Asites : tidak ada
e) Strie Livide : tidak ada
f) Strie Albicans : tidak ada
Palpasi :

a) Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus teraba bundar, lunak
(bokong)
b) Leopold II : bagian kanan teraba keras memanjang (punggung)
Bagian kiri teraba tonjolan kecil (ekstremitas)

c) Leopold III : bagian terendah janin teraba buntar, keras, dan tidak dapat
digoyangkan (kepala)
d) Leopold IV : kedua tangan divergen (sudah masuk PAP)
TFU menurut Mc. Donald : 31 cm

TBJ : (31-11)X 155 = 3.100 gram

His : 4x/10 menit, selama 45 detik

Auskultasi :

96
a) DJJ : ada
b) Frekuensi : 151x/i
c) Irama : teratur kuat
d) Pungtum Maksimum : kuadran kanan bawah perut ibu.
v. Genitalia
Inspeksi :

a) Vulva dan Vagina : bersih, tidak ada pembesaran kelenjer


bartholini.
b) Oedem : Tidak ada
c) Varices : Tidak ada
d) Luka dan Kemerahan : Tidak ada
e) Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah
f) Perineum : Mendatar
Pemeriksaan Dalam :

Atas Indikasi : Adanya Kontraksi

Dinding Vagina : Tidak ada Massa

Cervix

 Kaku/ Lunak : Lunak

 Mendatar/Belum : Mendatar

 Bibir cervix tebal/tipis : Tipis

 Pembukaan : 5 cm

 Keadaan ketuban : Utuh

 Presentasi fetus : Kepala

 Penurunan Bagian Terendah : UUK, Hodge III

vi. Ekstremitas
Inspeksi :
a) Atas

97
Oedem : tidak ada
Sianosis pada ujung jari : tidak ada
Pergerakan : ada
b) Bawah
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Pergerakan : ada
Perkusi :

1. Reflek patela kanan : (+)


2. Reflek patela kiri : (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

HB : 12,7 gr%

Gol. Darah : B

Protein Urine : Negatif

Reduksi Urine : Negatif

98
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBUBERSALIN PADA Ny. “Y”
GRAVID 39-40 MINGGU KALA 1 FASE AKTIF DI BPM
BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 11 NOVEMBER 2021

KALA I jam 11.00-16.00 wib = 5jam


S O A P
1.Ibu Ibu inpartu kala 1 fase aktif, 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
mengatakan ini TTV usia kehamilan 39-40 kepada ibu bahwa sekarang ibu dalam
adalah TD: 120/80 mmHg minggu, janin hidup, proses persalinan dan pembukaan 4 cm,
kehamilan P : 22x/i tunggal, letkep U, keadaan kontraksi baik, KU ibu dan janin baik.
keduanya. N : 85x/i jalan lahir normal, ku ibu
2.Ibu S : 36,50C dan janin baik. E : ibu sudah mengetahui hasil
mengatakan BB Sebelum Hamil : 50 kg Dasar : pemeriksaan dan ibu sudah mengerti
nyeri pinggang BB Sekarang : 62 kg 1. Ibu Mengatakan bahwa ibu dalam proses persalinan.
menjalar ke Tinggi Badan : 160 cm nyeri pinggang 2. Memberikan asuhan sayang ibu dengan
ari-ari menjalar ke ari-ari membiarkan ibu memilih posisi sesuai
LLA : 26 cm
3. Ibu dan keluar lendir dengan keinginan ibu, melakukan
mengatakan bercampur darah massage pada punggung dan

91
keluar lendir Data Khusus : 2. HPHT : 04-08-2020 memberikan dukungan pada ibu,
bercampur TP : 11-11-2021 yakinkan ibu bahwa rasa sakit yang
1) Muka : tidak ada
darah. 3. TFU : 3 jari dirasakan ibu akan berdampak baik
oedem, tidak pucat,
4. Ibu dibawah px terhadap kemajuan persalinan, anjurkan
dan tidak
mengatakan Mac Donald : 31 cm ibu untuk tetap sabar dalam menjalani
hiperpigmentasi.
HPHT: 04-08- proses persalinan dan selalu berdoa
TBJ: (31-11)X 155 = 3.100
2020 2) Mata : simetris, gram E: ibu memilih posisi miring ke kiri dan

sklera tidak ikterik, ibu sudah mulai tenang dalam

dan konjungtiva His: 4x/10 menit, selama 40 menghadapi proses persalinan dengan

tidak enemis. detik terus berdoa.


3. Menganjurkan keluarga untuk terus
4. DJJ : 150x/i,
3) Mulut : simetris, memenuhi kebutuhan cairan ibu. Karena
irama teratur kuat
tidak stomatitis. jika ibu kekurangan cairan akan
5. Vital Sign dalam
berdampak tidak baik pada proses
4) Leher : tidak ada batasan normal
persalinan.
pembesaran kelenjar Kebutuhan :
limfe dan tidak ada 1. Informasikan hasil
E : keluarga mengerti dan paham serta
pembesaran kelenjar pemeriksaan.
mau memenuhi kebutuhan cairan ibu
tyroid. 2. Asuhan sayang ibu
dengan memberi minum agar ibu tidak

92
5) Payudara : 3. Pemenuhan kekurangan cairan.
kebutuhan cairan. 4. Menganjurkan ibu untuk terus
Palpasi Leopold
4. Teknik relaksasi melakukan teknik relaksasi jika ada
- Leopold I : TFU 3 jari bawah
5. Jelaskan cara kontraksi dan istirahat jika tidak ada
px, pada fundus
mengedan yang benar kontraksi.
teraba bundar, lunak
6. Kontrol kemajuan
kemungkinan bokong janin
persalinan dengan E : ibu mulai mengambil nafas memalui
- Leopold II : bagian kanan
partograf hidung dan mengeluarkannya lewat
teraba keras memanjang
7. Persiapan alat mulut dan ibu mulai merasa tenang.
kemungkinan punggung janin
persalinan. 5. Mengajarkan ibu mengedan yang benar
Bagian kiri teraba tonjolan
Masalah :Tidak ada yaitu : Ibu menarik nafas saat his,
kecil kemungkinan ekstremitas
Diagnosa Potensial : Tidak memegang pangkal paha dengan kedua
janin
ada tangan dan mendekatkan dagu ke dada
- Leopold III : pada bagian
kemudian menegaskan kepala. Ibu boleh
bawah perut ibu teraba bulat, Tindakan Segera :Tidak ada
mengedan jika adanya his
keras, melenting tidak dapat
digoyangkan kemungkinan
E : Ibu sudah mengetahui cara mengedan
kepala janin. Kepala sudah
yang benar
masuk PAP
6. Memantau kemajuan persalinan dengan

93
- Leopold IV : kedua tangan partograf (terlampir)
divergen (sudah masuk PAP)
TFU menurut Mc. Donald : 31 cm E : Kemajuan persalinan terlampir pada
partograf
TBJ: (31-11)X 155 = 3.100 gram
7. Mempersiapkan alat – alat persalinan,
His: 4x/10 menit, selama 30 detik
APD, pakaian ibu dan bayi.
Pungtum maksimum : kuadran
kanan bawah perut ibu.
E : peralatan persalinan, APD dan
Auskultasi DJJ:
pakaian ibu serta bayi sudah disiapkan.
150x/i, irama teratur kuat
Pemeriksaan Dalam:
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Utuh
Persentasi fetus : kepala
Penurunan : HIII
Uji Diagnostik:
HB : 11, gr%
Gol. Darah : A
Protein Urin : Negatif

94
Reduksi Urin : Negatif

KALA IIjam 16.00-16.15 = 15 menit

S O A P
1) Ibu mengatakan TTV: Ibu inpartu kala II Ku ibu dan 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil
nyeri semakin sering TD: 110/70 mmHg janin baik pemeriksaan baik dan pembukaan sudah
2) Ibu mengatakan N : 85x/i Dasar : lengkap dan ibu sudah masuk masa persalinan.
ada keinginan untuk P : 21x/i 1. Adanya tanda kala 2 Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan
mengedan. S : 36,50 C 2. HIS 5x/10`, 50” bahwa ibu sudah memasuki masa persalinan.
Adanya pengeluaran 3. Ketuban (-) E : ibu sudah mengetahui dan paham dengan
lendir bercampur darah Pembukaan : 10cm hasil pemeriksaan.
dari vagina ibu. 4. Penurunan kepala hodge 2. Mempersiapkan peralatan dan obat-obatan, dan
Tampak kepala maju IV mendekatkannya, serta mematahkan oksitosin.
mundur di introitus 5. Tanda – tanda vital ibu E : alat sudah dipersiapkan.
vagina. Adanya dorongan dan DJJ dalam batas 3. Menyiapkan diri penolong dalam sebelum
mengedan, tekanan anus, normal. persalinan seperti:
perineum menonjol, dan Masalah : Tidak ada memasang skor,
vulva membuka. Kebutuhan : mencuci tangan dengan sabun lalu bilas dengan air
Kontraksi : baik 1. Informasi hasil pemeriksaan. mengalir, keringkan dengan handuk bersih,

95
Frekuensi : 5x10 menit 2. Siapkan peralatan dan obat- Sedot oksitosin 10 unit kedalam spuit 3 cc
Durasi : 60 detik obatan. Pakai handscoon
DJJ : 150x/i 3. Persiapan diri penolong E : Penolong sudah menyiapkan diri
persalinan 4. Menjelaskan jenis posisi dalam persalinan dan
Pembukaan : 10 cm
4. Beritahu posisi yang nyaman memberi kebebasan pada ibu untuk memilih
Ketuba: Sudah
untuk ibu saat bersalin. posisi sesuai dengan keinginan ibu seperti
dipecahkan
5. Berikan dukungan dan berdiri, jongkok , setengah duduk, dll.
Penurunan : HIII+
motivasi pada ibu Evaluasi : ibu memilih posisi setengah duduk
6. Pimpin persalinan. untuk persalinan.
7. Jaga privasi ibu. 5. Memberikan dukungan pada ibu untuk
mengurangi kecemasan dengan cara memberi
Diagnosa potensial : tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, dan
Tidak ada bayi akan segera lahir. Serta meminta suami
Tindakan segera : atau keluarga untuk memberi semnagat saat ibu
Tidak ada mulai meneran. Dan memberikan ibu minuman
jika ibu tidak ada his untuk menambah energi
dan ibu tidak mengalami dehidrasi.
E: ibu senang dengan dukungan yang diberikan
6. Memimpin persalinan kala II dengan prinsip

96
3b yaitu bersih tempat, bersih alat dan bersih
penolong.
a. Tampak kepala 5-6 cm di depan vulva,
memberi alas dibawah bokong ibu dan
letakkan handuk di atas perut ibu.
b. Memasang handscoon.
1.ibu mengatakan senang c. Lindungi perineum ibu dengan satu tangan
dengan kelahiran bayi dan 3 jari kiri berada di sub occiput untuk
dengan selamat melindungi kepala, maka lahirkanlah
2.ibu mengatakan ubunubun kecil, ubun-ubun besar,mata,
perutnya nyeri hidung, mulut dan seluruh kepala.
d. Menyeka hidung dan mulut bayi kemudian
periksa apakah ada lilitan tali pusat.
e. Untuk melahirkan bahu depan bayi
dituntun ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang bayi dituntun ke atas kemudian
lakukan sanggah susur pada bayi sampai
keseluruh tubuh bayi lahir, kemudian letakkan
di atas perut ibu sambil menilai bayi , lalu

97
keringkan bayi tutup bagian kepala sampai
keseluruh tubuh bayi.
f. Klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi
dengan klem 1 dan klem II tali pusat 2 cm
dari klem I kemudian dipotong.
Evaluasi : Bayi lahir spontan pada pukul
16.15 wib, jenis kelamin perempuan, PB = 47
cm, BB = 2900 gram, apgarscore 8/9.

KALA III16.15-16.45 wib = 30 menit


S O A P
Bayi lahir spontan pada Ibu Inpartu Kala III 1. Melakukan palpasi abdomen untuk memastikan
tanggal 11-11-2021 pukul ada atau tidak janin kedua.
Dasar :
16.15 wib. Evaluasi : palpasi abdomen sudah
1. Bayi lahir spontan
JK = perempuan dilakukan dan tidak ada janin kedua.
pukul 16.15 WIB
PB = 47cm 2. Melakukan menajemen aktif kala III :
BB = 2900 gr 2. TFU setinggi pusat Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM dalam
AS = 8/9 waktu 1 menit setelah kelahiran bayi di 1/3 paha
TFU = setinggi pusat 3. Kontraksi uterus bagian luar ibu, Melakukan peregangan tali pusat

98
Plasenta belum lahir baik terkendali, Melakukan massase fundusuteri segera
setelah plasenta lahir selama 15 detik searah
4. Plasenta belum
dengan jarum jam.
lahir
E: plasenta lahir spontan , kotiledon dan

5. Kandung kemih selaput plasenta lengkap.

tidak teraba Massasefundusuteri telah dilakukan.


3. Memeriksa ada atau tidak robekan jalan lahir
Masalah : Tidak ada saat proses persalinan.
E : Tidak ada robekan jalan lahir saat
Kebutuhan : persalinan
4. Memeriksa jumlah perdarahan yang terjadi saat
1. Palpasi proses persalinan berlangsung.
abdomen. E : Jumlah perdarahan ± 150 cc.
2. Menajemen
aktif kala III :
memberikan
suntik
oksitosin, PPT
(peregangan

99
tali pusat
terkendali, dan
masase
fumdus
3. Periksa
robekan jalan
lahir
4. Cek
perdarahan
Diagnosa Potensial :
Tindakan segera :
tidak ada

KALA IV16.45-18.45 = 2 jam

S O A P
1) Ibu mengatakan KU : baik Ibu Inpartu kala IV. KU ibu 1. Menginformasikan keadaan ibu dan
perutnya terasa Kesadaran : Composmentis dan bayi baik. bayi pada keluarga bahwa keadaan ibu dan
kencang dan TD : 120/80 mmHg bayi baik dan sehat.
Dasar :

100
masih sedikit S : 370C 1. Plasenta lahir pukul E : keluarga senang mendengar keadaan
terasa mules dan P : 22x/i 23.45 wib spontan dan ibu dan bayi baik dan lahir dengan
sedikit lelah. N : 82x/i lengkap selamat.
2) Ibu merasa 2. Membersihkan ibu dengan
Keadaan kandung kemih : 2. Kontraksi uterus baik.
senang atas menggunakan air DTT dan membantu ibu
kosong
kelahiran memakai pakaian yang bersih dan kering.
3. TFU 2 jari dibawah
TFU : 2 jari di bawah pusat
bayinya. Menempatkan semua peralatan di dalam
pusat.
Kontraksi : baik
larutan klorin 0,5% selama 10 menit dan
Perdarahan : 100 cc
4. Tanda – tanda vital ibu mendekontaminasikan daerah yang
dan janin dalam batas digunakan untuk melahirkan dengan
normal. larutan klorin 0,5% dan membilas dengan
air bersih. Ibu dan ruangan tampak bersih.
Masalah : Tidak ada
E : ibu sudah diberihkan dan semua
Kebutuhan :
peralatan persalinan sudah disterilkan.
1. Informasikan keadaan
3. Mengajarkan ibu cara massase fundus
ibu dan bayi.
uteri dengan meletakkan tangan diperut
2. Bersihkan tubuh ibu
ibu lalu lakukan gerakan memutar searah
dan peralatan
jarum jam apabila teraba lembek untuk
persalinan.
mencegah perdarahan.

101
3. Ajarkan cara massase E : ibu bersedia melakukan massase
4. Lakukan pemantauan fundus uteri apabila teraba lembek.
kala IV. 4. Melakukan pemantauan kala IV, yaitu
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan
Diagnosa potensial: setiap 30 menit pada satu jam kedua.
Tidak ada Evaluasi : hasil pemantauan kala IV
Tindakan segera : didapatkan keadaan ibu baik, tanda-tanda
Tidak ada vital dan perdarahan dalam batas normal.

102
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR NY. Y
USIA 6 JAM POST PARTUM DI BPM
HENNY FITRISYA,AMD.KEB
11 NOVEMBER 2021

I. Pengumpulan Data
A. Identitas / Biodata
1. Nama Bayi : By. Ny. Y
2. Umur : 6 jam
3. Tanggal / Jam / Lahir : 11-11-2021/16.15 wib
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Berat Badan : 2900 gram
6. Panjang Badan : 47 cm

1. Nama Ibu : Ny. Y


2. Umur : 26 tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : PT
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : silungkang

1. Nama Suami : Tn F
2. Umur : 30 tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : silungkang

117
B. Anamnesa (Data Subjektif)
Pada Tanggal
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre Eklamsi : Tidak ada
c. Penyakit Kelamin : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Diabetes Melitus : Tidak ada
b. Asma : Tidak ada
c. Jantung : Tidak ada
d. Epilepsi : Tidak ada
e. Gameli : Tidak ada
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Obat-obatan : Tidak ada
b. Makanan : Tidak ada
c. Merokok : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
4. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis Perslinan : Spontan
b. Di Tolong oleh : Bidan
c. Lama Persalinan
-Kala I
-Kala II : + 15 menit
5. Ketuban Pecah
a. Spontan / Tidak : Tidak
b. Warna : Jernih
c. Jumlah : + 100 cc
6. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
7. Keadaan Bayi Baru Lahir
a. Ibu : Baik
b. Bayi : Baik

118
Nilai Apgar 1 – 5 :8 5 – 10 :9

TANDA 0 1 2 Jumlah
Nilai
Menit - Frekuensi ( ) Tidak ada ( ) <100 (√ )
Ke 1 jantung ( ) Tidak ada () >100
- Usaha ( ) Lumpuh Lambat (√ )
bernafas ( ) Tidak tak Menangi
- Tonus Bereaksi teraur s Kuat
Otot ( ) Biru / (√ ) ()
- Reflek Pucat Ext.Flek gerakan
- Warna si Aktif
sedikit ()
(√ ) Menangi
Gerakan s
Sedit (√ )
() Kemerah
Tubuh an
Kemera
han di
Lengan
dan
Kaki
Menit - Frekuensi ( ) Tidak ada () <100 (√) >100
Ke 2 jantung ( ) Tidak ada () (√)
- Usaha ( ) Lumpuh Lambat Menangi
Bernafas ( ) Tidak tak s Kuat
- Tonus Bereaksi Teratur ()
Otot ( ) Biru / (√) Gerakka
- Reflek Pucat Ext.Flek n Aktif
- Warna si ()
Sedikit Menangi
()Gerak s

119
an (√)
Sedikit Kemerah
() an
Tubuh
Kemera
han di
Lengan
dan kaki

Resusitasi

1. Pengisapan lendir√
2. Ambu
3. Massage jantung
4. Intubasi Endutracheal
5. Oksigen
6. Therapi
7. Keterangan

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Suhu : 36,5 C
3. Pernafasan : 45 x/i
4. Berat Badan Sekarang : 2900 gram

Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis

1. Keadaan Umum : Normal, tidak ada kelainan


2. Ubun-ubun : Tidak ada caput
suksedanum/chepalhematoma
3. Mata : Tidak ada mata juling, tidak
ada kotoran/bersih
4. Mulut : Tidak ada labioskizis tidak

120
Ada platosikiziz
5. Hidung : ada 2 lobang dan sekat
6. Dada : Terlihat retaksi dinding
dada
7. Tali Pusat : Tidak ada perdarahan,
Bersih
8. Punggung : Tidak ada spina bifida
9. Ekstremitas
Atas : Tidak ada
sindaktili/polidaktili
Bawah : Tidak ada
sindaktili/polidaktili
10. Genetalia : Testis turun ke skrotum
Reflek

1. Reflek Moro : (+)


2. Reflek Walking : (+)
3. Reflek Graph / Plantar : (+).
4. Reflek Sucking : (+)
5. Reflek Tonic Neck : (+)
Antropometri

1. Lingkar Kepala : 32 cm
2. Lingkar Dada : 30 cm
3. Lingkar Lengan Atas : 10 cm
Eliminasi

1. Miksi : Ada
2. Meconium
a. Warna : Hitam
b. Tanggal : 11-11-2021
c. Pukul : 20.00 wib

121
122
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. Y 6 JAM POST PARTUM
DI BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
11 NOVEMBER 2021
S O A P
Bayi Lahir Bayi lahir BBL Normal 6 jam post 1. Melakukan perawatan tali pusat
spontan pukul spontan pukul partum dengan ku bayi : baik dengan cara memberishkannya
16.15 wib 16.15 wib Dasar : menggunakan kain kassa steril.
JK : Perempuan 1. BBL pukul 16.15 wib E : Tali pusat sudah dibersihkan
BB : 2900 gram 2. JK : Perempuan BB : 2900 2. Mengajarkan pada ibu, cara merawat
PB : 47 cm gram, PB : 47 cm, A/S : 8/9, bayi sehari-hari dan agar bayi terhindar
A/S : 8/9 Anus (+) dari berbagai penyakit yaitu : segera
Anus : (+) 3. Reflek Moro, sucking, mengganti popok bayi jika basah,
TTV : N : rooting tonic neck : (+) ada memandikan bayi dengan air yang
120x/i, P : 45x/i, 4. Antroprometri dalam batas dimasak terlebih dahulu, jangan
S: 36,5C normal membubuhi apapun ditali pusat, karena
Reflek Moro, 5. Eliminasi : Ada akan menyebabkan infeksi
sucking, rooting 6. Vital sign dalam batas E: Ibu mengerti cara merawat bayinya
tonic neck : ada normal 3. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya
Eliminasi : Ada Masalah : Tidak ada pada bayi contohnya : demam tinggi,

117
Antropometri : Kebutuhan : kulit kuning, rewel, tidak mau menyusi,
Lingkar kepala : 1. Lakukan perawatan tali pusat E: Ibu sudah mengetahui tanda bahaya
32cm, Lingkar 2. Ajarkan ibu cara merawat bayinya pada bayi
dada 30 cm, sehari-hari
Lingkar lengan 3. Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi
atas 10 cm.
Eliminasi : Ada

118
128

3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NY”Y” 6 JAM POST PARTUMDI BPM
HENNY FITRISYA,Amd,Keb
TANGGAL 11 NOVEMBER 2021

I. BIODATA :
A. DATA IBU:
Nama istri : Ny. Y
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : PT
Pekerjaan : IRT
Alamat :Silungkang
B. DATA SUAMI
Nama suami : Tn. F
Umur : 30tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :silungkang
C. STATUS PERKAWINAN
Umur pertama kawin : 25 tahun
Berapa kali kawin : 1 kali
Lama perkawinan : 1 tahun
Suami masih ada atau tidak : Ada
II. DATA PERSALINAN
1. Alasan masuk : Inpartu
2. Partus :1
3. Masa gestasi : 39-40 minggu
129

4. Jenis persalinan : normal


5. Lama nya persalinan : + 30 menit
6. Komplikasi dalam persalinan : Tidak ada
7. Anak : Hidup
8. Nilai apgar score : 8/9
III. DATA NIFAS
1. Nifas hari ke : 6 Jam Post Partum
2. Tanda vital : TD : 120/80 mmg, N : 85x/i, P : 22x/i, S:
36,5℃
3. Keadaan umum : Baik
4. Anemi/tidak : Tidak anemi
5. Payudara
a. Lactasi : Kolostrum Ada
b. Puting susu : Menonjol
c. Buah dada : Tidak bengkak, tidak ada radang
6. Abdomen :
a. Keadaan : Distensi
b. Fundus uteri :
 Tinggi : 2 jari dibawah pusat
 Posisi Uterus : Normal
 Kontraksi : Baik
7. Lochea
a. Warna : Merah kehitaman
b. Jumlah : + 100 cc
c. Konsistensi : Gumpalan
d. Bau : Khas
e. Jenisnya : Rubra
8. Kandung kencing : Tidak teraba
9. Perineum :
a. Keadaan : Utuh
b. Luka : Tidak ada
c. Jahitan : Tidak ada
130

d. Tanda radang : Tidak ada


e. Kebersihan : Bersih
10. Anus :
 Hemotroid : Tidak ada
11. Ektremitas :
a. Ekstremitas atas : (+)
b. Ekstremitas bawah: (+)

IV. KEBUTUHAN DASAR :


1. Nutrisi :
a. Minum sehari : 8 gelas/hari
b. Makan dalam sehari : 3 kali
c. Makan selingan : Roti
d. Nafsu makan : Ada
e. Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur, buah
f. Ada makanan yang alergi: Tidak ada
2. eliminasi :
a. BAB : Lancar
b. BAK : Lancar
3. Pola istirahat /tidur :
a. Keluhan : Tidak ada
b. Berapa jam tidur dalam sehari : 1 jam siang, 6 jam malam
V. RENCANA KELUARGA BERENCANA
Apakah ibu ada rencana keluarga berencana :
1. Metode yang di pilih : Implan
2. Kapan pemakaian alat kontrasepsi di mulai :
a. Ya,hari post partum : Sehabis nifas
b. Lain-lain : Tidak ada
3. Berapa lama rencana pemakaian alat keluarga berencana: 3 tahun

VI. DATA SPIKOSOSIAL :


1. Apakah ibu merasa : Ibu merasa senang
131

2. Apakah ibu merasa senang dengan penambahan anggota keluarga : Ibu


senang dengan penambahan anggota keluarga
3. Apakah ibu berencana menyusui bayinya : Ibu menyusui bayi nya
4. Apakah ibu berencana menyusui bayi nya selama 2 tahun : Ibu berencana
menyusi bayi nya selama 2 tahun
5. Bagaimana tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
VII. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:
apakah ibu menderita /pernah menderita:
1. TBC : Tidak ada
2. Diabetes melitus : Tidak ada
3. Eklamsi : Tidak ada
4. Penyakit kejiwaan : Tidak ada
5. Psm /penyakit seks menular : Tidak ada
VIII. UJI DIAGNOSTIK

1. Hb : 11 gr/dl

2. Golongan darah :A

3. Protein urine : (-)


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY”Y” P1AOH1 POST PARTUM
6 JAM POST PARTUM DI BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB
TANGGAL 11 NOVEMBER 2021

132
S O A P
1. Ibu mengatakan KU : baik Ibu nifas 6 jam post partum ku 1. Menginformasikan kepada ibu hasil
senang dengan TTV : ibu baik. pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
kelahiran bayinya. TD : Dasar : baik
2. Ibu mengatakan 120/80mmhg 1. Ibu Partus pukul 16.15 wib E: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
perut nya agak N : 82x/i 2. Kontraksi uterus baik 2. Mengontrol kontraksi uterus, TFU,
sakit P: 22x/i 3. TFU : 2 jari dibawah pusat dan Lochea
S: 37℃ 4. Lochea : Rubra E: KOntraksi Uterus Baik, TFU 2 jari dibawah
Pemeriksaan Fisik 5. Vital sign dalam batas pusat, lochea rubra
Mata : conjungtiva : normal 3. Menjelaskan kepada ibu tentang rasa
tidak anemis Masalah : Tidak ada nyeri yang ibu rasakan merupakan hal
Payudara : puting susu Kebutuhan : yang fisiologis karenaadanya kontraksi
menonjol, kolostrum 1. Informasikan hasil pemeriksaan sgar kembalinya rahim kebentuk
ada pada ibu semula. Jadi ibu tidak perlu cemas.
Abdomen : Kontraksi 2. Kontrol kontraksi uterus, tfu, dan E: Ibu sudah mengetahui penyebab nyeri
uterus baik, TFU 2 jari lochea 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
dibawah pusat 3. Jelaskan tentang rasa nyeri yang hidrasi ibu
Lochea : warna : merah dirasakan ibu E : Ibu sudah makan 1 porsi nasi + ikan+ sayur
kehitaman, bau khas, 4. Penuhi kebutuhan nutrisi dan minum air putih
jumlah 50cc, jenis rubra 5. Memfasilitasi ibu untuk 5. Memfasilitasi ibu untuk memberikan
Kandung kemih tidak memberikan ASI kepada bayinya serta ASI kepada bayinya. Dan mengajarkan
teraba ajarkan cara menyusui yang benar ibu cara menyusi yang benar yaitu :
6. Jelaskan tanda bahaya masa nifas posisikan bayi senyaman mungkin,
7. Jelaskan kepada ibu mengenai dekatkan perut ibu dengan perut bayi.
penggunan KB setelah nifas Seluruh areola mamae masuk kedalam
mulut bayi, memulai dengan payudara
133
yang dihisap terakhir, serta sesering
mungkin menyusui bayinya agar
produksi ASI lancar, dan susui bayi
134
135

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


asuhan kebidanan antenatal Ny “E”, intranatal, postnatal dan bayi baru lahir pada
Ny “ Y‟ gestasi 33- 35 di BPM HENNY FITRISYA,AMD.KEB. Tanggal 11
November 2021. Maka saya akan membahas tentang perbandingan studi kasus
pada Ny “Y” dengan tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara narasi
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney
dan soap sebagai berikut.

4.1 Kehamilan

Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali kunjungan yaitu dari
identitas ibu terdapat umur ibu 26 tahun ini tidak termasuk kedalam kehamilan
yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia reproduksi. Riwayat kehamilan
sekarang di dapatkan HPHT 15-03-2021tanggal dan usia kehamilan pada saat
kunjungan pertama 34-35minggu. Kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi dengan
baik. Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada.
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik :TTV semua dalam batas
normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan semua dalam
batas normal. Palpasi : Leopold 1 sesuai dengan usia kehamilan karena usia
kehamilan 34-35minggu LI : tfu 3 jari diatas pusat. Pada fundus teraba
bundar,lunak,tidak melenting kemungkinan bokong janin. LII : pada bagian
kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
Bagian kiri perut ibu teraba keras, memapan, memanjang kemungkinan
punggung janin. LIII : bagian terbawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting
dan bisa digoyangkan kemungkinan kepala janin dan belum masuk PAP. LIV:
belum dilakukan Auskultrasi :DJJ 145x/i terdengar jelas dan teratur.
Pemeriksaan laboratorium Hb : 11, gr/dl, goldar : o, tripel eliminasi : negatif
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakan
diagnosa ibu hamil G1P0A0H0 usia kehamilan 34-35minggu, janin hidup,

135
136

tunggal, intrauterine, pu-ki, presentasi kepala belum masuk PAP, keadaan ibu
dan janin baik. Masalah pada ibu tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan adalah
informasi hasil pemeriksaan, kebersihan genitalia, nutrisi , tanda persalinan,
persiapan persalinan, mobilisasi, perencanaan kontrasepsi.
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “E” yaitu dengan memberitahu
ibu hasil pemeriksaan, memberitahu tanda-tanda persalian, asupan nutrisi,
membertahu persiapan persalinan, mobilisasi, perencanaan KB, pada kunjungan
ke II rencana asuhan yang diberikan yaitu beritahu ibu untuk menjaga
kebersihan genitalia Menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang
ditetapkan ataupun bila ada keluhan lain yang rasakan.
Ibu sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan, semua yang berhubungan
dengan kehamilan yaitu tanda-tanda persalinan persiapan persalinan, olah raga
ringan, persiapan kontrasepsi serta menjaga kebersihan genetalia ibu sudah tau
dan sudah melaksanakannya.

4.2 Persalinan
Pada kala I : Dari pengkajian data subjektif ibu datang jam 01.00
WIB megeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari serta keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir.Dari data objektif dilihat TP ibu tanggal 11– 11
-2021kemudian dilakukan pemeriksaan fisik : TTV dalam batas normal, dan
pemeriksaan head to toe semua dalam batas normal.
Pada kala II jam 16.00WIB didapatkan data subjektif bahwa ibu
sudah merasa ingin mengedan. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik
TTV dalam batas normal, pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap 10
cm, penipisan sudah 100%, penurunan kepala di hodge IV, ketuban sudah
pecah warna jernih bau amis, dan sudah ada tanda-tanda kala II yaitu anus
tertekan, perineum menonjol, vulva membuka, dorongan mengedan. Pada jam
16.15 WIB bayi lahir normal, menangis, BB :2900 gram, PB: 47cm,
JK:Perempuan, anus (+).
Pada kala III didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan
lelah, perutnya mules dan terasa meregang. Dari data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta belum
137

lahir, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tampak tali
pusat di introitus vagina, dan kandung kemih kosong.
Pada kala IV didapatkan data subjektif ibu mengatakan lelah, ibu
mengatakan terasa sakit di genetalia. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan
fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta lahir lengkap,
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
Kala I :Rencana asuhan saat persalianan yaitu diberikan asuhan tentang
informasi hasil pemeriksaan, memberi dukungan emosional, memberikan
pengetahuan tentang cara meneran yang baik, memberitahu posisi yang
nyaman, memenuhi kebutuhan nutrisi, mengontrol kemajuan persalian. Kala II
:, Memberikan support mental kepada ibu, pimpin ibu meneran, bantu proses
kelahiran bayi, keringkan bayi dan potong tali pusat,lakukan IMD. Kala III:
Melakukan manajemen aktif kala III dan membantu melahiran plasenta. Kala
IV : Pelaksanaan aktif kala IV.

4.3 Bayi Baru Lahir

Hasil pengkajian data objektif dari kunjungan dilakukan pemeriksaan fisik


didapatkan hasil TTV semua dalam batas normal, dan tidak ada masalah pada
bayi, dan pemeriksaan secara head to toe dalam batas normal.

4.4 Nifas

Hasil pengkajian data objektif dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan


hasil TTV dalam batas normal, di kunjungan pertama TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, lochea rubra jumlah + 100 cc kandung kemih tidak
teraba,areola mamae menonjol colostrum (+). ASI ibu sudah ada dan ibu mau
menyusui bayinya.
138

BAB V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pembinaan terhadap Ny”E” selama hamil dan Ny
“Y” Persalinan, Nifas, dan Bayi baru lahir, maka dapat disimpulkan:

1. Pengumpulan data ANC, Persalinan, Nifas, dan Bayi baru lahir dapat
dilakukan sesuai dengan data yang telah diharapkan.
2. Dengan adanya data yang terkumpul maka dapat dirumuskan diagnosa dan
masalah.
3. Pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa dan masalah yang potensial.
4. Pada kasus ini tindakan segera tidak dibutuhkan, begitu juga tindakan
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
5. Berdasarkan interpretasi data, penulis dapat menyusun rencana asuhan
yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang didapat.
6. Asuhan kebidanan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara
efisien.
7. Berdasarkan evaluasi, asuhan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana asuhan.
8. Pada kasus ini penulis banyak mendapat pembelajaran bagaimana cara
memberikan asuhan kebidanan yang benar kepada pasien.
4.2 SARAN

1. Bagi klien dan keluarga


 Penulis mengharapkanpada klien agar tetap melaksanakan asuhan
nasehat yang telah diberikan selama pembinaan dalam merawat
bayinya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
139

 Agar memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan dan menyusui bayi sampai
umur 2 tahun.

2. Bagi mahasiswa
 Dengan adanya pembinaan pada pasien dengan kehamilan 28 minggu
138
sampai 6 minggu postpartum diharapkan mahasiswa dapatmemberikan
pelayanan kebidanan sesuai dengan standar profesi dan kebutuhan
klien
 Diharapakan mahasiswa dapat memberikan pelayanan kebidanan
,dapat berperan secara professional dengan menerapakan langkah
manajemen asuhan kebidanan menurut varney, sehingga klien bisa
mendapatkan pelayanan yang bermutu sejak dari ANC sampai 40 hari
post partum yang komprehensif dan menyeluruh.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk dapat menambah
sumber buku perpustakaan yangterbaru agar mempermudahmahasiswa
dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi.
140

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:


Graha Ilmu
Departemen Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015.Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. Asuhan Persalinan Normal. Buku Acuan. Jakarta 2004.

htttp ://repository.unimus.ac.id.

Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Elisabeth, Siwi.2015.

Kartika, R, 2017, Pre Dan Post Partum Touch Healing, Blora, 2017.

Mafikasari, A, 2015, Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil. Jurnal Skripsi, Stikes

Muhammadiyah Lamongan. Stikesmuhla.ac.id.

Manuaba. Ida Bagus Gde. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
1999.

Prawirohardjo S, 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Prawirohardjo S, 2018, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta. 2002.


141

Romauli, S. 2015. Buku Ajar Askeb I:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai