Laporan 28 minggu
Oleh :
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Oleh:
Penguji I Penguji II
Nama : Ny “P”
Umur : 25 tahun
Istri dari :
Nama : Tn ”H’’
Umur : 28 tahun
didampingi oleh dosen dan bidan sebagai pemberi arahan dan asuhan. Jika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, saya tidak meminta pertanggung jawaban penuh
( Ny’’ P’’)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik
yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Ny “P“ G1P0A0H0 Usia
Kehamilan 38-39 Minggu dan Ibu Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir di BPM
YETTI LATIF,S.ST Tanggal 20 Juni s/d 26 Juni 2023
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk rnemenuhi Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan pada Jurusan DIII Kebidanan Universitas Baiturahmah
Padang.
Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….vi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan / kekuatan
psikologi dan fisiologisdalam diri wanita dengan pengaruh dorongan pada proses
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil
Ny. D usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi
baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023
6. Mampu melakukan tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada ibu
hamil Ny. D usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas,
bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni
2023
7. Mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39
minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti
Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kehamilan
2.1.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).
1) Tanda Hegar
2) Tanda Brackston Hicks
3) Tanda Piscasek
4) Tanda Goodell
5) Tanda Chadwicks
6) Tanda Balotement
a. Trimester I
1) Uterus
3) Ovarium
4) Vagina
b. Trimester II
1) Uterus
3) Payudara
c. Trimester III
1) Uterus
2) Serviks
Pembukaan serviks merupakan mekanisme yang terjadi saat
jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara progresif melunak
dan memendek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak sejajar os
serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban. (Manuaba,
2016)
3) Vagina
Pada awal kehamiln sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil
merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil.Ambivalen dapat terjadi
sekalipun kehamilan ini direncanakan dan sangat diharapkan.Gambaran respon
terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamilan apakah ibu
hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan
kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional yaitu perasaan yang
mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat timbul
perasaan khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat,
khawatir akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih
baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik
tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan
ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang
kehamilannya.Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan
informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan
kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).
a) Oksigen
Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim (Nugroho,dkk,
2016).
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini
akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain
untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin.
Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di
keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2.Untuk
menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat
kerumunan banyak orang.Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat,
supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk–duduk di bawah pohon yang
rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.
b) Nutrisi
d) Personal hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu
hamil.Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan
janin.Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali sehari
(Nugroho,dkk, 2016).
e) Pakaian
Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah
dikenakan dan nyaman.Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran payudara
dan mampu menyangga seluruh payudara, tidak menggunakan sepatu tumit tinggi
(Nugroho,dkk, 2016).
f) Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III
dengan frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil
akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga menganggu tidur,
sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi (Nugroho,dkk, 2016).
g) Seksual
h) Senam hamil
Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental (Nugroho,dkk, 2016).
Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup. Kurang
istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, lesu dan kurang
gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1
jam (Nugroho,dkk, 2016)
j) Traveling
a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan
berat badan sebaiknya 9-12 kg
b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan berat
badan cukup 6-9 kg.
c. Jika berat badan sebelum hamil kurang, sebaiknya penambahan berat
badan 12-12 kg.
d. Pada trimester 2 dan 3 pada wanita dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebanyak 0,4 kg, sementara pada
wanita dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan perminggu masing-masing sebanyak 0,5 dan 0,3 kg
Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg. oleh
karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan 70.000 – 80.000
kalori saat hamil.( Rismalinda, 2016).
a. Trimester I
1) Mual muntah
Diakibatkan karna meningkatnya kadar HCG, estrogen /
progesterone. Penanganan : hindari bau yang menyengat dan faktor
penyebab, makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan
berbumbu yang merangsang.
2) Keputihan
Hyperplasia mukosa vagina, meningkatnya produksi lendir dan
kelenjar endocervikal sebagai akibat dan peningkatan kadar estrogen.
Penanganan: menajaga kebersihan vulva, memakai pakaian dalam
yang terbuat dari bahan katun, hindari pakaian dalam yang terbuat dari
bahan nilon.
b. Trimester II
1) Kram kaki
Karna adanya tegang pada otot betis dan otot telapak kaki, diduga
adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu
gangguan pada system persyarafan otot-otot tubuh.
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur karna senam hamil
dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh, meningkatkan komsumsi
makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium seperti sayuran
serta susu.
2) Sembelit
Karna peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus
menjadi lambat. Penyerapan air di dalam kolon meningkat karan efek
samping dari penggunaan zat besi.
Penanganan : tingkatkan intac cairan, serat di dalam menu makanan ,
istirahat yang cukup, senam hamil, membiasakan BAB secara teratur.
c. Trimester III
1) Sering buang air kecil
Adanya tekanan pada kandung kemih akibat semakin besar ukuran
janin.
Penanganan : perbanyak minum pada siang hari dan mengurai minum
pada malam hari.
2) Sesak Nafas
Karna semakin besar ukuran janin di dalam uterus sehingga menekan
diafragma.
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur
a. Perdarahan Pervaginam
b. Sakit kepala yang berat sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
3. Keluhan Utama
b. Data objektif
2. Pemeriksaan Kebidanan
e. DJJ normal biasa terdengar di bawah pusat ibu (baik di bagian kiri
atau kanan) atau kuadran bagian punggung 3 jari dibawah pusat ibu.
DJJ yang normal 120-160 kali/menit
f. Tafsiran berat badan janin (TBJ) berguna untuk mengetahui TBJ
pada saat usia kehamilan trimester III dan dapat digunakan rumus
Johnson Toshack yaitu:
(TFU – n) x155=.....gr.
3) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui golongan
darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah
yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan Kadar Hb
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada
trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Untuk kadar normal HB ibu hamil yaitu perempuan dewasa
tidak hamil 12-15.8 gr/dl, hamil trimester pertama 11.6-13.9gr/dl, hamil
trimester kedua 9.7-14.8gr/dl, hamil trimester ketiga 9.5-15.0gr/dl.(who
2018)
c. Pemeriksaan Protein Urin
Pemeriksaan dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas
indikasi.Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil.Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre
eklampsiapada ibu hamil.
4) Diagnosa
Diagnosa kehamilan normal ditandai dengan ibu sehat, tidak ada riwayat
obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal
5) Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu
mencakup komponen:
6. Perlaksanaan
Dalam pelaksanan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman meliputi:
7. Evaluasi
8. Pendekatan Varney
1. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien melalui anamnese yang
berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.Data subjektif selain
diperoleh dari hasil bertanya langsung dari pasien, juga dapat diperoleh dari suami
atau keluarga.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
3. Asessment
Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
kerangka masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang
akan dilakukan kepada pasien.
4. Penatalaksanaan
Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa
atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua
perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi
perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai
apa yang di inginkan dan tidak di inginkan pasien.
2.2 Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.
Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan
di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil
sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan
di luar rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap.Pengalaman persalinan bisa
dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau lebih (multi).(Fauziah,
2016).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Puspita, 2016).
2.2.2 Etiologi Persalinan
Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Yanti (2016), yaitu :
a. Penurunan Kadar Progesteron
b. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
1) Keregangan Otot-otot
2) Pengaruh Janin
3) Teori Prostaglandin
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), terdapat 2 macam tanda dan gejala
dimulainya persalinan, yaitu :
a. Tanda-tanda palsu
His dengan interval tidak teratur, frekuensi semakin lama tidak mengalami
peningkatan, rasa nyeri saat kontraksi hanya bagian depan, tidak keluar lendir dan
darah, tidak ada perubahan serviks uteri, dan bagian presentasi janin tidak
mengalami penurunan.
b. Tanda-tanda pasti
Menurut Shofa Ilmiah (2016), kontraksi uterus atau his yang normal
mempunyai sifat simetris, fundus dominan, relaksasi, involuntir atau terjadi diluar
kehendak, intermitten(terjadi secara berkala), terasa sakit, dan terkoordinasi.
b. Passage (Jalan Lahir)
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya. (Aspiani,
2017)
c. Os. Coccygis.
a. Hodge I yaitu bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
(PAP) dengan bagian atas symphisis dan promontorium.
c. Hodge III yaitu sejajar dengan hodge I dan II, terletak setinggi spina
ischiadica kanan dan kiri.
d. Hodge IV yaitu sejajar dengan hodge I, II, III, terletak setinggi
oscoccygis.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang
paling penting adalah kepala janin selainitu disertai dengan plasenta selaput dan
cairan ketuban atau amnion. (Aspiani, 2017)
d. Psikologis
c) Kebiasaan adat
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan. ( Shofa Ilmiah, 2016).
a. Kala I (Pembukaan)
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga
kala pembukaan. Secara klinis partusdimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloodyshow) yang berasal dari lendir
kanalisservikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar. (Shofa Ilmiah,
2016)
1) Fase Laten
Dimulainya sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan
serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase Aktif
Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundusuteria agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya (6 hingga 15 menit) setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan sedikit tekanan pada bagian fundusuteri. Lepasnya plasenta dan keluarnya
dari dalam uterus biasanya disertai dengan pengeluaran darah. (Wagiyo dan
Putrono, 2016)
c. Kontraksi uterus.
d. Jumlah perdarahan.
e. Tinggi fumdusuteri.
f. Kandung kemih.
D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu ibu dalam proses meneran.
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin cukup baik.
a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada.
b. Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran secara
benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat:
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai.
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
f. Berikan cukup asupancairan per-oral (minum).
g. Menilai DJJ setiapkontraksi uterus selesai
h. Segera rujuk jika bayi belum lahir atau tidak akan segera lahir
setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2
jam) pada primigravida atau ≥ 60menit (1 jam) pada multigravida.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan mucul di
bawah arkuspubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk
meliharakan bahu belakang.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada
sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
G. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
33. Pindahkan klem tali pusat singga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tanggan di atas kain, pada perut bawah ibu(di atas
simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memengang klem
untuk menegangkan tali pusat.
35. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-cranial). Secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu kontraksi berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur di
atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami untuk
melakukan stimulasi putting susu.
Mengeluarkan Plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah, dinding depan uterus kearah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka
lanjutan dorongan kearahcranial, hingga plasenta dapat dilahirkan.
a Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secra kuat terutama jika uterus tida berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir( kearahbawahsejajar lantai-atas).
b Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hinggga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahiran plasenta.
c Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menengangkan tali pusat :
1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung
kemih penuh
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Ulangi tekanan dorso-cranial dan penegangan tali pusat 15
menit berikutnya.
5) Jika plasenta lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segeralakukan tindakan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tanggan. Pengang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahir dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput yang
tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masese
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukakuan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( fundus terba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan (ompresibimanual internal,
kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-kateter) jika uterus tida
berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase. (lihat
penatalaksanaan atoniauteri)
I. MENILAI PERDARAHAN
39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau
derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
40. Periksa kedua sisi plasenta (maternal- fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
K. Evaluasi
• Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit.Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit Rujukan
48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Menggunakan larutan klorin 0,5%
lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bayi baru lahir. Pastikan kondisi
bayi baik (pernafasan normal 40-60 kali/menit dan temperatur tubuh
normal 36.5 - 37.50C) setiap 15 menit.
57. Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissueatau handuk pribadi yang bersih dan kering.
M. Dokumentasi
Model SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien dengan cara
penulisannya menurut Yulistina (2017) sebagai berikut:
a. S (Subjektif)
Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien yang diperoleh dari
hasil anamnesa dan merupakan langkah I Varney.Misal pasien mengatakan
nyeri ari -ari.
b. (Objektif)
Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga
kesehatan lain dan merupakan langkah I Varney.
c. A (Assessment)
Kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi dari data subjektif dan
data objektif merupakan langkah II,III, dan IV Varney.
d. P (Planning)
Rencana tindakan yang akan dilakukan dan merupakan langkah V, VI,
dan VII Varney.
b. Perubahan Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah
karena paru-paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut
memerlukan darah dalam jumlah minimal. Pemasangan klem pada tali pusat
akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta ke janin. Aliran darah dari
plasenta berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan mandiri, tertutup dan
bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera akibat tindakan pemasangan
klem tali pusat adalah kenaikan resistensi vaskular sistemik. Kenaikan
resistensi vaskular sistemik ini bersamaan pada pernapasan pertama bayi
baru lahir.
c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat perubahan
suhu lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh sendiri.Pada saat
bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang bersuhu rata-rata 370C
kemudian bayi masuk ke dalam lingkungan. Bayi baru lahir dapat kehilangan
panas melalui empat mekanisme yaitu :
1. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dinginakan cepat mengalami
kehilangan panas.
2. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung).
3. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akanmenyerap panas bayi melalui mekanisme konduksi apalagi bayi di
letakan di atas benda-benda tersebut.
4. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas cepat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera di keringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat di mandikan
dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan di selimuti.
d. Glukosa
Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60-70% dari kadar
darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim, seorang janin
yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glukogen terutama di dalam
hati.Sebagian penyimpanan glukogen berlangsung pada trimester III.
Pada saat tali pusat di klem, bayi baru lahir harus mendapat cara untuk
mempertahankan glukosa yang sangat di perlukan untuk fungsi otak
neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun dalam
waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).
Menurut Astutik (2015) Teknik memotong tali pusat dan mengikat tali
pusat sebagai berikut:
Manfaat kontak kulit bagi ibu dan bayi pada saat IMD bagi bayi yaitu :
a. Menstabilkan pernapasan dan detak jantung bayi.
b. Mengendalikan temperatur tubuh bayi lebih baik dibandingkan
inkubator.
c. Memperbaiki dan membuat pola tidur bayi lebih baik.
d. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan
efektif.
e. Meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
f. Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
g. Mengurangi tangis bayi.
h. Mengurangi infeksi pada bayi dikarenakan adanya kolonisasi
kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
i. Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan
kejadian ikterus bayi baru lahir.
j. Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
2) Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini
a. Letakkan bayi di atas perut ibu
b. Tengkurapkan bayi di atas perut ibu
c. Biarkan simulasi terjadi
d. Bayi akan mencari putting susu
e. Kemudian bayi akan menyusui
3) Manfaat IMD untuk bayi
Manfaat IMD untuk bayi yaitu :
a) Pengaruh oksitosin
1) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko
perdarahan pasca persalinan.
2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI.
3) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa lebih
tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur
pasca persalinan lainnya.
b) Pengaruh prolaktin
(1) Meningkatkan produksi ASI.
(2) Menunda ovulasi.
d. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K (Phytomenadione)
injeksi 1 mg intramuscular setelah proses IMD untuk mencegah
perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang
dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Jika menggunakan sediaan 10 mg/L
suntikkan secara intramuscular di paha kiri anterolateralsebanyak 0,1 ml,
sedangkan jika menggunakan sediaan 2 mg/L maka suntikkan vitamin K
sebanyak 0,5 ml. (Fitriana, 2016)
e. Pemberian Salaf Mata
Salap mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses
IMD dan bayi telah selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut
mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. (Armini, 2017)
f. Pemberian Imunisai Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi hepatitis
B diberikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject),
disuntikkan secara intramuscular di paha kanan. (Indriyani, 2018)
2.4 Nifas
2.4.1 Pengertian
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2016).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2016).
Menurut Nurjanah, dkk, 2016 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early
puerperium) dan remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna
Lochea Waktu Warna Ciri ciri
rubra (cruenta) 1-3 hari post Merah Berisi darah segar dan
partum sisa sisa selaput
ketuban,sel sel
desidua,verniks
kaseosa,lanugo,dan
mekonium
Sanguinolenta 3-7 hari post Berwarna merah Berisi darah dan lendir
partum kekuningan
Serosa 7-14 hari post Merah jambu Cairan serum ,jaringan
partum kemudian desidua,leukosit,dan
kuning eritrosit
Alba 2 minggu post Berwarna putih Cairan berwarna putih
partum seperti krim terdiri dari
leukosit dan sel sel
desidua
Purulenta Terjadi infeksi ,keluar
cairan seperti nanah
berbau busuk
Locheastatis Loche tidak lancar
keluarnya
Sumber.soleha,2018
b. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan
berbentuk seperti corong.Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus
dan serviks uteri berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah.Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan
2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti sebelum
hamil (Rukiyah, 2016).
c. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan
rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol. (Walyani, 2016).
d. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu
produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan
kehamilan, jaringan payudara tumbuh menyiapkan fungsinya untuk
menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika
hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambat
kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior
pituitary untuk menyekresi hormon oksitosin.Oksitosin merangsang reflek
let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting.Ketika ASI
dialirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang
untuk menghasilkan ASI lebih banyak (Saleha, 2018).
3. Perubahan Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron.Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama.Kemungkinan terjadi hal ini karena
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek
hambatan defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena
adanya luka episiotomi (Bahiyatun, 2016).
c) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan 10
mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklamsi pada masa postpartum.
d) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas
contohnya penyakit asma. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi
lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
6. perubahan Sistem Kardiovaskular
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
postpartum (Bahiyatun, 2016).
2. Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,
segera bangun dari tempat tidur dan segera bergerak , agar lebih kuat dan
lebih baik. Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat
teratasi.Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada
kelainan , lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah
persalian normal. Ini berguna untuk memepercepat sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairan vagina (lochea). Karena lelah sehabis bersalin, ibu
harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian
boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya
thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari
ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan,nifas dan sembuhnya luka.
3. Menjaga Kebersihan Diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.Kebersihan alat Genitalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan
mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi. Anjuran :
a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya
menggunakan air dan sabun, kemudian daerah vulva sampai anus
harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali setelah
bunag air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
b. Cuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan sesudah
membersikan daerah genetalia.
c. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daeran disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, baru kemudian membersikan daerah sekitar anus.
Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d. Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan telah dikeringkan dibawah matagari atau
disetrika.
e. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir
sebelum dan sesudah membersikan daerah kelaminnya.
f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin
atau cuci menggunakan sabun.
4. Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca
persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah
8 jam, ibu boleh miring kekiri atau kekanan untuk mencegah trombisis.
Ibu dan bayi ditempatkan pada satu kamar.Pada hari kedua, bila perlu
dilakukan latihan senam.Pada hari ketiga umumnya sudah dapat duduk,
hari keempat berjalan dan hari kelima sudah dapat dipulangkan.Makanan
yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan
banyak buah.Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang
tidur.Memintah bantuan suami atau keluarga ketika ibu merasa
lelah.Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik disaat ibu dan bayi sedang
istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
5. seksual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai
orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun
segera setelah ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan
menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia
telah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Secara
fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri.Begitu ibu merasakan aman untuk melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.Banyak budaya yang mempunyai tradisi
menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau
6 minggu pasca persalinan.Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
2.4.4 Asuhan nifas
Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu segera
setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran.Tujuan dari masa nifas
adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera
setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehanilan, dalam
persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan
adalah terlaksanakanya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum termasuk
melakukan pengkajian, membuat diagnose, mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial, tindakan segera
serta merencanakan asuhan.
Tabel 2.2
Jadwal Kunjungan masanifas(Saleha, 2013).
Kun Waktu Tujuan
jung
an
1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
setelah berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
persalinan perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda -tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
ciaran, dan istirahat 4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik, dan tidak memperlihatkan tanda - tanda
penyulit
5.Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari –hari
3 2minggu 1. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalianan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit -
setelah penyulit yang ia alami atau bayinya
persalinan 2. Membrikan konseling KB secara dini
3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke
posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi buang air besar keras
dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum
dilakukan klisma
6. Laktasi
Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak.
Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping
ASI merupakan bahan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,
menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan kasih sayang antara ibu
dan anaknya (Mochtar R, 2016).
Maka dari itu upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya
adalah peran bidan dalam masa nifas adala memberikan dukungan secara terus-
menerus selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk memberikan
pelayanan yang berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan ibu serta dalam
mempererat hubungan ibu dan bayi.Salah satu peran bidan dalam masa nifas
adalah memastikan uterus ibu berinvolusi (Saleha, 2017).
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas (postpartum) yaitu
hipertensi, preeklamsi, infeksi masa nifas dan kelainan psikologis. Komplikasi
masa nifas yang mengalami gejala gangguan psikologis pada saat kehamilan akan
berdampak mengalami depresi postpartum (Khamidah, Isnaeni, 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan kebidanan kehamilan
MENAJEMENASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. P
G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 20 JUNI 2023
1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata
1. Nama ibu : Ny. P
2. Umur : 25 tahun
3. Suku / kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung
9. Perilaku Kesehatan :
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alcohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada
Kunjungan I
S O A P
Pukul: 12.00 wib Ku : Baik Dx : Ibu hamil G1P0A0H0, uk 1.Menginformasikan kepada ibu
- Ibu mengatakan ingin Status Emosional : stabil 38-39 minggu, janin hidup tentang hasil pemeriksaan ibu dan
memeriksakan TTV : tunggal, intra uterine, pu-ki, janin yaitu :
kehamilannya TD : 120/80mmhg letkep U, ku ibu dan janin baik. TD : 120/80mmhg
- Ibu mengatakan N : 82x/i Dasar : N : 82x/i
HPHT:19-09-2022 P : 22x/i 1. Ibu mengatakan ini P : 22x/i
- Ibu mengatakan hamil S : 36,50C kehamilan pertama S : 36,50C
anak pertama 2. Ibu mengatakan HPHT :
BB sebelum hami : DJJ : 152x/i
- Ibu mengatakan 19-09-2022
45kg Kondisi ibu dan janin saat ini
pergerakan janinnya 3. Ibu mengatakan janinya
BB sekarang : 57,7 kg dalam keadaan normal
aktif bergerak kuat disebelah
E : Ibu sudah mengetahui hasil
89
Tinggi Badan : 155 cm kiri pemeriksaan.
LLA : 26 cm 4. Djj terdengar kuat jelas
Pemeriksaan headtotoe dalam dan teratur 2.Menjelaskan persiapan
Mata : janin kuat dan tidak bayi,pakaian bayi harus dicuci dan
- Conjungtiva : Tidak merasakan nyeri perut di strika terlebih
Tidak ada 8. Keadaan jalan lahir diletakan dekat dari kita dan
- Edema : Tidak ada belum diketahui karena mudah di ambil saat kapan saja.
Mulut : tidak dilakukan E:Ibu paham dan mengerti apa
- Caries : Tidak ada pemeriksaan panggul. yang di bicarakan tadi
90
kelenjar tiroid 1. Informasikan hasil Keluar lendir brcampur
- Kelenjar limfe : Tidak pemeriksaan darah.
ada pembengkakan 2. Jelaskan persiapan Kontraksi semakin kuat.
kelenjar limfe persalianan Air ketuban pecah.
Mamae : 3. Tanda-tanda persalinan. E : Ibu mengerti dengan yang
- Putting susu : Menonjol 4. Berikan ibu tablet Fe, dijelakan mengenai tanda-tanda
- Kolostrum : Tidak ada Calc, dan Vit. C. persalinan.
Abdomen : 5. Anjurkan ibu untuk
- Bekas operasi : Tidak melakukan kunjungan 4.Memberikan ibu tablet Fe. 1x1
ada ulang 1 minggu lagi diminum dengan air putih, secara
- Membesar sesuai tanggal 31 mei 2022 teratur (sebelum tidur), serta
dengan usia kehamilan Diagnosa potensial : Tidak menganjurkan ibu untuk banyak
Ekstremitas : ada mengonsumsi sayuran dan buah
- Varices : Tidak ada Tindakan segera : Belum karena efek dari minum tablet Fe
- Edema : Tidak ada dilakukan BAB jadi hitam dan keras.
Palpasi : Calc. 2x1/hari untuk tulang ibu
Leopold I : TFU : 3 jari dan janin.
dibawah px. Vit. C 2x1
Teraba bundar, lunak tidak E : Tablet Fe, calc, dan Vit. C
91
melenting kemungkinan sudah diberikan dan ibu akan
bokong janin. teratur mengonsumsinya.
Leopold II : Pada bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan- 5.Menganjurkan ibu untuk
tonjolan kecil kemungkinan kunjungan ulang 1 minggu lagi
ekstremitas janin. pada bagian tanggal 25 juni 2023 atau jika ada
kiri perut ibu teraba keras, keluhan Ibu bersedia melakukan
memanjang seperti papan kunjungan ulang.
kemungkinan punggung janin. E : Ibu mengerti dan akan
Leopold III : Pada bagian berkunjung ulang tanggal 25 Juni
terbawah perut ibu, teraba 2023 dan ketika ada keluhan
bulat, keras melenting
kemungkinan kepala
janin,kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergent
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 152x/i
92
Irama : Teratur
Kuadran kiri bawah
perut ibu
Perkusi :
Reflek patella ki/ka :
+/+
Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 11,5 gr/dl
Gol. Darah : O
Protein urin : negatif
Glukosa Urine :negatif
HBsAg : Negatif
HIV : negative
Sifilis : negative
93
3.2 Pendokumentasian SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. P G1P0A0H0
USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI BPM YETTI LATIS,S.ST
TANGGAL 24 JUNI 2023
KUNJUNGAN II
S O A P
Pukul : 06:00 wib Ku : Baik Dx : Ibu hamil G1P0A0H0, uk 1.Menginformasikan kepada
- Ibu mengatakan nyeri Status Emosional : stabil 38-39 minggu, janin hidup ibu tentang hasil pemeriksaan
pinggang menjalar TTV : tunggal, intrauterine, pu-ki, ibu dan janin yaitu :
keari-ari,serta TD : 120/80mmhg letkep U, ku ibu dan janin baik. TD : 120/80mmhg
merasakan susah tidur N : 81x/i Dasar : N : 81x/i
serta keluar lender- P : 21x/i 1. Ibu mengatakan ini P : 21x/i
lendir S : 36,70C kehamilan pertama S : 36,70C
- Ibu mengatakan HPHT : 2. Ibu mengatakan
BB sebelum hami :45kg DJJ : 142x/i
19-09-2022 HPHT : 19-09-2023
BB sekarang : 57,7 kg Kondisi ibu dan janin saat
- Ibu mengatakan hamil 3. Ibu mengatakan janinya
Tinggi Badan : 155 cm ini dalam keadaan normal
anak pertama bergerak kuat disebelah
LLA : 26 cm serta kondisi servik ibuk
kiri
sudah lunak,bibir servik
94
- Ibu mengatakan Pemeriksaan headtotoe dalam 4. Djj terdengar kuat jelas sudah tipis
pergerakan janinnya batas normal dan teratur E : Ibu sudah mengetahui hasil
aktif Mata : 5. Ibu merasakan Gerakan pemeriksaan serta ibu dan
- Conjungtiva : Tidak janin kuat dan tidak suami siaga
anemis merasakan nyeri perut
- Sklera : Tidak ikterik 6. Palpasi leopold III 2.Menjelaskan kepada ibu
Muka : teraba kepala janin, tanda tanda persalinan yaitu :
- Closma gravidarum : kepala sudah masuk sakit pinggang menjalar ke ari-
Tidak ada PAP ari, keluar lendir bercampur
- Edema : Tidak ada 7. Keadaan jalan lahir darah, ketuban pecah, adanya
Mulut : belum diketahui karena kontraksi yang teratur.
- Caries : Tidak ada tidak dilakukan E: Ibu sudah mengetahui
- Hygiene : Bersih pemeriksaan. tentang tanda persalinan
- Stomatitis : Tidak ada 8. Ku ibu dan janin baik.
Leher : 9. Vital dalam 3.Menjelaskan kepada ibu dan
sign
- Kelenjar tiroid : Tidak batassan normal. keluarga untuk siaga kapan saja
ada pembesaran Masalah : tidak ada dan persiapkan apa saja yang
97
perut ibu
Perkusi :
Reflek patella ki/ka :
+/+
Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 11,5 gr/dl
Gol. Darah : O
Protein urin : negatif
Glukosa Urine :negatif
HBsAg : Negatif
HIV : negative
Sifilis : negative
98
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny.”P”
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Pendidikan : S1
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Pendidikan : S1
Kekuatan : Kuat
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
d. Warnanya : Merah tua
e. Lamanya : 5-6 hari
f. Konsistensi Darah : Encer
g. Teratur/tidak teratur : Teratur
h. Disminorrhoe : Tidak ada
100
e. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu : 20-
40x
f. Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)
a) Rasa : letih, lesu, lemah dan lunglai : Tidak ada
6. Pola Makan :
a Makan dan Minum terakhir : 8 jam yang lalu
b Jenis : Nasi + laukpauk + sayur + Air putih
c Masalah : Tidak ada
7. Pola Eliminasi
a BAK
Frekuensi : 6-7x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b BAB
Frekuensi : 2x/minggu
Warna : Gelap
101
Konstipasi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
8. Aktivitas Sehari - hari :
a. Pekerjaan : Tidak mengganggu kehamilan
b. Seksualitas : Tidak ada keluhan
9. Pola Istirahat dan Tidur : Siang 1-2 jam, malam 6-7 jam
Istirahat Terakhir : 5 jam yang lalu
10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G: 1 P: 0 A:0 H: 0
N Persalina Nifas
o n
Tan Usia Jenis Peno Komp J B P Lakta Ko
ggal Keha Persalina lon likas K B B s mp
lahir mila n n g I I lik
as
i
1 Ini
102
8) PMS : Tidak ada
b. Riwayat Alergi : Tidak ada
c. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada
d. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada
d. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
a) DJJ : Ada
b) Frekuensi : 150x/i
c) Irama : Teratur kuat
105
d) Pungtum Maksimum : Kuadran kiri bawah perut ibu.
e. Genitalia
Inspeksi :
a) Vulva dan Vagina : Bersih, tidak ada pembesaran
kelenjer bartholini.
b) Oedem : Tidak ada
c) Varices : Tidak ada
d) Luka dan Kemerahan : Tidak ada
e) Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah
f) Perineum : Mendatar
Pemeriksaan Dalam :
Atas Indikasi : Adanya Kontraksi
Dinding Vagina : Tidak ada Massa
Cervix
Kaku/ Lunak : Lunak
Mendatar/Belum : Mendatar
Pembukaan : 8 cm
106
Varices : Tidak ada
Pergerakan : Ada
Perkusi :
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB : 11,5 gr%
Gol.Darah :O
107
108
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny. “P”
S O A P
1.Ibu mengatakan ini adalah Ku : baik Ibu inpartu kala 1 fase aktif, 1. Menginformasikan hasil
kehamilan yang pertama TTV usia kehamilan 38-39 minggu, pemeriksaan kepada ibu
2.Ibu mengatakan nyeri TD : 120/80 janin hidup, tunggal, letkep U, bahwa sekarang ibu dalam
pinggang menjalar ke ari-ari mmHg keadaan jalan lahir normal, ku proses persalinan dan
3.Ibu mengatakan keluar P : 24x/i ibu dan janin baik. pembukaan 8 cm, kontraksi
lendir bercampur darah. N : 84x/i Dasar : baik, KU ibu dan janin baik.
4.Ibu mengatakan HPHT: S : 36,50C 1. Ibu Mengatakan nyeri E : Ibu sudah mengetahui hasil
19-09-2022 BB Sebelum Hamil : 45 kg pinggang menjalar ke ari- pemeriksaan dan ibu sudah
BB Sekarang : 57,7kg ari dan keluar lendir mengerti bahwa ibu dalam proses
bercampur darah persalinan.
109
Tinggi Badan :155 cm 2. HPHT : 19-09-2022
TP : 26-06-2023 2. Memberikan asuhan sayang
LLA : 26 cm
3. TFU : 3 jari dibawah px ibu dengan membiarkan ibu
Mac Donald : 33 cm memilih posisi sesuai dengan
Data Khusus :
TBJ: (33-11)X 155 = keinginan ibu, melakukan
a) Muka : tidak ada 3.410gram massage pada punggung dan
oedem, tidak pucat, dan His: 4x/10 menit, selama 40 memberikan dukungan pada
tidak hiperpigmentasi. detik ibu, yakinkan ibu bahwa rasa
4. DJJ : 150x/i, irama sakit yang dirasakan ibu akan
b) Mata : simetris, sklera
teratur kuat berdampak baik terhadap
tidak ikterik, dan
5. Vital Sign dalam batasan kemajuan persalinan, anjurkan
konjungtiva tidak
normal ibu untuk tetap sabar dalam
enemis.
Kebutuhan : menjalani proses persalinan
c) Mulut : simetris, tidak 1. Informasikan hasil dan selalu berdoa
stomatitis. pemeriksaan. E: Ibu memilih posisi miring ke
2. Asuhan sayang ibu kiri dan ibu sudah mulai tenang
d) Leher : Tidak ada
3. Pemenuhan kebutuhan dalam menghadapi proses
pembesaran kelenjar persalinan dengan terus berdoa.
cairan.
limfe dan tidak ada
4. Teknik relaksasi
110
pembesaran kelenjar 5. Jelaskan cara mengedan 3. Menganjurkan keluarga untuk
tyroid. yang benar terus memenuhi kebutuhan
6. Kontrol kemajuan cairan ibu. Karena jika ibu
e) Payudara : Simetris kiri
persalinan dengan kekurangan cairan akan
dan
partograf berdampak tidak baik pada
kanan,hyperpigmentasi
7. Persiapan alat proses persalinan.
- Leopold I : TFU 3 jari Masalah :Tidak ada E : Keluarga mengerti dan paham
bawah px, pada fundus Diagnosa Potensial : Tidak ada serta mau memenuhi kebutuhan
Pembukaan : 8 cm (terlampir)
112
Ketuban : Utuh
Persentasi fetus : kepala E : Kemajuan persalinan terlampir
Penurunan : HIII pada partograf
Uji Diagnostik:
HB : 11,5 gr% 7. Mempersiapkan alat – alat
Gol. Darah : O persalinan, APD, pakaian ibu
Protein Urin : Negatif dan bayi.
Reduksi Urin : Negatif
E : Peralatan persalinan, APD dan
pakaian ibu serta bayi sudah
disiapkan.
113
KALA II jam 14.00-14:30 WIB
S O A P
-Ibu mengatakan nyeri semakin TTV: Ibu inpartu kala II Ku ibu dan 1.Memberitahukan kepada ibu
sering TD: 120/70 mmHg janin baik bahwa hasil pemeriksaan baik
-Ibu mengatakan ada keinginan N : 84x/i Dasar : dan pembukaan sudah lengkap
untuk mengedan. P : 24x/i 1. Adanya tanda kala 2 dan ibu sudah masuk masa
S : 37,70 C 2. HIS 5x/10`, 50” persalinan. Ibu sudah
Adanya pengeluaran lendir 3. Ketuban (-) mengetahui hasil pemeriksaan
bercampur darah dari vagina Pembukaan : 10cm dan bahwa ibu sudah memasuki
ibu. 4. Penurunan kepala masa persalinan.
Tampak kepala maju mundur hodge IV E : Ibu sudah mengetahui dan
di introitus vagina. Adanya 5. Tanda – tanda vital ibu paham dengan hasil
dorongan mengedan, tekanan dan DJJ dalam batas pemeriksaan.
anus, perineum menonjol, dan normal.
vulva membuka. Masalah : Tidak ada 2.Mempersiapkan peralatan dan
Kontraksi : baik Kebutuhan : obat-obatan, dan
Frekuensi : 5x10 menit 1. Informasi hasil mendekatkannya, serta
Durasi : 50 detik pemeriksaan. mematahkan oksitosin.
114
DJJ : 150x/i 2. Siapkan peralatan dan obat- E : alat sudah dipersiapkan.
obatan.
Pembukaan : 10 cm
3. Persiapan diri penolong 3.Menyiapkan diri penolong
persalinan dalam sebelum persalinan
Ketuban: Sudah dipecahkan
Penurunan : HIII+ 4. Beritahu posisi yang seperti: memasang skor,
nyaman untuk ibu saat mencuci tangan dengan sabun
bersalin. lalu bilas dengan air mengalir,
5. Berikan dukungan dan keringkan dengan handuk
motivasi pada ibu bersih, Sedot oksitosin 10 unit
6. Pimpin persalinan. kedalam spuit 3 cc Pakai
7. Jaga privasi ibu. handscoon
E : Penolong sudah
Diagnosa potensial : menyiapkan diri
Tidak ada
Tindakan segera : 4.Menjelaskan jenis posisi
Tidak ada dalam persalinan dan memberi
kebebasan pada ibu untuk
memilih posisi sesuai dengan
keinginan ibu seperti berdiri,
115
jongkok , setengah duduk, dll.
E : Ibu memilih posisi setengah
duduk untuk persalinan.
119
KALA III jam 14.30-14:45 wib
S O A P
1. Ibu mengatakan senang Bayi lahir spontan pada DX :Ibu Inpartu Kala III ku 1.Melakukan palpasi abdomen
karena bayi sudah lahir dengan tanggal 25 JUNI 2023 pukul ibu dan bayi baik. untuk memastikan ada atau
selamat. 14.30 Wib. tidak janin kedua.
Dasar :
2.Ibu mengatakan perutnya JK = laki-laki Evaluasi : Palpasi abdomen
1. Bayi lahir spontan
masih terasa mules. PB = 50cm sudah dilakukan dan tidak ada
pukul 14:30 WIB
BB = 3800 gr janin kedua.
AS = 8/9 2. TFU setinggi pusat
TFU = setinggi pusat Plasenta 2.Melakukan menajemen aktif
belum lahir 3. Kontraksi uterus baik kala III : Menyuntikkan
oksitosin 10 IU secara IM
4. Plasenta belum lahir
dalam waktu 1 menit setelah
120
plasenta lahir selama 15 detik
1. Palpasi abdomen. searah dengan jarum jam.
2. Menajemen aktif E: Plasenta lahir spontan ,
kala III : kotiledon dan selaput plasenta
memberikan lengkap.Massasefundusuteri
suntik oksitosin, telah dilakukan.
PPT (peregangan
tali pusat 3.Memeriksa ada atau tidak
terkendali, dan robekan jalan lahir saat proses
masase fumdus persalinan.
3. Periksa robekan E : Tidak ada robekan jalan
jalan lahir lahir saat persalinan
4. Cek perdarahan
Diagnosa Potensial : 4.Memeriksa jumlah
Tidak ada perdarahan yang terjadi saat
Tindakan segera : Tidak ada proses persalinan berlangsung.
E : Jumlah perdarahan ± 150
cc.
121
KALA IV 14:45-16:45 WIB
S O A P
1) Ibu mengatakan perutnya KU : baik DX: Ibu Inpartu kala IV. KU 1. Menginformasikan
terasa kencang dan masih Kesadaran : Composmentis ibu dan bayi baik. keadaan ibu dan bayi pada
sedikit terasa mules dan TD : 120/80 mmHg keluarga bahwa keadaan ibu
Dasar :
sedikit lelah. S : 360C dan bayi baik dan sehat.
1. Plasenta lahir pukul
2) Ibu merasa senang atas P : 22x/i E : Keluarga senang
14.45 wib spontan dan
kelahiran bayinya. N : 82x/i mendengar keadaan ibu dan
lengkap
bayi baik dan lahir dengan
Keadaan kandung kemih :
selamat.
kosong 2. Kontraksi uterus baik.
122
Kebutuhan : klorin 0,5% selama 10 menit
1. Informasikan keadaan dan mendekontaminasikan
ibu dan bayi. daerah yang digunakan
2. Bersihkan tubuh ibu untuk melahirkan dengan
dan peralatan larutan klorin 0,5% dan
persalinan. membilas dengan air bersih.
3. Ajarkan cara massase Ibu dan ruangan tampak
4. Lakukan pemantauan bersih.
kala IV. E : Ibu sudah diberihkan dan
Diagnosa potensial: semua peralatan persalinan
Tidak ada sudah disterilkan.
Tindakan segera :
Tidak ada 3. Mengajarkan ibu cara
massase fundus uteri dengan
meletakkan tangan diperut
ibu lalu lakukan gerakan
memutar searah jarum jam
apabila teraba lembek untuk
mencegah perdarahan.
123
E : Ibu bersedia melakukan
massase fundus uteri apabila
teraba lembek.
4. Melakukan pemantauan
kala IV, yaitu setiap 15
menit pada satu jam pertama
dan setiap 30 menit pada
satu jam kedua.
Evaluasi : Hasil pemantauan
kala IV didapatkan keadaan ibu
baik, tanda-tanda vital dan
perdarahan dalam batas normal.
124
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NY. P USIA 6 JAM POST PARTUM
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
25 JUNI 2023
I. Pengumpulan Data
A. Identitas / Biodata
1. Nama Bayi : By. Ny. P
2. Umur : 6 Jam
3. Tanggal / Jam / Lahir : 25 JUNI 2023/14.30 wib
4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Berat Badan : 3800 gram
6. Panjang Badan : 50 cm
125
B. Anamnesa (Data Subjektif)
Pada Tanggal : 25 juni 2023
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre Eklamsi : Tidak ada
c. Penyakit Kelamin : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Diabetes Melitus : Tidak ada
b. Asma : Tidak ada
c. Jantung : Tidak ada
d. Epilepsi : Tidak ada
e. Gameli : Tidak ada
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Obat-obatan : Tidak ada
b. Makanan : Tidak ada
c. Merokok : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
4. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis Perslinan : Spontan
b. Di Tolong oleh : Bidan
c. Lama Persalinan
-Kala I : 1 jam
-Kala II : + 30 menit
5. Ketuban Pecah
a. Spontan / Tidak : Tidak
b. Warna : Jernih
c. Jumlah : + 300 cc
6. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
7. Keadaan Bayi Baru Lahir
a. Ibu : Baik
b. Bayi : Baik
126
Nilai Apgar 1 – 5 :.... 5 – 10 :8/9
TANDA 0 1 2 Jumla
h
Nilai
Men -Frekuensi ( ) Tidak ada ( ) <100 (√ ) >100
it Ke jantung ( ) Tidak ada ( ) Lambat tak (√ )
1 ( ) Lumpuh teraur Menangis
-Usaha
( ) Tidak (√ ) Ext.Fleksi Kuat
bernafas
Bereaksi sedikit ( ) gerakan 8
-Tonus Otot ( ) Biru / (√ )Gerakan Aktif
Pucat Sedit ( )Menangis
-Reflek
( ) Tubuh (√ )
-Warna Kemerahan di Kemerahan
Lengan dan
Kaki
Men -Frekuensi ( ) Tidak ada () <100 (√) >100
it Ke jantung ( ) Tidak ada () Lambat tak (√) Menangis
2 ( ) Lumpuh Teratur Kuat
-Usaha
( ) Tidak (√) Ext.Fleksi () Gerakkan
Bernafas
Bereaksi Sedikit Aktif
-Tonus Otot ( ) Biru / ()Gerakan (√) Menangis 9
Pucat Sedikit (√)
-Reflek
() Tubuh Kemerahan
-Warna Kemerahan di
Lengan dan
kaki
127
Kiri Kanan
Resusitasi
1. Pengisapan lendir
2. Ambu
3. Massage jantung
4. Intubasi Endutracheal
5. Oksigen
6. Therapi
7. Keterangan
C.Pemeriksaan Fisik
1. Lingkar Kepala : 33 cm
2. Lingkar Dada : 32 cm
3. Lingkar Lengan Atas : 9 cm
Eliminasi
1. Miksi : Ada
2. Meconium
129
a. Warna : Hijau kehitaman
b. Tanggal : 25 juni 2023
c. Pukul : 14.30 wib
130
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. P
6 JAM POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 25 JUNI 2023
S O A P
1.Bayi Lahir spontan pukul Bayi lahir spontan pukul 14.30 BBL Normal 6 jam dengan ku 1.Menginformasikan keadaan
14.30 wib. wib bayi : baik bayi kepada ibu dan keluarga
2.Ibu mengatakan senang JK : Laki-laki Dasar : bahwa bayi dalam keadaan
dengan bayinya BB : 3800 gram 1. BBL pukul 14.30 wib baik.
PB : 50 cm 2. JK : Laki-laki BB : 3800 N :125x/i
A/S : 8/9 gram, PB : 50 cm, A/S : 8/9, P :44x/i
Anus : (+) Anus (+) S :36,5C
TTV : 3. Reflek Moro, sucking, E : Ibu dan keluarga sanggat
N : 125x/i, P : 44x/i, S: 36,5C rooting tonic neck : (+) ada senang bayinya dalam keadaan
Reflek Moro, sucking, rooting 4. Antroprometri dalam batas sehat dan baik
tonic neck : ada normal
Eliminasi : Ada 5. Eliminasi : Ada 2.Menjelaskan cara skin to skin
Antropometri : Lingkar kepala : 6. Vital sign dalam batas pada ibu setelah bersalin,Skin
33cm, Lingkar dada 32 cm, normal to skin bisa dilakukan dengan
131
Lingkar lengan atas 9 cm. Masalah : Tidak ada cara meletakkan Si Kecil pada
Eliminasi : Ada Kebutuhan : dada Anda tanpa dihalangi oleh
1) Informasikan keadaan pakaian, sehingga kulitnya
umum bayi langsung bersentuhan dengan
2) Jelaskan pada ibu untuk kulit Anda selama 30 menit
melakukan skin to skin sampai 1 jam.
3) Informasikan kepada E: Ibu sudah mengerti dan
keluarga bahwa bayi akan melakukan teknik skin to skin
dimandikan bayi setelah 6-8 dengan dibantu bidan
jam setelah lahir
4) Jelaskan pada ibu cara 3.Menginformasikan kepada
mencegah hipotermi pada bayi ibu dan keluarga bahwa bayi
5) Ajarkan ibu cara akan dimandikan setelah 6-8
merawat bayinya sehari-hari jam setelah lahir supaya bayi
6) Beritahu ibu tanda tidak mengalami hipotermia
bahaya pada bayi E: Ibu dan keluarga paham dan
mengerti
132
mencegah hipotermi pada bayi
dengan cara ;segera
mengeringkan bayi,segera
membedung bayi setelah mandi
E: Bayi sudah dikeringkan
dibedung dan di selimuti
134
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. P
HARI KE 1 POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 26 JUNI 2023
S O A P
Tanggal 26 Juni 2022 Bayi lahir spontan pukul 14.30 BBL Normal 1 hari dengan ku 1.Menginformasikan kepada
Pukul : 08.00 Wib wib bayi : baik ibu dan keluarga tantang
Ibu mengatakan senang dengan JK : Laki-laki Dasar : keadaan bayi baik dengan
kelahiran bayinya BB : 3800 gram BBL pukul 14.30 wib N:124x/i
PB : 50 cm JK : Laki-laki BB : 3800 gram, P:43x/i
A/S : 8/9 PB : 50 cm, A/S : 8/9, Anus (+) S:36,6C
Anus : (+) Reflek Moro, sucking, rooting E : Ibu merasa senang dengan
TTV : tonic neck : (+) ada keadaan bayinya
N : 124x/i, P : 43x/i, S: 36,6C Antroprometri dalam batas
Reflek Moro, sucking, rooting normal 2.Memandikan bayi setelah
tonic neck : Ada Eliminasi : Ada lahir 6-8 jam.
Eliminasi : Ada Vital sign dalam batas normal E: Bayi sudah dimandikan.
Antropometri : Lingkar kepala : Masalah : Tidak ada
33cm, Lingkar dada 32 cm, Kebutuhan : 3.Melakukan perawatan tali
pusat dengan cara
135
Lingkar lengan atas 9 cm. 1.Informasikan keadaan bayi memberisihkannya
Eliminasi : Ada kepada keluarga menggunakan kain kassa steril.
2.Memandikan bayi setelah E : Tali pusat sudah
lahir 6-8 jam. dibersihkan
3.Lakukan perawatan tali pusat
4.Ajarkan ibu cara merawat 4.Mengajarkan pada ibu, cara
bayinya sehari-hari merawat bayi sehari-hari dan
5.Jelaskan pentingnya agar bayi terhindar dari
pemberian ASI pada bayi berbagai penyakit yaitu : segera
mengganti popok bayi jika
basah, memandikan bayi
dengan air yang dimasak
terlebih dahulu, jangan
membubuhi apapun ditali
pusat, karena akan
menyebabkan infeksi
E: Ibu mengerti cara merawat
bayinya
136
5.Menjelaskan pada ibu
pentingnya ASI bagi bayi
kerena ASI memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan
melindungi dari serangan
penyakit diberikan kepada bayi
dari 0-6 bulan tanpa makanan
tambahan
E : Ibu mengerti dan akan
memberikan Asi Eklusif
kepada bayinya
137
3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NY ”P” 6 JAM POST PARTUM
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
25 JUNI 2023
I. BIODATA :
A. DATA IBU:
Nama istri : Ny. P
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :Pasa Kandang,Lubuk Alung
B. DATA SUAMI
Nama suami : Tn. H
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat :Pasa Kandang,Lubuk Alung
C. STATUS PERKAWINAN
Umur pertama kawin : 24 tahun
Berapa kali kawin : 1 kali
Lama perkawinan : 1 tahun
Suami masih ada atau tidak : Ada
II. DATA PERSALINAN
1. Alasan masuk : Inpartu
2. Partus :1
3. Masa gestasi : 38-39 minggu
4. Jenis persalinan : normal
138
5. Lama nya persalinan : + 30 menit
6. Komplikasi dalam persalinan : Tidak ada
7. Anak : Hidup
8. Nilai apgar score : 8/9
III. DATA NIFAS
1. Nifas hari ke : 6 Jam
2. Tanda vital :TD : 110/70 mmg, N : 80x/i, P : 22x/i, S:
36,6℃
3. Keadaan umum : Baik
4. Anemi/tidak : Tidak anemi
5. Payudara
a. Lactasi : Kolostrum Ada
b. Puting susu : Menonjol
c. Buah dada : Tidak bengkak, tidak ada radang
6. Abdomen :
a. Keadaan : Distensi
b. Fundus uteri :
Tinggi : 2 jari dibawah pusat
Posisi Uterus : Normal
Kontraksi : Baik
7. Lochea
a. Warna : Merah tua
b. Jumlah : + 50 cc
c. Konsistensi : Encer
d. Bau : Amis
e. Jenisnya : Rubra
8. Kandung kencing : Tidak teraba
9. Perineum :
a. Keadaan : Utuh
b. Luka : Tidak ada
c. Jahitan : Tidak ada
d. Tanda radang : Tidak ada
139
e. Kebersihan : Bersih
10. Anus :
Hemotroid : Tidak ada
11. Ektremitas :
a. Ekstremitas atas : (+)
b. Ekstremitas bawah : (+)
140
2. Apakah ibu merasa senang dengan penambahan anggota keluarga :
Ibu senang dengan penambahan anggota keluarga
3. Apakah ibu berencana menyusui bayinya : Ibu menyusui bayi nya
4. Apakah ibu berencana menyusui bayi nya selama 2 tahun : Ibu
berencana menyusi bayi nya selama 2 tahun
5. Bagaimana tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
VII. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:
apakah ibu menderita /pernah menderita:
1. TBC : Tidak ada
2. Diabetes melitus : Tidak ada
3. Eklamsi : Tidak ada
4. Penyakit kejiwaan : Tidak ada
5. Psm /penyakit seks menular : Tidak ada
VIII. UJI DIAGNOSTIK
1. Hb : 11,5 gr/dl
2. Golongan darah :O
141
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY”P” P1AOH1
POST PARTUM 6 JAM POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 25 JUNI 2023
S O A P
Pukul : 20:00 wib KU : baik DX: Ibu nifas P1A0H1 6 jam 1.Menginformasikan kepada ibu
1.Ibu mengatakan senang TTV : post partum ku ibu baik. hasil pemeriksaan bahwa ibu
dengan kelahiran bayinya. TD : 110/70mmhg dalam keadaan baik
2.Ibu mengatakan perut nya N : 80x/i Dasar : TD:110/70mmHg
agak sakit P: 22x/i 1. Ibu Partus pukul 14:30 wib N:80x/i
S: 36,60C 2. Kontraksi uterus baik P:22x/i
Pemeriksaan Fisik 3. TFU : 2 jari dibawah pusat S:36,6c
Mata : conjungtiva : tidak 4. Lochea : Rubra E: Ibu sudah mengetahui hasil
anemis 5. Vital sign dalam batas pemeriksaan
Payudara : puting susu normal
menonjol, kolostrum ada 2.Mengontrol kontraksi uterus,
Abdomen : Kontraksi uterus Masalah : Tidak ada TFU, dan Lochea
baik, TFU 2 jari dibawah pusat E: Kontraksi Uterus Baik, TFU 2
Lochea :Rubra warna : Merah Kebutuhan : jari dibawah pusat, lochea rubra
142
tua, bau amis, jumlah 50cc, 1. Informasikan hasil
jenis rubra pemeriksaan pada ibu 3.Menjelaskan kepada ibu tentang
Kandung kemih tidak teraba 2. Kontrol kontraksi uterus, tfu, rasa nyeri yang ibu rasakan
dan lochea merupakan hal yang fisiologis
3. Jelaskan tentang rasa nyeri karenaadanya kontraksi sgar
yang dirasakan ibu kembalinya rahim kebentuk
4. Penuhi kebutuhan nutrisi semula. Jadi ibu tidak perlu
5. Memfasilitasi ibu untuk cemas.
memberikan ASI kepada E: Ibu sudah mengetahui
bayinya serta ajarkan cara penyebab nyeri
menyusui yang benar
6. Jelaskan tanda bahaya masa 4.Memenuhi kebutuhan nutrisi
nifas dan hidrasi ibu
E : Ibu sudah makan 1 porsi nasi
+ ikan+ sayur dan minum air
putih
143
Dan mengajarkan ibu cara
menyusi yang benar yaitu :
posisikan bayi senyaman
mungkin, dekatkan perut ibu
dengan perut bayi. Seluruh areola
mamae masuk kedalam mulut
bayi, memulai dengan payudara
yang dihisap terakhir, serta
sesering mungkin menyusui
bayinya agar produksi ASI lancar,
dan susui bayi selama 6 bulan
tanpa diberikan makanan
tambahan (ASI Ekslusif)
E: Ibu sudah mengetahui cara
menyusui yang benar dan akan
sesering mungkin menyusi
bayinya, dan bersedia untuk ASI
Ekslusif
6.Menjelaskan tanda bahaya masa
144
nifas kepada ibu yaitu : nyeri
perut hebat, nyeri kepala hebat,
pengeluara pervaginam berbau
busuk, perdarahan banyak,
demam tinggi, payudara bengkak
E : Ibu sudah mengetahui tanda
bahaya masa nifas dan akan
memperhatikannya
145
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY ”P” P1AOH1
POST PARTUM 1 HARI POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 26 JUNI 2023
S O A P
Tanggal 26 Juni 2023 KU : baik DX: Ibu nifas P1A0H1 6 jam 1.Menginformasikan kepada
Pukul : 08:00 wib TTV : post partum ku ibu baik. ibu hasil pemeriksaan bahwa
1.Ibu mengatakan senang TD : 120/70mmhg ibu dalam keadaan baik
dengan kelahiran bayinya. N : 82x/i Dasar : TD:120/70 mmHg
2.Ibu mengatakan perut nya P: 22x/i 6. Ibu Partus pukul 14:30 wib N:82x/i
agak sakit S: 36,50C 7. Kontraksi uterus baik P:22x/i
Pemeriksaan Fisik 8. TFU : 2 jari dibawah pusat S:36,5c
Mata : Conjungtiva : Tidak 9. Lochea : Rubra E: Ibu sudah mengetahui hasil
anemis 10. Vital sign dalam batas pemeriksaan
Payudara : Puting susu normal
menonjol, Kolostrum ada 2.Mengontrol kontraksi uterus,
Abdomen : Kontraksi uterus Masalah : Tidak ada TFU, dan Lochea
146
baik, TFU 2 jari dibawah pusat E: Kontraksi Uterus Baik, TFU
Lochea :rubra warna : merah Kebutuhan : 2 jari dibawah pusat, lochea
tua, bau amis, jumlah 50cc, 1.Informasikan hasil rubra
jenis rubra pemeriksaan pada ibu
2.Kontrol kontraksi uterus, tfu, 3.Menjelaskan kepada ibu
dan lochea tentang rasa nyeri yang ibu
3.Jelaskan tentang rasa nyeri rasakan merupakan hal yang
yang dirasakan ibu fisiologis karena adanya
4.Penuhi kebutuhan nutrisi kontraksi agar kembalinya
5.Memfasilitasi ibu untuk rahim kebentuk semula. Jadi
memberikan ASI kepada ibu tidak perlu cemas.
bayinya serta ajarkan cara E: Ibu sudah mengetahui
menyusui yang benar penyebab nyeri
6.Jelaskan tanda bahaya masa
nifas 4.Memenuhi kebutuhan nutrisi
7. Jelaskan kepada ibu dan hidrasi ibu
mengenai penggunan KB E : Ibu sudah makan 1 porsi
setelah nifas nasi goring + telor mata sapi
dan minum air teh serta air
147
putih
150
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan
Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali kunjungan yaitu dari
identitas ibu terdapat umur ibu 29 tahun ini tidak termasuk kedalam kehamilan
yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia reproduksi. Riwayat kehamilan
sekarang di dapatkan HPHT tanggal 19 – 09 - 2022 dan usia kehamilan pada saat
kunjungan pertama 38-39 minggu. Kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi dengan
baik.Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada.
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik :TTV semua dalam batas
normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan semua dalam batas
normal. Palpasi : Leopold 1 sesuai dengan usia kehamilan karena usia kehamilan
38-39 minggu LI : tfu 3 jari dibawah px. Pada fundus teraba bundar,lunak,tidak
melenting kemungkinan bokong janin. LII : pada bagian kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. Bagian kiri perut ibu
teraba keras, memapan, memanjang kemungkinan punggung janin. LIII : bagian
terbawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting dan bisa digoyangkan
kemungkinan kepala janin dan Kepala sudah masuk PAP. LIV: Divergent
Auskultrasi :DJJ 152x/i terdengar jelas dan teratur. Pemeriksaan laboratorium Hb
: 11,5 gr/dl, goldar : O, tripel eliminasi : negative.
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakan diagnosa
ibu hamil G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 minggu, janin hidup, tunggal,
151
intrauterine, pu-ki, presentasi kepala sudah masuk PAP, keadaan ibu dan janin
baik. Masalah pada ibu tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan adalah informasi
hasil pemeriksaan, kebersihan genitalia, nutrisi , tanda persalinan, persiapan
persalinan, mobilisasi, perencanaan kontrasepsi.
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “P” yaitu dengan memberitahu ibu
hasil pemeriksaan, memberitahu tanda-tanda persalian, asupan nutrisi,
membertahu persiapan persalinan, mobilisasi, perencanaan KB, pada kunjungan
ke II rencana asuhan yang diberikan yaitu beritahu ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia Menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang ditetapkan
ataupun bila ada keluhan lain yang rasakan.
6.2 Persalinan
Pada kala I : Dari pengkajian data subjektif ibu datang jam 13.00 WIB
mengeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari serta keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir.Dari data objektif dilihat TP ibu tanggal 26–06 - 2023 kemudian
dilakukan pemeriksaan fisik : TTV dalam batas normal, dan pemeriksaan head to
toe semua dalam batas normal.
Pada kala II jam 14.00 WIB didapatkan data subjektif bahwa ibu sudah
merasa ingin mengedan. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik TTV
dalam batas normal, pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap 10 cm,
penipisan sudah 100%, penurunan kepala di hodge IV, ketuban sudah pecah
warna jernih bau amis, dan sudah ada tanda-tanda kala II yaitu anus tertekan,
perineum menonjol, vulva membuka, dorongan mengedan. Pada jam 14:30:WIB
bayi lahir normal, menangis, BB :3800 gram, PB: 50 cm, JK:Laki-laki, anus (+).
Pada kala III didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan lelah, perutnya
mules dan terasa meregang. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik
kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta belum lahir, kontraksi uterus
152
baik, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tampak tali pusat di introitus vagina, dan
kandung kemih kosong.
4.4 Nifas
Hasil pengkajian data objektif dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil
TTV dalam batas normal, di kunjungan pertama TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, lochea rubra jumlah + 50 cc kandung kemih tidak
teraba,areola mamae menonjol colostrum (+). ASI ibu sudah ada dan ibu mau
menyusui bayinya.
153
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pembinaan terhadap Ny”P” selama hamil,Persalinan,
Nifas, dan Bayi baru lahir, maka dapat disimpulkan:
1. Pengumpulan data ANC, Persalinan, Nifas, dan Bayi baru lahir dapat
dilakukan sesuai dengan data yang telah diharapkan.
2. Dengan adanya data yang terkumpul maka dapat dirumuskan diagnosa dan
masalah.
3. Pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa dan masalah yang potensial.
4. Pada kasus ini tindakan segera tidak dibutuhkan, begitu juga tindakan
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
5. Berdasarkan interpretasi data, penulis dapat menyusun rencana asuhan
yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang didapat.
6. Asuhan kebidanan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara
efisien.
7. Berdasarkan evaluasi, asuhan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana asuhan.
8. Pada kasus ini penulis banyak mendapat pembelajaran bagaimana cara
memberikan asuhan kebidanan yang benar kepada pasien.
4.2 SARAN
155
DAFTAR PUSTAKA
Mafikasari, A, 2016, Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil. Jurnal Skripsi, Stikes
Prawirohardjo.
Prawirohardjo.
156