Anda di halaman 1dari 156

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”P” G1P0A0H0

USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DAN IBU


BERSALIN NIFAS, BAYI BARU LAHIR
DI BPM YETTI LATIF, S.ST
TANGGAL 20 JUNI – 26 JUNI 2023

Laporan 28 minggu

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata


Kuliah Praktek Klinik kebidanan

Oleh :

NADYA PERMATA SARI


NPM : 2010070130001

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2023
LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny “P“ G1P0A0H0 Usia


Kehamilan 38-39 Minggu dan Ibu Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir di BPM Yetti
Latif,S.ST Tanggal 20 Juni s/d 26 Juni 2023 telah disetujui, diperiksa dan siap
untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Zulfrias Riaty,S.Kep,M.Kes ) (Dian Eka Nursyam,S.ST,M.Keb)

Mengetahui :

Ketua Program Studi DIII Kebidanan


Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah

(Hendri Devita, SKM, M.Biomed)


LEMBARAN PENGESAHAN

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny “P” G1P0A0H1


Dengan Usia Kehamilan 38-39 Minggu Dan ibu Bersalinan, Bayi Baru Lahir
Normal, Dan Nifas. Di BPM YETTI LATIF,S.ST Di Lubuk Alung. Kabupaten
Padang Pariaman 20 Juni s/d 26 Juni 2023

Oleh:

NADYA PERMATA SARI


2010070130001

Penguji I Penguji II

(Hendri Devita, SKM, M.Biomed) (Novi Maya Sari,S.SiT,M.Keb)


INFORMED CONSENT

Bersama ini saya menyatakan bahwa :

Nama : Ny “P”

Umur : 25 tahun

Alamat : Pasa Kandang,Lubuak Aluang

Istri dari :

Nama : Tn ”H’’

Umur : 28 tahun

Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

Bersedia menjadi pasien pada bimbingan Asuhan Kehamilan Trimester III

dari mahasiswa kebidanan yang bernama “NADYA PERMATA SARI” yang

didampingi oleh dosen dan bidan sebagai pemberi arahan dan asuhan. Jika terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan, saya tidak meminta pertanggung jawaban penuh

pada mahasiswa tersebut.

Lubuk Alung, Juni 2022

( Ny’’ P’’)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik
yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Ny “P“ G1P0A0H0 Usia
Kehamilan 38-39 Minggu dan Ibu Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir di BPM
YETTI LATIF,S.ST Tanggal 20 Juni s/d 26 Juni 2023

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk rnemenuhi Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan pada Jurusan DIII Kebidanan Universitas Baiturahmah
Padang.

Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan


bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada:

1. Oktavia puspita Sari,Dipl.Rad,S.Si,M.Kes selaku Dekan Fakultas Vokasi


Universitas Baiturrahmah
2. Ns.Iswenti Novera,S.Kep,M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah
3. Ns.Irwandi,M.Kep selaku Wakil Dekan III Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah
4. Ibu Hendri Devita, SKM, M.Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.
5. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes Selaku Pembimbing I yang dalam
kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
6. Ibu Dian Eka Nursyam, S.ST. M.Keb selaku Pembimbing II yang dalam
kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan
7. Ibu Yetti Latif,S.ST selaku Pembimbing Klinik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama di Lapangan.
8. Teristimewa buat Ibuku dan Ayahku tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya
kepada penulis dalam mencapai cita-cita.
9. Kepada Rekan-rekan Sejawat yang telah memberikan dorongan dan
semangat dalam pembuatan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat Laporan ini masih banyak
kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis karena itu penulis
mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan Laporan ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.

Lubuk Alung, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….vi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1


1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………......5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………5
1.4 Manfaat penulisan …………………………………………………...6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………….8
2.1..Kehamilan ……………………………………………………….8
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan ………………………………..20
2.2 Persalinan ……………………………………………………….31
2.3..Bayi Baru Lahir …………………………………………………51
2.4 Nifas ……………………………………………………………..52
BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………………….74
3.1 Asuhan Kebidanan kehamilan ………………………………….74
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ………………………………….92
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ……………………………117
3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas …………………………………..130
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………....142
4.1 Kehamilan ……………………………………………………….142
4.2 Persalinan ………………………………………………………..143
4.2 Bayi baru lahir …………………………………………………..144
4.2 Nifas ……………………………………………………………..144
BAB V PENUTUP …………………………………………………….….145
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………...145
5.2 Penutup ……………………………………………………….....145
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….147
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan / kekuatan

sendiri. Persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi antara dorongan

psikologi dan fisiologisdalam diri wanita dengan pengaruh dorongan pada proses

kelahiran bayi (Rapida Saragih, dkk.2020).

World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap harinya 800


perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan proses melahirkan.
Laporan WHO tahun 2014 menunjukkan AKI di dunia sebesar 289.000 jiwa, di
mana terbagi atas beberapa negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9.300
jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian
Ibu di negara maju sebesar 16 per 100.000 KH, sedangkan di negara berkembang
mencapai angka 230 per 100.000 KH, artinya negara berkembang menyumbang
99% kematian maternal di dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menempati urutan AKI


tertinggi se-Asia Tenggara pada tahun 2014 yaitu 214 per 100.000 KH, diikuti
dengan Fhilipina 170, Vietnam 160, Thailand 44, Brunei 60, dan Malaysia 39 per
100.000 KH. Tingginya angka kematian ini menggambarkan masih rendahnya
derajat kesehatan masyarakat dan berpotensi menyebabkan kemunduran ekonomi
dan sosial di level rumah tangga, komunitas, dan nasional. Angka Kematian Ibu
secara nasional dari tahun 1991-2015 bergerak fluktuatif. Hasil Survei Dasar
Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan penurunan AKI selama periode tahun
1991-2007 dari 390 menjadi 228 per 100.000 KH, tahun 2012 mengalami
kenaikan menjadi 359 per 100.000 KH, dan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015 kembali menunjukkan penurunan AKI menjadi 305 per
100.000 KH.

Penurunan angka kematian tersebut belum mencapai target MDGs yaitu


menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 KH pada tahun 2015 dan masih jauh
dari output SDGs untuk mengurangi AKI hingga 70 per 100.000 KH pada tahun
2030. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang belum
mencapai target AKI tahun 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada
tahun 2015 dan 2016 mencatat jumlah kematian maternal berturut-turut sebanyak
110 dan 108 kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas). Jika dibandingkan dengan
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama, maka AKI di Sumatera Barat tahun
2015 dan 2016 berturut-turut sebesar 115 dan 114 per 100.000 KH, artinya
penurunan AKI di Sumatera Barat selama periode tahun 2015-2016 tidak
signifikan. Kota Padang sebagai Ibu kota Provinsi Sumatera Barat merupakan
pusat pendidikan dan kesehatan yang menjadi model bagi kabupaten/kota
lainnnya yang ada di Sumatera Barat. Selama empat tahun terakhir, Angka
Kematian Ibu di Kota Padang mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
terlihat dari Data Dinas Kesehatan Kota yang memperkirakan AKI tahun 2013
sebesar 84, tahun 2014 naik menjadi 94, tahun 2015 mencapai angka 99, dan
tahun 2016 melonjak menjadi 120 per 100.000 KH.

Data Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2014-2016 menempatkan Kota


Padang sebagai penyumbang kematian ibu terbanyak dari 19 kabupaten/kota yang
tersebar di seluruh Provinsi Sumatera Barat. Disamping itu, Kota Padang juga
masuk dalam peringkat sepuluh besar dilihat dari AKI tertinggi pada tahun 2015-
2016. Tingginya AKI di Kota Padang dipengaruhi oleh faktor pelayanan
kesehatan seperti indikator penanganan komplikasi kebidanan dan persentase
rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kota tahun 2015 yang dibagi per kecamatan di Kota Padang,
dilaporkan masih rendahnya persentase penanganan komplikasi kebidanan di
setiap kecamatan dengan nilai ratarata sebesar 41,70%. Disamping itu,
ketersediaan tempat pelayanan kesehatan seperti posyandu aktif di setiap
kecamatan juga belum merata. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya kesehatan di
Kota Padang belum berjalan dengan maksimal. Kematian maternal merupakan
peristiwa kompleks yang disebabkan oleh beberapa faktor. McCarthy dan Maine
tahun 1992 mengelompokkan penyebab kematian maternal menjadi tiga faktor,
antara lain:

1) Determinan dekat, meliputi kehamilan itu sendiri dan komplikasi


dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas
2) Determinan antara, meliputi status kesehatan ibu, status reproduksi,
akses terhadap pelayanan kesehatan, perilaku penggunaan pelayanan
kesehatan dan faktor-faktor yang tidak diketahui atau tidak diduga
3) Determinan jauh,seperti faktor sosio-kultural dan ekonomi. Beberapa
penelitian tentang analisis faktor penyebab kematian maternal telah
dilakukan sebelumnya, diantaranya oleh Fibriana tahun 2007
menggunakan desain 4 kasus kontrol yang menyatakan bahwa
komplikasi persalinan, komplikasi nifas, riwayat penyakit ibu, riwayat
keluarga berencana, dan keterlambatan rujukan merupakan faktor
risiko kematian maternal.
Penelitian ini sejalan dengan hasil analisis multivariat yang dilakukan oleh
Sarwani tahun 2009 yang menemukan bahwa faktor risiko kematian maternal
adalah komplikasi obstetri, riwayat penyakit ibu, dan adanya kelaianan saat
persalinan. Penelitian Aeni tahun 2011 menggunakan desain yang sama juga
menemukan hubungan signifikan antara komplikasi obstetri, komplikasi
persalinan, dan riwayat penyakit dengan kejadian kematian maternal. Aristia
tahun 2011 melakukan penelitian mengenai kematian maternal dengan
memodelkan kematian maternal menggunakan metode regresi binomial negatif
dan Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa metode terbaik menggunakan


GWPR dan membuktikan bahwa variabel rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian maternal.
Penelitian lainnya memodelkan Angka Kematian Ibu menggunakan Spatial
Durbin Model (SDM) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
jumlah kematian maternal. Variabel yang berpengaruh signifikan adalah
persentase persalinan dibantu oleh dukun, persentase rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat, dan persentase sarana kesehatan di tiap kabupaten/kota.
Penelitian terbaru dilakukan oleh Sari tahun 2016 menggunakan analisis jalur.
Hasil analisis menyatakan variabel rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat dan persentase kelahiran dibantu oleh dukun berpengaruh signifikan
terhadap kematian maternal.

Penelitian ini melakukan pengelompokkan dan pemetaan kecamatan di


Kota Padang berdasarkan tingginya Angka Kematian Ibu dan faktor yang
memengaruhinya, dengan menggunakan analisis multivariat yang meliputi
analisis kluster, biplot, dan 5 diskriminan. Analisis kluster bertujuan untuk
mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik diantara objek-
objek tersebut. Analisis biplot bertujuan untuk melihat kedekatan dan karakteristik
antar objek, serta untuk mengetahui keterkaitan antar variabel dengan
menggambarkan elemen baris dan kolom dalam satu bentuk grafik, sedangkan
analisis diskriminan bertujuan untuk mengetahui variabel pembeda dan ketepatan
klasifikasi dari pengelompokan yang diperoleh.

Aspek wilayah dalam penelitian ini terkait dengan perbedaan karakteristik


pada masing-masing kecamatan yang ada di Kota Padang, seperti keadaan
demografi dan geografi. Perbedaan karakteristik tersebut juga akan menghasilkan
perbedaan kualitas kesehatan dan beban masalah yang dihadapi antar
wilayah/kecamatan, serta akan memengaruhi Angka Kematian Ibu pada masing-
masing kecamatan di Kota Padang. Pengelompokan dan pemetaan kecamatan di
Kota Padang berdasarkan determinan kematian maternal menggunakan analisis
multivariat (kluster, biplot, dan diskriminan) belum pernah dilakukan sebelumnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian atau kajian teoritis tentang determinan
kematian maternal dengan melakukan pengelompokan dan pemetaan kecamatan
yang ada di Kota Padang, sehingga dapat diketahui strategi yang tepat untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu di Kota Padang, yang akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kota Padang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas “Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada
ibu hamil Ny.P G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 kehamilan trimester III dengan
menerapkan manajemen asuhan kebidanan, penulis hanya melakukan pembinaan
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir normal, nifas di BPM Yetti Latif,S.ST

1.3 Tujuan Penulisan


Setelah melakukan pembinaan, penulis, diharapkan mampu mendeteksi
resiko secara dini sehingga ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, dengan aman. Penulis juga diharapkan mendapat pengalaman nyata
dan dapat menerapkan serta mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan
menajemen kebidanan kepada klien dengan kehamilan normal.

1.4 Tujuan Umum


Mampu Melakukan Asuhan pada Ibu Hamil Ny.P G1P0A0H0 usia
kehamilan 38-39 kehamilan trimester III dengan menerapkan manajemen asuhan
kebidanan, penulis hanya melakukan pembinaan kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir normal, nifas di BPM Yetti Latif,S.ST dengan pendokumentasian sesuai
dengan manajemen SOAP dan menggunakan pola piker Varney.

1.5 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil
Ny. D usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi
baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023

2. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah aktual pada pada


pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin
serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni –
26 Juni 2023

3. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah potensial pada


pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin
serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni–
26 Juni 2022
4. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan
38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti
Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023

5. Mampu melakukan penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu


hamil Ny. P usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas,
bayi baru lahir di BPM Yetti Latif pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023

6. Mampu melakukan tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada ibu
hamil Ny. D usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas,
bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni
2023

7. Mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39
minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti
Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023

1.6 Manfaat Penulisan


1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
Asuhan kebidanan pada pada ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39 minggu
dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti Latif pada tanggal 20
Juni – 26 Juni2023.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan konstribusi
laporan kasus bagi pengembangan prakrik kebidanan. Diharapakan mendapatkan
sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam penelitian lebih lanjut
dengan metode dan tempat yang berbeda untuk penerapan asuhan kebidanan pada
ibu hamil Ny. P usia kehamilan 38-39 minggu dengan ibu bersalin serta nifas,
bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20 Juni – 26 Juni 2023.

3. Bagi pelayanan kesehatan


Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan
penerapan asuhan kebidanan ibu hamil usia kehamilan 38-39 minggu pada Ny.P
ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yetti Latif,S.ST pada tanggal 20
Juni – 26 Juni 2023.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kehamilan
2.1.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum, dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2016).

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah


suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi)
dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40
minggu.

1. Tanda – tanda kehamilan


a. Tanda Dugaan hamil menurut (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016)
1) Amenore (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4) Syncope (pingsan)
5) Kelelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Konstipasi atau obstipasi
9) Pignmentasi kulit
10) Epulis
11) Varices

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan pembesaran uterus.


Pada pemeriksaan dalam dijumpai (Sari, Aggrita, dkk.2016):

1) Tanda Hegar
2) Tanda Brackston Hicks
3) Tanda Piscasek
4) Tanda Goodell
5) Tanda Chadwicks
6) Tanda Balotement

c. Tanda Pasti Kehamilan

1) Teraba bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin


2) Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
3) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
4) Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan
dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan
janin. (Sari, Anggrita, dkk. 2016)

2.1.2 Perubahan Fisiologis pada masa kehamilan Trimester I , II dan III

a. Trimester I

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima hasil


konsepsi sampai nanti persalinan. Pada usia kehamilan 12 minggu uterus
berukuran kira-kira seperti buah jeruk besar. (Prawirohardjo, 2016).
2) Serviks

Serviks merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang


mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
menjadi kebiruan. Seviks bersifat seperti katub yang bertanggung jawab
menajadi janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama
kehamilan.Selama kehamilan serviks tetap tertutup rapat, melindungi
janin dari kontaminasi eksternal, dan menahan isi uterus. Panjang uterus
tetap sama yaitu kurang lebih 2,5 cm selama kehamilan tetapi menjadi
lebih lunak karna adanya peningkatan estrogen dan prpgesteron dan
menjadi berwarna kebiruan dikarenakan peningkatan vaskularitas.
(Prawirohardjo, 2016).

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan


folikel baru juga ditunda hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron
dlam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2016).

4) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan


persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan
hipertrofi sel otot polos.Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi,
dimana sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6
yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen
yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidophilus (Prawirohardjo, 2016).
5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya


menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya
dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan
lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning
bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan
estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-
laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis
lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu
(Prawirohardjo, 2016).

b. Trimester II

1) Uterus

Pada trimester ini uterus akan membesar sehingga uterus akan


menyentuh dinding abdominal dan hamper menyentuh hati, mendoorong
usus ke sampig dan ke atas. Pada trimester kedua ini kontraksi dapat di
deteksi dengan pemeriksaan bimanual.(Rimalinda, 2015). Perubahan
bentuk dan ukuan uterus :

1) Pada kehamilan 16 minggu, tingginya rahim (uterus) setengah dari


jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak 3 jari dibawah
pusat sedangkan pada umur 24 minggu tepat ditepi atas pusat.
3) Pada kehamilan 28 minggu, tingginya fundus uteri sekitar 3 jari
diatas pusat atau sepertiga antara pusat dan prosesus xifoideus.
(Manuaba, 2010)
2) Vagina

Pada kehamilan trimester ke dua ini terjadinya peningkatan cairan


vagina selama kehamilan adalah normal.Cairan biasanya jernih, pada saat
ini biasanya agak kenytal dan mendekati persalianan menjadi cair.Yang
terpenting adalaha tetap menjaga kebersihan.Hubungi dokter atau bidan
ataupun tenaga kesehatan lainnya bila cairan berbau, terasa gatal, dan
berwarna kehijauan.(Rismalinda, 2017).

3) Payudara

Pada trimester kedua ini, payudara akan semakin membesar dan


mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut dengan colostrum.
Keluarnya kolostrum ini adalah makanan bayi pertama kali yang kaya
akan protein, colostrum akan keluar bila putting di pencet. Aelora
payudara makin hitam karena hiperpigmentasi. (Rismalinda 2017)

c. Trimester III

1) Uterus

Perubahan bentuk dan ukuran uterus :

a. Pada kehamilan 32 minggu, tingginya fundus setengah jarak


prosesus xifoideus dan pusat.
b. Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari
dibawah prosesus xifoideus. Kepala bayi belum masuk Pintu Atas
Panggul (PAP).
c. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi 3 jari
dibawah prosesus xifoideus, karena kepala janin sudah masuk
Pintu Atas Panggul (PAP). (Manuaba, 2016)

2) Serviks
Pembukaan serviks merupakan mekanisme yang terjadi saat
jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara progresif melunak
dan memendek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak sejajar os
serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban. (Manuaba,
2016)

3) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan


persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatkan ketebalan mukosa. Peningkatan volume secret vagina
juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan menebal, dan PH
antar 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat
glokogen yang dihasilkan ileh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillius acidopillus. (Manuaba, 2016)

2.1.3. Perubahan adaptasi psikologis Ibu pada masa kehamilan

a. Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)

Pada awal kehamiln sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil
merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil.Ambivalen dapat terjadi
sekalipun kehamilan ini direncanakan dan sangat diharapkan.Gambaran respon
terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamilan apakah ibu
hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan
kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional yaitu perasaan yang
mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat timbul
perasaan khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat,
khawatir akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya
(Widatiningsih & Dewi, 2017).

b. Trimester II (Periode sehat)

Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih
baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik
tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan
ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang
kehamilannya.Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan
informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan
kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).

c. Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.


Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu
ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami,
keluarga dan bidan.Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
dan menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017).

2.1.4. Kebutuhan Ibu Pada Masa Kehamilan

a) Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim (Nugroho,dkk,
2016).
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini
akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain
untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin.
Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika berada di
keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan O2.Untuk
menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat
kerumunan banyak orang.Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat,
supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk–duduk di bawah pohon yang
rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.

b) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu


seibang. Contoh: nasi tim dari empat sendok makan beras, ½ hati ayam, satu
potong tahu, wortel parut, bayam, satu sendok teh minyak goreng dan 400 ml air
(Nugroho,dkk, 2016).

c) Vitamin (B1, B2, dan B3)

Vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisme sistem


pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin B1
sekitar 1,2 mg per hari, vitamin B2 1,2 mg per hari dan vitamin B3 11 mg per
hari. Sumber vitamin tersebut yaitu: keju, susu, kacang– kacangan, hati, dan telur
(Nugroho,dkk, 2016).

d) Personal hygiene

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu
hamil.Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan
janin.Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali sehari
(Nugroho,dkk, 2016).

e) Pakaian
Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah
dikenakan dan nyaman.Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran payudara
dan mampu menyangga seluruh payudara, tidak menggunakan sepatu tumit tinggi
(Nugroho,dkk, 2016).

f) Eliminasi

Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III
dengan frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil
akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga menganggu tidur,
sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi (Nugroho,dkk, 2016).

g) Seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya


sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan.Pilihlah posisi yang
nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan usahakan gunakan
kondom karena prostaglandin yang terdapat pada semen dapat menyebabkan
kontraksi (Nugroho,dkk, 2016).

h) Senam hamil

Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental (Nugroho,dkk, 2016).

i) Istirahat atau tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup. Kurang
istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, lesu dan kurang
gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1
jam (Nugroho,dkk, 2016)

j) Traveling

Umumnya perjalanan jauh pada enam bulan pertama kehamilan dianggap


cukup aman, bila ingin melakukan perjalanan jauh pada tiga bulan terakhir
kehamilan sebaiknya dirundingkan dengan dokter (Nugroho,dkk, 2016).
k) Stimulasi pengungkit otak (brain boster).

Pemberian stimulasi diberikan dengan menggunakan musik pada periode


kehamilan yang bertujuan meningkatkan intelegensia bayi yang dilahirkan
(Kemenkes RI, 2016)

2.1.5. Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh

Pada trimester I seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami


penambahan berat badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah,
sekitar 1-2 kg karena pada masa ini sat dimana otak, alat kelamin, dan panca indra
janin sedang di bentuk.(Rismalinda, 2016)

Pada trimester ke II seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan


beratbadan yang lebih banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada
trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Berikut adalah beberapa
hal yang yang menjadi pertimbangan untuk menambah berat badan selama hamil :

a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan
berat badan sebaiknya 9-12 kg
b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan berat
badan cukup 6-9 kg.
c. Jika berat badan sebelum hamil kurang, sebaiknya penambahan berat
badan 12-12 kg.
d. Pada trimester 2 dan 3 pada wanita dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebanyak 0,4 kg, sementara pada
wanita dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan perminggu masing-masing sebanyak 0,5 dan 0,3 kg
Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg. oleh
karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan 70.000 – 80.000
kalori saat hamil.( Rismalinda, 2016).

2.1.6. Ketidak Nyamanan dan Penanganan pada masa kehamilan

a. Trimester I
1) Mual muntah
Diakibatkan karna meningkatnya kadar HCG, estrogen /
progesterone. Penanganan : hindari bau yang menyengat dan faktor
penyebab, makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan
berbumbu yang merangsang.
2) Keputihan
Hyperplasia mukosa vagina, meningkatnya produksi lendir dan
kelenjar endocervikal sebagai akibat dan peningkatan kadar estrogen.
Penanganan: menajaga kebersihan vulva, memakai pakaian dalam
yang terbuat dari bahan katun, hindari pakaian dalam yang terbuat dari
bahan nilon.

b. Trimester II
1) Kram kaki
Karna adanya tegang pada otot betis dan otot telapak kaki, diduga
adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu
gangguan pada system persyarafan otot-otot tubuh.
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur karna senam hamil
dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh, meningkatkan komsumsi
makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium seperti sayuran
serta susu.
2) Sembelit
Karna peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus
menjadi lambat. Penyerapan air di dalam kolon meningkat karan efek
samping dari penggunaan zat besi.
Penanganan : tingkatkan intac cairan, serat di dalam menu makanan ,
istirahat yang cukup, senam hamil, membiasakan BAB secara teratur.

c. Trimester III
1) Sering buang air kecil
Adanya tekanan pada kandung kemih akibat semakin besar ukuran
janin.
Penanganan : perbanyak minum pada siang hari dan mengurai minum
pada malam hari.

2) Sesak Nafas
Karna semakin besar ukuran janin di dalam uterus sehingga menekan
diafragma.
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur

2.1.7. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan lanjut adalah


perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan.Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan
kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri (Pantiawati, 2015).

1) Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga


menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah
fundus uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala yang terpenting
adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja,
bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati PAP dan ukuran
panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai
kelainan letak.

2) Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara


normal plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya
perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang
plasenta. (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam). Perdarahan disertai
nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri
makin lama makin naik dan denyut jantung bayi biasanya tidak ada.

b. Sakit kepala yang berat sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.

c. Penglihatan kabur karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu


dapat berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan
kabur dan berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan
sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan bengkak bisa menunjukkan adanya


masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.

e. Keluar cairan pervaginam keluarnya cairan berupa air-air dari vagina


normalnya terjadi pada trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini
(KPD) jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37
minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah
pada akhir kala I atau awal kala persalinan, bisa juga belum pecah saat
mengedan.
f. Gerakan Janin Tidak Terasa Normalnya ibu mulai merasakan gerakan
janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.

g. Nyeri abdomen yang hebat nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan


masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.

2.1.8. Asuhan Kehamilan

A. Pengertian Asuhan Kehamilan


Asuhan kehamilan adalah suatu program yang terencana berupa observasi
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan (Walyani, 2015) .
kunjungan pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4x kunjungan dalam
kehamilan dengan distribusi sekali dalam usia kehamilan sebelum minggu ke 16,
sekali dalam usia kehamilan antara 24-28 minggu dan dua kali dalam usia
kehamilan antara 30-32 dan 36-38 minggu.

B. Tujuan Asuhan Kehamilan


1. Memfasilitasi ibu hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi
dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.

2. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang


anak sehat.

3. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil


(penyakit umum, keguguran, pembedahan)

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,


ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu, agar masa nifas berjalan normal dan pemberian


ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Membantu ibu mengambil keputusan klinik.Dalam melaksanakan


pelayanan antenatal care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T menurut Kemenkes tahun
2016 adalah sebagai berikut:

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

b. Ukur tekanan darah.

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).

d. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus


toksoid (TT) bila diperlukan.

g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama


kehamilan.

h. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin


darah (Hb), pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada
indikasi) yang pemberian pelayanannya disesuaikan dengan
trimester kehamilan.

i. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.

j. Temu wicara (konseling) (Permenkes, 2016).

C. Langkah-Langkah dalam Melakukan Asuhan Kehamilan Normal


1. Pengkajian
a. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang di ambil dari hasil
anamnesa/pertanyaan yang diajukan kepada klien sendiri atau
keluarga. Dalam anamnesa hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut :

1. Biodata meliputi nama ibu dan suami, umur, suku/bangsa, agama,


pendidikan, pekerjaan, dan alamat dan no. telepon yang bisa
dihubungi.

2. Alasan kunjungan dan kunjungan keberapa

3. Keluhan Utama

4. Riwayat keluhan utama

5. Riwayat kebidanan meliputi riwayat menstruasi, gangguan


reproduksi alat reproduksi, riwayat kontrasepsi dan riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, riwayat seksual, riwayat keluarga,
riwayat sosial.

6. Pola kehidupan sehari-hari; meliputi pola makan, minum, istirahat,


aktivitas sehari-hari, personal hygiene, dan aktivitas seksual

b. Data objektif

Pemeriksaan umum seperti :

1. Keadaan umum/kesadaran umumnya juga composmentis, postur


tubuh,tinggi badan, berat badan IMT, LLA normal 2.35cm jika
seorang ibu hamil memiliki LiLA kurang dari 23,5 cm maka
dianggap status gizinya kurang dan mengalami KEK.apabila KEK
dialami oleh seorang ibu hamil maka akan berdampak buruk bagi
ibu dan janinnya. Ibu hamil yang KEK berisiko untuk mengalami
berbagai komplikasi kehamilan seperti, keguguran, pertumbuhan
janin tidak maksimal, kesulitan saat melahirkan, bayi lahir cacat,
bayi lahir dengan berat badan yang rendah, bahkan kematian bayi
saat lahir. (Kementrian Kesehatan RI 2018).
2. Tanda-tanda vital (TTV) seperti :
1) Tekanan darah
Tekanan darah ibu hamil bervariasi sesuai usia juga faktor-
faktor tambahan seperti posisi ibu, kecemasan dan ukuran manset.
Selama masa pertengahan kehamilan tekanan sistolik dan diastolik
menurun 5 sampai 10mmHg.Hal tersebut kemungkinan terjadi
vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama
kehamilan.Selama trimester ketiga tekanan darah kembali seperti
trimester pertama (Padila, 2016).
Tekanan darah normal pada ibu hamil umumnya sama dengan
tekanan darah pada kondisi normal lainnya, yaitu berkisar antara
110/70–120/80 mmHg..Angka pertama (110 atau 120)
menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh.Sementara itu, angka kedua (70
atau 80) menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan ketika
jantung berada dalam kondisi istirahat dan menerima aliran darah
balik dari seluruh tubuh. (Who 2018)
2) Denyut Nadi
3) Pernafasan
4) Suhu badan
5) Kepala meliputi rambut bagaimana warna, kebersihan,
pertumbuhan, warna, dan mudah rontok atau tidak.
6) Muka: ada/tidak kloasma gravidarum dan tidak sembab
7) Mata: bagaimana sklera putih/ikterus, konjuntiva merah atau
pucat,odema/tidak, serta gangguan penglihatan atau tidak.
8) Hidung: bagaimana kebersihannya, ada polip/tidak.
9) Telinga: bagaimana kebersihannya, gangguan pendengaran atau
tidak.
10) Mulut: adakah sariawan, stomatitis, lidah bersih/tidak, gigi
caries/berlubang.
11) Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjat tyroid, limfe, dan
bendungan vena jugularis.
12) Dada: simetris atau tidak, bentuk payudara, areola mammae
hiperpigmentasi atau tidak, nyeri tekan atau tidak, kolostrum,
putting susu menonjol atau masuk kedalam, dan kebersihannya.
13) Abdomen: ada bekas operasi atau tidak, bentuknya simetris atau
tidak, striae, linea.
14) Genetalia: ada/tidak varices, tidak odema, tidak ada condyloma
akuminata. bagaimana kebersihan, pengeluaran cairan pervaginam,
tanda- tanda infeksi vagina.
15) Anus : hemoroid dan kebersihan.
16) Ekstremitas:oedem atau tidak, kelainan, ada varises atau tidak dan
reflex pada patella.

2. Pemeriksaan Kebidanan

a. Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang


berada di fundus. Pada keadaan normal TFU sesuai dengan usia
kehamilan, serta pada fundus teraba bagian lunak dan bulat.

b. Leopold II : untuk mengetahui bagian apa yang berada di sisi kiri


dan kananperut ibu. Pada letak yang normal, teraba bagian
punggung janin di satu sisi perut ibu dan sisi perut yang lain teraba
bagian ekstremitas janin.

c. Leopold III : untuk mengetahui presentasi /bagian terbawah janin


yang ada di symfisis ibu. Pada keadaan normal teraba bagian yang
bulat, keras, dan melenting (kepala)

d. Leopold IV : untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah


masuk ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) atau belum

e. DJJ normal biasa terdengar di bawah pusat ibu (baik di bagian kiri
atau kanan) atau kuadran bagian punggung 3 jari dibawah pusat ibu.
DJJ yang normal 120-160 kali/menit
f. Tafsiran berat badan janin (TBJ) berguna untuk mengetahui TBJ
pada saat usia kehamilan trimester III dan dapat digunakan rumus
Johnson Toshack yaitu:

(TFU – n) x155=.....gr.

n =11 jika kepala belum masuk PAP


n =12 jika kepala berada diatas PAP
n =13 jika kepala sudah masuk PAP

g. Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi distansia


spinarum yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan
kanan (24cm-26cm),distansia cristarum yaitu jarak antara crista
iliaka kiri dan kanan (28cm-30cm) dan conjugata eksterna yaitu
jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung prosessus spina (18-
20 cm).

3) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui golongan
darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah
yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan Kadar Hb
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada
trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Untuk kadar normal HB ibu hamil yaitu perempuan dewasa
tidak hamil 12-15.8 gr/dl, hamil trimester pertama 11.6-13.9gr/dl, hamil
trimester kedua 9.7-14.8gr/dl, hamil trimester ketiga 9.5-15.0gr/dl.(who
2018)
c. Pemeriksaan Protein Urin
Pemeriksaan dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas
indikasi.Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil.Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre
eklampsiapada ibu hamil.

4) Diagnosa
Diagnosa kehamilan normal ditandai dengan ibu sehat, tidak ada riwayat
obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal

5) Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu
mencakup komponen:

a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes


penunjang lain untuk menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.

b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.

c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi ulang diet dan


intervensi.

d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya


terapi lain.

e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih


aktif dalam perencanaan perawatan.

f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.


Kunjungan ulang bagi wanita yang mengalami perkembangan
normal selama kehamilan biasanya dijadwalkan sebagai berikut hingga
usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4 minggu,
antara minggu ke-28 hingga ke-36, setiap 2 minggu, antara minggu ke-
36 hingga persalinan dilakukan setiap minggu.

6. Perlaksanaan
Dalam pelaksanan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman meliputi:

a. Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi


pada kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada klien
dan menurunkan kecemasan serta membantu penyesuaian aktivitas
perawatan diri. Masalah yang mungkin muncul pada kehamilan trimester
III seperti nyeri punggung, varises pada kaki, susah tidur, sering BAK,
hemoroid, konstipasi, obstipasi, kram pada kaki dan lain sebagainya.

b. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) seperti :

1) Nutrisi ibu hamil Kebutuhan nutrisi Ibu hamil harus mengonsumsi


makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan
(menu seimbang) seperti kentang, kacang- kacangan, sayuran hijau dan
minum air putih.

2) Hygiene selama kehamilan Menjaga kebersihan berguna untuk


mengurangi kemungkinan infeksi. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok
gigi dan ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari serta menjaga
kebersihan daerah genetalia.

3) Hubungan seksual Memilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan


nyeri bagi ibu hamil, sebaiknya menggunakan kondom karena
prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi,
lakukanlah dalam frekuensi yang wajar

4) Aktivitas dan istirahat Mengusahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur


siang ± 1 jam. Karena tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi
rileks, bugar dan sehat.

5) Perawatan payudara dan persiapan laktasi dan menjaga kebersihan


payudara.

6) Tanda-tanda persalinan yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar ke


perut, sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya
makin besar, keluar lendir bercampur darah dan keluar banyak cairan
dari jalan lahir.

7) Persiapan yang diperlukan untuk persalinan yaitu perlengkapan ibu dan


bayi :

a. Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan segera


datang ke tenaga kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya
seperti berikut perdarahan pervaginam sakit kepala yang hebat,
menetap dan tidak menghilang pandangan kabur nyeri abdomen
bengkak pada wajah dan tangan serta kaki gerakan bayi berkurang
atau sama sekali tidak bergerak.

b. Memberikan suplemen penambah darah seperti tablet Fe untuk


meningkatkan persediaan zat besi selama kehamilan dan diminum
sekali sehari pada malam hari dengan air putih bukan dengan teh
atau sirup.

c. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc apabila ibu belum


mendapatkan.Pada ibu hamil imunisasi TT diberikan 2 kali dengan
selang waktu 4minggu.

d. Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimester III setiap


2 minggu dan jika setelah 36 minggu kunjungan ulang setiap minggu
sebelum persalinan.

7. Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan


kepada pasien harus sesuai dengan :

a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan


mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani
kehamilannya dengan rasa aman dan percaya diri.

b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji


respon pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan.

8. Pendekatan Varney

Pendekatan varney adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan


oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai
dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas,


logis, dan tertulis.Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman
medis pasien sebagai catatan kemajuan.Model SOAP sering digunakan dalam
catatan perkembangan pasien.

Langkah – langkah dalam pembuatan dokumentasi soap :

1. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien melalui anamnese yang
berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.Data subjektif selain
diperoleh dari hasil bertanya langsung dari pasien, juga dapat diperoleh dari suami
atau keluarga.

2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.

3. Asessment
Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
kerangka masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang
akan dilakukan kepada pasien.
4. Penatalaksanaan
Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa
atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua
perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi
perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai
apa yang di inginkan dan tidak di inginkan pasien.

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.
Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan
di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil
sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan
di luar rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap.Pengalaman persalinan bisa
dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau lebih (multi).(Fauziah,
2016).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Puspita, 2016).
2.2.2 Etiologi Persalinan
Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Yanti (2016), yaitu :
a. Penurunan Kadar Progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen


meninggikan kerentanan otot Rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan progesterone menurun sehingga timbul his.

b. Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.

1) Keregangan Otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya


teregangoleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot- otot rahim makin rentan.

2) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang


peranan oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa.

3) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah


satu sebabpermulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra adan
extramnial menimbulkan kontraksimyometrium pada setiap umur
kehamilan.Hal ini juga disokong dengan adanya kadarprostaglandin yang
tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibuhamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan.
2.2.3 Tanda dan Gejala dimulainya Proses Persalinan

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), terdapat 2 macam tanda dan gejala
dimulainya persalinan, yaitu :

a. Tanda-tanda palsu

His dengan interval tidak teratur, frekuensi semakin lama tidak mengalami
peningkatan, rasa nyeri saat kontraksi hanya bagian depan, tidak keluar lendir dan
darah, tidak ada perubahan serviks uteri, dan bagian presentasi janin tidak
mengalami penurunan.

b. Tanda-tanda pasti

His dengan interval teratur, frekuensi semakin lama semakin meningkat


baik durasi maupun intensitasnya, rasa nyeri menjalar mulai dari bagian belakang
ke bagian depan, keluar lendir dn darah, serviks uteri mengalami perubahan dari
melunak, menipis, dan berdilatasi, dan bagian presentasi janin mengalami
penurunan.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


a. Power/Tenaga

Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh


kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi.Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan.Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu. (Aspiani, 2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2016), kontraksi uterus atau his yang normal
mempunyai sifat simetris, fundus dominan, relaksasi, involuntir atau terjadi diluar
kehendak, intermitten(terjadi secara berkala), terasa sakit, dan terkoordinasi.
b. Passage (Jalan Lahir)

Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya. (Aspiani,
2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2016), passage terdiri dari :

1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :

a. Os. Coxae (Os. Illium, Os. Ischium, dan Os. Pubis)

b. Os. Sacrum = promontorium

c. Os. Coccygis.

2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul

a. Pintu Atas Panggul (PAP) = disebut inlet dibatasi oleh


promontorium, lineainominata dan pinggir atas symphisis.

b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica disebut


middlet.

c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkuspubis disebut


outlet.

d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet


dan outlet.
Adapun bidang-bidang hodge menurut Kuswanti (2016), yaitu :

a. Hodge I yaitu bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
(PAP) dengan bagian atas symphisis dan promontorium.

b. Hodge II yaitu sejajar dengan hodge I, terletak setinggi bagian bawah


symphysis.

c. Hodge III yaitu sejajar dengan hodge I dan II, terletak setinggi spina
ischiadica kanan dan kiri.
d. Hodge IV yaitu sejajar dengan hodge I, II, III, terletak setinggi
oscoccygis.

c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang
paling penting adalah kepala janin selainitu disertai dengan plasenta selaput dan
cairan ketuban atau amnion. (Aspiani, 2017)

d. Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak


terpenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan
wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang
merugikan. (Aspiani, 2017)

Menurut Shofa Ilmiah (2016), psikologis meliputi :

a) Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan intelektual

b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya

c) Kebiasaan adat

d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu


e. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan. ( Shofa Ilmiah, 2016).

2.2.5 Tahapan Persalinan

a. Kala I (Pembukaan)

Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga
kala pembukaan. Secara klinis partusdimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloodyshow) yang berasal dari lendir
kanalisservikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar. (Shofa Ilmiah,
2016)

Menurut Aspiani (2017), kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

1) Fase Laten
Dimulainya sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan
serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

2) Fase Aktif

Dapat dibedakan menjadi 3 fase :

(1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan


waktu 2 jam

(2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu


2 jam

(3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam


waktu 2 jam.

b. Kala II (Kala Pengeluaran)

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap


(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. (Aspiani, 2017)

Menurut Aspiani (2017), tanda gejala kala II yaitu :

a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi.

b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau


vaginanya.

c. Perineum terlihat menonjol

d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka


e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

c. Kala III ( Kala Uri)

Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundusuteria agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya (6 hingga 15 menit) setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan sedikit tekanan pada bagian fundusuteri. Lepasnya plasenta dan keluarnya
dari dalam uterus biasanya disertai dengan pengeluaran darah. (Wagiyo dan
Putrono, 2016)

d. Kala IV (Kala dimulai dari lepasnya plasenta selama 1 jam)

Dimulai dari saat lairnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.


Observasi yang harus dilakukan pada kala ini adalah :

a. Tingkat kesadaran ibu.

b. Pemeriksaan tanda – tanda vital

c. Kontraksi uterus.

d. Jumlah perdarahan.

e. Tinggi fumdusuteri.

f. Kandung kemih.

langkah – langkah pertolongan persalinan normal, adalah sebagai berikut :

A. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua


1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfinger ani membuka
B. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu
dan bayi baru lahir .
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan:
a. Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat.
b. 3 handuk/ kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi).
c. Alat penghisap lendir.
d. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu :

a. Menggelar kain di perut bawah ibu .


b. Menyiapkan oksitosin 10 unit .
c. Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakian celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4. Melepaskan dan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik ).

C. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin


7. Membersihkan vulva dan perrineum, menyekanya dengan hati-hati
dari anterior ( depan) ke posterior ( belakang) menggunakan kapan
atau kasa yang dibasahi air DTT Jika introitus vagina, perineum atau
anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan
ke belakang.
a. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia. Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi,
lepaskan dan rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin
0,5%.
b. Pakai sarung tangan DTT/steril untuk melaksanakan langkah
selanjutnya.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap,
maka lakukakan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5% selama
10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah
itu tutup kembali partus set.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi)untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal ( 120 –
160 kali / menit ).
a Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua
temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam
partograf.

D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu ibu dalam proses meneran.

11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin cukup baik.
a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada.
b. Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran secara
benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat:
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai.
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
f. Berikan cukup asupancairan per-oral (minum).
g. Menilai DJJ setiapkontraksi uterus selesai
h. Segera rujuk jika bayi belum lahir atau tidak akan segera lahir
setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2
jam) pada primigravida atau ≥ 60menit (1 jam) pada multigravida.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit.

E. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.

17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

F. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kelapa untuk
mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan!
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi.
b. JikaJika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
Lahirnya Bahu

22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan mucul di
bawah arkuspubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk
meliharakan bahu belakang.

Lahirnya Badan dan Tungkai


23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi
serta menjaga bayi terpegang baik.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada
sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
G. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas):


a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernapas tanpa kesulitan?
c. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut kelangkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun
belajar resusitasi pada bayi asfiksia)
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke -26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.Ganti
handuk basah dengan baduk atau kain yang kering.Pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukaan kehamilan ganda (gemeli)
28. Beritahu ibu ia akan disuntik oksitosin agar uteris berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan akspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit semenjak bayi baru lahir (cukup bulan), jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk
dan jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah
ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikan tali pusat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi tengurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berdpadiantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting susu atau areola mamae ibu.
a Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
b Biarkan bayi melakukan kontak kulit-ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
c Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
d Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.

H. MANEJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN

33. Pindahkan klem tali pusat singga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tanggan di atas kain, pada perut bawah ibu(di atas
simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memengang klem
untuk menegangkan tali pusat.
35. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-cranial). Secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu kontraksi berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur di
atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami untuk
melakukan stimulasi putting susu.
Mengeluarkan Plasenta

36. Bila pada penekanan bagian bawah, dinding depan uterus kearah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka
lanjutan dorongan kearahcranial, hingga plasenta dapat dilahirkan.
a Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secra kuat terutama jika uterus tida berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir( kearahbawahsejajar lantai-atas).
b Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hinggga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahiran plasenta.
c Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menengangkan tali pusat :
1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung
kemih penuh
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Ulangi tekanan dorso-cranial dan penegangan tali pusat 15
menit berikutnya.
5) Jika plasenta lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segeralakukan tindakan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tanggan. Pengang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahir dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput yang
tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masese
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukakuan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( fundus terba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan (ompresibimanual internal,
kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-kateter) jika uterus tida
berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase. (lihat
penatalaksanaan atoniauteri)
I. MENILAI PERDARAHAN
39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau
derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
40. Periksa kedua sisi plasenta (maternal- fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.

J. ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
42. Pastikan kandung kemih kosong jika penuh, lakukan kateterisasi.

K. Evaluasi

43.Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan


klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT
tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.
44.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
46.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47.Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(4060x/menit)

• Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit.Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit Rujukan

• Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.Lakukan kembali


kontak kulit ibubayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
L. Kebersihan dan keamanan

48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Menggunakan larutan klorin 0,5%
lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.

49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.

50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.

51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang


sesuai

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan salep mata


profilaksis infeksi, vitamin k1 (1 mg) intramuskuler di paha kiri bawah
lateral dalam 1 jam pertama.

56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bayi baru lahir. Pastikan kondisi
bayi baik (pernafasan normal 40-60 kali/menit dan temperatur tubuh
normal 36.5 - 37.50C) setiap 15 menit.
57. Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissueatau handuk pribadi yang bersih dan kering.

M. Dokumentasi

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2.2.6 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai catatan autentik atau
semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Sedangkan dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2016).
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan atau kejadian yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti, 2016).
Menurut Sudarti (2016) dokumentasi dalam asuhan kebidanan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
A. Tahapan Varney dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
Helen Varney mengungkapkan alur berpikir bidan pada saat
menghadapi klien meliputi tujuh langkah menurut Sudarti (2015), yaitu:
a. Langkah I (pengumpulan data dasar)
Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui proses
pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien
secara lengkap. Langkah pengumpulan data dasar meliputi:
1. Identitas (nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat baik istri maupun suami).
2. Anamnesa (alasan kunjungan, keluhan utama, riwayat perkawinan,
riwayat haid, riwayat obstetrik, riwayat kontrasepsi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan sekarang, pola kebutuhan sehari-
hari, personal hygiene, data psikologis, data sosial, yang
menanggung biaya ANC dan persalinan).
3. Data objektif (pemeriksaan umum atau TTV, pemeriksaan khusus
atau pemeriksaan fisik, pemeriksaan leopold, pemeriksaan TFU
dan DJJ, pemeriksaan panggul luar, dan reflekpatella).
b. Langkah II (interpretasi data dasar)
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data secara benar terhadap
diagnosis atau masalah kebutuhan pasien, masalah atau diagnosis yang
spesifik.

c. Langkah III (identifikasi diagnosa atau masalah potensial)


Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
diagnosis masalah yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang
cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau
dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan segera.
Misalnya diagnosa potensial dari ibu hamil yang mengalami anemia
ringan adalah IUGR dan BBLR.
d. Langkah IV (identifikasi tindakan segera)
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah
ditemukan.Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi,
dan melakukan rujukan.Misalnya melakukan kolaborasi dengan pihak gizi
untuk melakukan konseling tentang mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, seperti bayam, kangkung, telur dll.
e. Langkah V (perencanaan asuhan secara menyeluruh)
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang
ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan
identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara
menyeluruh dapat berhasil.

f. Langkah VI (pelaksanaan asuhan atau implementasi)


Tahap ini merupakan tahap pelaksana dari semua rencana sebelumnya,
baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang diputuskan.
Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri ataupun
kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

g. Langkah VII (evaluasi)


Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang
dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan
terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan
selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang
harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan
kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta respons
pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi
kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disampingkan itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi
dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk
mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan (Yulistina, 2017).

Dokumentasi asuhan kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan


kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan
keterampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang
mutlak bagi setiap tenaga kebidanan agar mampu membuat dokumentasi
kebidanan secara baik dan benar (Yulistina, 2017).

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang


digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah-langkah
dalam manajemen merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah dan
mengambil keputusan klinis (Yulistina, 2017).

Model SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien dengan cara
penulisannya menurut Yulistina (2017) sebagai berikut:

a. S (Subjektif)
Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien yang diperoleh dari
hasil anamnesa dan merupakan langkah I Varney.Misal pasien mengatakan
nyeri ari -ari.

b. (Objektif)
Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga
kesehatan lain dan merupakan langkah I Varney.

c. A (Assessment)
Kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi dari data subjektif dan
data objektif merupakan langkah II,III, dan IV Varney.

d. P (Planning)
Rencana tindakan yang akan dilakukan dan merupakan langkah V, VI,
dan VII Varney.

C. Partograf (Wagiyo dan Putrono, 2016)

Partograf adalah alat pencatatan persalinan untuk menilai keadaan ibu,


janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika
ada penyimpangan dari persalinan, sehingga untuk menjadi partus abnormal dan
memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan. Partograf
merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan
berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Gambaran partograf
dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu
(horizontal).

Daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi.Daerah


diantara garis waspada dan garis bertindak merupakan daerah perlu pertimbangan
untuk merujuk atau mengambil tindakan sedangkan daerah disebelah kanan garis
tindakan adalah daerah harus segera bertindak.

2.3 Bayi Baru Lahir

2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih
dari satu atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500 sampai 4000 gram.
(Jannah, 2016)
Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir antara 2500- 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
(cacat bawaan) berat. (Mutmainah, 2017)

2.3.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir :


1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500-4000 gram
3. Panjang badan 48-52cm
4. Lingkar dada 30-38cm
5. Lingkar kepala 33-35cm
6. Lingkar lengan 11-12cm
7. Frekuensi jantung 120-160 x/menit
8. Pernafasan 40-60 x/menit
9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
10. Rambut lanugo tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
11. Kuku agak panjang dan lemas
12. Nilai Apgar >7
13. Gerak aktif
14. Bayi lahir langsung menangis
15. Reflek Rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada dan
daerah mulut) sudah terbentuk
16. Reflek Sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17. Reflek Moro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
18. Reflek Gasping atau menggenggam sudah baik
19. Genetalia
-Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora
-Laki laki: Testis sudah turun,skrotum sudah ada
20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24jam
pertama berwarna hitam kecoklatan

2.3.3 Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

Menurt Fitriana (2018), Perubahan pada bayi baru lahir adalah


a. Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.
Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal,
sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.

b. Perubahan Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah
karena paru-paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut
memerlukan darah dalam jumlah minimal. Pemasangan klem pada tali pusat
akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta ke janin. Aliran darah dari
plasenta berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan mandiri, tertutup dan
bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera akibat tindakan pemasangan
klem tali pusat adalah kenaikan resistensi vaskular sistemik. Kenaikan
resistensi vaskular sistemik ini bersamaan pada pernapasan pertama bayi
baru lahir.

c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat perubahan
suhu lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh sendiri.Pada saat
bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang bersuhu rata-rata 370C
kemudian bayi masuk ke dalam lingkungan. Bayi baru lahir dapat kehilangan
panas melalui empat mekanisme yaitu :

1. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dinginakan cepat mengalami
kehilangan panas.
2. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung).
3. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akanmenyerap panas bayi melalui mekanisme konduksi apalagi bayi di
letakan di atas benda-benda tersebut.
4. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas cepat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera di keringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat di mandikan
dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan di selimuti.

d. Glukosa
Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60-70% dari kadar
darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim, seorang janin
yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glukogen terutama di dalam
hati.Sebagian penyimpanan glukogen berlangsung pada trimester III.
Pada saat tali pusat di klem, bayi baru lahir harus mendapat cara untuk
mempertahankan glukosa yang sangat di perlukan untuk fungsi otak
neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun dalam
waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).

2.3.4 Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 jam Pertama

a. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama


Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau
masa gestasinya cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. Asuhan yang
dilakukan adalah melakukan penilaian awal, menjaga kehangatan bayi,
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, pemberian salaf mata,
pemberian vitamin K dan melakukan bounding attachment.

b. Pemotongan Tali Pusat


Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat harus segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.Tali
pusat digunting dengan menggunakan gunting tali pusat steril dan diikat
dengan benang umbilikal steril (umbilikal cord). (Sondakh, 2016)

Menurut Astutik (2015) Teknik memotong tali pusat dan mengikat tali
pusat sebagai berikut:

1) Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit bayi lahir.


2) Tali pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 sampai 5 cm dari
perut bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian didorong isi tali pusat ke arah ibu. Kemudian jepit tali
pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan.
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting tali pusat yang steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian
melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan kedalam larutan
klorin 0,5%.
6) Kemudian letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu untuk
inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu dalam 1 jam pertama setelah lahir.
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri
setelah proses kelahiran.

1) Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi

Manfaat kontak kulit bagi ibu dan bayi pada saat IMD bagi bayi yaitu :
a. Menstabilkan pernapasan dan detak jantung bayi.
b. Mengendalikan temperatur tubuh bayi lebih baik dibandingkan
inkubator.
c. Memperbaiki dan membuat pola tidur bayi lebih baik.
d. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan
efektif.
e. Meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
f. Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
g. Mengurangi tangis bayi.
h. Mengurangi infeksi pada bayi dikarenakan adanya kolonisasi
kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
i. Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan
kejadian ikterus bayi baru lahir.
j. Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
2) Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini
a. Letakkan bayi di atas perut ibu
b. Tengkurapkan bayi di atas perut ibu
c. Biarkan simulasi terjadi
d. Bayi akan mencari putting susu
e. Kemudian bayi akan menyusui
3) Manfaat IMD untuk bayi
Manfaat IMD untuk bayi yaitu :

a) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas


dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
b) Mengurangi infeksi dengan kekebalan aktif maupun pasif melalui
kolostrum.
c) Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah.
d) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif, membantu
bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan napas.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
f) Mencegah bayi hipotermi.
4) Keuntungan IMD bagi ibu
Keuntungan IMD bagi ibu yaitu :

a) Pengaruh oksitosin
1) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko
perdarahan pasca persalinan.
2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI.
3) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa lebih
tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur
pasca persalinan lainnya.
b) Pengaruh prolaktin
(1) Meningkatkan produksi ASI.
(2) Menunda ovulasi.
d. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K (Phytomenadione)
injeksi 1 mg intramuscular setelah proses IMD untuk mencegah
perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang
dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Jika menggunakan sediaan 10 mg/L
suntikkan secara intramuscular di paha kiri anterolateralsebanyak 0,1 ml,
sedangkan jika menggunakan sediaan 2 mg/L maka suntikkan vitamin K
sebanyak 0,5 ml. (Fitriana, 2016)
e. Pemberian Salaf Mata
Salap mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses
IMD dan bayi telah selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut
mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. (Armini, 2017)
f. Pemberian Imunisai Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi hepatitis
B diberikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject),
disuntikkan secara intramuscular di paha kanan. (Indriyani, 2018)

2.4 Nifas

2.4.1 Pengertian
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2016).

Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2016).

Menurut Nurjanah, dkk, 2016 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early
puerperium) dan remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:

1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana ibu


telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam
Postpartum). Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana
pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama kurang
lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap
terutama jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu mengalami
komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan bahkan
tahun.

2.4.2 Perubahan Fisiologis masanifas


Perubahan Fisiologis pada masa nifas: (Walyani, 2015).
1. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah
melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan
beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai
volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
2. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
pusat dengan berat uterus 750gr
3. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan
pusat simpisis dangan berat uterus 500gr
4. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
simpisis dengan berat urterus 350gr
5. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan
berat uterus 50gr
a. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea:

Tabel 2.1
Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna
Lochea Waktu Warna Ciri ciri
rubra (cruenta) 1-3 hari post Merah Berisi darah segar dan
partum sisa sisa selaput
ketuban,sel sel
desidua,verniks
kaseosa,lanugo,dan
mekonium
Sanguinolenta 3-7 hari post Berwarna merah Berisi darah dan lendir
partum kekuningan
Serosa 7-14 hari post Merah jambu Cairan serum ,jaringan
partum kemudian desidua,leukosit,dan
kuning eritrosit
Alba 2 minggu post Berwarna putih Cairan berwarna putih
partum seperti krim terdiri dari
leukosit dan sel sel
desidua
Purulenta Terjadi infeksi ,keluar
cairan seperti nanah
berbau busuk
Locheastatis Loche tidak lancar
keluarnya
Sumber.soleha,2018
b. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan
berbentuk seperti corong.Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus
dan serviks uteri berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah.Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan
2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti sebelum
hamil (Rukiyah, 2016).
c. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan
rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol. (Walyani, 2016).
d. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu
produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan
kehamilan, jaringan payudara tumbuh menyiapkan fungsinya untuk
menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika
hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambat
kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior
pituitary untuk menyekresi hormon oksitosin.Oksitosin merangsang reflek
let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting.Ketika ASI
dialirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang
untuk menghasilkan ASI lebih banyak (Saleha, 2018).
3. Perubahan Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron.Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama.Kemungkinan terjadi hal ini karena
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek
hambatan defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena
adanya luka episiotomi (Bahiyatun, 2016).

4. Perubahan Sistem Perkemihan


Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum.Dieresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah
4 minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami
edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi
pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama
proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat
persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam
postpartum (Bahiyatun, 2016).

5. Perubahan Tanda-tanda Vital


Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa, yaitu: (Nurjanah,
2016)
a) Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 C-38
C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan
(dehidrasi) dan kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik.
Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.Biasanya pada hari
ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, payudara
menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
turun kemungkinan adanya infeksi endometrium, mastitis, tractus genetalis
atau system lain.
b) Nadi Denyut
Nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau 50-70
kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan
infeksi atau perdarahan post partum.

c) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan 10
mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklamsi pada masa postpartum.
d) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas
contohnya penyakit asma. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi
lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
6. perubahan Sistem Kardiovaskular
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
postpartum (Bahiyatun, 2016).

2.4.5 Perubahan Psikologis masa Nifas


Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu: (Bahiyatun, 2016).
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan,
ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah, 2017).
a) Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya
difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
b) Masa Taking On (Fokus pada Bayi)
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu
dalam merawat bayi semakin besar.Perasaan yang sangat sensitive sehingga
mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
c) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa Bantuan
NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung
tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri
dengan tuntutan ketergantungan bayinya dan terhadap interaksi social.Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan.Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

2.4.3 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


1. Nutrisi Dan Cairan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet.
Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa
bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui
harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui
bayinya.Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya.Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melaksanakan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI
itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat,
seperti susunanya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan
pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsure-
unsur , seperti sumber tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung.
1. Sumber Tenaga (Energi) Sumber tenaga yang diperlukan untuk membakar
tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber
energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-
padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain.
Lemak bias diambil dari hewani dan nabati.lemak hewani yaitu mentega
dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur
dan margarine.
2. Sumber Pembangun (Protein) Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan
pergantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh
dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, udang kering, susu dan keju. Sedangkan protein nabati
banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
3. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber
zat pengatur bias diperoleh dari semua jenis sayur dan buahbuahan segar.
Beberapa mineral yang penting, antara lain :
a. Zat kapur untuk membentuk tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran berdaun hijau.
b. Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu,
keju dan daging.
c. .Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari
kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
d. Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya
berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
e. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
f. Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus meminum sedikitnya
3 liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum setiap kali menyusui)
Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali
dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal
tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melaksanakan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi
syarat, seperti susunanya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin
serta bahan pengawet dan pewarna.
Menu makanan yang seimbang mengandung unsureunsur , seperti
sumber tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung. Anjurkan
makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap
hari, berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah
persalinan. Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung
alcohol.Minum air mineral 2 liter setiap hari.Tablet zat besi diminum
minimal 40 hari pasca persalinan.

2. Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,
segera bangun dari tempat tidur dan segera bergerak , agar lebih kuat dan
lebih baik. Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat
teratasi.Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada
kelainan , lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah
persalian normal. Ini berguna untuk memepercepat sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairan vagina (lochea). Karena lelah sehabis bersalin, ibu
harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian
boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya
thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari
ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan,nifas dan sembuhnya luka.
3. Menjaga Kebersihan Diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.Kebersihan alat Genitalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan
mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi. Anjuran :
a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya
menggunakan air dan sabun, kemudian daerah vulva sampai anus
harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali setelah
bunag air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
b. Cuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan sesudah
membersikan daerah genetalia.
c. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daeran disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, baru kemudian membersikan daerah sekitar anus.
Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d. Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan telah dikeringkan dibawah matagari atau
disetrika.
e. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir
sebelum dan sesudah membersikan daerah kelaminnya.
f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin
atau cuci menggunakan sabun.
4. Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca
persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah
8 jam, ibu boleh miring kekiri atau kekanan untuk mencegah trombisis.
Ibu dan bayi ditempatkan pada satu kamar.Pada hari kedua, bila perlu
dilakukan latihan senam.Pada hari ketiga umumnya sudah dapat duduk,
hari keempat berjalan dan hari kelima sudah dapat dipulangkan.Makanan
yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan
banyak buah.Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang
tidur.Memintah bantuan suami atau keluarga ketika ibu merasa
lelah.Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik disaat ibu dan bayi sedang
istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
5. seksual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai
orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun
segera setelah ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan
menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia
telah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Secara
fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri.Begitu ibu merasakan aman untuk melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.Banyak budaya yang mempunyai tradisi
menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau
6 minggu pasca persalinan.Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
2.4.4 Asuhan nifas
Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu segera
setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran.Tujuan dari masa nifas
adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera
setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehanilan, dalam
persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan
adalah terlaksanakanya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum termasuk
melakukan pengkajian, membuat diagnose, mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial, tindakan segera
serta merencanakan asuhan.

Tabel 2.2
Jadwal Kunjungan masanifas(Saleha, 2013).
Kun Waktu Tujuan
jung
an
1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
setelah berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
persalinan perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda -tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
ciaran, dan istirahat 4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik, dan tidak memperlihatkan tanda - tanda
penyulit
5.Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari –hari
3 2minggu 1. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalianan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit -
setelah penyulit yang ia alami atau bayinya
persalinan 2. Membrikan konseling KB secara dini
3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke
posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi

2.4.5 Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas


Adapun tujuan dari asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
berikut

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis


2. Mendeteksi masalah,mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentangperawatan diri,nutrisi,cara dan
manfaat menyusui,imunisasi,serta perawatan bayi sehari hari
4. Memberikan pelayanan KB
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu
seperti berikut.
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara
c) Apabila payudara lecet oelskan asi yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selesai menyusui
d) Melakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadi nya bendungan
asi

2.4.6 Tanda bahaya Masa Nifas


Ada beberapa tnda bahaya masa nifas yang harus di perhatikan oleh bidan
atau tenaga kesehatan itu sendiri

1. Demam lebih dari 37,5°C


2. Pendarahan aktif dari jalan lahir
a) Pendarahan vagina yang luar biasa atau pergantian pembalut 2 kali
dalam setengah jam
b) Pendarahan vagina yang tiba tiba bertambah banyak
c) Bekuan darah yang banyak
3. Muntah
4. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur
5. Rasa sakit saat buang air kecil/berkemih
6. Lochea berbau,yakni pengeluaran vagina yang bau nya busuk
7. Sulit dalam menyusui atau peyudara yang berubah menjadi
merah ,panas,atau terasa sakit
8. Sakit perut yang hebat

2.4.7 Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik dan psikologis


2. Melaksanakan adanya skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadinya komplikasi pada ibu maupun
bayinya
3. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
4. Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga Berencana, menyusui , imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana
6. Mempercepat involusi alat kandungan (Risa, Rika, 2014)
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas Bidan memilik
perang yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun
peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas: Memberikan dukungan
secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
1) Sebagai promotor hubungan ibu dan bayi serta keluarga
2) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
3) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
4) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
5) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mecegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,menjaga gizi yang
baik, serta mempratekkan keberhasilan yang aman.
6) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
7) Memberikan asuhan secara profesional (Susilo,Feti, 2016)

2.4.8 Perawatan Dalam Masa Nifas (Post Partum)


1. Mobilisasi
Karena lelah habis bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang selama
8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri
untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua
diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau lima
sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.Sebaik-baiknya
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi musculus spinchter ani selama persalinan, juga
karena oleh adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya
dilakukan kateterisasi,

4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi buang air besar keras
dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum
dilakukan klisma

5. Perawatan payudara (mamae)


Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Anjurkan supaya ibu menyusukan bayinya, karena sangat baik untuk
kesehatan bayinya.

6. Laktasi
Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak.
Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping
ASI merupakan bahan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,
menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan kasih sayang antara ibu
dan anaknya (Mochtar R, 2016).

2.4.9 Komplikasi Nifas

Dalam persalinan persalinan kita juga sering mendengar istilah


komplikasi.Pengertian komplikasi kebidanan/pengertian komplikasi kehamilan
adalah kondisi kegawat daruratan obstetrik yang bisa menyebabkan kehamilan
pada ibu dan bayinya. Salah satu komplikasi nifas adalah proses involusi yang
tidak berjalan dengan baik, yang di sebut dengan sub involusi yang akan
mengakibatkan perdarahan dan kematian ibu.

Maka dari itu upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya
adalah peran bidan dalam masa nifas adala memberikan dukungan secara terus-
menerus selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk memberikan
pelayanan yang berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan ibu serta dalam
mempererat hubungan ibu dan bayi.Salah satu peran bidan dalam masa nifas
adalah memastikan uterus ibu berinvolusi (Saleha, 2017).

Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas (postpartum) yaitu
hipertensi, preeklamsi, infeksi masa nifas dan kelainan psikologis. Komplikasi
masa nifas yang mengalami gejala gangguan psikologis pada saat kehamilan akan
berdampak mengalami depresi postpartum (Khamidah, Isnaeni, 2016).

Komplikasi yang dapat terjadi pada mas nifas adalah perdarahan,


pervanigam, infeksi nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, pengalihatan kabur,
pembengkakan di wajah dan ekstremitas, demam, muntah, rasa sakit waktu
berkamih, payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit, kehilangan
nafsu makan dalam waktu lama, merasa sedih dan merasa tidak mampu mengasuh
sendiri bayinya dan dirinya (Manuaba, 2016).

BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan kebidanan kehamilan
MENAJEMENASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. P
G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 20 JUNI 2023

1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata
1. Nama ibu : Ny. P
2. Umur : 25 tahun
3. Suku / kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

1. Nama Suami : Tn. H


2. Umur : 28 tahun
3. Suku/kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
7. Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

B. Anamnesa (Data Subjektif)


Tanggal Anamnesa : 20 Juni 2023
1. Alasan kunjungan : Rutin
2. Keluhan Utama : Tidak ada
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid Pertama : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
d. Lamanya : 5-6 hari
e. Teratur / tidak : Teratur
f. Sifat darah : Encer
g. Warna darah : Merah tua
h. Disminorhea : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
G:1 P:0 A: 0 H: 0

N Tgl Usia Jenis Temp Penol Bayi/ Keada Nifas/ Kea


O lahir/ keha persal at ong PB/ an laktasi daan
umur milan inan persal persal BB/JK
inan inan
1 Ini

Alat kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada


5. Riwayat kehamilan sekarang :
a. Haid pertama Haid Terakhir : 19-09-2022
b. Tafsiran Persalinan : 26-06-2023
c. Keluhan :
Trimester I : Mual Muntah
Trimester II : Nafsu makan berkurang
Trimester III : Tidak ada
d. Pergerakan pertama kali : Usia kehamilan 16 minggu
e. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam terakhir : 10-20x
f. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
 Rasa Lelah : Tidak ada
 Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
 Nyeri perut : Tidak ada
 Panas dan menggigil : Tidak ada
 Sakit kepala berat : Tidak ada
 Penglihatan kabur : Tidak ada
 Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
 Rasa panas pada vulva / vagina : Tidak ada
 Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
6. Pola Kebiasaan sehari-hari :
a. Biologis :
- Nutrisi : Menu makanan sehari-hari
 Pagi : 1 porsi lontong/ Teh manis
 Siang : 1 porsi nasi + ikan + sayur
 Malam : 1 porsi nasi + ayam + sayur
 Minum : 5-8 gelas/hari air putih, air teh
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : Tidak ada
- Eliminasi :
BAK : Frekuensi : 6-7x/hari
Warna :Kuning jernih
BAB : Frekuensi : 2-3 x/minggu
Konsistensi : Lembek
- Aktifitas
-Senam hamil : Tidak ada

-Istirahat (tidur,siang,malam) :1-2 jam siang 7-8 jam malam


-Pekerjaan :Tidak mengganggu
kehamilan
- Higiene :
Mandi : 3x/hari
Ganti pakaian : 3x/hari
Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain
Merokok : Tidak ada
Minum alcohol : Tidak ada
Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksualitas selama kehamilan : 2x/minggu
- Sosiaal budaya :Ibu tidak menganut
kepercayaan yang merugikan tidak ada
b. Psikologis
 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Social Ekonomi : Cukup
Spiritual :Ibu
menjalankan ibadah sesuai kepercayaan
7. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita :
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma : Tidak ada
d. TBC Paru : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Diabetes melitus : Tidak ada
g. Dan lain-lain : Tidak ada
8. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes melitus : Tidak ada
d. Keturunan kembar : Tidak ada

9. Perilaku Kesehatan :
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alcohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada

10. Riwayat Perkawinan :


a. Perkawinan : Pertama
b. Status Perkawinan : SAH
c. Perasaan tentang kehamilan ini : Senang
C. Pemeriksaan Fisik Data Objektif
1. Status Emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmhg
b. Denyut Nadi : 82x/i
c. Pernafasan : 22x/i
d. Suhu : 36,50C
e. BB sebelum hamil : 45 kg
f. BB sekarang : 57,7 kg
g. Tinggi Badan : 155 cm
h. LLA : 26 cm
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Normal
- Bentuk badan : Lordosis
- Rambut : Bersih
- Mata :
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Skelera : Tidak ikterik
- Muka :
 Cloasma Gravidarum : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
- Mulut :
 Caries : Tidak ada
 Hygiene : Bersih
 Stomatitis : Tidak ada
- Leher
 Kelenjer Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
 Kelenjer Limfe :Tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe
 Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
 Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
 Areola : Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol
 Kolostrum : Belum ada
- Abdomen
 Bekas operasi : Tidak ada
 Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
 Linia nigra/alba : Tidak ada
 Strie livide / albikan : Tidak ada
 Gerakan anak : Aktif
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi)
 Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Tanda chadwik : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Flour albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Hygiene : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
 Varices : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Kelainan-kelainan : Tidak ada
- Palpasi uterus
 Leopold I : TFU 3 jari dibawah px,Teraba
bundar, lunak tidak melenting kemungkinan bokong janin.
 Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin
pada bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang seperti
papan kemungkinan punggung janin.
 Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu,
teraba bulat,kerasmelenting kemungkinan kepala janin, kepala
sudah masuk PAP
 Leopold IV : Divergent.
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 33 cm (33-12)x155=3.255
TBA : 3.255 gram
b. Auskultasi
- DJJ : 152x/i
- Frekuensi teratur / tidak : Teratur
- Punctum maximum : Kuadran kiri bawah perut
ibu
c. Perkusi
- Reflek patella ki/ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata eksternal :Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Distansia spinarum :Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Lingkar panggul :Tidak dilakukan
pemeriksaan
D. Uji Diagnostik
1. HB : 11,5gr%
2. Golongan Darah :0
3. Protein urine : Negatif
4. Glukosa Urine : Negatif
5. HBsAg : Negatif
6. HIV : Negatif
7. Sifilis : Negatif
3.2 Pendokumentasian SOAP
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. P G1P0A0H0

USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM YETTI LATIF,S.T

TANGGAL 20 JUNI 2023

Kunjungan I

S O A P
Pukul: 12.00 wib Ku : Baik Dx : Ibu hamil G1P0A0H0, uk 1.Menginformasikan kepada ibu
- Ibu mengatakan ingin Status Emosional : stabil 38-39 minggu, janin hidup tentang hasil pemeriksaan ibu dan
memeriksakan TTV : tunggal, intra uterine, pu-ki, janin yaitu :
kehamilannya  TD : 120/80mmhg letkep U, ku ibu dan janin baik.  TD : 120/80mmhg
- Ibu mengatakan  N : 82x/i Dasar :  N : 82x/i
HPHT:19-09-2022  P : 22x/i 1. Ibu mengatakan ini  P : 22x/i
- Ibu mengatakan hamil  S : 36,50C kehamilan pertama  S : 36,50C
anak pertama 2. Ibu mengatakan HPHT :
 BB sebelum hami :  DJJ : 152x/i
- Ibu mengatakan 19-09-2022
45kg Kondisi ibu dan janin saat ini
pergerakan janinnya 3. Ibu mengatakan janinya
 BB sekarang : 57,7 kg dalam keadaan normal
aktif bergerak kuat disebelah
E : Ibu sudah mengetahui hasil
89
 Tinggi Badan : 155 cm kiri pemeriksaan.
 LLA : 26 cm 4. Djj terdengar kuat jelas
Pemeriksaan headtotoe dalam dan teratur 2.Menjelaskan persiapan

batas normal 5. Ibu merasakan Gerakan persalinan,yaitu Perlengkapan

Mata : janin kuat dan tidak bayi,pakaian bayi harus dicuci dan
- Conjungtiva : Tidak merasakan nyeri perut di strika terlebih

anemis 6. Palpasi leopold III dahulu,Perlengkapan Ibu

- Sklera : Tidak ikterik teraba seperti:Gurita,pembalut,baju yang

Muka : 7. Kepala janin, kepala ada kancing depan,pakian dalam


- Closma gravidarum : Sudah masuk PAP serta perlengkapan persalinan

Tidak ada 8. Keadaan jalan lahir diletakan dekat dari kita dan
- Edema : Tidak ada belum diketahui karena mudah di ambil saat kapan saja.
Mulut : tidak dilakukan E:Ibu paham dan mengerti apa
- Caries : Tidak ada pemeriksaan panggul. yang di bicarakan tadi

- Hygiene : Bersih 9. Ku ibu dan janin baik.


- Stomatitis : Tidak ada Vital sign dalam batas 3.Menjelaskan kepada ibu tanda-
normal. tanda persalinan yaitu :
Leher :
- Kelenjar tiroid : Tidak Masalah : Tidak ada  Sakit pinggang menjalar

ada pembesaran Kebutuhan : ke ari-ari.

90
kelenjar tiroid 1. Informasikan hasil  Keluar lendir brcampur
- Kelenjar limfe : Tidak pemeriksaan darah.
ada pembengkakan 2. Jelaskan persiapan  Kontraksi semakin kuat.
kelenjar limfe persalianan  Air ketuban pecah.
Mamae : 3. Tanda-tanda persalinan. E : Ibu mengerti dengan yang
- Putting susu : Menonjol 4. Berikan ibu tablet Fe, dijelakan mengenai tanda-tanda
- Kolostrum : Tidak ada Calc, dan Vit. C. persalinan.
Abdomen : 5. Anjurkan ibu untuk
- Bekas operasi : Tidak melakukan kunjungan 4.Memberikan ibu tablet Fe. 1x1
ada ulang 1 minggu lagi diminum dengan air putih, secara
- Membesar sesuai tanggal 31 mei 2022 teratur (sebelum tidur), serta
dengan usia kehamilan Diagnosa potensial : Tidak menganjurkan ibu untuk banyak
Ekstremitas : ada mengonsumsi sayuran dan buah
- Varices : Tidak ada Tindakan segera : Belum karena efek dari minum tablet Fe
- Edema : Tidak ada dilakukan BAB jadi hitam dan keras.
Palpasi : Calc. 2x1/hari untuk tulang ibu
Leopold I : TFU : 3 jari dan janin.
dibawah px. Vit. C 2x1
Teraba bundar, lunak tidak E : Tablet Fe, calc, dan Vit. C
91
melenting kemungkinan sudah diberikan dan ibu akan
bokong janin. teratur mengonsumsinya.
Leopold II : Pada bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan- 5.Menganjurkan ibu untuk
tonjolan kecil kemungkinan kunjungan ulang 1 minggu lagi
ekstremitas janin. pada bagian tanggal 25 juni 2023 atau jika ada
kiri perut ibu teraba keras, keluhan Ibu bersedia melakukan
memanjang seperti papan kunjungan ulang.
kemungkinan punggung janin. E : Ibu mengerti dan akan
Leopold III : Pada bagian berkunjung ulang tanggal 25 Juni
terbawah perut ibu, teraba 2023 dan ketika ada keluhan
bulat, keras melenting
kemungkinan kepala
janin,kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergent
Auskultasi
 DJJ : (+)
 Frekuensi : 152x/i

92
 Irama : Teratur
 Kuadran kiri bawah
perut ibu
Perkusi :
 Reflek patella ki/ka :
+/+
Pemeriksaan Penunjang :
 Hb : 11,5 gr/dl
 Gol. Darah : O
 Protein urin : negatif
 Glukosa Urine :negatif
 HBsAg : Negatif
 HIV : negative
 Sifilis : negative

93
3.2 Pendokumentasian SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. P G1P0A0H0
USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI BPM YETTI LATIS,S.ST
TANGGAL 24 JUNI 2023
KUNJUNGAN II
S O A P
Pukul : 06:00 wib Ku : Baik Dx : Ibu hamil G1P0A0H0, uk 1.Menginformasikan kepada
- Ibu mengatakan nyeri Status Emosional : stabil 38-39 minggu, janin hidup ibu tentang hasil pemeriksaan
pinggang menjalar TTV : tunggal, intrauterine, pu-ki, ibu dan janin yaitu :
keari-ari,serta  TD : 120/80mmhg letkep U, ku ibu dan janin baik.  TD : 120/80mmhg
merasakan susah tidur  N : 81x/i Dasar :  N : 81x/i
serta keluar lender-  P : 21x/i 1. Ibu mengatakan ini  P : 21x/i
lendir  S : 36,70C kehamilan pertama  S : 36,70C
- Ibu mengatakan HPHT : 2. Ibu mengatakan
 BB sebelum hami :45kg  DJJ : 142x/i
19-09-2022 HPHT : 19-09-2023
 BB sekarang : 57,7 kg Kondisi ibu dan janin saat
- Ibu mengatakan hamil 3. Ibu mengatakan janinya
 Tinggi Badan : 155 cm ini dalam keadaan normal
anak pertama bergerak kuat disebelah
 LLA : 26 cm serta kondisi servik ibuk
kiri
sudah lunak,bibir servik
94
- Ibu mengatakan Pemeriksaan headtotoe dalam 4. Djj terdengar kuat jelas sudah tipis
pergerakan janinnya batas normal dan teratur E : Ibu sudah mengetahui hasil
aktif Mata : 5. Ibu merasakan Gerakan pemeriksaan serta ibu dan
- Conjungtiva : Tidak janin kuat dan tidak suami siaga
anemis merasakan nyeri perut
- Sklera : Tidak ikterik 6. Palpasi leopold III 2.Menjelaskan kepada ibu
Muka : teraba kepala janin, tanda tanda persalinan yaitu :
- Closma gravidarum : kepala sudah masuk sakit pinggang menjalar ke ari-
Tidak ada PAP ari, keluar lendir bercampur
- Edema : Tidak ada 7. Keadaan jalan lahir darah, ketuban pecah, adanya
Mulut : belum diketahui karena kontraksi yang teratur.
- Caries : Tidak ada tidak dilakukan E: Ibu sudah mengetahui
- Hygiene : Bersih pemeriksaan. tentang tanda persalinan
- Stomatitis : Tidak ada 8. Ku ibu dan janin baik.
Leher : 9. Vital dalam 3.Menjelaskan kepada ibu dan
sign
- Kelenjar tiroid : Tidak batassan normal. keluarga untuk siaga kapan saja

ada pembesaran Masalah : tidak ada dan persiapkan apa saja yang

kelenjar tiroid Kebutuhan : dibutuhkan selama proses

- Kelenjar limfe : Tidak 1. Informasikan hasil persalinan seperti perlengkapan


95
ada pembesaran pemeriksaan ibu,bayi dan lain-lain
kelenjar limfe 2. Jelaskan kepada ibu E: Ibu dan keluarga mengetahui
Mamae : tentang tanda bahaya dan paham
- Putting susu : Menonjol kehamilan TM III
- Kolostrum : Tidak ada 3. Jelaskan pada ibu
Abdomen : tanda-tanda persalinan
- Bekas operasi : Tidak 4. Beritahu ibu tentang
ada ketidak nyamanan TM3
- Membesar sesuai Diagnosa potensial : tidak ada
dengan usia kehamilan Tindakan segera : belum
Ekstremitas : dilakukan
- Varices : Tidak ada
- Edema : Tidak ada
Palpasi :
Leopold I : TFU : 3 jari
dibawah px
Teraba bundar, lunak tidak
melenting kemungkinan
bokong janin.
96
Leopold II : Pada bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin. pada bagian
kiri perut ibu teraba keras,
memanjang seperti papan
kemungkinan punggung janin.
Leopold III : Pada bagian
terbawah perut ibu, teraba
bulat, keras melenting
kemungkinan kepala janin.
Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergent.
Auskultasi
 DJJ : (+)
 Frekuensi : 142x/I
 Irama : teratur
 Kuadran kiri bawah

97
perut ibu
Perkusi :
 Reflek patella ki/ka :
+/+
Pemeriksaan Penunjang :
 Hb : 11,5 gr/dl
 Gol. Darah : O
 Protein urin : negatif
 Glukosa Urine :negatif
 HBsAg : Negatif
 HIV : negative
 Sifilis : negative

98
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA

Ny. “P” GRAVID 38-39 MINGGU KALA 1 FASE AKTIF

DI BPM YETTI LATIF,S.ST

TANGGAL 25 JUNI 2023

I. PENGKAJIAN DATA

A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny.”P”

Umur :25 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : S1

Pekerajan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

Nama Suaami : Tn. “H”

Umur : 28 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : S1

Pekerajan : Buruh Harian Lepas

Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung


99
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Tanggal Anamnesa : 25 – 06 - 2023

1. Alasan Kunjungan :Ibu mengatakan ingin melahirkan.


2. Keluhan Utama :Ibu mengatakan keluar lendir bercampur
darah
3. Tanda – tanda Persalinan

Kontraksi Uterus : (+) Ada

Frekuensi : 4x 10 menit lamanya 40 detik

Kekuatan : Kuat

Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
d. Warnanya : Merah tua
e. Lamanya : 5-6 hari
f. Konsistensi Darah : Encer
g. Teratur/tidak teratur : Teratur
h. Disminorrhoe : Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPHT : 19-09-2022
b. TP : 26-06-2023
c. Keluhan : Trimester 1 : Mual, Muntah
Timester 2 : Nafsu makan berkurang

Trimester 3 : Sakit pinggang menjalar ke ari-ari

d. Pergerakan anak pertama dirasakan ibu : Usia kehamilan 16 minggu

100
e. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu : 20-
40x
f. Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)
a) Rasa : letih, lesu, lemah dan lunglai : Tidak ada

b) Mual dan muntah yang lama : Tidak ada

c) Nyeri perut : Ada

d) Panas menggigil : Tidak ada

e) Sakit kepala (berat/ringan/terus – menerus/sewaktu – waktu) :


Tidak ada

f) Penglihatan kabur : Tidak ada

g) Rasa nyeri dan panas sewaktu BAK : Tidak ada

h) Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarny : Tidak ada

i) Pengeluaran cairan pervaginam : Ada

j) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada

k) Edema (ditungkai, tibia, muka dan jaringan tangan) : Tidak ada

6. Pola Makan :
a Makan dan Minum terakhir : 8 jam yang lalu
b Jenis : Nasi + laukpauk + sayur + Air putih
c Masalah : Tidak ada

7. Pola Eliminasi
a BAK
Frekuensi : 6-7x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b BAB
Frekuensi : 2x/minggu
Warna : Gelap
101
Konstipasi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
8. Aktivitas Sehari - hari :
a. Pekerjaan : Tidak mengganggu kehamilan
b. Seksualitas : Tidak ada keluhan
9. Pola Istirahat dan Tidur : Siang 1-2 jam, malam 6-7 jam
Istirahat Terakhir : 5 jam yang lalu
10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G: 1 P: 0 A:0 H: 0
N Persalina Nifas
o n
Tan Usia Jenis Peno Komp J B P Lakta Ko
ggal Keha Persalina lon likas K B B s mp
lahir mila n n g I I lik
as
i

1 Ini

11. Riwayat Kontrasepsi :-


12. Riwayat Kesehatan :-
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :
1) Jantung : Tidak ada
2) Ginjal : Tidak ada
3) Asma/ TBC Paru : Tidak ada
4) Hepatitis : Tidak ada
5) Diabetes Melitus : Tidak ada
6) Hipertensi : Tidak ada
7) Epilepsy : Tidak ada

102
8) PMS : Tidak ada
b. Riwayat Alergi : Tidak ada
c. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada
d. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada

13. Riwayat Kesehatan Keluarga :

a. Riwayat Penyakit Keluarga


1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Ginjal : Tidak ada
4) DM : Tidak ada
5) Asma : Tidak ada
6) TBC : Tidak ada
7) Epilepsy : Tidak ada
8) Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada
9) Gamelli : Tidak ada
14. Keadaan Sosial :
a. Perkawinan
1) Status Perkawinan : Sah
2) Perkawinan Ke : Pertama
b. Kehamilan
1) Direncanakan : ya tidak
2) Diterima : ya tidak
c. Status emosional : Stabil
d. Hubungan dengan Keluarga : Baik
e. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
g. Rencana saat Persalinan :
1) Tempat : BPM Yetti Latif,S.ST
2) Pendamping : Suami
h. Keadaan Ekonomi : Cukup
i. Kegiatan Spritual : Tidak terganggu
103
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB Sebelum Hamil : 45 kg
d. BB Sekarang : 57,7 kg
e. TB : 155 cm
f. LLA : 26 cm
2. Tanda – tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/i
P : 24x/i
S : 36,5°C
3. Pemeriksaan Khusus :
a. Inspeksi
a. Kepala :
a) Rambut : Bersih, hitam, tidak ada kelainan.
b) Mata : Simetris, sklera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak enemis.
c) Muka : Tidak ada oedem, tidak pucat, tidak
hiperpigmentasi.
d) Mulut : Bibir simetris, tidak stomatitis.
e) Gigi : Tidak caries dan bersih
b. Leher :
a) Kalenjer Limfe : Tidak ada pembengkakan.
b) Kalenjer Tyroid : Tidak ada pembengkakan.
c. Dada
a) Mamae : Simetris, hiperpigmentasi, puting
menonjol, tidak ada massa.
b) Benjolan : Tidak ada
c) Kelenjer Montgomery : Tidak ada
104
d) Colostrum : Ada
e) Rasa Nyeri / Masalah : Tidak ada

d. Abdomen
Inspeksi :

a) Bekas luka : Tidak ada


b) Pembesaran Perut : Sesuai dengan usia kehamilan
c) Oedema : Tidak ada
d) Asites : Tidak ada
e) Strie Livide : Tidak ada
f) Strie Albicans : Tidak ada
Palpasi :

a) Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus


teraba bundar, lunak kemungkinan (bokong janin)
b) Leopold II : Bagian kiri teraba keras, panjang,
memapan kemungkinan (punggung janin). Bagian kanan perut
ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas janin)
c) Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat,
keras, dan tidak melenting,kemungkinan kepala janin, kepala
tidak bisa digoyangkan, kepala sudah masuk PAP.
d) Leopold IV : Divergent
TFU menurut Mc. Donald : 33 cm

TBJ : (33-11)X 155 = 3.410 gram

His : 4x/10 menit, selama 40 detik

Auskultasi :

a) DJJ : Ada
b) Frekuensi : 150x/i
c) Irama : Teratur kuat
105
d) Pungtum Maksimum : Kuadran kiri bawah perut ibu.

e. Genitalia
 Inspeksi :
a) Vulva dan Vagina : Bersih, tidak ada pembesaran
kelenjer bartholini.
b) Oedem : Tidak ada
c) Varices : Tidak ada
d) Luka dan Kemerahan : Tidak ada
e) Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah
f) Perineum : Mendatar
 Pemeriksaan Dalam :
Atas Indikasi : Adanya Kontraksi
Dinding Vagina : Tidak ada Massa

 Cervix
 Kaku/ Lunak : Lunak

 Mendatar/Belum : Mendatar

 Bibir cervix tebal/tipis : Tipis

 Pembukaan : 8 cm

 Keadaan ketuban : Utuh

 Presentasi fetus : Kepala

 Penurunan Bagian Terendah : UUK Kiri depan, Hodge III


f.Ekstremitas
Inspeksi :
a) Atas
Oedem : Tidak ada
Sianosis pada ujung jari : Tidak ada
Pergerakan : Ada
b) Bawah
Oedem : Tidak ada

106
Varices : Tidak ada
Pergerakan : Ada
Perkusi :

a) Reflek patela kanan : (+)


b) Reflek patela kiri : (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

HB : 11,5 gr%

Gol.Darah :O

Protein Urine : Negatif

Reduksi Urine : Negatif

107
108
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny. “P”

GRAVID 38-39 MINGGU KALA 1 FASE AKTIF

DI BPM YETTI LATIF,S.ST

TANGGAL 25 JUNI 2023

KALA I jam 13.00-14:00 wib

S O A P
1.Ibu mengatakan ini adalah Ku : baik Ibu inpartu kala 1 fase aktif, 1. Menginformasikan hasil
kehamilan yang pertama TTV usia kehamilan 38-39 minggu, pemeriksaan kepada ibu
2.Ibu mengatakan nyeri TD : 120/80 janin hidup, tunggal, letkep U, bahwa sekarang ibu dalam
pinggang menjalar ke ari-ari mmHg keadaan jalan lahir normal, ku proses persalinan dan
3.Ibu mengatakan keluar P : 24x/i ibu dan janin baik. pembukaan 8 cm, kontraksi
lendir bercampur darah. N : 84x/i Dasar : baik, KU ibu dan janin baik.
4.Ibu mengatakan HPHT: S : 36,50C 1. Ibu Mengatakan nyeri E : Ibu sudah mengetahui hasil
19-09-2022 BB Sebelum Hamil : 45 kg pinggang menjalar ke ari- pemeriksaan dan ibu sudah
BB Sekarang : 57,7kg ari dan keluar lendir mengerti bahwa ibu dalam proses
bercampur darah persalinan.

109
Tinggi Badan :155 cm 2. HPHT : 19-09-2022
TP : 26-06-2023 2. Memberikan asuhan sayang
LLA : 26 cm
3. TFU : 3 jari dibawah px ibu dengan membiarkan ibu
Mac Donald : 33 cm memilih posisi sesuai dengan
Data Khusus :
TBJ: (33-11)X 155 = keinginan ibu, melakukan
a) Muka : tidak ada 3.410gram massage pada punggung dan
oedem, tidak pucat, dan His: 4x/10 menit, selama 40 memberikan dukungan pada
tidak hiperpigmentasi. detik ibu, yakinkan ibu bahwa rasa
4. DJJ : 150x/i, irama sakit yang dirasakan ibu akan
b) Mata : simetris, sklera
teratur kuat berdampak baik terhadap
tidak ikterik, dan
5. Vital Sign dalam batasan kemajuan persalinan, anjurkan
konjungtiva tidak
normal ibu untuk tetap sabar dalam
enemis.
Kebutuhan : menjalani proses persalinan
c) Mulut : simetris, tidak 1. Informasikan hasil dan selalu berdoa
stomatitis. pemeriksaan. E: Ibu memilih posisi miring ke
2. Asuhan sayang ibu kiri dan ibu sudah mulai tenang
d) Leher : Tidak ada
3. Pemenuhan kebutuhan dalam menghadapi proses
pembesaran kelenjar persalinan dengan terus berdoa.
cairan.
limfe dan tidak ada
4. Teknik relaksasi
110
pembesaran kelenjar 5. Jelaskan cara mengedan 3. Menganjurkan keluarga untuk
tyroid. yang benar terus memenuhi kebutuhan
6. Kontrol kemajuan cairan ibu. Karena jika ibu
e) Payudara : Simetris kiri
persalinan dengan kekurangan cairan akan
dan
partograf berdampak tidak baik pada
kanan,hyperpigmentasi
7. Persiapan alat proses persalinan.

Palpasi Leopold persalinan.

- Leopold I : TFU 3 jari Masalah :Tidak ada E : Keluarga mengerti dan paham

bawah px, pada fundus Diagnosa Potensial : Tidak ada serta mau memenuhi kebutuhan

teraba bundar, lunak cairan ibu dengan memberi


Tindakan Segera :Tidak ada
kemungkinan bokong janin minum agar ibu tidak kekurangan

- Leopold II : Bagian kiri cairan.

teraba keras memanjang


4. Menganjurkan ibu untuk terus
kemungkinan punggung
melakukan teknik relaksasi
janin.
jika ada kontraksi dan istirahat
Bagian kanan teraba
jika tidak ada kontraksi.
tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas
E : Ibu mulai mengambil nafas
janin
111
- Leopold III : Pada bagian memalui hidung dan
bawah perut ibu teraba mengeluarkannya lewat mulut dan
bulat, keras,tidak ibu mulai merasa tenang.
melenting, kemungkinan
kepala janin. Kepala sudah 5. Mengajarkan ibu mengedan
masuk PAP yang benar yaitu : Ibu menarik
- Leopold IV : Divergent nafas saat his, memegang
TFU menurut Mc. pangkal paha dengan kedua
Donald : 33 cm tangan dan mendekatkan dagu
TBJ: (33-11)X 155 = 3.410 ke dada kemudian
gram menegaskan kepala. Ibu boleh
His: 4x/10 menit, selama 40 mengedan jika adanya his
detik
Pungtum maksimum : Kuadran E : Ibu sudah mengetahui cara
kiri bawah perut ibu. mengedan yang benar
Auskultasi
DJJ: 150x/i, irama teratur kuat 6. Memantau kemajuan

Pemeriksaan Dalam: persalinan dengan partograf

Pembukaan : 8 cm (terlampir)

112
Ketuban : Utuh
Persentasi fetus : kepala E : Kemajuan persalinan terlampir
Penurunan : HIII pada partograf
Uji Diagnostik:
HB : 11,5 gr% 7. Mempersiapkan alat – alat
Gol. Darah : O persalinan, APD, pakaian ibu
Protein Urin : Negatif dan bayi.
Reduksi Urin : Negatif
E : Peralatan persalinan, APD dan
pakaian ibu serta bayi sudah
disiapkan.

113
KALA II jam 14.00-14:30 WIB

S O A P
-Ibu mengatakan nyeri semakin TTV: Ibu inpartu kala II Ku ibu dan 1.Memberitahukan kepada ibu
sering TD: 120/70 mmHg janin baik bahwa hasil pemeriksaan baik
-Ibu mengatakan ada keinginan N : 84x/i Dasar : dan pembukaan sudah lengkap
untuk mengedan. P : 24x/i 1. Adanya tanda kala 2 dan ibu sudah masuk masa
S : 37,70 C 2. HIS 5x/10`, 50” persalinan. Ibu sudah
Adanya pengeluaran lendir 3. Ketuban (-) mengetahui hasil pemeriksaan
bercampur darah dari vagina Pembukaan : 10cm dan bahwa ibu sudah memasuki
ibu. 4. Penurunan kepala masa persalinan.
Tampak kepala maju mundur hodge IV E : Ibu sudah mengetahui dan
di introitus vagina. Adanya 5. Tanda – tanda vital ibu paham dengan hasil
dorongan mengedan, tekanan dan DJJ dalam batas pemeriksaan.
anus, perineum menonjol, dan normal.
vulva membuka. Masalah : Tidak ada 2.Mempersiapkan peralatan dan
Kontraksi : baik Kebutuhan : obat-obatan, dan
Frekuensi : 5x10 menit 1. Informasi hasil mendekatkannya, serta
Durasi : 50 detik pemeriksaan. mematahkan oksitosin.

114
DJJ : 150x/i 2. Siapkan peralatan dan obat- E : alat sudah dipersiapkan.
obatan.
Pembukaan : 10 cm
3. Persiapan diri penolong 3.Menyiapkan diri penolong
persalinan dalam sebelum persalinan
Ketuban: Sudah dipecahkan
Penurunan : HIII+ 4. Beritahu posisi yang seperti: memasang skor,
nyaman untuk ibu saat mencuci tangan dengan sabun
bersalin. lalu bilas dengan air mengalir,
5. Berikan dukungan dan keringkan dengan handuk
motivasi pada ibu bersih, Sedot oksitosin 10 unit
6. Pimpin persalinan. kedalam spuit 3 cc Pakai
7. Jaga privasi ibu. handscoon
E : Penolong sudah
Diagnosa potensial : menyiapkan diri
Tidak ada
Tindakan segera : 4.Menjelaskan jenis posisi
Tidak ada dalam persalinan dan memberi
kebebasan pada ibu untuk
memilih posisi sesuai dengan
keinginan ibu seperti berdiri,

115
jongkok , setengah duduk, dll.
E : Ibu memilih posisi setengah
duduk untuk persalinan.

5.Memberikan dukungan pada


ibu untuk mengurangi
kecemasan dengan cara
memberi tahu ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap, dan
bayi akan segera lahir. Serta
meminta suami atau keluarga
untuk memberi semnagat saat
ibu mulai meneran. Dan
memberikan ibu minuman jika
ibu tidak ada his untuk
menambah energi dan ibu tidak
mengalami dehidrasi.
E: Ibu senang dengan
dukungan yang diberikan
116
6.Memimpin persalinan kala II
dengan prinsip 3b yaitu bersih
tempat, bersih alat dan bersih
penolong.
a. Tampak kepala 5-6 cm
di depan vulva,
memberi alas dibawah
bokong ibu dan
letakkan handuk di atas
perut ibu.
b. Memasang handscoon.
c. Lindungi perineum ibu
dengan satu tangan dan
3 jari kiri berada di sub
occiput untuk
melindungi kepala,
maka lahirkanlah
ubunubun kecil, ubun-
117
ubun besar,mata,
hidung, mulut dan
seluruh kepala.
d. Menyeka hidung dan
mulut bayi kemudian
periksa apakah ada
lilitan tali pusat.
e. Untuk melahirkan bahu
depan bayi dituntun ke
bawah untuk
melahirkan bahu
belakang bayi dituntun
ke atas kemudian
lakukan sanggah susur
pada bayi sampai
keseluruh tubuh bayi
lahir, kemudian
letakkan di atas perut
ibu sambil menilai
118
bayi , lalu keringkan
bayi tutup bagian kepala
sampai keseluruh tubuh
bayi.
f. Klem tali pusat 3 cm
dari pusat bayi dengan
klem 1 dan klem II tali
pusat 2 cm dari klem I
kemudian dipotong.
Evaluasi : Bayi lahir spontan
pada pukul 14.30 wib, jenis
kelamin perempuan, PB = 49
cm, BB = 3700 gram,
apgarscore 8/9

119
KALA III jam 14.30-14:45 wib

S O A P
1. Ibu mengatakan senang Bayi lahir spontan pada DX :Ibu Inpartu Kala III ku 1.Melakukan palpasi abdomen
karena bayi sudah lahir dengan tanggal 25 JUNI 2023 pukul ibu dan bayi baik. untuk memastikan ada atau
selamat. 14.30 Wib. tidak janin kedua.
Dasar :
2.Ibu mengatakan perutnya JK = laki-laki Evaluasi : Palpasi abdomen
1. Bayi lahir spontan
masih terasa mules. PB = 50cm sudah dilakukan dan tidak ada
pukul 14:30 WIB
BB = 3800 gr janin kedua.
AS = 8/9 2. TFU setinggi pusat
TFU = setinggi pusat Plasenta 2.Melakukan menajemen aktif
belum lahir 3. Kontraksi uterus baik kala III : Menyuntikkan
oksitosin 10 IU secara IM
4. Plasenta belum lahir
dalam waktu 1 menit setelah

5. Kandung kemih tidak kelahiran bayi di 1/3 paha


teraba bagian luar ibu, Melakukan
peregangan tali pusat
Masalah : Tidak ada terkendali, Melakukan massase
Kebutuhan : fundusuteri segera setelah

120
plasenta lahir selama 15 detik
1. Palpasi abdomen. searah dengan jarum jam.
2. Menajemen aktif E: Plasenta lahir spontan ,
kala III : kotiledon dan selaput plasenta
memberikan lengkap.Massasefundusuteri
suntik oksitosin, telah dilakukan.
PPT (peregangan
tali pusat 3.Memeriksa ada atau tidak
terkendali, dan robekan jalan lahir saat proses
masase fumdus persalinan.
3. Periksa robekan E : Tidak ada robekan jalan
jalan lahir lahir saat persalinan
4. Cek perdarahan
Diagnosa Potensial : 4.Memeriksa jumlah
Tidak ada perdarahan yang terjadi saat
Tindakan segera : Tidak ada proses persalinan berlangsung.
E : Jumlah perdarahan ± 150
cc.

121
KALA IV 14:45-16:45 WIB

S O A P
1) Ibu mengatakan perutnya KU : baik DX: Ibu Inpartu kala IV. KU 1. Menginformasikan
terasa kencang dan masih Kesadaran : Composmentis ibu dan bayi baik. keadaan ibu dan bayi pada
sedikit terasa mules dan TD : 120/80 mmHg keluarga bahwa keadaan ibu
Dasar :
sedikit lelah. S : 360C dan bayi baik dan sehat.
1. Plasenta lahir pukul
2) Ibu merasa senang atas P : 22x/i E : Keluarga senang
14.45 wib spontan dan
kelahiran bayinya. N : 82x/i mendengar keadaan ibu dan
lengkap
bayi baik dan lahir dengan
Keadaan kandung kemih :
selamat.
kosong 2. Kontraksi uterus baik.

TFU : 3 jari di bawah pusat


3. TFU 3 jari dibawah 2. Membersihkan ibu
Kontraksi : baik
pusat. dengan menggunakan air
Perdarahan : 150 cc
DTT dan membantu ibu
4. Tanda – tanda vital ibu
memakai pakaian yang
dan janin dalam batas
bersih dan kering.
normal.
Menempatkan semua
peralatan di dalam larutan
Masalah : Tidak ada

122
Kebutuhan : klorin 0,5% selama 10 menit
1. Informasikan keadaan dan mendekontaminasikan
ibu dan bayi. daerah yang digunakan
2. Bersihkan tubuh ibu untuk melahirkan dengan
dan peralatan larutan klorin 0,5% dan
persalinan. membilas dengan air bersih.
3. Ajarkan cara massase Ibu dan ruangan tampak
4. Lakukan pemantauan bersih.
kala IV. E : Ibu sudah diberihkan dan
Diagnosa potensial: semua peralatan persalinan
Tidak ada sudah disterilkan.
Tindakan segera :
Tidak ada 3. Mengajarkan ibu cara
massase fundus uteri dengan
meletakkan tangan diperut
ibu lalu lakukan gerakan
memutar searah jarum jam
apabila teraba lembek untuk
mencegah perdarahan.
123
E : Ibu bersedia melakukan
massase fundus uteri apabila
teraba lembek.

4. Melakukan pemantauan
kala IV, yaitu setiap 15
menit pada satu jam pertama
dan setiap 30 menit pada
satu jam kedua.
Evaluasi : Hasil pemantauan
kala IV didapatkan keadaan ibu
baik, tanda-tanda vital dan
perdarahan dalam batas normal.

124
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NY. P USIA 6 JAM POST PARTUM
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
25 JUNI 2023

I. Pengumpulan Data
A. Identitas / Biodata
1. Nama Bayi : By. Ny. P
2. Umur : 6 Jam
3. Tanggal / Jam / Lahir : 25 JUNI 2023/14.30 wib
4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Berat Badan : 3800 gram
6. Panjang Badan : 50 cm

1. Nama Ibu : Ny. P


2. Umur : 25 tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

1. Nama Suami : Tn.H


2. Umur : 28 tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
7. Alamat : Pasa Kandang,Lubuk Alung

125
B. Anamnesa (Data Subjektif)
Pada Tanggal : 25 juni 2023
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre Eklamsi : Tidak ada
c. Penyakit Kelamin : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Diabetes Melitus : Tidak ada
b. Asma : Tidak ada
c. Jantung : Tidak ada
d. Epilepsi : Tidak ada
e. Gameli : Tidak ada
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Obat-obatan : Tidak ada
b. Makanan : Tidak ada
c. Merokok : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
4. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis Perslinan : Spontan
b. Di Tolong oleh : Bidan
c. Lama Persalinan
-Kala I : 1 jam
-Kala II : + 30 menit
5. Ketuban Pecah
a. Spontan / Tidak : Tidak
b. Warna : Jernih
c. Jumlah : + 300 cc
6. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
7. Keadaan Bayi Baru Lahir
a. Ibu : Baik
b. Bayi : Baik

126
Nilai Apgar 1 – 5 :.... 5 – 10 :8/9

TANDA 0 1 2 Jumla
h
Nilai
Men -Frekuensi ( ) Tidak ada ( ) <100 (√ ) >100
it Ke jantung ( ) Tidak ada ( ) Lambat tak (√ )
1 ( ) Lumpuh teraur Menangis
-Usaha
( ) Tidak (√ ) Ext.Fleksi Kuat
bernafas
Bereaksi sedikit ( ) gerakan 8
-Tonus Otot ( ) Biru / (√ )Gerakan Aktif
Pucat Sedit ( )Menangis
-Reflek
( ) Tubuh (√ )
-Warna Kemerahan di Kemerahan
Lengan dan
Kaki
Men -Frekuensi ( ) Tidak ada () <100 (√) >100
it Ke jantung ( ) Tidak ada () Lambat tak (√) Menangis
2 ( ) Lumpuh Teratur Kuat
-Usaha
( ) Tidak (√) Ext.Fleksi () Gerakkan
Bernafas
Bereaksi Sedikit Aktif
-Tonus Otot ( ) Biru / ()Gerakan (√) Menangis 9
Pucat Sedikit (√)
-Reflek
() Tubuh Kemerahan
-Warna Kemerahan di
Lengan dan
kaki

Stempel Kaki Bayi dan Sidik Jempol Ibu

127
Kiri Kanan

Resusitasi

1. Pengisapan lendir
2. Ambu
3. Massage jantung
4. Intubasi Endutracheal
5. Oksigen
6. Therapi
7. Keterangan

C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik


2. Suhu : 36,5 C
3. Pernafasan : 44 x/i
4. Berat Badan Sekarang : 3800 gram

Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis


128
1. Keadaan Umum : Baik
2. Ubun-ubun : Tidak ada caput
sussedanum /chepalhematoma
3. Mata : Tidak ada mata juling, tidak
ada kotoran/bersih
4. Mulut : Tidak ada labioskizis tidak
Ada platosikiziz
5. Hidung : Ada 2 lobang dan sekat
6. Dada : Terlihat retaksi dinding dada
7. Tali Pusat : Tidak ada perdarahan,Bersih
8. Punggung : Tidak ada spina bifida
9. Ekstremitas
 Atas : Tidak ada
sindaktili/polidaktili
 Bawah : Tidak ada
sindaktili/polidaktili
10. Genetalia : Testis sadah turun dalam
skrotum
Reflek

1. Reflek Moro : (+)


2. Reflek Walking : (+)
3. Reflek Graph / Plantar : (+)
4. Reflek Sucking : (+)
5. Reflek Tonic Neck : (+)
Antropometri

1. Lingkar Kepala : 33 cm
2. Lingkar Dada : 32 cm
3. Lingkar Lengan Atas : 9 cm
Eliminasi

1. Miksi : Ada
2. Meconium
129
a. Warna : Hijau kehitaman
b. Tanggal : 25 juni 2023
c. Pukul : 14.30 wib

130
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. P
6 JAM POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 25 JUNI 2023

S O A P
1.Bayi Lahir spontan pukul Bayi lahir spontan pukul 14.30 BBL Normal 6 jam dengan ku 1.Menginformasikan keadaan
14.30 wib. wib bayi : baik bayi kepada ibu dan keluarga
2.Ibu mengatakan senang JK : Laki-laki Dasar : bahwa bayi dalam keadaan
dengan bayinya BB : 3800 gram 1. BBL pukul 14.30 wib baik.
PB : 50 cm 2. JK : Laki-laki BB : 3800 N :125x/i
A/S : 8/9 gram, PB : 50 cm, A/S : 8/9, P :44x/i
Anus : (+) Anus (+) S :36,5C
TTV : 3. Reflek Moro, sucking, E : Ibu dan keluarga sanggat
N : 125x/i, P : 44x/i, S: 36,5C rooting tonic neck : (+) ada senang bayinya dalam keadaan
Reflek Moro, sucking, rooting 4. Antroprometri dalam batas sehat dan baik
tonic neck : ada normal
Eliminasi : Ada 5. Eliminasi : Ada 2.Menjelaskan cara skin to skin
Antropometri : Lingkar kepala : 6. Vital sign dalam batas pada ibu setelah bersalin,Skin
33cm, Lingkar dada 32 cm, normal to skin bisa dilakukan dengan

131
Lingkar lengan atas 9 cm. Masalah : Tidak ada cara meletakkan Si Kecil pada
Eliminasi : Ada Kebutuhan : dada Anda tanpa dihalangi oleh
1) Informasikan keadaan pakaian, sehingga kulitnya
umum bayi langsung bersentuhan dengan
2) Jelaskan pada ibu untuk kulit Anda selama 30 menit
melakukan skin to skin sampai 1 jam.
3) Informasikan kepada E: Ibu sudah mengerti dan
keluarga bahwa bayi akan melakukan teknik skin to skin
dimandikan bayi setelah 6-8 dengan dibantu bidan
jam setelah lahir
4) Jelaskan pada ibu cara 3.Menginformasikan kepada
mencegah hipotermi pada bayi ibu dan keluarga bahwa bayi
5) Ajarkan ibu cara akan dimandikan setelah 6-8
merawat bayinya sehari-hari jam setelah lahir supaya bayi
6) Beritahu ibu tanda tidak mengalami hipotermia
bahaya pada bayi E: Ibu dan keluarga paham dan
mengerti

4.Menjelaskan pada ibu cara

132
mencegah hipotermi pada bayi
dengan cara ;segera
mengeringkan bayi,segera
membedung bayi setelah mandi
E: Bayi sudah dikeringkan
dibedung dan di selimuti

5.Mengajarkan pada ibu, cara


merawat bayi sehari-hari dan
agar bayi terhindar dari
berbagai penyakit yaitu : segera
mengganti popok bayi jika
basah, memandikan bayi
dengan air yang dimasak
terlebih dahulu, jangan
membubuhi apapun ditali
pusat, karena akan
menyebabkan infeksi
E: Ibu mengerti cara merawat
133
bayinya

6.Menjelaskan pada ibu tanda


bahaya pada bayi contohnya :
demam tinggi, kulit kuning,
rewel, tidak mau menyusi,
E: Ibu sudah mengetahui tanda
bahaya pada bayi

134
MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. P
HARI KE 1 POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 26 JUNI 2023

S O A P
Tanggal 26 Juni 2022 Bayi lahir spontan pukul 14.30 BBL Normal 1 hari dengan ku 1.Menginformasikan kepada
Pukul : 08.00 Wib wib bayi : baik ibu dan keluarga tantang
Ibu mengatakan senang dengan JK : Laki-laki Dasar : keadaan bayi baik dengan
kelahiran bayinya BB : 3800 gram BBL pukul 14.30 wib N:124x/i
PB : 50 cm JK : Laki-laki BB : 3800 gram, P:43x/i
A/S : 8/9 PB : 50 cm, A/S : 8/9, Anus (+) S:36,6C
Anus : (+) Reflek Moro, sucking, rooting E : Ibu merasa senang dengan
TTV : tonic neck : (+) ada keadaan bayinya
N : 124x/i, P : 43x/i, S: 36,6C Antroprometri dalam batas
Reflek Moro, sucking, rooting normal 2.Memandikan bayi setelah
tonic neck : Ada Eliminasi : Ada lahir 6-8 jam.
Eliminasi : Ada Vital sign dalam batas normal E: Bayi sudah dimandikan.
Antropometri : Lingkar kepala : Masalah : Tidak ada
33cm, Lingkar dada 32 cm, Kebutuhan : 3.Melakukan perawatan tali
pusat dengan cara
135
Lingkar lengan atas 9 cm. 1.Informasikan keadaan bayi memberisihkannya
Eliminasi : Ada kepada keluarga menggunakan kain kassa steril.
2.Memandikan bayi setelah E : Tali pusat sudah
lahir 6-8 jam. dibersihkan
3.Lakukan perawatan tali pusat
4.Ajarkan ibu cara merawat 4.Mengajarkan pada ibu, cara
bayinya sehari-hari merawat bayi sehari-hari dan
5.Jelaskan pentingnya agar bayi terhindar dari
pemberian ASI pada bayi berbagai penyakit yaitu : segera
mengganti popok bayi jika
basah, memandikan bayi
dengan air yang dimasak
terlebih dahulu, jangan
membubuhi apapun ditali
pusat, karena akan
menyebabkan infeksi
E: Ibu mengerti cara merawat
bayinya

136
5.Menjelaskan pada ibu
pentingnya ASI bagi bayi
kerena ASI memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan
melindungi dari serangan
penyakit diberikan kepada bayi
dari 0-6 bulan tanpa makanan
tambahan
E : Ibu mengerti dan akan
memberikan Asi Eklusif
kepada bayinya

137
3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NY ”P” 6 JAM POST PARTUM
DI BPM YETTI LATIF,S.ST
25 JUNI 2023
I. BIODATA :
A. DATA IBU:
Nama istri : Ny. P
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :Pasa Kandang,Lubuk Alung
B. DATA SUAMI
Nama suami : Tn. H
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat :Pasa Kandang,Lubuk Alung
C. STATUS PERKAWINAN
Umur pertama kawin : 24 tahun
Berapa kali kawin : 1 kali
Lama perkawinan : 1 tahun
Suami masih ada atau tidak : Ada
II. DATA PERSALINAN
1. Alasan masuk : Inpartu
2. Partus :1
3. Masa gestasi : 38-39 minggu
4. Jenis persalinan : normal

138
5. Lama nya persalinan : + 30 menit
6. Komplikasi dalam persalinan : Tidak ada
7. Anak : Hidup
8. Nilai apgar score : 8/9
III. DATA NIFAS
1. Nifas hari ke : 6 Jam
2. Tanda vital :TD : 110/70 mmg, N : 80x/i, P : 22x/i, S:
36,6℃
3. Keadaan umum : Baik
4. Anemi/tidak : Tidak anemi
5. Payudara
a. Lactasi : Kolostrum Ada
b. Puting susu : Menonjol
c. Buah dada : Tidak bengkak, tidak ada radang
6. Abdomen :
a. Keadaan : Distensi
b. Fundus uteri :
 Tinggi : 2 jari dibawah pusat
 Posisi Uterus : Normal
 Kontraksi : Baik
7. Lochea
a. Warna : Merah tua
b. Jumlah : + 50 cc
c. Konsistensi : Encer
d. Bau : Amis
e. Jenisnya : Rubra
8. Kandung kencing : Tidak teraba
9. Perineum :
a. Keadaan : Utuh
b. Luka : Tidak ada
c. Jahitan : Tidak ada
d. Tanda radang : Tidak ada
139
e. Kebersihan : Bersih
10. Anus :
 Hemotroid : Tidak ada
11. Ektremitas :
a. Ekstremitas atas : (+)
b. Ekstremitas bawah : (+)

IV. KEBUTUHAN DASAR :


1. Nutrisi :
a. Minum sehari : 8-9 gelas/hari
b. Makan dalam sehari : 3 kali
c. Makan selingan : Roti + buah
d. Nafsu makan : Ada
e. Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur, buah
f. Ada makanan yang alergi : Tidak ada
2. eliminasi :
a. BAB : Lancar
b. BAK : Lancar
3. Pola istirahat /tidur :
a. Keluhan : Tidak ada
b. Berapa jam tidur dalam sehari : 1 jam siang, 6 jam malam
V. RENCANA KELUARGA BERENCANA
Apakah ibu ada rencana keluarga berencana : Ada
1. Metode yang di pilih : Suntik 3 bulan
2. Kapan pemakaian alat kontrasepsi di mulai :
a. Ya,hari post partum : Sehabis nifas
b. Lain-lain : Tidak ada
3. Berapa lama rencana pemakaian alat keluarga berencana : 3 tahun

VI. DATA SPIKOSOSIAL :


1. Apakah ibu merasa : Ibu merasa senang

140
2. Apakah ibu merasa senang dengan penambahan anggota keluarga :
Ibu senang dengan penambahan anggota keluarga
3. Apakah ibu berencana menyusui bayinya : Ibu menyusui bayi nya
4. Apakah ibu berencana menyusui bayi nya selama 2 tahun : Ibu
berencana menyusi bayi nya selama 2 tahun
5. Bagaimana tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
VII. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:
apakah ibu menderita /pernah menderita:
1. TBC : Tidak ada
2. Diabetes melitus : Tidak ada
3. Eklamsi : Tidak ada
4. Penyakit kejiwaan : Tidak ada
5. Psm /penyakit seks menular : Tidak ada
VIII. UJI DIAGNOSTIK

1. Hb : 11,5 gr/dl

2. Golongan darah :O

3. Protein urine : (-)

141
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY”P” P1AOH1
POST PARTUM 6 JAM POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 25 JUNI 2023
S O A P
Pukul : 20:00 wib KU : baik DX: Ibu nifas P1A0H1 6 jam 1.Menginformasikan kepada ibu
1.Ibu mengatakan senang TTV : post partum ku ibu baik. hasil pemeriksaan bahwa ibu
dengan kelahiran bayinya. TD : 110/70mmhg dalam keadaan baik
2.Ibu mengatakan perut nya N : 80x/i Dasar : TD:110/70mmHg
agak sakit P: 22x/i 1. Ibu Partus pukul 14:30 wib N:80x/i
S: 36,60C 2. Kontraksi uterus baik P:22x/i
Pemeriksaan Fisik 3. TFU : 2 jari dibawah pusat S:36,6c
Mata : conjungtiva : tidak 4. Lochea : Rubra E: Ibu sudah mengetahui hasil
anemis 5. Vital sign dalam batas pemeriksaan
Payudara : puting susu normal
menonjol, kolostrum ada 2.Mengontrol kontraksi uterus,
Abdomen : Kontraksi uterus Masalah : Tidak ada TFU, dan Lochea
baik, TFU 2 jari dibawah pusat E: Kontraksi Uterus Baik, TFU 2
Lochea :Rubra warna : Merah Kebutuhan : jari dibawah pusat, lochea rubra
142
tua, bau amis, jumlah 50cc, 1. Informasikan hasil
jenis rubra pemeriksaan pada ibu 3.Menjelaskan kepada ibu tentang
Kandung kemih tidak teraba 2. Kontrol kontraksi uterus, tfu, rasa nyeri yang ibu rasakan
dan lochea merupakan hal yang fisiologis
3. Jelaskan tentang rasa nyeri karenaadanya kontraksi sgar
yang dirasakan ibu kembalinya rahim kebentuk
4. Penuhi kebutuhan nutrisi semula. Jadi ibu tidak perlu
5. Memfasilitasi ibu untuk cemas.
memberikan ASI kepada E: Ibu sudah mengetahui
bayinya serta ajarkan cara penyebab nyeri
menyusui yang benar
6. Jelaskan tanda bahaya masa 4.Memenuhi kebutuhan nutrisi
nifas dan hidrasi ibu
E : Ibu sudah makan 1 porsi nasi
+ ikan+ sayur dan minum air
putih

5.Memfasilitasi ibu untuk


memberikan ASI kepada bayinya.

143
Dan mengajarkan ibu cara
menyusi yang benar yaitu :
posisikan bayi senyaman
mungkin, dekatkan perut ibu
dengan perut bayi. Seluruh areola
mamae masuk kedalam mulut
bayi, memulai dengan payudara
yang dihisap terakhir, serta
sesering mungkin menyusui
bayinya agar produksi ASI lancar,
dan susui bayi selama 6 bulan
tanpa diberikan makanan
tambahan (ASI Ekslusif)
E: Ibu sudah mengetahui cara
menyusui yang benar dan akan
sesering mungkin menyusi
bayinya, dan bersedia untuk ASI
Ekslusif
6.Menjelaskan tanda bahaya masa
144
nifas kepada ibu yaitu : nyeri
perut hebat, nyeri kepala hebat,
pengeluara pervaginam berbau
busuk, perdarahan banyak,
demam tinggi, payudara bengkak
E : Ibu sudah mengetahui tanda
bahaya masa nifas dan akan
memperhatikannya

145
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY ”P” P1AOH1
POST PARTUM 1 HARI POST PARTUM DI BPM YETTI LATIF,S.ST
TANGGAL 26 JUNI 2023
S O A P
Tanggal 26 Juni 2023 KU : baik DX: Ibu nifas P1A0H1 6 jam 1.Menginformasikan kepada
Pukul : 08:00 wib TTV : post partum ku ibu baik. ibu hasil pemeriksaan bahwa
1.Ibu mengatakan senang TD : 120/70mmhg ibu dalam keadaan baik
dengan kelahiran bayinya. N : 82x/i Dasar : TD:120/70 mmHg
2.Ibu mengatakan perut nya P: 22x/i 6. Ibu Partus pukul 14:30 wib N:82x/i
agak sakit S: 36,50C 7. Kontraksi uterus baik P:22x/i
Pemeriksaan Fisik 8. TFU : 2 jari dibawah pusat S:36,5c
Mata : Conjungtiva : Tidak 9. Lochea : Rubra E: Ibu sudah mengetahui hasil
anemis 10. Vital sign dalam batas pemeriksaan
Payudara : Puting susu normal
menonjol, Kolostrum ada 2.Mengontrol kontraksi uterus,
Abdomen : Kontraksi uterus Masalah : Tidak ada TFU, dan Lochea
146
baik, TFU 2 jari dibawah pusat E: Kontraksi Uterus Baik, TFU
Lochea :rubra warna : merah Kebutuhan : 2 jari dibawah pusat, lochea
tua, bau amis, jumlah 50cc, 1.Informasikan hasil rubra
jenis rubra pemeriksaan pada ibu
2.Kontrol kontraksi uterus, tfu, 3.Menjelaskan kepada ibu
dan lochea tentang rasa nyeri yang ibu
3.Jelaskan tentang rasa nyeri rasakan merupakan hal yang
yang dirasakan ibu fisiologis karena adanya
4.Penuhi kebutuhan nutrisi kontraksi agar kembalinya
5.Memfasilitasi ibu untuk rahim kebentuk semula. Jadi
memberikan ASI kepada ibu tidak perlu cemas.
bayinya serta ajarkan cara E: Ibu sudah mengetahui
menyusui yang benar penyebab nyeri
6.Jelaskan tanda bahaya masa
nifas 4.Memenuhi kebutuhan nutrisi
7. Jelaskan kepada ibu dan hidrasi ibu
mengenai penggunan KB E : Ibu sudah makan 1 porsi
setelah nifas nasi goring + telor mata sapi
dan minum air teh serta air
147
putih

5.Memfasilitasi ibu untuk


memberikan ASI kepada
bayinya. Dan mengajarkan ibu
cara menyusi yang benar yaitu :
posisikan bayi senyaman
mungkin, dekatkan perut ibu
dengan perut bayi. Seluruh
areola mamae masuk kedalam
mulut bayi, memulai dengan
payudara yang dihisap terakhir,
serta sesering mungkin
menyusui bayinya agar
produksi ASI lancar, dan susui
bayi selama 6 bulan tanpa
diberikan makanan tambahan
(ASI Ekslusif)
E: Ibu sudah mengetahui cara
148
menyusui yang benar dan akan
sesering mungkin menyusi
bayinya, dan bersedia untuk
ASI Ekslusif

6.Menjelaskan tanda bahaya


masa nifas kepada ibu yaitu :
nyeri perut hebat, nyeri kepala
hebat, pengeluara pervaginam
berbau busuk, perdarahan
banyak, demam tinggi,
payudara bengkak
E : Ibu sudah mengetahui tanda
bahaya masa nifas dan akan
memperhatikannya

7.Menganjurkan ibu untuk


menggunakan alat kontrasepsi
setelah masa nifas selesai
149
E: ibu bersedia menggunakan
alat kontrasepsi setelah masa
nifas

150
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


asuhan kebidanan antenatal Pada Ny. P, intranatal, postnatal dan bayi baru lahir
pada Ny “ D‟ gestasi 38- 39 di BPM YETTI LATIF,S.ST pada tanggal 20 juni –
26 Juni 2023. Maka saya akan membahas tentang perbandingan studi kasus pada
Ny “P” dengan tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara narasi
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney
dan soap sebagai berikut.

4.1 Kehamilan

Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali kunjungan yaitu dari
identitas ibu terdapat umur ibu 29 tahun ini tidak termasuk kedalam kehamilan
yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia reproduksi. Riwayat kehamilan
sekarang di dapatkan HPHT tanggal 19 – 09 - 2022 dan usia kehamilan pada saat
kunjungan pertama 38-39 minggu. Kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi dengan
baik.Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada.

Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik :TTV semua dalam batas
normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan semua dalam batas
normal. Palpasi : Leopold 1 sesuai dengan usia kehamilan karena usia kehamilan
38-39 minggu LI : tfu 3 jari dibawah px. Pada fundus teraba bundar,lunak,tidak
melenting kemungkinan bokong janin. LII : pada bagian kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. Bagian kiri perut ibu
teraba keras, memapan, memanjang kemungkinan punggung janin. LIII : bagian
terbawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting dan bisa digoyangkan
kemungkinan kepala janin dan Kepala sudah masuk PAP. LIV: Divergent
Auskultrasi :DJJ 152x/i terdengar jelas dan teratur. Pemeriksaan laboratorium Hb
: 11,5 gr/dl, goldar : O, tripel eliminasi : negative.

Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakan diagnosa
ibu hamil G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 minggu, janin hidup, tunggal,

151
intrauterine, pu-ki, presentasi kepala sudah masuk PAP, keadaan ibu dan janin
baik. Masalah pada ibu tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan adalah informasi
hasil pemeriksaan, kebersihan genitalia, nutrisi , tanda persalinan, persiapan
persalinan, mobilisasi, perencanaan kontrasepsi.

Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “P” yaitu dengan memberitahu ibu
hasil pemeriksaan, memberitahu tanda-tanda persalian, asupan nutrisi,
membertahu persiapan persalinan, mobilisasi, perencanaan KB, pada kunjungan
ke II rencana asuhan yang diberikan yaitu beritahu ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia Menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang ditetapkan
ataupun bila ada keluhan lain yang rasakan.

Ibu sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan, semua yang berhubungan


dengan kehamilan yaitu tanda-tanda persalinan persiapan persalinan, olah raga
ringan, persiapan kontrasepsi serta menjaga kebersihan genetalia ibu sudah tau
dan sudah melaksanakannya.

6.2 Persalinan
Pada kala I : Dari pengkajian data subjektif ibu datang jam 13.00 WIB
mengeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari serta keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir.Dari data objektif dilihat TP ibu tanggal 26–06 - 2023 kemudian
dilakukan pemeriksaan fisik : TTV dalam batas normal, dan pemeriksaan head to
toe semua dalam batas normal.

Pada kala II jam 14.00 WIB didapatkan data subjektif bahwa ibu sudah
merasa ingin mengedan. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik TTV
dalam batas normal, pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap 10 cm,
penipisan sudah 100%, penurunan kepala di hodge IV, ketuban sudah pecah
warna jernih bau amis, dan sudah ada tanda-tanda kala II yaitu anus tertekan,
perineum menonjol, vulva membuka, dorongan mengedan. Pada jam 14:30:WIB
bayi lahir normal, menangis, BB :3800 gram, PB: 50 cm, JK:Laki-laki, anus (+).

Pada kala III didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan lelah, perutnya
mules dan terasa meregang. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik
kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta belum lahir, kontraksi uterus
152
baik, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tampak tali pusat di introitus vagina, dan
kandung kemih kosong.

Pada kala IV didapatkan data subjektif ibu mengatakan lelah, ibu


mengatakan terasa sakit di genetalia.Dari data objektif dilakukan pemeriksaan
fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta lahir lengkap, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.

Kala I :Rencana asuhan saat persalianan yaitu diberikan asuhan tentang


informasi hasil pemeriksaan, memberi dukungan emosional, memberikan
pengetahuan tentang cara meneran yang baik, memberitahu posisi yang nyaman,
memenuhi kebutuhan nutrisi, mengontrol kemajuan persalian. Kala II :,
Memberikan support mental kepada ibu, pimpin ibu meneran, bantu proses
kelahiran bayi, keringkan bayi dan potong tali pusat,lakukan IMD. Kala III:
Melakukan manajemen aktif kala III dan membantu melahiran plasenta. Kala IV :
Pelaksanaan aktif kala IV.

4.3 Bayi Baru Lahir

Hasil pengkajian data objektif dari kunjungan dilakukan pemeriksaan fisik


didapatkan hasil TTV semua dalam batas normal, dan tidak ada masalah pada
bayi, dan pemeriksaan secara head to toe dalam batas normal.

4.4 Nifas
Hasil pengkajian data objektif dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil
TTV dalam batas normal, di kunjungan pertama TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, lochea rubra jumlah + 50 cc kandung kemih tidak
teraba,areola mamae menonjol colostrum (+). ASI ibu sudah ada dan ibu mau
menyusui bayinya.

153
BAB V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pembinaan terhadap Ny”P” selama hamil,Persalinan,
Nifas, dan Bayi baru lahir, maka dapat disimpulkan:

1. Pengumpulan data ANC, Persalinan, Nifas, dan Bayi baru lahir dapat
dilakukan sesuai dengan data yang telah diharapkan.
2. Dengan adanya data yang terkumpul maka dapat dirumuskan diagnosa dan
masalah.
3. Pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa dan masalah yang potensial.
4. Pada kasus ini tindakan segera tidak dibutuhkan, begitu juga tindakan
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
5. Berdasarkan interpretasi data, penulis dapat menyusun rencana asuhan
yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang didapat.
6. Asuhan kebidanan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara
efisien.
7. Berdasarkan evaluasi, asuhan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana asuhan.
8. Pada kasus ini penulis banyak mendapat pembelajaran bagaimana cara
memberikan asuhan kebidanan yang benar kepada pasien.
4.2 SARAN

1. Bagi klien dan keluarga


 Penulis mengharapkanpada klien agar tetap melaksanakan asuhan
nasehat yang telah diberikan selama pembinaan dalam merawat
bayinya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
 Agar memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan dan menyusui bayi sampai
umur 2 tahun.
2. Bagi mahasiswa
 Dengan adanya pembinaan pada pasien dengan kehamilan 28 minggu
sampai 6 minggu postpartum diharapkan mahasiswa dapat
154
memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar profesi dan
kebutuhan klien
 Diharapakan mahasiswa dapat memberikan pelayanan
kebidanan ,dapat berperan secara professional dengan menerapakan
langkah manajemen asuhan kebidanan menurut varney, sehingga klien
bisa mendapatkan pelayanan yang bermutu sejak dari ANC sampai 40
hari post partum yang komprehensif dan menyeluruh.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk dapat menambah
sumber buku perpustakaan yangterbaru agar mempermudahmahasiswa
dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan perkembangan
ilmu dan tekno

155
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk, 2016.Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu

, Asuhan Post Partum. Jakarta : Pusdinakes.

, Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Pusdinakes.


Departemen Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018.Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. Asuhan Persalinan Normal. Buku Acuan. Jakarta 2016.


htttp ://repository.unimus.ac.id. di akses pada tanggal 23 juni 2022
Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Elisabeth, Siwi.20 16.
Kartika, R, 2017, Pre Dan Post Partum Touch Healing, Blora, 2017.

Mafikasari, A, 2016, Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil. Jurnal Skripsi, Stikes

Muhammadiyah Lamongan. Stikesmuhla.ac.id.

Manuaba. Ida Bagus Gde. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan.


Jakarta. 2016.

Prawirohardjo S, 2016, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Prawirohardjo S, 2018, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta. 2015.

Romauli, S. 2017. Buku Ajar Askeb I:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

156

Anda mungkin juga menyukai