Anda di halaman 1dari 194

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL,

BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR PADA NY.I G2P1A0


DI PMB DAMIANA TYAS RUKMINI, S.S.T,
KECAMATAN RANGKASBITUNG
KABUPATEN LEBAK
TAHUN 2020

STUDI KOMPREHENSIF

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Laporan Tugas Akhir D-III Kebidanan

DESTIA NURFITRIANI
17311006

AKADEMI KEBIDANAN LA TANSA MASHIRO


RANGKASBITUNG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Ibu Hamil, Bersalin, Nifas,


Bayi baru Lahir) pada Ny. I G2P1A0 Di PMB Bd. Damiana
Tyas Rukmini, S.S.T. Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten
Lebak Tahun 2020.

Penyusun : Destia Nurfitriani

NIM : 17311006

Laporan ini telah diperiksa, dipertahankan dan siap diujikan dihadapan tim
penguji studi komprehensif D-III Kebidanan La Tansa Mashiro
Rangkasbitung Pada Tanggal 05 Mei 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Roslina, S.S.T., M.K.M Damiana Tyas R, S.ST


NIDN. 0423038704 NPP. 14013248100
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Ibu Hamil, Bersalin,


Nifas, Bayi Baru Lahir), Pada Ny. I G2P1A0 di PMB Bd.
Damiana Tyas Rukmini, S.S.T Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak Tahun 2020
Penyusun : Destia Nurfitriani

NIM : 17311006

Laporan ini telah diuji dan dipertahankan pada tanggal 05 Mei 2020

Mengesahkan

Penguji I Penguji II

Roslina, S.S.T., M.K.M Rita Ariesta, S.Si.T, M.Kes


NIDN. 0423038704 NIDN. 0422037806

Mengetahui
Direktur
Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro

Anis Ervina. SST., M.Kes


NIDN. 0424038702
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Studi Komprehensif ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademi (Ahli Madya Kebidanan) di institusi
pendidikan manapun.
2. Studi Komprehensif ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian
saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim pembimbing.
3. Tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan
orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Saya bersedia apabila dikemudian hari Studi Komprehensif yang saya
buat ini dipergunakan untuk kepentingan pengembangan institusi
Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro..
5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena Karya atau sanksi lainnya, sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku di Akademi Kebidanan La
Tansa Mashiro Rangkasbitung.
Rangkasbitung, 27 Maret 2020
Pembuat Pernyataan

Destia Nurfitriani
17311006
AKADEMI KEBIDANAN LA TANSA MASHIRO
STUDI KOMPREHENSIF

05 MEI 2020
DESTIA NURFITRIANI

Asuhan Kebidanan Komprehensif (Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi


Baru Lahir) pada Ny.I G2P1A0 di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.S.T,
Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Tahun 2020

viii + 165 Halaman + 22 Tabel + 20 Lampiran

ABSTRAK
Di Kabupaten Lebak pada tahun 2018 Angka Kematian Ibu sebanyak
46 kasus /100.000 KH sedangkan Angka Kematian Bayi di Kabupaten
Lebak pada tahun 2018 sebanyak 93 kasus /1000 KH (Dinkes Lebak,
2019). Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan
(Continuity of care) mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan pemilihan
alat kontrasepsi (Kemenkes RI, 2016). Karena pada dasarnya kehamilan
dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan
mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa ibu maupun bayi yang dilahirkan
(Vivian dan Sunarsih, 2011). Tujuan dari studi komprehensif adalah mampu
melaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL dan KB sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
dengan pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian
SOAP secara baik dan benar. Metode dengan melakukan studi kasus
dengan cara wawancara dan observasi, hasil analisis didokumentasikan
menggunakan pendokumentasian varney dan SOAP. Masalah yang
didapatkan pada Kunjungan ANC I adalah ketidaksesuaian Tinggi Fundus
Uteri dengan usia kehamilan, asuhan yang diberikan adalah memberikan
Konseling Informasi dan Edukasi tentang gizi seimbang ibu hamil, pada
kunjungan selanjutnya tidak ditemukan masalah. Proses Persalinan, Nifas
dan Bayi Baru lahir berjalan normal. Ibu sudah menjadi akseptor KB suntik
3 bulan. sebaiknya asuhan kebidanan komprehensif ini dimulai dari
kehamilan Trimester II, bersalin, nifas sampai dengan bayi baru lahir, agar
pengelolaan dan asuhan yang diberikan lebih komprehensif dan efektif,
serta mempermudah deteksi dini adanya komplikasi.

Referensi : 45 (2010-2019)
Kata kunci : Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir
ACADEMY Midwifery LA TANSA MASHIRO
COMPREHENSIVE STUDY

MAY 05, 2020


DESTIA NURFITRIANI

Comprehensive Midwifery Care (Pregnant, Maternity, Postpartum,


Newborn Babies) at Mrs. I G2P1A0 at PMB Damiana Tyas Rukmini,
S.S.T. Rangkasbitung District, Lebak Regency in 2020

viii + 165 Pages + 22 Tables + 20 Attachments

ABSTRACT
In Lebak Regency in 2018 the Maternal Mortality Rate was 46 cases /
100,000 KH while the Infant Mortality Rate in Lebak Regency in 2018 was
93 cases / 1000 KH (Lebak health service, 2019). Efforts are made to
suppress MMR and IMR by providing quality and continuous health services
(continuity of care) ranging from pregnancy, maternity, puerperal, neonates
and the selection of contraceptives (Ministry of Health, Republic of
Indonesia, 2016) Because basically pregnancy and childbirth is a normal,
natural and healthy process. Health problems during pregnancy and
childbirth cause threats, both to the souls of mothers and babies born
(Vivian and Sunarsih, 2011).The aim of this comprehensive study is to be
able to carry out comprehensive midwifery care for pregnant, childbirth,
postpartum, BBL and KB women in accordance with midwifery service
standards with the varney midwifery management approach and SOAP
documentation properly. Method by conducting case studies by interview
and observation, the results of the analysis are documented using varney
and SOAP documentation. The problem that was found at ANC I visit was
the incompatibility of High Fundus Uteri with gestational age, the care
provided was to provide Information and Education Counseling about
balanced nutrition of pregnant women, at the next visit no problems were
found. The process of childbirth, childbirth and newborns running normally.
Mother has been an injection acceptor for 3 months. This comprehensive
midwifery care should start from Trimester II pregnancy, maternity,
postpartum, until the newborn babies, so that management and care
provided is more comprehensive and effective, and facilitates early
detection of complications.

Reference : 45 (2010-2019)
Keywords : Pregnant, Maternity, Postpartum, Newborn Babies
VISI MISI AKADEMI KEBIDANAN LA TANSA MASHIRO
VISI
Menjadi Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro yang memiliki keunggulan
pada pencegahan stunting di Tingkat Nasional tahun 2030

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk mewujudkan
akademi kebidanan yang unggul dalam pencegahan stunting
2. Menyelenggarakan penelitian ilmiah bidang kebidanan yang terfokus
pada perempuan sepanjang siklus kehidupan guna pencegahan kasus
stunting
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk kepedulian
insan akademik terhadap kondisi masyarakat yang banya mengalami
stunting sebagai tindak lanjut dari penelitian
4. Menyelenggarakan kerjasama dalam bidang Tridarma Perguruan Tinggi
dengan stakeholder baik pemerintah maupun swasta untuk mewujudkan
keunggulan akademi kebidanan yang unggul dalam pencegahan
stunting
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif (Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir) Pada Ny.
“I” G2P1A0 Di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.S.T, Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak Tahun 2020”. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan jalan hidup dengan tuntunan Al Qur’an sebagai pedoman
hidup bagi umat manusia diseluruh dunia hingga Alhamdulillah kita semua
masih diberikan sehat wal’afiat dan sampai pada titik ini.
Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar ahli madya kebidanan.
Dalam Penyusunan Laporan Studi Kasus ini penulis banyak
mendapatkan kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari semua pihak hal itu
dapat teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. H. Soleh Rosyad, SE.,MM selaku Koordinator Perguruan Tinggi La
Tansa Mashiro
2. Anis Ervina, S.ST.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan La Tansa
Mashiro Rangkasbitung
3. Roslina, S.S.T.,M.K.M sebagai Pembimbing Akademik yang senantiasa
membimbing dan membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini
dapat terselesaikan
4. Damiana Tyas R, S.ST. sebagai Pembimbing Lahan dan memberikan
ijin tempat dalam pengambilan kasus dan pertolongan persalinan.
5. Rita Ariesta, S.S.iT., M.Kes sebagai penguji yang senantiasa
membimbing dan membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini
dapat terselesaikan
Penulis menyadari bahwasannya ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki sangatlah terbatas, sehingga baik dari penyusunan dan
pengkajian materi serta isi dari laporan studi kasus ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar penyusunan laporan studi kasus
selanjutnya menjadi lebih baik.
Rangkasbitung, 27 Maret 2020
Penulis

Destia Nurfitriani
17311006
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
VISI MISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Tujuan Penelitian............................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Kehamilan.............................................................................5
1. Proses kehamilan.................................................................5
2. Pengertian Kehamilan..........................................................6
3. Tanda dan Gejala Kehamilan ....................................................7
1. Usia Kehamilan dan Taksiran Kehamilan.................................10
2. Teknik Pemeriksaan Palpasi Leopold.......................................12
3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil .....................................................13
4. Ketidaknyamanan Fisiologi pada Ibu Selama Masa Kehamilan
..................................................................................................18
5. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Pada Ibu hamil................21
6. Perubahan Psikologis Ibu Hamil...............................................25
B. Pemeriksaan kehamilan / Antenatal Care.....................................26
1. Pengertian Antenatal Care.......................................................26
2. Tujuan Asuhan Antenatal Care ................................................27
3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care........................................28
4. Tanda Bahaya dalam Kehamilan..............................................34
C. Masa Persalinan / Intranatal.........................................................34
1. Pengertian Persalinan ..............................................................34
2. Penyebab Mulainya Persalinan ...............................................35
3. Tanda-tanda Persalinan ...........................................................38
4. Persiapan persalinan................................................................39
5. Mekanisme Persalinan..............................................................39
6. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ...................................42
7. Asuhan Persalinan Normal.......................................................42
8. Tahap Persalinan .....................................................................43
A. Masa Nifas / Postnatal..................................................................50
1. Pengertian Masa Nifas.............................................................50
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas ......................................................51
3. Periode Masa Nifas...................................................................52
4. Perubahan Sistem reproduksi Pada Masa Nifas......................52
5. Kunjungan Masa Nifas .............................................................59
6. Tanda Bahaya Post Partum......................................................61
7. Pemberian Vitamin A.................................................................61
8. Kebutuhan dasar Ibu masa nifas..............................................61
9. ASI Ekslusif...............................................................................63
10. Kebutuhan Psikologis Masa Nifas.............................................64
11. Peran Bidan Pada Masa Nifas..................................................64
B. Bayi Baru Lahir (BBL)....................................................................65
1. Pengertian Bayi Baru Lahir.......................................................65
2. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir...........................................66
3. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir........................................66
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir.................................................78
C. Keluarga Berencana .....................................................................79
1. Pengertian ................................................................................79
2. Tujuan Kontrasepsi ..................................................................79
3. Macam-macam Alat Kontrasepsi..............................................79
4. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan ......................................................80
D. Manajemen Kebidanan.................................................................82
1. Pengertian ................................................................................82
2. Proses Manajemen Kebidanan ................................................83
E. Dokumentasi Kebidanan...............................................................84
1. Pengertian...............................................................................84
2. Prinsip Penulisan Dokumentasi..............................................85
3. Fungsi Doumentasi.................................................................85
4. Tekhnik Penulisan Doumentasi..............................................86
5. Prinsip Dokumentasi...............................................................86
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Masa Kehamilan / Antenatal Care ...............................................88
1. Trimester I.................................................................................88
2. Trimester II................................................................................89
3. Trimester III...............................................................................89
a. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kunjungan ANC pertama
..............................................................................................90
b. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metoda
SOAP....................................................................................96
c. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kunjungan ANC kedua
.........................................................................................98
d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metoda
SOAP...................................................................................101
e. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kunjungan ANC ketiga
........................................................................................102
f. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metoda
SOAP...................................................................................105
g. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kunjungan ANC keempat
.............................................................................................107
h. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metoda
SOAP...................................................................................110
B. Masa Persalinan / Intranatal........................................................112
1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala I...........................112
2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala I dengan Metoda
SOAP.......................................................................................115
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala II dengan Metoda
SOAP ......................................................................................116
4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala III dengan Metoda
SOAP ......................................................................................118
5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala IV dengan Metoda
SOAP.......................................................................................119
C. Masa Nifas / Post Natal Care ......................................................120
1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6 jam.....................120
2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6
jam dengan Metoda SOAP......................................................123
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6
hari dengan Metoda SOAP......................................................125
4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 2
minggu dengan Metoda SOAP................................................126
5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6
minggu dengan Metoda SOAP................................................127
D. Bayi Baru Lahir (BBL) ..................................................................128
1. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL) usia 1 jam....128
2. Pendokumentasia Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Usia 1 jam dengan Metoda SOAP...........................................131
3. Pendokumentasia Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Usia 6 jam dengan Metoda SOAP...........................................133
4. Pendokumentasia Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Usia 6 hari dengan Metoda SOAP...........................................134
5. Pendokumentasia Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Usia 14 hari dengan Metoda SOAP.........................................135
6. Pendokumentasia Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Usia 40 hari dengan Metoda SOAP.........................................136
BAB IV PEMBAHASAN
A. Masa Kehamilan / Antenatal Care...............................................138
B. Masa Persalinan / Intranatal........................................................147
C. Masa Nifas / Postmatal................................................................151
D. Bayi Baru lahir (BBL)....................................................................154
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................162
B. Saran............................................................................................164
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan..........................30


Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT................................................32
Tabel 2.3 Ukuran dan Berat Uterus Post Partum......................................53
Tabel 2.4 Jadwal pemberian Imunisasi pada Bayi....................................74
Tabel 2.5 BB BBL dan Ukuran...................................................................78
Tabel 3.1 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Hamil ANC I
...................................................................................................................96
Tabel 3.2 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Hamil ANC II
...................................................................................................................101
Tabel 3.3 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Hamil ANC III
...................................................................................................................105
Tabel 3.4 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Hamil ANC IV
...................................................................................................................110
Tabel 3.5 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bersalin Kala I
Fase Aktif...................................................................................................115
Tabel 3.6 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bersalin Kala II
...................................................................................................................116
Tabel 3.7 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bersalin Kala III
...................................................................................................................118
Tabel 3.8 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bersalin Kala IV
...................................................................................................................119
Tabel 3.9 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Post Partum 6
jam .............................................................................................................123
Tabel 3.10 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Post Partum 6
hari ............................................................................................................125
Tabel 3.11 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Post Partum 2
minggu........................................................................................................126
Tabel 3.12 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Post Partum 6
minggu........................................................................................................127
Tabel 3.13 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bayi baru lahir
usia 1 jam ..................................................................................................131
Tabel 3.14 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bayi baru lahir
usia 6 jam ..................................................................................................133
Tabel 3.15 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bayi baru lahir
usia 6 hari ..................................................................................................134
Tabel 3.16 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bayi baru lahir
usia 14 hari ................................................................................................135
Tabel 3.17 Dokumentasi Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu Bayi baru lahir
usia 40 hari ................................................................................................136
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Cc : Centimeter Cubic
Cm : Sentimeter
CVAT : Costro Vertebrata Angle Tenderness
Dinkes : Dinas Kesehatan
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Mellitus
DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi
Hb : Haemoglobin
HCG : Human Chorionic Gonadotropi
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HR : Heart Rate
IM : Intra Muskulus
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IMT : Indeks Masa Tubuh
IRT : Ibu Rumah Tangga
IU : Intra Unit
Kab : Kabupaten
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
Kg : Kilogram
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
LD : Lingkar Dada
LED : Laju Endap Darah
LiLA : Lingkar Lengan Atas
LK : Lingkar Kepala
MmHg : Milimeter Merkuri Hydrargyrum
MNH : Maternal Neonatal Health
MOP : metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
N : Nadi
Ny : Nyonya
PAP : Pintu Atas Panggul
PB : Panjang Badan
PMB : Praktik Mandiri Bidan
PMS : Penyakit Menular Seksual
PTT : Penegangan Tali pusat Terkendali
R : Respirasi
RTK : Rumah Tunggu Kelahiran
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
SDG’s : Sustainable Development Goals
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, Planning
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Taksiran Persalinan
TT : Tetanus Toksoid
TTV : Tanda-Tanda Vital
USG : Ultrasonografi
UUK : Ubun Ubun Kecil
VT : Vaginal Touch
WHO : World Health Organization
WIB : Waktu Indonesia Barat
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsul Pembimbing I
2. Lembar Konsul Pembimbing II
3. Surat Ijin Komprehensif dari Kampus
4. Surat Balasan dari PMB
5. Form Kesediaan Pasien Kompre
6. Informed Consent Asli Perkunjungan
7. Hasil Laboratorium Selama Hamil dan Bersalin
8. Hasil USG Selama Hamil
9. Partograf Asli
10. Fotokopi Buku KIA;
a. Biodata
b. Lembar Menyambut Persalinan
c. Catatan Kesehatan Ibu Hamil
d. Catatan Kesehatan Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Ibu Nifas
e. Catatan Ibu Nifas
f. Keterangan Lahir dan Cap Kaki Bayi
g. Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir
h. Catatan Imunisasi
11. Daftar Riwayat Hidup Pembimbing
12. Daftar Riwayat Hidup Penulis
13. Motto dan Persembahan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami
dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan
mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa ibu maupun bayi yang dilahirkan
(Vivian dan Sunarsih, 2011).
Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan (mika, 2016).
Proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus,
dan pemilihan metode KB merupakan suatu mata rantai yang
berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.
Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi
setiap proses akan mempengaruhi proses selanjutnya. Pada umumnya
kehamilan, persalinan nifas, dan neonatus merupakan suatu kejadian
fisiologis yang normal.
Di Provinsi Banten pada tahun 2017, AKI sebesar 226/100.000
kelahiran hidup (KH), terjadi penurunan tahun 2018 sebesar 135 per
100.000 KH, akan tetapi masih jauh dari target SDG’s global menjadi
kurang dari 70 per 100.000 KH (Dinkes Provinsi Banten, 2019).
Menurut BKKBN, et al (2019) hasil SDKI (2017) menunjukan
penurunan AKB yaitu 24/1000 KH dari sebelumnya 32/1000 KH hasil
SDKI (2012).
Sedangkan AKI di Kabupaten Lebak pada tahun 2017 sebesar
40/100.000 KH, terjadi peningkatan tahun 2018 sebesar 46/100.000 KH,
namun terjadi penurunan pada tahun 2019 dimana hanya sebanyak
26/100.000 KH tercatat hingga bulan September 2019 dan AKB tahun
2017 sebesar 70/1000 KH, dan terjadi peningkatan tahun 2018 sebesar
93/1000 KH (Dinkes Lebak, 2019).

1
2

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan


memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
berkesinambungan (Continuity of care) mulai dari hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan pemilihan alat kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang
diberikan pada ibu hamil dengan menggunakan standar minimal asuhan
antenatal “10T” (Kemenkes RI, 2016).
Dalam upaya menurunkan AKI, maka setiap persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memperoleh akses
yang mudah terhadap pelayanan kesehatan. Namun pada
kenyataannya, banyak ibu hamil yang tidak dapat mengakses pelayanan
kesehatan, antara lain ka rena kendala geografis, kurangnya tenaga
kesehatan, budaya yang tidak mendukung, atau tidak mempunyai biaya.
Pada kasus obstetri risiko tinggi di wilayah yang sulit dijangkau
memerlukan penanganan rujukan di Rumah Sakit, ibu diharapkan berada
di dekat fasilitas pelayanan kesehatan (Sukoco dan Suparmi, 2017).
Untuk mengurangi risiko tinggi dalam hal rujukan, maka pemerintah
membuat Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) memiliki fungsi penting
sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil sampai tiba saat
persalinan. Ibu hamil yang sudah terdeteksi non risiko tinggi dianjurkan
untuk menempati rumah tunggu kelahiran yang berada dekat Poskesdes
atau Puskesmas PONED, sedangkan ibu hamil dengan risiko tinggi yang
diperkirakan akan membutuhkan tindakan medis spesialistik saat
persalinannya harus dikirim ke rumah tunggu yang berada di dekat
Rumah Sakit. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan
RTK dapat mencegah kematian ibu di wilayah terpencil melalui
peningkatan akses ke fasilitas dan pelayanan kesehatan. Selain itu,
pemanfaatan RTK juga dapat menurunkan kemungkinan kematian
perinatal (Sukoco dan Suparmi, 2017).
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus berperan aktif
dalam memantau dan menganalisa kesehatan ibu dari masa hamil,
3

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta memberi asuhan secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan sehingga dapat tercapai kesehatan ibu dan anak secara
optimal.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil studi kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan
Komprehensif (Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir) Pada Ny.”I”
G2P1A0 Di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.S.T. Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak Tahun 2020”.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dengan pendekatan manajemen
kebidanan varney dan pendokumentasian SOAP secara baik dan
benar.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu hamil sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
dengan pendekatan manajemen kebidanan varney dan
pendokumentasian SOAP secara baik dan benar.
b) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu bersalin sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
dengan pendekatan manajemen kebidanan varney dan
pendokumentasian SOAP secara baik dan benar.
c) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu nifas sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan
pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian
SOAP secara baik dan benar.
4

d) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif


pada BBL sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan
pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian
SOAP secara baik dan benar.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klien
Dapat dijadikan sebagai media informasi dan konseling bagi
klien bahwa pemeriksaan dan pemantauan kehamilan sangat penting
untuk memantau kondisi ibu dari hamil, bersalin, nifas dan BBL, unuk
mendeteksi dini ketidaknormalan atau komplikasi yang dialami ibu
sehingga dapat segera ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
2. Bagi Penulis
Sebagai masukan untuk pengembangan program kebidanan
maupun kesehatan lain yang berkaitan dengan masalah kebidanan
serta menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam
menerapkan asuhan kebidanan baik secara teori atau praktik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan teori
dan materi kebidanan yang telah di berikan baik di lapangan maupun
di bangku perkuliahan dalam memberikan asuhan secara langsung,
berkesinambungan dan menyeluruh pada ibu hamil, bersalin, nifas
dan BBL dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai
standar pelayanan kebidanan.
4. Bagi Lahan
Sebagai masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan terutama asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan BBL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Kehamilan
1. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dari fertilasi yaitu bertemunya sel telur
dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dengan sperma paling
sering adalah di daerah ampula tuba. Sebelum keduanya bertemu,
maka akan terjadi 3 fase yaitu, tahap penembusan korona radiate,
penembusan zona pellusida dan tahap penyatuan oosit dan
membrane sel sperma. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu
sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi zona
pelusida masuk kedalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida
mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain.
Setelah itu proses konsepsi, dimana disebut dengan nidasi atau
implantasi yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi 9pada
stadium blastokista kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel besar yang
banyak mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-
cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka
kecil yang kemudia sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya,
tekadang saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka tersebut,
umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang Rahim
(korpus) dekat fundus uteri (Hartini, 2018).
Pembuahan berlangsung pada tuba uterine. Ovum yang matang
akan menjadi zigot-sel diploid dengan 46 kromosom, yang kemudian
mengalami pembelahan menjadi blastomer. Zigot terdiri dari 2 sel
yaitu lastomer dan badan polar dan terletak bebas dalam cairan
perivetilina dan dikelilingi oleh zona pelusida yang teal. Zigot
mengalami pembelahan perlahan selama 3 hari saat masih berada
dalam tuba uterine. Seiring dengan terus memelahnya blastomer, bola

5
6

sel solid menyeruai mulberry-morula akan terbentuk. Morula


memasuki rongga rahim sekitar 3 hari pasca pembuahan.
Untuk mengimplantasi dengan baik, diperlukan endometrium
reseptif yaitu yang telah disiapkan oleh progesterone dan estrogen
sebagai tempat tumbuhnya mudigah. Uterus dapat menerima
blastokista yaitu pada hari ke 20-24 dari siklus (Bayu, et al. 2014).

2. Pengertian kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau
diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui
jalan lahir (Fatimah & Nuryaningsih, 2017)
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum
sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin,
normalnya kehamilan berlangsung selama 280 hari (40 minggu)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Mandang, 2016).
Kehamilan merupakan masa dimana kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifudddin, 2014).
Masa kehamilan menurut Rukiyah, et al (2013) adalah mulai dari
ovulasi sampai lahirnya janin, lama kehamilan dalam batas normal
sekitar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari dan tidak lebih dari
300 hari atau 43 minggu) dihitung dari HPHT kehamilan saat itu
Pembagian kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
7

a. Trimester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12


minggu)
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 7 bulan (13-28
minggu)
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu).

3. Tanda-tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda-tanda dan gejala kehamilan ada 3, yaitu tanda-tanda tidak
pasti hamil, tanda-tanda mungkin hamil dan tanda-tanda pasti hamil.
Menurut kusmiyati (2012) tanda-tanda tidak pasti hamil diantaranya
yaitu:
a. Tanda-tanda Tidak Pasti Hamil
1) Amenorhea
Amenorhea (tidak haid), gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal haid pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2) Mual Muntah
Nausea (mual) dan emesis (muntah), dimana mual pada
umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai
kadang-kadang oleh emesis. Akibat mual dan muntah nafsu
makan berkurang.
3) Mengidam
Mengidam (menginginkan makanan atau minuman
tertentu), sering terjadi pada-pada bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan
4) Mammae menjadi Tegang dan Membesar
Kedaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan
progesterone yang merangsang duktuli dan dan alveoli di
mammae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas.
8

5) Anoreksia
Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan-bulan
pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
6) Sering Miksi
Pada akhir triwulan gejala ini bisa timbul lagi karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
7) Konstipasi
Terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat ju ga
karena perubahan pola makan.
8) Obstipasi
Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun karena
disebabkan oleh pengaruh hormone steroid.
9) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai Closma gravidarum.
10) Quickening
Uterus tetap berada pada rongga panggul sampai minggu
ke-12 setelah itu uterus mulai diraba di atas simfisis pubis.
b. Tanda-tanda Mungkin Hamil
1) Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri,
sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan
lebih tipis dan uterus mudah difleksikan. Dapat diketahui melalui
pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-
6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
2) Tanda Piskaceks
Terjadinya pertumbuhan asimetris pada bagian uterus yang
dekat dengan implantasi plasenta.
9

3) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa
lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
memberikan dampak ini.
4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Mc. Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan
satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.
6) Teraba Ballotemen
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak didalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa.
7) Terjadinya Pembesaran Abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16,
karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan
menjadi organ rongga perut.
8) Kontraksi Uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh
perutnya kencang, tatapi tidak disertai rasa sakit.
9) Pemeriksaan test biologis kehamilan
Pada pembesaran ini hasilnya positif, dimana kemungkinan
positif palsu.
a. Tanda Pasti Hamil
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :
1) Denyut Jantung Janin (DJJ). Dapat didengar dengan stetoskop
leanec pada kehamilan 17-18 minggu, pada orang gemuk lebih
10

lambat. Dengan stetoskop ultrasonografi (Dopler) DJJ dapat


didengar lebih awal lagi sekitar kehamilan 12 minggu.
2) Palpasi, yang harus ditentukan adalah batas – batas (outline)
janin, biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. gerakan
janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24.
3) Rontgenografi, gambaran tulang-tulang janin tampak setelah
minggu ke-12 samapai 14. pemeriksaan ini hanya boleh
dikerjakan bila terdapat keraguan dalam diagnosis kehamilan
dan atas indikasi yang mendesak sekali. Sebab janin sangat
peka terhadap sinar X.
4) Ultrasonografi (USG). Gelombang suara yang terdapat dalam
ultrasonografi samapi saat ini dinyatakan tidak berbahaya. Pada
minggu ke-6 sudah terliahat adanya gestasional sac atau
kantong kehamilan (kusmiati 2009) indikasi USG salah satunya
karena usia kehamilan yang tidak jelas (Winkjosastro, 2010).

4. Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan


Cara menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan menghitung hari berdasarkan HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir), dengan mengukur TFU (Tinggi Fundus
Uteri), dengan mengetahui pergerakan pertama janin serta dengan
cara USG.
a. Rumus Naegele
Usia kehamilan dihitung 280 hari, dengan patokan HPHT (Hari
Pertama Haid Terakhir), atau TP (Taksiran Persalinan). Wanita
dengan siklus teratur 40 hari jelas tidak akan mengalami ovulasi
pada hari ke-14 tetapi lebih mendekati pada hari ke-26. Karena itu
taksiran tanggal persalinannya tidak akan tepat hanya dengan
menggunakan rumus Naegle. Rumus untuk HPHT dengan bulan ke
4-12 adalah tambahkan 7 hari pada HPHT, kurangi 3 pada bulan
dan tambahkan 1 pada tahun. TP = ( HPHT+7 hari ) – 3 bulan + 1
11

tahun. Contoh : jika HPHT adalah 19 Mei 2019, maka TP adalah 26


Februari 2020.
Sedangkan pada HPHT dengan bulan ke 1-3 rumusnya
adalah tambahkan 7 hari pada HPHT dan tambahkan 9 pada bulan.
TP = ( HPHT+7 hari ) + 9 bulan. Contoh: Jika HPHT 19 Maret 2019,
maka TP adalah 26 Desember 2019. Rumus naegle didasarkan
pada siklus menstruasi 28 hari dengan ovulasi terjadi pada hari ke-
14 (Megasari, et al. 2015).
b. Berdasarkan Palpasi Abdomen
Menentukan usia kehamilan dapat dilihat dari TFU yaitu usia
kehamilan dalam minggu = cm (+ 2cm) (Rukiyah dan Lia, 2014).
Rumus Mc. Donald yaitu Tinggi Fundus Uteri (TFU) di ukur
dengan pita, hasilnya dikalikan 2 dan di bagi 7 memberikan umur
dalam bulan dan dikalikan 8 dan dibagi 7 untuk hasil dalam minggu.
. Menurut Megasari, et al (2015) dalam bukunya Perkiraan
usia kehamilan dengan TFU yaitu:
1) Jika TFU 1/3 diatas simpisis pubis atau 3 jari diatas simpisis
pubis maka usia kehamilannya 12 minggu.
2) Jika TFU ½ atau pertengahan antara simpisis dengan pusat
maka usia kehamilannya 16 minggu.
3) Jika TFU 2/3 diatas simpisis atau 3 jari dibawah pusat maka usia
kehamilannya 20 minggu.
4) Jika TFU setinggi pusat atau sejajar dengan pusat maka usia
kehamilannya 24 minggu.
5) Jika TFU 1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat maka usia
kehamilannya 28 minggu.
6) Jika TFU ½ atau pertengahan antara pusat dengan proccesus
xypoideus maka usia kehamilannya adalah 32 minggu.
7) Jika sejajar atau setinggi proccesus xypoideus maka usia
kehamilannya 36 minggu.
12

8) Jika 2 jari atau 4 cm di bawah proccesus xypoideus maka usia


kehamilannya 40 minggu.
Taksiran Berat Janin (TBJ) dihitung dengan Rumus Mc.
Donald yaitu: Berat janin (gram) = (TFU – n) x 155, menurut
Johnson berlaku untuk janin presentasi kepala, Keterangan jika
kepala diatas atau pada spina iskhiadika maka N adalah 13, kepala
dibawah spina iskhiadika maka N adalah 11 (Kusmiyati, 2012).
c. Berdasarkan pergerakan pertama janin
Usia kehamilan dapat diketahui melalui pergerakan pertama
pada janin, diperkirakan pergerakan pertama kali janin biasanya
dirasakan pada usia kehaamilan 16 minggu untuk multigravida dan
18 minggu pada primigravida (Megasari, et al 2015)

5. Teknik Pemeriksaan Palpasi Leopold


Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan menurut Leopold I, II dan III pemeriksa
menghadap ke arah muka pasien, sedangkan pada pemeriksaa
menurut Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki pasien.
menurut Bartini (2012), palpasi di lakukan dengan empat langkah,
berikut :
Leopold I Untuk menentukan bagian janin yang berada
: dibagian fundus ibu.
Leopold II Untuk mengetahui bagian punggung janin dengan
: cara menilai bagian yang berada di sisi kanan
ataupun kiri perut ibu.
Leopold Untuk mengetahui presentasi (bagian terendah
III : janin) dan mengetahui apakah sudah masuk pintu
atas paggul (PAP) atau belum.
Leopold Untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah
IV : janin masuk kedalam rongga panggul (dilakukan
jika bagian terendah janin sudah masuk kedalam
13

rongga panggul). Hasil di simpulkan jika bagian


terendah belum masuk pangggul apabila kedua
ujung jari tangan saling menyatu (konvergen)
sedangkan jika kedua ujung jari tangan
pemeriksaan tidak saling bertemu (divergen).
.
6. Kebutuhan dasar ibu hamil
Menurut Rukiyah dan Lia (2014) bahwa sannya kebutuhan
dasar ibu hamil dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat
sebagai respon tubuh terhadap akselerasi metabolisme rate
perlu untuk menambah masa jaringan pada payudara, hasil
konsepsi dan masa uterus dll.
2) Nutrisi
Nutrisi ibu hamil berkaitan dengan pemenuhan kalori
yang di gunakan oleh tubuh sebagai pengelola:
a) Proses physic 66% digunakan tubuh untuk kebutuhan:
(pernafasan+sirulasi+pencernaan+sekresi+temperature
tubuh) ditambah untuk pertumbuhan dan perbaikan = 1,440
Kcal/Dag.
b) Aktivitas/hari seperti erjalan, posisi tubuh, bicara perpindah-
pindahan dari satu tempat kesatu tempat yang lain, makan
membutuhkan energy 17% total tidak hamil. bekerja rata-
rata 7-10% = 150-200 Kcal.
c) Metabolisme 7% → 144 Kcal dengan pembagian : kondisi
tidak hamil = 2100 Kcal/hari, hamil = 2500 kcal/hari, (fetus,
plasenta, uterus, mammae), lactase = 3000 Kcal/hari.
d) Gizi seimbang dengan makan makanan bergizi dan
bervariasi seperti sayuran, buah buahan lauk pauk, dan
14

makanan pokok tidak ada pantangan makanan selama


hamil, serta cukupi kebutuhan air minum minimal 10 gelas
perhari (Kemenkes RI, 2016).
3) Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh
ibu. Kebutuhan protein meningkat sampai 68% dibandingkan
sebelum hamil, dengan anjuran penambahan konsumsi
protein 12 mg/hari.
4) Zat besi
Menurut teori Yuliani, et al (2017) Jumlah zat besi yang
diperlukan oleh ibu hamil adalah 60 mg zat besi elemental per
hari (setara 320 sulfas ferosus). Zat besi tersebut yang
dibutuhkan oleh ibu hamil selama kehamilannya yaitu minimal
90 tablet dan diberikan segera setelah mual/muntah
berkurang.
Jika memerlukan pada saat kehamilan, 30 mg elemen
besi setiap hari (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat atau
100 mg besi fumarat). Zat besi terdapat pada sebagian besar
makanan yang mengandung zat besi seperti hati ayam. Teh
atau kopi dan susu akan mengurangi absorpsi zat besi, zat
besi paling baik dikonsumsi bersama dengan vit C atau jus
jeruk.
5) Asam Folat
Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan
sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan wanita
usia subur adalah 400 mikro gram per hari. Menurut Yuliani, et
al (2017) asam folat yang diberikan kepada ibu hamil minimal
90 tablet selama kehamilannya.
6) Kalsium
15

Menurut Yuliani, et al (2017) yaitu untuk pembentukan


tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 1000 mg per hari.
Ibu diberikan terapi kalsium dengan dosis 1 x 500 mg per
hari untuk mencukupi kebutuhan kalsiumnya, yaitu ibu hamil
membutuhkan 500 mg per hari untuk memenuhi kebutuhan
kalsium ibu dan bayi.
7) Pemberian Suplemen Vitamin
a) Kebutuhan Vitamin C ibu hamil 85 mg per hari, meningkat
20% dibandingkan sebelum hamil.
b) Kebutuhan Vitamin A dibutuhkan selama hamil ± 750-800
mg per hari.
c) Kebutuhan Vitamin B12 (xianokobalamin) 2,2-3
mikrogram/hari.
d) Kebutuhan Vitamin B6 (piridoksin) saat hamil 1,4-2,2
mg/hari. Suplementasi B6 2 mg dianjurkan untuk ibu hamil
dengan risio mengalami kurang gizi seperti ibu hamil
remaja, pengguna obat terlarang dan kehamilan ganda.
8) Seng yang dianjurkan selama hamil adalah 15 mg/hari.
9) Pemberian yodium selama hamil ±175 mikrogram/hari.
10) Serat
Pergerakan sistem gastrointestinal berkurang akibat
meningkatnya progesterone selama masa kehamilan,
sehingga menyebabkan konstipasi, dengan mengonsumsi
banyak sayur-sayuran dan buah-buahan salah satu cara untuk
mengatasinya.
11) Cairan yang dianjurkan adalah minimal 8-10 gelas (2000-2500
ml) per hari.
12) Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi
dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil
16

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga


kebersihan diri terutama lipatan kulit dengan cara dibersihkan
dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat
perhatian karena seringakali terjadi gigi berlubang, terutama
pada ibu yang kekurangan kalsium.
Memperhatikan hygiene dengan menggunakan celana
dalam yang terbuat dari bahan katun tipis atau menghindari
celana yang ketat dan pakaian dalam sintetik yang akan
meningkatkan kelembaban serta iritasi kulit, jangan
menggunakan sabun dan basuh dari arah depan kebelakang
kemudian keringkan dengan handuk atau tissue bersih
(Rukiyah, et al, 2013).
13) Pakaian
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang
mudah menyerap keringat. menggunakan bra yang
menopang, hindari pemakaian bra yang terlalu ketat.
14) Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga
menyebabkan penurunan tonus dan motility lambung dan
usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan obstipasi.
15) Seksual
Selama kehamilan normal, coitus dapat diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli kebidanan
berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama
14 hari menjelang kelahiran.
16) Istirahat/tidur
Anjuran istirahat yang cukup bagi ibu hamil minimal 6-7
jam malam hari dan 1-2 jam siang hari. tidur siang dianjurkan
bagi ibu hamil karena menguntungkan dan baik untuk
17

kesehatan, jika tidak dapat memajamkan mata cukup


berbaring saja di siang hari. Posisi yang dianjurkan adalah
berbaring miring kiri, untuk meningkatkan sirkulasi darah dari
uterus khususnya uteroplasenter (Yuliani, et al. 2017).
b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
Selama hamil banyak wanita yang mengalami perubahan
psikologis dan keadaan emosional. Agar proses psikologis dalam
kehamilan berjalan normal dan baik, maka ibu hamil perlu
mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya.
Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami
dan orang tua (keluarga), teman, orang-orang yang ada
disekelilingnya serta tenaga kesehatan.
1) Support Keluarga
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena
dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru maka setiap
keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan.
2) Support tenaga Kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologis
adalah dengan memberikan support atau dukungan moral
bagi klien, bidan juga berperan sebagai fasilitator, dan sebagai
pendidik.
3) Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan
Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita
selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia di cintai
dan dihargai, kebutuhan kedua adalah merasa yakin akan
penerimaan pasangan terhadap sang anak dan
mengasimilasikan bayinya ke dalam keluarga.
4) Persiapan Menjadi Orang Tuan dan Persiapan Sibling
Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi
perubahan menjadi orang tua dan apabila kehamilan berakhir
akan bertambah tanggung jawab keluarga. Kehamilan juga
18

merupakan dorogan atau menjadi konflik pada pasangan


suami istri apabila kehamilannya tidak sepenuhnya dapat
diterima oleh keluarga (Yuliani, et al. 2017).

7. Ketidaknyamanan Fisiologis pada Ibu Selama Masa Kehamilan


Ketidaknyamanan fisiologi selama kehamilan menurut Bayu,
et al (2014) antara lain:
a. Trimester I
1) Mual muntah
Mual dan muntah dalam bahasa medis disebut emesis
gravidarum atau morning sickness merupakan suatu keadaan
mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5
kali). Penyebab pasti morning sickness belum diketahui
dengan jelas, akan tetapi mual muntah dianggap masalah
multifactorial.
2) Hipersaliva
Hipersaliva disebabkan oleh peningkatan keasaman di
dalam mulut atau peningkatan zat pati, yang menstimulasi
kelenjar mengalami sekresi berlebihan.
3) Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan. Penyebab
pasti belum diketahui.
4) Mudah lelah
Teori yang muncul yaitu diakibatkan oleh penurunan
drastic laju metabolisme dasar pada awal kehamilan. Selain
itu, peningkatan progestoren memiliki efek menyebabkan
tidur. Keluhan ini akan hilang pada akhir trimester pertama.
b. Trimester II
1) Pusing
19

Pusing merupakan timbulnya perasaan melayang karena


peningkatan volume plasma darah yang mengalami
peningkatan hingga 50%.

2) Nyeri Punggung
Selain dari perubahan uterus yang mengakibatkan
perubahan strutur dan postur otot-otot tubuh, pengaruh
hormone pun menyebabkan relaksasi otot-otot tubuh.
Rangsangan stress menstimulasi otot-otot menjadi menegang
sehingga memicu timbulnya nyeri.
3) Flek Kecoklatan Pada Wajah dan Sikatrik
Perubahan kulit yang terjadi selama hamil merupakan
efek dari ketidakseimbangan hormone selama kehamilan.
4) Konstipasi
Peningkatan progesteron yang mempengaruhi kerja otot-
otot polos tubuh mengakibatkan melambatnya gerakan
peristaltic esofagus dan motilitas usus, sehingga proses
pencernaan melambat.
5) Penambahan Berat Badan
Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya
komposisi uterus, berkembangnya plasenta, janin dan cairan
ketuban. Selain itu Penamahan berat badan diakbatkan
karena bertambahnya jumlah volume darah, peningkatan
retensi cairan serta produksi lemak selama kehamilan.
Penambahan berat badan selama kehamilan ditentukan
dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh (IMT).
Dimana IMT dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
IMT = Indeks Massa Tubuh/ Body Mass
IMT = BB Index (BMI)
BB = Berat Badan Sebelum Hamil (dalam
(TB)2
kg)
TB = Tinggi Badan (dalam meter)
20

6) Pergerakan Janin
Pergerakan janin atau quickening yaitu keadaan dimana
ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada masa
kehamilannya. Seorang multigravida, biasanya mulai
merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia 16-18
minggu, sedangkan pada primigravida pergerakan mulai
dirasakan pada minggu ke 18-20 minggu. Akan tetapi,
beberapa studi menyatakan bahwa sebagian ibu merasakan
pergerakan janin selama 20 minggu usia kehamilannya atau
lebih.
c. Trimester III
1) Sering berkemih
Menjelang akhir kehamilan, pada nullipara presentasi
terendah sering ditemukanjanin yang memasuki pintu atas
panggul, sehingga menyebabkan dasar kandung kemih
terdorong ke depan dan ke atas, mengubah permukaan yang
semula onveks menjadi konkaf akibat tekanan.
2) Varises dan wasir
Kelemahan katup vena pada kehamilan karena tingginya
kadar hormone progesterone dan estrogen sehingga aliran
darah balik menuju jantung melemah dan vena dipaksa
bekerja lebih keras untuk dapat memompa darah. Karenanya,
varises vena banyak terjadi pada tungkai,vulva atau rectum.
Hemorroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh sebab
itu, penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemorroid.
Ketika massa dari rectum akan dikeluarkan tekanan lebih
besar sehingga terjadinya hemorroid. Penekanan dapat terjadi
pada vena bagian dalam (internal hemorrroid) ataupun bagian
luar (eksternal hemoroid) rectum.
3) Sesak nafas
21

Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya


perubahan pada volume paru yang terjadi akibat peruahan
anatomi toraks selama ehamilan. Dengan semakin
bertambahnya usia ehamilan, pembesaran uterus akan
semakin mempengaruhi keadaan diafragma terdorong ke atas
sekitar 4 cm disertai pergeseran atas tulang iga.
4) Bengkak dan kram pada kaki
Bengkak pada kaki biasa dikeluhkan pada usia
kehamilan di atas 34 minggu. Hal ini dikarenakan tekanan
uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi
cairan.
Wanita hamil sering mengeluhkan adanya kram pada
kaki yang biasanya berlangsung pada malam hari atau
menjelang pagi hari. Kram pada kaki saat kehamilan sering
dikeluhkan oleh 50% wanita ada usia kehamilan lebih dari 24
minggu sampai dengan 36 minggu kehamilan.
5) Nyeri perut bagian bawah
Secara normal, nyeri perut bagian awah dapat
disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan konstipasi yang
dialami oleh seagian besar ibu dalam kehamilannnya.
6) Secret dari vagina
Leukorhoe atau keputihan terjadi pada ibu hamil akibat
pengaruh hormon estrogen Hani, et al (2010). Hal ini bisa
dirasakan setiap saat. Merupakan hal yang fisiologis karena
pengaruh estrogen.
7) Kontraksi Braxton hicks
Kontraksi Braxton Hicks terjadi pada trimester III,
kontraksi ini muncul tanpa adanya diduga dan menyebar
dengan tanpa adanya ritme. Intensitas kontraksi Braxton
Hicks bervariasi antara sekitar 5 dan 25 mmHg (Bayu, et al.
2014).
22

8. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Pada Ibu Hamil


Pada kehamilan terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta pada
payudara (mammae). Dalam hal ini hormone somatomamotropin,
estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Perubahan
yang dapat ditemukan pada wanita hamil menurut Yuliani et al.
(2017) sebagai berikut :
a. Uterus
Estrogen menyebabkan pertumbuhan uterus melalui
mekanisme hiperplasia (peningkatan jumlah sel) pada awal
kehamilan, tanpa di pengaruhi oleh pembesaran janin. Hal ini
menyebabkan uterus semakin kuat karena jumlah sel otot
meningkat, jaringan elastis dan fibrosa juga meningkat.
sedangkan pembesaran uterus merupakan kombinasi antara
hipertrofi (peningkatan ukuran sel) dengan tekanan dari internal
akibat pembesaran uterus.
b. Servik uteri
Pelebaran servik mengakibatkan effacement (pemendekan
servik), dimana pada primi gravida terjadi ± 2 minggu sebelum
persalinan, sedangkan pada multigravida belum terjadi sampai
menjelang persalinan. Adanya pematangan dan effacement
menyebabkan uterus akan membuka mengikuti tarikan orpus
uteri saat kontraksi persalinan dimulai. Kelenjar-kelenjar di servik
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih
banyak kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervagina lebih banyak. Keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologis.
c. Vulva vagina ( liang senggama )
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut
23

tanda Chadwick. Warna portio pun tampak kebiru-biruan.


Jaringan ikat vagina mengalami retensi air dan elektrolit
sehingga menjadi longgar. Mukosa menebal sedangkan otot
polos mengalami hipertrofi. Perubahan juga terjadi pada jaringan
di sekitar vagina yang menjadi lebih elastis. Perubahan tersebut
memungkinkan vagina membuka pada kala dua (Wiknjosastro,
2010).
d. Payudara
Payudara akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan selama masa kehamilan sebagai persiapan masa
laktasi, ada beberapa hormone yang mempengaruhi
pertumbuhan payudara yaitu estrogen dan progesterone, dan
somatomammotropin. Estrogen mempengaruhi sistem saluran
kelenjar payudara (menimbulkan hipertrofi), sedangkan
progesterone menambah sel-sel asinus pada payudara,
somatomammotropin mempengaruhi sel asinus sehingga terjadi
produksi kasein, laktabumin dan laktoglobulin. Sedangkan
gabungan progesterone dan somatomammotropin menyebabkan
timbunan lemak sekitar asinus/alveolus, hiperpigmentasi areola
mammae, penonjolan kelenjar Montgomery, dan pembuluh
darah sekitar payudara menonjol. Setelah bulan pertama suatu
cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar
(Yuliani, et al, 2017).
e. Sistem Endokrin
Pada saat ovulasi, ovum dikeluarkan dari folikel de graaf.
Kemudian folikel mengalami beberapa perubahan dan menjadi
korpus luteum menstruasi yang pada akhirnya mengalami proses
degenerasi dan regresi menyeluruh korpus luteum menstruasi
berikutnya. Saat terjadi kehamilan korpus luteum akan
dipertahankan oleh adanya hormone HCG menjadi korpus
luteum kehamilan. Plasenta menghasilkan jumlah hormone yang
24

menyebabkan beberapa perubahan fisiologis saat kehamilan.


Hormon yang dihasilkan tersebut diantaranya estrogen dan
progesteron yang menyebabkan pada payudara, pigmentasi kulit
dan pembesaran uterus pada trimester pertama.
f. Sistem Imun
Hasil konsepsi merupakan setengah benda asing bagi
tubuh ibu. Namun sebagian besar kehamilan, setelah melewat
proses yang kompleks, tidak akan menimbulkan reasi antigen-
antibodi, sehingga hasil konsepsi dapat melakukan implantasi.
Penerimaan tersebut terbukti dengan makin berkurangnya
antibody, interferonalfa, dan kemampuan polimorfonukleus untuk
melekat pada dinding pembuluh darah.
g. Jumlah leukosit
Meningkat sampai 1000/ml, dan produksi trombositpun
meningkat pula. Laju Endap Darah (LED) meningkat 4 kali,
sehingga dalam kehamilan tidak dapat digunakan sebagai
ukuran (Yuliani, et al. 2017).
h. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak
jarang mengeluh rasa sesak dan nafas pendek. Hal ini dapat
ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-
usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
i. Traktus digestivus (Sistem Pencernaan)
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat sehingga menyebabkan pengeluaran air liur
berlebihan ( hipersalivasi ), daerah lambung terasa panas, terjadi
mual, dan sakit/ pusing kepala terutama pada pagi hari, yang
disebut dengan morning sickness, muntah yang disebut emesis
gravidarum, muntah berlebih sehingga mengganggu kehidupan
sehari-hari disebut hyperemesis gravidarum, progesterone
25

menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat


menyebabkan obstipasi. (Sarwono, 2005:97 dalam Fatimah &
Nuryaningsih, 2017).
j. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul rasa
sering kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan,
tetapi pada trimester akhir kepala janin mulai turun kebawah
PAP, sehingga keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali.
k. Kulit
Pada kulit terjadi deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh MSH lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livid atau alba, areola mammae, linea nigra, cloasma
gravidarum pada pipi maupun dahi. Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan hilang (Yuliani, et al. 2017).
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai
Linea Grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis
pubis sampai ke bagian atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit
perut juga tampak seolah-olah retak-retak, warnanya berubah
agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah
partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae
albicans. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide
bersama dengan striae albikans (Kusmiyati, 2012).

9. Perubahan Psikologis Ibu Hamil


Awal kehamilan terjadi perubahan psikologis yang harus ibu
hamil memahami sampai dengan melahirkan. Adaptasi psikologis
ibu hamil menurut Yuliani, et al (2017), yaitu :
a. Adaptasi Psikologis Trimester I
26

Trimester pertama sering disebut sebagai periode


penyesuaian, dimana ibu hamil harus melakukan penyesuaian
terhadap kenyataan bahwa dia hamil. Sebagian besar wanita
mengalami sedih dan ambivalen terhadap kenyataan bahwa dia
hamil, baik pada wanita yang menginginkan kehamilan mauun
yang tidak menginginkan kehamilan.
b. Adaptasi Psikologis Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode kesehatan
yang baik, dimana wanita merasa nyaman dan terbebas dari
segala macam ketidaknyamanan yang secara normal dialami ibu
hamil. Terbagi menjadi dua fase yaitu (1) Pra quickening dan (2)
Pasca quickening.
c. Adaptasi Psikologis Trimester III
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian,
dimana ibu mulai menantikan kelahiran bayi yang
dikandungnnya dengan penuh kewaspadaan. Merupakan
kombinasi antara perasaan bangga dan cemas tentang apa yang
akan terjadi saat persalinan.

B. Pemeriksaan Kehamilan / Antenatal Care


1. Pengertian Antenatal Care
Asuhan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan memberikan
ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar (Purwandi,
2016).
Asuhan antenatal merupakan asuhan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Hal ini bertujuan
untuk melihat serta memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan
secara berkala. Antenatal care merupakan asuhan pada ibu hamil
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan mental
27

untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa kehamilan,
masa persalinan dan masa nifas (Sri, 2017).
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
hamil sejak konfirmasi kontrasepsi hingga awal persalinan. Asuhan
antenatal bertujuan untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
bagi ibu maupun bayi dengan cara membina hubungan saling percaya
antara bidan atau tenaga kesehatan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang bisa mengancam jiwa ibu, membantu
mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan kesehatan.
Keluarga sangat dianjurkan untuk berpartisipasi secara penuh dalam
pengambilan keputusan dan mendapatkan kepuasan emosional dari
pengalaman melahirkan (Marmi, 2011).
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) Asuhan antenatal atau
yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan
oleh petugas (Dokter/Bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan
dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinannya (Kusmiyati, 2013).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 97 tahun 2014
mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan
dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya
disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas,
guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat.
Pemerintah merekomendasikan minimal 4 (empat) kali pemeriksaan
selama masa kehamilan, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester
pertama, minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan minimal 2
(dua) kali pada trimester ketiga.

2. Tujuan Asuhan Antenatal Care


Menurut Purwandi (2016) tujuan asuhan antenatal care antara
lain:
28

a. Tujuan Umum adalah untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan


ibu dan janin yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan
dapat bertumbuh dengan baik dan persalinan berjalan secara
normal serta bayi lahir dengan sehat tanpa cacat.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
serta pertumbuhan dan perkembangan janin secara normal.
2) Mendeteksi dini kelainan pada kehamilan dan Mendeteksi
adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi ibu dan bayi pada saat persalinan.
5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif.
Menurut mandang, 2016 tujuan asuhan kehamilan antara lain:
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik serta mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses
kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan komplikasi medis,
bedah atau obstetrik selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk mrnyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak serta fisik, psikologis
dan sosial.

3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


a. Standar Minimal Kunjungan Asuhan Antenatal care
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi
minimal di tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua
29

kali pada trimester ketiga ( pada usia kehamilan 24 minggu sampai


menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan
janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes RI 2019).
Menurut Rukiyah, et al (2013) bahwa minimal kunjungan
selama kehamilan yaitu Satu kali kunjungan selama trimester
pertama (sebelum 14 minggu). Satu kali kunjungan selama
trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua kali kunjungan sel ama
trime ster ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
Menurut Jeni (2016) jadwal pemeriksaan kehamilan dibagi
menjadi 4 kali kunjungan, yaitu:
1) Kunjungan I dilakukan pada usia kehamilan 0-16 minggu,
2) Kunjungan II dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu,
3) Kunjungan III dilakukan pada usia kehamilan 32 minggu,
4) Kunjungan IV dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu sampai
lahir.
Adapun jadwal kunjungan pada pemeriksaan kehamilan
menurut Dartiwen (2019) yaitu:
1) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah terlambat
menstruasi.
2) Setiap bulan sampai usia kehamilan 28-31 minggu.
3) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu.
4) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 36 minggu sampai
persalinan.
5) Pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.
Jadwal pemeriksaan kehamilan Menurut Manuba (2010)
dalam Levinia (2019) :
1) Minimal 1 kali sebelum usia kehamilan 14 minggu
2) Minimal 1 kali selama usia kehamilan 14-28 minggu
3) Minimal 2 kali selama usia kehamilan 28-36 minggu.
30

b. Standar Minimal Asuhan Antenatal “10T” menurut Kemenkes RI


dalam buku KIA (2016):
1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Ukur tinggi badan diperiksa 1 kali ada saat kunjungan awal
kehamilan, sedangkan penimbangan berat badan pada setiap
kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendetekasi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang <
9 kg selama kehamilan atau < 1 kg/bulan menunjukan adanya
gangguan pertumbuhan janin. Adapun menurut Pantiawati
(2010) normalnya kenaikan BB pada ibu hamil rata-rata 6,5-16
kg selama kehamilan.
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berat badan ibu
masih dalam batas normal dengan kalkulasi sebagai berikut:
Tabel 2.1
Peningkatan berat badan selama kehamilan

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat Selama trimester 2


badan yang dan 3
disarankan
Kurus 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT < 18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5 – 22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23 – 29,9)
Obesitas 4,3-6 kg 0,2 kg/minggu
(IMT > 30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
( Menurut Sukarni, 2013 dalam Levinia, 2019 )

2) Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)


Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama
untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronik (KEK),
dimana LiLA < 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). Angka normal lingkar lengan atas
31

ibu yang sehat yaitu 23,5 sampai 36 cm (Kusmiati, 2009 dalam


Livinia, 2019).
3) Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kkunjungan
antenatal untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hiperetensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau
proteinuria).
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri Setiap kunjungan antenatal dilakukan
pengukuran tinggi fundus untuk mendeteksi pertumbuhan janin
sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus
tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5) Tentukan Presentasi Janin dan Hitung Denyut Jantung Janin
(DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan. Pemeriksaan ini untuk
mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah
janin bukan kepala, atau kepala janin elum masuk PAP berarti
ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan akhir trimester I dan selanjutnya
dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat > 120 x/m
atau DJJ cepat > 160 x/m menunjukan adanya gawat janin
(Kemenkes RI, 2016).
6) Beri Imunisasi Tetanus Toksoid
Untuk mencegah terjadinya tetanus toksoid neonatorum,
ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak
pertama, ibu hamil diskrining status TT imunisasi TT nya.
Pemberian imuniasasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasi ibu saat ini.
32

Menurut Saifuddin ( 2010 ) bahwa semua ibu hamil harus


mendapatkan imunisasi TT paling sedikit 2 kali pemberian
sebagai upaya pencegahan terjadinya tetanus pada ibu maupun
bayinya. Imunisasi Tenatus Toxoid adalah proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus. Manfaat imunisasi TT adalah:
a) Melindungi bayinya yang baru lahir dari penyakit tetanus
neonatorum
b) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
Tabel 2.2
Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu Lama %


minimal) perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99
seumur hidup
( Menurut Saifuddin, 2010 )

7) Beri Tablet tambah darah (tablet fe)


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kunjungan pertama.
8) Periksa Laboratorium (rutin dan khusus)
a) Pemeriksaan golongan darah, untuk mempersiapkan bagi ibu
hamil bila diperlukan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), untuk mengetahui
apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
Menurut Manuaba (2010), pemeriksaan Hb di lakukan
minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan III.
33

Selain menggunakan metode sahli, pemeriksaan Hb dapat


pula di lakukan dengan menggunakan kertas Talquis.
Hasil pemeriksaan Hb dapat dilakukan sebagai berikut :
Hb 11 gram % dikatakan tidak anemia, Hb 9-10 gram %
dikatakan anemia ringan, Hb 7-8 dikatakan anemia sedang
dan < 7 dikatakan anemia berat.
c) Pemeriksaan protein dalam urine (air kencing) dan reduksi
urine.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya
komplikasi preeklampsia pada ibu hamil, yang dapat
menyebbkan kesakitan bahkan kematian pada ibu hamil.
Pemeriksaan protein urin menggunakan asam asetat 5%, dan
apabila dipanaskan urin menjadi keruh berarti ada protein
didalam urin (Manuba, 2010).
Standar kadar kekeruhan protein urin adalah:
(1) Negatif : urin jernih
(2) Positif 1 (+) : ada kekeruhan
(3) Positif 2 (++) : keruh dan berbutir-butir
(4) Positif 3 (+++) : urin lebih keruh dan berkeping-keping
(5) Positif 4 (++++) : urin sangat keruh dan menggumpal
Pemeriksaan Reduksi Urin bertujuan untuk melihat
adanya glukosa di dalam urin. Urin normal tidak mengandung
glukosa. Pada kasus tertentu urin dapat mengandung glukosa,
seperti pada ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes
mellitus (DM).
Cara membaca hasil pemeriksaan reduksi urin:
dikatakan kadarnya 0, apabila hasil pembakaran tetap
berwarna biru. Bila urin yang telah dicampur larutan bennedict
berubah warna menjadi hijau, maka kadarnya + 1 (<5%), bila
warnanya menjadi kuning kehijauan, maka kadarnya + 2 (0,5-
34

1 %), bila warnanya menjadi jingga, maka kadarnya + 3 (1-2


%), bila warnanya merah bata, maka kadarnya + 4 (>2 %).
d) Pemeriksaan darah lainnya seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan didaerah endemis.
9) Temu Wicara/ Konseling
Konseling adalah kegiatan memberikan penjelasan tenaga
kesehata kepada klien tentang perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif,
Keluarga Berencana dan Imunisasi pada bayi dengan prinsip
keterbukaan, empati, dukungan, sikap dan respon positif
(Pantiawati, 2010).
10) Tatalaksana/penanganan khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standard an
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan.

4. Tanda Bahaya dalam Kehamilan


Tanda bahaya dalam kehamilan menurut Kemenkes RI dalam
Buku KIA (2016) diantaranya adalah muntah terus dan tak mau
makan, demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit
kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang bergerak
dibandinngkan sebelumnya, pendarahan pada hamil muda dan tua
serta air ketuban keluar sebelum waktunya. Jika dijumpai keluhan dan
tanda bahaya tersebut terjadi pada ibu hamil maka segera bawa ibu
hamil ke puskesmas, rumah sakit, dokter dan bidan.

A. MASA PERSALINAN / INTRANATAL


1. Pengertian Persalinan
35

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan


pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Ambar,
Dwi Erawati, 2011).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sari dan
Rimandini, 2014).
Pengertian persalinan yang dikemukaan oleh Mika (2016):
Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan
dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu
lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi sehat.
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari
serviks, kelahiran bayi dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut
merupakan proses alamiah (Rohani, 2011 dalam Mika, 2016).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan
normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak
belakang kepala tanpa melalui alat-alat pertolongan istimewa serta
tidak melukai ibu dan bayi, dan umumya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2012 dalam mika, 2016)

2. Penyebab mulainya persalinan


Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, kemungkinan karena banyak faktor yang saling
berkaitan, sehingga pemicu persalinan menjadi multi faktor. Beberapa
teori yang kompleks yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian
36

persalinan, yaitu faktor hormon, fetus, plasenta, struktur uterus,


sirkulasi uterus, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
Penurunan produksi progesteron plasenta dan peningkatan
produksi estrogen, kenaikan produksi glukokortikoid dan androgen
oleh adrenal fetus menyebabkan terjadinya kontraksi uterus. Kontraksi
uterus menyebabkan penurunan bagian terendah janin hingga masuk
pintu atas panggul. Kondisi ini umumnya menyebabkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil tersebut terutama pada primigravida
(biasanya pada umur kehamilan >36 minggu) terasa seperti ada yang
mengganjal di bagian bawah, di atas simfisis pubis.
Dengan penurunan bagian terendah janin akan semakin
menekan kandung kemih sehingga ibu lebih sering ingin kencing atau
susah kencing karena penekanan kandung kemih yang berlebihan
dari bagian terendah janin. Setelah penurunan bagian terendah janin,
tinggi fundus uteri menjadi berkurang/menurun, sebagian besar ibu
mengeluh sakit di daerah pinggang akibat dari kontraksi ringan dari
otot rahim dan tertekannya pleksus Franken hauser yang terletak
sekitar serviks (tanda persalinan palsu). Adanya kontraksi uterus,
perlunakan serviks sehingga bagian terendah janin menjadi semakin
turun, kemudian pengeluaran lendir serviks akan menjadi semakin
banyak (Indrayani dan Moudy, 2016).
ada beberapa teori yang mengemukakan sebab terjadinya
persalinan menurut ambar (2011), ada lima penyebab mulainya
persalinan, yaitu sebagai berikut:
a. Penurunan kadar progesteron. Progesteron menimbulkan relaksasi
otot uterus, sedangkan estrogen menigkatkan kerentanan otot
uterus. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen di dalam darah, namun pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. Proses
penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
37

penyempitan dan buntu. Villi chorionic mengalami perubahan-


perubahan sehingga produksi progesterone mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin, akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
b. Teori oksitosin. Oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior,
sehingga memepengaruhi keseimbangan estrogen dan
progesteron yang dapat mengubah sensitifitas otot rahim sehingga
terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan semakin tuanya kehamilan
kadar progesterone menurun, dan oksitosin meningkat.
c. Keregangan otot. Uterus sama halnya seperti kandung kemih dan
lambung, jika dindingnya teregang karena isinya bertambah, timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Dengan bertambahnya usia
kehamilan, semakin teregang otot – otot uterus dan semakin
rentan. Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam
batas tertentu. Sehingga setelah melewati batas tersebut terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang
terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-
otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplasenta sehingga plasenta mengalami
degenerasi.
d. Pengaruh janin. Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin tampaknya
juga memegang peranan karena pada anensefalus, kehamilan
sering lebih lama dari biasanya.
e. Teori berkurangnya nutrisi. Hipokrates pertama kali mengemukakan
tentang apabila berkurangnya nutrisi pada janin maka hasil
konsepsi akan segera dikeluarkan.
f. Teori plasenta menjad tua. Semakin bertambah tuanya plasenta
akan berakibat terhadap penurunan kadar estrogen dan
progesterone yang menyebabkan kontriksi pembuluh darah
sehingga uterus menjadi kontraksi.
38

g. Teori iritasi mekanin. Pada bagian belakang serviks terdapat


ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Penurunan bagian
terendah janin akan menekan dan menggeser ganglion sehingga
menyebabkan kontraksi.
h. Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua,
diduga menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil
percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang
diberikan melalui intravena, intraamnial dan ekstraamnial
menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap usia kehamilan.
Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang
tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan.

3. Tanda – tanda persalinan


Tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi yang adekuat,
keluar air-air dan bercampur darah (Kemenkes RI, 2016). Menurut
Indrayani dan Moudy (2016) mengenai tanda – tanda persalinan akan
di jelaskan di bawah ini, antara lain :
a. Terjadinya His Persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya
semakin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.
4) Makin beraktivitas (jalan-jalan) kekuatan makin bertambah.
5) Pengeluaran lendir dan darah (blood show).
a. Perubahan Serviks
Penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi 5 kali dalam 10
menit). Perubahan pada serviks dengan terjadinya his persalinan
akan menimbulkan :
39

1) Pendataran dan pembukaan


2) Pembukaan menyebabkan sumbatan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas dan bercampur (bloody show) karena
kapiler pembuluh darah pecah.
b. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Namun, sebagian besar ketuban pecah
menjelang pembukaan lengkap. Dengan menyebabkan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24
jam.

4. Persiapan persalinan
Periapan persalinan menurut Kemenkes RI (2016), diantaranya
adalah:
a. Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan persalinan.
b. Suami atau keluarga mendampingi ibu saat pemeriksaan
kehamilan.
c. Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah yang
sama dan bersedia menjadi pendonor jika diperlukan.
d. Persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan
dan biaya lainnya.
e. Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika
sewaktu-waktu diperlukan.
f. Rencanakan melahirkan ditolong oleh dokter atau bidan di fasilitas
kesehatan.
g. Pastikan ibu dan keluarga menyepakati amanat persalinan dalam
stiker P4K dan sudah ditempelkan didepan rumah ibu hamil.
h. Siapkan KTP, Kartu Keluarga, Kartu Jaminan Kesehatan Nasional
dan keperluan lain untuk ibu dan bayi yang akan dilahirkan.
i. Rencanakan ikut Keluarga Berencana (KB) setelah bersalin.
40

j. Untuk bayi: baju, popok, gurita, dan bedong masing-masing 3,


sarung tangan 2, handuk bayi , perlengkapan mandi 1,
k. Untuk ibu: baju atasan, gurita, celana dalam 2, kain panjang 3,
handuk 2, softek dan perlengkapan mandi

5. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan
janin untuk menyesuaikan diri terhadap rongga pelvis ibu menurut
Saifuddin, (2010). Mekanisme persalinan diantaranya meliputi :

a. Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati PAP, kepala dapt
dikatakan telah mengunci ( engaged ) pada PAP.
a. Penurunan
Penurunan kepala adalah gerakan bagian presentasi melewati
panggul. Untuk menentukan penurunan bagian terbawah janin
dapat dilakukan pemeriksaan penurunan bagian terbawah janin ke
dalam rongga panggul melalui pengukuran pada dinding abdomen
akan memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu.
Penilaian penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung
proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di atas tepi atas
simfisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan pemriksa ( per
limaan ) yaitu :
1) Pengukuran dengan per limaan
a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis
b) 4/5 jika sebagian ( 1/5 ) bagian terbawah janin telah memasuki
pintu atas panggul (PAP)
c) 3/5 jika sebagian ( 2/5 ) bagian terbawah janin telah
memasuki rongga panggul
41

d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih


berada diatas simfisis dan ( 3/5 ) bagian telah turun melewati
bidang tengah rongga panggul ( tidak adapt digerakkan )
e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian
telah masuk ke dalam rongga panggul
f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudak tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk ke dalam rongga panggul ( Depkes RI, 2014 ).

2) Bidang Hodge ada 4 bidang diantaranya yaitu :


a) Bidang hodge I ialah bidang datar yang melalui bagian atas
simfisis dan promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran
PAP,
b) Bidang hodge II ialah bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis
c) Bidang hodge III ialah bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I dan hodge II terletak setinggi spina iskiadika kanan
dan kiri
d) Bidang hodge IV ialah bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I, II dan III terletak setinggi os koksigis (Saifuddin,
2010)
b. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atas dasar panggul dalam keadaan normal fleksi terjadi
dan dagu didekatkan kearah dada janin. Dengan fleksi,
suboksipitobregmatika yang berdiameter lebih kecil dapat masuk
kedalam pintu bawah panggul.
c. Putaran paksi dalam ( Rotasi Internal )
42

Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina


iskhiadika, tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian
presentasi mencapai panggul bagian bawah. Setiap kali terjadi
kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot
dasar panggul. Kepala hampir selalu berputar saat mencapai dasar
panggul.
d. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke
arah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati
permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar
akibat ekstensi. Pertama-tama oksiput, kemudian wajah, dan
akhirnya dagu.

e. Putaran paksi Luar ( Rotasi Eksternal )


Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang
sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran 45 0 membuat
kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya.
Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan
gerakan yang mirip dengan gerakan kepala. Ketika ia mencapai
pintu bawah, bahu berputar kearah garis tengah dan dilahirkan
dibawah garis lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan kearah
perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.
f. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang
pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral
ke arah simfisis pubis.

6. Faktor yang mempengaruhi persalinan


Indrayani dan Moudy (2016), mengemukakan faktor penting
yang mempengaruhi persalinan ada 5, yaitu: “5 P” terdiri dari 3 faktor
43

utama : passage way, passanger, power dan 2 faktor lainnya; position


dan psyche. Passage way adalah jalan lahir termasuk bentuk panggul,
serviks dan vagina. Passanger adalah keadaan janin, tali pusat, dan
plasenta serta air ketuban. Power merupakan kekuatan berupa
kontraksi yang menyediakan kekuatan mendorong fetus maupun
plasenta. Position adalah posisi dan psyche adalah respon psikologis
ibu terhadap proses persalinan. Akibat malfungsi salah satu faktor
tersebut menjadikan waktu persalinan lebih lama, lebih nyeri atau
berakhir dengan bedah sesar.

7. Asuhan persalinan normal (APN)


Menurut teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR (2014) yaitu
tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan interval
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

8. Tahap persalinan
Tahap persalinan terbagi menjadi empat, yaitu kala I, kala II, kala
III dan kala IV. Menurut Ambar (2011), dalam buku asuhan kebidanan
persalinan normal sebagai berikut:
a. Kala I (Pembukaan)
Kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampa
pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan
pembukaan serviks kala I dibagi menjadi:
1) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu + 8 jam.
2) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi
lagi menjadi:
44

a) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3cm


sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
b) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selama 2 jam.
a. Pemantauan menggunakan partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala
satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik
(JNPK-KR, 2014).
Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan
dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan
dalam penatalaksanaan (Bari, 2012 dalam mika, 2016)

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :


1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir
(Depkes RI, 2014).
Kondisi ibu dan bayi yang harus dinilai dan dicatat :
1) Denyut jantung janin : setiap ½ jam
2) Frekue nsi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam
45

3) Nadi : setiap ½ jam


4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
5) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.
Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan (JNPK-KR, 2014) :
1) Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secar teliti pada saat
memulai asuhan persalinan.
2) Kondisi janin
Denyut Jantung Janin: Nilai dan catat denyut jantung janin
(DJJ) setiap 30 menit. Penolong harus waspada bila DJJ
mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160. Menurut
(Wiknjosastro, 2014) denyut jantung janin normal yaitu 120-
160 kali permenit.
Warna dan Adanya Air Ketuban :
Nilai kondisi air ketuban setiap melakukan periksa dalam dan
nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Gunakan
lambang-lambang berikut :
U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi (“kering”)
Penyusupan (Moulase) Tulang Kepala Janin (JNPK-KR,
2014):
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras
46

(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau


tumpang tindih antar tulang kepala semakin menunjukan risiko
CPD.
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai moulase janin.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi
masih dapat dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan.
3) Kemajuan persalinan
Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang
lain menunjukan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm.

4) Jam dan waktu


a) Waktu mulai fase aktif persalinan
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
5) Kontraksi uterus
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan jatat jumlah kontraksi dalam waktu dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik
2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya 20-40 detik
3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya lebih dari 40 detik (JNPK-KR, 2014).
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
47

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera


lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya dan
cairan IV. (JNPK-KR, 2014)
7) Kondisi ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman dalam
partograf, terdapat kotak atau sesuai dengan kolom waktunya,
yaitu 1) nadi, tekanan darah dan suhu tubuh; 2) volume urin,
protein dan aseton (JNPK-KR, 2014).
Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf :
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat
hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi,
serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala
IV dan bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai
Catatan persalinan (JNPK-KR, 2014).

b. Kala II
Menurut Depkes RI (2014), persalinan kala II dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala dua juga disebut kala pengeluaran bayi.
Menurut Wiknjosastro (2014), pada kala II his menjadi lebih
kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multigravida rata-rata 25-30 menit.
Gejala dan Tanda Kala II persalinan : Ibu merasa ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu merasakan
adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya,
Perineum menonjol, Vulva-vagina dan sfingter ani membuka,
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda Pasti Kala II :
1) Pembukaan serviks telah lengkap
48

2) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.


Cara Meneran : Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti
dorongan alamiahnya selama kontraksi, Memberitahukan untuk
tidak menahan napas saat meneran, Minta untuk berhenti meneran
dan beristirahat diantara kontraksi. Jika ibu berbaring miring atau
setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika lutut
ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada, Minta ibu untuk
tidak mengangkat bokong saat meneran, Tidak diperbolehkan
untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi.
Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan
rupture uteri.
Memimpin persalinan pada saat kepala bayi tampak di
introitus vagina dengan diameter 5-6 cm, meletakan handuk diperut
ibu serta underpat dibawah bokong ibu, meletakan 4 jari kiri diatas
vertex agar tidak terjadi defleksi maksimal dan tangan kanan
menahan perineum agar tidak terjadi robek, meminta ibu untuk
bernafas pendek setelah kepala bayi lahir dan mengecek lilitan tali
pusat, melahirkan bahu depan dan bahu belakang kemudian
seluruh badan bayi dengan tekhnik sanggah susur JNPK-KR
(2014).
Asuhan Sayang Ibu dengan menganjurkan agar ibu selalu
didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya. Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan,
diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan
rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman
bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama
persalinan dan melahirkan bayinya. Penolong persalinan dapat
memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota
keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses
persalinan atau kelahiran bayi pada mereka. Tentramkan hati ibu
dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Bantu ibu
49

untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran. Setelah


pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada
dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Anjurkan ibu untuk
minum selama persalinan kala dua. Berikan rasa aman dan
semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan
berlangsung ( Depkes RI, 2014).
c. Kala III
Kala III persalinan disebut juga kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
(Depkes RI, 2014).
Tanda-tanda Lepasnya Plasenta (JNPK-KR, 2014):
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
2) Tali pusat memanjang.
3) Semburan darah mendadak dan singkat.
Melakukan manajemen aktif kala III, sebelumnya mengecek
janin kedua dan kemudian menyuntikan oksi 10 IU di 1/3 paha
bagian luar secara IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali
dan memantau tanda-tanda pelepasan plasenta, melahirkan
plasenta secara Brand Andrew, setelah plasenta tampak di vulva
kemudian sambut dan keluarkan dengan cara memutar searah
jarum jam dengan hati-hati (JNPKKR, 2014).
Kala tiga persalinan plasenta atau proses pengeluaran uri
yang normal rata-rata 5 sampai 10 menit. Akan tetapi kisaran
normal kala tiga sampai 30 menit (Saiffudin, 2013). Persalinan kala
tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Depkes RI, 2014).
Melakukan manajemen aktif kala III, sebelumnya mengecek
janin kedua dan kemudian menyuntikan oksi 10 IU di 1/3 paha
bagian luar secara IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali
dan memantau tanda-tanda pelepasan plasenta, melahirkan
50

plasenta secara Brand Andrew, setelah plasenta tampak di vulva


kemudian sambut dan keluarkan dengan cara memutar searah
jarum jam dengan hati-hati (JNPKKR, 2014).
Pemeriksaan kelengkapan plasenta, plasenta juga dapat
dikatakan sebagai ari-ari atau uri, organ pipih yang berdiameter
17,5 – 20 cm dengan ketebalan 2,5 cm yang menipis menjadi 1,2
cm di bagian tepinya. Berat plasenta kurang lebih seperenam berat
lahir bayi aterm. Ada dua selaput yang terdapat pada plasenta yaitu
selaput karion untuk ibu dan selaput amnion untuk bayi.
d. Kala IV
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah itu (JNPK-KR, 2014). menurut Saifuddin
(2013) bahwa tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir adalah 2 jari
dibawah pusat, lochea rubra pada pasca persalinan.
Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan menilai
jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat melalui tanda vital,
jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus.
Asuhan dan Pemantauan pada Kala Empat :
Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat, Evaluasi tinggi fundus dengan
meletakan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai
patokan. Umumnya TFU setinggi atau beberapa jari dibawah pusat,
perkirakan kehilangan darah secara sederhana, perkirakan
kemungkinan perdarahan dari robekan perineum, evaluasi keadaan
umum ibu, dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama
persalinan kala empat (Depkes RI, APN, 2014) Wanita yang
menderita sakit punggung / nyeri selama persalinan membutuhkan
pijitan yang dapat mengurangi rasa nyeri (Sari dan Rimandini,
2014).
Menurut APN, Pemantauan Keadaan Umum Ibu Selama Dua
Jam Pertama Pascapersalinan ; 1) Pantau tekanan darah, nadi,
51

tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar tiap 15 menit
selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam
kedua kala empat; 2) Masase uterus untuk membuat kontraksi
uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30
menit selama satu jam kedua kala empat; 3) Pantau temperatur
tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan; 4) Nilai
perdarahan setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30
menit selama satu jam kedua kala empat; 5) Ajarkan ibu dan
keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus; 6) Minta anggota
keluarga untuk memeluk bayinya; 7) Lakukan asuhan esensial bagi
bayi baru lahir (JNPK-KR, 2014).

B. MASA NIFAS / POSTNATAL


1. Pengertian Masa Nifas
Nifas atau peurperium berasal dari bahasa latin yang terdiri dari
2 kata yaitu peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan, maka
masa nifas atau peurperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil yang lamanya kira – kira 6 minggu (Asih dan Hj.
Risneni, 2016).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010 dalam
Wahyuningsih, Heni Puji. 2018).
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi,
seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil
dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002 dalam
Wahyuningsih 2018).
52

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai


dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sukma, Febi. Et al. 2017).
Periode masa nifas selama 6-8 minggu setelah persalinan,
mulainya proses masa nifas setelah persalinan selesai dan diakhiri
setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil
atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan
psikologi karena proses persalinan (Maryunani, 2014).
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asih dan Hj. Risneni (2016) mengemukakan bahwasannya
diperlukannya asuhan masa nifas karena periode ini merupakan masa
kritis pada ibu dan bayinya. 60% kematian ibu terjadi setelah
persalinan dan 50% terjadi setelah 24 jam pertama. Tujuan dari
asuhan masa nifas, yaitu :
a. Memulihkan kesehatan klien
1) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan.
2) Mengatasi anemia.
3) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan
sterilisasi.
4) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot
(senam nifas) untuk memperlancar peredaran darah.
b. Mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis
c. Mencegah infeksi dan komplikasi
d. Memperlancar pembentukan dan pemberian air susu ibu (ASI)
e. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai
masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga
bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
53

f. Memberikan pendidikan kesehatan dan memastikan pemahaman


serta kepentingan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan
bayi sehat pada ibu dan keluarganya melalui KIE.
g. Memerikan pelayanan Keluarga Berencana.

3. Periode Masa Nifas


Ada 3 periode masa nifas. Menurut Sukma, Febi. Et al. (2017)
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedil adalah kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya enam sampai delapan minggu. Kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote peurpeium yaitu waktu untuk diperlukan untuk lebih pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau persalinan
mempunyai komplikasi.

4. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Masa Nifas


Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna
berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi
juga perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan ini meiputi :
a. Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras
karena kontraksi dan retraksi otot – ototnya. Fundus uteri ± 3 jari
bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa
berkurang tetapi sesudah 2 hari, uterus akan mengecil dengan
cepat, pada hari ke –10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah 6 minggu
ukurannya kembali ke keadaan sebelum hamil.
54

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang


berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan
antara umbilikus dan simfisis atau sedikit lebih tinggi yaitu 2 jari di
bawah pusat (Saleha, 2013)
Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran besar pada
masa sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4 minggu, berat
uterus setelah kelahiran kurang lebih 1 kg sebagai akibat dari
involusi. 1 minggu setelah melahirkan beratnya menjadi kurang
lebih 500 gram, pada akhir minggu kedua setelah persalinan
menjadi kurang lebih 300 gram, setelah itu menjadi 100 gram atau
kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi setelah postpartum.
Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot
uterus akan terjepit.
Tabel 2.3
Ukuran dan Berat Uterus Post Partum (Saleha, 2013)

Involusi TFU Berat uterus


Setinggi pusat, 2 jari
Bayi lahir 1.000 gr
di bawah pusat
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 minggu Tidak teraba 50 gr
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30gr

d. Lochea
Akibat involusio uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan
keluar bersama dengan sisa cairan. Pencampuran antara darah
dan desidua inilah yang dinamakan lochea. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusio.
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina selama masa nifas menurut Kusumahati (2010).
Lochea terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
55

1) Lochea rubra ( cruenta ) akan keluar selama 2-3 hari


postpartum, berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks caseosa, lanugo
dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan..
2) Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari
ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan.
4) Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14
kemudian makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu
atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih
berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
e. Endometrium
Perubahan endometrium adalah timbulnya trombosis,
degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari
mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada
bekas implantasi plasenta.

f. Vagina dan Perineum


Perubahan pada Vagina dan Perineum adalah Estrogen
pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang
akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama
6-8 minggu setelah bayi lahir (Sukma, Febi. Et al. 2017)
g. Payudara
Perubahan yang terdapat pada kedua mamma antara lain
sebagai berikut : 1) proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar
56

dan alveolus mamma dan lemak; 2) pada duktus laktiferus terdapat


cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning
(kolostrum); 3) hipervaskularisasi terdapat pada permukaan
maupun pada bagian dalam mammae; 4) setelah partus, pengaruh
menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis hilang.
Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain
prolaktin yang akan dihasilkan pula (Varney, 2012).
h. Berat Badan
Wanita mengalami perubahan berat badan rata-rata 4,5 kg
pada waktu melahirkan. Penurunan ini mewakili gabungan berat
bayi, plasenta, dan cairan amnion (Varney, 2012).
i. Dinding Abdomen
Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna,
tetapi dapat berubah menjadi garis putih keperakan yang halus
setelah periode beberapa bulan (Varney, 2012).
j. Perubahan Gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal
karena kurangnya makanan padat selama persalinan dan karena
wanita menahan defekasi (Varney, 2012).
Ibu nifas akan mengalami beberapa derajat tingkat diastatis
recti, yaitu terpisahnya dua parallel otot abdomen, kondisi ini akibat
peregangan otot abdomen selama kehamilan. Tingkat keparahan
diastatis recti bergantung pada kondisi umum wanita dan tonus
ototnya, apakah ibu berlatih kontinyu untuk mendapat kembali
kesamaan otot abodimalnya atau tidak. Pada saat postpartum
nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat mengalami obstipasi karena
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan, pengeluaran
cairan yg berlebih, kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir,
pembengkakan perineal yg disebabkan episiotomi. Supaya buang
air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat,
peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila tidak berhasil,
57

dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia (Sukma, Febi. Et al.
2017).
k. Sistem Perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan bedilatasi selama
kehamilan kembali normal pada akhir minggu ke-4
pascapersalinan. Kurang lebih 40% ibu nifas mengalami proteinuria
yang nonpatologis sejak pasca persalinan sampai 2 hari
postpartum agar dapat dikendalikan.
Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai
hari ke-5. Jumlah urin yang keluar dapat melebihi 3.000 ml per
harinya. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menghilangkan
cairan ekstraseluler yang meningkat. Selain itu didapati pula
keringat yang banyak pada beberapa hari pertama pasca
persalinan.
Kapasitas kandung kemih meningkat secara relatif, sehingga
distensi dan urin residual yang berlebihan serta pengosongan yang
tidak sempurna, harus diwaspadai dengan saksama. Ureter dan
pelvis renalis akan kembali normal dalam waktu 2-8 minggu pasca
persalinan (Sukma, Febi. Et al. 2017).
l. Sistem Muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang
lambat laun akan kembali ke keadaan semula.Ligamen rotundum
sering mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Mobilitas
sendi berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan-lahan.
Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus.
Pembuluhpembuluh darah yang berada diantara anyaman-
anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta diberikan. Pada wanita
berdiri dihari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih
hamil. Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen
58

wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding


abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh
kambali elastisitasnya, tetapi sejumlah kecil stria menetap (Sukma,
Febi. Et al. 2017).
m.Sistem Endokrin
Selama hamil dan melahirkan terdapat perubahan pada
sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang sangat
berperan,seperti yang dikemukaan Sukma, Febi. Et al. (2017) yaitu:
1) Oksitosin
Oksitosin di sekresikan dari kelenjar otak bagian
belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin
berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan
kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, hal tersebut
membantu uterus kembali kebentuk normal.
2) Prolaktin
Estrogen yang menurun, merangsang kelenjar pituitari
posterior mengeluarkan prolaktin, yang berperan dalam
pembesaran payudara dan merangsang produksi ASI. Pada
wanita yang sedang menyususi, kadar hormon ini tinggi dan
pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui, tingkat sirkulasi
prolaktin menurun dalam 14-21 hari pasca persalinan, sehingga
merangsang kelenjar bawah depan otak untuk mengontrol
ovarium memulai produksi estrogen dan progesteron yang
normal, dimulainya pertumbuhan folikel, ovulasi, dan
menstruasi.
3) Estrogen dan progesteron
Selama hamil volume darah meningkat. Diperkirakan
kadar estrogen yang tinggimemperbesar hormon antidiuretik
yang meningkatkan volume darah. Selain itu progesteron
59

mempengaruhi otot halus yang mengurangi peningkatan


pembuluh darah, sehingga mempengaruhi kandung kemih,
ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum, vulva, dan
vagina.
n. Tanda-tanda Vital
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat
Celcius. Setelah partus dapat meningkat kurang lebih 0,5 derajat
Celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8
derajat Celcius. Setelah persalinan 2 jam, suhu tubuh akan
kembali normal. Bila suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius
kemungkinan terjadi infeksi (Sukma, Febi. Et al. 2017).
2) Nadi dan Pernafasan
Denyut nadi antara 60-80 kali per menit setelah partus,
kadang bisa terjadi bradikardi. Bila terjadi takikardi dan suhu
tubuh tidak panas, mungkin terjadi perdarahan. Pada masa nifas,
umumnya denyut nadi labil dibandingkan suhu tubuh, sedangkan
pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus dan akan
kembali normal seperti semula (Sukma, Febi. Et al. 2017).
3) Tekanan Darah
Pada sebagian wanita postpartum terjadi hipertensi, namun
akan menghilang dengan sendirinya (Sukma, Febi. Et al. 2017).

o. Sistem Hematologi dan Kardiovaskuler


Leukosit akan tetep tinggi jumlahya selama beberapa hari
postpartum. Jumlah leukosit tersebut akan terus meningkat 25.000-
30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami partus lama. Akan tetapi kemungkinan infeksi harus
dikesampingkan pada penemuan semacam itu. Jumlah hemoglobin
dan hematokrit serta eritrosit akan sangat bervariasi pada awal-
60

awal masa nifas, akibat dari volume plasma, volume darah, dan sel
darah yang berubah-ubah (Sukma, Febi. Et al. 2017).
Apabila hematokrit pada hari pertama atau hari kedua lebih
rendah dari 2% atau lebih tinggi dari keadaan saat persalinan awal,
maka klien telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2%
tersebut kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml.
Biasanya terdapat penurunan kurang lebih 1500 ml dalam jumlah
darah keseluruhan dalam persalinan dan nifas. Rincian jumlah
darah yang terbuang kurang lebih 200-500 ml selama persalinan,
500-800 ml selama minggu pertama postpartum, dan terakhir 500
ml selama sisa masa nifas (Sukma, Febi. Et al. 2017).

5. Kunjungan masa nifas


Menurut Saifuddin (2013), paling sedikit 4 kali kunjungan masa
nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
a. Kunjungan Pertama (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga begaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan BBL untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
b. Kunjungan Kedua (6 hari setelah persalinan)
61

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi


fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan Ketiga (2 minggu setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

d. Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)


Menurut Saifuddin (2014) bahwa kunjungan 6 minggu post
partum, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba, lochea sudah tidak
ada.
62

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi


alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

6. Tanda bahaya post partum


Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas
yaitu : perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan
lahir, bengkak dimuka, tangan dan kaki. Mungkin dengan sekit kepala
dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak merah
disertai rasa sakit, Ibu terlihat sedih, murung, dan menangis tanpa
sebab (Kemenkes RI, 2016).

7. Pemberian vitamin A
Menurut WHO 2013 merekomendasikan pemberian 2 dosis
vitamin A 200.000 IU dalam selang waktu 24 jam pada ibu
pacabersalin untuk memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan
mencegah terjadinya lecet puting susu. Selain itu suplementasi
vitamin A akan meningkatkan daya tahan ibu terhadap infeksi
perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan (Depkes RI, 2014).

8. Kebutuhan dasar ibu masa nifas


a. Nutrisi dan cairan pada seorang ibu menyusui
Menurut Saifuddin (2013) memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan dan cairan dan istirahat supaya keadaan tubuhnya
selalu sehat, memastikan ibu untuk menyusui dengan baik dan
benar agar kebutuhan bayinya tercukupi. Minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui), pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin. Minum kapsul vitamin A (200.000
unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
nya.
63

Menurut Kemenkes RI dalam buku KIA (2016), ibu nifas


dianjurkan makan makanan yang beraneka ragam yang
mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, syur dan
buah buahan. Kebutuhan air minum untuk ibu menyusui pada 6
bulan pertama adalah 14 gelas air perhari dan pada 6 bulan kedua
adalah 12 gelas perhari.
b. Ambulasi
Segera mungkin membimbing klien keluar dan turun dari
tempat tidur, tergantung kepada keadaan klien, namun dianjurkan
pada persalinan normal klien dapat melakukan mobilisasi 2 jam pp.
Pada persalinan dengan anestesi miring kanan dan kiri setelah 12
jam, lalu tidur ½ duduk, turun dari tempat tidur setelah 24 jam
Mobilisasi pada ibu berdampak positif bagi, ibu merasa lebih sehat
dan kuat, Faal usus dan kandung kemih lebih baik, Ibu juga dapat
merawat anaknya (Sukma, Febi. Et al. 2017).
c. Eliminasi BAK/BAB
Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari
pertama setelah melahirkan, dan kadang-kadang ibu mengalami
kesulitan untuk mengosongkan kandung kemihnya karena rasa
sakit, jika masih mengalami kesulitan untuk buang air kecil dengan
pispot diatas tempat tidur. Meskipun sedapat mungkin dihindari,
kateterisasi lebih bai dilakukan daripada terjadi infeksi saluran
kemih akibat urin yang tertahan. Penatalaksanaan defekasi
diperlukan sehubungan kerja usus cenderung melambat dan ibu
yang baru melahirkan mudah mengalami konstipasi, pemberian
obat-obat, diet, dan jenis makanan yang tepat dapat memberikan
manfaat (Sukma, Febi. Et al. 2017).

d. Kebersihan diri/perineum
Pada ibu nifas sebaiknya anjurkan kebersihan seluruh tubuh,
pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar
64

vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang anus. Nasehatkan ibu


untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil dan
besar, sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari, Menjaga payudara agar tetap kering dan
bersih bisa dibersihkan sebelum dan sesudah menyusui, bila basah
atau lebab segera ganti bra untuk menghindari iritasi pada kulit
(Sukma, Febi. Et al. 2017).
e. Istirahat
Istirahat pada ibu selama masa nifas beristirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ia untuk kembali
ke kegiatan – kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur (Sukma, Febi. Et
al. 2017).

9. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif Adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat
tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air
putih. Pada pemberian ASI ekslusif, bayi juga tidak diberikan makanan
tambahan seperti pisang, biskuit, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI
ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI
secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi selama usia 6
bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6 bulan, bayi
memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat
dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun (Maryunani, 2014).

10. Kebutuhan Psikologis masa nifas


Menurut Rubin menjelaskan periode ini terjadi dalam tiga periode
yaitu (Vivian, Et al, 2011) :
65

a. Periode taking-in
Periode ini terjadi 1 - 2 hari setelah melahirkan, ibu baru
biasanya bersifat pasif dan bergantung, ia akan sering mengulang
kembali persalinan dan melahirkan. Istirahat yang cukup sangat
penting dan tambahan nutrisi diperlukan karena selera makan ibu
biasanya meningkat.
b. Periode taking-hold
Berlangsung 3-4 hari setelah melahirkan, ibu lebih
berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung
jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ibu
menjadi sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan
perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Periode letting-go
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara
penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya.

11. Peran bidan pada masa nifas


Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Memberi dukungan yang terus-menerus selama masa nifas yang
baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan nifas.
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara
fisik dan psikologis.
c. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara
meningkatkan rasa nyaman (Vivian, Et al, 2011).

C. Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pengertian Bayi Baru Lahir
66

Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan
lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan (Sukma, Febi. Et al. 2017).
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstra uterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan
peoses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat
aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat
berlangsung adalah pada sisem pernafasan, sirkulasi, kemampuan
menghasilkan glukosa (Sukma, Febi. Et al. 2017).
Menurut Bobak dan Jensen (1997) dalam Wagiyo (2016), bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram, menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir
dengan nilai APGAR antara 7-10.
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung
120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting,
sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis
sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta 7 adanya labia minora
dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna
hitam kecoklatan (Dewi, 2010). Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-
37,5 0C (Rukiyah et al, 2010). Lingkar kepala normal rata-rata : 32-37
cm, namun kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar dada (Ladewig,
2013).
67

Bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif, tonus otot baik,


menangis kuat ( Winjkosastro, 2012 ).
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari.
Neonatus merupakan suatu makhluk yang sedang tumbuh dan baru
mengalami proses kelahiran, harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin ( Depkes, 2014).
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai
usianya 28 hari, merupakan wtu berlangsungnyabperubahan fisik
yang dramatis pada bayi baru lahir. Pada masa ini organ tubuh bayi
mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini
diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008
dalam Mika, 2016).

2. Tujuan perawatan Bayi Baru Lahir


Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan segera setelah bayi lahir tujuan utama perawatan bayi baru
lahir adalah mencegah morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir serta
mencegah adanya kemungkinan timbul kelainan neurologis di
kemudian hari (Mika, 2016).

3. Manajemen asuhan pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang dibeikan pada bayi
selama menit-menit pertama setelah kelahiran bayi (JNPK-KR/POGI,
APN, 2008 dalam Mika, 2016).
Indrayani dan Moudy (2016) mengemukakan tentang
memberikan asuhan yang aman dan bersih segera pada BBL
merupakan bagian essensial dari asuhan pada BBL, yaitu :
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme
yang terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa setelah lahir. Untuk tidak
68

menambah risiko infeksi maka sebelum menangani BBL, pastikan


penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL telah melakukan
upaya penceganah infeksi berikut :
1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee, alat resusitasi dan
benang tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau
sterilisasi. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan
melakukan pengisapan lendir. Jangan menggunakan bola karet
penghusap yang sama untuk lebih dari satu bayi.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian
pula halnya timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop
dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengnan bayi.
Dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan setiap kali
setelah digunakan.
b. Penilaian segera setelah lahir
Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan
kering yang sudah disiapkan di atas perut ibu. Apabila tali pusat
pendek, maka letakkan bayi di antara kedua kaki ibu, pastikan
bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segera
lakukan penilaian awal pada BBL, yaitu :
1) Apakah bayi cukup bulan?
2) Apakah bayi bernafas dan/atau menagis kuat tanpa kesulitan?
3) Apakah bayi bergerak aktif ?
4) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah
ada sianosis?
69

Apabila bayi mengalami kesulitan nafas, maka lakukan tindakan


resusitasi pada bayi baru lahir.
Menurut Indrayani dan Moudy (2016) bahwa pada menit
pertama bayi lahir nilai apakah cairan ketuban jernih bercampur
mekonium, apakah bayi cukup bulan ( masa gestasi ), apakah bayi
bernafas atau menangis, apakah tonus otot baik, apakah kulit
berwarna kemerahan atau kebiruan.
c. Mencegah kehilangan panas tubuh bayi
Segera setelah lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada
BBL belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera
dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL
dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat rentan
dengan kesakitan dan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada
bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun di dalam ruangan yang relative
hangat. Bayi kurang bulan atau berat lahir rendah juga sangat
rentan mengalami hipotermi. Walaupun demikian, bayi tidak boleh
menjadi hipertemi (suhu >37,5º C ). Dalam buku Sukma, Febi. Dkk.
(2017):
1) Mekanisme kehilangan panas tubuh dapat terjadi melalui:
a) Evaporasi
Kehilangan panas tubuh melalui penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh jika tidak segera dikeringkan.
b) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contohnya meja
tempat tidur, timbangan yang tempraturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi
diletakan diatas benda tersebut.
c) Konveksi
70

Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara


sekitar yang lebih dingin, contohnya ruangan yang dingin,
adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi, atau pendingin ruangan.
d) Radiasi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda –
benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung)
d. Memotong dan Merawat Tali Pusat
1) Memotong tali pusat
Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, ia
mendapatkan makanan dan udara melalui pembuluh-pembuluh
darah yang mengalir di dalam tali pusat. Segera setelah bayi
lahir dan ibu telah mendapatkan suntikan Oxytocin 10 IU secara
IM, bidan akan melakukan tindakan sebagai berikut (Depkes RI,
2008 dalam Mika, 2016) dan (JNPK-KR, 2014):
a) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan
sekresi lainnya.
b) Bilas tangan dengan air DTT dan keringkan dengan handuk
atau kain bersih dan kering.
c) Raba tali pusat, setelah berhenti berdenyut, kemudian klem,
potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir.
d) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem DTT atau
klem tali pusat plastik (dispossible) sejauh 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan 2 jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar
darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali
71

pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari


tempat penjepitan ke-1 ke arah ibu.
e) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, 1 tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan
lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
f) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril ada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
g) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke
dalam larutan klorin 0,5%.
h) Bungkus tali pusat yang sudah diikat dengan kassa steril.
i) Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi
menyusu dini (IMD)
2) Cara Merawat Tali Pusat
Lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara
bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus
(Wiknjosastro, 2010).
Nasehat yang diberikan kepada keluarga untuk merawat tali
pusat :
a) Gunakan kassa steril untuk membungkus tali pusat dan
jangan bubuhkan apapun ke puntung tali pusat.
b) Lipat popok di bawah tali pusat.
c) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan dengan sabun dan air
bersih serta segera keringkan dengan kain bersih, terutama
setelah bayi BAK/BAB.
d) Apabila tali pusat berwarna merah atau bernanah atau
berdarah atau berbau, maka segera bawa bayi ke petugas
kesehatan.
e. ASI Eksklusif
72

ASI Eksklusif Adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan


sampai usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat
tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu,
air putih. Pada pemberian ASI ekslusif, bayi juga tidak diberikan
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur nasi, tim dan
sebagainya. ASI ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6
bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi
kebutuhan bayi selama usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping.
Diatas usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun
(Maryunani, 2014).
Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu
(jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu
setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara
payudara kiri dan kanan. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai
bayi berusia 6 bulan (Saiffudin, 2013)
f. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )
1) Pengertian IMD
IMD adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah
lahir. Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas
perut ibu selama 1 jam, kemudian bayi akan merangkak dan
mencari putting susu ibunya. Dengan IMD, bayi dapat segera
menggunakan refleks mencari, menghisap dan menelan
(Yulizawati, Et al. 2019).
2) Manfaat IMD
a) Mengurangi 22% kematian bayi usia 0-28 hari.
b) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif.
c) Merangsang produksi ASI.
d) Memperkuat refleks mengisap. Refleks menghisap awal pada
bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
3) Kontraindikasi IMD
73

a) Ibu yang mempunyai penyakit menular seksual, termasuk


HIV/AIDS.
b) Ibu dengan patologis yang tidak dapat melakukan IMD seperti
eklamsia.
c) Bayi dengan gangguan pernafasan atau asfiksia.
d) Bayi dengan keadaan patologis yang tidak memungkinkan
untuk dilakukannya IMD.
e) Bayi premature dan bayi berat lahir rendah (BBLR)
4) Keuntungan IMD
a) Bayi
(1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal.
(2) Mendapat kolostrum segera, disesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
(3) Segera memberikan kekebalan positif pada bayi,
kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
(4) Meningkatkan kecerdasan
(5) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan
menghisap, menelan dan bernafas.
(6) Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi atau
bounding attachment.
(7) Mencegah kehilangan panas.
b) Ibu
(1) Oksitosin
(a) Stimulasi kontraksi uterus menurunkan risiko pada
perdarahan pasca persalinan.
(b) Merangsang kolostrum dan meningkatkan pengluaran
produksi ASI.
(c) Keuntungan dan hubungan mutualistic ibu dan bayi.
(d) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta
dan pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur
pascapersalinan lainnya.
74

(2) Prolaktin
(a) Meningkatkan produksi ASI
(b) Memantu ibu mengatasi stess terhadap berbagai rasa
kurang nyaman.
(c) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai
menyusu.
(d) Menunda ovulasi.
g. Pencegahan Perdarahan
Semua BBL diberi vitamin K1 (phytomenadione) injeksi 1 mg IM
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian BBL. Ketika byi baru lahir, proses pembekuan darah
(koagulan) menurun dengan cepat dan mencapai titik terendah
pada usia bayi 48-72 jam. Salah satu sebabnya adalah karena
selama dalam rahim, plasenta tidak siap menghantarkan lemak
dengan baik (padahal vitamin K larut dalam lemak). Selain itu
saluran cerna bayi baru lahir masih steril sehingga tidak mampu
menghasilkan vitamin K yang berasal adari flora usus. asupan
vitamin K dari ASI juga biasanya rendah, maka bayi baru lahir perlu
segera mendapatkan tambahan Vitamin K (Mika, 2016).
Cara menyuntikkan vitamin K1 adalah :
1) Gunakan spuit sekali pakai steril 1 mL.
2) Jika menggunakan sedian 10 mg/mL maka masukkan vitamin K1
ke dalam spuit sebanyak 0,1 mL. Suntikkan secara IM dipaha kiri
bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,1 mL (1
mg dosis tunggal).
3) Jika menggunakan sedian 2 mg/mL maka masukkan vitamin K1
ke dalam spuit sebanyak 0,5 mL. Suntikkan secara IM dipaha kiri
bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,5 mL (1
mg dosis tunggal).
h. Pemberian Imunisasi Bayi Baru lahir
75

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi


Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian
Vitamin K1 pada saat bayi baru berumur 2 jam. Selanjutnya
Hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan. Dianjurkan untuk BCG diberikan pada saat bayi berumur 24
jam atau pada usia 1 bulan (Kemenkes RI, 2016).
Tabel 2.4
Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi (Kemenkes RI, 2016)

Umur Jenis imunisasi


0 bulan Hepatitis B 0
1 bulan BCG, polio 1
2 bulan Hepatitis B 1, DPT 1, polio 2
3 bulan Hepatitis B 2, DPT 2, polio 3
4 bulan Hepatitis B 3, DPT 3, polio 4
9 bulan Campak

i. Pencegahan Infeksi Mata


Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Salep atau
tetes mata tersebut mengandung Tetrasiklin 1% atau antibiotic lain.
Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam
setelah kelahiran. Cara pemberian salep atau tetes antiobotik :
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian
keringkan.
2) Jelaskan kepada keluarga tindakan yang akan dilakukan dan
tujuan pemberian obat tersebut.
3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian
luar mata atau tetes mata.
4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh
mata bayi.
76

5) Anjurkan keluarga agar tidak menghapus salep atau tetes mata


dari mata bayi.
j. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Menurut Ladewig (2013) pemeriksaan fisik bayi baru lahir
meliputi:
1) Kepala
Penonjolan fontanel (peningkatan tekanan intrakranial),
fontanel yang tertekan (dehidrasi), penonjolan sutura sagital
(molding), kaput sucedanum (edema pada jaringan akibat
trauma), sefalhematoma (perdarahan ke rongga periosteum).
2) Mata
Inspeksi area mata dan kelopak mata. Mata harus didapati
bersih, tanpa drainase, dan kelopak tidak bengkak.
3) Telinga
Bayi cukup bulan mempunyai dua per tiga ujung pinna yang
tidak melengkung. Ujung atas telinga harus berada di atas garis
atas imajiner. Telinga yang letaknya rendah, yang berhubungan
dengan masalah kongenital yang beragam.
4) Hidung
Lubang hidung harus didapati bersih dan tanpa mukus. Bayi
baru lahir harus bernafas lewat hidung, jadi hidung yang
tersumbat mempunyai implikasi yang besar bagi bayi.
5) Mulut
Palatum atas dan bawah biasanya tidak utuh, terbukanya
palatum mengindikasian celah palatum. Adanya bercak putih
pada membran mukosa, yang tampak seperti penumpukan susu
yang tidak dapat hilang mengindikasikan jamur (candida
albicans).
6) Dada
77

Dada harus berbentuk simetris. Mamae dapat berbentuk


datar atau melebar sedikit karena efek estrogen ibu (perubahan
ini dapat berakhir kira-kira dalam 1 minggu).
7) Jantung
Frekuensi nadi apikal berkisar dari 120-160 kali/menit, tetapi
kisaran ini dapat menjadi lebih rendah dari 100 kali/menit pada
saat tidur. Murmur yang tidak tetap dapat didengar pada
beberapa jam pertama kehidupan.
8) Abdomen
Abdomen harus berbentuk datar hingga sedikit melingkar,
dan bunyi usus halus dapat didengar pada setiap kuadran.
Talipusat sebaiknya didapati dalam keadaan kering dan tidak
ada kemerahan, rabas, dan perdarahan.
9) Genital
Pada bayi laki-laki, kedua testis harus dapat diraba pada
skrotum. Pada bayi perempuan, menstruasi palsu (sedikit
perdarahan vagina) berhubungan dengan pajanan estrogen ibu.
10) Punggung
Punggung biasanya halus, tidak ada tumpukan rambut pada
punggung bawah.
11) Ekstremitas
Seluruh ekstremitas harus simetris dan bergerak dengan
simetris. Hitung jumlah jari tangan dan kaki. Inspeksi keriput
telapak tangan dan cekungan kaki. Catat adanya jari dempet
(sindaktili).
12) Warna kulit
Pastikan bahwa warna kulit sama dengan ras orangtuanya.
Pantau lebih ketat tanda-tanda jaundis.
13) Eliminasi
Bayi baru lahir sebaiknya berkemih dan mempunyai
pergerakan usus dalam 24 jam setelah kelahiran. Kebanyakan
78

bayi berkemih dengan perkiraan ukuran 6 hingga 8 kaili


membasahi popok perhari dan defekasi sedikitnya 1 kali/hari.
Pemberian ASI cenderung membuat bayi untuk defekasi lebih
sering.
14) Perilaku Bayi dapat dengan mudah mengisapi, dipeluk, atau
diselimuti. Bergerak sepanjang fase tidur terjada. Ketika
diletakan didepan orang tua atau perawat, bayi akan memutar
kepalanya ke arah suara.
15) Refleks
Ada 2 macam refleks yaitu :
a) Reflek permanen
b) Reflek sementara (4-6 bulan):
(1) Reflek moro (reflek peluk, reflek terkejut, anak melebarkan
tangan kesamping, melebarkan jari-jari, lalu
mengembalikan tangan dengan tarikan cepay sekali
memeluk).
(2) Reflek Toniknek (anak akan mengangkat leher dan
menoleh ke kanan dan ke kiri jika ditekankan posisi
tengkurap).
(3) Reflek rooting (timbul karena simulasi pada pipi dan
daerah mulut, anak bereaksi memutar kepala seakan-
akan mencari putting susu).
(4) Reflek suckling (menghisap dan menelan timbul bersama-
sama dengan rangsangan pipi).
(5) Reflek grasping (rangsangan di telapak tangan/ men
ggenggam)
(6) Reflek babynski (bila ada rangsangan pada telapak kaki,
ibu jari akan bergerak ke atas, jari-jari membuka).
(7) Reflek stapping (jika bayi dibuat posisi berdiri akan ada
gerakan melangkah, ke depan walaupun belum bisa
berjalan) (Yuni, 2014).
79

16) Berat Badan


Menimbang BB bayi sebaiknya dilakukan setiap hari.
Dalam 3 hari pertama BB akan turun karena bayi mengeluarkan
air kencing dan meconium. Sedangkan cairan yang masuk
belum cukup, dan pada hari ke 4 bahwa berat badan bayi akan
naik lagi pada hari ke 4 sampai 10 dan seterusnya, dan bila ASI
cukup maka BB akan naik lagi.
Kehilangan atau kenaikan berat badan bayi yang dapat
diterima dalam bulan pertama kehidupan yaitu pada minggu
pertama biasanya turun sampai 10 % dari berat badan lahir,
pada minggu ke 2-4 naik kembali setidak-tidaknya 160 gram per
minggu, kemudian pada bulan pertama naik sekurang-kurangnya
300 gram (Wiknjosastro, 2014) .
Pemeriksaan BBL dilakukan pada saat bayi berada di
klinik (dalam 24 jam), saat Kunjungan Tindak Lanjut (KN) yaitu 1
kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada
umur 8-28 hari (Depkes RI, 2014)
Tabel 2.5
Berat Badan Bayi Baru Lahir dan Ukuran : (Ladewig, 2013)

Berat Badan Panjang Lingkar Kepala


Rata-rata : 3405 Rata-rata : 50 cm Rata-rata : 32-37 cm
Kisaran : 2500-4000gr Kisaran : 48-52 cm Kira-kira 2 cm lebih
Berat dipengaruhi oleh Pertumbuhan: 2cm besar dari lingkar
ras dan usia ibu, serta per bulan pada 6 dada
ukuran bayi bulan pertama

1. Tanda bahaya Bayi Baru Lahir


Bila ditemukan 1(satu) atau lebih dari tanda bahaya berikut, rujuk
bayi ke fasilitas kesehatan. Tidak mau menyusu, kejang-kejang,
lemah, susak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali / menit)
atau tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, bayi merintih atau
menangis terus menerus, tali pusat kemerahan sampai dinding perut,
berbau atau bernanah, demam atau panas tinggi, mata bayi
80

bernanah, diare atau buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kulit dan
mata bayi kuning dan tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
(Kemenkes RI, 2016).

D. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu ibu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol waktu saat
kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto dan Hanifah, 2014).
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak bagi
setiap individu sebagai makhluk seksual.

2. Tujuan kontrasepsi
Tujuan dari keluarga berencana adalah mengatur interval
diantara kehamilan . Menentukan jumlah anak dalam kelahiran.
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur.
Mendapatkan kelahiran yang diinginkan . Menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan (Hartanto, 2015).

3. Macam acam alat kontrasepsi


a. Macam-macam alat kontrasepsi antara lain: metode amenorea
laktasi (MAL), keluarga berencana alamiah (metode lendir serviks /
Metode Ovulasi Billings), sanggama terputus, metode barier
(kondom, diafragma dan spermisida), kontrasepsi kombinasi (pil
kombinasi dan suntikan kombinasi), kontrasepsi progestin (suntikan
progestin, pil progestin/minipil,implan dan AKDR progestin), alat
81

kontrasepsi dalam rahim, dan kontrasepsi mantap


(tubektomi,vasektomi dan rekanalisasi) (Saifuddin, 2013).
b. Metode Kontrasepsi Sederhana, terdiri dari Metode Kontrasepsi
Sederhana Tanpa Alat antara lain : Metode Amenore Laktasi(MAL),
Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB),
Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal(perpaduan antara
suhu basal dan lendir serviks) dan Metode Kontrasepsi Sederhana
dengan Alat antara lain : Kondom,Diafragma, cup serviks dan
spermisida.
c. Metode Kontrasepsi Hormonal, terdiri dari Kombinasi (mengandung
hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan hanya berisi
progesteron sajah (pil, suntik dan implant). Kontasepsi ini terdapat
pada pil dan suntik/ injeksi.
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), terdiri dari AKDR yang
mengandung hormon (sintetik progesteron) dan tidak mengandung
hormon.
e. Metode Kontrasepsi Mantap, terdiri dari Mertode Operatif Wanita
(MOW) / Tubektomi adalah memotong/mengikat saluran tuba/tuba
falopi sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Dan Mertode Operatif Pria (MOP)/ Vasektomi yaitu memotong /
mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan (Handayani, 2010).

4. Kontrasepsi suntik 3 bulan


Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprover), mengandung
150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (di daerah bokong) (Saifuddin, 2013).
a. Cara Kerja
Adapun cara kerja kontrasepsi suntikan progestin
(Saifuddin, 2013), yaitu:
1) Mencegah ovulasi
82

2) Mengentalkan lendir servick sehingga menurunkan


kemampuan penetrasi sperma
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

b. Efektifitas
Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadual yang
telah ditentukan (Saifuddin, 2013).
c. Keuntungan
Adapun keuntungan kontrasepsi suntikan progestin
(Saifuddin, 2013), yaitu:
1) Sangat efektif.
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5) Tidak memiliki pengaruh tehadap ASI.
6) Sedikit efek samping.
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
d. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
Adapun Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin (Saifuddin, 2013), yaitu:
83

1) Usia reproduksi.
2) Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi.
4) Menyusui dan yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah abortus atau keguguran.
7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8) Perokok.
9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan bartiburat)atau
obat tuberkulosis (rifampisin).
11) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13) Anemia defisiensi besi.
14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atu tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
e. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
Adapun Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin (Saifuddin, 2013), yaitu:
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran).
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea.
4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

E. Manajemen kebidanan
1. Pengertian
84

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


di gunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan
dalam rangkaian tahapan mengambil keputusan yang berfokus pada
klien (Salmah, et al, 2012).

2. Proses manajemen kebidanan


Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang secara
periodik, disaring ulang dan dimulai dari pengumpulan data dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah itu terdiri dari kerangka
yang menyeluruh dan dapat diterapkan pada setiap situasi, setiap
langkah bagaimanapun dapat diuraikan dalam tugas terbatas dan
bervariasi sesuai dengan kondisi pasien.
a. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis,
pemeriksaan fisik dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
b. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat meerumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal yang sedang dialami
wanita yang diindentifiasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
c. Langkah 3 : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada
dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini
menjadi benar-benar terjadi.
d. Langkah 4 : Penetapan kebutuhan Tindakan Segera
85

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap


tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini,
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan bersama anggota tim kesehatan lain.

e. Langkah 5 : Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh


Pada langkah ini direncakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah diagnosis
yang telah diidentifikasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah 6 : Pelaksanaan Asuhan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
klien atau anggota tim lain namun bidan tetap tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaan.
g. Langkah 7 : Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan
telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentikasi. Rencana itu dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksaannya (Salmah et al, 2012).

F. Dokumentasi Kebidanan
1. Pengertian
Dokumentasi menurut Ellen Thomas adalah catatan tentang
interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan tim
kesehatan yang mencatat tentang hasil pemeriksaan prosedur,
86

pengobatan pada pasien, serta respons pasien terhadap semua


kegiatan yang dilakukan.
Dokumetasi kebidanan adalah proses pencacatan dan
penyimpanan data yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan
asuhan kebidanan dan pelayanan kebidanan.
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang
dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan
kebidanan). Dokumentasi kebidanan juga diartikan sebagai bukti
pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang
akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta
kalangan bidan sendiri (Muslihatun, 2009 dalam Handayani 2017).

2. Prisip penulisan dokumentasi


a. Dapat dibuat catatan secara singkat , kemudian dipindahkan secara
lengkap (dengan nama dan identifikasi yang jelas)
b. Tidak mencatat tindakan yang belum dilaksanakan
c. Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus segera dicatat
d. Dalam keadaan emergency bidan terlibat langsung dalam dalam
tindakan, perlu ditugaskan seorang untuk untuk mencatat semua
tindakan bidan secara berurutan.
e. Selalu tulis nama jelas dan jam serta tanggal tindakan yang
dilakukan

3. Fungsi dokumentasi
a. Sebagai dokumentasi yang sah.
b. Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan.
c. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan
dan evaluasi pasien.
d. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan
87

e. Sebagai sarana bagi bidan dan perannya sebagai pembela


(advocate) pasien, misalnya dengan catatan yang teliti pada
pengkajian dan pemeriksaan awal dapat membantupasien misal
pada kasus penganiayaan, pemerkosaan, dan sebagainya yang
dapat membantu polisi dalam pengusutan dan pembuktian.

4. Teknik penulisan dokumentasi


a. Mencantumkan nama pasien dalam setiap lembaran pasien
b. Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam)
c. Menulis atau menggunakan singkatan dan symbol yang telah
disepakati oleh institusi untuk mempercepat proses pencatatan
d. Menulis catatan selalu mencantumkan tanggal, jam tindakan atau
observasi yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan
interpretasi
e. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian misalnya
tampaknya, rupanya dan yang bersifat umum.
f. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi
dan pemeriksaan oleh yang melakukan
g. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda,
gejala, warna, jumlah, dan besar dengan ukruran yang lazim
dipakai.
h. Interpretasi data obyektif harus didukung oleh data observasi
i. kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu
di tulis
j. coretan harus disertai paraf/ tanda tangan disampingnya.

5. Prinsip dokumentasi
Pendokumentasian memiliki beberapa prinsip yang harus
diterapkan yaitu singkat, jelas, logis, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Manajemen kebidanan merupakan metode
88

atau pendekatan yang dilakukan bidan dalam dalam memberikan


asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam kebidanan
merupakan alur fikir bidan dalam memecah masalah, atau
pengambilan keputusan klinis, asuhan yang dilakukan harus dicatat
secara benar, sederhana, jelas dan logis perlu suatu metode
pendokumentasian.
Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan
dalam bentuk SOAP, yaitu :
S (Subjektif), menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai Langkah 1
varney.
O (Objektif), menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai
Langkah 1 Varney.
A (Assesment), menggambarkan pendokumentasian hasil analisis
dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.
P (Planning), menggambarkan pendokumentasian dan tindakan dan
evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5,
6 dan 7 Varney (Salmah, et al. 2012)
89
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. MASA KEHAMILAN / ANTENATAL CARE
Ny. “I” umur 27 tahun, suku sunda, agama islam, pendidikan SMP,
pekerjaan IRT, alamat kp. Pasir Kongsen Rt/Rw 01/10 Ds.Muara Ciujung
Timur. Suami yang bernama Tn.”W” umur 31 tahun, suku sunda, agama
islam, pendidikan SMP, pekerjaan Buruh, alamat Kp. Pasir Kongsen
Rt/Rw 01/10 Ds. Muara Ciujung Timur, no HP 0859373771169.
1. Trimester I (0-14 minggu)
Dari data yang diperoleh dari buku kunjungan, Pada trimester
pertama Ny.”I” memeriksakan kehamilannya pada trimester I di
Posyandu pada tanggal 10 Juli 2019 dengan keluhan mual. BB : 69
Kg, TD 110/70 mmHg, usia kehamilan +7 minggu, hasil palpasi
ballottement (-), kaki tidak ada oedema. therapy yang diberikan Fe
dan ibu dianjurkan untuk tidak diurut dan dianjurkan untuk cek lab ke
puskesmas.
Dua minggu kemudian, ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
dan pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas pada tanggal 25 Juli
2019 dengan keluhan mual. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
usia kehamilan +9 minggu, TD: 120/70 mmHg, BB: 67 kg, hasil
palpasi ballottement (+), kaki tidak ada oedema. Ibu diberikan tablet
asam folat dan Fe dan ibu diberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil dan KIE tentang tanda bahaya kehamilan. Hasil
pemeriksaan penunjang Hb : 13,1gr%dl, golongan darah O+, HIV (-),
HBSAG(-), Protein urin (-).
Tiga minggu kemudian, ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
di posyandu pada tanggal 14 Agustus 2019 dengan keluhan pusing
dan mual. Hasil pemerikaan menunjukan bahwa usia kehamilan +11
minggu, TD: 110/70 mmHg, BB: 70 kg, hasil palpasi ballottment (+),
kaki tidak ada oedema. Ibu diberikan Fe dan dianjuran untuk
mengkonsumsi gizi seimbang.

90
91

2. Trimester II (14-28 minggu)


Pada trimester kedua Ny.”I” melakukan pemeriksaan kehamilan
di Posyandu pada tanggal 16 September 2019 dengan tidak ada
keluhan, Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa usia kehamilan 15
minggu, TD:100/60 mmHg, BB: 72 kg, hasil palpasii ballottement (+),
kaki tidak ada oedema. therapy yang diberikan Fe. Ibu dianjurkan
untuk tidak diurut dan makan sedikit tapi sering.
Satu bulan kemudian pada tanggal 15 Oktober 2019 dengan
tidak ada keluhan ibu memeriksakan kehamilannya ke Posyandu.
Hasil pemeriksaan: usia kehamilan yaitu 19 minggu. TD : 109/74
mmHg, BB : 76 hasil palpasii TFU sepusat, DJJ(+), frekuensi:
128x/menit. kaki tidak ada oedema. therapy yang diberikan Fe. Ibu
dianjurkan untuk tidak diurut.
Satu bulan kemudian pada tanggal 7 November 2019 dengan
tidak ada keluhan ibu memeriksakan kehamilannya ke Posyandu.
Hasil pemeriksaan: usia kehamilan yaitu 24 minggu. TD : 107/70
mmHg, BB : 78 kg, hasil palpasi TFU : 19 cm, DJJ(+), frekuensi:
138x/menit. Kaki tidak ada oedema. Ibu diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan seimbang dan tidak diurut.

3. Trimester III
Pada trimester ketiga Ny.”I” melakukan pemeriksaan kehamilan
di Posyandu pada tanggal 13 Desember 2019 dengan tidak ada
keluhan. Hasil pemeriksaan: usia kehamilan + 29 minggu. TD : 100/76
mmHg, BB : 79 kg, hasil palpasi TFU : 23 cm, presentasi kepala, DJJ
(+), frekuensi: 142x/menit. Kaki tidak ada oedema. Ibu mendapatkan
imunisasi TT4, diberikan tablet Fe dan KIE tentang nutrisi.
Satu bulan kemudian pada tanggal 7 Januari 2020 dengan tidak
ada keluhan ibu memeriksakan kehamilannya ke Posyandu. Hasil
pemeriksaan: usia kehamilan + 33 minggu. TD : 110/70 mmHg, BB :
83 kg, hasil palpasi TFU : 26 cm, presentasi kepala, DJJ (+),
92

frekuensi: 139x/menit. Kaki tidak ada oedema. Ibu diberikan tablet Fe


dan diberikan KIE tentang tanda persalinan.
Satu bulan kemudian pada tanggal 11 Februari 2020 dengan
tidak ada keluhan ibu memeriksakan kehamilannya ke Posyandu.
Hasil pemeriksaan: usia kehamilan + 37-38 minggu. TD : 105/61
mmHg, BB : 80 kg, hasil palpasi TFU : 31 cm, presentasi kepala, DJJ
(+), frekuensi: 143x/menit. Kaki tidak ada oedema. Ibu diberikan tablet
Fe dan diberikan KIE tentang persiapan persalinan dan tanda
persalinan.
Pada tanggal 02 Desember 2019 dilakukan asuhan kebidanan
komprehensif di Praktik Mandiri Bidan Damiana Tyas Rukmini, S.ST
sebagai bahan studi kasus mulai dari umur kehamilan 28 minggu 1
hari.
a. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kujungan ANC Pertama,
Tanggal 02 Desember 2019, Pukul 09.00 WIB di PMB Damiana
Tyas Rukmini, S.ST
Alasan Kunjungan ini Pemeriksaan kehamilan ke-7,
kehamilan ini adalah yang ke dua, sudah pernah melahirkan
satu kali dan tidak pernah keguguran, di BPM Damiana Tyas
Rukmini, S.ST.
Riwayat Menstruasi Ibu menarche pada usia 13 tahun, siklus
28 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut, lamanya 7 hari, sifat
darah encer ada gumpalan, tidak dismenorehe dan haidnya teratur.
Riwayat Obstetri dan Ginekologi, Nifas dan Laktasi, Anak
pertama berusia 5 tahun, Usia kehamilan 9 bulan, ibu melahirkan di
RS ditolong oleh bidan, jenis persalinan spontan, tidak ada
komplikasi pada ibu dan bayi, jenis kelamin perempuan, BB 2800
gram, PB 48 cm, Keadaan nifas dan laktasi normal.
Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu
tanggal 19-05-2019, maka dapat diperoleh Taksiran Persalinan
(TP) ibu pada tanggal 26-02-2020. Usia kehamilan 28 minggu 1
93

hari. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia


kehamilan 16 minggu, pergerakan janin yang dirasakan dalam 24
jam yaitu 10-20 kali. Tidak ada keluhan lain yang dirasakan ibu
seperti seperti rasa lelah, rasa mual dan muntah yang lama, nyeri
perut, panas menggigil, sakit kepala yang terus-menerus,
penglihatan kabur, rasa nyeri atau panas waktu BAK, rasa gatal
pada vulva, vagina dan sekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam,
nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai, oedema.
Ibu mengatakan telah mendapatkan suntik TT sebanyak 4
kali yaitu: TT1 sewaktu SD, TT2 sewaktu calon pengantin, TT3
pada saat hamil anak pertama dan TT4 pada kehamilan ini. Ibu
tidak mengkonsumsi obat-obatan ataupun jamu.
Riwayat KB, Ibu sebelum hamil anak kedua menggunakan
Kontrasepsi suntik 1 bulan selama 1 tahun dengan tidak ada
keluhan selama menggunakannya.
Riwayat Penyakit, Ibu tidak pernah mengalami penyakit
sistemik seperti Jantung, Ginjal, Asthma, DM, Hemophilia, sakit jiwa
dll. Ibu mengaku tidak ada riwayat operasi, dan mempunyai
keturunan kembar.
Riwayat Biopsikososiopiritual, Perubahan pola makan sehari-
hari terdapat peningkatan dari mulai trimester pertama sampai
sekarang, ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang yaitu satu
piring dengan ukuran sedang, jenis makanan yang dikonsumsi ibu
bervariasi misalnya sayuran, ikan tawar, tahu dan tempe. ibu
minum ± 8 gelas perhari, ibu BAB 2 kali, dengan konsistensi
lembek dan tidak terdapat darah atau nanah pada feses, dan biasa
BAK ±8 kali perhari, warna kuning jernih, bau khas dan tidak
terdapat darah atau nanah pada urine. Ibu istirahat cukup, yaitu
dengan tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam. Seksualitas ibu
tidak terganggu oleh adanya kehamilan, ibu mengatakan
melakukan hubungan seksualitas satu kali dalam seminggu, dan
94

tidak ada keluhan yang dirasakan, ibu biasa mengerjakan


pekerjaan rumah sehari–hari seperti menyapu, mengepel, mencuci
baju dan piring dan memasak, sehingga cukup membuat ibu
berolahraga, ibu tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi rokok
atau minuman keras. Ibu merencanakan kehamilan ini sehingga ibu
merasa senang atas kehamilannya kemudian respon keluarga
terhadap kehamilannyapun baik. Ibu merasa cemas dalam
menghadapi proses persalinannya. Ibu menikah umur 21 tahun dan
suaminya umur 25 tahun. Hubungan ibu dengan suami dan
keluarga baik. Serta masyarakat sekitar pun baik, ibu menjalankan
kewajibannya sebagai umat muslim dengan beribadah 5 waktu
setiap hari.
Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang kehamilan seperti
kecukupan gizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan dan Penyakit
Menular Seksual (PMS), sedangkan yang belum diketahuinya
adalah pemerisaan kehamilan dan personal hygiene. Ibu telah
mempersiapkan persalinan yaitu perlengkapan persalinan dan
bayinya, kendaraan, dan donor darah, ibu golongan darahnya O
sama dengan ibu dan kakaknya sehingga ibu telah siap pendonor
darah.
Pemeriksaan Fisik didapatkan hasilnya yaitu Keadaan Umum
(k/u) ibu baik. Kesadaran composmentis. Keadaan emosional
stabil, Berat Badan (BB) sekarang 77 kg dan BB sebelum hamil
69 kg, TB 168 cm, LiLA 27 cm, dari pemeriksaan tanda tanda vital
didapat sebagai berikut TD 110/60 mmHg, pernapasan 22
x/menit, suhu 36,7 ºC, nadi 80 x/menit, kepala bersih, muka tidak
ada pembengkakan atau oedema. Pada pemeriksaan mata
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil normal, yaitu
reflek cahaya positif, strabismus tidak ada, hidung bersih, telinga
bersih, mulut dan gigi tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi ibu
tidak berlubang dan tidak berbau. Tidak ada pembengkakan
95

kelenjar tyroid dan Kelenjar Getah Bening (KGB). Pada


pemeriksaan dada didapat hasil, bentuk dada simetris, keadaaan
mamae bersih, dan tidak ada striae, areola mamae mengalami
hyperpigmentasi dan puting susu menonjol, kolostrum (+). Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan hasil tidak ada luka bekas
operasi, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak
terdapat odema dan acites pada abdomen ibu, terdapat linea
nigra, pada pemeriksaan kebidanan didapatkan hasil Pemeriksaan
abdomen didapatkan hasil: inspeksi tidak terdapat bekas
luka/operasi, tidak terdapat oedema, acites, striae livida dan striae
albicans. Palpasi: Leopold I: teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting (Bokong). Leopold II: teraba bagian tahanan
memanjang di kiri perut ibu (Puki), di kanan teraba bagian-
bagian kecil janin. Leopold III: teraba bagian bulat, keras, dan
melenting (Kepala), dan belum masuk PAP. Leopold IV: - ,
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 23 cm, Taksiran Berat Badan Janin
(TBBJ) (23-13) x 155 = 10 x 155 = 1.550 gram, Denyut jantung
janin (DJJ) positif, dengan frekuensi 134 x/menit, dan punctum
maksimum terletak kiri bawah pusat.
Keadaan ekstremitas bentuk bagian lengan simetris, bentuk
bagian kaki simetris, tidak terdapat odema tangan dan jari tetapi
ada pada tibia atau kaki. Varises tungkai tidak ada, reflek patella
pada kaki kanan dan kiri positif, punggung terlihat lordosis
fisiologis , tidak ada nyeri ketuk pada pemeriksaan pinggang Costo
Vertebrata Angle Tenderness (CVAT).
Pada pemeriksaan anogenital didapat hasil, Vulva dan Vagina
tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak ada
nyeri, tidak ada oedema dan tidak ada bekas luka parut pada
perinium. Pada pemeriksaan anus tidak terdapat hemoroid.
Pemeriksaan penunjang kadar gizi dalam darah atau
pemeriksaan Haemoglobin darah dengan hasil 11,3 gram %.
96

Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu


G2P1A0 Hamil 28 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup, intrauterin,
punggung kiri, presentasi kepala.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau
data yang bersumber dari ibu, Kehamilan ini kedua dan pernah
melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran, HPHT 19 Mei
2019, Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia
kehamilan 16.
Dan dari data objektif yang ditemukan k/u baik, kesadaran
composmentis, konjungtiva tidak anemis, TD 110/60 mmHg, R:
22x/menit, N:80 x/menit, S 36,7 º C, Berat Badan (BB) sekarang
77 kg dan BB sebelum hamil 69 kg, TB 168 cm, LiLA 27 cm,
areola mamae mengalami hyperpigmentasi, kolostrum (-/-).
pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, terdapat
linea nigra, Palpasi: Leopold I: teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting (Bokong). Leopold II: teraba bagian tahanan
memanjang di kiri perut ibu (Puki), di kanan teraba bagian-
bagian kecil janin. Leopold III: teraba bagian bulat, keras, dan
melenting (Kepala), dan belum masuk PAP. Leopold IV: - ,
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 23 cm, Taksiran Berat Badan Janin
(TBBJ) (23-13) x 155 = 10 x 155 = 1.550 gram, Denyut jantung
janin (DJJ) positif, dengan frekuensi 134 x/menit, dan punctum
maksimum terletak kiri bawah pusat.
Didapatkan masalah pada kunjungan ini, yaitu TFU lebih kecil
dari usia kehamilan. Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny “I”
bayi bisa lahir dengan kemungkinan BBLR dan Tindakan Segera/
Kolabora si Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan yang diberikan yaitu, Lakukan informed
consent. Lakukan pemeriksaan dan beritahu hasilnya. Fasilitasi ibu
KIE tentang pemeriksaan kehamilan, personal hygiene, perawatan
payudara dan gizi seimbang. Berikan tablet fe dan kalk. Berikan ibu
97

susu ibu hamil dan anjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika
ada keluhan.
Asuhan yang diberikan yaitu, Melakukan informed consent.
Melakukan pemeriksaan dan Memberitahu hasilnya yaitu, yaitu TD
110/60 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,7ºC, pernafasan 22
x/menit, Palpasi: Leopold I: Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (Bokong). Leopold II: Bagian kiri teraba tahanan
memanjang seperti papan (Puki), di kanan teraba bagian-bagian
kecil janin. Leopold III: Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting
(Kepala), belum masuk PAP. Leopold IV: - , Tinggi Fundus Uteri
(TFU) 23 cm, TBBJ = (23-13) x 155 = 10 x 155 = 1.550 gram, DJJ
134 x/menit. Nasihat yang diberikan adalah menganjurkan ibu
untuk memperhatikan hygiene dengan menggunakan celana dalam
yang terbuat dari bahan katun tipis atau menghindari celana yang
ketat dan pakaian dalam sintetik yang akan meningkatkan
kelembaban serta iritasi kulit, jangan menggunakan sabun dan
basuh dari arah depan kebelakang kemudian keringkan dengan
handuk atau tissue bersih. Memberitahu ibu tentang pentingnya
periksaan kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan pada
kehamilan, dan cara perawatan payudara yaitu menggunakan bra
yang menopang, hindari pemakaian bra yang terlalu ketat. Makan
makanan bergizi dan bervariasi seperti sayuran, buah buahan lauk
pauk, dan makanan pokok tidak ada pantangan makanan selama
hamil, serta cukupi kebutuhan air minum minimal 10 gelas perhari.
Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet, diminum 1x1 setiap
hari, diminum malam sebelum tidur untuk mengurangi mual. Dapat
diminum dengan air putih atau air jeruk, bisa juga dibarengi dengan
Vit.C untuk mempercepat proses penyerapan Fe. Jangan diminum
bersama dengan teh, kopi atau susu karena dapat mengahambat
proses penyerapan Fe. Kalk X tablet diminum 1x1, Memberikan ibu
98

susu ibu hamil. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan


kemudian pada tanggal 3 Januari 2020 atau jika ada keluhan.
Evaluasi dari pemeriksaan yaitu ibu memahami dan mau
melakukan yang disampaikan bidan serta mau melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 3 Januari 2020 atau jika ada
keluhan.

b. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metoda SOAP


Tabel 3.1
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU HAMIL ANC I
Nama : Ny.I
Usia : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - Ibu mengatakan hamil 7 bulan, anak ke 2 dan belum
02/12/2019 pernah keguguran----------------------------------------------
Pukul 09.00 - HPHT 19 Mei 2019--------------------------------------------
WIB - TP 26 Februari 2020-------------------------------------------
O - K/u baik, kesadaran composmentis, konjungtiva tidak
anemis, TD 110/60 mmHg, R: 22 x/menit, N:80
x/menit, S 36,7 º C, Berat Badan (BB) sekarang 77
kg dan BB sebelum hamil 69 kg, TB 168 cm, LiLA 27
cm, areola mamae mengalami hyperpigmentasi,
kolostrum (-). pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan, terdapat linea nigra, Palpasi abdomen:
Leopold I: teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting
(Bokong). Leopold II: teraba bagian tahanan
memanjang di kiri perut ibu (Puki), di kanan teraba
bagian-bagian kecil janin. Leopold III: teraba bagian
bulat, keras, dan melenting (Kepala), belum masuk
PAP. Leopold IV: - , TFU 23 cm, Taksiran Berat
Badan Janin (TBBJ) (23-13) x 155 = 10 x 155 =
1.550 gram, Denyut jantung janin (DJJ) positif,
dengan frekuensi 134 x/menit, dan punctum
maksimum terletak kiri bawah pusat-----------------------
A G2P1A0 Hamil 28 minggu 1 hari, janin normal--------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui dan
menandatanganinya--------------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberian, yaitu K/U baik, TD 110/60
mmHg, N :80 x/menit, S: 36,7ºC, R: 22 x/menit,
Palpasi : Leopold I: teraba bagian bulat, lunak, tidak
99

melenting (Bokong). Leopold II: teraba bagian


tahanan memanjang di kiri perut ibu (Puki), di kanan
teraba bagian-bagian kecil janin. Leopold III: teraba
bagian bulat, keras, dan melenting (Kepala), belum
masuk PAP. Leopold IV: - , TFU 23cm, TBBJ = (23-
13) x 155 = 10 x 155= 1.550 gram, DJJ 134 x/menit,
ibu mengerti------------------------------------------------------
- Nasihat yang diberikan adalah menganjurkan ibu
untuk memperhatikan hygiene dengan menggunakan
celana dalam yang terbuat dari bahan katun tipis
atau menghindari celana yang ketat dan pakaian
dalam sintetik yang akan meningkatkan kelembaban
serta iritasi kulit, jangan menggunakan sabun dan
basuh dari arah depan kebelakang kemudian
keringkan dengan handuk atau tissue bersih, ibu
mengerti-----------------------------------------------------------
- Memberitahu ibu tentang petingnya periksaan
kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan pada
kehamilan, cara perawatan payudara yaitu
menggunakan bra yang menopang, hindari
pemakaian bra yang terlalu ketat dan makan
makanan bergizi dan bervariasi seperti sayuran,
buah buahan lauk pauk, dan makanan pokok tidak
ada pantangan makanan selama hamil, serta cukupi
kebutuhan air minum minimal 10 gelas perhari. ibu
mengerti-----------------------------------------------------------
- Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet,
diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum
tidur untuk mengurangi mual. Dapat diminum dengan
air putih atau air jeruk, bisa juga dibarengi dengan
Vit.C untuk mempercepat proses penyerapan Fe.
Jangan diminum bersama dengan teh, kopi atau
susu karena dapat mengahambat proses penyerapan
Fe, Kalik X tablet diminum 1x1. Fe dan Kalk di
berikan dan ibu mengerti.-------------------------------------
- Memberikan ibu susu ibu hamil, susu diberikan--------
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi
pada tanggal 03 Januari 2020 atau jika ada keluhan,
ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang
atau jika ada keluhan.------------------------------------------
Rangkabitung, 02 Desember 2019
Yang memeriksa

Destia Nurfitriani
100

c. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kujungan ANC kedua,


Tanggal 03 Januari 2020 di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Ibu datang kembali untuk melakukan pemeriksaan rutin, tidak
ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam 10-20 kali. Tidur
siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam 7 jam.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: Keadaan
umum ibu baik, kesadaran compos mentis, status emosional
stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 110/70mmHg,
frekuensi pernafasan 22X/menit, suhu tubuh 36,6˚C, N :
84X/menit, berat badan sekarang 78 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, LiLA 28 cm, mammae simetris tidak ada benjolan,
terdapat hiperpygmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, bersih, kolostrum (-).
Pemeriksaan Abdomen yaitu, perut membesar sesuai
dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat
linea nigra. Palpasi didapatkan hasil Leopold 1 : teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan
memanjang di kiri perut ibu (puki) dan di kanan teraba bagian
kecil janin, Leopold 3 : teraba bulat keras dan melenting
(kepala) dan belum masuk PAP, Leplod 4 : - . TFU 25 cm, TBBJ
(25-13) x 155 = 12 x 155 = 1.860 gram, DJJ 139 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Vulva vagina bersih tidak ada kelainan, varices tidak ada,
perineum tidak ada bekas luka parut, di daerah kelenjar Bartolini
dan skene tidak ada nyeri tekan serta tidak ada benjolan.
101

Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu


G2P1A0 Hamil 32 minggu 5 hari, janin tunggal, hidup ,
intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau
data yang bersumber dari ibu, hamil yang kedua, pernah
melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran, HPHT 19-05-
19, dengan tidak ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam
10-20 kali.
Dan dari data objektif yang ditemukan keadaan umum ibu
baik, kesadaran compos mentis, status emosional stabil,
tanda-tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/70 mmHg,
frekuensi pernafasan 22X/menit, suhu tubuh 36,6˚C, nadi :
84X/menit, berat badan sekarang 78 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, LiLA 28 cm, perut membesar sesuai dengan usia
kehamilan, terdapat linea nigra.
Palpasi Abdominal yaitu Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak
melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di
kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian bagian kecil janin,
Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting (kepala)
dan belum masuk PAP, Leplod 4 : - . TFU 25 cm, TBBJ (25-13)
x 155 = 12 x 155 = 1.860 gram, DJJ 139 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Tidak ada masalah pada kunjungan kali ini, Diagnosa dan
Masalah Potensial untuk Ny “I” Tidak ada dan Tindakan Segera/
Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan yang diberikan adalah lakukan informed
consent. Lakukan pemeriksaan dan beritahu hasilnya kepada ibu.
Beritahu ibu tentang pemeriksaan kehamilan dan tanda bahaya
kehamilan. Berikan ibu tablet FE dan Kalk. Berikan ibu susu ibu
hamil dan anjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ada
keluhan.
102

Asuhan yang diberikan adalah melakukan informend consent.


Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya kepada ibu
bahwa kedaan umum ibu baik, TD 110/70 mmHg, pernafasan
22x/menit, nadi 84 x/menit, suhu 36,6 0C, Leopold I teraba bulat,
lunak, tidak melenting, Leopold II teraba tahanan memanjang di kiri
perut ibu (PUKI) dan di kanan teraba bagian bagian-bagian kecil
janin, Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting belum
masuk PAP. Leopold IV - . TFU 25 cm, TBBJ = (25 – 13) x 155 = 12
x 155 = 1.860 gram, DJJ (+),139 x/menit. Memberitahu ibu tentang
petingnya periksaan kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan
pada kehamilan. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada
kehamilan yaitu muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi,
bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang,
janin dirasakan kurang bergerak dibandinngkan sebelumnya,
pendarahan pada hamil muda dan tua serta air ketuban keluar
sebelum waktunya. Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet,
diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum tidur untuk
mengurangi mual. Dapat diminum dengan air putih atau air jeruk,
bisa juga dibarengi dengan Vit.C untuk mempercepat proses
penyerapan Fe. Jangan diminum bersama dengan teh, kopi atau
susu karena dapat mengahambat proses penyerapan Fe. Kalk X
tablet diminum 1x1. Memberikan ibu susu ibu hamil. Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian tanggal 03 Februari
2020 atau jika ada keluhan.
Evaluasi dari pemeriksaan yaitu ibu mengerti dan mau
menandatangani informed consent, mengerti apa yang
disampaikan bidan serta mau melakukan apa yang dianjurkan oleh
bidan, ibu menyetujui untuk kunjungan ulang yaitu pada tanggal 03
Februari 2020 atau bila ada keluhan.
103

d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan metoda SOAP

Tabel 3.2
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU HAMIL ANC II
Nama : Ny.”I”
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana tyas. Rukmini, S.ST
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S - Ibu mengatakan hamil 8 bulan, anak kedua dan
03/01/2020 belum pernah keguguran.-------------------------------------
Pukul 15.30 - HPHT 19 Mei 2019.--------------------------------------------
WIB - TP 26 Februari 2020-------------------------------------------
O - Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,
status emosional stabil, tanda-tanda vital (TTV):
tekanan darah (TD) 110/70 mmHg, frekuensi
pernafasan 22X/menit, suhu tubuh 36,6˚C, nadi :
84X/menit, berat badan sekarang 78 kg, berat badan
sebelum hamil 69 kg, LiLA 28 cm, perut membesar
sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea nigra
dan striae. Palpasi Abdominal yaitu Leopold 1 :
teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), Leopold
2 : teraba tahanan memanjang di kiri perut ibu
(PUKI), di kanan teraba bagian kecil janin, Leopold
3 : teraba bagian bulat keras dan melenting (kepala)
dan belum masuk PAP, Leplod 4 : - . TFU 25 cm,
TBBJ (25-13) x 155 = 12 x 155 = 1.860 gram, DJJ
139 x/menit, teratur, punctum maksimum kiri bawah
pusat ibu.----------------------------------------------------------
A G2P1A0 Hamil 32 minggu 5 hari, janin normal.-------------
P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui dan
menandatanganinya.-------------------------------------------
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya
bahwa Keadaan umum ibu baik, TD 110/70 mmHg,
frekuensi pernafasan 22X/menit, suhu tubuh 36,6˚C,
104

nadi : 84X/menit, Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak


melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan
memanjang di kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba
bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba bagian bulat
keras dan melenting (kepala) dan belum masuk PAP,
Leplod 4 : - . TFU 25 cm, TBBJ (25-13) x 155 = 12 x
155 = 1.860 gram, DJJ 139 x/menit,ibu mengerti.------
- Memfasilitasi KIE tentang petingnya periksaan
kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan pada
kehamilan, ibu mengerti---------------------------------------
- Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada
kehamilan yaitu muntah terus dan tak mau makan,
demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau
sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang
bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan
pada hamil muda dan tua serta air ketuban keluar
sebelum waktunya, ibu mengerti.---------------------------
- Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet,
diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum
tidur untuk mengurangi mual. Dapat diminum dengan
air putih atau air jeruk, bisa juga dibarengi dengan
Vit.C untuk mempercepat proses penyerapan Fe.
Jangan diminum bersama dengan teh, kopi atau
susu karena dapat mengahambat proses penyerapan
Fe, Kalk X tablet diminum 1x1. Fe dan Kalk di
berikan dan ibu mengerti.-------------------------------------
- Memberikan ibu susu ibu hamil, susu sudah
diberikan.----------------------------------------------------------
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan
kemudian tanggal 03 Februari 2020 atau jika ada
keluhan, ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan
ulang atau jika ada keluhan.---------------------------------
Rangkabitung, 03 Januari 2020
Yang memeriksa

Destia Nurfitriani

e. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kujungan ANC ketiga,


Tanggal 03 Februari 2020 di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Ibu datang kembali untuk melakukan pemeriksaan rutin, tidak
ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam 10-20 kali. Tidur
siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam 7 jam.
105

Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: Keadaan


umum ibu baik, kesadaran compos mentis, status emosional
stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 110/60mmHg,
frekuensi pernafasan 21X/menit, suhu tubuh 36,2˚C, N :
80X/menit, berat badan sekarang 81 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, Lila 29 cm, mammae simetris tidak ada benjolan,
terdapat hiperpygmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, bersih, kolostrum (+).
Pemeriksaan Abdomen yaitu, perut membesar sesuai
dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat
linea nigra, ada striae. Palpasi didapatkan hasil Leopold 1 :
teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba
tahanan memanjang di kiri perut ibu (puki) dan di kanan teraba
bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba bulat keras dan
melenting (kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen.
TFU 29 cm, TBBJ (29-11) x 155 = 18 x 155 = 2.790 gram, DJJ
135 x/menit, teratur, punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Vulva vagina bersih tidak ada kelainan, varices tidak ada,
perineum tidak ada bekas luka parut, di daerah kelenjar Bartolini
dan skene tidak ada nyeri tekan serta tidak ada benjolan.
Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu
G2P1A0 Hamil 37 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup,
intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau
data yang bersumber dari ibu, hamil yang kedua, pernah
melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran, HPHT 19-05-
19, dengan tidak ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam
10-20 kali.
Dan dari data objektif yang ditemukan keadaan umum ibu
baik, kesadaran compos mentis, status emosional stabil,
tanda-tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/60 mmHg,
106

frekuensi pernafasan 21X/menit, suhu tubuh 36,2˚C, nadi :


80X/menit, berat badan sekarang 81 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, Lila 29 cm, perut membesar sesuai dengan usia
kehamilan, terdapat linea nigra.
Palpasi Abdominal yaitu Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak
melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di
kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian bagian kecil janin,
Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting (kepala)
dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen . TFU 29 cm, TBBJ
(29-11) x 155 = 18 x 155 = 2.790 gram, DJJ 135 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Tidak ada masalah pada kunjungan kali ini, Diagnosa dan
Masalah Potensial untuk Ny “I” Tidak ada dan Tindakan Segera/
Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan yang diberikan adalah lakukan informed
consent. Lakukan pemeriksaan dan beritahu hasilnya kepada ibu.
Fasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya kehamilan. Fasilitasi KIE
tentang persiapan persalinan. Fasilitasi KIE tentang tanda-tanda
persalinan. Berikan tablet FE dan Berikan ibu susu ibu hamil dan
anjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ada keluhan.
Asuhan yang diberikan adalah melakukan informend consent.
Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya kepada ibu
bahwa kedaan umum ibu baik, TD 110/60 mmHg, pernafasan
21x/menit, nadi 80 x/menit, suhu 36,2 0C, Leopold I teraba bulat,
lunak, tidak melenting, Leopold II teraba tahanan memanjang di kiri
perut ibu (PUKI) dan di kanan teraba bagian bagian-bagian kecil
janin, Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting (kepala)
dan sudah masuk PAP. Leopold IV divergen . TFU 29 cm, TBBJ =
(29 – 11) x 155 = 18 x 155 = 2.790 gram, DJJ (+),135 x/menit.
Memfasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu
muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi, bengkak kaki,
107

tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan
kurang bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan pada
hamil muda dan tua serta air ketuban keluar sebelum waktunya.
Memfasilitasi KIE tentang persiapan persalinan yaitu untuk bayi:
baju, popok, gurita, dan bedong masing-masing 3, sarung tangan 2,
handuk bayi , perlengkapan mandi 1, untuk ibu: baju atasan, gurita,
celana dalam 2, kain panjang 3, handuk 2, softek dan perlengkapan
mandi. Memfasilitasi KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu
adanya kontraksi yang adekuat, keluar air-air dan bercampur darah,
ibu memahami tanda persalinan. Memberikan tablet Fe dosis 60mg
XXX tablet, diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum tidur
untuk mengurangi mual. Dapat diminum dengan air putih atau air
jeruk, bisa juga dibarengi dengan Vit.C untuk mempercepat proses
penyerapan Fe. Jangan diminum bersama dengan teh, kopi atau
susu karena dapat mengahambat proses penyerapan Fe. Kalk X
tablet diminum 1x1. Memberikan ibu susu ibu hamil. Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 10 Februari
2020 atau jika ada keluhan.
Evaluasi dari pemeriksaan yaitu ibu mengerti dan mau
menandatangani informed consent, mengerti apa yang
disampaikan bidan serta mau melakukan apa yang dianjurkan oleh
bidan, ibu menyetujui untuk kunjungan ulang yaitu pada tanggal 10
Februari 2020 atau bila ada keluhan.

f. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan metoda SOAP

Tabel 3.3
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU HAMIL ANC III
Nama : Ny.”I”
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana tyas. Rukmini, S.ST
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S - Ibu mengatakan hamil 9 bulan, anak kedua dan
03/02/2020 belum pernah keguguran.-----------------------------------
Pukul 11.30 - HPHT 19 Mei 2019.------------------------------------------
108

WIB - TP 26 Februari 2020------------------------------------------


O - Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos
mentis, status emosional stabil, tanda-tanda vital
(TTV): tekanan darah (TD) 110/60 mmHg, frekuensi
pernafasan 21X/menit, suhu tubuh 36,2˚C, nadi :
80X/menit, berat badan sekarang 81 kg, berat
badan sebelum hamil 69 kg, Lila 29 cm, perut
membesar sesuai dengan usia kehamilan, terdapat
linea nigra. Palpasi Abdominal yaitu Leopold 1 :
teraba bulat lunak tidak melenting (bokong),
Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di kiri perut
ibu (PUKI), di kanan teraba bagian kecil janin,
Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting
(kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4 :
divergen, TFU 29 cm, TBBJ (29-11) x 155 = 18 x
155 = 2.790 gram, DJJ 135 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.--------------
A G2P1A0 Hamil 37 minggu 1 hari, janin normal.-----------
P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui dan
menandatanganinya.-----------------------------------------
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya
bahwa Keadaan umum ibu baik, TD 110/60 mmHg,
frekuensi pernafasan 21X/menit, suhu tubuh
36,2˚C, nadi : 80X/menit, Leopold 1 : teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba
tahanan memanjang di kiri perut ibu (PUKI), di
kanan teraba bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba
bagian bulat keras dan melenting (kepala) dan
sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen . TFU 29
cm, TBBJ (29-11) x 155 = 18 x 155 = 2.790 gram,
DJJ 135 x/menit,ibu mengerti.-----------------------------
- Memfasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya pada
kehamilan yaitu muntah terus dan tak mau makan,
demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau
sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang
bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan
pada hamil muda dan tua serta air ketuban keluar
sebelum waktunya, ibu mengerti.-------------------------
- Memfasilitasi KIE tentang persiapan persalinan
yaitu untuk bayi: baju, popok, gurita, dan bedong
masing-masing 3, sarung tangan 2, handuk bayi ,
perlengkapan mandi 1, untuk ibu: baju atasan,
gurita, celana dalam 2, kain panjang 3, handuk 2,
softek dan perlengkapan mandi, ibu mengerti---------
- Memfasilitasi KIE tentang tanda-tanda persalinan
yaitu adanya kontraksi yang adekuat, keluar air-air
109

dan bercampur darah, ibu memahami tanda


persalinan, ibu mengerti.------------------------------------
- Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet,
diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum
tidur untuk mengurangi mual. Dapat diminum
dengan air putih atau air jeruk, bisa juga dibarengi
dengan Vit.C untuk mempercepat proses
penyerapan Fe. Jangan diminum bersama dengan
teh, kopi atau susu karena dapat mengahambat
proses penyerapan Fe, Kalk X tablet diminum 1x1,
ibu mengerti.---------------------------------------------------
- Memberikan ibu susu ibu hamil, susu sudah
diberikan.--------------------------------------------------------
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu
kemudian tanggal 10 Februari 2020 atau jika ada
keluhan, ibu mau melakukan kunjungan ulang atau
jika ada keluhan.-----------------------------------------------
Rangkabitung, 03 Februari 2020
Yang memeriksa

Destia Nurfitriani

g. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kujungan ANC keempat,


Tanggal 10 Februari 2020 di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Ibu datang kembali untuk melakukan pemeriksaan rutin, tidak
ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam 10-20 kali. Tidur
siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam 7 jam.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: Keadaan
umum ibu baik, kesadaran compos mentis, status emosional
stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 110/70mmHg,
frekuensi pernafasan 20X/menit, suhu tubuh 36,4˚C, N :
82X/menit, berat badan sekarang 79 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, Lila 28,5 cm, mammae simetris tidak ada benjolan,
terdapat hiperpygmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, bersih, kolostrum (+).
110

Pemeriksaan Abdomen yaitu, perut membesar sesuai


dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat
linea nigra, ada striae. Palpasi didapatkan hasil Leopold 1 :
teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba
tahanan memanjang di kiri perut ibu (puki) dan di kanan teraba
bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba bulat keras dan
melenting (kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen.
TFU 30 cm, TBBJ (30-11) x 155 = 19 x 155 = 2.945 gram, DJJ
134 x/menit, teratur, punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Vulva vagina bersih tidak ada kelainan, varices tidak ada,
perineum tidak ada bekas luka parut, di daerah kelenjar Bartolini
dan skene tidak ada nyeri tekan serta tidak ada benjolan.
Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu
G2P1A0 Hamil 38 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup,
intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau
data yang bersumber dari ibu, hamil yang kedua, pernah
melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran, HPHT 19-05-
19, dengan tidak ada keluhan, Pergerakan anak dalam 24 jam
10-20 kali.
Dan dari data objektif yang ditemukan keadaan umum ibu
baik, kesadaran compos mentis, status emosional stabil,
tanda-tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/70 mmHg,
frekuensi pernafasan 20X/menit, suhu tubuh 36,4˚C, nadi :
82X/menit, berat badan sekarang 79 kg, berat badan sebelum
hamil 69 kg, Lila 28,5 cm, perut membesar sesuai dengan usia
kehamilan, terdapat linea nigra dan striae.
Palpasi Abdominal yaitu Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak
melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di
kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian bagian kecil janin,
Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting (kepala)
111

dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen . TFU 30 cm, TBBJ


(30-11) x 155 = 19 x 155 = 2.945 gram, DJJ 134 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.
Tidak ada masalah pada kunjungan kali ini, Diagnosa dan
Masalah Potensial untuk Ny “I” Tidak ada dan Tindakan Segera/
Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan yang diberikan adalah lakukan informed
consent. Lakukan pemeriksaan dan beritahu hasilnya kepada ibu.
Fasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya kehamilan. Fasilitasi KIE
tentang persiapan persalinan. Fasilitasi KIE tentang tanda-tanda
persalinan. Berikan tablet FE dan Berikan ibu susu ibu hamil.
Asuhan yang diberikan adalah melakukan informend consent.
Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya kepada ibu
bahwa kedaan umum ibu baik, TD 110/70 mmHg, pernafasan
20x/menit, nadi 82 x/menit, suhu 36,4 0C, Leopold I teraba bulat,
lunak, tidak melenting, Leopold II teraba tahanan memanjang di kiri
perut ibu (PUKI) dan di kanan teraba bagian bagian-bagian kecil
janin, Leopold III teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala)
dan sudah masuk PAP. Leopold IV divergen . TFU 30 cm, TBBJ =
(30 – 11) x 155 = 19 x 155 = 2.945 gram, DJJ (+),134 x/menit.
Memfasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu
muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi, bengkak kaki,
tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan
kurang bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan pada
hamil muda dan tua serta air ketuban keluar sebelum waktunya.
Memfasilitasi KIE tentang persiapan persalinan yaitu untuk bayi:
baju, popok, gurita, dan bedong masing-masing 3, sarung tangan 2,
handuk bayi , perlengkapan mandi 1, untuk ibu: baju atasan, gurita,
celana dalam 2, kain panjang 3, handuk 2, softek dan perlengkapan
mandi. Memfasilitasi KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu
adanya kontraksi yang adekuat, keluar air-air dan bercampur darah,
112

ibu memahami tanda persalinan. Memberikan tablet Fe dosis 60mg


XXX tablet, diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum tidur
untuk mengurangi mual. Dapat diminum dengan air putih atau air
jeruk, bisa juga dibarengi dengan Vit.C untuk mempercepat proses
penyerapan Fe. Jangan diminum bersama dengan teh, kopi atau
susu karena dapat mengahambat proses penyerapan Fe. Kalk X
tablet diminum 1x1. Memberikan ibu susu ibu hamil.
Evaluasi dari pemeriksaan yaitu ibu mengerti dan mau
menandatangani informed consent, mengerti apa yang
disampaikan bidan serta mau melakukan apa yang dianjurkan oleh
bidan.

h. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan metoda SOAP

Tabel 3.4
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU HAMIL ANC IV
Nama : Ny.”I”
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S - Ibu mengatakan hamil 9 bulan, anak kedua dan
10/02/2020 belum pernah keguguran.-----------------------------------
Pukul 16.00 - HPHT 19 Mei 2019.------------------------------------------
WIB - TP 26 Februari 2020------------------------------------------
O - Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos
mentis, status emosional stabil, tanda-tanda vital
(TTV): tekanan darah (TD) 110/70 mmHg, frekuensi
pernafasan 20X/menit, suhu tubuh 36,4˚C, nadi :
82X/menit, berat badan sekarang 79 kg, berat
badan sebelum hamil 69 kg, Lila 28,5 cm, perut
membesar sesuai dengan usia kehamilan, terdapat
linea nigra dan striae. Palpasi Abdominal yaitu
Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak melenting
(bokong), Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di
kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian kecil
janin, Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan
melenting (kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4
: divergen, TFU 30 cm, TBBJ (30-11) x 155 = 19 x
155 = 2.945 gram, DJJ 134 x/menit, teratur,
punctum maksimum kiri bawah pusat ibu.--------------
113

A G2P1A0 Hamil 38 minggu 1 hari, janin normal.-----------


P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui dan
menandatanganinya.-----------------------------------------
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya
bahwa Keadaan umum ibu baik, TD 110/70 mmHg,
frekuensi pernafasan 20X/menit, suhu tubuh
36,4˚C, nadi : 82X/menit, Leopold 1 : teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba
tahanan memanjang di kiri perut ibu (PUKI), di
kanan teraba bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba
bagian bulat keras dan melenting (kepala) dan
sudah masuk PAP, Leplod 4 : divergen . TFU 30
cm, TBBJ (30-11) x 155 = 19 x 155 = 2.945 gram,
DJJ 134 x/menit, ibu mengerti.-----------------------------
- Memfasilitasi ibu KIE tentang tanda bahaya pada
kehamilan yaitu muntah terus dan tak mau makan,
demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau
sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang
bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan
pada hamil muda dan tua serta air ketuban keluar
sebelum waktunya, ibu mengerti--------------------------
- Memfasilitasi KIE tentang persiapan persalinan
yaitu untuk bayi: baju, popok, gurita, dan bedong
masing-masing 3, sarung tangan 2, handuk bayi ,
perlengkapan mandi 1, untuk ibu: baju atasan,
gurita, celana dalam 2, kain panjang 3, handuk 2,
softek dan perlengkapan mandi, ibu mengerti---------
- Memfasilitasi KIE tentang tanda-tanda persalinan
yaitu adanya kontraksi yang adekuat, keluar air-air
dan bercampur darah, ibu memahami tanda
persalinan, ibu mengerti-------------------------------------
- Memberikan tablet Fe dosis 60mg XXX tablet,
diminum 1x1 setiap hari, diminum malam sebelum
tidur untuk mengurangi mual. Dapat diminum
dengan air putih atau air jeruk, bisa juga dibarengi
dengan Vit.C untuk mempercepat proses
penyerapan Fe. Jangan diminum bersama dengan
teh, kopi atau susu karena dapat mengahambat
proses penyerapan Fe, Kalk X tablet diminum 1x1,
ibu mengerti.----------------------------------------------------
- Memberikan ibu susu ibu hamil, susu sudah
diberikan.--------------------------------------------------------
Rangkabitung, 10 Februari 2020
Yang memeriksa
114

Destia Nurfitriani

B. MASA PERSALINAN / INTRANATAL


1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala I tanggal 17 Februari
2020, pukul 08.00 WIB di PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Setelah diberikan penjelasan pada ibu atau informed consent
Sekitar pukul 08.00 WIB tanggal 17 Februari 2020, Ny. I yang
mengeluh mulas-mulas teratur diperut bagian bawah yang
menjalar kepinggang sejak pukul 02.30 WIB, sudah keluar air-air
dan lendir darah sejak pukul 02.30 WIB mau untuk dilakukan
pemeriksaan lanjutan. Ini merupakan kehamilan yang kedua, HPHT
tanggal 19 Mei 2019. Ibu mengatakan teratur memeriksakan
kehamilannya di bidan dengan frekuensi 9 kali selama hamil, Ibu
merasakan janin bergerak pertama kali di usia kehamilan 16 minggu
dan selama 24 jam terakhir janin bergerak 10 – 20 kali, ibu sudah di
imunisasi TT sebanyak 4 kali dan ibu tidak mengkonsumsi obat-
obatan atau jamu yang di jual warung. Ibu makan dan minum terakhir
pukul 07.30 WIB, BAB pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pukul 08.00
WIB.
Pemeriksaan Fisik, K/u baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, tanda – tanda vital dalam keaadan
baik, TD 120/80 mmHg, nadi 85 x /menit, pernafasan 22x/menit,
suhu 36,50C, BB ibu mengalami kenaikan sebanyak 12 kg dimana
sebelum hamil 69 kg dan sekarang 81 kg, pada muka tidak ada
pembengkakan dan oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
115

ikterik, tidak ada masa dan pembengkakan pada kelenjar tyroid dan
KGB, bentuk mamae simetris, kebersihan (+), tidak ada masa dan
striae, hyperigmentasi areola mamae dan kolostrum (+), puting susu
menonjol. Secara inspeksi pada abdomen tidak ada bekas luka,
pembesaran perut sesuai masa kehamilan, terdapat linea nigra.
Bentuk bagian atas /lengan simetris, bentuk bagian bawah/kaki
simetris, tidak ada oedema pada tangan, jari, tibia dan, kaki. Tidak
ada varises tungkai, reflex patella kanan/kiri (+). Punggung
hyperlordosis fisiologis, tidak ada nyeri ketuk CVAT, kandung kemih
kosong. Anogenital: tidak ada kelainan pada vulva dan vagina
(varises, luka, kemerahan, nyeri dan, oedema). Pengeluaran
pervaginam: lendir bercampur darah (+), air ketuban (+) jumlah ±
300 cc warna jernih, darah (-).
Pemeriksaan abdomen secara palpasi: leopold I teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II teraba tahanan
memanjang di kiri perut ibu (Puki) dan di kanan teraba bagian –
bagian kecil janin. Leopold III teraba bulat, keras, melenting
(kepala) dan sudah masuk PAP. Leopold IV Divergen, TFU 30 cm,
TBBJ (30-11) x 155 = 2945 gram. Frekuensi kontraksi (His)
3x/10’/42”. Djj (+) punctum maximum di kiri bawah pusat ibu,
frekuensi 144 x/menit, teratur.
Pukul 08.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam atau vaginal
toucher (V/T) oleh bidan, atas indikasi tanda persalinan, vulva dan
vagina tidak ada kelainan, konsistensi portio tipis lunak,
pembukaan 4 cm, selaput ketuban (+), presentasi kepala, posisi
ubun-ubun kecil (uuk) kiri depan, penurunan kepala H III +.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu G2P1A0
hamil 39 minggu 1 hari, inpartu kala I fase aktif, janin tunggal, hidup,
intra uterin, punggung kiri, presentasi kepala.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau data
yang bersumber dari ibu Hamil kedua, pernah melahirkan satu kali
116

dan tidak pernah keguguran, HPHT tanggal 19 Mei 2019, mulas-


mulas semakin teratur dan kuat sejak pukul 02.30 WIB, serta
keluar air-air dan lendir darah, sejak pukul 02.30 WIB.
Dan dari data objektif yang ditemukan K/U baik, kesadaran
composmentis, TD :120/80 mmHg, nadi : 85 x / menit, pernafasan
22x/menit, suhu 36,50C, palpasi abdoment : leopold I teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II teraba tahan
memanjang di kiri perut ibu (puki) dan di kanan teraba bagian –
bagian kecil janin. Leopold III teraba bulat, keras, melenting
(kepala) dan sudah masuk PAP. Leopold IV divergent, TFU 30 cm,
TBBJ (30-11) x 155 = 2945 gram. Frekuensi His 3x/10’/42”. Djj (+)
punctum maximum di kiri bawah pusat ibu, frekuensi 144 x/menit,
teratur. Pemeriksaan dalam dilakukan oleh bidan, atas indikasi
tanda persalinan pukul 08.00 WIB vulva dan vagina tidak ada
kelainan, konsistensi portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, posisi uuk kiri depan, penurunan
kepala H III+.
Tidak masalah pada kunjungan kali ini. Diagnosa dan Masalah
Potensial untuk Ny “I” Tidak ada dan Tindakan Segera/ Kolaborasi
Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan kala I fase aktif yaitu fasilitasi informed
consent, informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang aka
diberikan, fasilitasi kebutuhan nutrisi ibu, anjurkan ibu memilih posisi
yang nyaman, siapkan alat dan observasi kemajuan persalinan.
Asuhan yang akan diberikan yaitu memfasilitasi informed
consent. informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu dan TTV dalam
batas normal, pembukaan 4cm. memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu.
Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, miring kekiri
untuk mempercepat kemajuan persalinan atau penurunan kepala
janin. Menyiapkan alat partus set, resusitasi set, hecting set dan
117

oksitosin. Mengobservasi kemajuan persalinan yaitu His, DJJ dan


penurunan kepala janin.
Evaluasi untuk asuhan yang diberikan yaitu ibu menyetujui dan
menandatangani informed consent, ibu ngereti apa yang disampaikan,
ibu sudah makan ½ porsi bubur dan minum teh manis hangat + 150
cc, ibu memilih posisi miring kesebelah kiri, alat partus set, resusitasi
set, hecting set dan oksitosin sudah disiapkan, observasi kemajuan
persalinan dilakukan menggunakan partograf.

1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala I dengan Metoda


SOAP
Tabel 3.5
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF
Nama : Ny.I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari / tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - Ibu mengatakan mules teratur sejak pukul 02.30
17/02/2020 WIB, sudah keluar lendir darah dan air-air sejak
Pukul pukul 02.30 WIB, hamil 9 bulan, anak ke 2 dan
08.00 WIB belum pernah keguguran, HPHT 19-05-2019, TP
26-02-2020.-----------------------------------------------------
O - Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos
mentis, keadaan emosional stabil, TD: 120/80
mmHg, nadi 85 x / menit, pernafasan 22x/menit,
suhu 36,50C, his 3x/10’/42”, DJJ 144 x/menit. BB
saat ini 81 kg dan BB sebelum hamil 69 kg, hasil
palpasi abdomen: leopold I teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong). Leopold II teraba tahan
memanjang di kiri perut ibu (puki) dan di kanan
teraba bagian – bagian kecil janin. Leopold III
teraba bulat, keras, melenting (kepala) dan sudah
masuk PAP. Leopold IV divergent, TFU 30 cm,
TBBJ (30-11) x 155 = 2945 gram. Frekuensi His
3x/10’/42”. Djj (+) punctum maximum di kiri bawah
pusat ibu, frekuensi 144 x/menit, teratur.
Pemeriksaan dalam dilakukan oleh bidan, atas
indikasi tanda persalinan pukul 08.00 WIB vulva
dan vagina tidak ada kelainan, konsistensi portio
tipis lunak, pembukaan 4 cm, selaput ketuban (+),
118

presentasi kepala, posisi uuk kiri depan, penurunan


kepala H III+. Ada pengeluaran lendir bercampur
darah.-------------------------------------------------------------
A G2P1A0 hamil 39 minggu 1 hari, inpartu kala I fase
aktif, janin normal.---------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui dan
menandatangani-----------------------------------------------
- menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, hasil pemeriksaan yaitu
keadaan umum ibu dan TTV dalam batas normal,
pembukaan 4cm, ibu mengerti.----------------------------
- Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu, ibu sudah
makan ½ porsi bubur dan minum teh manis hangat
+ 150 cc.---------------------------------------------------------
- Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang
nyaman, miring kekiri untuk mempercepat
kemajuan persalinan atau penurunan kepala janin,
ibu memilih posisi miring kesebelah kiri-----------------
- Menyiapkan alat partus set, resusitasi set, hecting
set dan oksitosin, sudah disiapkan.----------------------
- Mengobservasi kemajuan persalinan yaitu His
setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit dan penurunan
kepala janin setiap 4 jam atau bila ada indikasi,
observasi dilakukan menggunakan partograf.---------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala II dengan Metoda


SOAP
Tabel 3.6
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU BERSALIN KALA II
Nama : Ny.I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari / tanggal Catatan Perkembangan
Sabtu, S - Ibu mengatakan mules semakin kuat dan ada
17/02/2020 keinginan untuk
Pukul mengedan----------------------------------------------------------
09.45 WIB -------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------
O - Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,
keadaan emosional stabil, TD : 120/60 mmHg, nadi
119

80 x / menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C, his


5x/10’/45”, DJJ 138 x/menit. Pemeriksaan dalam
dilakukan oleh bidan, atas indikasi tanda persalinan
pukul 09.45 WIB vulva dan vagina tidak ada kelainan,
konsistensi portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
selaput ketuban (+), presentasi kepala, posisi ubun-
ubun kecil depan di bawah symphisis, penurunan H
III+..Pengeluaran lendir bercampur darah.-----------------
A G2P1A0 hamil 39 minggu 1 hari, inpartu kala II, janin
normal.---------------------------------------------------------------
P - Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, hasilnya bahwa keadaan umum
ibu, TTV dalam batas normal, pembukaan 10 cm, ibu
dan keluarga mengerti.----------------------------------------
- Melihat tanda gejala kala II yaitu dorongan untuk
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva vagina membua, terdapat tanda gejala kala II.--
- Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan
memberikan support mental, serta menganjurkan
keluarga untuk memberikan makan dan minum di
sela-sela kontraksi, keluarga mendampingi.-------------
- Memfasilitasi ibu untuk memilih posisi yang nyaman,
ibu memilih posisi dorsalrecumbent.-----------------------
- Memfasilitasi ibu cara mengedan yang benar yaitu
mata terbuka melihat perut, dagu menempel didada,
gigi bertemu gigi, tangan disimpan dilipatan paha,
dan relaksasi disela-sela kontraksi, ibu mengerti-------
- Mendekatkan partus set, resusitasi set, hecting set
dan oksitosin, alat sudah didekatkan----------------------
- Memimpin ibu dalam proses persalinan dengan tenik
APN yaitu meletakkan underpad, duk steril 1/3 nya
dibawah bokong ibu, membuka partus set dan
menggunakan sarung tangan. Setelah kepala tampak
di depan vulva diameter 5-6 cm. maka tangan kiri
berada di verteks agar tidak terjadi defleksi
maksimal, dan tangan kanan menahan perineum
dengan kain segitiga agar tidak terjadi laserasi.
Setelah kepala diluar, cek lilitan tali pusat ternyata
tidak ada, tunggu putaran paksi luar. kemudian
tangan memegang kepala secara biparietal, tarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, tarik
curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang,
sanggah dan susur untuk melahirkan dada dan
seluruh tubuh bayi. Pukul 09.55 WIB bayi lahir
spontan bugar menangis kuat, jenis kelamin
Perempuan, bayi dikeringkan di atas perut ibu,
120

melakukanpemotongan tali pusat dengan cara jepit


tali pusat 3 cm dari pangkal pusat dan 2 cm dari
jepitan pertama dengan klem kemudian potong, dan
ikat dengan ikatan tali pusat/umbilikal klem--------------
- Memfasilitasi IMD selama 1 jam, bayi berhasil
mencari puting ibu setelah 30 menit dan IMD berhasil
dilakukan selama 1 jam.---------------------------------------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala III dengan Metoda


SOAP
Tabel 3.7
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU BERSALIN KALA III
Nama : Ny. I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari /tanggal Catatan perkembangan
Senin,17/02/ S - Ibu mengatakan masih merasakan
2020. Pukul mulas-------------------------------------------------------------
09.55 WIB ---------------------------------------------------------------------
----------------------
O - K/u baik, K/e stabil kesadaran composmentis, TFU
sepusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong,
perdarahan ± 100 cc, tali pusat tampak di vulva.-----
A P2A0 partus kala III----------------------------------------------
P - Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, bahwa keadaan dan TTV ibu
dalam batas normal, ibu dan keluarga mengerti.-----
- Melakukan manajemen aktif kala III yaitu:
memeriksa janin kedua, tidak ada janin kedua.
Memberitahu ibu karena akan dilakukan
penyuntikan oksitosin, ibu menyetujuinya,
menyuntikan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian
paha luar, oksitosin 10 IU disuntikkan. Melakukan
PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali),
pindahkan klem pada tali pusat 5-10 di depan vulva,
apabila ada kontraksi, tangan kiri berada di
symphysis melakukan dorsocranial dan tangan
kanan menegangkan tali pusat sejajar dengan
lantai, setelah plasenta tampak di introitus vagina,
lahirkan plasenta secara Brand Andrew dengan
121

memutar plasenta searah jarum jam secara hati-


hati, Pukul 10.02 WIB plasenta lahir spontan,
masase fundus uteri selama 15 detik dan
mengajarkan keluarga cara memasase fundus uteri
dengan benar--------------------------------------------------
- Memeriksa kelengkapan plasenta : selaput korion-
amnion lengkap, kotiledon 20 buah, diameter
plasenta 20 cm, tebalnya 2,5 cm, insersi tali pusat
sentralis, panjang tali pusat 60cm, berat plasenta
500 gram, perdahan ±100 cc-------------------------------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kala IV dengan Metoda


SOAP
Tabel 3.8
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU BERSALIN KALA IV
Nama : Ny.I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari /tanggal Catatan perkembangan
Senin,17/02/ S - Ibu mengatakan masih sedikit
2020.Pukul mulas---------------------------------------------------------------
10.17WIB -----------------------------------------------------------------------
------------------------------
O - k/u ibu baik, k/e stabil kesadaran composmentis, -----
- TTV: TD 130/90 MmHg, nadi 85x/menit, pernafasan
21x/menit dan Suhu 36,5 0C. TFU 1 jari dibawah
pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, darah
yang keluar ±5 cc
-----------------------------------------------
A P2A0 partus kala
IV-----------------------------------------------
P - Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, bahwa keadaan ibu baik dan
TTV: TD 130/90 mmHg, Nadi 85x/menit, pernafasan
21x/menit dan suhu 36,5 0C, ibu dan keluarga
mengert.-----------------------------------------------------------
- Memeriksa laserasi jalan lahir dengan kassa steril,
tidak ada laserasi pada jalan lahir.-------------------------
- Membersihkan ibu dan alas bersalin menggunakan
air DTT dan air klorin 0,5% serta mengganti pakaian
ibu, ibu sudah dirapihkan dari darah dan kotoran.------
- Memfasilitasi kebutuhan nutrisi, ibu sudah makan 1
122

porsi nasi dan minum + 50cc air putih.--------------------


- Menganjurkan ibu tidak menahan BAK dan BAB
karena dapat mengganggu kontraksi uterus, ibu
mengerti-----------------------------------------------------------
- Memberitahu ibu jika merasa pusing dan merasa
keluar darah yang banyak agar segera memberitahu
tenaga kesehatan, ibu mengerti.----------------------------
- Melakukan pemantauan kala IV secara ketat selama
2 jam (setiap 15’ pada 1 jam pertama dan setiap 30’
pada 1 jam selanjutnya) pemantauan menggunakan
partograf, partograf terlampir. Hasilnya-------------------
Pukul - TD 130/90 mmHg, nadi 85 x/menit, suhu 36,5 0C, TFU
10.17 WIB 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, darah yang keluar ±5 cc------------------
Pukul - TD 130/90 mmHg, nadi 82 x/menit, TFU 1 jari
10.32 WIB dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, darah yang keluar ± 10
cc-----------------------------------
Pukul - TD 130/90 mmHg, nadi 84 x/menit, TFU 1 jari
10.47 WIB dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, darah yang keluar ± 25
Pukul cc-------------------------------------
11.02 WIB - TD 130/90 mmHg, nadi 81 x/menit, TFU 1 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
Pukul kosong, darah yang keluar ±15
11.32 WIB cc-------------------------------------
- TD 110/70 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 37 0C, TFU 2
Pukul jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
12.02 WIB kemih kosong, darah yang keluar ±50 cc-----------------
- TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, darah yang keluar ±50 cc, Jumlah darah
yang keluar ± 155
cc-----------------------------------------------------------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

C. MASA NIFAS / POST NATAL CARE


Kunjungan masa nifas adalah suatu kegiatan rutin yang dilakukan
pada semua ibu post partum dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
123

ibu serta mendeteksi secara dini komplikasi – komplikasi yang terjadi


pada ibu nifas, dilakukan sebanyak 4 kali yaitu : 6 jam post partum, 6
hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu post partum
dilakukan pada Ny.I. di PMB. Bidan Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Rangkasbitung.
1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6 jam tanggal 17
Februari 2020, pukul 16.00 WIB di BPM Damiana Tyas Rukmini,
S.ST
Tanggal 17 Februari 2020 pukul 09.55 WIB Ny. I usia 27 tahun
melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin Perempuan dengan
BB 3000 gram dan Panjang Badan ( PB ) 49 cm, masih sedikit mulas.
Alasan Kunjungan Ini merupakan kunjungan 6 jam. Keluhan
pada kunjungan ini yaitu, Masih sedikit mulas.
Riwayat persalinan : Riwayat ibu, ini merupakan anak kedua,
tidak pernah keguguran bersalin di BPM Damiana Tyas Rukmini,
S.ST dan ditolong oleh Destia Nurfitriani, jenis persalinan normal,
presentasi kepala, tidak ada komplikasi, plasenta lahir spontan,
kotiledon 20 buah, diameter plasenta 20 cm, tebalnya 2,5 cm, insersi
tali pusat sentralis, panjang tali pusat 60cm, berat plasenta 500 gram,
perdarahan ±100 cc. Memeriksa laserasi dan tidak terdapat laserasi
pada jalan lahir.
Riwayat bayi, Bayi lahir tanggal 17 Februari 2020 pukul 09.55
WIB, jenis kelamin Perempuan, berat badan 3000 gram, panjang
badan 49 cm, keadaan bayi baru lahir langsung menangis kuat,
spontan dan bugar, masa gestasi 39 minggu 1 hari, tidak terdapat
komplikasi, air ketuban berwana jernih ±300 cc.
Riwayat post partum, Kedaaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil, ambulasi (+). Pola nutrisi :
makan 3 x/perhari, dengan porsi sedang, jenisnya bervariasi. Minum +
8 gelas perhari, ibu tidak mengkonsumsi kopi, teh, dan jamu-jamuan.
Pola elimiasi : BAB 1 kali perhari, warna kuning, konsistensi lembek
124

dan tidak terdapat nanah dan darah, BAK + 4 kali perhari warna
kuning jernih, bau khas dan tidak terdapat nanah dan darah, letak
tidak ketidaknyamanan di perut bagian bawah, pendapat ibu tentang
bayinya senang, ibu sudah pernah menyusui.
Pemeriksaan Fisik, Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional, tanda-tanda vital dalam
keadaan normal, TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/ menit, pernafasan
20x/menit, suhu 36,50C, muka tidak ada pembengkakan dan
oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada masa
dan pembengkakan pada kelenjar tyroid dan KGB, bentuk mammae
simetris, kebersihan (+), tidak ada massa dan striae, hyperigmentasi
areola mamae dan kolostrum (+), puting susu menonjol. Secara
inspeksi pada abdomen tidak ada bekas luka, keadaan abdomen
lunak, secara palpasi TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
kuat, kandung kemih kosong, terdapat linea nigra. Bentuk bagian
atas /lengan simetris, bentuk bagian bawah/kaki simetris, tidak ada
oedema pada tangan, jari, tibia dan, kaki. Tidak ada varises tungkai,
reflex patella kanan/kiri (+). Tidak ada nyeri ketuk CVAT. Anogenital :
tidak ada kelainan pada vulva dan vagina (varises, luka, kemerahan,
nyeri dan, oedema), pada perineum terdapat jahitan. Pengeluaran
pervaginam lochea rubra.
Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa Diagnosa ibu
P2A0, post partum 6 jam.
Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau data
yang bersumber dari ibu yaitu masih sedikit mulas.
Dan data dari obyektif didapatkan hasil yaitu, Keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional, tanda-tanda
vital dalam keadaan normal, TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/ menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, luka laserasi (-),
lochea rubra.
125

Masalah pada kunjungan ini tidak terdapat masalah. Sehingga


Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny “I” Tidak ada dan Tindakan
Segera/ Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.
Rencana asuhan yang diberikan oleh bidan, Fasilitasi informed
consent, informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, fasilitasi kebutuhan nutrisi ibu, fasilitasi untuk mobilisasi
dini, fasilitasi ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, berikan ibu
tablet Fe dan vitamin A serta, buat kesepakatan untuk kunjungan
ulang.
Asuhan yang diberikkan yaitu, Memfasilitasi informed consent,
menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik TD 110/70
mmHg, N: 80x/m, P: 20 x/m, S: 36,5 C, memfasilitasi kebutuhan nutrisi
pada ibu, dan KIE tentang kecukupan gizi pada ibu yaitu yaitu nasi,
lauk pauk, sayur, buah, telur dan tidak ada pantangan apapun semua
makanan, memfasilitasi ibu untuk mobilisasi dini, memfasilitasi ibu
untuk menjaga kehangatan bayinya agar tidak terjadi hipotermi pada
bayi dengan cara dibedong namun tidak terlalu kencang karenya
fungsinya hanya untuk menghangatkan, memberikan ibu terapi Fe 10
tablet 1x1 (60 mg), dan vitamin A 200.000 IU 2 tablet 1x1 diminum 1
kapsul setelah lahir dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah kapsul pertama,
membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang 6 hari kemudian
tanggal 24 Februari 2020 atau jika ada keluhan.
Evaluasi untuk kunjungan ini yaitu ibu menyetujui dan
menandatangani informed consent, mengerti apa yang disampaikan,
ibu sudah makan 1 porsi nasi dan minum 100cc air putih, ibu sudah
bisa kekamar mandi sendiri, bayi sudah dibedong dan diselimuti, ibu
sudah mendapatkan therapy oral dan menyetujui untuk kunjungan
ulang pada tanggal 24 Februari 2020.
126

1. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6 jam


dengan metoda SOAP

Tabel 3.9
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU POST PARTUM 6 JAM
Nama : Ny.I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari /tanggal Catatan perkembangan
Senin, S - Ibu mengatakan masih sedikit
17/02/2020 mulas.----------------------------------------------------------
Pukul 16.00WIB -------------------------------------------------------------------
---------------------------
O - K/u ibu baik, k/e stabil, kesadaran composmentis,
TTV: TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/ menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, lochea rubra------------------------------
A P2A0, post partum 6 jam------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
dan
menandatangani.--------------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, hasil pemeriksaan dalam
batas normal, keadaan umum ibu baik TD 110/70
mmHg, N: 80x/menit, P: 20x/menit, S: 36,5 0C, ibu
mengerti.-------------------------------------------------------
- Memfasilitasi kebutuhan nutrisi pada ibu dan KIE
tentang kecukupan gizi pada ibu yaitu yaitu nasi,
lauk pauk, sayur, buah, telur dan tidak ada
pantangan apapun semua makanan, ibu sudah
makan 1 porsi nasi dan minum 100 cc air putih.----
- Memfasilitasi ibu untuk mobilisasi dini, ibu sudah
dapat kekamar mandi sendiri.----------------------------
- Memfasilitasi ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya agar tidak terjadi hipotermi pada bayi
dengan cara dibedong namun tidak terlalu
kencang karenya fungsinya hanya untuk
menghangatkan tubuh bayi, bayi sudah dibedong
dan diselimuti.----
- Memberikan ibu terapi oral yaitu Fe 10 tablet 1x1
(60 mg), dan vitamin A 200.000 IU 2 tablet 1x1
diminum 1 kapsul setelah lahir dan 1 kapsul lagi
24 jam setelah kapsul pertama, ibu sudah
mendapatkan therapy
oral.--------------------------------
127

- Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang 6


hari kemudian tanggal 24 Februari 2020 atau jika
ada keluhan, ibu menyetujui untuk kunjungan
ulang.-----------------------------------------------------------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

2. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6 hari


dengan metoda SOAP

Tabel 3.10
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU POST PARTUM 6 HARI
Nama : Ny. I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.S T
Hari /tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali dan
24/02/2020 tidak pernah keguguran, melahirkan pada
Pukul 16.00 WIB tanggal 17-02-2020------------------------------------
- Tidak ada keluhan-------------------------------------
O - Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil,
TTV: TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/ menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C, TFU
128

pertengahan pusat simfisis, kontraksi uterus


baik, kandung kemih kosong Pengeluaran
pervaginam lochea
sanguinolenta.------------------------------------------
A P2A0, post partum 6 hari-------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyutujui
dan menandatangani.---------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan diberikan, hasil
pemeriksaan fisik dalam batas normal, TTV:
TD: 110/70 mmHg, N: 80x/ menit, R:
20x/menit, S: 36,50C, lochea sanguinolenta,
ibu mengerti.---------------
- Menganjurkan serta memberikan support
mental pada ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif hingga 6 bulan dan memberikan MP-
ASI setelahnya dan diteruskan hingga 2 tahun.
tidak ada jadwal pemberikan ASI, ASI
diberikan sesering mungkin semau bayi paling
sedikit 8 kali sehari, jika bayi tidur lebih dari 2
jam bangunkan lalu susui, ibu
mengerti.--------------
- Memfasilitasi KIE tentang personal hygiene,
memberitahu cara menjaga kebersihan
kemaluan serta cara cebok yang benar, yaitu
menggunakan air bersih, membasuh dari arah
depan ke belakang, ibu mengerti.------------------
- Memfasilitasi tentang gizi seimbang, ibu tidak
ada pantangan makanan apapun, beraneka
ragam yaitu, daging, ikan, telur, sayur-
sayuran, karbohidrat, buah-buahan dan minum
sebanyak 14 gelas perhari pada 6 bulan
pertama dan 12 gelas perhari pada 6 bulan
kedua, ibu mengerti.-----------------------------------
- Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang
2 minggu post partum, ibu mmenyepakati
untuk kunjungan ulang 2 minggu post partum
pada tanggal 03 Maret 2020 atau bila ada
keluhan.--
Rangkasbitung, 24 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani
129

3. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 2


minggu dengan metoda SOAP

Tabel 3.11
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU POST PARTUM 2 MINGGU
Nama : Ny. I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas. R, S.SiT
Hari /tanggal Catatan perkembangan
Selasa, S - Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali dan
03/03/2020 tidak pernah
Pukul16.00 WIB keguguran.------------------------------------------
- Melahirkan pada tanggal 17 Februari 2020, saat ini
ada keluhan gatal-gatal didaerah payudara----------
O - K/u ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil, TTV: TD 120/80 mmHg, nadi 83
x/ menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,7 0C, TFU
sudah tidak teraba, Pengeluaran pervaginam
lochea
serosa-------------------------------------------------
A P2A0, post partum 2 minggu-------------------------------
P - Memfasilitasin informed consent, ibu menyetujui
dan menandatangani.--------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal, TTV: TD 120/80 mmHg, nadi 83 x/
menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,7 0C, lochea
serosa dan tidak ada kelainan pada masa nifas,
ibu
mengerti.------------------------------------------------------
- Memberikan konseling tentang personal hygiene
atau kebersihan diri. Menjaga payudara agar tetap
kering dan bersih bisa dibersihkan sebelum dan
sesudah menyusui, bila basah atau lebab segera
ganti bra untuk menghindari iritasi pada kulit, jika
terasa gatal bisa diberikan bedak, ibu mengerti.----
- Memberikan konseling tentang KB, menjelaskan
bahwa metode kontrasepsi ada 2 yaitu jangka
panjang dan jangka pendek, jangka panjang terdiri
dari metode operasi wanita (MOW) dan metode
operasi pria (MOP), alat kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR) jangka penggunaan sampai 10 tahun,
implant (alat kontrasepsi bawah kulit/AKBK)
jangka penggunaan 3 tahun, metode kontrasepsi
jangka pendek yaitu suntik, 1 bulan dan 3 bulan,
untuk ibu menyusui tidak disarankan untuk
130

menggunakan suntik KB 1 bulan karena akan


mempengaruhi produksi ASI, Pil KB dan kondom,
ibu memilih kontrasepsi KB suntik 3
bulan.--------------------------
- Membuat kesepakatan untuk kunjungan 6 minggu
post partum pada tanggal 27 Maret 2020 atau bila
ada keluhan, ibu menyetujui dan mau melakukan
kunjungan ulang atau bila ada keluhan.--------------
Rangkasbitung, 03 Maret 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

4. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum 6


minggu dengan metoda SOAP

Tabel 3.12
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA IBU POST PARTUM 6 MINGGU
Nama : Ny. I
Umur : 27 tahun Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari /tanggal Catatan perkembangan
Kamis, S - Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali,
26/03/2020 belum pernah keguguran, melahirkan pada
Pukul 14.00 WIB tanggal 17-02-2020, tidak ada keluhan-----------
- Mau menggunakan KB suntik 3 bulan------------
- Belum menstruasi serta belum hubungan intim
dengan suami-------------------------------------------
O - Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, emosional stabil, tanda-tanda
vital TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/ menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,20C, TFU tidak
teraba, Kandung kemih kosong, lochea alba---
A - P2A0, post partum 6 minggu akseptor KB
suntik 3
bulan----------------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
dan menandatangani----------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan diberian, hasil pemeriksaan
dalam batas normal, TTV: TD 110/70 mmHg,
N: 80x/menit, R: 20x/menit, S: 36,2 0C k/u ibu
baik dan ibu dapat menggunakan KB suntik 3
bulan, ibu
131

mengerti---------------------------------------------
- Memberikan injeksi KB suntik 3 bulan IM di
1/3 SIAS-Os. Coccigis, KB
disuntikkan----------------
- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
mengulang KB secara rutin dan sesuai jadwal
ke posyandu/ PMB/ puskesmas/ rumah sakit,
ibu mau mengulang KB sesuai jadwal------------
- Memberikan selamat pada ibu karena masa
nifasnya berjalan dengan normal tidak
mengalami kelainan, ibu senang-------------------
Rangkasbitung, 26 Maret 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

D. Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL) usia 1 jam tanggal
17 Februari 2020, pukul 10.55 WIB di BPM Damiana Tyas
Rukmini, S.ST
bayi lahir spontan tanggal 17 Februari 2020 pukul 09.55 WIB,
bayi cukup bulan, presentasi ubun-ubun kecil depan, jenis kelamin
perempuan, berat badan 3000 gram dan panjang badan 49 cm.
Tidak ada riwayat penyakit dalam kehamilan ini, kebiadaan ibu
waktu hamil yaitu makan 3x sehari, dengan porsi sedang, jenis
makanan bervariasi, minum + 8 gelas perhari, ibu mengkonsumsi
susu hamil namun tidak mengkonsumsi obat-obatan termasuk jamu.
Riwayat persalinan sekarang yaitu jenis persalinan spontan,
pervaginam, penolong persalinan Destia Nurfitriani. Lama kala I 7 jam
15 menit dari his teratur hingga pembukaan lengkap (pukul 02.30
hingga 09.45 WIB) dan lama kala II yaitu 10 menit, ketuban pecah
spotan, warna jernih, jumlah + 300cc. Bayi lahir menangis kuat,
pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, masa gestasi 39 minggu 1
hari sesuai dengan HPHT, nilai APGAR score pada menit ke 1
132

bernilai 8 dan pada menit ke 5 bernilai 10. Kala III lamanya 7 menit,
plasenta lahir spontan dan lengkap dengan jumlah otiledon sebanyak
20 buah, diameter 20 cm, tebal 2,5 cm, berat 500gram, insersi tali
pusat sentralis, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan + 100 cc.
Pemeriksaan fisik, Keadaan umum bayi baik, suhu 36,7 0C
(axila), pernapasan 49x/menit teratur, Heart Rate (HR) 148x/menit
teratur, dengan berat badan 3000 gram dan panjang badan 49 cm,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dimulai dari
pemeriksaan kepala, tidak ada kaput suksedenum dan cephal
hematoma, ubun-ubun besar dan kecil sudah menutup, sutura tidak
ada moulage, muka simetris dan tidak pucat, mata simetris, tidak ada
pus, sklera tidak ikterik, tidak ada pernafasan cuping hidung, septum
hidung ada, telinga simetris, tidak ada pengeluaran darah atau nanah,
pada mulut tidak ada labioschizis dan labiopalatoschizis, refleks hisap
ada, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah
bening, bentuk dada simetris, puting susu menonjol, bunyi nafas dan
jantung normal, bentuk perut cembung, tali pusat tidak ada
perdarahan dan tidak ada hernia umbilikalis, tidak ada masa dan
benjolan. Genitalia perempuan : vagina berlubang, uretra
berlubang, labia mayor menutupi labia minor. Punggung tidak ada
pembengkakan dan spina bifida, anus ada dan berlubang, pada kulit
bayi terdapat verniks atau lemak coklat, warna kulit kemerahan, tidak
ada pembengkakan dan bercak mongol, bayi memiliki refleks moro,
refleks rooting, refleks grasping, refleks sucking (yang dapat
dilihat ketika bayi mulai menyusu), refleks tonick neck, dan
refleks babynski. dari pemeriksaan antropometri diperoleh lingkar
kepala 32 cm dan lingkar dada 33 cm. Bayi sudak BAK berwarna
jernih dan belum BAB.
Dari hasil pemeriksaan dapat dianalisi bahwa Diagnosa bayi,
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, usia 1 jam.
133

Diagnosa tersebut dihasilkan dari data subyektif atau data yang


bersumber dari ibu, yaitu bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil
39 minggu 1 hari, dan bayi lahir pukul 09.55 WIB pada tanggal 17
Februari 2020.
Dari data obyektif didapatkan hasil yaitu, Keadaan umum bayi
baik, suhu 36,7 0C (axila), pernapasan 49x/menit teratur, Heart
Rate (HR) 148x/menit teratur, dengan berat badan 3000 gram dan
panjang badan 49 cm, Genitalia perempuan : vagina berlubang,
uretra berlubang, labia mayor menutupi labia minor, lingkar
kepala 32 cm dan lingkar dada 33 cm, bayi memiliki refleks moro,
refleks rooting, refleks grasping, refleks sucking (yang dapat
dilihat ketika bayi mulai menyusu), refleks tonick neck, dan
refleks babynski, Bayi sudak BAK berwarna jernih dan belum
BAB.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik ini bahwa tidak didapatkan
masalah karena hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah potensial tidak ada dan tidak
dilakukan Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau
Kolaborasi.
Rencana asuhan yang diberikan yaitu fasilitasi informed consent,
informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan,
fasilitasi bayi untuk pencegahan kehilangan panas tubuh bayi, lakukan
IMD, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, berikan injeksi vitamin
K1 mg dan salep mata tetrasiklin 0,3%, lakukan perawatan tali pusat,
observasi tanda bahaya BBL.
Asuhan yang diberikan yaitu, memfasilitasi informed consent,
menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, bahwa hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal,
memfasilitasi bayi untuk pencegahan kehilangan panas tubuh bayi,
dengan cara dibedong dan diselimuti, melakukan IMD, dan IMD
berhasil dilakukan selama 1 jam, melakukan pemeriksaan fisik bayi
134

baru lahir, hasil pemeriksaan fisik BB: 3000 gram, PB: 49 cm, LK 32
cm, LD 33 cm, tidak ada kelainan, memberikan injeksi vitamin K1 mg
secara IM 1/3 paha bagian luar sebelah kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan pada otak dan salep mata tetrasiklin 0,3% dari
arah luar kedalam untuk mencegah terjadinya infeksi, melakukan
perawatan tali pusat yaitu tali pusat dibungkus dengan kassa steril,
mengobservasi tanda bahaya BBL, K/u bayi baik, suhu 36,7 0C,
pernapasan 49x/menit dan HR 148x/menit.
Evaluasi dari pemeriksaan diatas yaitu, ibu dan keluarga
mengerti apa yang disampaikan, pemeriksaan fisik dalam batas
normal.

2. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia 1


jam dengan metoda SOAP

Tabel 3.13
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA BAYI BARU LAHIR USIA 1 JAM
Nama : By. Ny. I
Umur : 1 jam Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S. ST
Hari/tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil 39
17/02/202 minggu 1 hari, dan bayi lahir pukul 09.55 WIB
Pukul10.55 WIB pada tanggal 17 Februari 2020.------------------------
O - Keadaan umum bayi baik, suhu 36,7 0C (axila),
pernapasan 49x/menit teratur, Heart Rate (HR)
148x/menit teratur, dengan berat badan 3000
gram dan panjang badan 49 cm, Genitalia
perempuan : vagina berlubang, uretra berlubang,
labia mayor menutupi labia minor, lingkar kepala
32 cm dan lingkar dada 33 cm, bayi memiliki
refleks moro, refleks rooting, refleks grasping,
refleks sucking (yang dapat dilihat ketika bayi
mulai menyusu), refleks tonick neck, dan refleks
babynski, Bayi sudak BAK berwarna jernih dan
belum BAB.--------------------------------------------------
A Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 1
jam-------------------------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
135

dan menandatangani.------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan diberikan, bahwa hasil
pemeriksaan fisik dalam batas normal, ibu dan
keluarga
mengerti.-----------------------------------------------------
- Memfasilitasi bayi untuk pencegahan kehilangan
panas tubuh bayi, dengan cara dibedong dan
diselimuti, bayi sudah dibedong dan diselimuti.----
- Melakukan IMD, IMD berhasil dilakukan selama 1
jam, dan bayi dapat menemukan puting susu.-----
- Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
hasil pemeriksaan fisik BB: 3000 gram, PB: 49
cm, LK 32 cm, LD 33 cm, tidak ada kelainan, ibu
mengerti.-----------------------------------------------------
- memberikan injeksi vitamin K1 mg secara IM 1/3
paha bagian luar sebelah kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan pada otak dan salep mata
tetrasiklin 0,3% dari arah luar kedalam untuk
mencegah terjadinya infeksi, ibu mengerti.---------
- melakukan perawatan tali pusat yaitu tali pusat
dibungkus dengan kassa steril, tali pusat sudah
dibungkus dengan kasa steril.--------------------------
- Mengobservasi tanda bahaya BBL, K/u bayi baik,
suhu 36,7 0C, pernapasan 49x/menit dan HR
148x/menit, tidak terdapat tanda bahaya pada
BBL.-----------------------------------------------------------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani
136

3. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia 6


jam dengan metoda SOAP

Tabel 3.14
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA BAYI BARU LAHIR USIA 6 JAM
Nama : By. Ny. I
Umur : 6 jam Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S. ST
Hari/tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - Bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil 39
17/02/202 minggu 1 hari, dan bayi lahir pukul 09.55 WIB pada
Pukul tanggal 17 Februari
15.55 WIB 2020.--------------------------------------------------------------
------------------------------------------
O - Keadaan umum bayi baik, suhu 36,9 0C (axila),
pernapasan 50x/menit teratur, Heart Rate (HR)
146x/menit teratur, dengan berat badan 3000 gram
dan panjang badan 49 cm, sudah BAB dan belum
BAK dan sudah mendapatkan ASI-----------------------
A Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6
jam------------------------------------------------------------------
P - Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, bahwa hasil pemeriksaan fisik
dalam batas normal, ibu dan keluarga mengerti.-----
- Memfasilitasi bayi untuk menjaga kehangatan
bayinya, bayi dibedong dan diselimuti.------------------
- Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin tanpa dijadwal sesuai kebutuhan bayi, jika
bayi tidur lebih dari 2 jam bangunkan bayi dan
susui, ibu
mengerti.---------------------------------------------------
- Memberikan imunisasi HB-0 di 1/3 paha kanan
bagian luar minimal 1 jam setelah penyuntikan vit
K1 untuk mencegah penularan hepatitis B secara
vertikal dari ibu ke bayi, HB0 disuntikan.----------------
- Mengobservasi tanda bahaya BBL, yaitu tidak bisa
menyusu, kejang, tidur terus, frekuensi nafas
menurun atau lebih dari 60x/menit, menangis
merintih, tarikan dada yang kuat, sianosis atau
kebiruan sentral. K/u bayi baik, suhu 36,9 0C,
pernapasan 50x/menit dan HR 146x/menit, tidak
terdapat tanda bahaya pada BBL.------------------------
- Memfasilitasi KIE tentang perawatan tali pusat
137

dirumah yaitu gunakan kassa steril untuk


membungkus tali pusat dan jangan bubuhkan apa-
apa pada tali pusat, Jika puntung tali pusat kotor,
bersihkan dengan sabun dan air bersih serta segera
keringkan dengan kain bersih, terutama setelah
bayi BAK/BAB, Apabila tali pusat berwarna merah
atau bernanah atau berdarah atau berbau, maka
segera bawa bayi ke petugas kesehatan, ibu
mengerti.-------
Rangkasbitung, 17 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

4. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia 6


hari dengan metoda SOAP

Tabel 3.15
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA BAYI BARU LAHIR 6 HARI
Nama : By. Ny. I
Umur : 6 hari Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari/tanggal Catatan Perkembangan
Senin, S - Bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil 39
24/02/2020 minggu 1 hari, Bayi lahir tanggal 17-02-2020
Pukul16.00 WIB pukul 09.55
WIB----------------------------------------------------
O - Keadaan umum bayi baik, Berat badan Saat ini
3100 gram, panjang badan 49 cm, LK: 33 cm,
LD: 34 cm, HR: 143x/menit, R: 48x/menit, s: 36,6
0
C, BAK dan BAB normal, sudah mendapatkan
ASI, tidak ada tanda-tanda infeksi, pergerakan
aktif, refleks hisap baik, tali pusat sudah terlepas
dan
kering.--------------------------------------------------------
-
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 6
hari.-----------------------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
menandatangani.-------------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, hasil pemeriksaan fisik
138

dalam batas normal yaitu, k/u bayi baik BB saat


ini: 3100 gram, PB 49 cm, LK: 33 cm, LD: 34 cm,
HR: 143 x/m, P: 48x/m, S: 36,6 0C dan tidak ada
tanda-tanda infeksi, ibu
mengerti.------------------------------
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin tanpa jadwal, jika bayi tidur
lebih dari 2 jam, bangunkan bayi lalu susui, ibu
mengerti.-----------------------------------------------------
- Menganjurkan ibu makan makanan bergizi,
seperti nasi, lauk pauk, sayur, buah, daging, telur
dan sebagainya, tidak ada pantangan makanan,
ibu
mengerti.-----------------------------------------------------
- Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang
pada tanggal 03-03-2020 atau jika ada keluhan,
ibu menyetujui dan mau kunjungan ulang atau
jika ada
keluhan.------------------------------------------------
Rangkasbitung, 24 Februari 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

5. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia 6


hari dengan metoda SOAP

Tabel 3.16
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PADA BAYI BARU LAHIR 14 HARI
Nama : By. Ny. I
Umur : 14 hari Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari/tanggal Catatan Perkembangan
Selasa, S - Bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil 39
03/03/2020 minggu 1 hari, Bayi lahir tanggal 17-02-2020
Pukul16.00 WIB pukul 09.55
WIB----------------------------------------------------
O - Keadaan umum bayi baik, Berat badan Saat ini
3500 gram, panjang badan 52 cm, LK: 34,5 cm,
LD: 35 cm, HR: 130x/menit, R: 50x/menit, s: 36,8
0
C, BAK dan BAB normal, sudah mendapatkan
ASI, tidak ada tanda-tanda infeksi.--------------------
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 14
139

hari-----------------------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
menandatangani.------------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan diberikan, hasil pemeriksaan
fisik dalam batas normal yaitu, k/u bayi baik BB
saat ini: 3500 gram, PB 52 cm, LK: 34,5 cm, LD:
35 cm, HR: 130 x/menit, P: 50x/menit, S: 36,8 0C
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, ibu
mengerti.----------------
- Menganjurkan ibu untuk ke posyandu, BPM atau
puskesmas terdekat untuk memeriksakan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, ibu
mengerti dan mau memeriksakan bayinya.---------
- Menganjurkan ibu ke posyandu untuk imunisasi
BCG, setelah bayi umur 1 bulan, ibu mengerti.----
- Menjelaskan pada ibu jadwal pemberian
imunisasi 5 dasar lengkap untuk bayi 0-9 bulan,
yaitu HB-0 pada bayi usia 0-7 hari untuk
mencegah penularan hepatitis B secara vertikal
dari ibu ke bayi, BCG diberikan pada usia bayi 1
bulan sebanyak 1 kali untuk mencegah penyakit
tuberculosis, polio diberikan 4 kali pada usia 1-4
bulan untuk mencegah penyakit polio, DPT-HB
diberikan 3 kali pada bayi usia 2-4 bulan untuk
mencegah penyakit difteri perkusis tetanus dan
hepatitis B dan campak pada bayi usia 9 bulan
untuk mencegah penyakit campak, ibu mengerti.-
- Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang
pada tanggal 26-03-2020 atau jika ada keluhan,
ibu menyetujui dan mau kunjungan ulang atau
jika ada
keluhan.------------------------------------------------
Rangkasbitung, 03 Maret 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani

6. Pendokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia


40 hari dengan metoda SOAP

Tabel 3.17
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN SOAP
140

PADA BAYI BARU LAHIR 40 HARI


Nama : By. Ny. I
Umur : 40 hari Tempat : PMB Damiana Tyas Rukmini, S.ST
Hari/tanggal Catatan Perkembangan
Kamis, S - Bayi lahir dengan indikasi ibu G2P1A0 hamil 39
26/03/2020 minggu 1 hari, Bayi lahir tanggal 17-02-2020
Pukul14.00 WIB pukul 09.55
WIB----------------------------------------------------
O - Keadaan umum bayi baik, Berat badan Saat ini
4400 gram, panjang badan 53 cm, LK: 35 cm,
LD: 37 cm, HR: 140x/ menit, R: 45x/menit, S:
36,60C, BAK dan BAB normal, sudah
mendapatkan ASI.--
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 40
hari-----------------------------------------------------------
P - Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui
menandatangani.------------------------------------------
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan diberikan, hasil pemeriksaan
fisik dalam batas normal yaitu, k/u bayi baik BB
saat ini: 4400 gram, PB 53 cm, LK: 35 cm, LD: 37
cm, HR: 140 x/menit, P: 45x/menit, S: 36,6 0C, ibu
mengerti.-----------------------------------------------------
- Menganjurkan ibu untuk selalu datang ke
posyandu setiap bulannya untuk memeriksakan
pertumbuhan dan perkembangan bayinya, ibu
mau datang keposyandu.--------------------------------
- Mengingatkan untuk tetap memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan
makanan dan minuman apapun, hanya ASI saja,
dan memberikan MP-ASI setelahnya, ASI
diteruskan sampai usia 2 tahun, ibu mengerti.-----
Rangkasbitung, 26 Maret 2020
Yang Memeriksa

Destia Nurfitriani
141
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil studi kasus pada Ny. I umur 27 tahun G2 P1 A0 yang
dimulai sejak kehamilan Trimester III pada usia kehamilan 28 minggu 1 hari
sampai dengan 6 minggu postpartum, yang dilakukan dari mulai tanggal 2
Desember 2019 sampai tanggal 26 maret 2020. Pada pemeriksaan
kehamilan terdapat masalah pada kunjungan pertama yaitu Tinggi Fundus
Uteri (TFU) tidak sesuai dengan usia kehamilan dan tidak terdapat masalah
pada persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Kemudian dilakukan pengelolaan
asuhan kebidanan komprehensif sejak masa kehamilan, bersalin, dan bayi
baru lahir hingga 6 minggu post partum dan dihubungkan antara teori
dengan kasus yang dialami oleh Ny. I.
A. MASA KEHAMILAN / ANTENATAL CARE
Berdasarkan hasil pengkajian, riwayat kehamilan Ny. I telah
memeriksaan kehamilannya sebanyak 9 kali dibidan secara teratur
dibagi setiap trimesternya yaitu tiga kali pada trimester I, tiga kali pada
trimester II dan tiga kali pada trimester III dengan data diatas bahwa
terdapat kesesuaian karena Ny. I memeriksakan kehamilannya pada
trimester I dilakukan tiga kali pada usia kehamilan 7 mingu, 9 minggu
dan 11 minggu. Pada trimester II dilakukan tiga kali pada usia kehamilan
15 minggu, 19 minggu dan 24 minggu. Pada trimester III dilakukan tiga
kali yaitu pada usia kehamilan 29 minggu, 33 minggu dan 37 minggu.
Frekuensi pemeriksaan kehamilan ini sesuai dengan teori Menurut
Manuba (2010) dalam Levinia (2019) yaitu minimal 1 kali sebelum usia
kehamilan 14 minggu, minimal 1 kali selama usia kehamilan 14-28
minggu dan minimal 2 kali selama usia kehamilan 28-36 minggu.
Adapun jadwal kunjungan pada pemeriksaan kehamilan menurut
Dartiwen (2019) yaitu: Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah
terlambat menstruasi, setiap bulan sampai usia kehamilan 28-31 minggu,
setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan setiap 1 minggu
sejak usia kehamilan 36 minggu sampai persalinan.

142
143

1. Kunjungan ANC Pertama


Pada kasus Ny. I dilakukan kunjungan (ANC) pertama pada
tanggal 2 Desember 2019 didapatkan diagnosa Ny. I G2 P1 A0 hamil
28 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup intrauterine, punggung kiri,
presentasi kepala. Diagnosa tersebut dibuat dengan dasar G
(Gravida) ibu mengatakan ini hamil yang kedua, P (Partus) pernah
melahirkan satu kali dan A (Abortus) tidak pernah keguguran.
Berdasarkan rumus Neagle bahwa untuk mengetahui usia
kehamilan tambahkan 7 hari pada HPHT, kurangi 3 pada bulan, dan
tambahkan 1 pada tahun (Megasari, dkk. 2015). TP = (HPHT+7 hari)
– 3 bulan + 1 tahun. Jadi usia kehamilan 28 minggu 1 hari didapatkan
berdasarkan HPHT tanggal 19 Mei 2019, TP tanggal 26 Februari
2020.
Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 16
minggu, ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bayu, et al
(2014) bahwa Seorang multigravida, biasanya mulai merasakan
pergerakan janin pertama kali pada usia 16-18 minggu usia
kehamilannya.
Ny I telah mendapatkan suntik TT sebanyak 4 kali. Dengan
rentang waktu yaitu, TT 1 sewaktu SD, TT2 sewaktu calon pengantin,
TT3 pada saat hamil anak pertama dan TT4 pada saat hamil ini maka
melindungi bayinya dari penyakit tetanus neonatorum, melindungi ibu
dari tetanus. Sesuai dengan teori Saifuddin, (2010) bahwa TT2 4
minggu setelah TT1, TT3 6 bulan setelah TT2, TT4 1 tahun setelah
TT3 dan TT5 1 tahun setelah TT4. Manfaat imunisasi TT melindungi
bayinya yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum dan
melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, konjungtiva ibu tidak anemis dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb dilakukan di Biomed, dengan
hasil yang didapatkan 11,3 gram%, hasil pemeriksaan dikategorikan
144

normal, hal ini sejalan dengan teori menurut (Manuba, 2010) bahwa
Hb normal dalam kehamilan yaitu Hb 11 gram % dikatakan tidak
anemia, Hb 9-10 gram % dikatakan anemia ringan , Hb 7-8 gram %
dikatakan anemia sedang dan Hb < 7 gram % dikatakan anemia berat.
Berarti ibu tidak mengalami anemia, terdapat kesesuaian antara
kenyataan yang didapat dengan teori.
Tanda-tanda vital dalam batas normal, Tekanan darah (TD)
110/60 mmHg, R: 22x/menit, N:80 x/menit, S 36,7 º C, Berat Badan
(BB) sekarang 77 kg dan BB sebelum hamil 69 kg, TB 168 cm, pada
saat pemeriksaan LILA di dapatkan 27 cm, dari hasil pemeriksaan
maka dikategorikan normal, sesuai dengan teori yang dikemukaan
oleh Kusmiati (2009) dalam Livinia (2019) bahwa angka normal lingkar
lengan atas ibu yang sehat yaitu 23,5 sampai 36 cm.
Bentuk payudara simetris, payudara bersih tidak ada massa dan
striae, adanya hiperpigmentasi areola, dan putting susu menonjol juga
bersih, serta colostrum (-/-) hal ini sesuai dengan teori Yuliani, et al,
(2017) bahwa Payudara akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan selama masa kehamilan sebagai persiapan masa
laktasi, ada beberapa hormone yang mempengaruhi pertumbuhan
payudara yaitu estrogen dan progesterone, dan somatomammotropin.
Estrogen mempengaruhi sistem saluran kelenjar payudara
(menimbulkan hipertrofi), sedangkan progesterone menambah sel-sel
asinus pada payudara, somatomammotropin mempengaruhi sel
asinus sehingga terjadi produksi kasein, laktabumin dan laktoglobulin.
Sedangkan gabungan progesterone dan somatomammotropin
menyebabkan timbunan lemak sekitar asinus/alveolus,
hiperpigmentasi areola mammae, penonjolan kelenjar Montgomery,
dan pembuluh darah sekitar payudara menonjol.
Pemeriksaan abdomen didapatkan hasil adanya linea nigra dan
tidak ada striae livida dan albican, hal ini normal karena merupakan
perubahan anatomis dan fisiologis ibu hamil ada kesesuaian dengan
145

teori Kusmiyati (2010) bahwa Linea nigra adalah garis pigmentasi dari
simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus digaris tengah tubuh.
Hasil Palpasi abdomen Leopold I: teraba bagian bulat, lunak,
tidak melenting (Bokong). Leopold II: teraba bagian tahanan
memanjang di kiri perut ibu (Puki), di kanan teraba bagian-bagian kecil
janin. Leopold III: teraba bagian bulat, keras, dan melenting (Kepala),
dan belum masuk PAP. Leopold IV: -, hal ini sesuai menurut teori
Bartini (2012) bahwa palpasi di lakukan empat langkah, Leopold I:
untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus. Leopold II:
untuk mengetahui punggung janin dengan cara menilai bagian yang
berada di sisi kanan atau kiri perut ibu. Leopold III: untuk mengetahui
presentasi (bagian terendah janin) dan mengetahui apakah sudah
masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum. Leopold IV: untuk
mengetahui sejauh mana bagian terendah janin masuk ke dalam
rongga panggul. Kesimpulan dari hasil di atas bahwa bagian terendah
belum masuk pintu atas panggul.
Hasil pengukuran TFU 23 cm, dengan hasil perhitungan TBBJ
didapatkan TBBJ= (23-13) x 155 = 10 x 155 = 1.550 gram. Hal ini
sejalan dengan teori menurut Kusmiyati (2012), TBBJ dihitung dengan
Rumus Mc. Donald yaitu: Berat janin (gram) = (TFU – n) x 155,
menurut Johnson berlaku untuk janin presentasi kepala. Bila kepala
pada saat itu diatas atau pada spina iskhiadika maka n= 13, bila
kepala dibawah spina iskiadika maka n= 11.
Pada pemeriksaan kehamilan Ny. I kali ini didapatkan denyut
Jantung Janin 134 kali permenit dengan punctum maksimum terletak
dikiri bawah pusat, hal ini sesuai dengan teori Menurut (Wiknjosastro,
2014) bahwa denyut jantung janin normal yaitu 120-160 kali per menit.
Denyut jantung janin Ny. I dalam batas normal jadi ada kesesuaian
antara teori dengan kenyataan yang di dapat.
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. I pada
kehamilannya yaitu standar 10 T, seperti timbang berat badan dan
146

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur Lila, ukur tinggi fundus
uteri, palpasi abdomen, hitung djj, pemberian tablet zat besi 90 tablet
selama hamil, tes PMS dan temu wicara, HB, Tes urine, hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Kemenkes RI dalam buku KIA
(2016) mengenai asuhan standar 10T terdiri dari 1) Timbang Berat
Badan dan Ukur Tinggi Badan, 2) Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA), 3)
Ukur Tekanan Darah, 4) Ukur Tinggi Fundus Uteri, 5) Tentukan
Presentasi Janin dan Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ), 6)
Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), 7) Pemberian
Tablet tambah darah (tablet Fe), 8) Tes Laboratorium (rutin dan
khusus), 9) Temu Wicara/ Konseling, 10) Tatalaksana/penanganan
khusus.
Saat Ny. I melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Rangkasbitung tentang reduksi urin dan protein urin hasilnya
negatif/normal, sesuai dengan teori Manuaba (2010) bahwa
pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya glukosa di dalam urin,
urin normal tidak mengandung glukosa, Pada pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui adanya komplikasi pre eklamsia pada ibu
hamil, yang menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada ibu hamil.
Pengetahuan Ny. I masih kurang tentang pemeriksaan
kehamilan, yaitu minimal 1 kali sebelum usia kehamilan 14 minggu,
minimal 1 kali selama usia kehamilan 14-28 minggu dan minimal 2 kali
selama usia kehamilan 28-36 minggu. Hal ini sesuai teori menurut
Manuba (2010) dalam Levinia (2019) dan pentingnya pemeriksaan
kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan pada kehamilan dan
mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin (Purwandi, 2016). Personal Hygiene menganjurkan ibu untuk
memperhatikan hygiene dengan menggunakan celana dalam yang
terbuat dari bahan katun tipis atau menghindari celana yang ketat dan
pakaian dalam sintetik yang akan meningkatkan kelembaban serta
iritasi kulit, jangan menggunakan sabun dan basuh dari arah depan
147

kebelakang kemudian keringkan dengan handuk atau tissue bersih.


Cara perawatan payudara yaitu menggunakan bra yang menopang,
hindari pemakaian bra yang terlalu ketat (Rukiyah, et al, 2013).
Hasil pemeriksaan fisik pada kunjungan ini didapatkan masalah
bahwa TFU didapatkan ketidaksesuaian dengan usia kehamilan, TFU
23 cm dengan usia kehamilan 28 minggu, hal ini sejalan dengan teori
Rukiyah dan Lia (2014) bahwa menentukan usia kehamilan dilihat dari
TFU yaitu usia kehamilan dalam minggu = cm (+ 2cm). Asuhan yang
diberikan yaitu gizi seimbang dengan makan makanan bergizi dan
bervariasi seperti sayuran, buah-buahan lauk pauk, dan makanan
pokok tidak ada pantangan makanan selama hamil, serta cukupi
kebutuhan air minum minimal 10 gelas perhari (Kemenkes RI, 2016).
2. Kunjungan ANC kedua
Pada tanggal 3 Januari 2020 dilakukan kunjungan ANC kedua,
pada kunjungan antenatal yang kedua ibu tidak ada keluhan.
Didapatkan diagnosa kehamilan dan hasil pemeriksaan dapat dianalisi
bahwa diagnosa ibu G2P1A0 hamil 32 minggu 5 hari janin tunggal,
hidup, intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu pada pemeriksaan ini yaitu:
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosional stabil,
Tanda- tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/70 mmHg, frekuensi
pernafasan 22X/menit, suhu tubuh 36,6˚C, nadi : 84X/menit, berat
badan sekarang 78 kg, berat badan sebelum hamil 69 kg, Lila 28 cm,
mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi areola
mammae, puting susu menonjol, bersih dan belum ada pengeluaran
colostrum.
Pemeriksaan abdomen terdapat linea nigra dan tidak ada striae,
Palpasi Abdominal, Leopold 1 : teraba bulat lunak tidak melenting
(bokong), Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di kiri perut ibu
(PUKI), di kanan teraba bagian bagian kecil janin, Leopold 3 : teraba
bagian bulat keras dan melenting (kepala) dan belum masuk PAP,
148

Leplod 4 : -. hal ini sesuai menurut teori Bartini (2012) bahwa palpasi
di lakukan empat langkah, Leopold I: untuk menentukan bagian janin
yang berada di fundus. Leopold II: untuk mengetahui punggung janin
dengan cara menilai bagian yang berada di sisi kanan atau kiri perut
ibu. Leopold III: untuk mengetahui presentasi (bagian terendah janin)
dan mengetahui apakah sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau
belum. Leopold IV: untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah
janin masuk ke dalam rongga panggul. Kesimpulan dari hasil di atas
bahwa bagian terendah belum masuk pintu atas panggul.
Hasil pengukuran TFU 25 cm, TBBJ= (25-13) x 155 = 12 x 155 =
1.860 gram. DJJ 139x/menit, teratur, punctum maksimum di kiri
bawah pusat.
Asuhan yang diberikan adalah Memberikan KIE tentang
pemeriksaan kehamilan dan tanda bahaya kehamilan.
Memberitahukan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
sebagai deteksi dini bahaya kehamilan, sesuai dengan teori yang
dikemukaan oleh Purwandi, 2016) bahwa salah satu tujuan khusus
dari periksaan kehamilan adalah untuk mendeteksi dini kelainan pada
kehamilan dan Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan janin.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, sesuai
teori menurut Kemenkes RI yang terdapat dalam Buku KIA (2016)
bahwa tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya adalah muntah
terus dan tak mau makan, demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan
wajah atau sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang
bergerak dibandinngkan sebelumnya, pendarahan pada hamil muda
dan tua serta air ketuban keluar sebelum waktunya.
3. Kunjungan ANC Ketiga
Pada tanggal 3 Februari 2020 dilakukan kunjungan ANC ketiga,
pada kunjungan antenatal ini ibu tidak ada keluhan. Didapatkan
diagnosa kehamilan dan hasil pemeriksaan dapat dianalisi bahwa
149

diagnosa ibu G2P1A0 hamil 37 minggu 1 hari janin tunggal, hidup,


intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu pada pemeriksaan ini yaitu:
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosional stabil,
Tanda- tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/60 mmHg, frekuensi
pernafasan 21X/menit, suhu tubuh 36,2˚C, nadi : 80X/menit, berat
badan sekarang 81 kg, berat badan sebelum hamil 69 kg, Lila 29 cm,
mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi areola
mammae, puting susu menonjol, bersih dan sudah ada pengeluaran
colostrum. Hal ini sejalan dengan teori Yuliani, et al, (2017) bahwa
Setelah bulan pertama kehamilan suatu cairan berwarna kekuningan
yang disebut kolostrum dapat keluar.
Hasil pemeriksaan Palpasi Abdominal, Leopold 1 : teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan
memanjang di kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian bagian
kecil janin, Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting
(kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : Divergen. hal ini sesuai
menurut teori Bartini (2012) bahwa palpasi di lakukan empat langkah,
Leopold I: untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus.
Leopold II: untuk mengetahui punggung janin dengan cara menilai
bagian yang berada di sisi kanan atau kiri perut ibu. Leopold III: untuk
mengetahui presentasi (bagian terendah janin) dan mengetahui
apakah sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum. Leopold
IV: untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah janin masuk ke
dalam rongga panggul. Kesimpulan dari hasil di atas bahwa bagian
terendah belum masuk pintu atas panggul.
Hasil pengukuran TFU 29 cm, TBBJ= (29-11) x 155 = 18 x 155 =
2.790 gram. DJJ 135x/menit, teratur, punctum maksimum di kiri
bawah pusat ibu.
Asuhan yang diberikan adalah Memberikan KIE tentang tanda
bahaya kehamilan sesuai teori menurut Kemenkes RI yang terdapat
150

dalam Buku KIA (2016) bahwa tanda bahaya dalam kehamilan


diantaranya adalah muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi,
bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang,
janin dirasakan kurang bergerak dibandinngkan sebelumnya,
pendarahan pada hamil muda dan tua serta air ketuban keluar
sebelum waktunya. KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan
teori Kemenkes RI (2016), persiapan persalinan untuk bayi: baju,
popok, gurita, dan bedong masing-masing 3, sarung tangan 2, handuk
bayi , perlengkapan mandi 1. Untuk ibu: baju atasan, gurita, celana
dalam 2, kain panjang 3, handuk 2, softek dan perlengkapan mandi.
KIE tentang tanda-tanda persalinan sesuai dengan teori Kemenkes RI
dalam buku KIA (2016) yaitu adanya kontraksi yang adekuat, keluar
air-air dan bercampur darah.
4. Kunjungan ANC Keempat
Pada tanggal 10 Februari 2020 dilakukan kunjungan ANC
keempat, pada kunjungan antenatal ini ibu tidak ada keluhan.
Didapatkan diagnosa kehamilan dan hasil pemeriksaan dapat dianalisi
bahwa diagnosa ibu G2P1A0 hamil 38 minggu 1 hari janin tunggal,
hidup, intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala.
Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu pada pemeriksaan ini yaitu:
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosional stabil,
Tanda- tanda vital (TTV): tekanan darah (TD) 110/70 mmHg, frekuensi
pernafasan 20X/menit, suhu tubuh 36,4˚C, nadi : 82X/menit, berat
badan sekarang 79 kg, berat badan sebelum hamil 69 kg, yang
berarti hingga pada kunjungan ANC keempat Ny. I mengalami
kenaikan berat badan sebanyak 10 kg, kenaikan berat badan yang
dialami Ny. I sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pantiawati
(2010) bahwa normalnya kenaikan BB pada ibu hamil rata-rata 6,5-16
kg selama kehamilan. Lila 28,5 cm, mammae simetris tidak ada
benjolan, terdapat hiperpygmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, bersih dan sudah ada pengeluaran colostrum.
151

Hasil pemeriksaan Palpasi Abdominal, Leopold 1 : teraba bulat


lunak tidak melenting (bokong), Leopold 2 : teraba tahanan
memanjang di kiri perut ibu (PUKI), di kanan teraba bagian bagian
kecil janin, Leopold 3 : teraba bagian bulat keras dan melenting
(kepala) dan sudah masuk PAP, Leplod 4 : Divergen. hal ini sesuai
menurut teori Bartini (2012) bahwa palpasi di lakukan empat langkah,
Leopold I: untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus.
Leopold II: untuk mengetahui punggung janin dengan cara menilai
bagian yang berada di sisi kanan atau kiri perut ibu. Leopold III: untuk
mengetahui presentasi (bagian terendah janin) dan mengetahui
apakah sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum. Leopold
IV: untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah janin masuk ke
dalam rongga panggul. Kesimpulan dari hasil di atas bahwa bagian
terendah belum masuk pintu atas panggul.
Hasil pengukuran TFU 30 cm, TBBJ= (30-11) x 155 = 19 x 155 =
2.945 gram. DJJ 134x/menit, teratur, punctum maksimum di kiri
bawah pusat ibu.
Pada setiap kali pemeriksaan kehamilan Ny. I denyut Jantung
Janin berkisar 130 kali permenit sampai 150 kali permenit. Hal ini
sesuai dengan teori Menurut (Wiknjosastro, 2014) bahwa denyut
jantung janin normal yaitu 120-160 kali per menit. Denyut jantung janin
Ny. I dalam batas normal jadi ada kesesuaian antara teori dengan
kenyataan yang di dapat.

B. MASA PERSALINAN / INTRANATAL


Pada proses persalinan Ny. I usia kehamilan cukup bulan yaitu 39
minggu 1 hari dengan presentasi belakang kepala dan berat bayi yang
dilahirkan adalah 3000 gram, keadaan ini sesuai dengan teori Sari dan
Rimandini (2014) bahwa Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
152

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.
Pada tanggal 17 Februari 2020 pukul 08.00 WIB Ny. I mengeluh
mulas-mulas sejak pukul 02.30 WIB dan sudah keluar air-air dan lendir
darah sejak pukul 02.30 WIB. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Indrayani dan Moudy (2016) bahwa bahwa penipisan dan pembukaan
serviks mengakibatkan pengeluaran lendir dan darah (blood show). Pada
beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Namun, sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan menyebabkan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam
Dilakukan pemeriksaan dalam dan diperoleh hasil vulva dan vagina
tidak ada kelainan, konsistensi portio tipis lunak, pembukaan 4 cm,
ketuban (-), presentasi kepala, posisi ubun-ubun kecil (uuk) kiri depan,
penurunan kepala H III +. Asuhan yang diberikan adalah memfasilitasi
kebutuhan nutrisi ibu yaitu makan dan minum dan menganjurkan ibu
untuk memilih posisi yang nyaman. hal ini sejalan dengan teori menurut
Depkes RI (2014) bahwa Asuhan Sayang Ibu yang dapat dilakukan oleh
penolong persalinan diantaranya bantu ibu untuk memilih posisi yang
nyaman, anjurkan ibu untuk makan dan minum selama persalinan.
Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama
proses persalinan berlangsung. Mengobservasi kemajuan persalinan
yaitu his, DJJ dan penurunan kepala janin, hal ini sesuai dengan teori
JNPK-KR (2014), bahwa Melakukan pencatatan dan pemantauan
kesejahteraan ibu dan janin dengan partograf (denyut jantung janin,
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus, nadi, setiap 30 menit,
pembukaan servik setiap 4 jam, penurunan bagian terendah janin setiap
4 jam, tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam, produksi urine
setiap 2 sampai 4 jam). Pemantauan dilakukan dengan menggunakan
partograf sesuai dengan teori JNPK-KR (2014) bahwa Partograf adalah
153

alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik.
Pukul 09.45 WIB Ibu mengatakan mules semakin kuat dan ada
keinginan untuk mengedan, kemudian dilakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil pembukaan serviks 10cm dengan posisi ubun-ubun kecil
depan dibawah symphysis dan penurunan bagian terendah di Hodge
III+, yang berarti ibu sudah memasuki kala II persalinan hal ini sesuai
dengan pernyataan menurut Depkes RI (2014), bahwa persalinan kala II
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut kala pengeluaran bayi.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. I pada kala II yaitu,
Memimpin ibu dalam proses persalinan dengan tenik APN yaitu
meletakkan underpad, duk steril 1/3 nya dibawah bokong ibu, membuka
partus set dan menggunakan sarung tangan. Setelah kepala tampak di
depan vulva diameter 5-6 cm. maka tangan kiri berada di verteks agar
tidak terjadi defleksi maksimal, dan tangan kanan menahan perineum
dengan kain segitiga agar tidak terjadi laserasi. Setelah kepala diluar,
cek lilitan tali pusat ternyata tidak ada, tunggu putaran paksi luar.
kemudian tangan memegang kepala secara biparietal, tarik curam ke
bawah untuk melahirkan bahu depan, tarik curam ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, sanggah dan susur untuk melahirkan dada
dan seluruh tubuh bayi. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2014)
yaitu Memimpin persalinan pada saat kepala bayi tampak di introitus
vagina dengan diameter 5-6 cm, meletakan handuk diperut ibu serta
underpat dibawah bokong ibu, meletakan 4 jari kiri diatas vertex agar
tidak terjadi defleksi maksimal dan tangan kanan menahan perineum
agar tidak terjadi robek, meminta ibu untuk bernafas pendek setelah
kepala bayi lahir dan mengecek lilitan tali pusat, melahirkan bahu depan
dan bahu belakang kemudian seluruh badan bayi dengan tekhnik
sanggah susur.
154

Pukul 09.55 WIB bayi lahir spontan, bayi cukup bulan, menangis
kuat, pergerakan aktif dan warna kulit kemerahan, hal ini sesuai dengan
teori menurut Indrayani dan Moudy (2016) bahwa pada menit pertama
bayi lahir nilai apakah cairan ketuban jernih bercampur mekonium,
apakah bayi cukup bulan ( masa gestasi ), apakah bayi bernafas atau
menangis, apakah tonus otot baik, apakah kulit berwarna kemerahan
atau kebiruan.
Pada kala III berlangsung selama 7 menit hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Saiffudin (2013), Kala tiga persalinan
plasenta atau proses pengeluaran uri yang normal rata-rata 5 sampai 10
menit. Akan tetapi kisaran normal kala tiga sampai 30 menit.
Penatalaksanaan kala III yaitu memeriksa janin kedua,
menyuntikan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian paha luar, melakukan
PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali) apabila ada kontraksi, tangan
kiri berada di symphysis melakukan dorsocranial dan tangan kanan
menegangkan tali pusat sejajar dengan lantai, setelah plasenta tampak
di introitus vagina, lahirkan plasenta secara Brand Andrew dengan
memutar plasenta searah jarum jam secara hati-hati. Pukul 10.02 WIB
plasenta lahir spontan, masase fundus uteri selama 15 detik dan
mengajarkan keluarga cara memasase fundus uteri dengan benar sesuai
dengan teori JNPK-KR (2014) bahwa Melakukan manajemen aktif kala
III, sebelumnya mengecek janin kedua dan kemudian menyuntikan oksi
10 IU di 1/3 paha bagian luar secara IM, melakukan penegangan tali
pusat terkendali dan memantau tanda-tanda pelepasan plasenta,
melahirkan plasenta secara Brand Andrew, setelah plasenta tampak di
vulva kemudian sambut dan keluarkan dengan cara memutar searah
jarum jam dengan hati-hati.
Pukul 10.17 WIB dilakukan pemantauan kala IV didapatkan hasil
tanda-tanda vital ibu normal, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, darah yang keluar + 5 cc,
pemantauan dilakukan selama 2 jam pasca persalinan yaitu (setiap 15
155

menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam selanjutnya)
hal ini sesuai dengan teori menurut JNPK-KR (2014) dalam APN,
Pemantauan Keadaan Umum Ibu Selama Dua Jam Pertama
Pascapersalinan ; 1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung
kemih dan darah yang keluar tiap 15 menit selama satu jam pertama dan
setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat; 2) Masase uterus
untuk membuat kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam
pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat; 3)
Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama
pascapersalinan; 4) Nilai perdarahan setiap 15 menit selama satu jam
pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat; 5)
Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus; 6)
Minta anggota keluarga untuk memeluk bayinya; 7) Lakukan asuhan
esensial bagi bayi baru lahir.

C. MASA NIFAS / POST NATAL CARE


Selama masa nifas dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali yaitu 6
jam postpartum, 6 hari postpartum, 2 minggu postpartum dan 6 minggu
postpartum hal ini sesuai dengan teori Menurut Saifuddin (2013), paling
sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu
dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. terdiri dari : a. Kunjungan Pertama (6-8
jam setelah persalinan), b. Kunjungan Kedua (6 hari setelah persalinan),
c. Kunjungan Ketiga (2 minggu setelah persalinan), d. Kunjungan
keempat (6 minggu setelah persalinan).
1. Kunjungan Nifas pertama (6 jam post partum)
Pada tanggl 17 Februari 2020 pukul 16.00 WIB dilakukan
kunjungan 6 jam postpartum dengan data yang diperoleh tanda-tanda
vital ibu normal, TFU 2 jari dibawah pusat, sesuai dengan teori Saleha
(2013) bahwa Tinggi Fundus Uteri normal segera setelah lahirnya
plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri berada
156

kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simfisis atau sedikit


lebih tinggi yaitu 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, lochea rubra, hal ini sejalan dengan teori Kusmiyati
(2010) bahwa Lochea rubra ( cruenta ) akan keluar selama 2-3 hari
postpartum, berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, set-set desidua, verniks caseosa, lanugo dan
mekoneum selama 2 hari pasca persalinan.
Asuhan yang diberikan pada ibu adalah memfasilitasi informed
consent, melakukan pemeriksaan fisik dan Memfasilitasi kebutuhan
nutrisi pada ibu dan KIE tentang kecukupan gizi pada ibu yaitu yaitu
nasi, lauk pauk, sayur, buah, telur dan tidak ada pantangan apapun
semua makanan, sesuai teori Menurut Kemenkes RI dalam buku KIA
(2016), ibu nifas dianjurkan makan makanan yang beraneka ragam
yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, syur
dan buah buahan. Kebutuhan air minum untuk ibu menyusui pada 6
bulan pertama adalah 14 gelas air perhari dan pada 6 bulan kedua
adalah 12 gelas perhari.
Memfasilitasi ibu untuk mobilisasi dini, sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sukma, Febi. Et al (2017) bahwa segera mungkin
membimbing klien keluar dan turun dari tempat tidur, tergantung
kepada keadaan klien, namun dianjurkan pada persalinan normal
klien dapat melakukan mobilisasi 2 jam postpartum.
Memberikan ibu terapi oral yaitu Fe 10 tablet 1x1 (60 mg), sesuai
dengan teori Seffudin (2013) bahwa tablet Fe harus diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin dan
vitamin A 200.000 IU 2 tablet 1x1 diminum 1 kapsul setelah lahir dan 1
kapsul lagi 24 jam setelah kapsul pertama, sesuai teori oleh Depkes
RI (2014), merekomendasikan pemberian 2 dosis vitamin A 200.000
IU dalam selang waktu 24 jam pada ibu pacabersalin untuk
memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan mencegah terjadinya lecet
puting susu. Selain itu suplementasi vitamin A akan meningkatkan
157

daya tahan ibu terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat proses
persalinan.
2. Kunjungan Nifas kedua (6 hari post partum)
Pada tanggl 24 Februari 2020 dilakukan kunjungan 6 hari
postpartum dengan data yang diperoleh tanda-tanda vital ibu normal,
TFU pertengahan pusat dan symphysis sesuai dengan teori Saleha
(2013) bahwa TFU normal 1 minggu postpartum adalah pertengahan
pusat dan simfisis. Lochea Sanguinolenta, sesuai dengan teori
Kusumahati (2010) mengatakan bahwa lochea sanguilenta berwarna
merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3
sampai ke-7 pasca persalinan. Tidak ada tanda-tanda infeksi sesuai
dengan teori Saiffudin (2013) kunjungan 6 hari postpartum untuk
memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau dan menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.

3. Kunjungan Nifas ketiga (2 minggu post partum)


Pada tanggl 03 Maret 2020 dilakukan kunjungan 2 minggu
postpartum dengan hasil pemeriksaan data yang diperoleh Tanda-
tanda vital dalam batas normal, TFU sudah tidak teraba sesuai
dengan teori Saleha (2013) bahwa TFU setelah 2 minggu post partum
tidak teraba di ata simfisis. Lochea serosa sesuai dengan teori
Kusumahati (2010) yang menyatakan bahwa Lochea serosa
berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14
pascapersalinan.
Asuhan yang diberikan adalah memberikan konseling tentang
personal hygiene dan perawatan payudara sesuai dengan teori
Sukma, Febi. Et al. (2017). Pada ibu nifas sebaiknya anjurkan
kebersihan seluruh tubuh, pastikan bahwa ia mengerti untuk
158

membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan


kebelakang anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali
selesai buang air kecil dan besar, sarankan ibu untuk mengganti
pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari, Menjaga
payudara agar tetap kering dan bersih bisa dibersihkan sebelum dan
sesudah menyusui, bila basah atau lebab segera ganti bra untuk
menghindari iritasi pada kulit. Memberikan konseling tentang KB.

4. Kunjungan Nifas keempat (6 minggu post partum)


Pada tanggl 26 Maret 2020 dilakukan kunjungan 6 minggu
postpartum dengan hasil pemeriksaan data yang diperoleh Tanda-
tanda vital dalam batas normal, TFU tidak teraba sesuai dengan teori
Saleha (2013) bahwa TFU tidak teraba setelah 6 minggu postpartum.
Lochea Alba sesuai dengan teori Kusumahati (2010) yaitu Lochea
alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14 kemudian
makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua
minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim
serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
Penatalaksanaan yang diberikan pada kunjungan ini adalah
memberikan pelayanan KB hormonal secara IM sebanyak 1cc dan
menjelaskan kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang KB suntik 3
bulan yang akan datang.

D. Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian pada menit
pertama dengan menilai tiga aspek dengan hasil bayi menangis kuat,
pergerakan aktif, warna kulit kemerahan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Indrayani dan Moudy (2016) bahwa pada menit pertama
bayi lahir nilai apakah cairan ketuban jernih bercampur mekonium,
apakah bayi cukup bulan ( masa gestasi ), apakah bayi bernafas atau
159

menangis, apakah tonus otot baik, apakah kulit berwarna kemerahan


atau kebiruan.
Pada neonatal 1 jam pada tanggal 17 Februari 2020, dilakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil bahwa bayi baru lahir spontan dengan
posisi belakang kepala, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
pergerakan aktif, jenis kelamin perempuan, masa gestasi 39 minggu 1
hari dengan BB 3000 gram, ini normal hal ini sesuai dengan teori
Sukma, Febi. Et al. (2017) Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai
alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7
dan tanpa cacat bawaan.
Tanda-tanda vital suhu 36,7 0C sesuai dengan teori Rukiyah et
0
al, (2010), suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 C . Pernafasan
49x/menit, sesuia dengan teori Dewi (2010) bahwa pernapasan
normal pada bayi berkisar antara 40-60 x/menit. Denyut jantung
148x/menit, dikategorikan normal, sesuai dengan teori Dewi (2010)
frekuensi denyut jantung Bayi normalnya 120-160 x/menit. PB 49cm,
ini normal sejalan dengan teori Ladewig (2013), panjang badan bayi
baru lahir normal kisaran 48-52 cm. LK 32 cmsesuai dengan teori
Ladewig (2013), Lingkar kepala normal rata-rata : 32-37 cm, namun
kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar dada . LD 33 cm, dikategorikan
normal sesuai dengan teori Dewi (2010), lingkar dada normal adalah
30-38 cm.
Refleks moro (+), rooting (+), grasping (+), sucking (+), tonick
neck (+), babynski (+) karena setiap bayi normal sudah terbentuk
sesuai dengan teori Yuni (2014) bahwa Reflek moro (reflek peluk,
reflek terkejut, anak melebarkan tangan kesamping, melebarkan jari-
jari, lalu mengembalikan tangan dengan tarikan cepat sekali
memeluk), Reflek Toniknek (anak akan mengangkat leher dan
menoleh ke kanan dan ke kiri jika ditekankan posisi tengkurap), Reflek
160

rooting (timbul karena simulasi pada pipi dan daerah mulut, anak
bereaksi memutar kepala seakan-akan mencari putting susu), Reflek
suckling (menghisap dan menelan timbul bersama-sama dengan
rangsangan pipi), Reflek grasping (rangsangan di telapak tangan/
menggenggam), Reflek babynski (bila ada rangsangan pada telapak
kaki, ibu jari akan bergerak ke atas, jari-jari membuka).
Sudah BAK dan belum keluar mekonium menunjukan hal yang
normal karena masih ada waktu 23 jam tersisa, karena hal ini sesuai
teori Ladewig (2013) bahwa Bayi baru lahir sebaiknya berkemih dan
mempunyai pergerakan usus dalam 24 jam setelah kelahiran.
Kebanyakan bayi berkemih dengan perkiraan ukuran 6 hingga 8 kali
membasahi popok perhari dan defekasi sedikitnya 1 kali/hari.
Pemberian ASI cenderung membuat bayi untuk defekasi lebih sering.
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu Memfasilitasi
bayi untuk pencegahan kehilangan panas tubuh bayi, dengan cara
dibedong dan diselimuti, hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Indrayani dan Moudy (2016) yaitu Segera setelah
lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami
hipotermia.
Melakukan IMD, IMD berhasil dilakukan selama 1 jam, dan bayi
dapat menemukan puting susu, kemudian memberikan salep mata
tetrasiklin 0,3% dari arah luar kedalam untuk mencegah terjadinya
infeksi melalui jalan lahir, memberikan injeksi vitamin K1 mg secara
IM 1/3 paha bagian luar sebelah kiri untuk mencegah terjadinya
perdarahan pada otak,hal ini sesuai dengan pernyataan Mika (2016),
Semua BBL diberi vitamin K1 (phytomenadione) injeksi 1 mg IM
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian BBL. Ketika bayi baru lahir, proses pembekuan darah
161

(koagulan) menurun dengan cepat dan mencapai titik terendah pada


usia bayi 48-72 jam.
Melakukan perawatan tali pusat yaitu tali pusat dibungkus
dengan kassa steril, tali pusat sudah dibungkus dengan kasa steril.
Sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010), gunakan kassa steril untuk
membungkus tali pusat dan jangan bubuhkan apapun ke puntung tali
pusat. Mengobservasi tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Kunjungan Neonatal I (6 jam)
Pada tanggal 17 Februari 2020 pukul 16.00 WIB dilakukan
kunjungan neonatal atau KN I usia bayi 6 jam, hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan neonates Ny. I baik, tanda-tanda vital dalam
batas normal. Asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan
bayi, memberikan Imunisasi HB-0 secara IM,1/3 paha kanan bagian
luar minimal 1 jam setelah penyuntikan vit K1 untuk mencegah
penularan hepatitis B secara vertikal dari ibu ke bayi sesuai dengan
teori Kemenkes RI, 2016) bahwa Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1 jam
setelah pemberian Vitamin K 1 pada saat bayi baru berumur 2 jam.
Mengobservasi dan memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti tidur terus, tidak mau menyusu, demam, sesak
nafas, sesuai dengan teori Kemenkes RI (2016), Tidak mau menyusu,
kejang-kejang, lemah, susak nafas (lebih besar atau sama dengan 60
kali / menit) atau tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, bayi
merintih atau menangis terus menerus, tali pusat kemerahan sampai
dinding perut, berbau atau bernanah, demam atau panas tinggi, mata
bayi bernanah, diare atau buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kulit
dan mata bayi kuning dan tinja bayi saat buang air besar berwarna
pucat.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
tanpa dijadwal sesuai kebutuhan bayi, jika bayi tidur lebih dari 2 jam
162

bangunkan bayi dan susui, sesian dengan teori Saeffudin (2013),


berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu (jika
payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3
jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan
kanan. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
Memberitahu tentang perawatan tali pusat kepada keluarga,
hanya menggunakan kassa steril jangan bubuhkan apa-apa pada tali
pusat. Sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010), cara perawatan tali
pusat yaitu gunakan kassa steril untuk membungkus tali pusat dan
jangan bubuhkan apapun ke puntung tali pusat, lipat popok di bawah
tali pusat, jika puntung tali pusat kotor, bersihkan dengan sabun dan
air bersih serta segera keringkan dengan kain bersih, terutama
setelah bayi BAK/BAB, apabila tali pusat berwarna merah atau
bernanah atau berdarah atau berbau, maka segera bawa bayi ke
petugas kesehatan.

3. Kunjungan Neonatal II (6 hari)


Pada tanggal 24 Februari 2020 pukul 16.00 WIB dilakukan
kunjungan neonatal atau KN II usia bayi 6 hari, hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan neonates Ny. I baik, tanda-tanda vital dalam
batas normal, suhu 36,6 0C, nadi 143x/menit, pernafasan 48xmenit,
BB 3100 gram, yang berarti terjadi kenaikan berat badan 100gram,
sesuai dengan teori Wiknjosastro (2014), dalam 3 hari pertama BB
akan turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium.
Sedangkan cairan yang masuk belum cukup, dan pada hari ke 4
bahwa berat badan bayi akan naik lagi pada hari ke 4 sampai 10 dan
seterusnya, dan bila ASI cukup maka BB akan naik lagi. PB 49 cm,
hal ini normal dikarenakan pertumbuhan panjang badan terjadi 1
bulan sekali dengan pertumbuhan 2 cm per bulan sesuai dengan teori
Ladewig (2013) bahwa Pertumbuhan Panjang Badan bayi yaitu 2 cm
per bulan pada 6 bulan pertama. Tidak ada tanda infeksi, pergerakan
163

aktif, refleks hisap baik, BAB dan BAK normal. Tali pusat sudah
terlepas dan kering hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010)
bahwa Lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna
mengurangi insiden infeksi pada neonatus.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
tanpa dijadwal sesuai kebutuhan bayi, jika bayi tidur lebih dari 2 jam
bangunkan bayi dan susui, sesian dengan teori Saeffudin (2013),
berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu (jika
payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3
jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan
kanan. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.

4. Kunjungan Neonatal III (14 hari)


Pada tanggal 03 Maret 2020 pukul 16.00 WIB dilakukan
kunjungan neonatal atau KN III usia bayi 14 hari, tidak ditemukan
masalah, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, BAB dan BAK
lancar dan normal, BB 3500 gram, terjadi peningkatan berat badan
400gram sesuai dengan teori Wiknjosaastro (2014) bahwa pada
minggu ke 2-4 naik kembali setidak-tidaknya 160 gram per minggu,
kemudian pada bulan pertama naik sekurang-kurangnya 300 gram
(Wiknjosastro, 2014). Panjang badan 52cm yang mengalami
pertumbuhan 3 cm hal ini sesuai dengan teori Ladewig (2013) bahwa
Pertumbuhan Panjang Badan bayi yaitu 2 cm per bulan pada 6 bulan
pertama.
Asuhan yang diberikan adalah Menganjurkan ibu untuk ke
posyandu, BPM atau puskesmas terdekat untuk memeriksakan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan mendapatkan imunisasi
BCG, setelah bayi umur 1 bulan serta menjelaskan pada ibu jadwal
pemberian imunisasi 5 dasar lengkap untuk bayi 0-9 bulan sesuai
dengan teori menurut Kemenkes RI (2016) tentang jadwal pemberian
Imunisasi pada bayi, yaitu HB-0 pada bayi usia 0-7 hari untuk
164

mencegah penularan hepatitis B secara vertikal dari ibu ke bayi, BCG


diberikan pada usia bayi 1 bulan sebanyak 1 kali untuk mencegah
penyakit tuberculosis, polio diberikan 4 kali pada usia 1-4 bulan untuk
mencegah penyakit polio, DPT-HB diberikan 3 kali pada bayi usia 2-4
bulan untuk mencegah penyakit difteri perkusis tetanus dan hepatitis
B dan campak pada bayi usia 9 bulan untuk mencegah penyakit
campak.

5. Kunjungan Neonatal IV (40 hari)


Pada tanggal 26 Maret 2020 dilakukan kunjungan bayi usia 40
hari, didapatkan keadaan bayi baik, BB 4400 gram, panjang badan 53
cm, tanda-tanda vital normal. Penatalaksanaan yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk selalu datang ke posyandu setiap bulannya
untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan bayinya dan
mendapatkan imunisasi selanjutnya setiap bulannya sesuai jadwal.
Mengingatkan untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun, hanya ASI saja, dan
memberikan MP-ASI setelahnya, ASI diteruskan sampai usia 2 tahun
sesuai dengan teori Maryunani (2014), ASI Eksklusif Adalah
pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan, Tanpa
mendapat tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air
teh, madu, air putih dan tidak mendapatkan makanan tambahan
seperti pisang, biskuit, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI ekslusif
diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara
benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi selama usia 6 bulan,
tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6 bulan, bayi memerlukan
makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia
berumur 2 tahun.
165
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Masa Kehamilan / Antenatal Care
Ny. I Telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
dibidan, sebanyak 9 kali. Dibagi menjadi 1 kali kunjungan ke
Puskesmas dan 8 kali kunjungan dilakukan di posyandu, dibagi setiap
trimesternya yaitu tiga kali pada trimester I, tiga kali pada trimester II
dan tiga kali pada trimester III.
a. Kunjungan ANC Pertama
Berdasarkan hasil pengkajian pada ANC pertama diagnosa
Ny. I adalah G2P1A0 dengan kehamilan 28 minggu 1 hari dan
mengalami masalah pada kunjungan pertama yaitu Tinggi Fundus
Uteri (TFU) tidak sesuai dengan usia kehamilan dan asuhan yang
diberikan yaitu gizi seimbang dengan makan makanan bergizi dan
bervariasi seperti sayuran, buah-buahan lauk pauk, dan makanan
pokok tidak ada pantangan makanan selama hamil, serta cukupi
kebutuhan air minum minimal 10 gelas perhari.
Karena pengetahuan Ny. I masih kurang tentang pemeriksaan
kehamilan, personal hygiene dan perawatan payudara. Maka,
diberikan KIE tentang pemeriksaan kehamilan yaitu minimal 1 kali
sebelum usia kehamilan 14 minggu, minimal 1 kali selama usia
kehamilan 14-28 minggu dan minimal 2 kali selama usia kehamilan
28-36 minggu dan pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk
mendeteksi dini kelainan pada kehamilan dan mendeteksi adanya
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Personal
Hygiene menganjurkan ibu untuk memperhatikan hygiene dengan
menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun tipis
atau menghindari celana yang ketat dan pakaian dalam sintetik
yang akan meningkatkan kelembaban serta iritasi kulit, jangan
menggunakan sabun dan basuh dari arah depan kebelakang

166
167

kemudian keringkan dengan handuk atau tissue bersih. Cara


perawatan payudara yaitu menggunakan bra yang menopang,
hindari pemakaian bra yang terlalu ketat.
b. Kunjungan ANC kedua
Pada kunjungan kedua Ny. I dengan usia kehamilan 32
minggu 5 hari tidak ada keluhan pada kunjungan ini. Asuhan yang
diberikan adalah Memberikan KIE tentang pemeriksaan kehamilan
dan tanda bahaya kehamilan. Memberitahukan ibu tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi dini kelainan
pada kehamilan dan Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan janin. Memberitahu ibu tentang tanda
bahaya pada kehamilan, diantaranya adalah muntah terus dan tak
mau makan, demam tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau
sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang bergerak
dibandinngkan sebelumnya, pendarahan pada hamil muda dan tua
serta air ketuban keluar sebelum waktunya.
c. Kunjungan ANC ketiga
Pada kunjungan ketiga Ny. I dengan usia kehamilan 37
minggu 1 hari tidak ada keluhan pada kunjungan ini. Asuhan yang
diberikan adalah Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan,
diantaranya adalah muntah terus dan tak mau makan, demam
tinggi, bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai
kejang, janin dirasakan kurang bergerak dibandinngkan
sebelumnya, pendarahan pada hamil muda dan tua serta air
ketuban keluar sebelum waktunya. KIE tentang persiapan
persalinan, untuk bayi: baju, popok, gurita, dan bedong masing-
masing 3, sarung tangan 2, handuk bayi , perlengkapan mandi,
Untuk ibu: baju atasan, gurita, celana dalam 2, kain panjang 3,
handuk 2, softek dan perlengkapan mandi. KIE tentang tanda-tanda
persalinan yaitu adanya kontraksi yang adekuat, keluar air-air dan
bercampur darah.
168

d. Kunjungan ANC keempat


Pada kunjungan keempat Ny. I dengan usia kehamilan 38
minggu 1 hari tidak ada keluhan pada kunjungan ini.

2. Masa Persalinan / Intranatal


Pada proses persalinan Ny. I berjalan normal tanpa penyulit.
Dimana pada kala I berlangsung selama 7 jam 15 menit. Kala II
berlangsung selama 10 menit dan bayi lahir spontan, langsung
menangis, gerakan aktif, warna kemerahan. Kala III berlangsung 7
menit, plasenta lahir spontan, lengkap dan perdarahan ± 100 cc. Pada
kala IV berlangsung baik dengan pemantuan selama 2 jam,
perdarahan ± 155 cc dan kontraksi uterus baik.

3. Masa Nifas / Postnatal


Pada masa nifas Ny. I dilakukan kunjungan 4 kali yang berjalan
normal mulai dari kunjungan 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu
post partum. Pada kunjungan 2 minggu post partum uterus sudak
tidak teraba dan memberikan konseling tentang KB yang akan ibu
pakai setelah bersalin. Pada kunjungan 6 minggu Ny. I bersedia
menggunakan metode KB yang efektif yaitu Metode KB suntik 3
bulan.

4. Bayi Baru Lahir (BBL)


Bayi lahir spontan, keadaanya segera menangis kuat, bergerak
aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, tidak ada
kelainan bawaan dan bayi dalam keadaan sehat, Pada kunjungan 1
jam Setelah dilakukan IMD kurang lebih 1 jam bayi diberikan terapi Vit
K1 0,5 mg, salep mata dan dilakukan pemeriksaan fisik, setelah 1 jam
pemberian Vit K 1 lalu bayi di imunisasi HB-0 0,5 cc, bayi tidak ada
kelainan atau cacat fisik. Pada kunjungan hari ke-6 didapatkan
169

kenaikan BB bayi 100 gr dari berat badan lahir yaitu 3000 gram
menjadi 3100 gram, tali pusat telah lepas, refleks hisap positif. Pada
kunjungan ke 14 hari terdapat kenaikan berat badan kembali yaitu 400
gram dari berat badan lahir 3000 gram menjadi 3500 gram. Bayi
mendapatkan cukup ASI dan belum diberikan makanan tambahan.
Pada kunjungan ke 40 hari terdapat kenaikan berat badan kembali
sebanyak 1400 gram dari berat badan lahir 3000 gram menjadi 4400
gram.

1. Pendokumentasian Asuhan kebidanan


Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dari ibu hamil, bersalin,
nifas, dan bayi baru lahir. Dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan Varney untuk mengetahui apa yang telah dilakukan mulai
dari proses berfikir sistematis, di dokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
Dengan di lakukannya manajemen asuhan kebidanan varney
maka dapat lebih mengkaji masalah-masalah yang ada dan dengan
adanya pendokumentasian SOAP dapat memberikan hasil
dokumentasi yang singkat tapi menyeluruh.

B. Saran
1. Bagi Klien
Klien bisa menyadari dengan adanya asuhan yang menyeluruh
atau komprehensif akan dapat meningkatkan kesejahteraan serta
meminimalisir terjadinya komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir.

2. Bagi Penulis
Menjadi acuan agar dapat lebih teliti dan lengkap lagi dalam
memberikan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan
170

kebidanan baik dari sarana prasarana dan komunikasi yang lebih baik.
Sehingga dapat memberikan asuhan yang efektif dan efisien.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan agar meningkatkan kualitas mutu pendidikan dalam
memberikan teori managemen asuhan kebidanan agar mahasiswa
lebih mampu dan memahami dalam melakukan asuhan kebidanan
sehingga dapat mengatasi pemasalahan klien secara cepat dan tepat.
Akan lebih baik jika asuhan kebidanan komprehensif ini
dilakukan dengan waktu yang lebih panjang, dimana asuhan
komprehensif dimulai dari kehamilan Trimester II, bersalin, nifas
sampai dengan bayi baru lahir, agar pengelolaan dan asuhan yang
diberikan lebih komprehensif dan efektif, serta mempermudah deteksi
dini adanya komplikasi.

4. Bagi Lahan Praktik


Pada studi kasus ini dapat menjadi bahan masukan dalam
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir sesuai standar asuhan kebidanan
khususnya dilahan praktik yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Dwi Erawati. 2011. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
EGC
Asih, Yusari dan Hj. Risneni, 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.
Jakarta: Trans Info Medika.
Astuti Sri, et al. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Erlangga:
Jakarta
Bartini, Isti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil normal (ASKEB I).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Bayu Irianti, et al. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta:
Sagung Seto.
BKKBN, et al. 2019. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:
Indonesia.
Dartiwen dan Nurhayati Yati. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. :
Yogyakarta: ANDI
Dinkes provinsi Banten 2019. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2019. https: // dinkes . banten prov.go.id/read/profil-kesehatan-
provinsi bant /137 /PROFIL-KESEHATAN-BANTEN-TAHUN-
2019.html. Diakses 24 Maret 2020
Fatimah & Nuryaningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas kedokteran dan kesehatan universitas muhammadiyah
Jakarta.http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=
%2F8673%2Fcourse%2Foverviewfiles%2FAsuhan%20Kebidanan
%20Kehamilan.pdf&amp;forcedownload=1 (diakses pada tanggal 20
Maret 2020)
Handayani, Sih Rini. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kemenkes
RI.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017
/11/DAFIS-DAN-DOKUMENTASI-KEBIDANAN.pdf. (Diakses pada
tanggal 27 Maret 2020).
Hani, Ummi, et al. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.
Jakarta: Salemba Medika
Hartanto & Hanifa. 2014. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Hartanto. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika.
Hartini, Erina Eka. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka
Media
Indrayani, Moudy. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
CV. Trans Info Medika.
JNPK-KR RI. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes, RI
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI
dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/BUKU%20KIA
%202016.pdf (Diakses pada tanggal 30 Maret 2020)
Kemenkes RI 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. http://www.depkes.go.
id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/ Profil-
Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf (Diakses pada tanggal 13
September 2019)
Kusmiyati Yuni dan Wahyuningsih Puji Heni. 2010. Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Fitramaya.
--------------------------------------------------------------. 2012. Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Fitramaya.
--------------------------------------------------------------. 2013. Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Fitramaya.
Kusumahati, Evi. 2010. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Bandung : Ikatan Bidan
Indonesia.
Ladewig, 2013. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Levinia, Yulia. 2019. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.Y.
G3P2A0 Hamil 39 Minggu 2 Hari dengan Masalah Jarak Kehamilan
< 2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapa.
Https:// repository.poltekkes-kaltim.ac.id (Diakses pada Tanggal 20
April 2020).
Mandang, Jennie. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: IN MEDIA
-----------------------. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: IN MEDIA
Manuba, Ida A.C. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
--------------------------. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Maryunani, A. 2014. Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. Bogor: IN
MEDIA.
Megasari, Mirantu. Et al. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I.
Yogyakarta: Deepublish
Oktarina, mika. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish. https://opac.perpusnas.go.id/
DetailOpac.aspx?id=1142671 (Diakses pada tanggal 30 Maret
2020).
Pantiawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta. Nuha
Medika
Purwandi Atik, et al. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas. In Media: Bogor
Rukiyah, Ai Yeyeh, et al. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Media
---------------------------------. 2013. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta:
Trans Info Media.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
------------------------------. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
------------------------------. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saleha, Siti. 2013. Asuhan Kebidanan III. Yogyakarta: Rhineka Cipta
Salmah, et al. 2012. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC.
Sari, Eka Puspita dan Rimandini Kurnia Dwi. 2014. Asuhan Kebidanan
Persalinan (Intranatal care). Jakarta: Trans Info Media.
Sukma, Febi. Et al. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8638%2Fcourse
%2Foverviewfiles%2FAsuhan%20Kebidanan
%20Nifas.pdf&amp;forcedownload=1 (Diakses pada tanggal 30
Maret 2020)
------------------------ 2017. Asuhan kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8663%2Fcourse
%2Foverviewfiles%2FASUHAN%20NEONATUS%2C%20BAYI%2C
%20BALITA%20DAN%20ANAK%20PRA
%20SEKOLAH.pdf&amp;forcedownload=1
Sukoco NEW, Suparmi. 2017. Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran di
Puskesmas Adaut Kecamatan Selaru Kabupaten Maluku Tenggara
Barat Tahun 2015. http//dx.doi.org/10.22435/bpk.v45il.6071.65-72
( Diakses pada tanggal 1 April 2020).
Varney, Helen. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1, Edisi 6.
Jakarta: EGC
Vivian, Nanny Lia Dewi, Sunarsih Tri. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan
Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
---------------------------------------------------. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika
Wagiyo, Putrono. 2016. Buku Asuhan Keperawatan Antenatal,Intranatal
Dan Bayi Baru Lahir Fisiologis Dan Patologis. Yogyakarta: Andi.
Wahyuningsih, Heni Puji. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Kemenkes RI
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bima
Pustaka
-----------------------------. 2012. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bima
Pustaka
-----------------------------. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bima
Pustaka
Yuliani, Diki Retno, et al. 2017. Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-
Update. Jakarta: TIM
Yulizawati, et al. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Siduarjo: Indomedia Pustaka
Yuni, Musarofah. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Prima Medika.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PEMBIMBING I

I. Identitas
Nama : Roslina, S.S.T., M.K.M
NIDN : 0423038704
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal Lahir : Tangerang, 23 Maret 1987
Alamat Rumah : Jl. Panyabrangan RT/RW 13/03, Kec.
Cikeusal, Serang Banten
HP/Telp : +62 812-8052-8575
Alamat e-mail : ros.sakya17@gmail.com

II. Pengalaman Pendidikan

Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Lulus


SDN Kadaung II Balaraja 1999
SLTPN 1 Balaraja Balaraja 2002
SMA Mandiri Balaraja Balaraja 2005
D III Kebidanan Assyifa Tangerang 2008
D IV Kebidanan /S1 Universitas Tangerang 2011
Muhammadiyah Tangerang
Pascasarjana Universitas Jakarta 2018
Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. Identitas
Nama : Destia Nurfitriani
Nim : 17311006
TTL : Lebak, 28 Desember 1999
Status : Mahasiswi
Alamat Rumah : Kp. Cimuli RT/RW 002/001 Ds Mekarmanik,
Kec Bojongmanik Lebak-Banten
HP/Telp : +6285281721354
Alamat e-mail : destianurfitriani28@gmail.com
Facebook : Destia Nurfitrianii
Instagram : @destianf__

II. Riwayat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Lulus


SDN 1 Mekarmanik Mekarmanik 2011
SMPN 1 Bojongmanik Bojongmanik 2014
SMAN 1 Bojongmanik Bojongmanik 2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO HIDUP
Lambat maka terlambat
Malas maka tergilas
Berhenti maka mati
Mundur maka hancur
Maka bergerak dan berjalanlah melangkah maju tuk berjuang Lillah
menjemput Ridho Illahi
Tetap istiqomah ditengah badai pitnah, menjadi insani yang berakhlakul
karimah
Tertatih hingga terlatih, tetap teruskan berjalan tanpa terhenti, berjuang
hingga akhir.
Jika kau terjatuh, bangkitlah! Fisabilillah

PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmaanirrohiim
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T.
Tuhan semesta Alam, Raja seluruh umat, penggenggam bumi dan langit
serta seisinya, karena atas segala karunia dan limpahan nikmatnya, nikmat
sehat dan nikmat iman sehingga saya sampai pada titik ini.
Lantunan shalawat teriring salam menggema di setiap penjuru bumi,
menjadi persembahan terindah penuh cinta untukmu kekasih Allah S.W.T.
salam rindu untukmu ya Rasulullah, Habibana Wanabiyana Muhammad
S.A.W.
Serta atas dukungan dan do’a orang-orang tercinta dan terkasih, pada
akhirnya saya dapat menyelesaikan Studi komprehensif ini dengan Baik.
Dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan
terimakasih kepada:
1. Teruntuk Ayahanda tercinta, bapak Nurjaya (Alm), beliau adalah alasan
terbesar saya mengejar mimpi ini, impian terbesar saya adalah membuat
bapak bahagia dan bangga namun apa daya Allah lebih menyayangi
bapak, ingin rasa hati memelukmu namun apalah daya engkau kini tak
lagi berada disisi, semoga bapak tenang di Alam sana pak, semoga
bapak ditempatkan di tempat paling indah disisi-Nya. Pak, terimakasih
untuk telah melimpahkan kasih sayang cinta dan segala yang telah kau
korbankan untukku semasa hidupmu, saya belum bisa
membahagiakanmu, namun kau telah tiada. Semoga kelak saya bertemu
denganmu di syurga-Nya, salam rindu yang terdalam untukmu Bapak
tercinta. Cinta dan do’a kupersembahkan untuk engkau ayahku.
2. Teruntuk Ibunda tersayang, Ibu Umyanah. Mah terimakasih selama ini
kau selalu sabar menghadapiku, mah terimakasih atas cinta kasih dan
sayangmu untukku, walau terkadang aku membuatmu kesal, tetapi
percayalah anakmu akan menjadi kebanggaanmu. Engkau bidadari tak
bersayap yang senantiasa menjagaku, merawatku hingga aku tumbuh
dan menjadi manusia yang berguna suatu hari nanti. Bu pengorbananmu
tak terbalas, cintamu tak kenal waktu, kasihmu menyinari relunghatiku.
Ibu, wanita hebat yang takan mampu aku membalas segala jasamu,
cucuran keringat dan airmata membasahi sekujur tubuh dan pipimu,
mata teduhmu selalu menenangkan diri ini, tak bisa kujabarkan satu
persatu semua yang telah kau lakukan demi putrimu, hatimu sekuat
karang diterjang ombak, jiwamu yang berkobar semangat di dalamnya,
engkau satu-satunya orang hebat yang saat ini kumiliki. Semoga
senantiasa dalam lindungan-Nya, senantiasa diberikan kesehatan
jasmani dan rohani.
3. Kedua kakakku yang selalu menyemangati, mendukung dan menjaga
saya sampai saya berada dititik ini, semoga senantiasa dalam lindungan
Yang Maha Kuasa serta senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan
rohani, semoga kesuksesan senantiasa menyertai.
4. Kepada seseorang yang selalu memberikan dukungan, semangat,
motivasi serta senantiasa menemani berjuang dari awal perjuangan
sampai dengan saat ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya.
5. Teruntuk sahabatku dan teman-temanku seperjuangan Angkatan XII
Tercinta, terimakasih untuk selalu membersamai perjuangan ini,
terimakasih untuk semangat yang tiada henti yang telah diberikan
kepada diri yang serba kekurangan ini, mari beranjak menjemput
kesuksesan, semoga kesuksesan menyertai kita, terimakasih kalian telah
menjadi my support system.
6. Kepada semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, yang
senantiasa membantu dan mmeberikan dukungan semoga kita selalu
dalam lindungan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai