Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain pre


experimental berupa one-group pretest posttest, peneliti melakukan
penelitian tanpa kelompok pembanding (kontrol), tetapi melakukan
observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen[ CITATION
Not12 \l 1057 ]. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
Skema 3.1 Desain penelitian Pre-eksperiment (one group pretest posttest
design).

Pretest Perlakuan Posttest

(1) X (02)

Keterangan :
O1 : Observasi sebelum intervensi
O2 : Observasi sesudah tindakan
X : Intervensi
Peneliti melakukan penelitian selama 7 hari berturut-turut dengan
mengukur skor insomnia pada remaja menggunakan alat ukur insomnia
Pittsburgh Insomnia Rating Scale (PIRS) sebelum diberikan aromaterapi
melati dan kemudian diukur kembali skor insomnianya setelah diberikan
aromaterapi melati dengan menggunakan instrumen yang sama pada akhir
pertemuan setelah hari ke-7.

31
32

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya[ CITATION Sug11 \l 1057 ]. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa SMA Negeri 1 Rasau Jaya yang mengalami
insomnia yaitu sebanyak 47 orang didapatkan hasil dari penelitian
menggunakan Pittsburgh Scale Symptom Questionnaire Insomnia
(PSSQ_I).
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut[ CITATION Sug11 \l 1057 ]. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011).
Sampel pada penelitian ini adalah remaja di SMA Negeri 1 Rasau
Jaya yang mengalami insomnia yang diambil secara Simple
Random Sampling, dimana pemilihan sampel dari populasi
dilakukan tidak berdasarkan tingkatan dan diambil secara random
atau acak (Sugiyono, 2011).
Besar sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang
merupakan siswa yang mengalami insomnia di SMA Negeri 1
Rasau Jaya Tahun 2015. Perhitungan sampel dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
33

( t−1 ) ( r−1 ) ≥15


Dimana :
t = banyak kelompok perlakuan
r = jumlah replikasi
Diketahui :
t = 2 perlakuan yaitu pretest dan posttest
r = jumlah replikasi
( t−1 ) ( r−1 ) ≥15
( 2−1 ) ( r−1 ≥ 15 )
15
( r −1 ) ≥
1
r ≥15+ 1
r ≥16
Dari hasil perhitungan jumlah sampel diatas, dapat disimpulkan
bahwa sampel didalam penelitian ini berjumlah 16 orang.

3.3 Kriteria Sampel Penelitian


3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2008). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Siswa aktif kelas 1 dan kelas 2 di SMA Negeri 1 Rasau Jaya
2. Siswa yang mengalami insomnia
3. Bersedia menjadi responden
3.3.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari berbagai sebab (Nursalam,
2008). Kriteria eklusi pada penelitian adalah:
1. Siswa yang memiliki alergi terhadap wewangian tertentu
2. Siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Rasau Jaya
3. Siswa sedang mengkonsumsi obat sedatif
34

4. Siswa yang sedang sakit


3.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan antar
konsep maupun antar variabel yang lainnya dari masalah yang diteliti.
Agar dapat diamati ataupun diukur, sebuah konsep harus dijabarkan
kedalam variabel-variabel sehingga konsep yang berbentuk abstraksi dapat
dilakukan pengukuran maupun pengamatan[ CITATION Not12 \l 1057 ].

Skema 3.2 Kerangka konsep penelitian

Skor insomnia Aromaterapi melati Skor insomnia


sebelum diberikan setelah diberikan
aromaterapi melati aromaterapi melati

Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Dependen

3.5 Variabel Penelitian


Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah
aromaterapi melati, sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah
skor insomnia pada remaja di SMA Negeri 1 Rasau Jaya.

3.6 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012). Hal ini memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam,
2008).
35

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Skala
Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
ukur
1. Aromaterapi Aromaterapi melati Memberikan
melati adalah salah satu cara aromaterapi
pengobatan dengan melati kepada
menggunakan bau- remaja yang
bauan yang berasal mengalami
dari ekstrak tanaman insomnia.
bunga melati.
Aromaterapi
diberikan secara
inhalasi yaitu dengan
bantuan tungku
aromaterapi dengan
tetesan 6-8 tetes
selama 15 menit yang
dilakukan selama 7
hari berturut-turut.
2. Insomnia Insomnia adalah PIRS dengan Menggunakan Total Skor Interval
gejala yang dialami 15 Lembar Keterangan :
oleh klien yang pertanyaan observasi PIRS Ringan : 0-23
mengalami kesulitan yang diberikan Berat : 24-45
untuk tidur, sering satu hari
terbangun dari tidur, sebelum
atau mengalami tidur intervensi dan
singkat atau tidur satu hari setelah
nonrestoratif. intervensi.
Penderita insomnia
mengeluhkan rasa
kantuk yang
berlebihan di siang
hari dan kuantitas
serta kualitas tidurnya
tidak cukup.

3. Waktu Waktu pengukuran Aromaterapi Pengukuran a. Sebelum Nominal


pengukuran skor insomnia melati dilakukan diberikan
skor insomnia dilakukan sebelum sebelum aromaterapi
dan sesudah dilakukan terapi melati
dilakukan terapi dengan b. Setelah
dengan aromaterapi aromaterapi diberikan
melati melati dan aromaterapi
sesudah melati
dilakukan terapi
dengan
aromaterapi
melati
36

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian


3.7.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Rasau Jaya
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

3.7.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan selama 9 hari dengan intervensi selama 7
hari dengan masing-masing intervensi diberikan durasi 15 menit.
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Bulan/Tahun 2014-2015
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
topik dan
judul
penelitian
Studi
pendahuluan
Bimbingan
penyusunan
proposal
Sidang
Proposal
Perbaikan
Pengumpulan
data dan
penelitian
Pengolahan
dan analisa
data
Bimbingan
penyusunan
laporan akhir
Sidang akhir
Perbaikan
Pengumpulan
laporan akhir

3.8 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kusioner (daftar
pertanyaan), lembar observasi, formulir yang berkaitan dengan pencatatan
data (Notoatmodjo, 2012). Alat ukur dalam penelitian ini adalah observasi
37

terkait gangguan tidur yang dirasakan responden dengan menggunakan


Pittsburgh Insomnia Rating Scale (PIRS) yang diberikan sebelum dan
sesudah diberikan intervensi (Moul, Miewald, Carey, & Buysse, 2002).
Lembar observasi PIRS memiliki 15 pertanyaan dengan masing-masing
pertanyaan memiliki skor tertinggi 3 dan terendah 0. Skor minimum yang
dapat dihasilkan dari lembar kuisioner PIRS adalah 0 dan skor maksimum
adalah 45.
1) Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Tungku aromaterapi
b. Minyak esensial melati
c. Jam tangan
d. Alat tulis
e. Kuesioner PIRS
2) Prosedur Pemberian Aromaterapi Melati
Jenis aromaterapi yang dipakai pada terapi ini adalah
aromaterapi melati, terapi ini dilakukan selama 7 hari berurut-turut
dengan durasi 15 menit setiap pertemuannya. Aktivitas yang
dilakukan adalah menghirup aromaterapi, dan membuat suasana
tenang.
38

Tabel 3.3 Jadwal kegiatan terapi Aroma melati

Hari pemberian Kegiatan Keterangan


terapi
Hari ke 1 1. Peneliti mendatangi sekolah 1. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan
(SMA Negeri 1 Rasau Jaya). prosedur penelitian dan kontrak waktu
2. Peneliti melakukan srinning penelitian.
untuk menentukan responden 2. Peneliti melakukan wawancara kepada
yang sesuai kriteria dari responden
peneliti. 3. Peneliti membagikan lembar informed concent
3. Peneliti memberikan kepada responden yang bersedia menjadi
penjelasan singkat mengenai responden.
prosedur pelaksanaan terapi
aroma terapi melati.

Hari ke-1 sampai Memberikan terapi aroma terapi 1. Peneliti memberikan lembar prettest yang diisi
dengan hari ke 7 melati. oleh responden sebelum dilakukan terapi aroma
melati untuk memperbaiki skor insomnia
responden.
2. Peneliti memberikan terapi aroma melati
selama 15 menit menggunakan tungku aroma
terapi.

Hari ke-8 Peneliti memberikan lembar mengidentifikasi ada atau tidaknya pengaruh terapi
posttest pemberian terapi aroma aroma melati terhadap perbaikan skor insomnia
melati. pada responden.
Hari ke-9 1. Peneliti menjelaskan hasil 1. Menjelaskan hasil yang didapat setelah terapi
dari penelitian dilapangan aroma melati kepada responden.
yang sudah dilakukan kepada 2. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
responden. responden atas kerja sama dan bantuannya
2. Peneliti mengucapkan terima didalam penelitian ini.
kasih

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas


1) Uji Validitas
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diambil dari
penelitian sebelumnya dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
UPT Bahasa UNTAN agar mudah dimengerti. Sebelum dilakukan
penelitian, instrumen ini sudah dilakukan uji validitas. Uji validitas
dilakukan bertujuan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan benar-
benar mengukur apa yang diukur, sehingga instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dikatakan valid atau sahih [ CITATION Soe12 \l
1033 ]. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan tehnik korelasi
pearson product moment yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1
39

Rasau Jaya yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden


dalam penelitian ini. Dengan jumlah 10 0rang responden dengan taraf
signifikansi 5% adalah 0,632.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliability merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam
menghitung pengukuran (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha Chronbach dengan nilai
koefisien 0,943.

3.10 Prosedur Pengumpulan Data


1) Tahap Persiapan
1) Perizinan pelaksanaan penelitian dari dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak
2) Perizinan pelaksanaan penelitian dari Kepala SMA Negeri 1
Rasau Jaya
2) Tahap Pelaksanaan Penelitian
Prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam proses
melakukan pengumpulan data sebagai berikut:
1) Peneliti memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan.
2) Peneliti meminta persetujuan kepada pasien untuk menjadi
responden dalam penelitian yang akan dilakukan.
3) Peneliti melakukan observasi gangguan tidur responden dengan
menggunakan kuisioner Pittsburgh Insomnia Rating Scale pada
hari pertama pelaksanaan kegiatan.
4) Peneliti memberikan intervensi selama 7 hari berturut-turut
kepada responden dengan menggunakan aromaterapi melati
dengan bantuan tungku aromaterapi setelah pulang sekolah.
5) Responden diwajibkan mengikuti setiap hari selama observasi.
40

6) Pengukuran kembali gangguan tidur responden dengan


menggunakan kuisoner Pittsburgh Insomnia Rating Scale
setelah intervensi yaitu pada hari ke-8. Untuk mengetahui
apakah ada perubahan skor gangguan tidur pada responden
setelah intervensi.
7) Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden telah
bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan
dilakukan.

3.11 Pengolahan Data


a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat
kebenaran pengisian dan kelengkapan pengisian lembar pretest dan
posttest dari responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data
sehingga bila ada kekurangan segera dapat dilengkapi.
b. Coding
Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk
mempermudah mengolah data, semua variabel diberi kode dengan kata
lain coding adalah kegiatan merubah bentuk data yang lebih ringkas
dengan menggunakan kode-kode tertentu. Adapun pengkodean yang
peneliti lakukan pada penelitian ini adalah skor insomnia sebelum
diberikan aromaterapi melati diberi kode skor_pretest, skor insomnia
setelah diberikan aromaterapi melati diberi kode skor_posttest, tingkat
insomnia diberi kode 1= ringan, 2 = berat.
c. Scorring
Hasil penelitian skor insomnia yaitu skor ringan jika nilai 0-23,
skor berat jika nilai 24-45.
d. Entry Data
Merupakan suatu proses memasukan data kedalam komputer yang
selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Programe for Sosial Science).
41

e. Cleaning
Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan
kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau
proses pembersihan data.

3.12 Analisa Data


Tehnik analisa data menurut [ CITATION Not12 \l 1057 ], yaitu :
3.12.1 Analisa Univariat
Penelitian ini menggunakan analisa data univariat dan
bivariat. Analisa univariat digunakan untuk menjelaskan
karakteristik dari setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam
analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase
dari tiap variabel.
3.12.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan atau korelasi antara kedua variabel yaitu
variabel dependen dan variabel independen (Notoatmodjo, 2012).
Untuk mengetahui perbaikan skor insomnia pada remaja saat
sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest)
pemberian aromaterapi melati. Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji T berpasangan dikarenakan pada
penelitian ini hasil distribusi data normal.
Tabel 3.4
Hasil Uji Normalitas Data Pengaruh Aromaterapi Melati Terhadap
Perbaikan Skor Insomnia Sebelum dan Setelah Pemberian
Aromaterapi Melati Menggunakan Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk
P
Skor insomnia sebelum pemberian aromaterapi melati 0,213
Skor insomnia sebelum pemberian aromaterapi melati 0,277
Sumber : Data Primer yang telah diolah (2015)
42

Tabel 3.5 Syarat Uji T Berpasangan


Variabel yang dihubungkan Aromaterapi melati (kategorik) dan skor insomnia
(numerik)
Hipotesis Komparatif
Skala variabel Numerik
Berpasangan / tidak berpasangan Berpasangan ( individu yang diteliti skor insomnia
pada pretest dan posttest adalah individu yang sama)
Jumlah kelompok Dua kelompok ( skor insomnia pretest dan posttest)
Kesimpulan :
Uji yang digunakan adalah uji t berpasangan (uji parametrik) karena distribusi datanya normal
Syarat uji t berpasangan (uji parametrik):
Skala pengukuran variabel merupakan numerik, distribusi data = normal, dan p ≥ 0,05.
Normalitas data :
Untuk sampel ≤50 digunakan parameter Shapiro-Wilks.

3.13 Etika Penelitian


Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin oleh kepala SMA
Negeri 1 Rasau Jaya. Apabila telah mendapatkan izin, peneliti akan
menjalankan etika penelitian. Berikut ini etika penelitian yang dilakukan
oleh peneliti :
1) Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human
Dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan martabat
subjek penelitian, peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir
informed consent.
2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect For
Prifaci And Confidentially)
Setiap orang mempunyai hak dasar individu termasuk privasi
peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan
kerahasiaan identitas subjek. Keadilan dan keterbukaan (Respect For
Justice Inclusiveness) Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga peneliti
dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Oleh karena itu,
43

lingkungan peneliti perlu dikondisikan misalnya menjelaskan prosedur


penelitian dan memperlakukan responden dengan tidak membedakan
dari faktor apapun.
3) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits)
Peneliti memperhitungkan manfaat semaksimal mungkin terhadap
responden dan juga berusaha meminimalkan efek yang merugikan bagi
responden. Jika terdapat efek yang ditimbulkan selama penelitian
seperti mual dan pusing, maka penelitian terhadap responden tersebut
dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai