Anda di halaman 1dari 89

1

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.S USIA 33


TAHUN G2P1A0 DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPS ARI SAPTUTI, S.ST
DESA SUKAMULYA KECAMATAN BAYUMAS TAHUN 2016
Tanggal Ujian Praktik 26 April 2016

STUDI KASUS

OLEH
SITI NURHAYATI
NIM: 154012013113

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.S USIA 33


TAHUN G2P1A0 DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPS ARI SAPTUTI, S.ST
DESA SUKAMULYA KECAMATAN BAYUMAS TAHUN 2016
Tanggal Ujian Praktik 26 April 2016

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program Prodi D III Kebidanan


STIKes Muhammadiyah Pringsewu

OLEH
SHINTA FITRIA MIYADI
NIM: 154012013111

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2016

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 21 Mei 2016


Dan disetujui untuk disusun sebagai Studi Kasus dengan
Judul:
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.S USIA 33
TAHUN G2P1A0 DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPS ARI SAPTUTI, S.ST
DESA SUKAMULYA KECAMATAN BAYUMAS TAHUN 2016
Tanggal Ujian Praktik 26 April 2016

Penguji I (Ketua) : (WAHYU WIDAYATI, M.Keb)


NBM. 1156368

Penguji II (Institusi) : (YOSSY WIJAYANTI,S.ST. M.Kes)


NIDN. 0201058801

Penguji III (Profesi/Klinik) : (ARI SAPTUTI,S.ST)


NIP. 197010121988122001

Mengetahui,
Ka Prodi D III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(SUMI ANGGRAENI, M.Keb)


NBM : 1168283

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi

Kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny.S Usia 33

tahun G2P1A0 dengan Letak Sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa Sukamulya

Kecamatan Bayumas Tahun 2016” yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas

yaitu Ujian Akhir Praktik (UAP) pada Program Studi Diploma III Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini tidak lepas

dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Ns.Asri Rahmawati,S.Kep,M.Kes Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

2. Ibu Sumi Angraeni,M.Keb, Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes

Muhammadiyah.

3. Ibu Wahyu Widayati,M.Keb selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Studi Kasus ini.

4. Ibu Yossy Wijayanti,S.ST.M.Kes selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Studi Kasus ini.

5. Ibu Ari Saptuti,S.S.T, selaku pembimbing lahan praktek

6. Seluruh Dosen Diploma III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang

telah membekali ilmu kepada penulis yang sangat bermanfaat.

7. Ny. N beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi

klien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan semua kasih sayangnya untuk

penulis yang tiada batasnya dan tanpa pamrih, semoga Allah SWT memberikan

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

9. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat

dalam menyusun Laporan Studi Kasus ini.

Penulis menyadari studi kasus ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan studi kasus

selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis pada khususnya.

Pringsewu, Mei 2016

Penulis

Siti Nurhayati

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 3
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4
D. Metode Penulisan ...................................................................................... 5
E. Sistematika Laporan .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI


A.

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian ................................................................................................. 52
B. Diagnosis Kebidanan ................................................................................. 58
C. Perencanaan ............................................................................................... 59
D. Evaluasi ..................................................................................................... 61
E. Catatan Perkembangan .............................................................................. 62

BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil BPM ................................................................................................ 63
B. Pemaparan ................................................................................................. 64

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 71
B. Saran .......................................................................................................... 72

Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan salah satu pelayanan

kesehatan yang dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sampai 20%.

Salah satu fungsi terpenting dari perawatan ANC adalah untuk memberikan saran

dan informasi pada setiap wanita untuk dapat mengenal tanda-tanda bahaya dan

gejala yang memerlukan bantuan segara dan petugas kesehatan (Rukiyah, 2011).

Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 99% kematian

ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara

berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang

tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan

dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 51 negara

persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan

bersalin dan 25% selama masa Post Partum (WHO, 2010).

Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000

kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan

dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun

2015. Jumlah AKI dan AKB masih jauh dari target Millenium Development

1 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 (KH) dan AKB sebesar

17 per 1000 (KH), sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen

untuk mencapai target tersebut (Prasetyawati, 2009, hal 4).

Hasil Riskesdas tahun 2013 menjelaskan penyebab tingginya AKI adalah

perdarahan (45%), terutama perdarahan postpartum. Selain itu ada keracunan

kehamilan (24%), infeksi (11%), dan partus lama atau macet (7%). Variasi antara

provinsi sangat mencolok dari terendah di Sumatera Utara (7,2%) sampai yang

tertinggi di Sulawesi Tengah (16,9%).

AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah

kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan

Desember tahun 2015 sebanyak 178 kasus. Terjadi peningkatan yang signifikan

dibandingkan tahun 2014 yaitu 152 kasus. Penyumbang kematian terbanyak

adalah Kabupaten Pringsewu dengan kasus terbanyak adalah eklampsia dan

perdarahan, rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan (23%), eklampsi

33%, infeksi 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit lain 42%,

(Dinkes Lampung, 2015).

Beberapa masalah dalam kehamilan adalah kehamilan dengan letak

sungsang dimana letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah

kavum uteri. Faktor yang menjadi predisposisi presentasi bokong selain usia

kehamilan adalah hidramnion, angka paritas yang tinggi dengan relaksasi uterus,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

janin multipel, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat pelahiran

bokong sebelumnya, kelainan uterus, plasenta previa, implantasi plasenta

difundus, dan tumor pevis (Fadlun, 2011; hal 121).

Dampak yang akan timbul pada persalinan sungsang adalah terjadi laserasi

jalan lahir, manuver intrauterin,terutama pada segmen bawah rahim yang tipis,

atau pelahiran aftercoming head melalui serviks yang belum dilatasi lengkap,

akan menyebabkan ruptur uterus, laserasi serviks dan dinding vagina, atau

keduanya. Pemberian obat anastesi cukup untuk menginduksi relaksasi uterus

yang dapat mengakibatkan atonia uterus dan selanjutnya terjadi perdarahan

pascapartum dan manipulasi manual didalam jalan lahir dapat meningkatkan

resiko infeksi. Selain itu ada beberapa cedera yang terjadi pada pelahiran

sungsang pervaginam yaitu fraktur humerus, fraktur klavikula dan fraktur femur.

Paralis ekstermitas bagian atas dapat terjadi akibat penekanan pleksus brakialis

oleh jari pada saat melakukan traksi, tetapi hal ini lebih sering terjadi akibat

penarikan berlebihan pada leher ketika membebaskan lengan. Penyebab utama

kematian adalah kepala janin terjebak, cedera kepala dan perdarahan intrakranial,

prolaps tali pusat dan asfiksia intrapartum (Cuningham, 2013).

Berdasarkan masalah tersebut melatar belakangi penulis untuk menyusun

studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil terhadap Ny.S Usia

33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa

Sukamulya Kecamatan Bayumas tahun 2016.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap

Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST

Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu :

a. Mampu melaksanakan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil

terhadap Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari

Saptuti, S.ST Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

b. Mampu melaksanakan interprestasi data untuk menentukan diagnosa,

masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil terhadap Ny.S Usia 33 tahun

G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa

Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

c. Mampu menentukan diagnosa/masalah petensial dan antisipasi

penanganan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.S Usia 33

tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa

Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016

d. Mampu melaksanakan tindakan segera/kolaborasi asuhan kebidanan pada

ibu hamil terhadap Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di

BPS Ari Saptuti, S.ST Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

terhadap Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari

Saptuti, S.ST Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.S

Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST

Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016

g. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap

Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti,

S.ST Desa Sukamulya Kecamatan Bayumas Tahun 2016.

C. Ruang Lingkup

1. Subjektif : Ny s

2. Waktu : Senin, 25 April 2016, pukul 15:00 WIB

3. Tempat :BPM Ari saptuti S,ST

D. Metodede Penulisan

Metodologi Penulisan studi kasus ini adalah deskriptif yaitu merupakan

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan sesuatu,

misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses

yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang

kecendrungan yang tengah berlangsung.

1. Wawancara

Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana

penelitian mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian (responden). Wawancara langsung dilakukan kepada klien

mengenai penyakitnya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

2. Pengkajian fisik

Suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap

pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaan

klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang prinsipnya menggunakan cara–

cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi

3. Studi Pustaka

Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang

relevan berdasarkan kasus yang dibahas yakni Asuhan Kebidanan pada ibu

nifas dengan puting susu lecet dari beberapa buku dan informasi dari internet.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan

maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi

resmi, misalnya laporan, statistik, catatan–catatan di dalam kartu klinik. Studi

dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari data catatan

Dokter, Bidan maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan

dan diagnosa sementara.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam studi kasus ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Ruang Lingkup

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori Medis

B. Kosep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Data Subjektif

B. Data Objektif

C. Assasment

D. Planning dan Hasil

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi BPS

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau

fetus didalam tubuhnya. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin dalam Rukiyah, 2011;

hal. 2).

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari

(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Prawirohardjo dalam

Rukiyah, 2011; hal. 2)

Kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kehamilan trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0 – 12 minggu), trimester kedua

dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan (12 – 28 minggu), trimester ketiga

dimulai dari bulan ketujuh dampai 9 bulan (29 – 42 minggu) (Rukiyah, 2009;

hal. 2).

2. Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial

ibu dan bayi

8 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

c. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

berjalan normal

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi aar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

(Sulisyawati, 2011; hal. 4).

3. Standar Pelayanan dalam Praktik Kehamilan

Menurut Dewi (2011; hal. 21 – 24), hasil penelitian/evidence based

yang menjadi dasar standara pelayanan dalam praktik kehamilan adalah

sebagai berikut :

a. Kunjungan ANC

Dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan

Kunjungan Waktu Informasi


Trimester Sebelum minggu Membangun hubungan saling percaya antara
pertama ke 14 petugas kesehatan dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan menanganinya :
 Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan utuk menghadapu komplikasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

 Mendorong perilaku yang sehat ( gizi, latihan


dan kebersihan, istirahat dan sebagainya.

Trimester Kedua Sebelum minggu Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan


ke 28 khusus mengenai preeklamsia ( Tanya ibu
tentang gejal-gejala preeklamsia. Pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria.

Trimester Ketiga Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal
28-36 untuk mengetahui ada kehamilan ganda.

Trimester Ketiga Setelah 36 Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
minggu yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit.

b. Pemberian Suplemen Mikronotrien

Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam

folat sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa muali hilang. Pemberian

selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya

bersama teh/kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.

c. Imunisai TT 0,5 cc

Interval %
Imunisasi Lama Perlindungan
(selang waktu minimal) Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama. - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 minggu setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / seumur hidup 99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

d. Perkiraan Hb pada Kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1) Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb. Kadar

terendah terjadi sekitar kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu,

pemerikaan Hb haru dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data

awal lalu diulang pada kehamilan 30 minggu.

2) Bila Hb rendah (< 9 gr%) harus dilakukan pemeriksaan dan

pengobatan yang sesuai. Mungkin perlu dilakukan pemeriksaan Hb

ulang apakah pengobatan sudah tepat.

3) Anemia ringan penyebabnya adalah defisiensi zat besi, dapat diobati

secara efektif dengan suplementasi besi.

4) Semua ibu hamil terutama yang mendapat suplementasi besi harus

mendapat nasehat gizi khususnya menghindari tembakau, kopi dan

teh.

5) Pastikan ibu mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein dan

vitamin C.

e. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Hasil peelitian menjukkan hal-hal berikut :

1) Pengukuran menggunakan pita pengukur memberikan hasil yang

konsisten antar individu (walaupun masih terjadi sedikit variasi).

Namun bila semua petugas dilatih dengan cara yang sama, teknuik ini

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

sangat berguna di negara berkembang sebagai alat tapis awal yang

dilakukan bidan dengan efisien.

2) Pengukuran TFU pada kehamilan lanjut/saat persalinan dalam prose

telentang, terbukti memberikan hasil yang lebih tinggi dari yang

sebenarnya, sehingga hal tersebut menyebabkan perkiraan umur

kehamilan yang salah.

3) Program nasional menganjurkan posisi setengah duduk pada saat

pengukuran TFU. Diukur dengan menggunakan pita ukur standar

untuk memberikan interpretasi pertumbuhan janin yang benar.

4) Pengukuran TFU bila dilakukan oleh petugas yang sama setiap

kunjungan tersebut memiliki nilai yang baik terutama mengidentifikasi

adanya gangguan pertumbuhana intrauteri.

f. Hipotensi Pada Saat Berbaring Telentang

Dalam beberapa studi terhadap ibu pada kehamilan lanjut, ditemukan hal-

hal berikut:

1) Terjadi pengurangan aliran darah sebesar 45% pada tungkai bila ibu

berbaring telentang dibandingkan dengan ibu berbaring di sisi kiri]

2) Ibu hamil merasa pusing bahkan dapat pingsan bila tidur terlentang

karena adanya kekurangan oksigenasi ke otak yang disebabkan

pengurangan aliran darah oleh adanya penekanan uterus pada vena

pelvis mayor, vena cava inferior dan bagian dari desenden (penekanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

autocaval). Keadaan ini disebut supine hypotensive syndrome yang

dapat mengakibatkan denyut jantung janin abnormal.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan hal-hal berikut ini :

1) Posisi telentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janinnya

2) Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi telentang terutama

pada kehamilan lanjut

3) Bila posisi telentang dibutuhkan, dianjurkan untuk meletakkan bantal

kecil di bawah sisi panggul bawah.

4. Etiologi Kehamilan

Pada minggu pertama idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat

optimal. Suhu tubuh akan sedikit meningkat pada masa ovulasi dan berkisar

antara 36,60 C dan berangsur-angsur akan meningkat.

Minggu kedua terjadi suatu proses dimana masa fertilisasi terbentuk.

Dalam proses ini berjuta-juta sperma pasangan akan masuk kevagina dan

mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma akan menuju sel telur sambil

mengeluarkan enzim yang membuat salah satu sperma berhasil menembus

lapisan pelindung sel telur yang matang. Dan terjadi pembuahan kimiawi

yang mencegah sperma lain memasuki sel telur. Tubuh sperma yang berhasil

masuk sel telur akan terurai dan inti sel yang membawa kode genetik akan

menyatu dengan kode genetik sel telur yang telah dibuahi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

Jenis kelamin bayi pada minggu kedua ditentukan 46 kromosom yang

menyusun karakteristik genetiknya. Sel telur memiliki kromosom X, namun

sel sperma membawa kromosom X atau Y. Sperma yang membuahi sel telur

membawa kromosom X, akan membentuk bayi perempuan dan jika sperma

membawa kromosom Y maka akan membentuk bayi laki-laki.

Pada minggu ketiga, calon ibu terjadi suatu proses lanjutan. Kira-kira 7

hari setelah fertilisasi, morula akan tertanam dilapisan dalam rahim

(endometrium). Kelompok sel tersebut akan semakin matang da menjadi

blastokista, substansi yang akan mens-timulasi terjadinya perubahan dalam

tubuh calon ibu termasuk berhentinya siklus menstruasi (Nurgaheny, 2009).

3. Tanda Tanda dan Gejala Kehamilan

a. Puting/payudara lebih lembut

Payudara dan putingnya menjadi lebih lembut sekitar tiga pekan

setelah pembuahan (saat haid terlambat sekitar seminggu). Mungkin

payudara terasa bengkak, serupa dengan saat menjelang haid.

b. Muncul flek dan kram

Saat hamil, biasanya ditandai dengan munculnya flek pink dicelana

dalam yang terjadi saat implantasi (manakala embrio menempel di dinding

uterus, hal ini terjadi sekitar 8-10 hari menyusul ovulasi, sedikit lebih awal

disbanding datangnya waktu haid). Kadang kita salah mengartikannya

sebagai haid, hanya waktunya lebih pendek ketimbang menstruasi normal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

Kram juga umum terjadi di awal kehamilan. Sampai kehamilan trimester

kedua, kram seperti ini akan muncul. Kontraksi di rahim terjadi secara

tertur, meningkat dengan olahraga, orgasme dan bahkan perubahan posisi.

c. Penggelapan areola

Pada kehamilan awal, daerah gelap yang mengelilingi putting

payudara mulai menjadi lebih gelap dan diameternya membesar. Diyakini

bahwa bertambah gelapnya warna areola membantu bayi yang baru lahir

menemukan puting untuk menyusu. Mungkin juga akan mengenali bahwa

vena di payudara menjadi lebih kelihatan karena penegangan payudara.

d. Lelah berlebihan

Gejala paling umum dalam delapan hingga sepuluh minggu pertama

adalah rasa lelah. Saat hamil, tubuh mengalami perubahan metabolism

yang signifikan. Seluruh tubuh perlu melakukan penyesuaian terhadap

proses baru bertumbuhnya janin. Sebagian besar wanita, kelelahan akan

pergi saat usia kehamilan 12 minggu.

e. Mual dan muntah

Pada awal kehamilan, beberapa hari setelah pembuahan mungkin

akan mengalami morning sickness. Sebenarnya morning sikness ini nama

yang salah, karaena pada kenyataannya mual dan muntah bias terjadi

kapan saja: pagi, siang, malam.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

f. Sering buang air kecil

Saat haid terlambat satu hingga dua minggu, mungkin keinginan

buang air kecil menjadi lebih sering ketimbang biasanya. Ini karena janin

yang tumbuh di rahim menekan saluran urin.

g. Sembelit

Buang air besar (BAB) menjadi sulit dan tidak lancar ini lazim terjadi

pada awal kehamilan. Hormone tambahan yang diproduksi pada masa

kehamilan menyebabkan usus halus lebih lentur dan menjadi kurang

efesien.

h. Naiknya temperatur basal tubuh

Dipastikan saat hamil suhu basal tubuh meningkat, saat masa haid

yang harusnya datang terlewat,dan tidak turun ke level sebelum terjadi

ovulasi. Saat terjadinya pembuahan, ovum dibuahi di tuba falopi, dan

membutuhkan sekitar seminggu untuk ke rahim, dimana ovum yang

terbuahi akan menempel disana.

i. Haid tak datang

Ini pertanda awal kehamilan, apalagi jika haid terbiasa teratur.

Dikombinasi dengan tanda-tanda positif diatas, kemungkinan besar hamil

(Nurgaheny, 2009).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

Menurut Manuaba (2010; hal. 20), tanda-tanda kehamilan adalah :

a. Tanda Dugaan Hamil

1) Tidak datang bulan (amenorea)

dengan konsepsi dan nidasi mulai mengeluarkan hormon, maka

pertumbuhan dan perkembangan folikel tidak terjadi, sehingga

terdapat keadaan “tidak datang bulan”.

2) Buah dada sakit

Buah dada dipersiapkan sejak semula, dengan terjadi perubahan

peredaran darah, menahan air dan garam, sehingga ujung saraf

tertekan yang menimbulkan rasa penuh dan sakit, terutama kehamilan

pertama.

3) Perasaan mengidam (ingin makanan khusus)

Yang sering dapat berupa mual muntah terutama dipagi hari

(morning sickness), kurang suka makan, tidak tahan bau-bauan,

terdapat pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), sakit kepala

dan pusing, ingin makan tertentu.

4) Gangguan pencernaan dan perkemihan

sering sulit buang air besar karena kurang makan serat dan

pengaruh hormonal, sering kencing berlebihan karena kandung kemih

tertekan rahim.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

5) Pigmentasi kulit

Karena pengaruh hormon tertentu terdapat pigmentasi kulit

wajah, sekitar buah dada, dan dinding perut.

b. Tanda Pasti Kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-bagian

janin

2) Denyut jantung janin

a) Didengar dengan stetoskop monoral laenec

b) Dicatat dan didengar alat dopler

c) Dicatat dengan feto elektrokardiogram

d) Dilihat pada ultrasonografi (USG)

(Rukiya, 2011; hal. 75)

c. Tanda Kemungkinan Hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk dan konsistensi

3) Tanda hegar

Ditemukan pada kehamilan 6 – 12 minggu yaitua adanya uterus

segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

4) Tanda chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-

biruan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

5) Tanda piscaseck

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio

biasanya disebelah atas dengan bimanual akan terasa benjolan yang

asimetris.

6) Kontraksi-kontrasi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton Hicks)

7) Teraba Ballotement

8) Reaksi kehamilan positif.

(Rukiyah, 2011; hal. 75)

4. Perubahan Pada Wanita Hamil

a. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

b. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan

otot, maka seviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10%

jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kalogen.

Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi

maka konsistensi serviks menjadi lunak.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

c. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan

pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiru-biruan ( livide ). Tanda ini disebut tanda

chadwick. Warna portio tampak livide.

d. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis

sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.

Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal

kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga

pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.

e. Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomam-

motropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air

susu. Papila mamma akan membesar, lebih tegak, dan tambak lebih hitam,

seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi.

f. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya,

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh

darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

g. Sistem respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada

kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus

yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak.

h. Traktus digestivuseini

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nausea). Mungkin ini akibat kadar estrogen yang meningkat. Tidak jarang

dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis)

biasanya terjadi pada pagi hari, di kenal sebagai morning sickness. Emesis

bila terlampau sering dan terlalu banyak di keluarkan, disebut hiperemesis

gravidarum, keadaan ini patologi.

i. Traktus urinarius

Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh

progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri

karena mengalami lebih banyak tekanan di bandingkan dengan ureter kiri.

Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuria. Poliuria

disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada

kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

j. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperplgmentasi alat-alat

tertentu. Disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone

(MSH) yang meningkat. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

k. Metabolisme dalam kehamilan

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem

endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya

(glandula tireoidea). Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk

perkembangan badan, alat kandungan, mamma, dan untuk janin. Protein

harus disimpan pula untuk kelak dikeluarkan pada laktasi

(Prawirohardjo, 2014; hal. 102).

5. Keluhan Kehamilan

a. Morning sickness

Disebut morning sickness karena terjadi pagi hari pada waktu bangun

dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk

sebentar keadaan dapat diatasi.

b. Hipersalivasi

Pengeluaran air liur makin meningkat pada beberapa orang, sehingga

menambah kesulitan untuk makan. Air liur dapat menyebabkan gangguan

“gigi” terjadi pembengkakan dalam bentuk pembengkakan gusi (epulsi).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

Hipervalisasi dapat diatasi dengan menghisap gula, yang banyak dijual

dipasarkan bebas, biskuit atau roti tawar.

c. Kram Betis

Pada hamil muda sering terjadi kram betis yang menunjukan

kurangnya beberapa vitamin tertentu dan mineral seperti vitamin E dan B

kompleks serta kalsium.

d. Varises

Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar.

Varises disebabkan hormon kehamilan dan sebagian terjadi karena

keturunan.

e. Sinkope (Pingsan)

Sinkope keadaan pening, kepala ringan, mata kabur sejenak oleh

karena bangun mendadak. Untuk dapat mengatasi dilakukan bangun dari

tidur atau berdiri secara bertahap.

f. Kaki Bengkak

Kaki bengkak terjadi pada akhir trimester ketiga. Terdapat dua

gangguan kaki bengkak yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena

gestosis dan tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah bayi

mulai masuk pintu atas panggul (Manuaba, 2010; hal. 102).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

B. Letak Sunsang

1. Pengertian

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian

yang terendah (presentasi bokong) (Sulistyawati, 2011; hal. 88).

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya (Prawirohardjo, 2014;

hal. 599).

2. Etiologi

Menurut Fadlun (2011; hal 121), beberapa etiologi dari posisi letak

sunsang adalah sebagai berikut :

a. Relaksasi berlebihan dinding abdomen

b. Janin prematur, karena bentuk rahim relatif kurang lonjonh, air ketuban

masih banyak dan kepala anak relatif besar.

c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalampintu atas

panggul

d. Hidramnion dan kehamilan kembar

e. Panggul sempit, walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang

masih disangsikan oleh berbagai penulis

f. Kelainan bentuk rahim

g. kelainan bentuk kepala : hydrocephalus, anencephalus, karena kepala

kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

3. Kriteria Letak Sungsang

a. Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan
kedua tungkai lurus ke atas.
b. Letak bokong kaki (complete breech)) : di samping bokong teraba kaki,
biasa disebut letak bokong kaki sempurna , jika di samping bokong teraba
kedua kaki atau tidak sempurna, jika di samping bokong teraba satu kaki.
c. Letak lutut
d. Letak kaki (incomplete presentation) : presentasi kaki
(Sulistyawati, 2011; hal. 88)

4. Tanda dan Gejala

a. Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri

membentang sedikit diatas umbilikus.

b. Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur

kehamilan.

c. Pada palpasi :

1) Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri

2) Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan

bokong pada fosa iliaka yang lain

3) Leopold 3 & 4 memberikan hasil negatif

d. Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu

dataran keras terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung

posterior bagian kecil dapat ditemukan pada tempat yang sama.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

e. Bunyi jantung janin terdengar di sekitar umbilicus

f. Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan

sangat tinggi dan sangat sulit untuk dijangkau.

g. Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin

menggantung di vagina atau dapat lebih cepat pecah.

h. Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya

rasa bergigi tulang rusuk diatas pintu atas panggul

i. Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks

yang lain akan dapat dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu

tempat bahu bayi menghadap. Punggung dapat ditentukan dengan

terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan

teraba klavikula.

j. Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul

dan salah satu tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan

lewat vulva. Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa

dapat membedakannya dengan kaki :

1) Sikut lebih tajam daripada lutut

2) Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki

3) Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama

4) Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan

5) Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

6) Kepalan tangan dapat tertutup

7) Lutut mempunyai patela

k. Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang

(Cuningham, 2013)

5. Diagnosis

a. Pada inspeksi, TFU tidak sesuai dengan umur kehamilannya

b. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada disamping dan di

atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam

c. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbulikus

d. Pemeriksaan dalam

Pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi jika dapat diraba dapat

dikenali dengan adanya “rasa bergerigi” dari tulang rusuk. Bila dilatasi

bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapat

dibedakan. Bila punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang

keras membentang di bagian depat perut ibu. Bila punggungnya di depan

posterior, teraba nodulasi ireguler yang menggambarkan bagian-bagian

kecil janin yang dapat ditemukan pada tempat yang sama. Kadang-kadang

dapat pula diraba tali pusat yang menumbung.

(Fadlun, 2011; hal. 128)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

6. Tindakan Persalinan Sungsang

a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput

ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.

b. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.

c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan

episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.

d. Melahirkan bayi:

1) Cara Bracht

a) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua

ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain

memegang daerah panggul).

b) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.

c) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.

d) Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula inferior

tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior

yaitu punggung janin didekatkan kea rah perut ibu tanpa ada

tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

e) Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

f) Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,

bersihkan jalan napas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

2) Cara Klasik

Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara

Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

Prosedur :

a) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan

sehingga bokong dan kaki lahir.

b) Tali pusat dikendorkan.

c) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik

ke atas:

(1) Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu,

untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.

(2) Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu,

untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.

d) Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang)

sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang

bayi.

e) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah

bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan

bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

3) Cara Muller

Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara

Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

a) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki

dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra

lateral dari letak bahu depan.

b) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang

sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.

4) Cara Lovset

dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/

nuchal arm

a) Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua

tangan.

b) Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit ke arah

petunjuk jari tangan yang nuchal.

c) Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/kanan.

Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara

klasik/muller.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

5) Ekstraksi Kaki

Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi

a) Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal

paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada

paha janin, sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain

mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki

di pegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai

batas lutut.

b) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari

di letakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-

jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal

paha lahir.

c) Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan kedua ibu

jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di

depan paha.

d) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan

lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di

elevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua

trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.

e) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka

yang lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam

ke bawah.

f) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara

“b” atau “c” atau “d”.

e. Teknik Ekstraksi Bokong

Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar

panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang

mengharuskan bayi segera dilahirkan.

1) Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,

dimasukkan dalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian

depan. Dengan jari ini lipat paha ditarik curam ke bawah. Untuk

memperkuat tenaga tariakn ini, maka tangan penolong yang lain

mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.

2) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah

simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengait lipatan paha

ditarik cuam ke bawah sampai bokong lahir.

3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d”

Cara melahirkan kepala bayi

Cara Maurice (dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan

bracht kepala belum lahir)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

1) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-

olah menunggang kuda.

2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.

3) Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi

4) Minta seorang asisten menekan fundus uteri

5) Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong

persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir

dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.

(Prawirohardjo, 2014; hal. 599)

C. Jurnal Penelitian Terkait

1. Heristanto (2010), Gambaran Persalinan dengan Presentasi Bokong di RSUD

Soedarso Tahun 2008 – 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

persalinan presentasi bokong berdasarkan karakteristik ibu berdasarkan usia

ibu, paritas, persalinan berdasarkan usia kehamilan, jumlah kunjungan

antenatal care (ANC), indikasi penyulit obstetri tambahan dan luaran

perinatal berdasarkan berat badan bayi lahir, jumlah asfiksia dan kematian

pada persalinan pervaginam dan SC dengan jumlah sampel sebanyak 267

pasien.Hasil penelitian didapatkan proporsi persalinan presentasi bokong

sebesar 6.48% dari seluruh persalinan. Karakteristik ibu didapatkan paling

besar pada usia ibu 26-30 tahun, paritas primigravida, persalinan aterm,

jumlah kunjungan ANC =4 kali, tidak terdapat indikasi penyulit lain. Luaran

perinatal berdasarkan berat badan bayi lahir lahir paling banyak pada berat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

2500-2999 gram, luaran asfiksia dan kematian lebih tinggi pada persalinan

pervaginam (49% dan 10.3%) dibandingkan SC (14.8% dan 7.4%).

2. Ravika Ramlis (2013), Hubungan Kelainan Letak Janin Dengan Kejadian

Ketuban Pecah Dini di Ruang Kebidanan RSUD dr. M. Yunus bengkulu

Tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kelainan letak

janin dengan KPD di Ruangan C1 Kebidanan RSUD. Dr. M. Yunus Bengkulu

tahun 2013. Hasil penelitian dan 147 orang sampel terdapat 62 orang (55,5%)

letak sungsang dengan ketuban pecah dini (KPD) dan terdapat 44 orang

(50,2%) letak sungsang dengan tidak ketuban pecah dini (KPD), dan 48 orang

sampel terdapat 15 orang (21,5%) yang mengalami letak lintang tergolong

letak lintang dengan ketuban pecah dini (KPD) dan terdapat 26 orang (19,5%)

yang letak lintang tergolong dengan tidak ketuban pecah dini (KPD) dengan

kategori hubungan lemah dan OR = 2,442

3. Fitri Apriyanti (2012), Hubungan Paritas dengan Kejadian Letak Sungsang di

Rsud Bangkinang Tahun 2013. Hasil penelitian menyatakan distribusi

frekuensi ibu bersalin yang melahirkan letak sungsang sebanyak 42 kasus

(76%). Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas ibu bersalin dengan

kejadian letak sungsang. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji statistik-

diperoleh nilai p value = 0,00 < (0,05). ini artinya ibu bersalin dengan paritas

(>3) akan berpeluang mengalami kehamilan letak sungsang.

4. Samina Dajon (2008), Maternal and Neonatal Complications in Term Breech

Delivered Vaginally. There were a total 3977 deliveries during this study

period, 145 breech presentation (incidence 3.6%). Out of those, 100 were

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

included in the study. All were unbooked cases, 87% were multigravida while

13% were primigravida. An Apgar score of eight was recorded in 87% babies

while 10% had an Apgar score of less than eight after 5 minutes. There were 3

still births and one neonatal death. Aggregated perinatal mortality rate was

40/1000 live births. Only one baby had birth trauma (Erb’s paralysis) during

vaginal breech delivery. Ninety seven (97%) mothers had no complications

while only 3 (3%) had complications. Out of these, one had cervical tear and 2

had vaginal tears.

5. V. Marry Crosse, (1939), Management Of The Frank-Breech Presentation.

Comparison of the Mortality Rate with that of the Maternity Home for all

Cases.-During 1938 (when the percentage of primiparae was practically the

same as in this series-that is, 68 per cent.), the stillbirth plus foetal mortality

rate was 6.5 per cent. The corresponding percentage for this series is 9.

D. Daftar Nomenklatur

Tabel 2.1 Daftar Diagnosa Nomenklatur

1. Persalinan Normal 35. Invertio Uteri


2. Partus Normal 36. Bayi Besar
3. Syok 37. Malaria Berat Dengan Komplikasi
4. DJJ tidak normal 38. Malaria Ringan Dengan Komplikasi
5. Abortus 39. Mekonium
6. Solusio Placentae 40. Meningitis
7. Akut Pyelonephritis 41. Metritis
8. Amnionitis 42. Migrain
9. Anemia Berat 43. Kehamilan Mola
10. Apendiksitis 44. Kehamilan Ganda

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

11. Atonia Uteri 45. Partus Macet


12. Infeksi Mammae 46. Posisi Occiput Posterior
13. Pembengkakan Mamae 47. Posisi Occiput Melintang
14. Presentasi Bokong 48. Kista Ovarium
15. Asma Bronchiale 49. Abses Pelvix
16. Presentasi Dagu 50. Peritonitis
17. Disproporsi Sevalo Pelvik 51. Placenta Previa
18. Hipertensi Kronik 52. Pneumonia
19. Koagilopati 53. Pre-Eklampsia Ringan/Berat
20. Presentasi Ganda 54. Hipertensi Karena Kehamilan
21. Cystitis 55. Ketuban Pecah Dini
22. Eklampsia 56. Partus Prematurus
23. Kelainan Ektopik 57. Prolapsus Tali Pusat
24. Ensephalitis 58. Partus Fase Laten LAma
25. Epilepsi 59. Partus Kala II Lama
26. Hidramnion 60. Sisa Plasenta
27. Presentasi Muka 61. Retensio Plasenta
28. Persalinan Semu 62. Ruptura Uteri
29. Kematian Janin 63. Bekas Luka Uteri
30. Hemorargik Antepartum 64. Presentase Bahu
31. Hemorargik Postpartum 65. Distosia Bahu
32. Gagal Jantung 66. Robekan Serviks dan Vagina
33. Inertia Uteri 67. Tetanus
34. Infeksi Luka 68. Letak Lintang

E. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan

kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis

dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik

kliesnt maupun pemberi asuhan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-

tahap yang logis untuk pengambiln suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh

Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997,

menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh

langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Rukiyah, 2011; hal. 144).

1. Pengkajian

Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang keadaan ibu

malalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data

tersebut diklarifikasikan sebagai data subyektif dan obyektif dan data

pengunjung.

a. Data subyektif

Data subyektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara atau

anamnesa langsung pada klien, keluarga dan tim tenaga kesehatan lain.

Dalam hasil anamnesa terhadap klien tentang masalah kesehatan yang

dialami, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Biodata

Biodata berisi tentang identitas klien beserta suaminya yang meliputi

nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa,

status perkawinan yang meliputi perkawinan ke berapa, umur kawin,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

lama kawin, dan alamat. Dari biodata yang dikaji diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan sosial ekonomi

dan pendidikan klien atau keluarga yang mempengaruhi kondisi klien.

2) Keluhan utama / alasan kunjungan

Keluhan yang dapat menyebabkan klien datang ke pelayanan

kesehatan karena merasa dirinya terganggu. Klien ingin memeriksakan

kehamilannya, beberapa keluhan yang terjadi pada kehamilan letak

sungsang yaitu ibu merasakan kehamilannya terasa lain dari biasanya

karena terasa penuh pada perut bagian atas dan gerakan janin lebih

banyak di bagian bawah.

3) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan klien dari bulan pertama kehamilan hingga saat

klien datang untuk kontrol hamil, apakah saat ini klien sedang

menderita suatu penyakit yang membahayakan kehamilannya

seperti mual berlebih, pusing berlebih, pandangan kabur, nyeri

epigastrium, bengkak pada tangan kaki wajah, terjadi perdarahan.

b) Riwayat kesehatan lalu

Apakah ada riwayat ibu pernah menderita penyakit menahun

seperti kencing manis, darah tinggi, asma, jantung. Penyakit

menular seperti HIV/AIDS, TBC, penyakit kuning. Apakah klien

pernah MRS atau melakukan operasi.

c) Riwayat kesehatan keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Yang perlu ditanyakan apakah dari keluarga klien ada yang

mempunyai penyakit menahun seperti kencing manis, darah tinggi,

asma, jantung. Penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC,

penyakit kuning. Selain itu tanyakan apakah dari keluarga klien

atau keluarga suaminya ada yang mempunyai keturunan kembar

atau kelainan bawaan.

4) Riwayat kebidanan

a) Riwayat haid

Yang ditanyakan menarche umur berapa, berapa hari siklus haid,

teratur/ tidak lama haid, jumlah darah haid (berapa kali ganti

pembalut perhari), konsistensi darah haid (cair atau lendir), warna

darah haid (merah, coklat), bagaimana baunya, nyeri atau tidak

saat haid (dismenorhoe), bila ya kapan, apakah sebelum, saat, atau

sesudah haid, ada atau tidak fluor albus (jika ada ditanyakan,

kapan apakah sebelum, sesudah atau diluar haid, banyak atau

tidak, bagaimana kondisinya, warna, bau, gatal atau tidak).

b) Riwayat kehamilan sekarang

Pada riwayat kehamilan sekarang didapatkan :

(1) Hamil ke;

(2) HPHT;

(3) HPL;

(4) Umur kehamilan;

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

(5) Frekuensi ANC minimal 4 x yaitu TM 1 x, TM II 1 x, TM III 2

x, ditanyakan kapan dan dimana.

(6) Keluhan selama kehamilan pada TM I adalah sering BAK,

mual, muntah, pusing, terjadinya cloasma gravidarum, pada

TM II jarang dijumpai keluhan karena klien sudah bisa

beradaptasi dengan kehamilan dan pada TM III didapat

keluhan sesak nafas, sering BAK, sakit pinggang, oedem pada

kaki, adanya kontraksi Braxton-Hicks,cemas menghadapi

persalinan.

(7) Imunisasi TT dilakukan 3 x, TT1 dilakukan sebelum menikah

atau disebut CPW (Calon Pengantin Wanita), TT2 dilakukan 4

minggu setelah TT1, TT3 dilakukan 6 bulan setelah TT2.

ditanyakan juga dimana melakukan imunisasi TT.

(8) Obat dan vitamin juga harus didapat ibu hamil adalah Tablet

Fe 90 butir, tablet kalk.

(9) Ditanyakan penyuluhan apa saja yang pernah didapat.

c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Menunjukkan keterangan tentang kehamilan, persalinan, nifas

yang dialami sebelumnya yang meliputi hamil ke berapa, dari

pernikahan yang ke berapa, ada atau tidak penyulit kehamilan,

apakah pernah mengalami keguguran (jika pernah, kapan, apakah

sudah dicuretage, dimana), persalinan normal atau dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

tindakan (vacum, forcep, operasi SC), adakah penyulit persalinan,

ditolong siapa, dimana, berapa berat badan lahir bayi dan panjang

badan bayi, jenis kelamin, jika anak masih hidup sekarang umur

berapa, hidup atau mati, jika sudah mati dikarenakan oleh apa,

kapan, nifas normal atau dengan penyulit, diberi ASI sampai anak

umur berapa.

5) Riwayat KB

Jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama

menggunakannya, apakah ada efek samping dalam pemakaian KB

tersebut apa rencana KB yang akan digunakan setelah persalinan nanti.

6) Keadaan psikososial

Keadaan psikologis yang sering dialami pada kehamilan TM II adalah

ibu mulai dapat menerima kehamilannya.. Selain itu kadang klien juga

menginginkan jenis kelamin bayinya laki-laki atau perempuan.

7) Latar belakang sosial budaya

Ditanyakan apakah ada sosial budaya yang mendukung kehamilan

seperti ibu tidak tarak makan, ibu dianjurkan oleh keluarga untuk

memeriksakan kehamilan secara rutin, ibu dianjurkan untuk makan

dengan teratur, ibu tidak minum jamu-jamuan. Selain itu ditanyakan

juga adanya sosial budaya yang menghambat kehamilan seperti ibu

tarak makan, ibu minum jamu-jamuan, ibu tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

8) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Ditanyakan berapa kali makan tiap hari, bagaimana menu dan

porsinya. Ditanyakan juga minum berapa gelas per hari, apa jenis

minumannya.

b) Pola eliminasi

Ditanyakan berapa kali BAB dan BAK per hari, bagaimana warna

dan baunya, ada keluhan atau tidak. Untuk BAB ditanyakan

bagaimana konsistensinya.

c) Pola istirahat

Ditanyakan berapa lama ibu tidur siang dan malam hari, tidurnya

nyenyak atau tidak.

d) Pola aktivitas

Ditanyakan apa saja kegiatan ibu sebelum hamil, apakah ibu

bekerja, jika iya bekerja apa.

e) Pola personal hygiene

Ditanyakan berapa kali klien mandi, gosok gigi, ganti pakaian luar

dan dalam perhari, berapa kali keramas dalam 1 minggu, berapa

kali potong kuku dalam 1 minggu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

f) Pola seksualitas

Tidak boleh dilakukan jika ada riwayat keguguran, tidak dilakukan

jika ibu merasa ada keluhan saat atau setelah melakukan hubungan

seksual.

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang

terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan terdiri

dari :

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran : composmentis

c) Postur tubuh : lordosis

d) Cara berjalan : normal

e) Tinggi badan : > 145 cm

f) Berat badan sebelum hamil :………… kg

g) Berat badan : …………kg

h) Kenaikan berat badan : 12-16 kg

i) LILA : ≥ 23,5 cm

2) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 100/70 - < 140/90 mmHg

b) Nadi : 76 – 92 x/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

c) Suhu : 36,5 – 37,5o C

d) Pernafasan : 16 – 24 x/menit

3) Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi

Inspeksi yaitu proses observasi atau pemeriksaan pandang dengan

menggunakan pandangan mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik

yang berhubungan dengan status fisik.

Kepala : bagaimana kebersihan rambut, ada ketombe

atau tidak, bagaimana jenis rambut, warna

rambut, ada lesi atau tidak, rontok atau tidak

Muka : apakah ada cloasma gravidarum atau tidak,

pucat atau tidak, oedema atau tidak, ada lesi

atau tidak.

Mata : simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada

lesi atau tidak, bagaimana warna conjungtiva

dan sklera, terdapat oedem palpebra atau

tidak, ada strabismus non paralitika atau

tidak.

Hidung : bagaimana kebersihannya, apakah ada sekret,

ada lesi atau tidak, ada pernafasan cuping

hidung atau tidak, apakah ada polip.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

Mulut & gigi : simetris atau tidak, bersih atau tidak, mukosa

bibir kering atau lembab, ada stomatitis atau

tidak, ada caries gigi atau tidak, ada tonsilitis

atau tidak, apakah ada gigi palsu, lidah bersih

atau kotor, ada tanda- tanda peradangan atau

tidak.

Telinga : simetris atau tidak, bagaiman kebersihannya,

apakah ada serumen atau tidak

Leher : bersih atau tidak, pembesaran kelenjar tyroid

atau vena jugularis ada atau tidak.

Axilla : simetris, bersih atau tidak, ada pembesaran

kelenjar limfe atau tidak, ada lesi atau tidak

Mammae : simetris, ada lesi atau tidak, hyperpigmentasi

pada areolla mammae, apakah ada

pembesaran kelenjar montgomery, bagaimana

bentuk puting susu.

Abdomen : perut membesar sesuai usia kehamilan,

adakah striae livide, linea nigra, ada atau

tidak luka bekas operasi.

Punggung : bersih, ada lesi atau tidak, bentuk tulang

lordosis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

Genetalia : bagaimana kebersihan vulva, apakah ada

pembengkakan kelenjar batholini, ada atau

tidak condiloma acuminata atau condiloma

talata, ada atau tidak oedem dan varices, ada

pengeluaran pervaginam atau tidak, ada

jaringan parut atau tidak.

Anus : ada hemoroid atau tidak

Ekstremitas atas : simetris atau tidak, apakah ada gangguan

pergerakan atau tidak, oedem atau tidak

Ekstremitas bawah : simetris atau tidak, apakah ada kelainan

jumlah jari dan gangguan pergerakan atau

tidak, oedem atau tidak, ada varices atau

tidak.

b) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan raba atau sentuhan untuk mendeteksi

ciri-ciri jaringan atau organ.

Kepala : ada benjolan atu tidak, ada nyeri tekan atau

tidak.

Muka : ada oedema atau tidak.

Mata : ada oedema palpebra atau tidak.

Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

Axilla : adakah pembesaran kelenjar limfe

Payudara : ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau

tidak, kolostrum sudah keluar.

Abdomen :

Leopold I : untuk menentukan bagian apa yang terletak

di atas dan menentukan TFU

TBJ : dihitung dengan (TFU-13) x 155

Variasi menurut Knebel : Menentukan letak

kepala atau bokong dengan satu tangan di

fundus dan tangan lainnya di atas symfisis.

Leopold II : menentukan batas samping rahim kanan kiri,

menentukan letak punggung janin, bila

teraba keras memanjang seperti papan

berarti pangung. Pada letak lintang dapat

menentukan dimana kepala janin.

Variasi menurut Buddin : Menentukan letak

punggung dengan satu tangan menekan

fundus dan tangan lainnya menelusuri

bagian samping perut ibu.

Leopold III : menentukan bagian terbawah pada janin dan

apakah bagian bawah tersebut sudah masuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

pintu atas panggul. Pada letak sungsang

bagian terendah teraba bokong.

Variasi menurut Ahfeld : Menentukan letak

punggung dengan pinggir tangan kiri

diletakkan tegak ditengah perut dan tangan

lainnya yang mene-lusuri bagian samping

perut ibu.

Leopold IV : menentukan seberapa jauh bagian terbawah

janin sudah masuk pintu atas panggul,

apakah 4/5; 3/5; 2/5; 1/5; 0/5 bagian.

Mc. Donald : TFU (cm)/ 3,5 = bulan

Genetalia : ada pembesaran kelenjar bartholini/ skene

atau tidak.

Ekstremitas atas : ada oedem atau tidak

Ekstremitas bawah : ada oedema atau tidak

c) Auskultasi

Auskultasi adalah pengkajian yang menggunakan pendengaran

atau menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.

Dada : apakah ada bunyi ronchi dan wheezing.

Abdomen : terdengar detak jantung janin (DJJ) pada pucntum

maximum puki atau puka setinggi atau diatas pusat

dengan frekuensi 120-160 x/menit.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

d) Perkusi

Perkusi adalah dengan cara mengetuk dari jari tangan atau dengan

humer terutama untuk melihat reflek patella pada lutut dan untuk

memeriksa ada atau tidak meteorismus pada abdomen.

4) Pemeriksaan panggul luar

Dilakukan pada primigravida, dan multigravida yang belum pernah

melakukan persalinan pervaginam, TB < 145 cm, untuk mengetahui

adanya kelainan yang dapat menimbulkan penyakit dalam persalinan.

Alat yang sering dipakai adalah jangka panggul atau metlin.

Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior

dekstra dengan sinistra 24-26 cm.

Distansia kristarum : jarak antara krista illiaka dekstra dengan sinitra

28-30 cm.

Konjugata eksterna : jarak antara bagian atas sympisis ke porssus

spinosus lumbal V 18-20 cm.

Lingkar panggul : jarak antara tepi atas symfisis-trokanter mayor

prosesus spino-sus lumbal V dan kembali ke

tempat semula 80-90 cm.

5) Pemeriksaan dalam

Apakah dilakukan atau tidak.

6) Pemeriksaan penunjang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

Merupakan data yang diperlukan untuk mendukung diagnosa misalnya

pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan protein urine, albumin dan

pemeriksaan darah (Hb) dan juga pemeriksaan USG.

2. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-

data yang telah dikumpulkan dan diinterprestasikan sehingga ditemukan suatu

masalah atau diagnosa yang spesifik.

Diagnosa : Ny. “...” GIP00000 UK 26 - 28 minggu, tunggal, hidup,

intrauteri, letak bokong, jalan lahir normal, keadaan umum

ibu baik.

Ds : ada komunikasi secara verbal maupun non verbal yang

menyatakan bahwa ibu hamil anak pertama dengan umur

kehamilan 7 bulan dan ibu merasa sesak pada perut bagian

atas.

Do : TTV : Tekanan darah : 100/70-< 140/90 mmHg

Nadi : 76 – 92 x/menit

Suhu : 36,5 – 37,5o C

Pernafasan : 16 – 24 x/menit

Hamil ke :

HPHT :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

HPL :

UK :

Palpasi :

Abdomen : Leopold I : TFU 1 jari di atas pusat, pada fundus teraba

kepala.

Jhosen tausak : TBJ = (TFU-12) x 155 (belom masuk PAP,TBJ = (TFU-

11) x 155 (Sudah masuk PAP)

Leopold II : bagian lateral kiri perut ibu teraba punggung dengan ciri-iri

keras, lurus seperti papan. Sedangkan bagian lateral kanan

perut ibu teraba bagian terkecil janin.

Leopold III : bagian bawah uterus teraba bokong dengan ciri lunak,

kurang bulat, kurang melenting.

Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP... bagian

Mc. Donald : TFU 24 cm, UK 24/ 3,5 = 6,8 bulan

Auskultasi : DJJ + 120-160 x/menit, punctum maksimum setinggi atau

di atas pusat.

Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum : jarak antara SIAS dekstra sinistra 24-26 cm

Distansia cristarum : jarak antara krista illiaka dekstra sinistra 28-30 cm

Konjugata eksterna : jarak antara bagian atas symfisis sampai prossus

spinosus lumbal V : 18-20 cm.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

Lingkar panggul : jarak antara tepi atas symfisis-SIAS-prosesus spinosus

lumbal V dan kembali ke tempat semula V dan kembali

ke tempat semula 80-90 cm.

3. Antisipasi Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosa yang sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi bila

memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah benar-benar terjadi.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Merupakan langkah yang membutuhkan sifat kesinambungan dari

proses penatalaksanaan asuhan primer periodik dan saat bidan berada bersama

klien. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi, beberapa data

indikasi adanya siatuasi yang gawatdarurat dimana bidan bertindak segera

untuk kepentingan keselamatan jiwa klien dan janin.

5. Intervensi

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan

untuk langkah selanjutnya. Langkah ini merupakan kelanjutan management

terhadap diagnosa masalah yang diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah

ini, informasi atau data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini

dibuat suatu kesepakatan bersama antara klien, keluarga dan tenaga kesehatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

yang terdiri dari kesepakatan bersama antara klien, keluarga dan tenaga

kesehatan yang terdiri dari tujuan dibuat suatu asuhan kebidanan, kriteria hasil

yang diharapkan, dan rasional dari setiap intervensi yang diberikan sehingga

dapat dipertanggung jawabkan.

Diagnosa : Ny. “...” GIP00000 usia kehamilan 26 - 28 minggu, tunggal,

hidup, intrauteri, letak bokong, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.

Tujuan :

Jangka Pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 45 menit

diharapkan ibu dapat mengerti tentang kondisinya dan

memahami tentang kehamilannya

Jangka Panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 20 hari

diharapkan ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan

kehamilan dalam keadaan baik.

Kriteria hasil : 1) Ibu dalam keadaan sehat

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran : Composmentis

2) Ibu memahami keadaan yang dialami sekarang

3) Ibu dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan

4) Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan.

Kriteria hasil : 1) Ibu dalam keadaan sehat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV normal

2) Bayi dalam keadaan sehat

a) DJJ : 120- 160 x/menit

b) Terjadi penambahan taksiran berat janin (TBJ)

c) Terasa gerakan janin

3) Posisi bayi kembali normal (tidak sungsang).

Intervensi

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Rasional : Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan ibu dapat

memahami kondisi kesehatan dan kehamilannya sekarang.

b. Ajarkan dan jelaskan pada ibu tentang cara melakukan posisi sujud (genu

pectoral).

Rasional : Dengan posisi sujud dapat memanfaatkan gaya gravitasi untuk

merubah posisi bayi.

c. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II.

Rasional : Dengan menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan TM II

dapat mendeteksi dini adanya komplikasi.

d. Anjurkan ibu untuk mengurangi kerja yang berat

Rasional : Dengan bekerja tidak terlalu berat diharapkan ibu tidak terlalu

capek sehingga keadaan ibu dalam keadaan baik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

e. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

Rasional : Dengan istirahat cukup dapat menjaga kondisi ibu dan

merelaksasi otot- otot tubuh.

f. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang.

Rasional : Dengan mengkonsumsi makanan gizi seimbang dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin, untuk persiapan dalam

persalinan, dan memperlancar produksi ASI pada masa nifas.

g. Ajarkan pada ibu tentang cara melakukan senam hamil usia kehamilan 26

– 28 minggu.

Rasional : Dengan melakukan senam hamil dapat melatih otot-otot

panggul sehingga dapat memperlancar proses persalinan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

h. Anjurkan ibu untuk minum tablet Fe secara rutin 1x/hari.

Rasional : Tablet Fe mengndung zat basi sehingga dapat mencegah

terjadinya anemia.

i. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

kontrol 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.

Rasional : Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dapat mendeteksi

adanya komplikasi.

6. Implementasi

Implentasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan

dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan. Pelaksanaan

dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan hakekat masalah.

Jenis tindakan atau pelaksanaan bisa dilaksanakan oleh bidan sendiri, klien,

kolaborasi sesama tim atau kesehatan lain dan rujukan dari profesi lain.

Implementasi yang dilakukan adalah :

a. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan TTV

b. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti sayuran

hijau, bayam, kacang, lauk pauk dan buah-buahan

c. Menganjurkan ibu untuk melakukan kebersihan diri dan kebersihan alat

genetalia, mandi 2 kali sehari, membersihkan genetalia setelah BAK dan

BAB dengan handuk bersih

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

d. Menganjurkan ibu untuk sering-sering melakukan posisi menungging

seperti orang sujud agar bayi dapat berputar pada posisi yang benar.

Dengan cara bersujud kedua tangan di samping badan, kaki membuka dan

kepala menoleh salah satu arah

e. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis

kandungan untuk USG agar ibu mengetahui letak dan posisi janinnya

f. Memberikan ibu tablet Fe 1 x 1 diminum sebelum tidur untuk tambah

darah agar tidak anemis

g. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian atau jika

terdapat keluhan

7. Evaluasi

Evaluasi adalah seperangkat yang saling berhubungan untuk mengukur

keberhasilan pelaksanaan asuhan kebidanan yang didasarkan pada tujuan dan

kriteria. Manfaat mengevaluasi atau menilai keberhasilan dalam pemberian

asuhan kebidanan, menilai efektifitas dari asuhan kebidanan, sebagai umpan

balik untuk mempebaiki asuhan selanjutnya. Untuk menyusun langkah baru

dalam asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat

dalam asuhan kebidanan. Dalam mengevaluasi menggunakan format SOAP,

yaitu :

S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung.

O : Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan data obyektif

P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.

Evaluasi yang didapatkan dengan kehamilan letak sungsang, yaitu :

a. Ibu mengerti tentang keadaannya

b. Ibu bersedia makan-makanan yang bergizi

c. Ibu bersedia untuk melakukan kebersihan diri dan kebersihan alat

genetalia

d. Ibu bersedia untuk sering-sering melakukan menungging seperti orang

sujud

e. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kandungan

f. Ibu bersedia diberi dan minum tablet Fe

g. Ibu bersedia datang kembali

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. S G2P1A0 UMUR


KEHAMILAN 36 MINGGU DI BPM ARI SAPTUTI, S.ST
DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS
TAHUN 2016

Tanggal : 25 April 2016

Jam : 15.00 WIB

Tempat : BPM Ari Saptuti, S.ST

Nama Mhs : Siti Nurhayati

NIM : 154012013113

PENGKAJIAN

A. SUBJEKTIF

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. S (Siti Khomsiyah) Tn. P (Pujianto)

Umur : 33 Tahun 37 Tahun

Agama : Islam Islam

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia

Pekerjaan : IRT Tani

Pendidikan : SMP SD

Alamat : Sukamulya Sukamulya

59 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

2. Anamnesa

a. Keluhan utama : Ibu datang ke BPM untuk memeriksakan

Kehamilannya dan gerakan janin terasa banyak

di bagian perut bawah

b. Riwayat perkawinan : Ibu menikah usia 25 tahun, syah, usia pernikahan 8

tahun

c. Riwayat haid :

HPHT : 15 Agustus 2015

HPL : 22 Mei 2016

UK : 36 Minggu

Menareche : 12 tahun Sifat darah : Encer

Siklus : 28 hari Bau : Khas

Teratur/Tidak : Teratur Flour albus : Tidak ada

Sakit/Tidak : Tidak Keluhan : Tidak ada

Lamanya : 7 hari

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

G2 P1 A0

Persalinan Nifas
Hamil
Tanggal Jenis Jenis BB
Ke- Penolong Komplikasi Laktasi Komplikasi
Lahir Persalinan kelamin lahir
11-10-
1 Normal Bidan Tidak ada ♂ 2,9 Ya Tidak ada
2012

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

e. Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan

Jenis Pasang Lepas


No
Kontrasepsi Tahun Oleh Tempat Keluhan Tahun Oleh Tempat Alasan
Tidak
1 Pil 2011 Bidan BPM 2015 Bidan BPM Ingin
ada Hamil

f. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan ibu

a) Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan dalam keadaan sehat

b) Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan belum pernah sakit

parah, dan ibu belum pernah menjalani operasi

2) Riwayat kesehatan keluarga

1. Riwayat penyakit menurun

Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

menurun.

2. Riwayat penyakit menular

Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

menurun.

3. Riwayat kembar

Ibu mengatakan tidak ada riwayat kembar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

g. Riwayat kehamilan sekarang

1) Tanda-tanda kehamilan

Pertama kali dirasakan pergerakan janin umur kehamilan : 20 mingg

Pergerakan janin dalam 24 jam : > 12 kali

2) Riwayat ANC

Trimester 1 : 3 kali

Trimester 2 : 3 kali

Trimester 3 : 2 kali

Imunisasi TT : TT I : Saat sekolah dasar

TT II : Saat sebelum menikah

T III : Saat usia kehamilan 20 minggu

Keluhan : Trimester 1 : Tidak ada

Trimester 2 : Tidak ada

Trimester 3 : Tidak ada

Obat yang pernah di konsumsi : Tablet Fe

Jamu yang diminum : Tidak ada

h. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Nutrisi

Sebelum hamil

Makan : 3 x sehari, 1 piring, nasi, ikan, sayur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

Minum : 8 x sehari, 1 gelas, air putih, susu

Keluhan : Tidak ada

Selama Hamil

Makan : 2 x sehari, 1 piring, nasi, ikan, sayur

Minum : 6 x sehari, 1 gelas, air putih, susu

Keluhan : Tidak ada

2) Eliminasi

Sebelum hamil :

BAB : 1 x sehari, lembek, bau khas

BAK : 4 x sehari, cair, bauk khas

Keluhan : Tidak ada

Selama Hamil :

BAB : 1 x sehari, lembek, bau khas

BAK : 6 x sehari, cair, bauk khas

Keluhan : Tidak ada

3) Istirahat

Sebelum hamil

Tidur siang : ± 2 jam

Tidur malam : ± 8 jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

Selama hamil :

Tidur siang : ± 1 jam

Tidur malam : ± 9 jam

4) Seksual

Sebelum hamil :

Frekuensi : Sesuai kebutuhan

Keluhan : Tidak ada

Selama hamil :

Frekuensi : Dilakukan pada trimester I

Keluhan : Tidak ada

5) Personal hygiene

Sebelum hamil

Membersihkan alat kelamin : Saat mandi, setelah BAB dan BAK

Mengganti pakaian : 2 x/hari

Jenis pakaian : Katun

Selama hamil :

Membersihkan alat kelamin : Saat mandi, setelah BAB dan BAK

Mengganti pakaian : 2 x/hari

Jenis pakaian : Katun

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

i. Data Psiko Sosial, Spritual

1) Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Baik

2) Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Bahagia

3) Ketaatan beribadah : Rajin sholat 5 waktu

4) Pemecahan masalah dari ibu : Suami

5) Lingkungan yang berpengaruh : Bersih

6) Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua dan anggota keluarga lain :

Baik

7) Pengambilan keputusan : Suami

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum :

b. Tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg Pernafasan : 20 x/menit

Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,40C

BB/TB : 59 Kg / 154 cm LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, rambut kuat

b. Wajah : Tidak oedema, tidak ada cloasma

c. Mata : Bersih, sclera merah muda, konjungtiva putih

d. Hidung : Tidak ada sekret dan polip

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

e. Mulut : Bentuk simetris, bibir lembab, gigi bersih, gusi tidak ada

sariawan

f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, vena jugularis

g. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

h. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, colostrum ada, tidak

ada benjolan

i. Abdomen : Bentuk sesuai usia kehamilan tidak ada bekas operasi, tidak

ada strie

j. Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 3 jari di bawah Px, bagian atas perut ibu teraba

bulat, besar, keras, melenting (kepala)

Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba besar memanjang seperti

papan (punggung) dan bagian kiri teraba bagian-bagian

kecil janin (ekstermitas) Leopold III : Bagian bawah

perut ibu teraba besar bulat, lunak (bokong)

Leopold IV : Konvergen

TBJ :1,2 (TFU – 7,7) x 100

1,2 (31 – 7,7) x 100

1,2 ( 23,3 x 100)

= 2330 gram

DJJ : 140 x/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Genetalia luar

b) Varices : Tidak ada

c) Bekas luka: Tidak ada

d) Pengeluaran : Tidak ada

k. Anus

Hemoroid : Tidak ada

l. Ekstrimitas atas dan bawah

Tangan dan kaki

Oedem : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Reflek patela : ( + ) kanan dan kiri

Kuku : Bersih

m. Pemeriksaan Laboratorium

HB : 9 % gr

Protein urine :(-)

Glukosa urine :(-)

C. ASSESMENT

Ny.S G2 P1 A0 umur 33 tahun usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup

intra uteri dengan presentasi bokong (presbo).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 25 April 2016 Jam : 15.00 WIB

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan TD : 110/70; N : 80; RR : 20; S :

36,40C; DJJ : 140 serta ibu dan janin dalam keadaan baik.

Rasional : Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan ibu dapat

memahami kondisi kesehatan dan kehamilannya sekarang

Hasil : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa lega

2. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi dan berprotein seperti

daging, telur, sayur, ikan, tempe, kacang-kacangan

Rasional : Dengan mengkonsumsi makanan gizi seimbang dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu dan janin, untuk persiapan dalam persalinan,

dan memperlancar produksi ASI pada masa nifas.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memakan makanan bergizi dan

berprotein

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas berat

Rasional : Dengan istirahat cukup dapat menjaga kondisi ibu dan merelaksasi

otot- otot tubuh

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat yang cukup mengurangi

aktivitas berat

4. Memberikan KIE kepada ibu agar posisi janinnya normal dengan cara sujud,

tangan memeluk berada di samping badan, perut diganjal bantal dan muka

menghadap kesamping

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

Rasional : Dengan posisi sujud dapat memanfaatkan gaya gravitasi untuk

merubah posisi bayi

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

5. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu : keluar darah

hebat, pusing terus menerus, bengkak pada kaki, nyeri hebat, ketuban pecah

sebelum waktunya dan pandangannya kabur agar segera menghubungi tenaga

kesehatan

Rasional : Dengan menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan TM III

dapat mendeteksi dini adanya komplikasi.

Hasil : Ibu mengerti dan akan menghubungi tenaga kesehatan bila terjadi

tanda-tanda tersebut.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.

Rasional : Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dapat mendeteksi

adanya komplikasi.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang kembali

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil BPM Ari Saptuti, S.ST

BPS Ari Saptuti, S.ST berdiri pada tahun 1993 merupakan salah satu tempat

pelayanan kesehatan di Daerah Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten.

BPS Air Saptuti, S.ST menyatu dengan rumah dan di dalam BPS tedapat 6

ruangan yang terdiri : 1. Musholaa, 4 ruang perawatan, 1 ruang VK (ruang

bersalin) dan satu ruang periksa.

1. Visi dan Misi

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terutama pada ibu dan anak,

menjadikan BPS menjadi sarana kesehatan bagi masyarakat yang lebih

modern dan berkualitas.

2. Ketenaga Kerjaan

BPS Ari Saptuti, S.ST mempekerjaan 2 tenaga medis dan non medis.

3. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan di BPS Ari Saptuti, S.ST antara lain :

a. Rawat jalan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan kehamilan dan

tindakan persalinan

b. Rawat inap meliputi partus normal.

70 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

B. Pembahasan

Setelah melakukan asuhan kebidan pada Ny.S Usia 33 tahun G2P1A0

dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa Sukamulya Kecamatan

Bayumas tahun 2016. Pada bab ini penulis akan menguraikan tinjauan kasus dan

teori untuk menemukan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan presentasi bokong, yang meliputi :

1. Data Subjektif

Pada langkah ini dikumpulkan semua data yang akurat yang berkaitan

dengan kondisi Ny.S. Pada saat pengkajian ditemukan keluhan utama Ny.S

adalah gerakan janin terasa banyak di bagian perut bawah. Menurut

Wiknjosastro (2009), masalah yang sering terjadi pada ibu hami dengan

presentasi bokong dapat terjadi saat usia kehamilan berusia 36 minggu dan

bagian terbawah jani belum masuk pintu atas panggul. Pada langkah ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan dan kasus, karena

umum kehamilan Ny.S 36 minggu dan memungkinkan janin bergerak bebas.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ravika Ramlis (2013) dengan judul

penelitian Hubungan Kelainan Letak Janin Dengan Kejadian Ketuban Pecah

Dini di Ruang Kebidanan RSUD dr. M. Yunus bengkulu Tahun 2013.

Penelitian ini menyatakan bahwa pada kehamilan triwulan terakhir janin

turnbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang, karena bokong

dengan ke dua tungkai terlipat lebih besar dan kepala, maka bokong dipaksa

untuk menempati ruang yang lebih 1uas di fundus uteri, sedangkan kepala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

berada ruangan yang lebih. kecil disegmen bawah uterus. Dengan dernikian

dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi

letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin

sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala

Pada kasus ditemukan bahwa kehamilan Ny.S ini merupakan kehamilan

yang kedua dan masih belum termasuk kehamilan dengan resiko. Karena letak

sungsang dapat terjadi jika ibu hamil > 3 kali kehamilan.

Hal sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fitri Apriyanti (2012),

dengan judul peneltian Hubungan Paritas dengan Kejadian Letak Sungsang di

Rsud Bangkinang Tahun 2013. Penelitian ini menyatakan Kehamilan letak

sungsang akan meningkat kejadiannya pada ibu dengan paritas

grandemultipara. Ini terjadi karena kehamilan terlalu sering dapat

menyebabkan uterus menjadi lebih luas sehingga terjadilah kehamilan letak

sungsang.

2. Data Objektif

Pada kasus Ny.S dan saat dilakukan palpasi ditemukan Leopold I : TFU

3 jari di bawah Px, bagian atas perut ibu teraba bulat, besar, keras, melenting

(kepala) Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba besar memanjang seperti

papan (punggung) dan bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstermitas) Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba besar bulat, lunak

(bokong) Leopold IV : Konvergen dan bagian bawah belum masuk panggul.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

Pada langkah pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

tinjauan kasus.

3. Assasment

Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan.

Pada langkah ini data dikumpulkan dan diinterpretasikan menjadi diagnosa

dan masalah. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan kebidanan dan mematuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa.

Pada kasus ditemukan diagnosa : Ny.S G2 P1 A0 umur 33 tahun usia

kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup intra uteri dengan presentasi

bokong (presbo). Diagnosa potensia terjadi pada Ny.S dengan presentasi

bokong dapat terjadi trauma presalinan (perdarahan, infeksi) dan pada bayi

bisa terjadi asfiksiaa (Manuaba, 2010).

Menurut Wiknjosastro (2009) masalah potensial terjadian jika usia

kehamilan terjadi lebih dari 36 minggu sedangkan janin masih dalam keadaan

letak sungsang dan bagian terbawah janin belum masuka pintu atas panggul.

Terjadinya kehaamilan dengan presentasi bokong dapat disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya kelainan posisi dan persentase janin. Kelainan

posisi (malposisi) adalah posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan

ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Sedangkan kelainan

presentasi (malpresentasi) adalah semua presentasi lain dari janin selain

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

presentasi vertex. Pada kelainan letak, posisi janin dengan sungsang dan

lintang dapat memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga

membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya

Selain faktor di atas letak susang dapat terjadi pada paritas > 3 dimana

Pada paritas tinggi rahim semakin luas dan elastis dan dapat menyebabkan

terjadinya oligohidramion sehingga mekanisme penempatan bokong janin

tidak normal, hal ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kehamilan

letak sungsang yang berakhir dengan persalinan sungsang. Ibu hamil dengan

paritas > 3 lebih cenderung mengalami komplikasi selama kehamilan yang

dapat berakibat pada janinnya seperti hidrosefalus dan anensefalus ini

disebabkan karena kemunduran fungsi organ alat reproduksi ibu, sehingga ibu

beresiko mengalami kehamilan dengan letak sungsang (Manuaba, 2010).

4. Penatalaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan perencanaan,

seperti menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melalui konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada

kasus ibu hamil dengan presentasi bokong antisipasi yang dilakukan adalah

berkolabosari dengan dokter. Pada kasus perencanaan yang diberikan adalah :

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi dan berprotein seperti

daging, telur, sayur, ikan, tempe, kacang-kacangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas berat

4. Memberikan KIE kepada ibu agar posisi janinnya normal dengan cara

sujud, tangan memeluk berada di samping badan, perut diganjal bantal dan

muka menghadap kesamping

5. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu : keluar darah

hebat, pusing terus menerus, bengkak pada kaki, nyeri hebat, ketuban

pecah sebelum waktunya dan pandangannya kabur agar segera

menghubungi tenaga kesehatan

6. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.

Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus

Ny.S dengan presentasi bokong karena dilakukan dengan sesuai teori yang

ada. Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu hamil dengan presentasi bokong

pada Ny.S G2 P1 A0 umur 33 tahun usia kehamilan 36 minggu. Maka

evaluasi yang didapatkan dari data catatan perkembangan adalah ibu sudah

mengerti bahwa kehamilannya saat ini sudah kembali normal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.S Usia 33

tahun G2P1A0 dengan letak sungsang di BPS Ari Saptuti, S.ST Desa Sukamulya

Kecamatan Bayumas Tahun 2016, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang

telah melakukan pengkajian dan hasil pengkajian tersebut meliputi data

subjektif dan data objektif.

2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang

penulis dapat mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan diagnosa

yang didapat yaitu Ny.S usia 33 tahun P1A0 usia kehamilan 36 minggu

dengan letak sungsang.

3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang

penulis tidak menemukan tindakan segera karena sungsang tidak bisa segera

mungkin mengatasi sungsang.

4. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan sungsang penulis

membuat rencana sesuai kebutuhan pasien

5. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan sungsang penulis

melakukan asuhan sesuai perencanaan

76STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

6. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang

hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari pencapaian maksimal dari

penatalaksanaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran

sebagai berikut :

1. Bagi Ibu Post Partum

Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil mengikuti setiap pengarahan

dan konseling yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan sehingga dapat

melakukan pencegahan terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang

lebih kepada mahasiswa agar dapat dengan mudah dan bisa mandiri

memberikan pelayanan dengan baik dan benar, pembuatan studi kasus yang

telah ada tetap dijadikan acuan dan bahan perbandingan untuk pembuatan

studi kasus yang lebih baik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

3. Bagi Lahan Praktek

Penulis mengharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan dan

mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang sudah diprogramkan

khususnya pada masa kehamilan. dari melakukan pengkajian data klien,

mengidentifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan, menentukan antisipasi

masalah potensial, memberikan tindakan segera bila dibutuhkan, menyusun

rencana sesuai kebutuhan, melakukan perencanaan yang telah ditetapkan serta

mengevaluasi dan menindaklanjuti bila diperlukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

DAFTAR PUSTAKA

Cuningham, 2013. Obstetri Williams (Williams Obstetri). EGC : Jakarta.

Dewi, Vivian, NL., 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba Medika :
Jakarta.

Dinkes Lampung, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar
Lampung.

Fadlun, 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika : Jakarta.

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. EGC :
Jakarta.

Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. SalembaMedika :


Jakarta.

Prasetyawati, EA., 2009. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Nuha Medika : Yogyakarta.

Rukiyah, Aiyeyeh. et all. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Trans Info
Media : Jakarta.

Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirahardjo : Jakarta.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai