Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PATOLOGIS

PADA NY. R, P1A0, UMUR 19 TAHUN POST SC DENGAN ANEMIA


SEDANG

DI RSUD KOTA SEMARANG

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
Seminar Kasus di Ruang Dewi Kunthi RSUD Kota Semarang
pada mata kuliah PKK 1 Semester Tiga

Disusun Oleh:

SIH RIZKY PUTRI (G0E015017)


DINDA YULIANA NABILLA (G0E015020)
USWATUN KHASANAH (G0E015021)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

SEMARANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah di terima dan di setujui oleh Pembimbing Akademik


Praktik Klinik Kebidanan 1 dan Pembimbing Lahan untuk diajukan dan
dipertahankan pada pemenuhan Praktik Klinik Kebidanan 1 di RSUD KOTA
Semarang, di sahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Fitriani Nur Damayanti,S.SiT.,M.H.Kes) (Shofatul Mala,Amd. Keb)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusuan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Nifas Patologis Pada Ny. R, P1 A0, Umur 19 Tahun Post SC Dengan
Anemia Sedang Di RSUD Kota Semarang”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah PKK 1 Diploma III Kebidanan di
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Allah S.W.T yang telah mengizinkan penulis menjalankan praktik ini
sampai selesai.
2. Dukungan orangtua yang telah diberikan kepada penulis.
3. Dewi Puspitaningrum, S.SiT., M.Kes., selaku Kepala Program Studi
Diploma III Kebidanan UNIMUS.
4. Lia Mulyanti, S.SiT., selaku Koordinator PKK 1 RSUD KOTA
SEMARANG.
5. Fitriani Nur Damayanti, S.SiT, M.H.Kes selaku dosen Pembimbing
Akademik
6. Seluruh CI, Dokter, Bidan, Perawat, serta Karyawan RSUD KOTA
SEMARANG.
7. Seluruh Dosen DIII Kebidanan UNIMUS.
8. Teman-teman sejawat DIII Kebidanan UNIMUS.
Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusun
makalah ini baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semarang, 6 Februari 2017
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4
A. Pengertian Masa Nifas...............................................................................4
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas.......................................................................4
C. Periode Masa Nifas....................................................................................4
D. Kunjungan Masa Nifas..............................................................................5
E. Pengertian Anemia....................................................................................6
F. Patofisiologi Anemia.................................................................................7
G. Gejala Anemia............................................................................................8
H. Penyebab Anemia.......................................................................................8
I. Pengaruh Anemia........................................................................................8
J. Anemia Sedang..........................................................................................10
BAB III KASUS....................................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................27
BAB V PENUTUP................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyatakan


bahwa angka kematian ibu (AKI) di indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran
hidup (Menkes, 2012). Penyebab langsung kematiaan ibu di Indonesia adalah
perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas (8%),
untuk emboli obstetrik, abortus, trauma obstetrik, persalinan macet masing-
masing 5%, penyebab lain (11%) (Sulistyawati, 2013).

Masa nifas ( puerperium ) adalah masa setelah kelahiran plasenta dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan di
mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu (Dewi dan Sunarsih,
2013).

Anemia pada masa nifas merupakan komplikasi yang paling sering


dialami ibu di masa nifas, penyebab utamanya adalah infeksi. Terutama bagi
mereka yang mengalami pendarahan saat persalinan, proses persalinan
berlangsung sangat lama, atau si ibu sudah menderita anemia sejak masa
kehamilan (Ayah Bunda, 2013).

Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal yaitu kurang dari 11 gr% (Proverawati,2011).
Asuhan masa nifas di perlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Di perkirakan bahwa 60% kematian ibu termasuk
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam (Dewi dan Sunarsih, 2013).

Berdasarkan hasil studi kasus pendahuluan yang terdapat 205 ibu nifas,
130 orang (63,41%) ibu nifas normal dan 75 orang (36,59%) ibu nifas dengan
komplikasi, 18 orang (24%) ibu nifas dengan perdarahan, 27 orang (36%) ibu
nifas dengan anemia ringan, 20 orang3 (26,67%) ibu nifas dengan anemia sedang,
10 orang (13,33%) ibu nifas dengan anemia berat.

1
Berdasarkan data diatas, angka kejadian ibu nifas dengan anemia masih
cukup tinggi dan apabila anemia tidak segera ditangani dengan baik akan menjadi
anemia sedang, sehingga penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Pada Ny. R Umur 19 Tahun P1 A0 dengan
Anemia Sedang di RSUD KOTA SEMARANG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraiakan di atas, perumusan


masalah dalam studi kasus ini adalah : “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Pada Ny. R Umur 19 Tahun P1A0 post SC dengan anemia sedang di RSUD
KOTA SEMARANG dengan menggunakan pendekatan Manajemen Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. R


Umur 19 Tahun P1A0 post SC dengan anemia sedang menggunakan
pendekatan menejemen kebidanan 7 langkah varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian data ibu nifas pada Ny. R Umur 19


Tahun PIA0 post SC dengan anemia sedang.

2) Melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,


masalah, dan kebutuhan yang dapat terjadi ibu nifas pada Ny. R
Umur 19 Tahun PIA0 post SC dengan anemia sedang.

3) Merumuskan diagnosa potensial yang dapat terjadi ibu nifas pada


Ny. R Umur 19 Tahun PIA0 post SC dengan anemia sedang.

4) Melakukan tindakan segera ibu nifas pada Ny. R Umur 19 Tahun


PIA0 post SC dengan anemia sedang.

2
5) Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan yang menyeluruh
ibu nifas pada Ny. R Umur 19 Tahun PIA0 post SC dengan anemia
sedang.

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan dengan aman, sesuai


dengan rencana kebidanan ibu nifas pada Ny. R Umur 19 Tahun
PIA0 post SC dengan anemia sedang.

7) Melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan ibu nifas pada


Ny. R Umur 19 Tahun PIA0 post SC dengan anemia sedang.

b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan


praktek dalam masalah asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. R Umur 19
Tahun PIA0 post SC dengan anemia sedang.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bila


terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dalam masalah asuhan
kebidanan ibu nifas pada Ny. R Umur 19 Tahun PIA0 post SC dengan
anemia sedang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Mana Nifas


1. Pengertian Nifas

Menurut Prawirohardjo (2005), nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah


kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu.

Menurut Prawirohardjo (2002), masa nifas (puerperium) adalah dimulai


setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Prawirohardjo (2002), tujuan asuhan masa nifas:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.


2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
serta mengobati bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
3. Periode Masa Nifas

Menurut Mansjoer (2002), nifas di bagi dalam 3 periode:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan


berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

4
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan, atau tahunan.
4. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Prawirohadjo (2002), paling sedikit 4 kali kunjungan


masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

1. 6 – 8 jam setelah melahirkan

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila


perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga


bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

2. 6 (enam) hari setelah melahirkan (persalinan)

a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus


berkontraksi, fundusdi bawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan


abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan


tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. 2 (dua) minggu setelah persalinan

5
a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan


abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan


tanda-tanda penyuIit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari.

4. 6 (enam) minggu setelah persalinan

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

B. Anemia

1. Pengertian Anemia

Menurut Mansjoer (2002) Anemia adalah suatu keadaan dimana


kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita
hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya
dibawah 10 gr%. Sedangkan menurut Saifuddin (2002) Anemia adalah
kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darah di bawah 11 gr% pada trimester I
dan III dan kadar Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II.

2. Tingkatan anemia menurut Manuaba (2007), dibagi menjadi 3, yaitu


antara lain:

1) Anemia ringan, dimana jika kadar Hb 9,00 - 10,00 gr%

2) Anemia sedang, dimana jika kadar Hb 7,00 - 8,00 gr%

3) Anemia berat, dimana jika kadar Hb < 7,00 gr%13

6
3. Klasifikasi anemia menurut Wiknjosastro (2005), adalah sebagai berikut:

1) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan karena definisi asam folik, jarang


terjadi karena defisiensi vitamin B12, kekurangan ini erat hubungannya
dengan defisiensi zat makanan.

2) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu


membuat sel-sel darah baru.

3) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran seldarah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4) Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi paling sering dijumpai pada ibu yang
mengalami masa nifas. Anemia ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan di dalam tubuh, gangguan re-
absorbsi, atau terlampau banyaknya zat besi keluar dari tubuh seperti
pendarahan.

4. Patofisiologi Anemia

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah (Dimas, 2009). Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan

7
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera) (Dimas, 2009).

5. Gejala-gejala Anemia

Menurut Manuaba (2007), gejala-gejala yang sering dialami oleh


ibu nifas dengan anemia adalah:

1) Cepat lelah

2) Sering pusing

3) Mata berkunang-kunang

4) Lidah luka

5) Nafsu makan turun (anoreksia)

6) Konsentrasi hilang

7) Nafas pendek (pada anemia parah)

8) Keluhan mual, muntah lebih hebat pada hamil muda

9) Conjungtiva pucat

6. Penyebab Anemia

Menurut Manuaba (2007), penyebab anemia pada umumnya adalah


sebagai berikut:

1) Kurang gizi (malnutrisi)

2) Kurang zat besi dalam diit

3) Malabsorpsi

4) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain

5) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria dan


lain-lain.

7. Pengaruh Anemia

8
Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang baik
bagi ibu dan pada nifas selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul
akibat anemia, seperti:

1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan menurut Manuaba (2007),


adalah:

a) Dapat terjadi abortus

b) Persalinan prematuritas

c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

d) Mudah terjadi infeksi

e) Ancaman decompensasi kordis (Hemoglobin < 6 gr%)

f) Hiperemesis gravidarum

g) Pendarahan antepartum

h) Ketuban pecah dini.

2) Pengaruh anemia pada persalinan menurut Manuaba (2007), adalah:

a) Gangguan his-kekuatan mengejan.

b) Kala satu berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.

c) Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan dan sering


memerlukan tindakan operasi kebidanan.

d) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan

postpartum karena atonia uteri.

e) Kala empat dapat terjadi pendarahan postpartum sekunder dan


atonia uteri.

3) Pengaruh anemia pada kala nifas menurut Manuaba (2007), adalah:

a) Terjadi sub involusio uteri yang menyebabkan perdarahan


postpartum.

9
b) Memudahkan infeksi puerperium

c) Terjadi decompensasio cordis yang mendadak setelah persalinan

d) Pengeluaran ASI berkurang

e) Mudah terjadi infeksi mamae.

4) Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2007), adalah:

a) Abortus

b) Terjadi kematian intra uterin

c) Persalinan prematuritas tinggi

d) Berat badan lahir rendah

e) Kelahiran dengan anemia

f) Dapat terjadi cacat bawaan

g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.

8. Menurut Ayurai (2009), penatalaksanaan anemia adalah sebagai berikut:

1) Memberi dan menambah suplemen zat besi

2) Memberi tambahan asam folat 15 – 30 mg/ hari, vitamin B12 1,25 mg/
hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari

3) Melakukan transfusi darah.

C. Anemia Sedang

1. Pengertian

Menurut Manuaba (2007), anemia sedang adalah dimana kadar


hemoglobin berkisar antara 7 – 8 gr%. Anemia sedang adalah apabila
kadar darah yang dihasilkan oleh pemeriksaan Hb sahli sebesar 7 – 8 gr%
(Anon, 2011).

2. Gejala Anemia Sedang

10
Menurut Manuaba (2007), pada anemia akan didapatkan keluhan
sebagai berikut:

1) Cepat lelah

2) Sering pusing

3) Mata berkunang-kunang

4) Badan lemas.

3. Komplikasi Anemia Sedang

Komplikasi anemia sedang pada ibu nifas dapat terjadi, hal ini
dikarenakan ibu mengalami pendarahan saat persalinan, proses persalinan
berlangsung sangat lama, atau si ibu sudah menderita anemia sejak masa
kehamilan. Pada kasus anemia sedang pada masa nifas bila tidak segera
diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu berkontraksi (anonia) atau
kontraksi sangat lemah (hipotonia). (Ayah Bunda, 2012).

4. Patofisiologi Anemia Sedang

Menurut Wirakusuma (2002), adalah: Sebelum terjadi anemia,


biasanya terjadi kekurangan zat besi secara perlahan-lahan. Tahap-tahap
defisiensi besi sebagai berikut:

1) Berkurangnya cadangan zat besi

2) Turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel-sel darah merah

3) Anemia gizi besi

Pada tahap awal, simpanan zat-zat besi yang berbentuk ferritin dan
hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat. Daya ikat besi dalam plasma,
selanjutnya besi yang tersedia untuk sistem eritropoisis di dalam sumsum tulang
berkurang. Terjadilah penurunan jumlah sel darah merah dalam jaringan, pada
tahap akhir hemoglobin menurun dan eritrosit mengecil, maka terjadilah anemia.

11
5. Penatalaksanaan Anemia Sedang
Menurut Manuaba (2002), penatalaksanaan anemia sedang antara
lain:
1) Meningkatkan gizi penderita
Faktor utama penyebab anemia ini adalah faktor gizi,
terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi
sangat diperlukan oleh ibu nifas yang mengalami anemia sedang.
2) Memberi suplemen zat besi
a) Peroral
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os gram
besi sebanyak 600-1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau
glukonas ferosus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 g/ 100 ml atau
lebih. Vitamin C mempunyai khasiat mengubah ion ferri
menjadi ferro yang lebih mudah diserap oleh selaput usus.
b) Parental
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi
peroral, ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan.
Besi parental diberikan dalam bentuk ferri secara intramuskular/
intravena. Diberikan ferum desktran 100 dosis total 1000-2000
mg intravena.
c) Transfusi darah
Transfusi darah sebagai pengobatan anemia sedang dalam
masa nifas sangat jarang diberikan walaupun Hb-nya kurang
dari 6 g/ 100 ml, apabila tidak terjadi perdarahan.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PATOLOGIS


PADA NY. R, PI A0, UMUR 19 TAHUN POST SC DENGAN ANEMIA
SEDANG
DI RSUD KOTA SEMARANG
Tanggal : 17 Februari 2017

Jam :10.30 WIB

Tempat pengkajian : RUANG DEWI KUNTHI RSUD KOTA SEMARANG

A. PENGKAJIAN DATA

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Umur : 19 Tahun

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Pandansari VIII

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Umur : 19 Tahun

Agama : Islam

13
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Pandansari VIII

2. Alasan masuk : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara sectio


caesarea.

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi, badannya terasa
lemas dan pusing.

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit seperti


jantung, asma, ginjal, tubercolusis, diabetes militus, malaria, hipertensi,
hepatitis, maupun HIV/AIDS.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit seperti
jantung, hipertensi, tubercolusis, ginjal, diabetes militus, malaria, hepatitis,
maupun HIV/AIDS.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ada yang mempunyai
hipertensi dan riwayat kembar, dan tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti jantung, asma, hipertensi, tubercolusis, ginjal, dibetes militus,
malaria, HIV/AIDS, maupun riwayat kembar.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 18 tahun dengan suami
umur 18 tahun, lamanya pernikahan 1 tahun.
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari

14
Lama : 6-7 hari
Banyaknya darah : 3x ganti pembalut
Bau : khas darah
Warna : merah segar
Konsistensi : cair
Dismenorhoe : tidak ada
Flour Albus : tidak ada
HPHT : 25 Mei 2016
HPL : 2 Maret 2017
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, dan
belum pernah keguguran (G1P0A0)
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 25 Mei 2016, dan hari
perkiraan lahir tanggal 2 Maret 2017
Riwayat ANC
ANC : 10x di BPM
Trimester I : ANC 3x di Bidan, keluhan pusing dan mual
muntah. Terapi yang diberikan tablet Fe 60 mg 1x1,
Vit. C 50 mg 1x1, B6 Complex 50 mg 1x1.
Trimester II : ANC 3X di bidan, keluhan tidak ada. Terapi yang
diberikan Calcium 500 mg 1x1, Vit. C 50 mg 1x, B6
Complex 50 mg 1x1. Fe 60 mg 1x1. Pemeriksaan
laborat Hb : 9,2 gr%
Trimester III : ANC 4x di Bidan. Keluhan : sering BAK, pegel-
pegel pada punggung dan sering pusing. Terapi yang
diberikan Fe 60 mg 1x1, Calcium 500 mg 1x1.
c. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Tempat melahirkan : RSUD Kota Semarang
b. Ditolong oleh : Dokter
c. Jenis persalinan : Sectio Caesarea
d. Lama persalinan :-
e. Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada

15
f. Plasenta
Kotiledon : lengkap,
ukuran : 15 cm,
berat : 500 gram
Kelainan plasenta : tidak ada
Panjang tali pusat : 50 cm
Kelainan tali pusat : tidak ada
g. Perineum : Utuh
h. Perdarahan
Kala IV : ±150 cc
i. Tindakan lain : infus cairan RL+Oxcitosin 10unit, 20 tpm.
j. Bayi
a. Lahir :17-2-2017 jam 09.50 WIB
b. BB : 3000 gram
c. PB : 46 cm
d. LK : 34 cm
e. LD : 33 cm
f. Nilai APGAR : 9-9-10
g. Cacat bawaan : tidak ada
h. Masa Gestasi : 38 Minggu
i. Komplikasi : tidak ada

7. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi
Makan

Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi


sedang, jenis makanan nasi, lauk (tempe, tahu, telur), sayur ( jarang
mengonsumsi sayur-sayuran). Setelah makan ibu sering minum teh
dan susu, jarang minum air putih.

Setelah melahirkan : Ibu mengatakan setelah operasi makan 1 kali


dengan porsi kecil, antara lain 1 piring nasi porsi sedang, sayur
bayam, lauk ayam dan ditambah 1 potong buah pisang.

16
Minum

Selama hamil : Ibu mengatakan minum ±8 gelas. Jenis air putih.

Setelah melahirkan : Ibu mengatakan minum + 9 gelas air teh dan air
putih.

b. Pola Eliminasi
BAB

Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali sehari

Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum BAB

BAK

Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 5 – 6 kali sehari

Setelah melahirkan : Ibu mengatakan BAK 2 kali sehari

c. Pola Aktifitas Pekerjaan


Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah
memasak, menyapu, menyuci, dan membersihkan rumah.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan melakukan mobilisasi dengan
miring kanan kiri, duduk, dan menyusui bayinya.
d. Pola Istirahat

Selama hamil : Ibu mengatakan istirahat siang + 1 jam dan tidur


malam + 8 jam

Setelah melahirkan : Ibu mengatakan istirahat siang + 1,5 jam dan


tidur malam + 9 jam

e. Personal Hygiene
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil mandi 2x/hari, sikat
gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari, keramas 3x/minggu.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum disibin, ganti pakaian
1x/hari, mengganti pembalut apabila terasa penuh.
f. Pola Seksual

17
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
2x/mingggu
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan
seksual

8. Psikososial Spiritual

a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya


Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung tehadap
kehamilannya
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah
suami
c. Ketaatan beribadah
Selama hamil : Ibu mengatakan taat beribadah seperti sholat 5
waktu, membaca Al-qur’an, dan berzikir.
Setelah melahirkan : Ibu hanya melakukan ibadah dengan berdoa
dan berzikir.
d. Lingkungan yang berpengaruh
Tinggal dengan : Ibu mengatakan tinggal dengan suami
Hewan peliharaan :Ibu mengatakan tidak mempunyai hewan
peliharaan
Cara masak : Ibu mengatakan cara memasak daging >30
menit, dan cara memasak sayur di potong
baru dicuci hingga bersih.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD =100/ 60 mmHg, N = 98 x/ menit,

S = 36,6°C, R= 20x/menit

d. TB : 154 cm

18
e. BB sebelum hamil: 55 kg
f. BB sekarang : 63 kg
g. Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut hitam, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok,
tidak ada massa
b. Muka : pucat, tidak ada oedema
c. Mata : simetris, konjungtiva pucat, sclera putih
d. Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada infeksi
e. Mulut :bibir tidak pecah-pecah, tidak stomatitis, tidak ada
cariesdentis
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada limfe, dan
tidak ada pembesesaran vena jugularis.
g. Dada : simetris, tidak ada pengeluaran dada, putting susu
menonjol
h. Ketiak : tidak ada massa, tidak ada pembesaran getah bening.
i. Abdomen : ada bekas luka operasi, kandung kemih kosong, kontraksi
uterus baik, keras, TFU : 2 jari dibawah pusat.
j. Genetalia : perineum utuh, pengeluaran lochea rubra, warna merah
kehitaman, konsistensi cair.
k. Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada oedema, tidak sianosis,
terpasang infus Rl + Oxitocin 20 tpm di tangan sebelah kiri, turgor
kulit baik.
l. Ekstremitas Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak sianosis, tidak
ada varises, turgor kulit baik, terpasang kateter.
m. Anus : tidak ada hemorhoid
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 16 Februari 2017 Pre Operasi Pukul :10.20 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+

19
Hemoglobin 9,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 29.50 38 – 47
Leukosit 15.6 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 306/uL 100 – 400
Kimia Klinik
Glukosa Darah 68 ml/dl 70-11.5 ml/dl
Sewaktu
Albumin 3.4 g/dl 3.4-4.0 g/dl
Natrium l 132.0 mmo/ll 135-147.0 mmol/l
Kalium 4.00 mmol/l 3.50-8.0 mmol/l
Calsium 1.34 mmol/dl 1.13-1.32 mmol/dl
Imunologi
HbsAg Negative

Tanggal : 17 Februari 2017 Post Operasi Pukul : 12.28 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 8,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 26.50 38 – 47
Leukosit 21.2 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 312/uL 100 – 400

Tanggal : 19 Februari 2017 Pukul : 07.00 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 7,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 22.20 38 – 47
Leukosit 23.0 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 301/uL 100 – 400

B. INTREPRETASI DATA

1. Diagnosa Kebidanan

Ny. R, PIA0, umur 19 tahun, nifas 3 jam Post SC dengan Anemia


sedang.

Data Dasar:

Data Subyektif:

20
1) Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 17 Februari 2017 pukul
09.50 WIB secara sectio caesarea.
2) Ibu mengatakan ini adalah kehamilan anak yang pertama.
3) Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi, badannya terasa lemas dan
pusing.

Data Obyektif:

1) Keadaan umum : Lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV : TD = 100/ 60 mmHg R = 20 x/ menit

N = 98 x/ menit S = 36,6°C

4) Conjungtiva : Pucat

5) TFU : 2 jari di bawah pusat

6) Muka : Pucat

7) Lochea : Rubra ±500 cc

8) Kolostrum : Sudah keluar berwarna putih kekuningan, dengan


frekuensi sedikit.

9) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 16 Februari 2017 Pre Operasi Pukul :10.20 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 9,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 29.50 38 – 47
Leukosit 15.6 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 306/uL 100 – 400
Kimia Klinik
Glukosa Darah 68 ml/dl 70-11.5 ml/dl
Sewaktu
Albumin 3.4 g/dl 3.4-4.0 g/dl

21
Natrium l 132.0 mmo/ll 135-147.0 mmol/l
Kalium 4.00 mmol/l 3.50-8.0 mmol/l
Calsium 1.34 mmol/dl 1.13-1.32 mmol/dl
Imunologi
HbsAg Negative

Tanggal : 17 Februari 2017 Post Operasi Pukul : 12.28 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 8,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 26.50 38 – 47
Leukosit 21.2 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 312/uL 100 – 400

2. Masalah

Ibu merasa lemas, pusing dan nyeri pada luka operasi post SC.

3. Kebutuhan

Informasi tentang keadaan ibu dan informasi makanan bergizi yang


mengandung protein dan zat besi seperti telur, hati, sayur-sayuran yang
berwarna hijau, serta buah-buahan yang berwarna kuning seperti jeruk, dll.

C. DIAGNOSA POTENSIAL

Perdarahan

D. ANTISIPASI

Berikan ergometrin 0,2 mg secara IM untuk mencegah perdarahan hebat,


kemudian pasang infus RL dengan 20 unit oksitosin.

E. PLANNING

Tanggal 17 Febuari 2017 Jam 10.30 WIB

1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.


2. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.

22
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran dan daging yang berwarna merah.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi.
6. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
8. Lakukan informed consent dengan suami dan keluarga untuk tindakan
yang akan dilakukan.
9. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam,
dan jahitan pada oprasi..
10. Berikan terapi sesuai advis dokter.

F. IMPLEMENTASI

Tanggal 17 Agustus 2017 Jam 10.35 WIB

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.


2. Memberikan KIE pada ibu tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.
3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi
seperti sayuran dan daging yang berwarna merah.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang 2 jam, dan
tidur malam 8 jam.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kanan kiri, duduk, dan
berjalan.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan
setiap bayinya mau.
7. Melakukan inform consent kepada suami dan keluarga untuk tindakan
pemberian transfusi darah PRC 1 kolf.
8. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan
pervaginam, dan jahitan pada operasi.
9. Memberikan terapi sesuai advis dokter.

G. EVALUASI

Tanggal 17 Februari 2017 Jam 10.40 WIB

23
1. Ibu mengerti tentang keadaan yang dialaminya.
2. Ibu mengerti tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.
3. Ibu mengerti dan memakan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran dan daging yang berwarna merah.
4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup, tidur siang 2 jam, dan tidur
malam 8 jam.
5. Ibu bersedia untuk mobilisasi seperti miring kanan, kiri, duduk, dan
berjalan.
6. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan setiap
bayinya mau.
7. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
8. Telah dilakukan informed consent kepada suami dan keluarga untuk
tindakan pemberian transfusi darah PRC 1 kolf.
9. Telah diobservasi keadaan umum : Lemah, kesadaran : Composmentis
TTV : TD =100/ 70 mmHg, N = 98 x/ menit, S = 36,6°C, R= 20x/menit.
perdarahan pervaginam 20 cc dan besok ganti balutan.

11. Memberikan terapi sesuai advis dokter yaitu memberikan infus


Gelofusin + oxitosin 1 amp, Premed Dexametason 1 amp, dan Transfusi
PRC 1 kolf.

24
DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 17 Februari 2017 Pukul : 15.30 WIB

SUBYEKTIF

Ibu mengatakan badannya masih lemas.

OBYEKTIF

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD :110/70 mmHg, N: 88 x/menit,

R: 20 x/menit, S: 36,3°C

Pemeriksaan Penunjang

Pre Operasi : Tanggal 16 Februari 2017 pukul:10.20 WIB

25
Pemeriksaan Hasil Normal
Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 9,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 29.50 38 – 47
Leukosit 15.6 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 306/uL 100 – 400
Kimia Klinik
Glukosa Darah 68 ml/dl 70-11.5 ml/dl
Sewaktu
Albumin 3.4 g/dl 3.4-4.0 g/dl
Natrium l 132.0 mmo/ll 135-147.0 mmol/l
Kalium 4.00 mmol/l 3.50-8.0 mmol/l
Calsium 1.34 mmol/dl 1.13-1.32 mmol/dl
Imunologi
HbsAg Negative

Tanggal : 17 Februari 2017 Post Operasi Pukul : 12.28 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 8,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 26.50 38 – 47
Leukosit 21.2 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 312/uL 100 – 400

ASSESMENT

Ny. R PIA0, umur 19 tahun, nifas 5 jam, Post SC dengan Anemia Sedang

PLANNING

Advis dari dokter SpOG :

1. Premed Dexametason 1 ampul


2. Transfusi PRC 1 kolf
3. Tidur dengan bantal tinggi 24 jam

EVALUASI

Tanggal : 17 Februari 2017 Pukul : 16.30 WIB

1. Telah masuk terapi Premed Dexametason 1 ampul

26
2. Telah masuk transfusi PRC 1 kolf pada pukul 16.15 WIB
3. Ibu bersedia tidur dengan bantal tinggi selama 24 jam

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal: 18 Februari 2017 Jam : 18.00 WIB

SUBYEKTIF

Ibu mengatakan sudah tidak lemas lagi, ibu sudah bisa miring kanan kiri.

OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg, N: 80x/menit,

R: 21x/menit, S: 36,6°C

Pemeriksaan : DC (+) 800 cc => aff DC,

uterus keras,

PPV ±20 cc,

infus RL + Oxytosin 10 unit

Pemeriksaan Penunjang : Tanggal 17 Februari 2017 pukul : 12.28 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+

27
Hemoglobin 8,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 26.50 38 – 47
Leukosit 21.2 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 312/uL 100 – 400

ASSESMENT

Ny. R PIA0, umur 19 tahun, nifas 1 hari, Post SC dengan Anemia Sedang.

PLANNING

1. Observasi keadaan umum, TTV


2. Berikan terapi sesuai advis dokter
3. Transfusi PRC 1 kolf habis jam 16.30 WIB.
4. Cek Hb post transfusi PRC 1 kolf.

EVALUASI

1. Keadaan umum : baik, TD : 110/80 mmHg, N: 80x/menit, R: 21x/menit, S:


36,6°C

2. Memberikan terapi premed dexametason 1 amp

3. Sudah di cek Hb post transfusi PRC 1 kolf.

28
DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal: 19 Februari 2017 Jam 18.00 WIB

SUBYEKTIF

Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan

OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik, kesadaran : Composmentis

Tanda- tanda vital :TD : 110/80 mmHg, N: 80x/menit,

R: 20x/menit, S: 36,6 °C

Pemeriksaan :Uterus keras,

TFU : 2 jari dibawah pusat.

Pemeriksaan Penunjang : Tanggal 19 Februari 2017 Pukul :07.00 WIB

Pemeriksaan Hasil Normal


Hematologi
Golongan Darah O+
Hemoglobin 7,2 g/dL 11.7 - 15.6
Hematokrit 22.20 38 – 47
Leukosit 23.0 /uL 9.6 - 11.0
Trombosit 301/uL 100 – 400

ASSESMENT

29
Ny. R, P1A0, umur 19 tahun, nifas 2 hari, Post SC dengan Anemia
sedang.

PLANNING

1. Observasi KU, dan TTV


2. Memberikan terapi sesuai advis dokter
3. Besok mengganti balutan

EVALUASI

Tanggal : 19 Februari 2017 Pukul : 22.30 WIB

1. Mengobservai keadaan umum : baik.

TD : 110/80 mmHg, N: 80x/menit, R: 20x/menit, S: 36,6 °C.

2. Memberikan terapi sesuai advis dokter : Premed Dexametason 1 amp,


Transfusi PRC 1 kolf, tetapi karena stock di bank darah habis maka keluarga
disarankan untuk ke PMI.

30
DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal : 20 Februari 2017 Jam: 05.30 WIB

SUBYEKTIF

Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan, dan ingin pulang atas
permintaan sendiri.

OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik

kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :TD : 120/80 mmHg, N: 82x/menit,

R: 20x/menit, S: 37°C

ASSESMENT

Ny. R, PIA0, umur 19 tahun, nifas 3 hari, Post SC dengan Anemia sedang.

PLANNING

Tanggal: 20 Februari 2017 Jam: 05.30 WIB

1. Pengawasan KU, TTV, dan PPV.


2. Berikan terapi sesuai advis dokter
3. Motivasi mobilisasi bertahap

EVALUASI

Tanggal: 20 Februari 2017 Jam 10.00 WIB

31
1. Keadaan umum : baik. TD : 120/70 mmHg, N: 80x/menit, S:36,5°C, R:
22x/menit. PPV ±10 cc
2. Memberikan terapi cefadroxil 3x 500 mg, asam mefenamat 3x 500 mg,
etabion 2x1 tablet.
3. Melatih untuk mobilisasi
4. Pasien pulang atas permintaan sendiri.
5. Memberikan edukasi kepada pasien tentang dampak atau resiko apabila
pulang dengan hb yang masih rendah (7,2 g/dl) yaitu :
a) Terjadi sub involusio uteri yang menyebabkan perdarahan
karena kontraksi otot uterus yang kurang baik.
b) Memudahkan infeksi puerperium.
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Mudah terjadi infeksi mamae.

32
BAB 1V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara konsep
dasar dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”R” masa gestasi
38 minggu 2 hari post SC dengan Anemia Sedang  di RSUD KOTA
SEMARANG.
     Pembahasan ini disusun berdasarakan teori dan alasan nyata dengan
pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah
A.   Identifikasi Data Dasar
Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang
meliputi identitas klien, data biologis, data psikologis, sosial, ekonomi dan
spiritual. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan
dengan mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta
sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik. Data lainnya diperoleh dari petugas
kesehatan yang menangani klien. Dalam mengumpulkan informasi ini penulis
tidak mendapatkan hambatan yang berarti karena sikap serta respon klien dan
keluarga cukup terbuka
     Berdasarkan teori untuk mendiagnosa kasus ini diperlukan data yang
menunjang seperti tanda dan gejala anemia meliputi lemas, pusing, cepat lelah,
mudah mengantuk, pandangan berkunang-kunang terutama bila mau berdiri dan
konjungtiva tampak pucat.  
     Pada kasus Ny.”R” data yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan gejala
yang terdapat pada teori dan fakta yaitu cepat lelah, pusing, konjungtiva pucat
serta ditunjang oleh pemeriksaan darah Hb pasien yaitu 8,2 gr%. Dan kenyataan
yang penulis dapatkan dilahan masuk pada kategori ibu mengalami anemia
sedang.

33
B.  Interpretasi Data Dasar
     Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan suatu
diagnosa/masalah kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan asuhan
kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif
maupun data objektif.
     Berdasarkan teori dan diagnosa masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada
Ny.”R” adalah: G1P0A0, gestasi 38 minggu, situs membujur, punggung kiri,
presentase kepala, convergen, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan janin baik, ibu
dengan anemia sedang. Dengan ini penulis mendapatkan adanya kesesuaian antara
teori dan fakta dilahan dan masuk pada kategori pasien mengalami anemia
sedang.
C.  Diagnosa/Masalah Potensial
     Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang mungkin
terjadi pada Ny.”R” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan
observasi yang akurat kemudian dievaluasi apakah terdapat kondisi yang
abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang akurat dapat
menimbulkan keadaan yang berbahaya dalam kehamilan sehingga mengancam
kehidupan ibu dan janin.
     Berdasarkan teori,  bahaya atau potensial yang akan terjadi pada kehamilan
yaitu potensial terjadi perdarahan, tumbuh kembang janin terlambat dengan
manifestasi kliniknya, menimbulkan heperemesis gravidarum, menimbulkan
plasenta previa, serta dapat menimbulkan solusio plasenta. Sedangkan yang
ditemukan dilahan  menunjukkan adanya kesamaan antara teori dan praktek
dilahan  sehingga memudahkan penulis dalam melanjutkan proses asuhan ke
langkah berikutnya..
D.  Antisipasi
     Dalam kasus ini penulis melaksanakan antisipasi dengan tindakan memberikan
ergometrin 0,2 mg secara IM dan memasang infus RL 20 dengan 20 unit
Oksitosin.
     Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana atau tindakan
berdasarkan identifikasi masalah saat ini serta diagnosa dan masalah lain yang

34
mungkin terjadi. Perencanaan tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai
disertai kriteria keberhasilannya.
     Adapun rencana tindakan pada kasus Ny.”R” adalah :
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.
2. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran dan daging yang berwarna merah.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi.
6. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
8. Lakukan informed consent dengan suami dan keluarga untuk tindakan
yang akan dilakukan.
9. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam, dan
jahitan pada operasi.
10. Berikan terapi sesuai advis dokter.

     Dari teori dan asuhan kebidanan pada Ny.”R” berdasarkan pada rencana
tindakan, ditemukaan adanya persamaan antara apa yang ada diteori dengan yang
dilakukan di lahan praktek.
F.  Implementasi
Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai rencana dan pada
tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan ini, penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari
pasien dan keluarga yang kooperatif dan adanya sarana dan fasilitas yang
mendukung dalam pelaksanaan tindakan.
     Adapun yang di laksanakan pada Ny.”R” dengan anemia sedang adalah :
mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi selama kehamilan,
mengkomsumsi dengan teratur tablet Fe
G. Evaluasi
     Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan kebidanan
dimana pada tahap ini dinilai adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi oleh pasien. Dalam evaluasi pada Ny.”R” yang telah

35
dilakukan untuk menangani anemia diperoleh hasil yang menunjukkan adanya
perubahan dari anemia sedang menjadi normal.

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada


Ny ”R” Gestasi 38 minggu dengan Anemia sedang berdasarkan landasan teori dan
penerapan manajemen asuhan kebidanan maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran-saran yang bertitik tolak pada pembahasan.

A.     Kesimpulan
1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny’’R’’gestasi 38 minggu
post SC dengan anemia sedang di RSUD KOTA SEMARANG
2. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny’’R’’gestasi 38 minggu post
SC dengan anemia sedang di RSUD KOTA SEMARANG.
3. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada pada Ny’’R’’gestasi 38
minggu post SC dengan anemia berat di RSUD KOTA SEMARANG.
4. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada pada
Ny’’R’’gestasi 38 minggu post SC dengan anemia sedang  di RSUD KOTA
SEMARANG.  Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada pada
Ny’’R’’gestasi 38 minggu post SC dengan anemia sedang  di RSUD KOTA
SEMARANG.
6. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada pada
Ny’’R’’gestasi 38 minggu post SC dengan anemia sedang  di RSUD KOTA
SEMARANG
7. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah di laksanakan pada pada
Ny’’R’’gestasi 38 minggu post SC dengan anemia sedang  di RSUD KOTA
SEMARANG.

36
8. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah di berikan pada
pada Ny’’R’’gestasi 38 minggu post SC dengan anemia sedang di RSUD
KOTASEMARANG.
B.  Saran
1. Bagi pelaksana pelayanan kesehatan :
a. Melaksanakan penyuluhan kepada ibu hamil secara berkesinambungan tentang
peningkatan makanan bergizi bagi kesehatan
b. Diharapkan agar petugas kesehatan dapat mengenal dan mendetaksi secara dini
setiap kemungkinan terjadinya resiko komlikasi dan dapat memberikan
pelayanan sedini mungkin pada setiap ibu hamil yang bermasalah, khususnya
pada kasus anemia sedang.
2. Bagi institusi pendidikan agar penerapan manajemen kebidanan dalam
pemecahan  masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan , mengingat proses
tersebut sangat bermanfaat dan membina tenaga Bidan guna menciptakan
sumber daya manusia yang berpotensi dan professional.

37
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Leveno, keneth. 2009. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

38

Anda mungkin juga menyukai