OLEH:
Azizah NIM. P2.06.24.2.18.008
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Illahi Robbi, karena atas berkat
rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktik Klinik
Kebidanan II Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. A 25 Tahun G1P0A0
dengan Abortus Imminens Di UPTD Puskesmas PONED Plumbon”. Laporan ini
disusun dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Hj. Dyah Widiyastuti, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D.III
Kebidanan Cirebon Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Tasikmalaya
4. Suratmi, SST, M.Keb dan Neneng Marini, ST. Keb selaku Dosen
Pembimbing
i
6. dr. Atih Andriyantie Fauzi selaku Kepala UPTD Puskesmas PONED
Plumbon
Dalam penulisan dan pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
iii
1. Tujuan Umum..................................................................................................3
2. Tujuan khusus..................................................................................................3
C. Teknik Penulisan..................................................................................................3
1. Studi kasus........................................................................................................3
2. Studi Kepustakaan...........................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Pengertian Anemia...............................................................................................5
B. Etiologi..................................................................................................................5
D. Derajat Anemia....................................................................................................9
E. Macam-macam Anemia.......................................................................................9
BAB III............................................................................................................................15
TINJAUAN KASUS........................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................19
PEMBAHASAN..............................................................................................................19
BAB V.............................................................................................................................23
PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan.........................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................23
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih
merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping
menunjukan derajat kesehatan masyarakat juga dapat mengambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab
lansung kematian ibu adalah anemia.
1
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia
terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita
usia subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan
kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari
anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan
perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya (Noverstiti,
2012).
2
Ny. S Usia 30 Tahun G2P1A0 Gravida 26-27 Minggu Dengan Anemia
Sedang Di UPTD Puskesmas PONED Plumbon”.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif secara terfokus pada Ny.
S dengan Anemia Berat di UPTD Puskesmas PONED Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif secara terfokus pada Ny. S
dengan Anemia Berat di UPTD Puskesmas PONED Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
c. Mampu melakukan analisis dengan tepat sesuai dengan data subjektif
dan objektif.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan kebutuhan
klien dan analisa yang didapatkan.
e. Mampu menganalisis ada atau tidaknya kesenjangan antara teori
dengan praktik.
C. Teknik Penulisan
1. Studi kasus
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik :
a) Anamnesa
Melakukan wawancara langsung pada klien dan juga keluarga untuk
mendapatkan data subyektif.
b) Pemeriksaan Fisik
3
Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
(1) Inspeksi, merupakan proses observasi dengan menggunakan mata,
inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
(2) Palpasi, dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.
Metode ini dilakukan untuk mendeteksi ciri-ciri jaringan atau
organ.
(3) Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
(4) Auskultasi, merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas mendengar denyut jantung, paru-
paru, bunyi usus serta untuk mengatur tekanan darah sedangkan
monoaural dan doppler digunakan mendengar denyut jantung janin
(DJJ)
c) Pengkajian Psikososial
2. Studi Kepustakaan
Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis maupun
kebidanan, literaur dan media internet yang berhubungan dengan Anemia
Berat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel
darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh (Proverawati, 2013).
B. Etiologi
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering
diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor Paritas
Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia
zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (2010), wanita yang sering
mengalami kehamilan dan melahirkan makin anemia karena banyak
kehilangan zat besi, hal ini disebabkan selama kehamilan wanita
menggunakan cadangan besi yang ada di dalam tubuhnya (Salmariantyty,
5
2012). Paritas atau jumlah anak yang dilahirkan ibu sangat berkaitan
dengan jarak kelahiran. Semakin tinggi paritasnya, maka semakin pendek
jarak kelahirannya. Hal ini dapat membuat seorang ibu belum cukup
waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Paritas yang tinggi dapat
menyebabkan kondisi kesehatan ibu menurun dan sering mengalami
kurang darah sehingga berpengaruh buruk pada kehamilan selanjutnya.
b. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, kebanyakan ibu hanya sampai
sekolah dasar, bahkan ada yang tidak bersekolah. Rendahnya pendidikan
ibu akan berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh
pada keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin
rendah pengetahuan makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup
berpengaruh terhadap terjadinya anemia.
c. Umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil.
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur
reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan
diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena
pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan
pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya
tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil
penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2014).
d. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Mengingat masih rendahnya konsumsi tablet tambah darah dan
masih rendahnya cakupan program distribusi tablet tambah darah, maka
perlu dilakukan upaya peningkatan cakupan dan peningkatan konsumsi
6
melalui pemberdayaan masyarakat dan proaktif dari petugas dalam
menjangkau sasaran ibu hamil agar sedini mungkin ibu hamil
mendapatkan pelayanan ANC memeriksakan kehamilannya kepada tenaga
kesehatan. Anemia pada kehamilan terjadi karena cara minum tablet Fe
dengan menggunakan kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi,
sehingga zat besi tidak bisa di absropsi tubuh.
e. Pekerjaan
Dalam hal kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pekerjaan tampak
presentase lebih besar pada ibu hamil yang bekerja. Pekerjaan merupakan
suatu aktivitas sehingga memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan
menentukan jumlahnpenghasilan untuk membantu suami dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil yang mempunyai penghasilan
berhubungan dengan kemampuan ibu hamil untuk memperoleh
pengeahuan tentang anemia karena tercukupi keuaangan keluarga.
f. Tingkat Ekonomi
Rendahnya tingkat ekonomi pada ibu hamil yang tidak bekerja
mengakibatkan kemampuan ibu hamil untuk memperoleh informasi dan
melakukan pemeriksaan kehamilan menjadi berkurang. Namun, disisi lain
ibu hamil yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu luang
sehinga dapat digunakam untuk mengikuti berbagai penyuluhan meskipun
mempunyai keterbatasan dalam hal keuangan. Pengetahuan yang diperoleh
ibu hamil tidak bekerja ini berpengaruh terhadap rendahnya kejadian
anemia ibu hamil disbanding ibu yang bekerja.
C. Tanda dan Gejala
Gejala yang muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan Hb
sampai kadar tertentu (Hb <8 g/dl). Sindrom anemia terdiri atas rasa lemah,
lesuh, cepat Lelah, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa
dingin, dan sesak nafas. Pada pemerisksaan seperti kasus anemia lainnya, ibu
hamil tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut,
telapak tangan dan jaringan dibawah kuku (Bakta, 2009).
7
Menurut Soebroto (2009), gejala anemia pada ibu hamil diantaranya
adalah :
1. Cepat Lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Lidah luka
5. Nafsu makan turun
6. Konsentrasi hilang
7. Nafas pendek
8. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
8
7. Nyeri dada
8. Kepala terasa ringan
9. Tangan dan kaki terasa dingin.
D. Derajat Anemia
Penentuan anemia tidaknya seorang ibu hamil menggunakan dasar
kadar Hb dalam darah. Dalam penentuan derajat anemia terdapat bermacam-
macam pendapat, yaitu :
9
keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa selama kehamilan, indikasi
terjadi anemia jika konsentrasi Hb <10,5 g/dl.
E. Macam-macam Anemia
1. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebebkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih
cepat dibandingkan proses pembentukannya. Jenis anemia ini terbilang
jarang terjadi di Indonesia. Namun jika mengalami gangguan ini, transfuse
darah adalah satu-satunya.
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena kurangnyanasam folat. Anemia jenis ini
juga cukup berbahaya jika tidak segera ditangani. Sama seperti anemia
hemolitik, anemia jenis ini juga bisa diatasi dengan transfuse darah.
3. Anemia Hipoplastik
Penyebab anemia ini lebih berhubungan dengan obat-obatan, racun dan
sinar ronsent. Pada anemia jenin ini, sumsung tulang tidak memiliki
kemampuan untuk membuat sel darah merah baru. Anemia ini juga
termasuk berbahaya. Karena itu, sang ibu membutuhkan transfuse darah
hingga berulang kali.
4. Anemia Kekurangan Zat Besi
Bisa dbilang ini adalah salah satu jenis anemia yang paling sering dialami.
Anemia ini disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dalam tubuh dan
kerap terjadi pada Trimester 1, seperti protein hewani sejak dari sebelum
dan semasa hamil. Padahal, zat besi ini sangat penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Untungnya tidak seperti ketiga jenis anemia
sebelumnya, anemia jenis ini bisa diatasi dengan mengubah pola makan
dan menambah konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi.
10
Ibu hamil dengan endometriosis, Ini adalah salah satu masalah kesehatan
yang umum terjadi pada ibu hamil, tapi tidak boleh disepelekan. Penyakit
yang sering disebut dengan istilah kurang darah ini bukanlah kondisi yang
bisa sembuh dengan sendirinya. Apabila jumlah sel darah merah dalam
tubuh terlalu sedikit, ibu dan janin dapat kekurangan gizi dan oksigen yang
akan membahayakan keselamatan mereka.
b. Pada Janin
1) Risiko janin lambat atau janin tidak berkembang dalam kandungan
2) Bayi lahir premature
3) Memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR)
4) Nilai APGAR score yang rendah.
5) Anemia pada ibu hamil yang parah juga bisa menyebabkan kerusakan
organ vital seperti otak dan jantung hingga kematian.
Hb > 8 g/dL
11
Fibrinogen > 1,0 g/l
Namun yang harus diingat, keputusan dokter untuk melakukan transfusi darah
tidak semata-mata hanya dengan melihat kadar Hb Anda saja. Jika menurut
dokter kehamilan Anda stabil alias tidak berisiko meski kadar Hb kurang dari 7
g/dL, Anda tidak memerlukan transfusi darah. Hal tersebut dikutip dari Joint
United Kingdom Blood Transfusion and Tissue Transplantation Services
Professional Advisory Committee (JPAC).
12
secara lebih efisien. Kebutuhan vitamin C harian juga dapat dipenuhi
dengan minum suplemen vitamin C, tapi sebaiknya konsultasikan dulu ke
dokter agar pengobatan terkontrol dengan baik. Namun, mencukupi
asupan gizi dari makanan saja mungkin tidak akan cukup buat ibu hamil.
Maka, Anda perlu melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi
risiko..
3. Minum suplemen
Sebagai langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil, dokter
akan menyarankan Anda untuk mulai minum suplemen zat besi, vitamin
B12, dan asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal. Minum dosis
pertama suplemen sebaiknya di pagi hari agar tidak memperparah sensasi
mual muntah karena morning sickness, ditambah akibat anemia pada ibu
hamil. Jika harus diminum setelah makan, tunggu satu jam dulu baru telan
vitamin Anda agar tidak merasa mual. Ibu hamil juga bisa minum
suplemen sebelum tidur untuk mengurangi risiko mual setelahnya. Jangan
lupa minum banyak air setelah menelan vitamin untuk mengurangi anemia
pada wanita hamil.
1. Mengonsumsi suplemen asam folat dan zat besi (60 mg zat besi dan 400
mcg asam folat).
2. Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi (daging, ayam,
ikan, telur, dan gandum).
3. Memakan makanan yang kaya akan asam folat (kacang kering, gandum,
jus jeruk, dan sayuran hijau).
4. Mengonsumsi suplemen dan makanan yang mengandung vitamin C (buah
dan sayur yang segar).
13
Perhatikan juga bahwa zat besi dari sumber makanan hewani, seperti
daging, dapat terserap tubuh lebih baik dibanding zat besi dari sayuran atau
buah.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Agama : Islam
Goldar :B
Alamat : Ds. Gombang Rt/Rw 10/03 Kec. Plumbon
15
berusia 2 tahun. HPHT = 15-02-2020. HTP = 22-02-2021. Sudah
merasakan Gerakan janin dan aktif sampai sekarang akan tetapi belum
pernah menghitungnya. Belum mengetahui tanda-tanda bahaya pada
kehamilan. Rutin periksa kehamilan di BPM dan Puskesmas 2 kali. Sudah
pernah USG 1 kali di dr.Yusuf Yuniarto, Sp.OG pada tanggal 23-11-2020.
Ibu tidak pernah mengonsumsi jamu dan obat lainnya, hanya mengonsumsi
obat dari bidan. Ibu jarang meminum suplemen dari bidan seperti tablet Fe,
Vitamin dan kalsium. Ibu merasa khawatir dengan kehamilannya.
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Dulu
Pada kehamilan, persalinan anak yang pertama ibu mengalami anemia berat
dan BB bayi 1500 gram lahir aterm secara spontan di RS Arjawinangun.
Sehingga membutuhkan transfuse darah.
4. Riwayat Kesehatan
Selama kehamilan ini ibu tidak pernah di rawat di RS. Ibu dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit berat seperti hipertensi, diabetes, asma,
malaria, jantung, ginjal, HIV/AIDS, dan lainnya.
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan ini pernikahan pertama lamanya 3 tahun. Respon dan
dukungan keluarga terhadap kehamilan baik. Tinggal bersama suami dan
keluarga lainnya. Pengambilan keputusan dilakukan bersama suami.
Menjadi akseptor KB IUD. Makan sehari 2x dengan menu seadanya yang
terdiri dari nasi dan lauk pauk lainnya serta ibu jarang mengkonsumsi
sayur-mayur dan buah-buahan, tidak ada pantangan terhadap makanan. Ibu
dan suami tidak merokok, minum-minuman keras maupun mengkonsumsi
obat terlarang. Pekerjaan rumah dibantu oleh suami. Istirahat cukup. Tidak
ada masalah dalam hubungan seksual. Rencanan melahirkan di PONED.
Memiliki asuransi Kesehatan yaitu BPJS.
B. DATA OBJEKTIF
1. ● Keadaan umum : Tampak Lemah
● Kesadaran : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Fisik
16
● TTV → ▫ TD : 130/84 mmHg ▫P : 25 x/menit
▫N : 100 x/menit ▫S : 36,5o C
● Antropometri : -BB = 41 kg
-TB = 144 cm
-LILA = 20 cm
● Wajah : Tidak ada oedema
● Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat
● Mulut : Gusi pucat, Tidak ada karies
● Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
C. ANALISIS
17
Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 gravida 26-27 minggu dengan anemia
sedang, potensial anemia berat. Perlu kolabosari dengan dokter Sp.OG untuk
rujukan penanganan transfuse darah.
D. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu, respon baik
2. Melakukan informed consent, ibu setuju untuk dilakukan pemeriksaan
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
4. Melakukan konsul dengan dokter, advis :
- Pasang infus RL 20 tpm
- Rujuk
5. Memasang infus RL pada Ibu, Infus sudah terpasang
6. Menganjurkan keluarga untuk berdiskusi menentukan tempat tujuan untuk
merujuk pasien.
7. Memberikan KIE tentang :
a) Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil. Respon baik dan ibu dapat
mengulang.
b) Cara menghitung gerakan janin. Ibu paham dan akan mencobanya.
c) Pola makan, agar makan dengan menu yang bergizi seperti sayur-
sayuran hijau, kacang-kacangan, daging dan buah-buahan,
d) Memberikan dukungan emosional kepada ibu. Ibu menerima
dengan baik.
8. Menganjurkan keluarga untuk memberikan support pada ibu agar kondisi
ibu semakin membaik.
9. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit Arjawinangun untuk ditindak lebih
lanjut oleh Dokter Sp.OG.
10. Melakukan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan kesesuaian antara tinjauan teori degan penatalaksanaan yang
dilakukan pada kasus anemia berdasarkan pengkajian pada Ny. S dengan anemia
sedang di UPTD Puskesmas PONED Plumbon kabupaten Cirebon tahun 2020
pada tanggal 24 November 2020. Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan
menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP.
19
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas dulu ibu mengalami anemia
berat dan bayi lahir BBLR 1800 gram di RS dan usia anak 2 tahun.
Berdasarkan data tersebut bahwa ibu termasuk etiologi yaitu paritas dimana
jarak anak pertama dengan kehamilannya yang sekarang berdekatan,
kemudian ibu mempunyai riwayar anemia berat dan Bayi lahir dengan BBLR.
Diperoleh informasi bahwa ibu sebelum dan selama hamil makan 1-2
kali sehari, porsi sedang dengan yang seadanya, ibu jarang makan sayur dan
buah-buahan. Ibu tidak bekerja. Berdasarkan data tersebut bahwa ibu termasu
ke faktor tingkat ekonomi dan tingkat Pendidikan dimana Ny. S dan suaminya
hanya lulusan SD, suami juga bekerja sebagai buruh. Sehingga dalam hal
kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pekerjaan tampak presentase
lebih besar pada ibu hamil yang bekerja. Pekerjaan merupakan suatu aktivitas
sehingga memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan menentukan jumlah
penghasilan untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ibu hamil yang mempunyai penghasilan berhubungan dengan kemampuan ibu
hamil untuk memperoleh pengetahuan tentang anemia karena tercukupi
keuaangan keluarga.
Rendahnya tingkat ekonomi pada ibu hamil yang tidak bekerja
mengakibatkan kemampuan ibu hamil untuk memperoleh informasi dan
melakukan pemeriksaan kehamilan menjadi berkurang. Namun, disisi lain ibu
hamil yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu luang sehinga dapat
digunakam untuk mengikuti berbagai penyuluhan meskipun mempunyai
keterbatasan dalam hal keuangan. Pengetahuan yang diperoleh ibu hamil tidak
bekerja ini berpengaruh terhadap rendahnya kejadian anemia ibu hamil
dibanding ibu yang bekerja.
2. Data Objektif
Dari hasil pemeriksaan didapat bahwa keadaan umum ibu tampak lemah,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/84 mmHg, nadi 100 kali/menit,
suhu 36,50C, dan pernapasan 25 kali/menit. Tanda gejala abortus iminens
20
adalah keadaan umum tampak lemah, peningkatan kecepatan pernafasan,
terasa Lelah, pusing, peningkatan kecepatan denyut jantung, kulit pucat.
Pada pemeriksaan mata sklera putih, konjungtiva pucat. Pada wajah
tidak terdapa oedema. Pada pemeriksaan payudara, puting susu menonjol,
adanya hiperpigmentasi. Tanda mungkin hamil yaitu payudara tegang, tampak
menjadi lebih besar, areola payudara makin hiperpigmentasi (hitam), puting
susu makin menonjol. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon pada saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dansomatomamotrofin.
Pada abdomen tampak linea gravidarum, denyut jantung janin belum
terdengar. Pada pemeriksaan abdomen juga didapatkan hasil tinggi fundus
uteri (TFU) 21 cm, presentasi kepala, DJJ 140 x/menit. Tidak ada dan adanya
nyeri tekan bagian bawah perut. Merupakan tanda normal keadaan ibu hamil
sesuai usia kehamilan.
Pada pemeriksaan genetalia dan anus ibu tampak normal, akan tetapi
karena HB yang rendah yaitu 5,4 gr% mengakibatkan kuku terlihat pucat kulit
pucat karena berkurangnya oksigenasi. Penurunan kualitas rambut dan kulit.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menetapkan derajat
anemia sebagai berikut : Ringkan sekali : Hb 11 g/dl – batas normal, Ringan
Hb 8 g/dl - <11 g/dl, Sedang Hb 5 g/dl - <8 g/dl, Berat Hb <5 g/dl. Kondisi
yang membuat ibu hamil perlu transfusi darah, dikatakan masuk stadium berat
dan perlu dibawa ke UGD ketika kadar Hb kurang dari 7 g/dL. Ibu hamil
dengan kadar Hb sekitar 6-10 g/dL juga direkomendasikan mendapatkan
transfusi darah segera apabila memiliki riwayat perdarahan postpartum atau
gangguan hematologis sebelumnya.
3. Data Analisis
21
Mei 2008 dan HTP 22 Februai 2021, mengeluh lemas dan merasa sesak. Dari
hasil pemeriksaan fisik di dapatkan semua hasilnya adalam batas normal.
Hanya saja laju nafas yang tampak lebih cepat dan hasil pemeriksaan
penunjang yaitu Hb didapatkan ibu termasuk dalam anemia sedang yaitu 5,4
gr%. sehingga dapat ditegakkan analisa yaitu “Ny. S, usia 30 tahun, G1P0A0
hamil 26-27 minggu dengan anemia sedang potensial anemia berat perlu
kolaborasi dengan dr. Sp.OG rujukan penanganan transfusi darah”.
4. Penatalaksanaan
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis mengharapkan semua tenaga kesehatan terutama bidan dapat
terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai anemia dalam
23
kehamilan sehingga dapat memberiksan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan ibu. Selain itu, kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh seorang
bidan harus dapat terus ditingkatkan agar dapat memberikan dukungan
kepada setiap ibu hamil untuk terhindar dari anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Astriana, Willy. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Pritas dan
Usia. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123-130.
Astuitik, Reni Yuni dan Dwi Ertiana. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jawa
Timur: CV. Pustaka Abadi.
24
Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang tahun 2012. STIKES
Peringsewu LampungSemarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Salmariantity. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2012. Jakarta: FK UI.
25