Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN


DENGAN KOMPLIKASI”

Dosen Pembimbing :

Lismawati, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh:

RITA MULYANI 203001070081


MONALISA 203001070082
MARLIN HERITA 203001070083
DEVINA IMASARI 203001070084
MERY AGUSTIANI 203001070085
DELIMASARI 203001070086
YULIA ASTUTI 203001070087
SISSY RUKMINI 203001070088
ASTUTI WIDIA NINGSIH 203001070089
SITI SELAWATI YASI NURDIA 203001070090
LATIFA SUBEKTI 203001070091
LILIS TASMI 203001070092

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Penggunaan Teknologi Pada Kehamilan Dengan Komplikasi” dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komplikasi pada
kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL. Penulis mengucapkan terimakasih banyak
kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu, membimbing dan
memberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswi prodi S1 kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kami berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah
ini ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Jambi, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................... 1
C.  TUJUAN.................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN.......................................................................... 4
B. KEHAMILAN DENGAN KOMPLIKASI............................... 11
C. TEKNOLOGI M HEALTH....................................................... 26
BAB III PENUTUP.................................................................................... 28
A. KESIMPULAN......................................................................... 28
B.  SARAN.................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang

dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi

angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan

masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu

(AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 AKI mencapai 305 per

100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. AKI mengalami

penurunan dibandingkan AKI tahun 2015 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup

(Kemenkes RI, 2018).

Kematian ibu dapat terjadi sebagai akibat langsung dari komplikasi yang

berkembang pada kehamilan, persalinan atau faktor postpartum dan sebagai akibat

tidak langsung karena memburuknya pelayanan klinis yang ada. Kejadian komplikasi

persalinan dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor risiko kehamilan.

Komplikasi utama untuk hampir 75% dari seluruh kematian ibu adalah: perdarahan

hebat, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia),

komplikasi persalinan, aborsi yang tidak aman, dan sisanya disebabkan oleh atau

berhubungan dengan penyakit seperti malaria, dan AIDS selama kehamilan.

Berdasarkan data dari Litbangkes Kemenkes RI (2015), sebanyak 15%

kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini

dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan
2

ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ketenaga kesehatan; tenaga kesehatan

mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; proses rujukan efektif; dan

pelayanan di RS (Rumah Sakit) yang cepat dan tepat guna. Komplikasi yang

membutuhkan pelayanan di RS Kementerian Kesehatan memandang diperlukan

penanganan yang berkesinambungan di tingkat dasar sampai di Rumah Sakit.

Menurut Puspitasari (2019), penggunaan teknologi komunikasi mobile

diintegrasikan dengan kebutuhan ibu hamil sehingga dapat berpotensi untuk

memperkuat sistem pelayanan antenatal dan perawatan antenatal dalam upaya

mencapai kehamilan yang aman dan sehat. Salah satu perkembangan teknologi yang

dapat digunakan dalam meningkatkan pendidikan kesehatan yaitu penggunaan

smartphone. Di Indonesia penggunaan internet dibidang kesehatan sebesar 1,7% hal

ini masih tergolong kecil dibandingkan penggunaan internet dibidang sektor lainnya

(APJII, 2015).

Smartphone seperti ponsel android dan iPhone, adalah teknologi baru yang

menggabungkan komunikasi mobile dan komputer dengan perangkat genggam.

Pengguna smartphone dapat mendownload berbagai aplikasi kesehatan. Hasil

analisis laporan menunjukkan bahwa 47% pengguna menggunakan aplikasi

kehamilan. Dilaporkan dalam jurnal”mobile phones improve antenatal care

attendance in Zanzibar: a cluster randomized controlled trial”. Intervensi ponsel

secara signifikan meningkatkan kehadiran ibu hamil lebih dari 4 kali kunjungan

antenatal. Selain itu, 71% ibu hamil merasa bahwa pendidikan kesehatan melalui

SMS membantu dalam berbagai bidang termasuk pembelajaran tentang tanda

bahaya pada kehamilan dan ibu merasa bahwa sistem kesehatan peduli terhadap

dirinya (Puspitasari, 2019).


3

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komplikasi pada kehamilan ?

2. Apa yang dimaksud dengan pengunaan teknologi pada kehamilan dengan

komplikasi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Penggunaan teknologi pada kehamilan dengan komplikasi serta mengetahui konsep

dasar penerapan teknologi tepat guna dalam pelayan kebidanan khususnya pada ibu

hamil.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut (Saifuddin, 2009) dalam (Walyani 2015)

menjelaskan bahwa kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi

atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 10 atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),

dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40.

2. Diagnosis Kehamilan

Menurut Walyani (2015) untukdapat menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

gejala kehamilan, diantaranya:

1) Tanda Dugaan Hamil

a) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi

tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat di informasikan dengan

memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan

untuk memperkirakan usia.


5

b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah

yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning

sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila

terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang

disebut dengan hiperemesis gravidarum.

c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering kali

terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang

dengan berjalannya usia kehamilan.

d) Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.

e) Payudara Tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan

sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-

hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan

perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,

pelebaran putting susu, serta pengeluaran colostrum.


6

f) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering

terjadi, terjadi pada triwulan kedua umumnya keluhan ini akan

berkurang karena triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai

masuk kerongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

h) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari

12minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

i) Epulis

Hipertropi papila ginggivae atau gusi, sering terjadi

padatriwulan pertama.

j) Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.

Varises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki da betis,

serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang

setelah persalinan.
7

2) Tanda kemungkinan hamil (probability sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis

yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan

fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal

berikut ini :

a) Pembesaran perut

Terjadinya akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi bulan ke

empat kehamilan.

b) Tanda hegar

Tanda hegar adalah penulakan dan dapat ditekannya isthimus

uteri.

c) Tanda goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks

seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak

seperti bibir.

d) Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi keunguanpada vulva dan mukosa

e) Tanda piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi

karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih dahulu.

f) Teraba ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan


8

pemeriksa.

g) Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif Pemeiksaan

ini adalah untuk mendeteksi adanya human

corionicgonadotropin (HCG) yang produksi oleh

sinsiotropoblastik selama kehamilan.

Hormon ini dieksresi didaam peredaran darah ibu (pada plasma

darah), dan dieksresi pada urin ibu. Hormon ini dapat di mulai

dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan

cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia

gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.

3) Tanda pasti (positive sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan

janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti

kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :

a) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.

b) Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat

fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethoscope

laenec, DJJ baru dapat didengar pasa usia kehamilan 18-20

minggu.
9

c) Bagian –bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan

USG.

d) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

3. Pelayanan ANC

a. Pengertian ANC

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan

antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap

penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Walyani, 2015).

b. Tujuan ANC

Menurut Rukiyah (2013), tujuan dari ANC adalah:

1) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang anak.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial budaya ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, pembedahan.


10

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

c. Manfaat ANC

Manfaat antenatal care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan

positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan

hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang

dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan

pendidikan kesehatan (Mufdilah, 2010).

d. Frekuensi kunjungan ANC

Menurut Pantikawati (2010), frekuensi dari pemeriksaan ANC

adalah:

a) Minimal 1 kali pada trimester I

b) Minimal 1 kali pada trimester II

c) Minimal 2 kali pada trimester III

e. Standar Pelayanan ANC

Menurut Walyani (2015) Pelayanan ANC minimal 5T,

meningkat menjadi 7T,dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk

daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yaitu:

1) Timbang berat badan tinggi badan

2) Tekanan Darah
11

3) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

5) Pemberian Imunisasi TT

6) Pemberian Hb

7) Pemeriksaan protein urine

8) Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan VDRL

9) Pemeriksaan urine reduksi

10) Perawatan payudara

11) Senam Hamil

12) Pemberian Obat malaria

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

14) Temu Wicara.

B.     KOMPLIKASI KEHAMILAN

1. Pengertian

Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang

dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2012).

2. Macam-macam komplikasi kehamilan

a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1)   Perdarahan

2)   Pre-eklampsia/eklampsia

3)   Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

4)   Hidramnion

5)   Ketuban Pecah Dini


12

b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

1)   Penyakit Jantung

2)   Tuberculosis

3)   Anemia

4)   Malaria

c.   Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi

akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran).

1. PERDARAHAN

a. Pengertian

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah

kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya

daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan

terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau

fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan tindakan

yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan terjadi.

Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan

dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan

perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan

pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi

sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi

atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat

disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau

penyakit saluran kelamin bagian bawah.


13

b.    Klasifikasi perdarahan

1) Plasenta previa

1)    Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta

berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah

uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan

jalan lahir.

2)   Gejala dan tanda

Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada

kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri,

dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari

sewaktu bangun tidur.

3)   Penanganan

Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga

yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah

sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal maupun

vaginal.

Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih

hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau

tafsiran berat janin dibawah 2500 gram, maka kehamilan dapat

dipertahankan, istirahat, pemberian obat-obatan dan dilakukan

observasi dengan teliti.

2)    Solusio plasenta

1)   Pengertian
14

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal,

terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.

2)   Gejala dan tanda

Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin

berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung

janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi

gangguan pembekuan darah.

3)   Penanganan

Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan

prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat

sedang dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit.

2. PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA

a. Pengertian

Pre eklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh

kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda

oedem (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,

tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada

pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena eklampsia

meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia

berat.

b. Klasifikasi

1)   Pre eklamsia

1)    Pengertian
15

Pre eklamsia adalah suatu keadaan dengan timbulnya

hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan

setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.

Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena

kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan

janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan

ke-3 kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum,

intrapartum, dan pasca persalinan

2)    Gejala dan tanda

Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala

hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak sampai

140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3 gram/liter

dalam air kencing 24 jam.

3)    Penanganan umum

Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi

protein, suplemen kalsium, magnesium, obat anti hipertensi

dan dirawat di rumah sakit bila ada kecenderungan menjadi

eklamsia.

2)    Eklamsia

1)    Pengertian

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam

persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya


16

kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma

dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre

eklampsia.

Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat”

ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung

mendadak.

2)    Gejala dan tanda

Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat

(hipertensi, oedem, dan protein urine) dan kejang atau koma,

kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.

3)    Penanganan

Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari

kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang lebih berat.

(Prawirohardjo, 2012).

3. KELAINAN LETAK (LETAK LINTANG DAN LETAK

SUNGSANG)

a. Letak Lintang

1) Pengertian

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-

kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang

di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan

bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada
17

sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada

pada pintu atas panggul

2) Penyebab

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari

berbagai faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :

a) Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus,

anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.

b) Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil,

atau sudah mati.

c) Gemelli (kehamilan ganda).

d) Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum.

e) Lumbar skoliosis.

f) Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang penuh

3) Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu

dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan

versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai

persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu

posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,

kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.

b. Letak Sungsang

1) Pengertian
18

Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam

rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas

dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar

lahir, karena kepala lahir terakhir.

2) Penyebab

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari pihak ibu

(keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin

(tali pusat pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion,

prematuritas)

3) Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu

dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan

versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai

persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu

posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,

kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.

4. HIDRAMNION

a. Pengertian

Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.

Keadaan ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara

perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air

ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan


19

pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan -keluhan

sebagai berikut :

1) Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.

2) Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban ?2

liter.

3) Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.

b. Penyebab

1) Produksi air ketuban bertambah

Yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion,

tetapi air ketuban dapat bertambah karena cairan lain masuk ke

dalam ruangan amnion. Misalnya air kencing anak atau cairan otak

pada anenchepalus.

2) Pengeluaran air ketuban terganggu

Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang

baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi

oleh usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk ke peredaran

darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti

pada atresia aesophagei, anenchepalus atau tumor-tumor plasenta.

3) Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin

Misalnya bagian kerongkongan yang tidak berlubang atau usus

12 jari yang tersumbat. Sehingga memberikan dampak cairan

ketuban lebih banyak dari sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi


20

dalam kandungan selain akan meminum juga akan membuang air

kecil dan buang air besar.

4)    Adanya infeksi

Infeksi bisa menyebabkan produksi air ketuban lebih sedikit

atau lebih banyak.

c. Penanganan 

Jika gejala hidramnion tergolong ringan, anjurkan klien berpantang

garam dan dilakukan observasi dan memonitor jumlah air ketuban.. Jika

jumlah air ketuban bertambah banyak, maka diberikan obat untuk

mengurangi sesak dan sakit. Dan jika diperlukan maka akan

memasukkan jarum ke dalam kantong air ketuban untuk mengeluarkan

sebagian cairan tersebut.

5. KETUBAN PECAH DINI

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan, dan ditunggi 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu

sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian

ketuban pecah dini”.

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37

minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang

dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Serviks inkompeten.
21

b. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.

c. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.

d. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah

belum masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.

e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.

f. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat

dijabarkan  sebagai berikut :

a. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas

paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang

sehat.

b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu

sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas.

c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan

berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid,

sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.

d. Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan

menunggu berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan

induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.

e. Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan

keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak

mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan

mungkin harus mengorbankan janinnya.


22

f. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur

distantia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk

melakukan pemeriksaan kematangan paru.

g. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam

sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan .

6. PENYAKIT JANTUNG

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah

dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin dengan berat

badan lahir rendah, prematuritas, kematian janin dalam rahim dan juga

dapat terjadi abortus.

Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut

jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi keadaan

payah jantung. Puncak-puncak keadaan payah jantung itu akan dijumpai pada

waktu :

a. Puncak hemodilusi darah pada minggu 28 sampai 32.

b. Pada saat inpartu.

c. Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam

jumlah besar untuk membentuk ASI.

d. Saat laktasi karena kekuatan jantung diperlukan untuk membentuk ASI.

e. Terjadinya perdarahan postpartum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra

jantung untuk dapat melakukan kompensasi.

f. Mudah terjadi infeksi postpartum, yang memerlukan kerja tambahan

jantung
23

Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung dalam kehamilan

sebaiknya melakukan rujukan atau konsultasi kepada dokter. Pertolongan

persalinan hamil disertai penyakit jantung sebaiknya menggunakan kontap.

Pemakaian metode lainnya selalu memberikan gangguan terhadap kerja

jantung.

7. TUBERCULOSIS

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi

mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang

paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.

Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama

tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus,

batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin

dan tidak memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan

tertular setelah dilahirkan. Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat

menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut

berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya

secara langsung.

Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya

dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah

penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta

pengobatan yang intensif dan teratur.

8. ANEMIA

Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan

ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24). Kondisi ibu hamil
24

dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan

<10,5 gr % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk

terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus,

kematian janin, cacat bawaan .

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 sampai

15 gr %. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita

yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan

hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan

antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada

pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada

triwulan terakhir.

Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit

pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu

dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi

dan pucat.

Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah lemas badan, lesu,

lekas lelah, mata berkunang-kunang, jantung berdebar. Pengaruh

anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya tahan ibu

hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin sehingga

bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur.

Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi

makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300

kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup

mencegah anemia.
25

9. MALARIA

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium)

dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi,

menggigil sampai keluar keringat (demam), sakit kepala, muntah-muntah,

hipogilkemia, edema paru akut.

Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,

maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang

mungkin terjadi antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam

kandungan, dan persalinan prematur. Dengan pemberian obat kemoprofiksis

jenis klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.

10. DIABETES MELLITUS

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan

insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu

menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang

dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-

sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh. Dugaan adanya

kencing manis pada ibu hamil apabila :

a. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan

berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.

b. Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-

minggu terakhir.

c. Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium),

yang disebut glikosuria.
26

Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat

bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya

seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan

sakit kuning.

Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat

ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes

mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan

memperberat diabetes mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya

komplikasi seperti koma.

Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus

memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani

pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita penyakit ini.

C.Penggunaan Aplikasi M Health

M-Health m-Health didefinisikan sebagai praktik kesehatan medis dan

masyarakat dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi dan

telekomunikasi, meliputi telepon, komputer, transmisi video, koneksi langsung

ke instrumentasi dan transmisi gambar.

Aplikasi m-Health meliputi mengkomunikasikan informasi kesehatan,

promosi, kepatuhan terhadap pengobatan, dan pengingat jadwal kunjungan.

Teknologi m-Health digunakan untuk mendukung sistem kesehatan dan upaya

pencegahan pada perawatan antenatal, mengurangi kehamilan yang tidak

diinginkan yang mengarah pada hasil luaran yang positif baik ibu maupun bayi.

Selain itu, penggunaan teknologi m-Health untuk meningkatkan komunikasi


27

pasien dengan penyedia layanan kesehatan dalam upaya meningkatkan

kesehatan. Smartphone adalah salah satu perangkat/media pendukung mhealth

(HHS, 2013).

Telepon cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai

kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai

computer (Jocom, 2013). Menurut Brusco (2010) smartphone adalah mobile

phone yang memiliki fungsi seperti sistem kimputerisasi, pengiriman pesan

(email), akses internet. Smartphone digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi

dasar (sms dan telepon), tetapi berbagai aplikasi sebagai sarana pencarian

informasi seperti kesehatan, olahraga, uang/anggaran dan berbagai macam topik.

Pada smartphone juga terdapat fungsi PDA (Personal Digital Asisstant) atau

disebut sebagai pembantu digital pribadi adalah sebuah alat elektronik yang

berbasis komputer dan berbentuk kecil serta dapat dibawa kemana-mana. Selain

PDA di dalamnya juga terdapat fasilitas kamera, email, organizer, dan fitur-fitur

pendukung lainnya. Dapat disimpulkan smartphone layaknya komputer namun

dalam ukuran kecil Smartphone memiliki kelebihan dari ponsel standar,

smartphone memiliki sistem operasi yang kuat, kecepatan pemrosesan yang

lebih tinggi, kemampuan multimedia, konektivitas internet yang kuat, dan

multitouch display (Puspitasari, 2019).


28

BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang

dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Macam-macam komplikasi

kehamila:

Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1)   Perdarahan

2)   Pre-eklampsia/eklampsia

3)   Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

4)   Hidramnion

5)   Ketuban Pecah Dini

Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

1)   Penyakit Jantung

2)   Tuberculosis

3)   Anemia

4)   Malaria

Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat

kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran).

Salah satu penggunaan teknologi dalam memantau kehamilan dengan

komplikasi dapat menggunakan aplikasi m-Health yaitu praktik kesehatan

medis dan masyarakat dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi

informasi dan telekomunikasi, meliputi telepon, komputer, transmisi video,

koneksi langsung ke instrumentasi dan transmisi gambar.


29

3.2       SARAN

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa

namun manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

diperlukan guna memperbaiki makalah ini.


30

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2018. Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta

Puspitasari. 2019. Pengaruh Pemanfaatan Aplikasi M-Health Terhadap

Pengurangan Keluhan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka. Jakarta

Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. . Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai