Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh:
ASTUTI WIDIA NINGSIH
NIM:213001080082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP STASE

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. D


UMUR 3 HARI TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT
DI WILAYAH PMB ERAWATI PLORIDA
TAHUN 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam


menyelesaikan Stase Asuhan Kebidanan Bayi Bari Lahir

Jambi, 15 Februari 2022

Disetujui,

CI Akademik

(Gustien Siahaan, S.ST.,Bdn.,M.Kes)


NIDN: ……………….

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP STASE


ASUHAN KEBIDANANBAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. D
DI WILAYAH PMB ERAWATI PLORIDA
TAHUN 2022

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


NAMA: Astuti Widia Ningsih
NIM: 213001080082

Disetujui,
CI Akademik

(Gustien Siahaan, S.ST.,Bdn.,M.Kes)


NIDN: ……………….

Mengetahui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

(Devi Arista, S.ST.,Bdn.,M.Kes )


NIK. 101030071500

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Lengkap Stase

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada by. Ny. D di Wilayah PMB

Erawati Plorida tahun 2022” ini merupakan suatu rangkaian dari proses

pendidikan secara menyeluruh di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi dan sebagai persyaratan

dalam menyelesaikan pendidikan.

Penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, baik berupa bimbingan

ataupun dorongan secara moril maupun materil dalam penyusunan Laporan ini.

Untuk itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Seno Aji S.Pd,M.Eng,Prac Selaku Rektor Universitas Adiwangsa

Jambi.

2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM,.M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.

3. Ibu Bdn. Devi Arista, SST., S.Keb.,M.Kes selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa

Jambi

4. Ibu Gustien Siahaan, S.ST.,Bdn.,M.Kes selaku CI Akademik yang banyak

memberi arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan laporan ini.

iv
5. Ibu Bidan Erawati Plorida, S.Tr.Keb yang banyak memberikan bimbingan

dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil di PMB.

6. Ny S yang telah banyak memberikan izin sehingga penulis dapat memberikan

asuhan kehamilan.

7. Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi yang telah banyak memberi ilmu dan

bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Teristimewa kepada ayahanda, Ibunda, dan keluarga tersayang yang telah

memberikan doa, semangat dan dorongan baik secara moril maupun materil.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan membantu

dalam penyelesaian laporan ini.

10. Serta semua pihak yang terlibat dan turut membantu dalam menyelesaikan

laporan ini.

Penulis menyadari apa yang disajikan dalam laporan ini masih banyak

terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun teknisnya. Untuk itu perlu

adanya kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan dalam

penyempurnaannya.

Jambi, September 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 4
B. Tujuan...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Perawatan Tali Pusat............................................ 6
B. Tujuan Perawatan Tali Pusat.................................................. 6
C. Waktu Perawatan Tali Pusat.................................................. 7
D. Tanda-Tanda Infeksi Tali Pusat............................................. 7
E. Hal Yang diperhatikan Dalam Perawatan Tali
Pusat....................................................................................... 7
F. Cara Perawatan tali Pusat....................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Data...................................................................... 10
B. Interpretasi Data/Diagnosa..................................................... 16
C. Mengidentifikasi masalah potensial....................................... 17
D. Identifikasi tindakan segerakonsultasi/rujukan...................... 17
E. Rencana tindakan................................................................... 17
F. Implementasi.......................................................................... 18
G. Evaluasi.................................................................................. 19

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 19

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 22
B. Saran........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), indikator kesejahteraan

suatu bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbilitas).

Makin tinggi angka tersebut maka makin rendah tingkat kesejahteraan suatu

bangsa. Di samping menunjukan derajat kesehatan dan tingkat kesejahteraan

masyarakat, angka tersebut juga menunjukan kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat (WHO,2015).

Secara global, sekitar 130 juta kelahiran terjadi setiap tahun.

Diantaranya 303.000 kematian ibu, 2,6 juta bayi lahir mati dan 2,7 juta bayi

meninggal dalam masa neonatal. Tahun 2015, World Health Organization

(WHO) mencatat 5,9 juta (43 per 1000 kelahiran hidup) anak meninggal

sebelum mencapai usia lima tahun dan sebanyak 2,7 juta bayi diantaranya

meninggal selama 28 hari pertama kehidupan. Sekitar 6 juta kematian anak di

bawah usia lima tahun, kematian neonatal menjadi penyebab utama yaitu

sebesar 45% atau 19 kematian per kelahiran hidup. Jika dibandingkan dari

tahun 1990, kematian neonatal pada tahun 2015 mengalami penurunan dari

5,1 juta menjadi 2,7 juta (WHO, 2015).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

kematian bayi pada tahun 2017 adalah sebesar 24/1.000 KH dengan kematian

neonatal 15/1.000. Terjadi penurunan angka kematian bayi (AKB) pada tahun

2017, dibandingkan AKB pada tahun 2012 yang berjumlah 32/1.000 KH dan

1
2

19/1.000 KH neonatal, dan tetap sama dengan angka kematian neonatal pada

tahun 2007 dengan angka kematian bayi 35/1.000 KH yang terdapat

penurunan dibandingkan pada tahun 2002 (kematian bayi 44/1.000 KH serta

23/1.000 kematian neonatal). Bisa disimpukan dari data kematian bayi di

Indonesia bahwa telah terjadi penurunan angka kematian bayi, tetapi belum

memenuhi standar angka kematian bayi yang ditentukan.

Masa neonatal (28 hari pertama kehidupan) adalah waktu yang sangat

rentan untuk kelangsungan hidup anak. Kematian neonatal menjadi semakin

penting karena proporsi kematian neonatal meningkat di seluruh dunia selama

25 tahun terakhir dan mendominasi dari jumlah kematian anak dibawah usia

lima tahun. Selain itu, intervensi kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi

penyebab utama kematian neonatal berbeda dari yang diperlukan untuk

mengatasi kematian anak dibawah usia lima tahun (UNICEF, 2015).

Infeksi tetanus merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan

kematian bayi. Kematian karena infeksi tetanus ini merupakan akibat dari

proses persalinan yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh

ibu hamil sebelum melahirkan (Kemenkes RI, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010

menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 yang disebabkan infeksi

tali pusat (Asiyah, 2017). Angka kematian bayi disebabkan oleh tetanus

neonatorum menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015

sekitar 34.000 mengalami penurunan 96% sejak tahun 1988 sekitar 787.000

bayi yang meninggal karena tetanus dalam minggu pertama kehidupannya

(WHO, 2019).
3

Di Indonesia angka kejadian infeksi bayi baru lahir berkisar 24%

hingga 34%, dan angka kematian bayi disebabkan infeksi sebesar 7,3%

(Rakesnas, 2019). Di Indonesia kejadian tetanus neonatorum dari tahun 2016

sampai 2018 mengalami fluktuasi yaitu 2016 terdapat 14 kasus dengan angka

kematian bayi disebabkan tetanus neonatorum 0,6 per 1000 kelahiran hidup

(Kementerian Kesehatan, 2017). Pada tahun 2017 meningkat menjadi 25

kasus dengan angka kematian bayi yang disebabkan tetanus neonatorum 1,4

per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan, 2018). Pada tahun 2018

turun menjadi 10 kasus dengan angka kematian bayi yang disebabkan tetanus

neonatorum 0,4 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan, 2019).

Tali pusat adalah dua arteri umbilikal yang mengalirkan darah kotor

(berisi zat metabolik) dari janin ke plasenta dan sebuah arteri umbilikal yang

mengalirkan darah segar (kaya akan oksigen dan nutrien) dari plasenta ke

janin (Prawirohardjo, 2011). Biasanya setelah bayi dan plasenta lahir

dilakukan pengikatan tali pusat dengan menggunakan klem plastik pada tali

pusat, selanjutnya dilakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (JNPK-

KR, 2012).

Menurut Depkes RI (2009) dalam Pitriani (2017), tujuan perawatan tali

pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi seperti tetanus

neonatorum pada bayi baru lahir.Penyakit ini disebabkan karena masuknya

spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril,

pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali

pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

Berdasarkan program tetap (protap) pemerintah cara perawatan tali


4

pusat adalah membungkus puting pusat atau perut bayi dengan menggunakan

kassa steril dan tidak mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puting tali

pusat selain itu juga tidak mengkompreskan cairan pada puntung tali pusat

karena akan menyebabkan tali pusat menjadi basah atau lembab (JNPK-KR,

2017).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik akan melakukan

Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny D tentang Perawatan Tali Pusat

di Wilayah PMB Erawati Plorida Tahun 2022.

B. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan laporan ini adalah

asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By. Ny. "D" usia 3 hari.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai

standar pelayanan kebidanan pada By. Ny. D.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data Subjektif dalam memberikan

asuhan kebidanan pada By. Ny. D.

b. Mampu melakukan pengkajian data Obyektif dalam memberikan

asuhan kebidanan pada By. Ny. D.

c. Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan

pada By. Ny. D


5

d. Mampu melakukan tindakan dalam memberikan asuhan kebidanan

pada By. Ny. D


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan pada tali pusat

bayi selama tali pusat bayi belum lepas. Perawatan tali pusat adalah

tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali

pusat kemudian diikat dan dibiarkan terbuka tanpa dibungkus dan tanpa

diberi ramuan apapun sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan

untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat

penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat. Perawatan tali pusat

adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat sampai tali pusat mengering

dan lepas dengan spontan untuk menjaga kebersihan tali pusat dan

mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada

bayi (Suprapti, 2018).

B. Tujuan Perawatan Tali Pusat

Tujuan dari perawatan tali pusat menurut Setiyani (2016) ada empat,

yaitu:

1. Mencegah terjadinya infeksi. Bila tali pusat basah, berbau dan

menunjukkan tanda-tanda infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali

pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk menghindari infeksi yang

lebih berat. Di mana infeksi tali pusat pada bayi dapat menyebabkan

sepsis, meningitis dan tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat
7

dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar,

yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih.

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.

4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.

Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam

tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk

atau daundaunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat

mengakibatkan infeksi.

C. Waktu Perawatan Tali Pusat

Waktu untuk melakukan perawatan tali pusat menurut Setiyani

(2016), yaitu :

1. Sehabis mandi pagi atau sore.

2. Sewaktu-waktu bila tali pusat terkena oleh air kencing atau kotoran

bayi.

3. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

D. Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat

1. Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak.

2. Keluar cairan yang berbau dan bernanah.

3. Ada darah yang keluar terus menerus.

4. Kejang.

5. Bayi mengalami demam (Setiyani, 2016)

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat menurut


8

(JNPK-KR, 2017):

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau

bahan apa pun ke puntung tali pusat.

2. Mengoleskan alkohol 70% masih diperkenankan, tetapi tidak

dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembap.

3. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.

4. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara saksama dengan menggunakan

kain bersih

5. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan

atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi

petugas kesehatan.

F. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Tali Pusat

1. Siapkan alat-alat dan bahan (alat disusun secara ergonomis)

2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai

standar pencegahan infeksi

3. Pastikan tali pusat telah diikat dengan baik.

4. Lipatlah popok dibawah puntung tali pusat.

5. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara saksama dengan

menggunakan kain bersih.

6. Kenakan pakaian pada bayi, lalu rapikan. Usahakan bayi merasa

nyaman.

7. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan


9

atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi

petugas kesehatan.

8. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk Mencuci tangan sesuai

dengan standar pencegahan infeksi (6 langkah)


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY D UMUR 3 HARI
Tempat Praktek/Ruang : Rumah Ny. D

Nomor MR :

Masuk RS/klinik. H/Tgl :-

Pembimbing lahan/CI : Erawati Florida

Pengkajian tanggal : 21 Agustus 2022 Jam 15.00


Oleh Astuti Widya Ningsih

Sumber data : Wawancara dan Observasi

A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS BAYI

a. Tanggal/jam lahir : 21 Agustus 2022


b. Nama bayi : by. Ny D
Jenis kelamin : Laki-Laki
Anak ke : 1
Identitas orang tua

- Nama ibu : Dela -Nama ayah Deni Saputra

- Umur :25 Tahun -Umur 27 Tahun


- Suku : Melayu -Suku Melayu
- Agama : Islam -Agama Islam
Pendidikan : S-1 -Pendidikan :S-1
Pekerjaan : IRT -Pekerjaan Wiraswasta
- Alamat : RT 09 -Alamat RT 09
3. ANAMNESE
10
11

Keluhan Utama : ibu tidak mengerti cara merawat tali pusat yang benar pada
bayi
Riwayat Persalinan
Ibu dengan P0 A0 H1 :
Persalinan ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : Normal
Tempat persalinan : BPS

Lama persalinan
Lama kala I : 7 jam
Lama kala II : 20 Menit
Lama kala III : 10 Menit
Lama kala IV : 4 Jam

Riwayat penyakit kehamilan Perdarahan


: 500 cc

Pre eklamsia : Tidak


Eklamsia : Tidak
Penyakit kelamin : Tidak
Diabetes militus : Tidak
Hepatitis : Tidak

Lain-lain
d. Kebiasaan sewaktu hamil

Makan : 3x Sehari

Obat-obatan : Tidak ada

Jamu : Tidak ada

e.Keadaan Bayi setelah Lahir : segera menangis


12

Tanda 1 Jumlah
2
Menit 1 Frekuensi []Tidak ada []<100x/i [√]>100x/i 7
Jantung
[]Tidak ada
Usaha bernafas []Lambat tidak teratur [√]Menangis kuat
[]Lumpuh
Tonus otot [√]Eks. Fleksi sedikit []Gerakan aktif

Refleks []Tidak [√]Gerakan aktif []Batuk/bersin


bereaksi
[√]Tubuh kemerahan
Warna []Tidak ada []Kemerahan
tangan dan kaki
biru
Menit 5 Frekuensi []Tidak ada []<100x/i [√]>100x/i
Jantung
[]Tidak ada []Lambat tidak teratur [√]Mena ngis
Usaha bernafas kuat
[]Lumpuh 10
Tonus otot
[]Tidak ada []Eks. Fleksi sedikit [√]Gerakan aktif
Refleks
[]Tidak ada []Gerakan aktif
[√]Batuk/bersin
Warna [√]Kemerahan
[]Tubuh kemerahan
tangan dan kaki biru

- Penghisap lendir ada

- Ambu ada

- Massage jantung tidak ada

- Intubasi endrotraheal tidak ada

- Oksigen ada

- Terapi -

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan Umum : Baik
- Pernapasan : Normal
13

- Hr/Nadi : 120 x / menit


- Suhu : 36. 4 C
Antropometri
- Berat badan : 3200 gr
- Panjang badan : 49 cm
- Lingkar Kepala : 35 cm
- Lingkar dada : 33 cm
Refleks
- Moro :+
- Rooting :+
- Graps :+
- Sucking :+
- Tonick neck :+
- Walking :+

Eliminasi
- Miksi : sudah ada miksi
- Mekonium : sudah ada mekonium
- Pemeriksaan fisik

• Kepala

• Simetris : Ya

• Ubun-ubun besar : Normal

• Ubun-ubun besar :Normal

• Caput : Tidak Ada

• Sephalohematoma : Tidak Ada

• Kelainan : Tidak Ada

• Mata

• Simetris : Ya
14

• Kelainan : Tidak Ada

• Perdarahan : Tidak Ada

• Kelainan : Tidak Ada

• Hidung

• Lubang : Normal

• Cuping hidung : Tidak Ada

• Cairan/pengeluaran : Tidak Ada

• Kelainan : Tidak Ada

• Mulut

• Bibir : Normal

• Palatum : Normal

• Gusi : Tidak Ada Perdarahan

• Kelainan : Tidak Ada

• Telinga

• Simetris : Ya

• Pengeluaran : Tidak Ada

• Lubang : Normal

• Daun telinga : Normal

• Kelainan : Tidak Ada

• Leher

• Pembengkakan : Tidak Ada

• Kelainan : Tidak Ada

• Dada

• Simetris : Ya

• Bunyi nafas : Normal


15

• Bunyi jantung : Normal

• Kelainan : Normal

• Perut

• Bentuk : Normal
• Tali pusat : Dalam Keadaan Terbungkus Kassa dan masih
basah

• Pengeluaran : Tidak Ada

• Pembuluh darah : Normal

• Kelainan : Tidak Ada

• Punggung

• Bentuk : Normal

• Kelainan : Tidak Ada

• Kulit

• Warna : Kemerahan

• Turgor : Normal

• Lanuago : Ada

• Vernik caseosa(lemak): Tidak Ada


 Ekstremitas

- Jari-jari : Normal

- Gerakan : Aktif

- Kelainan : Tidak Ada

 Genetalia

Pria Wanita
 Scrotum
Anus :- -Labia :
Penis :- -Vagina :
Lubang penis :- -Kelainan :
16

- Lubang anus : Ada

- Kelainan : Tidak Ada

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal 21 Agustus 2022 Jam 15.20

1. Diagnosa Kebidanan

By. Ny D umur 3 hari, neonatus cukup bulan dengan kurangnya perawatan

tali pusat

Data Dasar :

DS : Ibu mengatakan belum mengerti cara merawat tali pusat yang benar

DO : Tali pusat masih terlihat basah

2. Masalah : Tidak Ada

3. Kebutuhan : Cara perawatan tali pusat

III. MASALAH POTENSIAL

Tanggal 21 Agustus 2022 Jam 15.25

Bila tali pusat basah dan tidak ditangani dapat menyebabkan bau sehingga

beresiko mengalami infeksi tali pusat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. PERENCANAAN
17

Tanggal 21 Agustus 2022 Jam 15.30

1. Informed Consent

2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan

3. Jelaskan pada ibu akibat jika tali pusat basah

4. Ajarkan cara merawat tali pusat

5. Jelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi tali pusat

VI. TINDAKAN

Tanggal 21 Agustus 2022 Jam 15.40

1. Memberi tahu ibu tindakan yang akan dilakukan

2. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tali pusat bayi basah

3. Jelaskan pada ibu akibat jika tali pusat basah nantinya akan menimbulkan

bau dan menunjukkan tanda-tanda infeksi maka ibu harus waspada

terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk

menghindari infeksi yang lebih berat. Di mana infeksi tali pusat pada bayi

dapat menyebabkan sepsis, meningitis dan tetanus.

4. Melakukan perawatan tali pusat dengan benar yaitu membersihkan tali

pusat dengan benar menggunakan air hangat pada saat bayi mandi atau

setelah terkena air seni bayi dan di keringkan dengan handuk kemudian

dibungkus dengan menggunakan kassa kering steril.

5. Menjelaskan ibu tentang tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti

pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak, keluar

cairan yang berbau dan bernanah, ada darah yang keluar terus menerus,

kejang dan bayi mengalami demam.

VII EVALUASI
18

Tanggal 21 Agustus 2022 Jam 16.00

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya

2. Ibu bersedia menjaga tali pusat bayi

3. Ibu mengerti cara merawat tali pusat

4. Ibu mengerti tanda infeksi tali pusat

CI Akademik Peserta Praktik

(....................................) (.................................)

BAB IV

PEMBAHASAN

Perawatan tali pusat adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat sampai

tali pusat mengering dan lepas dengan spontan untuk menjaga kebersihan tali

pusat dan mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada

bayi. Tujuan dari perawatan tali pusat yaitu mencegah terjadinya infeksi,
19

mempercepat proses pengeringan tali pusat, mempercepat terlepasnya tali pusat

dan mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir. (Suprapti, 2018).

Hasil pengkajian terhadap By. Ny D umur 3 hari didapat bahwa dari data

subjektif bahwa ibu mengatakan tidak mengetahui tentang cara merawat tali pusat

dengan benar dan pada pengkajian obyektif tali pusat terbungkus dengan kassa

namun terlihat basah.

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat diketahui bahwa adanya

kesenjangan antara kejadian di lahan dengan teori yang ada. Menurut tinjauan

kasus pada tidak mengertinya ibu dalam melakukan perawatan tali pusat terhadap

neonatus ini merupakan pengalaman pertama ibu dalam mengurus bayinya, ibu

masih merasa takut untuk melakukan perawatan pada bayinya dan ibu belum

mengetahui cara merawat tali pusat yang benar sehingga ibu membiarkan tali

pusat tersebut basah karena terkena air seni bayi.

Berdasarkan program tetap (protap) pemerintah cara

perawatan tali pusat adalah membungkus puting pusat atau

perut bayi dengan menggunakan kassa steril dan tidak

mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puting tali pusat

selain itu juga tidak mengkompreskan cairan pada puntung

tali pusat karena akan menyebabkan tali pusat menjadi

basah atau lembab (JNPK-KR, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Danamik (2019)

mengenai hubungan perawatan tali pusat dengan kejadian

infeksi pada bayi baru lahir (BBL) di RSUD Dr. Pirngadi

Medan 2018. Didapat bahwa ada Hubungan Perawatan Tali


20

Pusat dengan Kejadian Infeksi Pada Bayi Baru Lahir di

RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018. Dari 2 bayi yang

mengalami infeksi tali pusat disebabkan karena kesalahan

dalam melakukan perawatan tali pusat.

Menurut teori Setyani (2016), bila tali pusat basah, berbau dan

menunjukkan tanda-tanda infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali pusat.

Infeksi ini harus segera diobati untuk menghindari infeksi yang lebih berat. Di

mana infeksi tali pusat pada bayi dapat menyebabkan sepsis, meningitis dan

tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan

perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering

dan bersih.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Patimah (2013) didapat bahwa

dilakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan dua metode yaitu

menggunakan kassa kering dan kassa yang basah. Rata-rata lama puput tali pusat

menggunakan kassa kering 4 hari dan menggunakan kassa yang lembab lama

sampai 7 hari. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kassa yang lembab dapat

menyebabkan lamanya kering tali pusat dan pada saat penelitian ditemukan tali

pusat bayi yang infeksi karena kassa yang lembab.

Berdasarkan penelitian sebelumnya perawatan tali pusat dengan

menggunakan kassa kering steril lebih cepat dibandingkan dengan kassa yang

basah. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya penggunaan kasaa yang basah

atau lembab dapat menyebabkan lamanya kering tali pusat bahkan dapat

mengakibatkan terjadinya infeksi.


21

BAB V
22

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hasil dari asuhan kebidanan pada By. Ny D umur 3 hari didapat hasil

bahwa ibu tidak mengetahui tentang cara merawat tali pusat dengan benar dan

tali pusat terbungkus dengan kassa namun terlihat basah. Berdasarkan hasil

penelitian dilahan tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan

kurangnya perawatan tali pusat dengan benar. Menurut teori yang ada tali pusat

yang lembab dapat mengakibatkan terjadinya infeksi. Sehingga perawatan tali

pusat yang benar yaitu dengan menggunakan kassa setril yang kering dan juga

menjaga tali pusat agar tetap kering.

B. Saran

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan sebaiknya memberikan konseling dan

mendemonstrasikan kepada pasien tentang perawatan tali pusat yang

benar agar mengerti dan paham tentang faktor resiko yang dapat terjadi

akibat perawatan tali pusat yang tidak benar seperti apa itu infeksi tali

pusat, tanda dan gejala infeksi tali pusat sehingga pasien dapat

mengantisipasi terjadinya infeksi tali pusat.

b. Bagi Pasien

Pasien diharapkan dapat memiliki pengalaman dan meningkatkan

pengetahuan sehingga dapat lebih hati-hati dan lebih memperhatikan

perawatan tali pusat bayinya sehingga tidak menyebabkan infeksi talu

pusat.
23

c. Bagi Penulis

Diharapkan tulisan ini menambah wawasan dan pengetahuan bagi

penulis tentang perawatan tali pusat dan diharapkan dapat melaksanakan

asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan

prosedur yang mendasari setiap praktik dapat menghindari kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA

Asiyah,Nor. 2017. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat

Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal

Danamik. 2019. Hubungan perawatan tali pusat dengan kejadian infeksi pada

bayi baru lahir (BBL) di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2018. Jurnal

Fitriani. 2017. Umbilical Cord Care Effectiveness Closed and Open To Release

Cord Newborn. Jurnal. STIKES Hang Tuah Pekan Baru.

JNPK-KR. 2017.Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta

Patimah, 2013. Perbedaan Perawatan Tali Pusat Kering dan Basah terhadap

Lamanya Puput di RS TNI AD Guntur Garut. Jurnal

Prawirohardjo.Ilmu kandungan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sarwono Prawirohardjo

Rejeki.Sri.2017. Praktik Perawatan Tali Pusat Oleh Ibu Dengan Kejadian Infeksi

Tali Pusat Bayi Baru Lahir Di Semarang.Jurnal. UNIMUS

Suprapti, dkk.2018. Bahan Ajar Kebidanan, Praktik Klinik Kebidanan II. Jakarta:

Tim P2M2

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2017). Jakarta : BKKBN, BPS

WHO, 2015. Global References list of 100 Core Health Indicators


DAFTAR HADIR MAHASISWA PRAKTIK KLINIK PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI TAHUN AKADEMIK 2021-2022

Nama Mahasiswa : Astuti Widia Ningsih

NIM : 213001080082

Stase : Bayi Baru Lahir

No Hari/Tanggal TTD TTD

(Datang) (Pulang)

Mengetahui, Ka. Ruangan

( )
LEMBAR BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI TAHUN AKADEMIK 2021-2022

Nama Mahasiswa : Astuti Widia Ningsih

NIM : 213001080082

Stase : Bayi Baru Lahir

CI Akademik :

No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD

CI Akademik

Diketahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Devi Arista, SST.,Bdn.,M.Kes


NIK. 1010300715007

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai