Anda di halaman 1dari 14

 

 
ANALISA PERSIAPAN BIDAN
  DALAM MENOLONG
PERSALINAN DI MASA  PANDEMI COVID-19
TAHUN 2021

 
disusun oleh :
YEYENTI PERLIN
 
NIM : 2015302097
Latar
Belakang

Pada era pandemi Covid-19 keberadaan seorang bidan sangat


diperlukan. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggung
jawab yang bertanggung jawab sebagai mitra perempuan dalam
memberikana dukungan yang diperlukan. Asuhan pada masa
kehamilan, periode persalinan dan post partum, melakukan
persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan
asuhan bayi baru lahir. Ruang lingkup asuhan yang diberikan oleh
seorang bidan dan telah ditetapkan sebagai wilayah kompetensi
bidan di Indonesia (Lora Ekana dkk, 2020).
Di Indonesia, kasus mencapai 165.887 jiwa dengan angka
kematian sebesar 4,3%.3 Penelitian epidemiologi COVID-19
dalam kehamilan masih terbatas; namun menurut Data Rutin
Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI, terdapat
peningkatan jumlah kematian maternal selama pandemi pada
daerah dengan sebaran kasus COVD-19
Program pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini
masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat
kesehatan kesehatan ibu dan anak. Kebutuhan asuhan
persalinan normal yang diberikan pada pasien tetap
perlu di berikan dengan memperhatikan kondisi masih
berlangsungnya pandemi COVID-19 serta tindakan
yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat
keluarga (ACOG, 2017).
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI)
mengeluarkan sejumlah rekomendasi dalam penanganan ibu
hamil dan ibu bersalin untuk untuk mencegah penularan
Covid-19 pada ibu, bayi, dan tenaga kesehatan. POGI
meminta semua persalinan harus dilakukan di fasilitas
kesehatan (faskes) seperti puskesmas, bidan, dan rumah
sakit, selama wabah Covid-19. Tujuan utama persalinan
harus di faskes adalah untuk menurunkan risiko penularan
terhadap tenaga kesehatan serta mencegah morbiditas dan
mortalitas maternal Apalagi, 13,7% ibu hamil tanpa gejala
bisa menunjukkan hasil positif Covid-19 dengan
pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Oleh karena
itu, penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) minimal sesuai level 2. APD tersebut berupa
masker bedah 3 lapis, hazmat, sarung tangan karet sekali
pakai, dan pelindung mata. Standar ini hanya bisa dijamin
kalau persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan
(Suryandari, 2020).
rumusan masalah

• Bagaimana Analisa persiapan bidan dalam menolong


persalinan di masa pandemi Covid-19 di Kabupaten
Sarolangun Jambi Tahun 2021?
TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisa persiapan bidan
dalam menolong persalinan di masa
pandemi Covid-19 Kabupaten Sarolangun
Jambi Tahun 2021.
Tujuan khusus

• Diketahui distribusi frekuensi karakteristik bidan dalam


penggunaan APD saat pertolongan persalinan selama
pandemi Covid-19.
• Diketahui distribusi frekuensi perilaku bidan dalam
penggunaan APD saat pertolongan persalinan selama
pandemi Covid-19.
Manfaat Penelitian

• Bagi Institusi Pendidikan


• Bagi Tempat Penelitian
• Bagi Peneliti Lain
TINJAUAN PUSTAKA
• Pengertian Persalinan
• Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan


penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus
jenis baru.
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong
dalam family coronavirus. Coronavirus merupakan
virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen.
Penggunaan Alat Pelindung
Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang


dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit. Pemilihan APD yang tepat perlu
mengidentifikasi potensi paparan penularan yang
ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap jenis APD
yang akan digunakan di tempat kerja dimana potensi
bahaya tersebut mengancam petugas kesehatan (POGI,
2020).
Prinsip yang harus dipenuhi
dalam pemilihan APD
• Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya-bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak langsung maupun tidak
langsung).
• Berat APD hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
• Dapat dipakai secara fleksibel (reuseable maupun disposable)
• Tidak menimbulkan bahaya tambahan.
• Tidak mudak rusak.
• Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
• Pemeliharaan mudah.
• Tidak membatasi gerak.

Anda mungkin juga menyukai