Anda di halaman 1dari 9

PERAN BIDAN DALAM MELAYANI IBU HAMIL

DI TENGAH PANDEMI COVID 19


Oleh: Ni Kadek Pelitari Rimba Putri

Pendahuluan
Pemerintah telah menetapkan pandemi penyebaran virus Covid 19
sebagai bencana nasional non alam melalui Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam.
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam situasi normal,
kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia masih menjadi tantangan besar,
apalagi pada saat situasi bencana. Saat ini, Indonesia sedang menghadapi bencana
nasional non alam berupa Covid-19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal menjadi salah satu layanan yang terkena dampak baik secara akses
maupun kualitas. Dikhawatirkan adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi baru lahir dalam situasi pandemi Covid-19.
Adanya pembatasan di semua pelayanan kesehatan termasuk maternal dan
neonatal menyebabkan ibu hamil menjadi enggan datang ke puskesmas atau ke
fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular. Di samping itu adanya
anjuran pemerintah untuk menunda pemeriksaan kehamilan karena ketidaksiapan
layanan kesehatan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung
Diri. Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan ANC, persalinan dan PNC di masa pandemi Covid-
19. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor risiko
unutk dapat mengenal secara dini tentang pertolongan kegawatdaruratan dan
tenaga kesehatan guna mendapatkan perlindungan dari tertular Covid-19.
Peran bidan sangat penting dalam melakukan pendampingan terhadap ibu
hamil di tengah pandemi Covid 19 diperlukan upaya untuk membangun
kemampuan baik secara interprofesionalisme, multiprofesionalisme maupun
uniprofesionalisme guna memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil,
melahirkan hingga menyusui bayinya.
2

Kewajiban Bidan
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang kompetensinya
memberikan pelayanan kebidanan sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, ibu dan anak. Seorang bidan
dapat berpraktik di rumah sakit, Puskesmas, klinik dan unit-unit pelayanan
kesehatan lainnya. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464
tahun 2010 mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan (Permenkes
1464/2010). Pasal 9 Permenkes1464/2010 mengatur tentang praktik bidan dengan
kewenangan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, anak, dan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Bidan praktik mandiri merupakan bidan yang secara sah melakukan
pelayanan kebidanan secara mandiri dengan memberikan asuhan kebidanan yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan tersebut. Dalam mememerikan
layanan kesehatan kepada masyarakat maka seorang bidan wajib memiliki
jaringan interprofesionalisme, multiprofesionalisme dan uniprofesionalisme.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan secara interprofesionalisme, seorang
bidan wajib melalukan upaya membangun kemampuan untuk berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, bidan lain, perawat, psikolog,
kefarmasian dll. Pemberian pelayanan kesehatan secara multiprofesionalisme
merupakan kolaborasi antar profesional kesehatan guna menunjang keberhasilan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara terpadu. Seorang
bidan mestinya melakukan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi maupun apoteker
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil guna mengurangi risiko saat
dan pasca melahirkan, sampai pengasuhan bayi sehingga dapat tumbuh sehat
menjadi orang dewasa. Sedangkan pelayanan kesehatan secara
uniprofesionalisme, merupakan gabungan antara bidan-bidan yang diwadahi
dalam bentuk Ikatan Bindan Indonesia (IBI) sebagai pembuat standard profesi
bidan dan standard layanan kebidanan profesional. Organisasi IBI berfungsi
sebagai pengontrol bagi anggotnya yang bertujuan untuk menjaga, mengendalikan
mutu pelayanan dan pengabdian profesi bidan guna memberikan perlindungan
3

bagi masyarakat sebagai penerima jasa dan bidan sendiri sebagai pemberi jasa
pelayanan.
Seorang bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya dalam menangani ibu hamil di tengah pandemi Covid 19 perlu
membangun kemampuan baik secara interprofesionalisme, multiprofesionalisme
maupun uniprofesionalisme guna memberikan pelayanan yang terbaiknya.
Dengan demikian ibu hamil yang dapat tenang menjalani hari-harinya menunggu
kelahiran bayinya.

Prinsip Umum Pencegahan Covid 19 Pada Ibu Hamil


Secara umum prinsip-prinsip pencegahan Covid-19 pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dilakukan di masyarakat meliputi:
Universal precaution, yaitu selalu cuci tangan dengan memakai sabun selama 20
detik atau menggunakan hand sanitizer; menggunakan alat pelindung diri;
menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat cukup: mengkonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin.
Prinsip-prinsip manajemen Covid-19 di fasilitas kesehatan meliputi:
isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari
kelebihan cairan, pemberian antibiotik empiris dengan mempertimbangkan risiko
sekunder akibat infeksi bakteri, pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan
infeksi penyerta yang lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi
mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan pernapasan yang progresif,
perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual/indikasi obstetri, dan
pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.

Pendampingan Pada Ibu Hamil Di Tengah Pandemik Covid-19


Momen kehamilan adalah saat-saat yang dinantikan oleh semua calon ibu.
Rasa was-was dan khawatir tentu saja dapat menghampiri kapan saja bagi ibu
yang sedang hamil. Di sinilah perang seorang bidan harus mampu memberikan
pendampingan, penyuluhan dan bahkan edukasi yang tepat sehingga para calon
4

ibu mampu melewati masa kehamilan dengan tenang. Edukasi tidak hanya
diberikan kepada calon ibu, melainkan juga kepada para calon ayah agar selalu
menjadi sosok siaga saat mendampingi istrinya. Apalagi di tengah pandemik
Covid-19 saat ini. Kesehatan ibu hamil harus benar-benar terjaga dengan baik,
mulai dari asupan yang dimakan sehari-hari dan kehigienisan makanan. Pola
hidup sehat dan rajin mencuci tangan setiap selesai beraktivitas harus selalu
dipraktikkan secara terus menerus sampai ibu melahirkan dan memiliki balita.
Sejatinya Balita sangat rentan terhadap penularan Covid-19 sehingga edukasi
terkait pencegahan penularan Covid-19 perlu diberikan secara tepat oleh bidan
yang berkompeten.
Peran para bidan harus mampu menginfokan bahwa kunjungan ibu hamil
ke layanan kesehatan pada saat pandemik Covid 19 sebaiknya dikurangi selama
tidak ada gejala darurat. Hal ini diperuntukkan untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 yang sangat berbahaya bagi ibu hamil dan menyusui sangat
rentan tertular. Saat ini para ibu hamil diwajibkan untuk mengikuti Rapid tes
sebelum melahirkan. Di sinilah tugas seorang bidan agar mampu menyampaikan
informasi dengan baik dan tepat guna membantu para ibu hamil agar dapat
mengikuti rapid tes dengan kondisi yang nyaman dan tenang,

Persiapan Melahirkan di Tengah Pandemi Covid-19


Guna mempersiapkan diri untuk melahirkan di tengah pandemi Covid-19,
ada beberapa hal yang penting untuk diketahui oleh ibu hamil meliputi:
1. Proteksi diri
Kehamilan secara alami menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menurun. Hal ini membuat ibu hamil lebih rentan terkena infeksi,
termasuk infeksi virus Corona. Selain itu, berbagai perubahan di dalam
tubuh yang terjadi semasa kehamilan yang membuat ibu hamil dapat
mengalami gejala lebih berat apabila terkena Covid-19. Mendekati waktu
melahirkan, jadwal pemeriksaan kehamilan ke bidan juga menjadi lebih
sering, artinya, ibu hamil menjadi lebih sering keluar rumah. Untuk
5

mengurangi risiko tertular virus Covid 19 bagi ibu hamil sangan penting
sekali untuk melakukan tindakan pencegahan, di antaranya dengan cara:
a. mencuci tangan sesering mungkin menggunakan air dan
sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan kadar
alkohol minimal 60%;
b. tidak keluar rumah, kecuali apabila ada keperluan mendesak,
dan tidak bepergian ke tempat yang ramai;
c. melakukan physical distancing, yaitu menjaga jarak
setidaknya 1 (satu) meter dari orang lain, saat berada di luar
rumah;
d. menggunakan masker kain apabila hendak keluar rumah;
e. menghindari kontak dengan orang sakit;
f. tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut jika belum
mencuci tangan;
g. menerapkan etika batuk dan bersin.
Selain itu, menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, dan tidur yang cukup.
Meminum suplemen kehamilan sesuai dosis yang dianjurkan dan tidak
lupa memeriksakan kehamilan sesuai jadwal yang ditentukan.
2. Memilih tempat melahirkan
Pilihan tempat melahirkan, baik di rumah, klinik, atau rumah sakit,
juga perlu dipikirkan baik-baik oleh ibu hamil dengan mempertimbangkan
risiko dan manfaatnya. Perlu di diskusikan dengan bidan. Apabila ibu
hamil ingin melahirkan di klinik atau di rumah, pastikan ada ambulans
atau kendaraan yang dapat menjangkau tempat ibu hamil bersalin. Hal ini
untuk berjaga-jaga apabila ibu hamil harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Jika ibu hamil menderita Covid-19 atau mungkin memiliki gangguan
kesehatan tertentu, sebaiknya jangan melahirkan di rumah. Akan lebih
aman apabila ibu hamil melahirkan di rumah sakit agar kondisinya dapat
diawasi secara ketat dan bayinya dapat dilindungi semaksimal mungkin
selama proses persalinan maupun setelahnya. Untuk melahirkan di rumah
6

sakit, tentukanlah terlebih dahulu rumah sakit yang akan menjadi tempat
ibu hamil melahirkan. Ibu hamil juga harus rajin kontrol ke ke bidan untuk
mengetahui waktu perkiraan persalinan.
Selama proses persalinan di rumah sakit, baik dengan operasi
caesar maupun normal, ibu hamil boleh ditemani, namun pendamping
sebisa mungkin dibatasi hanya satu orang. Meskipu demikian apabila
pendamping memiliki gejala Covid-19 atau sedang tidak sehat, sebaiknya
tidak diizinkan masuk ke ruang bersalin. Hal ini dilakukan agar ibu hamil,
bayi, dan bidan yang membantu persalinan tidak tertular virus Corona.

3. Metode melahirkan
Ibu hamil dibebaskan untuk memilih metode persalinan, baik
dengan melahirkan secara normal atau dengan operasi Caesar, namun
pilihan ini tetap harus disesuaikan dengan kondisi kehamilan. Bidan akan
memberikan anjuran mengenai cara melahirkan yang terbaik bagi ibu
hamil. Metode melahirkan dengan cara operasi caesar biasanya hanya
diwajibkan pada kondisi tertentu, misalnya terjadi infeksi herpes genital
atau HIV pada ibu hamil, kehamilan dengan plasenta previa, atau
kehamilan dengan posisi janin yang tidak normal. Itulah sebabnya,
pemeriksaan kehamilan tetap perlu dilakukan secara rutin sesuai jadwal,
agar bidan dapat memantau kesehatan ibu hamil dan janin, serta
menentukan metode persalinan yang terbaik.

Penanganan Ibu Hamil Dengan Covid-19


Apabila ibu hamil merasakan adanya gejala-gejala Covid-19, seperti
demam, batuk, dan sesak napas, segera lakukan isolasi mandiri dan
menghubungi hotline Covid-19 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut. Ibu hamil
dengan Covid-19 tetap bisa bebas memilih metode melahirkan yang akan
dijalaninya, namun harus dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 terdekat untuk
menjalani isolasi dan diberikan penanganan khusus, baik menjelang persalinan,
7

saat proses persalinan, maupun setelah bayinya lahir. Selama masa isolasi, ibu
hamil dengan Covid-19 akan tetap mendapatkan perawatan dan pengawasan
kehamilan, fasilitas melahirkan yang memadai, serta dukungan moril. Selain itu,
bayi yang dilahirkan juga akan tetap mendapatkan ASI serta perawatan dan
pengawasan.
Persiapan melahirkan di tengah pandemi Covid-19 memang bisa membuat
ibu hamil menjadi bingung dan stress, namun demikian tidak perlu terlalu
dikhawatirkan, karena ibu hamil dan buah hati akan tetap mendapatkan pelayanan
terbaik,  meskipun ada satu atau dua hal yang berbeda dari prosedur persalinan
yang biasanya dilakukan. Agar proses persalinan dapat berjalan lancar, perlu
direncanakan dengan baik mulai dari persiapan melahirkan sejak memasuki
pertengahan trimester ketiga. Ibu hamil juga bisa mulai menyiapkan barang-
barang yang perlu dibawa ke rumah sakit, namun hal yang perlu diperhatikan agar
jangan sampai tahap persiapan ini membuat ibu hamil stres. Isilah hari-hari
menjelang persalinan dengan pikiran yang positif agar ibu hamil merasa tenang.
Jika masih memiliki pertanyaan mengenai kehamilan dan persalinan di tengah
pandemi Covid-19, bisa berkonsultasi langsung dengan bidan.

Pelayanan Pasca Melahirkan dan Perawatan Bayi  Covid-19


Pasca melahirkan merupakan masa-masa yang sangat rentan dengan
kondisi pandemik Covid 19 sehingga seorang bidan memberikan informasi untuk
semua orang tua baru untuk mengikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan
seperti tidak berkerumun, sering mencuci tangan, menjaga jarak dan selalu
menggunakan masker. Saat bayi mulai boleh dikunjungi oleh banyak orang,
protokol kesehatan harus tetap terjaga, seperti wajib cuci tangan sebelum
menggendong bayi, sebisa mungkin tidak menggendong bayi saat berkunjung
karena bayi sangat rentan tertular Covid-19. Seorang bidan tidak hanya
memberikan pelayanan di fasilitas kesehatan, tetapi juga dilatih mampu
memberikan pelayanan home care dengan standar kesehatan yang telah
ditetapkan.
8

Penutup
Pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di masa
pandemi Covid-19 diselenggarakan dengan mempertimbangkan pencegahan
penularan virus corona baik bagi ibu, bayi maupun bidan. Pembatasan kunjungan
pemeriksaan ANC dan PNC diimbangi dengan telekomunikasi antara bidan dan
ibu. Seorang bidan harus mampu membangun kemampuan baik secara
interprofesionalisme, multiprofesionalisme maupun uniprofesionalisme guna
memberikan pelayanan kepada ibu hamil baik selama kehamilan maupun pasca
persalinan sampai menyusui. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi tetap harus
berkualitas. Pelayanan ANC terpadu, asuhan persalinan normal, penanganan
kegawatdaruatan harus sesuai standar ditambah dengan standar pencegahan
penularan Covid-19. Diharapkan dengan menerapkan pedoman ini, maka
kesehatan ibu, bayi dan tenaga kesehatan tetap dapat terjaga.

Daftar Pustaka
Antayaleni, 2013, “Pengaruh Kompetensi Bidan dan Pengetahuan Ibu Hamil
terhadap Penurunan Tingkat Kematian Ibu Hamil”
Budimah, 2013, Pengaruh Kompetensi Bidan, Pengetahuan Ibu Hamil dan
Fasilitas Kesehatan terhadap Status Kesehatan Ibu Hamil
Destaria, 2012, “Pengaruh Kemampuan Kerja Bidan, Sarana dan Prasana
Kesehatan dan Pengetahuan Pasien Terhadap Status Kesehatan Ibu Hamil
Humairo Ratna, 2013, “Pengaruh Kemampuan Bidan dan Peran Ibu serta
Keluarga dalam Menekan Angka Kematian Ibu Hamil
Kusmiyati Yuni, dkk., 2008, Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya, Yogyakarta
Murniawati, 2011, “Pengaruh Kemampuan Kerja Bidan, Sarana Kesehatan dan
Pengetahuan Pasien Terhadap Status Kesehatan Ibu Hamil”
Muchtar, 2010, Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga dan Kebidanan,
Edisi 2, Trans Info Media, Jakarta.
https://www.alodokter.com/persiapan-melahirkan-di-tengah-pandemi-covid-19
9

http:kebidananfull.blogspot. com/2014/02/kompetensi-kebidanan. html

Anda mungkin juga menyukai