Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukam untuk mengetahui gambaran deskriptif kejadian Diabetes

Melitus di Puskesmas Sukamaju. Penelitian ini ditinjau dari jumlah pasien rawat inap dan rawat

jalan serta total pasien Diabetes Melitus yang menggunakan BPJS dan Umum. Data yang

dikumpulkan adalah data sekunder berdasarkan data rekam medis puskesmas yang dilakukan

dengan teknik total sampling.

Gambaran kejadian Diabetes Melitus di Puskesmas Sukamaju

Berikut merupakan hasil penelitian mini project yang berjudul prevalensi kejadian

diabetes melitus di Puskesmas Sukamaju. Sampel merupakan pasien diabtes melitus rawat inap

dan rawat jalan di puskesmas.

Tabel 5.1 jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap

Nama Penyakit Bulan Rawat Jalan Rawat Inap

Juni 2021 54 Pasien 4 Pasien

Juli 2021 68 Pasien 1 Pasien


Diabetes Agustus 2021 56 Pasien 0 Pasien
Melitus TOTAL 178 Pasien 5 Pasien

1
Dari gambaran diatas, didapatkan jumlah penderita diabetes melitus pada bulan Juni-

Agustus sebanyak 183 pasien.

Dari gambaran diatas, dapat dilihat jumlah penderita diabetes melitus yang dirawat jalan

sebanyak 97.2% dan rawat inap sebanyak 7.8%. Setelah dilakukan anamnesis dan pengumpulan

data pasien dari rekam medis yang didiagnosis diabetes melitus di Poliklinik Umum Puskesmas

Sukamaju, pasien lebih mengerti mengenai penyakit yang mereka derita terutama faktor-faktor

apa sajakah yang berkontribusi terhadap penyakit. Salah satunya ada faktor yang tidak dapat

dimodifikasi seperti usia dan genetik. Hal ini dilihat bahwa pasien yang berobat rata-rata berusia

di atas 50 tahun. Selain itu faktor genetik dalam hal ini faktor keturunan turut berperan atas

kejadian diabetes melitus.

Umur merupakan salah satu risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring

dengan meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan skrinning DM dan merupakan factor

yang tidak dapat dimodifikasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa mereka

dengan usia >45 tahun adalah kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut

dikatakan bahwa DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh

(degenerative) terutama gangguan organ pancreas dalam menghasilkan hormone insulin,

sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan usia.

Tingginya prevalensi DM, yang sebagian besar adalah tergolong dalam DM tipe-2

disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap

lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko DM tipe-2

adalah perubahan gaya hidup seseorang, diantaranya adalah kebiasaan makan yang tidak

seimbang akan menyebabkan obesitas. Selain pola makan yang tidak seimbang, aktifitas fisik

juga merupakan faktor risiko dalam memicu terjadinya DM. Latihan fisik yang teratur dapat

2
meningkatkan mutu pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk

meningkatkan kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa.

3
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi
dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat. Penekanan kasus Diabetes Melitus pada
masyarakat dengan melakukan gaya hidup yang sehat guna menormalkan kadar glukosa
darah sehingga terhindar dari penyakit DM. Pada data pasien agar dapat dicantumkan TB
(m2 ) dan BB (kg) pasien untuk bisa diketahui jika adanya faktor resiko obesitas pada pasien
diabetes khususnya DM tipe-2

B. Saran

1. Petugas kesehatan puskesmas sukamaju diharapkan melakukan skrining diabetes mellitus

dan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat.

2. Melakukan penyuluhan kesehatan terhadap ibu hamil dan mendeteksi dini diabetes mellitus

dilakukan disetiap posyandu.

3. Media penyuluhan dapat dilakukan menggunakan media seperti leaflet, poster dan booklet.

4
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015.

http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf

2. Tata VD. Age-related impairment of pancreatic beta-cell function: pathophysiological and

cellular mechanisms. Frontiers in Endocrinology. 2014 sep.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4153315

3. ADA. 2016. Standard of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, vol 39.

http://care.diabetesjournals.org/content/suppl/2015/12/21/39.Supplement_1.DC2/2016-

Standards-of-Care.pdf .

4. WHO. 2017. Proposed working definition of an older person in Africa for the MDS Project.

World Health Organization/ . https://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/

5. Diabetes, UK. Diabetes in the UK : Key Statustic on Diabetes. 2010

6. Puskesmas sukamaju .2021-2021.Data UPTD Lokmin Puskesmas sukamaju 2021-2021.

7. Ralph A. DeFronzo. From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for the

Treatment of Tipe 2 Diabetes Mellitus. Diabetes. 2009; 58: 773-795

8. DR. dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, dkk.2019. Pedoman Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa. PERKENI. Indonesia.

9. Price SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . 2015. Ed 6 Vol.2. EGC.

10. Goyal R, Jialal I . Diabetes mellitus type 2. 2018 Okt; 27

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/

5
11. Lin MV, Bishop G, Herrero MB. Diabetic ketoacidosis in type 2 diabetics. J Gen Intern

Med; 2010. 25(4):369–73 .

12. WHO. 2017. microvaskular and microvaskukar complications. World

HealthOrganization.www.who.int/diabetes/action_online/basics/en/index3.html .

13. Stewart S. Complications of diabetes in elderly people. BMJ. 2002;325:916–7.

onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/path.2110/abstract;jsessionid=D17B8DA407157AD61

221ED94697D0A0E.f02t03 .

14. Kim KS, Kim SK, Sung KM, Cho YW, Park SW. Management of type 2 diabetes mellitus

in older adults. Diabetes Metab J. 2012;36:336-344. /

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3486979/

15. Muhammad Mirza,dkk. 2018. Gambaran factor Risiko Diabetes Melitus Tipe-II Pada Pasien

Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Meraxa Kota Banda Aceh. Jurnal Risetdan

Inovasi Pendidikan. Universitas Abulyatama. Banda Aceh.

16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawata.

Promosi Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan. Jakarta Selatan.

6
7

Anda mungkin juga menyukai