Latar Belakang
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes melitus
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat
Diabetes Melitus Tipe II, adalah gangguan yang melibatkan baik genetik, dan
faktor lingkungan. Diabetes melitus Tipe II adalah Tipe Diabetes Melitus yang paling
umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit diabetes melitus Tipe II, biasanya
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa obesitas,
Data WHO pada tahun 2003 tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita
diabetes melitus dan di perkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai
sekitar 330 juta jiwa. Bisa dimaklumi jika bayak orang yang khawatir dengan penyakit
Diabetes Melitus karena penyakit tersebut telah menjadi penyebab terbesar nomor lima di
seluruh dunia. WHO melaporkan, jumlah kematian akibat penyakit Diabetes Melitus di
seluruh dunia adalah 3,2 juta orang per tahun. Ini artinya, setiap menit, 6 orang
Penyakit Diabetes Melitus yang sering terjadi di Amerika Serikat pada kaum
lanjut usia, di antaranya individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita
diabetes melitus Tipe II, angka ini akan mencangkup 15% populasi pada panti lansia. Di
Amerika Serikat, Diabetes merupakan penyebab utama kebutaan yang baru di antara
penduduk berusia 25 hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi di luar
trauma kecelakaan, 30% pasien yang mulai mendapatkan terapi dialisis setiap tahun
menderita penyakit Diabetes. Diabetes berada dalam urutan ke 3 sebagai penyebab utama
kematian akibat penyakit dan hal ini sebagian besar di sebabkan oleh angka penyakit
arteri korener yang tinggi pada penderita Diabetes Melitus (Smeltzer, dkk : 2002)
2010 jumlah penderita Diabetes Melitus di Dunia semakin bertambah yaitu 317 juta jiwa
dan akan diperkirakn akan mencapai 500 juta jiwa pada tahun 2030, Sedangkan
1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan didaerah urban prevalensi
tersebut meningkat 2-3 kali di bandingkan dengan negara maju, sehingga Diabetes
Melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, dan dapat terjadi pada
Diabetes Melitus Tipe II terjadi akibat intoleransi glukosa pada lansia berkaitan
dengan obesitas, aktifitas fisik berkurang, kurangnya massa otot, penyakit serta
pengunaan obat-obatan, disamping pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan
insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan
hasil tes toleransi glukosa oral yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat
dikatakan sebagai Diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan kemampuan insulin
adalah ganguan yang melibatkan, baik genetik maupun faktor lingkungan. Diabetes
Melitus Tipe II adalah Tipe Diabetes Melitus paling umum,mengenai 90% orang yang
tahun dan lebih umum di antara dewasa tua, dewasa obesitas, dan etnik serta populasi ras
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala adalah 1,1 % dengan proporsi kematiannya 5,7 %
provinsi Sumatera Barat memiliki prevalensi penyakit Diabetes Melitus Tipe II diatas
gula darah pada penduduk perkotaan umur > 15 tahun adalah 5,7% dan angka Toleransi
Gula Terganggu (TGT) secara nasional pada penduduk umur > 15 tahun yang bertempat
Berdasarkan hasil data yang telah didapatkan oleh peneliti 3 tahun kebelakang di
RSI Ibnusina Padang, didapatkan Penderita Diabetes Melitus pada tahun 2019, penderita
Diabetes Melitus Tipe II, pada laki-laki sebanyak, 105 orang, dan pada perempuan
Berdasarkan hasil data Pada tahun 2020, didapatkan pada penderita Diabetes
Melitus Tipe II pada penderita laki-laki sebanyak, 168 orang, dan pada penderita
perempuan sebanyak, 220 orang, dan pada tahun 2020, penderita Diabetes Melitus Tipe
II, pada laki- laki dan perempuan bertambah meningkat, pada penderita laki-laki
Angka kematian pada penderita Diabetes Melitus laki-laki dan wanita pada tahun
2019, angka kematian pada pasien dengan Diabetes Melitus berjumlah sebanyak 42
Penyakit Diabetes Melitus apa bila dibiarkan tidak terkendali dapat terjadinya
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Hasdianah : 2012).
perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Diabetes Melitus
Tipe II.
berupa support system dan tindakan yang membantu pasien secara fisik maupun
psikologis sambil tetap memelihara martabat pasien, dengan peran perawat komunikator,
mengkomunikasikan ini secara verbal kepada anggota lain dan tim kesehatan dan juga
masalah psikologis pada pasien dan membina hubungan interpersonal yang baik dengan
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Peran perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien
Diabetes melitus membantu pasien dalam penetralisir glukosa dalam darah sehingga
dengan Diabetes Melitus Tipe II, sehingga dengan demikian dapat di turunkannya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka penulis ingin untuk
membahas tentang “ Kepatuhan Pola nutrisi Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus Tipe
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menerapakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus Tipe
Nutrisi Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus Di Ruang Rawat Inap RSI Ibnusina
Padang”.
b. Tujuan Khusus
dengan Diabetes Melitus Tipe II di Ruang Rawat Inap RSI Ibnusina Padang.
pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II di Ruang Rawat Inap RSI Ibnusina
Padang.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai wadah bagi penulis untuk Menjelaskan pentingnya menjaga Pola Nutrisi
Hasil Studi Kasus ini di harapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya para pelaksana pelayanan
kesehatan pada pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II, melalui pendekatan praktek
d. Bagi Pasien
Bagi pasien dan keluarga hasil dari Pola Nutrisi ini dapat digunakan sebagai ilmu