Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama

metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan

hormon insulin dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau

keduanya (Sudoyo, 2010). Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan

heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

hiperglikemia. Pada diabetes kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap

insulin dapat menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali poduksi

insulin (Brunner and Suddarth, 2013).

Terdapat dua jenis penyakit diabetes mellitus, yaitu Diabetes

mellitus tipe I (insulin-dependent diabetes mellitus/IDDM) dan diabetes

mellitus tipe II (noninsulin-dependent diabetes mellitus/NIDDM). Diabetes

mellitus tipe I yaitu dicirikan dengan hilangnya sel penghasil insulin pada

pulau-pulau langhernas pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada

tubuh sehingga penderitanya tergantung pada insulin buatan yang biasanya

disebabkan oleh faktor keturunan dan faktor imun. Diabetes mellitus tipe II,

terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk merespon dengan wajar terhadap

aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak

tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe II

biasanya disebabkan karena adanya faktor resiko yaitu usia, gaya hidup, pola

makan (Brunner and Suddarth, 2013).

1
2

Menurut WHO tahun 2013, diabetes mellitus termasuk penyakit

yang paling banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia dan merupakan

urutan ke empat dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif.

Prevalensi Diabetes Mellitus pada populasi dewasa di seluruh dunia

diperkirakan akan meningkat sebesar 35% dalam dua dasawarsa dan

menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun 2025.

Di Indonesia, diabetes mellitus berada diurutan 4 penyakit kronis

berdasarkan pravalensinya. Data Riskesdas tahun 2013, menyatakan prevalensi

nasional penyakit diabetes mellitus adalah 1,5%. Merujuk kepada prevalensi

nasional, Sumatera Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak 1,3%.

Dimana Sumatera Barat berada diurutan 14 dari 33 provinsi yang ada di

Indonesia. Berdasarakan umur, penderita banyak dalam rentang usia 56-64

tahun dengan prevalensi sebesar 4,8% (Kemenkes,2013).

Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi

kronik dan komplikasi yang membahayakan apabila tidak diobati.

Dibandingkan dengan penderita yang tidak terkena diabetes mellitus, penderita

diabetes juga dapat menyebabkan penyakit jantung, gagal ginjal, gangguan

penglihatan, luka infeksi dalam penyembuhan luka dan hipertensi

(Waspadji,2011).

Hipertensi ditemukan kurang lebih 6% dari seluruh penduduk dunia

dan merupakan sesuatu yang sifatnya umum pada seluruh populasi. Data

menunjukkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi, dengan meningkatnya

harapan hidup atau populasi diatas usia 65 tahun menderita hipertensi sistolik

maupun kombinasi sistolik dan diastoli (Siti Setiati dkk,2014).


3

Berdasarkan data yang ditemukan di RSAM Bukittinggi bahwa

prevalensi diabetes mellitus meningkat setiap tahunnya, dan poliklinik penyakit

dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014 sebanyak 377

orang dan pada tahun 2015 sebanyak 827 orang, sedangkan di ruangan kelas

interne RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, 6 bulan terakhir ditemukan

sebanyak 83 orang penderita diabetes mellitus tipe II.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis ingin mengetahui

lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan penyakit diabetes melitus tipe II

dengan hipertensi dan post orif pada pasien yang dirawat inap dikelas interne

RSAM bukittinggi.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, mahasiswa merumuskan masalah berupa

“bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus tipe II

dengan hipertensi + post orif di ruang rawat inap kelas Interne RSUD. Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu memahami, mengelola asuhan keperawatan pada pasien

dengan penyakit diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post orif di

RSUD. Dr. Achnad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui konsep diabetes melitus tipe II


4

b. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan diabetes

melitus tipe II dengan hipertensi + post orif di Ruang Rawat Inap kelas

Interne RSUD. Dr. Achnad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.

c. Mampu menganalisa kondisi masalah diagnosa keperawatan gangguan

sistem endokrin diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post orif

pada Ny. Y di Ruang Rawat Inap kelas Interne RSUD. Dr. Achnad

Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.

d. Mampu mengaplikasikan evidence base tentang gangguan sistem

endokrin diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post orif pada Ny.

Y di Ruang Rawat Inap kelas Interne RSUD. Dr. Achnad Mochtar

Bukittinggi Tahun 2017.

D. Manfaat

1. Bagi Pasien

Dapat dijadikan sebagai media informasi tentang penyakit yang

diderita pasien dan bagaimana penanganan bagi pasien dan keluarga baik di

rumah maupun di rumah sakit.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan asuhan keperawatan

pada pasien diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post orif yang

komprehensif (bio, psiko,sosial, pengetahuan dan sikap).

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan pendidikan serta

masukan dan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut asuhan


5

keperawatan pasien dengan penyakit diabetes melitus tipe II dengan

hipertensi + post orif.

4. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan peneliti tentang asuhan keperawatan

yang diberikan kepada pasien dengan penyakit diabetes melitus tipe II

dengan hipertensi + post orif dan peneliti juga berharap asuhan

keperawatan tentang pasien dengan penyakit diabetes melitus tipe II

dengan hipertensi + post orif dikembangkan oleh peneliti lain dengan

diagnosa keperawatan lainya.

Anda mungkin juga menyukai