A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam
UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif.
Sedangkan menurut Word Health Organization (WHO) Tahun 1948, disepakati antara lain
bahwa derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi semua
orang. Dalam hal ini diharapkan masyarakat, bangsa dan Negara sehat memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
tersebut maka dirumuskan visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat (Depkes,
1999).
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah usaha yang diarahkan agar setiap
penduduk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya tersebut sampai saat ini
masih menjadi kendala yang disebabkan masih tingginya masalah kesehatan terutama yang
berkaitan dengan penyakit yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat.
Penyakit-penyakit tersebut diantaranya adalah diabetes mellitus.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah pasien Diabetes Mellitus akan
meningkat hingga melebihi 300 juta pada tahun 2025. Indonesia merupakan Negara dengan
penderita penyakit diabetes mellitus cukup tinggi, saat ini menempati urutan ke empat dengan
jumlah penderita terbesar didunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan
Prevalensi 8,6 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta
pengidap Diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.
sedangkan dari data Depkes RI (2000) jumlah pasien menempati urutan pertama dari seluruh
penyakit endokrin. Penderita Diabetes di Indonesia telah dilaporkan 2,5 juta orang pada tahun
1994, diprediksikan akan meningkat menjadi 5 juta orang pada tahun 2010.
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan atau hilangnya sama sekali kesanggupan tubuh untuk
memanfaatkan karbohidrat. Karbohidrat biasanya diproses dalam sel tubuh menjadi glukosa,
sumber energi tubuh yang utama. Insulin, hormon yang dihasilkan pada pancreas dibutuhkan
untuk memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel.
Pada penderita diabetes mellitus, insulin yang dihasilkan tidak memadai dikarenakan
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terkumpul dalam darah, menyebabkan
timbulnya gejala diabetes mellitus. Kecenderungan terkena diabetes mellitus tampaknya
sering kali karena faktor keturunan. Keadaan-keadaan lain yang mendorong timbulnya
penyakit ini adalah kehamilan, kegemukan, tekanan fisik atau emosi.
Komplikasi yang muncul yaitu hipoglikemi dan hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena
paparan glukosa yang tinggi dan beredar dalam darah sehingga menyebabkan kadar oksigen
dalam darah menurun dan terjadi banyak kerusakan pada banyak organ diantaranya : kulit
akan terjadi dermatitis sampai infeksi hingga berakhir pada luka ulkus diabetik (Ivan
Hoesada, dkk, 2005).
Ulkus diabetik adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat
sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada bagian tungkai ( Askandar,
2000). Ulkus diabetik merupakan suatu penyakit yang menakutkan karena merupakan
komplikasi lanjut dari keadaan yang dialami oleh seorang penderita diabetes mellitus,
mempunyai dampak negatif yang komplek terhadap kelangsungan kualitas hidup individu.
Salah satu diantaranya adalah amputasi apabila luka atau gangren tersebut mengancam jiwa
seseorang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan diabetes mellitus dan ulkus
diabetik yaitu : pengaturan makan yang baik, tidak boleh makan gula atau makanan bergula,
mengkonsumsi makanan dengan kadar tinggi protein misalnya: daging tanpa lemak, telur,
ikan, sayur hijau dan harus menjauhi makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat serta
melakukan latihan fisik (olah raga secara teratur) Nurhasan (2002).
Untuk itu diperlukan pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus. Hal ini
sangat penting karena tidak hanya untuk memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat
menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya
penyakit. Menurut Karyoso (1999) bahwa dengan pengetahuan manusia dapat
mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup,
sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Terbentuk suatu perilaku baru
terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subyek tahu terlebih
dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan
pengetahuan baru dan akan terbentuk dalam sikap maupun tindakan.
Bila seorang pasien mempunyai pengetahuan, maka pasien akan dapat memilih
alternative yang terbaik bagi dirinya dan cenderung memperhatikan hal-hal yang penting
tentang perawatan diabetes mellitus seperti : pasien akan melakukan pengaturan pola makan
yang benar, berolah raga secara teratur, mengontrol kadar gula darah dan memelihara
lingkungan agar terhindar dari benda-benda lain yang dapat menyebabkan luka. Apabila
perawatan yang dilakukan dengan tepat maka dapat membantu proses penyembuhan dan
diharapkan pasien menjadi sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual (Effendi, 1999).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh data dari medical record RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu bahwa penyakit diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus diabetik di ruang
Seruni tahun 2006 terdapat 35 orang dari 130 kasus, tahun 2007 terdapat 46 orang dari 157
kasus sedangkan bulan Januari April tahun 2008 terdapat 19 orang pasien dengan ulkus
diabetik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang pasien diabetes mellitus dan ulkus diabetik
di ruang Seruni, satu orang pasien mengatakan bahwa Saya nggak tau kenapa kaki ini
menjadi borok begini, memang sudah lama sakit gula / kencing manis ini saya alami,
padahal diet sudah saya lakukan dengan ketat . Sementara pasien lainnya mengatakan
bahwa Coba dulu saya bisa menjalani diet yang sudah dijelaskan kepada saya, pasti kadar
gula darah saya tidak naik seperti sekarang ini. Luka yang ada dikaki ini sangat membebani
saya sehingga beraktivitaspun terganggu. Menurut peneliti hal ini merupakan masalah
tersendiri mengingat pasien yang ada ternyata tidak tahu sepenuhnya tentang perawatan dan
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang
tidak diinginkan seperti timbulnya ulkus diabetik.
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus Dengan
Kejadian Ulkus Diabetik di Ruang Seruni RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah dalam penelitian ini adalah masih kurangnya
pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus dengan kejadian ulkus diabetik.
Adapun rumusan masalahnya adalah adakah hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang
perawatan diabetes mellitus dengan kejadian ulkus diabetik pada pasien di ruang Seruni
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus
dengan kejadian ulkus diabetik di ruang Seruni RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus.
b. Untuk memperoleh gambaran kejadian ulkus diabetik.
c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus
dengan kejadian ulkus diabetik.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian bermanfaat untuk :
1. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu (ruang Seruni)
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perawat untuk dapat
memberikan penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus serta diharapkan dapat
memotivasi dan meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
klien ulkus diabetik.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan yang bermanfaat
bagi akademik dalam mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan
diabetes mellitus dengan kejadian ulkus diabetik.
3. Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti sebagai
referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian sejenis yang dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu. dari referensi di salah satu situs penelitian Litbang Depkes RI, terdapat penelitian
Mengenai Hubungan Faktor Metabolik dan Respons Imun pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2: Kaitannya dengan Ulkus / Gangren Diabetes Sarwono Waspadji, Telaah Hasil
penelitian ini menunjukkan indeks stimulasi limfosit, produksi kadar IL-2 dan fungsi
fagositosis kelompok diabetes mellitus lebih tinggi dari pada kelompok Non diabetes
mellitus, tahun 2002. Tetapi pada sub kelompok diabetes melitus tidak terkendali, indeks
stimulasi limfosit dan kadar IL-2 lebih rendah dari pada sub kelompok diabetes mellitus
terkendali. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan baik dari
metodologi penelitian, maupun substansi isinya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
E. Hipotesis
Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus dengan
kejadian ulkus diabetik.
Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus
dengan kejadian ulkus diabetik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel ini dapat menjadi
indikator dari variabel lainnya.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional variabel Independen dan Variabel Dependen
SK
DEFINIS CAR ALA
AL
VARI I A T
A HASIL UKUR
ABEL OPERAS UKU UK
UK
IONAL R UR
UR
Indep
enden Segala Meng Kuis Ordi 0 : Kurang (Jika
Tingka sesuatu ajukan ioner nal jawaban benar
t yang pertan 1 - 6)
Penget diketahui yaan 1 : Baik (jika jawaban
ahuan oleh Melal benar 7 - 12)
Pasien pasien ui
tentan tentang kuisio
g perawata ner
perawa n diabetes
tan mellitus.
diabete
s
mellitu
s
Mencari Nilai E :
Keterangan :
X2 : Chi-square
O : Nilai Observasi
E : Nilai Ekspektasi
N : Jumlah total ( Eko Budiarto, 2001)
Denga derajat kemaknaan 95 % dan tingkat signifikan ( :0,05). Bila tabel 3x2 menggunakan
uji person chi-square maka uji yang digunakan Continuity Correction. Adapun ketentuan uji
kai-kuadrat sebagai berikut :
1). Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 1 (satu).
2). Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 (lima) lebih dari
20% dari jumlah keseluruhan sel. Untuk melihat kekutan hubungan antara dua variabel secara
signifikan menggunakan uji contingency coefisient (Galton dalam Astono, 2001) kekuatan
hubungan secara kualitatif dapat dibagi menjadi 4 area :
1). r = 0,00 0,25 tidak ada hubungan
2). r = 0,26 0,50 hubungan lemah
3). r = 0,51 0,75 hubungan kuat
4). r = 0,76 1,00 hubungan sangat kuat
Jawaban diterangkan dalam perhitungan:
1). Ha diterima apabila x2 hitung x2 tabel / p 0,05
2). Ho ditolak apabila x2 hitung < x2 tabel / p > 0,05
Tabel 3.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus dengan Kejadian Ulkus
Diabetik
Kejadian
Variabel
Tidak Terjadi Total
Independen Terjadi Ulkus
Ulkus
Kurang AI BI AI+BI
CI+DI
Baik CI DI
AI+BI+
Total AI+CI BI+DI CI+DI
Keterangan :
AI = Pengetahuan pasien kurang dengan terjadinya ulkus diabetik
BI = Pengetahuan pasien kurang dengan tidak terjadinya ulkus diabetik
CI = Pengetahuan pasien baik dengan terjadinya ulkus diabetik
DI = Pengetahuan pasien baik dengan tidak terjadinya ulkus diabetik
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. 2002 ; Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmia. Salemba. Medika
Jakarta.
Arikunto, 2002; Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Rineka Cipta.
Jakarta.
Kariyoso, 1999 ; Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Peraw. Penerbit Buku Kedokteran. RGC.
Jakarta.
Morley D, 1999 ; Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang. Yayasan Esentia Medica.
Jakarta.
Sutjahyo, A. 1998 ; Profil Lipoprotein (a) dan Fraksi Lipid Darah Lain pada Penderita DM Tipe 2 :
Simposium Nasional Perkembangan Mutakhir Endokrinologi-Metabolisme. Surabaya.
Tjokroprawiro, A. 1998 ; Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
www.medicastore.com ; Informasi tentang Penyakit Diabetes Mellitus, 2008, Akses tanggal 15 Juni
2008.