Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS


DI RSUD DR. M. HAULLUSY

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pada Program Studi S1 Keperawatan

Oleh : Rizka Rahmania

NIM : 2213277018

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul : Hubungan Pengetahuan
dan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Melitus di RSUD DR. M. Haullusy.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Metodologi Penelitian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Diabetes Melitus bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Rudi Kurniawan, Ners., M.Kep.


Selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.

Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 15 Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global terbesar,
memaksakan beban global yang berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial
ekonomi. Meskipun insiden telah mulai menurun dibeberapa negara, prevalensi Diabetes Melitus
telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir disebagian besar negara maju dan negara
berkembang. hal ini ditandai dengan telah terjadinya transisi epidemologi yang signifikan.
Penyakit tidak menular yang utama diantaranya yakni Diabetes Melitus dan gangguan
kardiovaskuler dengan jumlah kematian yang terus menigkat pada tiap tahunnya yang bisa terjadi
dari pola hidup. Prevalensi atau angka kejadian Diabetes Melitus semakin bertambah setiap
tahunnya. Prevalensi Diabetes Melitus di dunia menurut International Diabetes Federation (IDF)
pada tahun 2020 mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai 628,6 juta jiwa pada
tahun 2045. Indonesia merupakan negara dengan penderita Diabetes Melitus Terbanyak ke 6 di
dunia dengan jumlah penderita Diabetes Melitus mencapai 10,3 juta jiwa (Suciana, F. &
Arifianto, 2019).
Topic Pembahasan : Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan global dan menjadi masalah serius bagi
kesehatan masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi di seluruh dunia. Prevalensi diabetes
meningkat di negara maju. Diabetes dan penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang tidak
menular dan angka kematian meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi atau kejadian penyakit
diabetes meningkat dari tahun ke tahun. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah
penderita diabetes di seluruh dunia akan mencapai 424,9 juta pada tahun 2020 dan diperkirakan
akan mencapai 628,6 juta pada tahun 2045. Indonesia adalah negara dengan diabetes terbanyak
keenam di dunia dengan 10,3 juta orang yang hidup dengan diabetes (Suciana, F. & Arifianto,
2019).
Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu pada hal-hal tertentu. pengindraan terjadi melalui panca indra menusia,
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman dan raba. Pengetahuan juga merupakan keseluruhan
ide, gagasan, yang dimiliki manusia termasuk manusia dan kehidupannya sebagai dorongan
psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku (Bachtiar et al., 2015).
Topic Pembahasan : Pengetahuan
Pengetahuan adalah untuk mengetahui apa yang terjadi setelah orang mempersepsikan
objek tertentu dengan objek tertentu. Panca indera manusia: penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan sentuhan. Pengetahuan juga merupakan suatu ide, termasuk orang dan kehidupan
mereka, sebagai dorongan psikologis untuk menumbuhkan sikap dan perilaku (Bachtiar et al.,
2015).
Dukungan keluarga merupakan proses menjalin suatu hubungan antara keluarga melalui,
sikap, tindakan mulai mengontrol pola makan dan aktivitas sehari-hari. Keluarga memberikan
dukungan dengan menyediakan informasi menyarankan penderita untuk kedokter, menyarankan
mengikuti edukasi, serta memberikan informasi baru kepada penderita tentang Diabetes Melitus.
Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi bagi
penderita dalam memecahkan masalahnya. Dukungan emosional, selama penderita mengalami
kejadian Diabetes Melitus secara emosional penderita merasa sedih, cemas dan kehilangan harga
diri, dimana dukungan emosional ini berupa keluarga memberikan semangat, empati, perhatian,
rasa percaya, mendengarkan keluhan penderita tentang penyakit yang dirasakan, serta
memberikan kenyamanan kepada penderita sehingga penderita yang menerimanya merasa
berharga. kemudian dukungan penghargaan, yang diberikan melalui dorongan dari keluarga untuk
mengotrol kadar glukosa darah, mematuhi diet, pengobatan serta kontrol kesehatan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatannya (friedman, 2014).
Topic Pembahasan : Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga sangat penting untuk mengontrol pola aktivitas sehari-hari. Keluarga
memberikan suatu dukungan disaat penderita merasa sedih, cemas dan kehilangan harga diri,
dimana dukungan emosional ini keluarga memberi empati dan perhatian, rasa percaya ke
penderita (friedman, 2014).

Besar Masalah :
Salah satu bentuk pengetahuan yang harus di tingkatkan oleh penderita Diabetes Melitus
yakni Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu informasi yang telah didapat sebelumnya.
Indikator bahwa seseorang itu tau yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan
mengatakan sebuah informasi yang sedang atau pernah didapat. Misalnya penderita tahu
mengenai dengan penyebab dari Diabetes Melitus salah satu penyebabnya yaitu berkaitan dengan
kegemukan/berat badan berlebihan, khususnya pada tubuh bagian atas, menyebabkan
berkurangnya jumlah sisi reseptor insulin yang dapat berkerja di dalam sel pada otak skeletal dan
jaringan lemak. prosesnya disebut sebagai restensi insulin perifer. Dengan demikian pangetahuan
ada sebagai sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penaganan diabetes sehingga
semakin banyak dan semakin baik penderita diabetes melitus mengetahui mengenai kejadian
Diabetes Melitus, dan mengaplikasikan makanakan mengubah perilakunya, dan dapat
mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup
yang baik (Sidartawan Soegondo, 2018).
Topic Pembahasan : Manfaat dari edukasi pengetahuan tentang Diabetes Melitus
Bagi penderita Diabetes Melitus dan keluarga penderita harus lebih ditingkatkan kembali
pengetahuan tentang Diabetes karena sangat membantu untuk hal apa saja yang harus dilakukan
dan dihindari dari hal diet makanan sampai perubahan perilaku hidup sehat. (Sidartawan
Soegondo, 2018)
Tingginya kadar glukosa darah berdampak dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal,
jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak ditangani dapat
menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki
(Suciana, F. & Arifianto, 2019).
Topic Pembahasan : Dampak Diabetes Melitus
Diabetes Melitus dapat menyebabkan rusak pembuluh darah, jantung, mata dan dapat
menyebabkan komplikasi pada tubuh (Suciana, F. & Arifianto, 2019).
Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di ruangan interen laki dan interen wanita
RSUD dr. M. Haulussy Ambon pada tanggal 31 maret 2022, di dapatkan data dari register medik
pada 5 tahun terakhir menunjukan angka kejadian Diabetes melitus mengalami peningkatan pada
tahun 2017 terdapat 569 penderita mengidap penyakit Diabetes Melitus, dan data tahun 2018
penderita yang dirawat sebanyak 990 penderita, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 649
penderita, sedangkan pada tahun 2020 terdapat 667 penderita, danpada tahun 2021 terdapat 635
penderita, sedangkan pada tahun 2022 bulan Januari terdapat 48 penderita.
Topic Pembahasan : Hasil Penelitian
Hasil Penelitian di RSUD dr. M. Haulussy Ambon pada tanggal 31 Maret 2022 di
dapatkan data dari register medik pada 5 tahun terakhir menunjukan angka kejadian Diabetes
melitus mengalami peningkatan pada tahun 2017 terdapat 569 penderita mengidap penyakit
Diabetes Melitus, dan data tahun 2018 penderita yang dirawat sebanyak 990 penderita, sedangkan
pada tahun 2019 terdapat 649 penderita, sedangkan pada tahun 2020 terdapat 667 penderita,
danpada tahun 2021 terdapat 635 penderita, sedangkan pada tahun 2022 bulan Januari terdapat 48
penderita.
Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang
“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEJADIAN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M. HAULLUSY”.
B. Rumusan Masalah
Prevalensi Diabetes Melitus di dunia menurut International Diabetes Federation (IDF)
pada tahun 2020 mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai 628,6 juta jiwa pada
tahun 2045. Berbagai studi yang berbasis populasi dan rumah sakit telah dilakukan untuk
mengidentifikasi beberapa faktor terjadinya risiko penyakit DM. Dengan demikian, masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kejadian
Diabetes Melitus di RSUD dr. M. Haullusy”.
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah Diketahuinya hubungan pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan kejadian Diabetes Melitus Di RSUD dr. M. Haullusy.
2) Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan kejadian Diabetes Melitus di RSUD dr. M.
Haullusy.
b. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan kejadian Diabetes Melitus di RSUD
dr. M. Haullusy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pengertian
a) Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah Penyakit karena adanya gangguan metabolisme dalam
tubuh dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin dan juga
penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, tanda-tanda hiperglikemia dan
glukosuria, disertai dengan atau tidaknya gejala klinik ataupun kronik, sebagai akibat dan
kurangnya insulin efektif didalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein (putri,
2020).
Topic Pembahasan : Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit dengan gangguan organ pankreas yang tidak
mampu memproduksi hormon insulin disertai dengan gejala klinik atau kronik dan
mengakibatkan kurangnya insulin dalam tubuh (putri, 2020).
b) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu pada hal-hal tertentu. pengindraan terjadi melalui panca indra
menusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman dan raba. Pengetahuan juga
merupakan keseluruhan ide, gagasan, yang dimiliki manusia termasuk manusia dan
kehidupannya sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku (Bachtiar
et al., 2015).
Topic Pembahasan : Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah untuk mengetahui apa yang terjadi setelah orang
mempersepsikan objek tertentu dengan objek tertentu. Panca indera manusia: penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Pengetahuan juga merupakan suatu ide, termasuk
orang dan kehidupan mereka, sebagai dorongan psikologis untuk menumbuhkan sikap
dan perilaku (Bachtiar et al., 2015).
c) Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan terhadap tiap-tiap
anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan. Dalam lingkungan
keluarga setiap individu atau anak memerlukan dukungan orang tua untuk mencapai
aktivitas belajar (friedman, 2014).
Topic Pembahasan : Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga bersifat sangat penting untuk mendukung dan memberikan
pertolongan dan bantuan jiga dibutuhkan (friedman, 2014).
2. Tanda dan Gejala
Seseorang yang menderita Diabetes Melitus dapat memiliki gejala antara lain poluria
(sering kencing), polidipsia (sering merasa haus), dan polifagia (sering lapar), serta
penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain hal-hal tersebut, gejala
penderita Diabetes Melitus lain adalah keluhan lemah dan kurangnya energi, kesemutan
ditangan atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau jamur, penyembuhan luka yang
lama, dan mata kabur. namun pada beberapa kasus, penderita Diabetes Melitus tidak
menunjukan adanya gejala (Puspita et al., 2020).
Apabila seseorang merasakan gejala-gejala tersebut, hendaknya memeriksakan diri ke
dokter. apabila terdapat kecurigaan terhadap Diabetes Melitus, dokter akan menyarankan
pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan gula darah setelah puasa (minimal 8 jam), gula darah 2
jam setelah makan dan gula darah sewaktu. selain ketiga pemeriksaan tersebut, dokter dapat
merekomendasikan pemeriksaan laboratorium lainnya. dari hasi pemeriksaan dan didukung
oleh pemeriksaan laboratorium, dokter dapat menentukan apakah pasien terkena Diabetes
Melitus atau tidak (Puspita et al., 2020).
Topic Pembahasan : Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus
Diabetes Melitus dapat memiliki gejala antara lain poluria (sering kencing), polidipsia
(sering merasa haus), dan polifagia (sering lapar), serta penurunan berat badan yang tidak
diketahui penyebabnya (Puspita et al., 2020)
3. Etiologi
Beberapa penyebab Diabetes Melitus menurut Corwin (2020) :
a. Penyebab Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Melitus Tipe I diperkirakan timbul akibat distruksi autoimun sel-sel
beta pulau langerhans yang dicetuskan oleh lingkungan. perangsang otoimun dapat
timbul setelah infeksi virus misalnya gondongan (mumps), rubela, situmegalovirus
kronik, atau setelah pajanan obat atau toksin (misalnya golongan nitrosamin yang
terdapat pada daging yang diawetkan). pada saat diagnosis Diabtes Tipe I ditegakan,
ditemukan antibodi terhadap sel-sel pulau langerhans pada sebagian besar pasien.
Topic Pembahasan : Penyebab Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Melitus Tipe I disebabkan oleh distruksi autoimun sel beta dapat terjadi
setelah infeksi virus gondongan (mumps) dan ditemukan antibod terhadap sel pulau
langerhans (Elizabeth J. Corwin, 2020).
b. Penyebab Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes Melitus Tipe II tampaknya berkaitan dengankegemukan. sealin itu
pengaruh genetik, yang menentukan seseorang kemungkinan mengidap penyakit ini,
cukup kuat. diperkirakan bahwa terdapat suatu sifat genetik yang belum teridentifikasi
yang menyebabkan pankreas mengeluarkan insulin yang berbeda, atau menyebabkan
reseptor insulin atau perantara kedua tidak dapat merespons secara adekuat terhadap
insulin. juga mungkin terdapat kaitan genetik antara kegemukan dan rangsangan
berkepanjangan reseptor-reseptor insulin. Rangsangan berkepanjangan atas reseptor-
reseptor tersebut dapat menyebabkan penurunan jumlah reseptor insulin yang terdapat di
sel-sel. hal ini disebut down regulation. mungkin pula bahwa individu yang menderita
Diabetes Tipe II menghasilkan otoantibodi insulin yang berkaitan dengan reseptor
insulin, menghambat akses insulin ke reseptor, tetapi tidak merangsang aktivitas
pembawa. Individu tertentu yang menderita Diabetes Tipe II pada usia muda dan
memiliki berat normal atau kurus tampaknya mengidap Diabetes yang lebih erat kaitanya
dengan suatu sifat yang diwariskan.
Topic Pembahasan : Penyebab Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes Melitus Tipe II disebabkan oleh kegemukan, genetik yang belum
teridentifikasi yang menyebabkan pankreas mengeluarkan insulin yang berbeda
(Elizabeth J. Corwin, 2020).
c. Penyebab Diabetes Gestasional
Penyebab Diabetes Gestasional dianggap berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan energi dan kadar estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus-menurus
tinggi selama kehamilan. Hormon pertumbuhan dan estrogen merangsang pengeluaran
insulin dan dapat menyebabkan gambaran sekresi berlebihan insulin seperti Diabetes
Tipe II yang akhirnya menyebabkan penrunan responsivitas sel. Hormon pertumbuhan
memiliki beberapa efek anti-insulin, misalnya perangsang glikogenelis (penguraian
glikogen) dan penguraian jaringan lemak. Semua faktor ini mungkin berperan meni
mbulkan hiperglikemia pada Diabetes Gestasional mungkin sudah memiliki gangguan
subklinis pengontrolan glukosa bahkan sebelum diabetesnya muncul.
Topic Pembahasan : Penyebab Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi dan kadar
estrogen tumbuh terus menerus tinggi kehamilan. Hormon pertumbuhan memiliki efek
anti insulin dan penguraian jaringan lemak (Elizabeth J. Corwin, 2020).
4. Patofisiologi
Pada diabetes tipe I, sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun, sehingga
insulin tidak dapat diproduksi. Hiperglikemia puasa terjadi karena produksi glukosa yang
tidak dapat diukur oleh hati. Meskipun glukosa dalam makanan tetap berada di dalam darah
dan menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah makan), glukosa tidak dapat disimpan
di hati. Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak akan dapat menyerap
kembali semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena itu ginjal tidak dapat menyerap
semua glukosa yang disaring. Akibatnya, muncul dalam urine (kencing manis). Saat glukosa
berlebih diekskresikan dalam urine, limbah ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit
yang berlebihan. Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil (poliuria) dan haus (polidipsia) (Lestari et
al., 2021).
Patofisiologi DM Tipe II berbeda signifikan dari DM Tipe I. Respons terbatas sel beta
terhadap hiperglikemia tampak menjadi faktor mayor dalam perkembangannya. Sel beta
terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi menjadi secara progresif kurang
efisien ketika merespons peningkatan glukosa lebih lanjut. Fenomena ini dinamai desensisasi,
dapat kembali dengan menormalkan kadar glukosa. Rasio proisulin (prekursor insulin)
terhadap insulin tersekresi juga meningkat (Stroke, 2021).
Topic Pembahasan : Patofisiologi Diabetes Melitus
Pada diabetes tipe I dan II sel beta pankreas dihancurkan oleh proses autoimun dan tidak
ada lagi insulin yang diproduksi. Glukosa dalam makanan tetap ada dalam darah,
menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah makan), tetapi tidak bisa disimpan di hati.
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa yang disaring. Oleh karena itu, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa
yang disaring. Akibatnya, muncul di urin (diabetes). Kelebihan glukosa dihilangkan dalam
urin, kelebihan produk limbah dan elektrolit diproduksi bersama dengan produk limbah.
Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Dehidrasi yang berlebihan dapat menyebabkan buang
air kecil berlebihan (poliuria) dan mulut kering (polidipsia) (Lestari et al., 2021) (Stroke,
2021).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik penunjang DM menurut (Manurung, 2018), Sebagai berikut:
a. Gula darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk Diabtes melitus (DM), sekitar 2 kali pemeriksaan, ialah:
1. Glukosa plasma sewaktu >200mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140mg/dl (7,8 mmol/L)
Topic Pembahasan : Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Melitus
Dalam pemeriksaan Diagnostik ini dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar
glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa (MANURUNG, 2018)
6. Penatalaksanaan
Menurut Corwin (2020) tujuan pengobatan Diabetes Melitus adalah secara konsisten
menormalkan kadar glukosa darah dengan variasi minimum. Penelitian-penelitian terakhir
mengisyaratkan bahwa mempertahankan glukosa darah senormal dan sesering mungkin
dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian. Tujuan ini dicapai melalui berbagai cara,
yang masing-masing disesuaikan secara individual.
Topic Pembahasan : Tujuan Pengobatan Diabetes Melitus
Tujuan pengobatan ini untuk kembali normal glukosa darah. Penelitian memberitahu
bahwa glukosa darah normal seiring dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian
(Elizabeth J. Corwin, 2020).
a. Insulin
Pengidap Diabetes Tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia berbagai jenis
insulin dengan asal dan kemurnian yang berbeda-beda. Insulin juga berbeda-beda dalam
aspek saat kerja, waktu puncak kerja. Walaupun penyuntikan insulin biasanya diberikan
secara subkutis 3-4 kali sehari setelah kadar glukosa darah basal diukur, namun
pengobatan untuk pengidap Diabetes Tipe I dimasa depan kemungkinan besar akan
ditujukan ke arah penyuntikan yang lebih sering.
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan insulin
Diabetes Tipe I perlu memakai terapi insulin, penyuntikan insulin diberikan
secara subkutis 3-4 kali seharisetelah glukosa darah bisa diukur, namun Diabetes Tipe I
kemungkinan akan dilakukan penyuntikan yang lebih sering (Elizabeth J. Corwin,
2020).
b. Pendidikan Dan Kepatuhan Terhadap Diet
Pendidikan dan kepatuhan terhadap diet adalah penting lain pada pengobatan
Diabetes Tipe I dan II. Rencana diet Diabetes dihitung secara individual bergantung pada
kebutuhan pertumbuhan, rencana penurunan berat (biasanya untuk pasien Diabtes Tipe
II), dan tingkat aktivitas. Sebagian pasien Diabetes Tipe II mengalami pemulihan kadar
glukosa darah mendekati normal hanya dengan intervensi diet karena adanya peran fakor
kegemukan.
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan Pendidikan dan Kepatuhan Terhadap Diet
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan Pendidikan dan kepatuhan terhadap Diet
Bagi penderita Diabetes Melitus penting untuk melakukan rencana diet karena adanya
peran faktor kegemukan (Elizabeth J. Corwin, 2020)
c. Program Olahraga
Program olahraga terutama untuk pengidap Diabetes Tipe II, adalah intervensi
teraupetik ketiga untuk Diabetes Melitus. Olahraga, digabung dengan pembatasan diet,
akan mendorong penurunan berat dan dapat meningkatkan kepekaan insulin. Untuk
kedua Tipe Dibetes, olah raga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel
sehingga kadar glukosa darah turun. Olah raga juga dapat meningkatkan kepekaan sel
terhadap insulin.
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan Program Olahraga
Bagi pengidap Diabetes Melitus harus melakukan program olahraga. Olahraga
digabung dengan diet akan mengalami penurunan berat badan dan kepekaan insulin
(Elizabeth J. Corwin, 2020).
d. Pencegahan
Pencegahan untuk ketoasidosis Diabetes, aspek perawatan terpenting adalah
pencegahan. hal ini berupa pemantauan kadar glukosa darah yang cermat dan diet,
terutama saat-saat stres atau sakit.
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan Pencegahan
Pencegahan untuk ketoasidosis Diabetes adalah aspek perawatan terpenting yaitu
pencegahan. hal ini merupakan pemantauan kadar glukosa darah terutama saat stress
atau sakit (Elizabeth J. Corwin, 2020).
e. Pemberian Cairan
Pemberian cairan nonketotik hiperglikemik hiperosmolar diterapi dengan
pemberian cairan dalam jumlah besar dan koreksi lambat terhadap defisit kalium.
Kejadian ini dapat dicegah dengan kontrol diet yang baik.
Topic Pembahasan : Penatalaksanaan Pemberian Cairan
Pemberian cairan nonketotik hiperglikemik hiperosmolar dengan memberikan
cairan dengan jumlah besar terhadap defisit kalium, hal ini dapat dicegah dengan kontrol
diet yang baik (Elizabeth J. Corwin, 2020).

KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP

Diabetes Melitus adalah Penyakit karena Pengetahuan adalah hasil tahu yang
adanya gangguan metabolisme dalam tubuh terjadi setelah orang melakukan
dimana organ pankreas tidak mampu pengindraan terhadap objek tertentu
memproduksi hormon insulin dan juga pada hal-hal tertentu. pengindraan
penyakit metabolik yang kebanyakan terjadi melalui panca indra menusia,
herediter, tanda-tanda hiperglikemia dan yaitu penglihatan, pendengaran,
glukosuria, disertai dengan atau tidaknya penciuman dan raba. Pengetahuan juga
gejala klinik ataupun kronik, sebagai akibat merupakan keseluruhan ide, gagasan,
dan kurangnya insulin efektif didalam yang dimiliki manusia termasuk
tubuh, gangguan primer terletak pada manusia dan kehidupannya sebagai
metabolisme karbohidrat yang biasanya dorongan psikis dalam menumbuhkan
disertai juga gangguan metabolisme lemak sikap dan perilaku (Bachtiar et al.,
dan protein (putri, 2020). 2015).

Kurangnya pengetahuan dan dukungan Dukungan Keluarga adalah sikap, tindakan

keluarga terhadap penderita Diabetes dan penerimaan terhadap tiap-tiap anggota

Melitus akan mendatangkan dampak keluarga. Anggota keluarga memandang


bahwa orang yang bersifat mendukung
yang negatif untuk penderitanya.
selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika dibutuhkan. Dalam lingkungan
keluarga setiap individu atau anak
memerlukan dukungan orang tua untuk
mencapai aktivitas belajar (friedman, 2014).
HIPOTESIS

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kurangnya


pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap penderita DM sehingga banyak melakukan pola
hidup tidak sehat yang dapat menyebabkan banyak terjadinya DM di Indonesia ini, yang
membuat penderita stress dan perlunya dukungan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, M. Y., Maliya, A., & Suryandari, D. (2015). Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan
Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media
Video Tentang Bahaya Merokok Di Smk Kasatrian Solo. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Elizabeth J. Corwin. (2020). Buku Saku Patofisiologi.
friedman. (2014). No Title. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, teori dan praktik, 664.
Lestari, Zulkarnain, & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara Pencegahan. UIN
Alauddin Makassar, November, 237–241. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb
MANURUNG, N. (2018). KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH KONSEP MIND MAPPING
DAN NANDA NIC NOC JILID 1. Prentice Hall.
Puspita, F. & R., Tri, S. A. &, Dyonisa, P. N. &, & Strefanus, P. E. &. (2020). Buku Saku
Diabetes Melitus. UNS Press, 70.
putri. (2020). Hubungan Peran Keluarga Dengan Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang.
Sidartawan Soegondo. (2018). No Title (slamet suryono (ed.); Edisi kedu).
Stroke, A. K. D. (2021). CV BUDI UTAMA (Dwi Novandi (ed.)).
Suciana, F. & Arifianto, D. (2019). Penatalaksanaan 5 Pilar Pengendalian DM terhadap Kualitas
Hidup Pasien DM Tipe 2. Penatalaksanaan 5 Pilar Pengendalian DM terhadap Kualitas
Hidup Pasien DM Tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai